PENDAHULUAN
Secara astronomis Indonesia berada pada 6LS -11LU dan antara 95BT -141BT.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan sumber daya alam, flora dan
fauna, beraneka ragam budaya yang dapat memberikan pendapatan bagi negara dalam dunia
pariwisata dipandang sebagai sektor yang mendorong dan meningkatkan pembangunan,
membuka lapangan usaha baru, membuka lapangan kerja dan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat serta pendapatan daerah. Wilayah Indonesia dilalui garis khatulistiwa menjadikan
Indonesia memiliki iklim yang menampilkan keanekaragaman budaya, flora dan fauna yang
mempesona para wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Keadaan geografis yang berupa
gunung, pantai, dan juga lautan yang merupakan modal dasar yang sangat potensial untuk
dijadikan daerah tujuan wisata. Dilatarbelakangi oleh keindahan alam dan keanekaragaman
budaya menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang terkenal akan objek wisata baik itu
objek wisata alam maupun objek wisata budaya.
Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi yang berada di Indonesia
bagian tengah. Nusa Tenggara Timur memilki budaya, suku, dan keindahan alam serta
keragaman budaya beraneka ragam yang mempesona yang dapat menarik para wisatawan untuk
berkunjung di Nusa Tengara Timur untuk melakukan wisata. Wilayah Nusa Tenggara Timur
dilihat dari keadaan geografis terdapat pantai, gunung, dan lautan yang mempesona yang dapat
menjadi daerah tujuan wisata. Terdapat keindahan alam dan masih banyak lagi potensi
pariwisata di Nusa Tenggara Tmur salah satunya terdapat potensi pariwisa yang menjadi objek
wisata yaitu pariwisata Air panas yang terdapat di kabupaten Ngada pulau Flores.
Kabupaten Ngada adalah sebuah kabupaten yang berada di bagian tengah pulau Flores,
yang mempunyai luas wilayah 1.621 kilometer persegi. Kabupaten Ngada mempunyai
potensi kekayaan alam yang menjadi objek pariwisata seperti tempat pemandian (batu dan sebag
ainya) maupun benda-benda kepurbakalaan. Keunikan air panas Malanage terletak pada dua
sumber yang mengalir, yang satu merupakan aliran air panas dan yang berbau belerang dan
aliran yang satu lagi merupakan air dingin. Kedua aliran air ini berkumpul menjadi satu dan
tertampung pada sebuah kolam kecil sehingga menghasilkan air yang hangat. Air panas
Malanage yang terletak di desa Dariwali, kecamatan Jerebu’u, kabupaten Ngada, belum di kelola
secara baik oleh masyarakat tetapi sudah ada wisatawan yang datang berkunjung ke tempat ini.
Namun fasilitas yang diperlukan belum terssedia secara maksimal, baik dari rumah penginapan,
rumah makan, kendaraan umum yang mengantar wisatawan untuk menuju air panas Malanage,
sarana dan prasarana untuk pariwisata yang dibutuhkan belum tersedia.
Objek wisata air panas Malanaage ini dikelola oleh masyarakat setempat. Objek ini
belum dikelola secara baik sehingga popularitasnya masih jauh berbeda dari air panas
Mengeruda. Tidak tersedia penginapan di sekitar objek wisata ini. Jika ingin lebih lama
menikmati suasana objek wisata ini dapat menginap di rumah tradisional penduduk. Tidak ada
rumah makan atau restoran di sekitar objek wisata ini, tetapi tersedia makanan ringan dan
makanan lokal yang dijual oleh penduduk setempat. Untuk menjangkau objek wisata ini dapat
menggunakan angkutan umum dengan rute Bajawa – Jerebuu, namun jadwalnya tidak tetap
sehingga harus mempunyai pilihan lain seperti menggunakan jasa travel atau ojek maupun
kendaraan pribadi.
Dalam penelitian ini dapat dikaitkan dengan pendekatan ekologi dimana terjadi interaksi
yang menonjol antara makhluk hidup dan lingkungan, dengan tujuan untuk mengkaji fenomena
geosfer dengan memperhatikan interaksi antara organisme dengan lingkungan, serta dilakukan
identifikasi sikap dan perilaku masyarakat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Potensi Pariwisata Air Panas MalanageDi Desa
Daiwali Kecamatan Jerebuu Kabupaten Ngada“.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui cara masayarkat dalam mengelola potensi pariwisata air panas
Malanage di desa Dariwali, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada.
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
1. Manfaat yang dapat diperoleh secara teoritis dari penulisan laporan ini adalah
memberikan tambahan wawasan terhadap ilmu kepariwisataan, khususnya
perencanaan dan pengembangan destinasi wisata.
2. Manfaat praktis
1. Manfaat praktis yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan pihak pengelola untuk menggali potensi yang dimiliki Air panas
Malanage sebagai salah satu destinasi wisata di kabupaten Ngada.
