Anda di halaman 1dari 7

Tugas Praktik & Seminar Ekonomi Kerakyatan, JJ (Kelompok 1), 2019

Dosen Pembina: Putra Hilmi Prayitno, S.Pd., M.Pd.

ANALISIS WISATA KAMPUNG BIRU AREMA TERHADAP SOSIAL


EKONOMI WARGA KAMPUNG BIRU AREMA
Dwi Putri Amelia Lingga1, Dadang Cahyono2, Rudi Firmansyah3, Tommy Adam Pratama4
Ekonomi Pembangunan, Universitas Negeri Malang, Indonesia
E-mail: amelialingga8@gmail.com

Abstrak

Destinasi pariwisata tematik Kota Malang terus berkembang, salahsatunya terdapat kampung
wisata baru di kelurahan Kiduldalem, Klojen, Kota Malang yaitu Kampung Biru Arema yang
baru diresmikan. Kampung Biru Arema hanya memiliki satu warna yang sesuai dengan
namanya, warna biru dan bersimbol tim sepakbola masyarakat Malang, Arema serta
memberikan pemandangan dengan panorama yang indah dari sudut kota. Juga, kemungkinan
besar memiliki pengaruh terhadap sosial ekonomi dari warga kampung biru arema itu sendiri.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui 1) Pengaruh adanya pariwisata terhadap kondisi sosial
masyarakat warga Kampung Biru Arema, 2) Pengaruh adanya pariwisata terhadap kondisi
ekonomi masyarakat warga Kampung Biru Arema. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kampung yang dulu dikenal kumuh dan kotor, sekarang berubah menjadi kegiatan sosial
ekonomi yang adanya warung makan, pembuatan souvenir gantungan kunci, dan tingkat
pendidikan yang dicapai setidaknya sudah ke tingkat SMP oleh warga yang tinggal disana serta
menambah ragam dari wisata yang telah banyak dikembangkan oleh pemerintah kota Malang
juga sarana pengembangan sosial ekonomi warga Kampung Biru Arema seperti museum yang
isinya kegiatan Arema dan rencananya Rw 5 yang berada di utara Rw 4 itu akan menggunakan
flying fox supaya pengunjung bisa melihat pemandangan dari atas.
Kata kunci: pengaruh pariwisata, sosial ekonomi masyarakat.

PENDAHULUAN
Pengembangan pariwisata yang dilakukan pada suatu destinasi disebut desa wisata.
Desa wisata merupakan kawasan pedesaan yang mempunyai fasilitas wisata. Fasilitas wisata
tersebut disediakan secara baik untuk menarik wisatawan agar berkunjung dan menghabiskan
waktu di tempat tersebut. Pariwisata pedesaan menurut Hardiwijoyo (2012) dapat dilihat
sebagai suatu pemukiman dengan fasilitas lingkungan yang sesuai dengan tuntutan wisatawan
dalam menikmati, mengenal, dan menghayati kekhasan desa dengan segala daya tariknya dan
tuntutan kegiatan hidup bermasyarakat. Pengembangan desa wisata saat ini sudah mulai
diterapkan di Jawa Timur khususnya di Kota Malang. Dalam pengembangan desa pariwisata
harus ada dukungan dari masyarakat lokal itu sendiri, bahkan dalam pengelolaannya. Muljadi
(2014) menjelaskan bahwa masyarakat adalah pelaku aktif dalam kegiatan kepariwisataan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat itu sendiri dan kepariwisataan
yang merupakan aktualisasi dari sistem ekonomi kerakyatan yang merupakan kegiatan seluruh
lapisan masyarakat indonesia sebagai sumber ekonomi kreatif masyrakat.
Hadiwijoyo (2012) menjelaskan bahwa syarat sebuah desa wisata yaitu aksesibilitas
baik; terdapat objek-objek menarik; masyarakat dan aparat menerima atau mendukung;
keamanan; tersedia fasilitas desa wisata (akomodasi, telekomunikasi, tenaga kerja); beriklim
sejuk; berhubungan dengan objek lain yang sudah dikenal masyarakat sesuai dengan
Pemerintah Kota Malang telah mengusung kampung wisata tematik baru yang bernuansa biru
sebagai lambang klub sepakbola Arema. Kampung wisata ini telah diresmikan pada tahun 2018
sekitar 500 bangunan yang berada di lingkungan RW 04 dan RW 05 Kelurahan Kidul Dalem,
Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Kampung ini berbatasan dengan objek wisata kampung
yang telah dikenal yaitu Kampung Warna-Warni, dan Kampung Tridi. Kampung Biru Arema
tersebut merupakan kelanjutan program penataan kawasan dari pemerintah kota malang.
Keberadaan kampung ini semakin melengkapi wisata kampung tematik di kota malang.
Kampung Biru Arema Malang adalah salah satu dari destinasi wisata baru yang ada di
Kota Malang. Destinasi wisata ini memberikan pemandangan dan panorama yang indah dari
sudut kota. Kemungkinan besar memiliki pengaruh terhadap sosial ekonomi dari warga
kampung biru arema itu sendiri. Hal tersebut, dapat dilihat dari kampung yang dulu dikenal
kumuh dan kotor, sekarang berubah menjadi indah dan bersih dengan corak warna-warni
rumah. Keberadaan kampung ini, menambah ragam dari wisata yang telah banyak
dikembangkan oleh pemerintah kota Malang sebagai ikon wisata. Juga sarana pengembangan
sosial ekonomi warga kota Malang, khususnya warga Kampung Biru Arema seperti museum
yang isinya kegiatan Arema dan rencananya Rw 5 yang berada di utara Rw 4 itu akan
menggunakan flying fox supaya pengunjung bisa melihat pemandangan dari atas.

Namun, dalam kenyataannya pengembangan kampung biru arema juga menimbulkan


dampak negatif. Seperti menurut Denis, L. F. (2000) menjelaskan bahwa perkembangan
pariwisata yang terlalu cepat dapat meningkatkan angka kejahatan dan sekaligus
memperkenalkan perjudian, materialisme, serta keserakahan. Juga dikatakan lebih tegas oleh
Spiliane, J. J. (1995) bahwa dampak sosiologi pariwisata bagi penerima wisatawan
(masyarakat) adalah timbulnya hasrat untuk meniru, komersialisasi adat atau budaya,
perubahan terhadap keramahtamahan serta pengasingan dan pembauran.

Dari beberapa fenomena diatas penelitian ini mengambil judul “Analisis Wisata
Kampung Biru Arema Terhadap Sosial Ekonomi Warga Kampung Biru Arema” untuk dapat
diteliti lebih jauh lagi dengan tujuan 1) Mengetahui pengaruh adanya pariwisata terhadap
kondisi sosial masyarakat warga Kampung Biru Arema, 2) Mengetahui pengaruh adanya
pariwisata terhadap kondisi ekonomi masyarakat warga Kampung Biru Arema.

Beberapa penelitian sejenis merujuk pada penelitian Akhmad, B. Y. A., Djamhur H.,
dan Topowijiyo (2016) berjudul Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan
Masyarakat Lokal di Kawasan Wisata. Sedangkan penelitian dari Ardi S. (2003) berjudul
Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial Budaya dan Ekonomi.
Akhmad B. Y. A., Djamhur H., dan Topowijiyo (2016) menyimpulkan bahwa pengembangan
pariwisata taman wisata air wendit memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
kehidupan masyarakat sekitar khususnya masyarakat taman wisata air wendit. Pemerintah
kabupaten malang telah melakukan banyak perubahan mulai dari penambahan fasilitas wisata
serta wahana-wahana permainan yang menjadi daya tarik wisata, dan Ardi S. (2003)
menyimpulkan bahwa pariwisata merupakan industri yang mampu memberikan manfaat
langsung maupun tidak langsung kepada pemerintah dan masyarakat. Namun apabila tidak
dicermati atau diwaspadai secara baik akan merusak tatanan atau nilai-nilai kehidupan
masyarakat.
Kajian Teori
Pariwisata Dan Masyarakat.
Pariwisata adalah keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada untuk
sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan dengan manusia-manusia
yang tinggal di tempat itu, sedangkan masyarakat adalah sekumpulan manusia yang
berinteraksi dalam suatu hubungan sosial juga mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan
identitas.
Sosial Ekonomi Masyarakat.
Menurut Rudi, B., dan Samsul, M. (2014). menjelaskan bahwa pengertian sosial
ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering
dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu
masyarakat, sedangkan ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen
rumah tangga. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosial
ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat,
antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan
kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan.
Pengaruh Pariwisata Terhadap Karakteristik Sosial Masyarakat.
Pengaruh sosial yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan pariwisata menyangkut
berbagai aspek perubahan sosial, moral atau perilaku, agama, bahasa, dan kesehatan.
Pengaruh sosial pariwisata dapat di gambarkan sebagai berikut :
Perubahan Sosial