2. Penelitian ini diharapakan menjadi bahan pertimbangan pihak pengelola dalam
menciptakan strategi untuk mengembangkan potensi wisata air panas Malanage di
kabupaten Ngada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Partisipasi
Partisipasi merupakan kata terapan yang berasal dari bahasa inggris participaction
kata partisipasi berarti pengambilan bagian, pengikutsertaan (Echols, 1992).
Kamus besar bahasa Indonesia (1998), partisipasi berarti hal turut berperan serta
dalam suatu kegiatan.
2.Masyarakat
Ditinjau dari segi etimologisnya kata pariwisata berasal dari dua suku kata pari
dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar sedangkan Wisata berarti
perjalanan atau berpergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara
berkali-kali dan berkeliling.
Beberapa ahli juga mengemukakan pengertian Pariwisata menurut para ahli dari
luar dan dalam negeri;
Burkart dan Medlik (1987) ,Pariwisata sebagai suatu tranformasi orang untuk
sementara san dalam jangka waktu jangka pendek ketujuan-tujuan di luar tempat dimana
mereka hidupdan bekerja, dan kegiatan – kegiatan mereka selama tinggal di tempat-
tempat tujuan itu.
Prof. Salah Wahab (1975),Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang
mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan
penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya.
Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri
klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.
Prof. Salah Wahab dalam Oka A.Yoeti (1996:116),Pariwisata dalah suatu
aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara
bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi
pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang
beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh
pekerjaan tetap.
d. Orang yang melakukan perjalanan tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya
dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut
Dalam bahasa Inggris istilah obyek dan daya tarik wisata ini digunakan atau disebut
denganattraction yang berarti segala sesuatu yang memiliki daya tarik, baik benda yang
berbentuk fisik maupun non fisik. Sehingga daya tarik adalah segalah sesuatu yang menarik
untuk dikunjungi wisatawan. Dengan demikian untuk suatu obyek wisata agar dapat dikunjungi
harus memiliki daya tarik dimana daya tarik tersebut harus memerlukan pengelolaan dan
pengembangan sehingga menjadi obyek wisata yang mampu menarik kunjungan.
Selain itu pengertian tentang wisatawan menurut INPRES No. 9 Tahun 1969 (dalam
Pendit, 1996) menyatakan wisatawan adalah orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk
berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan kunjungan.
1) Jenis-jenis wisatawan
Menurut asalnya dapat dibedakan atas:
1. Foreign Tourist (wisatawan asing) adalah seluruh wisatawan dari suatu negara yang
masuk ke negara lain.
2. Domestic Tourist (wisatawan domestik) ialah seluruh wisatawan dari setiap daerah
pariwisata yang masuk ke provinsi yang lain dalam satu negara.
3. Local Tourist (wisatawan lokal) adalah seluruh wisatawan yang beradadalam daerah
pariwisata yang mengadakan kunjungan pada obyek wisata di daerah itu sendiri.
2) Jenis-jenis pariwisata dapat digolongkan menjadi
1. Wisata budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau
peninjauan ke tempat lain atau ke negeri untuk mempelajari keadaan rakyat dan seni.
2. Wisata kesehatan yaitu: perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar
keadaan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal.
3. Wisata olahraga yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan olahraga.
4. Wisata pertanian, yaitu perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian atau
perkebunan.
5. Wisata maritime, yaitu perjalanan pariwisata yang dikaitkan dengan olahraga, seni, air,
teluk, dan laut.
C. Potensi Obyek Wisata
Potensi obyek wisata merupakan suatu kemampuan dan daya tarik yang dimiliki oleh
obyek wisata yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan.
a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, bersih
b. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat dikunjungi
c. Adanya ciri khusus/spesifik yang bersifat langka
d. Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir
(Rumaini, 1992).
Potensi adalah semua sumber budaya yang terdapat disuatu daerah yang bersangkutan baik
dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk sosial yang perlu dikembangkan (Marioti dalam Yoeti,
1990). Potensi wisata terdiri dari:Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta yang
dalam istilah pariwisata disebut dengan natural animitites dan yang termasuk dalam kelompok
ini antara lain :
1. Iklim, misalnya cuaca cerah, sejuk, banyak sinar matahari dan sebagainya
2. Bentuk tanah dan pemandangan (land configuration and land space) misalnya
lahan yang datar, lembah, pegunungan, danau, pantai dan air terjun.
3. Hutan belukar (the sylvan element) misalnya hutan yang luas banyak pohon-
pohon.
4. Flora dan fauna dan tanaman aneh, burung-burung, daerah perburuan, cagar alam
dan sebagainya.