Pengaruh Pariwisata Tingkah Laku Atau Moral

Bahasa

Kesehatan

Keagamaan
Pengaruh Pariwisata Terhadap Karakteristik Ekonomi Masyarakat.
Pengaruh ekonomi ada dua yaitu negatif atau positif yang timbul terhadap lingkungan ekonomi
dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat perkembangan pariwisata terhadap perubahan
pekerjaan dan pendapatan masyarakat, pola pembagian kerja, kesempatan kerja dan berusaha.
Menurut pengaruh tersebut dibagi menjadi dua yaitu Pengaruh yang ditimbulkan secara
langsung, meliputi (kegiatan industri pariwisata mampu menyerap tenaga kerja dan mendorong
munculnya berbagai lapangan kerja dan usaha yang menunjang kegiatan pariwisata. Serta
meningkatkan perkembangan suatu daerah, karena pada umumnya daerah wisata terletak di
pantai, gunung gunung dan daerah daerah terpencil yang mempunyai keindahan alam yang
dapat dijadikan sebagai obyek wisata. Sehingga kegiatan ekonomi dapat berkembang dan
meluas ke daerah-daerah tersebut); Pengaruh tak langsung yang ditimbulkan oleh
pengembangan pariwisata, meliputi (pengaruh Penggandaan atau Multiplier Effect sejumlah
uang yang diterima dalam masyarakat akan menimbulkan beberapa transaksi yang jumlahnya
tergantung pada kondisi ekonomi, memajukan pasaran produk produk tertentu karena
pariwisata merupakan daya konsumtif yang dinamis yang dapat mendorong konsumsi produk
produk tersebut, penerimaan pemerintah dalam bentuk pajak langsung maupun retrubusi dari
karcis tanda masuk dan parkir kendaraan).
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
studi kasus. Penelitian kualitatif merupakan penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis bogdan, analisis bogdan yaitu mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat dipahami dengan mudah dan temuan dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sistesi, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting untuk dipelajari, dan
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Sumber data yang diperoleh
melalui data primer dan sekunder. Data primer di peroleh dari hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi. Sedangkan data sekunder yaitu melalui literatur, artikel, jurnal, internet, dan
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan kajian dan konsep pengembangan kampung
wisata.
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan melalui wawancara, observasi,
sekaligus studi dokumentasi untuk memperoleh data informasi. Penelitian ini menggunakan
teknik dokumentasi dan wawancara semiterstruktur, yaitu dalam melaksanakan wawancara
kepada responden peneliti secara bebas untuk menggali informasi tetapi peneliti sudah
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan dinyatakan sebagai pedoman wawancara yang
selanjutnya dilakukan wawancara lebih dalam kepada responden dalam penelitian ini.
Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil gambar dan merekam dalam bentuk vidio
selama proses wawancara.
Teknik untuk memilih renponden atau informan dengan menggunakan teknik
purposive sampling yaitu memilih sempel yang mempunyai kriteria pemahanman dengan
objek penelitian sehingga mampu memberikan data yang valid. Informan yang dipilih oleh
peneliti adalah penjaga pos karcis yang berada setelah pintu masuk Kampung Biru Arema.
Sesudah hasil yang diperoleh cukup akan dikumpulkan untuk dilakukannya analisi data.
Apabila data yang diperoleh masih belum lengkap, peneliti akan kembali ke lapangan untuk
melengkapi data.

HASIL DAN DISKUSI


Pengembangan pariwisata harus diawali dengan pengembangan atraksi wisata terlebih
dahulu, karena atraksi atau daya tarik wisata merupakan komponen yang signifikan dalam
menarik wisatawan Yoeti (1996). Kampung tematik yang berada di Kota Malang pada awalnya
adalah kawasan padat penduduk dan kumuh yang berada di bantaran sungai Kota Malang.
Setelah di buatnya perencanaan pembangunan wisata di wilayah padat penduduk yang berada
di bantaran sungai maka terbentuklah Wisata Kampung Biru Arema yang diresmikan oleh
Walikota Malang Mochammad Anton pada tahun 2018 dan perencanaan pengecatan dilakukan
sejak tahun 2017. Dengan diresmikannya Wisata Kampung Biru Arema membuka peluang
bagi warga kampung untuk mencari rezeki dari pengunjung yang datang. Yang menggagasi di
buatnya Kampung Biru Arema yaitu dari pemerintah kota malang yang bertujuan sebagai
penyeimbang dari adanya Kampung Warna-Warni dan Kampung Tridi selain itu juga agar
kampung yang padat penduduk terhindar dari kekumuhan karena tempat kampung yang berada
di bantaran aliran sungai. Sebelum terkenalnya oleh wisatawan, kampung tersebut juga pernah
menjadi juara 2 kebersihan kampung se-kota malang.
Barulah pada bulan agustus 2017 dimulainya pengecatan kampung, sebelum
dilaksanakannya pengecatan waraga kampung gotong royong memperbaiki lingkungannya
seperti pembongkaran MCK liar dan mengubahnya menjadi taman. seluruh dana yang
dikeluarkan untuk pengecatan dan tenaga kerjanya didanai dari Corporate Social
Responsibility (CSR) PT. INDANA dengan dana sekitar 1,5 miliar setiap hari sekitar 10 tukang
cat dari mengecat dinding hingga atap rumah-rumah dan bangunan. Sebelum Kampung Biru
Arema di cat secara keseluruhan dari mulai atap sampai bagian dinding, awal konsep
pengecatan hanya dari atap rumah dan resplang saja, tetapi pengecatan menjadi keseluruh
bagian rumah mulai atap sampai dinding yang di cat karena atas kesepakatan warga yang tidak
keberatan jika dindingnya juga ikut di cat warna biru, warga juga di persilahkan jika ingin
membantu melakukan pengecatan. Selain itu kampus-kampus yang berada di malang juga ikut
serta berkontribusi menghias dinding dengan melukisnya agar terdapat corak gambar yang
berbeda, juga bantuan berupa tanaman hidropinik, tempat sampah dan pengolahan sampah
kompos.
Menurut Sammeng (2001) bahwa atraksi wisata atau daya tarik dapat dikelompokan ke
dalam 3 jenis, yaitu daya tarik wisata buatan, pada dasarnya hasil rekayasa atau merupakan
hasil ciptaan manusia yang baru. Kemudian atraksi wisata budaya, yakni berupa karya ciptaan
manusia pada masa dahulu. Terakhir atraksi wisata alam, yang semuanya hampir dapat
dikunjungi/dinikmatisetiap harinya. Hal ini sesuai dengan Wisata Kampung Biru Arema
dimana kampung tematik tersebut melakukan pemanfaatan terhadap kampung yang padat
penduduk dan kumuh sebagai atraksi atau daya tarik kampung wisaata yang indah serta enak
di pandang.Kini kampung yang pedat penduduk dan kumuh tersebut tampak lebih bagus dan
indah, karena lokasi kampung yang dekat dengan stasiun kota malang penumpang kereta api
pun juga ikut menikmati pemandangan keindahan ketiga kampung karena jalur kereta api yang
melewati di antara Kampung Biru Arema, Kampung Tridi, dan Kampung Warna-Warni. Dari
keindahan dan keunikan kampung ini menarik rasa penasaran wisatawan untuk datang ke
kampung tematik, bahkan bukan hanya wisatawan lokal yang datang ke Kampung Biru Arema
tetapi mampu menarik penasaran wisatawan asing untuk datang berkunjung melihat keunikan
dan keindahan wisata kampung tematik.
Dengan menjadikan wisata bagi Kampung Biru Arema warga kampung menjadi lebih
meningkat kesejahteraannya dari segi ekonomi dan sosial. Jika dilihat dari Segi Ekonomi,
menjadikannya Wisata Kampung Biru Arema membuat peluang usaha terbuka lebar,
bergeraknya sektor-sektor perekonomian kecil yang berada di Kampung Biru Arema yang
sebelumnya masyarakatnya banyak yang menganggur akhirnya mempunyai kegiatan yang
bermanfaat. sebagian warga ada yang membuka warung makan maupun toko kebutuhan pokok
di rumahnya. Wisatawan yang datang tentu membutuhkan makanan ataupun cemilan dengan
dibukanya warung makan dan toko kebutuhan pokok para wisatawan yang datang akan tidak
kesulitan untuk mencari makan tanpa harus mencari jauh-jauh. selain itu warga kampung juga
membuat souvenir gantungan kunci yang di berikan kepada pengunjung Kampung Biru Arema
sesudah membeli tiket masuk seharga Rp.3000 hasil dari penjualan tiket masuk kampung akan
di bagi Rp.1.500 untuk pembuat souvenir dan RP.1.500 untuk biaya untuk penjaga pos dan
kebersihan. hal ini memberikan gambaran bahwa perekonomian masyarakat sejak berubahnya
menjadi kampung wisata memberikan dampak yang cukup signifikan pada perekonomian
masyarakat yang tinggal di Kampung Biru Arema.
Dari Segi Sosial, Kondisi kampung kumuh yang kini telah berubah menjadi kampung
tematik yang berada di Kota Malang telah banyak perubahannya, hal ini tentu merupakan
dampak dari berubahnya area kampung menjadi area wisata. Sekarang dapat dilihat dari tingkat
pendidikan yang di capai oleh warga yang tinggal di sana, mengenai tingkat pendidikan
setidaknya telah mengenyam pendidkan hingga tingkat SMP. Tidak dapat dipungkiri bahwa
tingkat pendidikan juga berpengaruh pada inisiatif serta partisipasi masyarakat itu sendiri. serta
telah tebentuknya kelompok ibu-ibu pkk, karang taruna, warga kampung juga lebih akrab
dengan tetangga dan warga kampung wisata sebelah selain itu bila ada pengunjung yang lewat
depan rumah, warga akan menawarkan untuk berkunjung ke rumahnya.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian di Kampung Wisata Biru Arema bahwa
pengembangan wisata sebagai penyeimbang dari kampung wisata disekitarnya mampu
memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan masyarakat Kampung Wisata Biru
Arema baik dari segi ekonomi dan segi sosialnya. Pengembangan wisata kapung juga mampu
mendorong sektor salain pariwisata untuk tumbuh berkembang yaitu sektor usaha kecil
masyarakat kampung wisata tersebut. Perkembangan kampung yang sebelumnya mempunyai
lingkungan yang kumuh menjadi kampung wisata dapat membangun inisiatif dan partisipasi
masyarakat ke hal yang positif dalam kaitannya dengan pengembangan lingkungan Wisata
Kampung Biru Arema.

REFERENSI
Hadiwijoyo, S. S. (2012). Perencaanaan Pariwisata Pedesaan Berbasis Masyarakat. .
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Muljadi, A. J., dan Andri, W. (2014). Keperiwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Rajawali Pers.
Foster, D. L. (2000). An Introduction Travel & Tourism, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Spillane, J. J. (1995). Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta: Kanisius.
Akhmad, B. Y. A., Djamhur, H., dan Topowijiyo. (2016). Dampak Pengembangan Pariwisata
Terhadap Kehidupan Masyarakat Lokal Di Kawasan Wisata. Jurnal Administrasi
Bisnis (Vol.30 Nol.1)
Suwiryanta, A. (2003). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial
Budaya dan Ekonomi. Jurnal Media Wisata (Vol.2 No.1)
Yoeti, O. A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
Sammeng, A. M. (2001). Cakrawala Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka.
Rudi, B., dan Samsul, M. (2014). Pengaruh Pariwisata Terhadap Karakteristik Sosial
Ekonomi Masyarakat. Jurnal Teknik PWK (Vol.3 No.4)
Najmah, Z., Nuraini, L. H., Okta, P., Sakshita, J., dan Saiful, R. R. (2018). Pengaruh
Pengembangan Kegiatan Kemasyarakatan Kampung Biru Arema. Jurnal Ilmiah Ilmu
Sosial (Vol.4 No.1)

Anda mungkin juga menyukai