5. Pusat-pusat kesehatan (healt center) misalnya sumber air panas, air mineral,
dimana semuanya itu diharapkan dapat menyembukan macam-macam penyakit.
Potensi fisik yang dimiliki obyek wisata adalah segala sesuatu yang memiliki daya tarik
yang kuat agar dapat memikat perhatian wisatawan untuk berkunjung ke suatu obyek wisata
tertentu. Tentunya daya tarik wisata disini adalah daya tarik yang sifat berwujud dan dapat
disaksikan secara langsung. Guna meningkatkan mutu obyek wisata ini diadakan berbagai upaya
pelestarian yang mengarah kepada penampilan yang lebih maksimal. Berkaitan dengan itu Sahat
(1990) menjelaskan adanya beberapa sumber atau jenis yang dapat dijadikan sebagai potensi
daya tarik wisatawan untuk datang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata antara lain:
1. Sumber yang bersifat alamiah (natural resources) misalnya pemandangan alam, iklim
lingkungan hidup, flora dan fauna, danau dan produk-produk yang terdapat didasar
laut, gua-gua, tebing, lembah, gunung, dan sebagainya.
2. Sumber buatan manusia (man made resources) misalnya sisa-sisa peradaban masa
lampau, peninggalan budaya, museum, purbakala, peralatan musik tradisional dan
sebagainya.
3. Sumber yang sifatnya manusiawi (human resources) yaitu sumber daya manusia yang
melekat dalam masyarakat dalam bentuk way of life, warisan budaya seperti tari-
tarian, upacara dab sebagainya.
Menurut Soekadijo (1997) potensi wisata yang ada dan sering dikunjungi wisatawan
dapat digolongkan sebagai berikut:
Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa semua potensi yang disebut
diatas merupakan sumber daya yang perlu dikembangkan sebagai daya tarik dari obyek wisata
yang bersangkutan membutuhkan perhatian khusus, jika potensi itu tidak dilestarikan atau
dikembangkan maka daerah tersebut tidak akan berkembang karena daya tarik atau potensi yang
dimiliki oleh daerah obyek wisata tidak terlihat atau tidak diketahui apa kelebihannya.Langkah
awal dalam memilih dan menentukan suatu obyek wisata pantas untuk dikembangkan atau
mendapat prioritas untuk dikembangkan, sebelumnya perlu diperhatikan beberapa hal sebagai
bahan acuan dan pertimbangan. Langkah ini dilaksanakan dengan harapan nantinya akan
menghasilkan pembangunan obyek wisata yang optimal. Oleh karena itu evaluasi potensi yang
perlu dilaksanakan adalah dengan mengadakan langka-langkah sebagai berikut:
1. Seleksi terhadap potensiHal ini dilakukan untuk memilih dan menentukan potensi dan
kawasan wisata yang memungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan ketersediaan
dana.
2. Evaluasi letak potensi tehadap wilayahPekerjaan ini mempunyai latar belakang pemikiran
tentang ada atau tidaknya pertantangan atau kesalahpahaman antar administrasi yang
terkait.
3. Pengukuran jarak antar potensiPekerjaan ini untuk me
4. ndapatkan informasi tentang jarak antar potensi, sehingga perlu adanya peta agihan obyek
wisata. Dari peta ini dapat diperoleh informasi yang dapat digunakan untuk menentukan
potensi mana yang cukup sesuai untuk dikembangkan(Sujali,1989)
Menurut Yoeti (1996) yang dimaksud dengan prasarana pariwisata adalah semua fasilitas
yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat
memberikan pelayanan kepada wisatawan yang beraneka ragam.Yoeti (1983) menyatakan
bahwa prasarana kepariwisataan terdiri dari:
Menurut Chalik (1992) Sarana wisata adalah sarana sosial dan sosial budaya yang
diperlukan secara langsung oleh wisatawan dalam melakukan perjalanan seperti, transportasi,
akomodasi, restoran, catering, toko-toko cindera mata, tempat-tempat hiburan umum, kantor pos,
kantor telepon, rumah sakit, tempat penukaran uang, bank, kantor penerangan pariwisata, kantor
keamanan dan lainnya.
1. Sarana utama. Yang dikelompokan dalam sarana utama meliputi: akomodasi, angkutan
wisata, makan dan minum, jasa biro perjalanan, rekreasi dan hiburan, sarana informasi
dan konveksi.
2. Sarana penunjang. Yang termasuk sarana atau fasilitas penunjang adalah komponen yang
dapat menunjang kehidupan wisatawan sewaktu-waktu dapat diperlukan, sehingga
dengan tersedianya sarana penunjang akan lebih membantu dalam memperlancar
perjalanan. Yang termasuk dalam kelompok penunjang antara lain kantor telepon, kantor
pos, bank, tempat penukaran uang, tempat pelayanan kesehatan, dan tempat keamanan
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian yaitu air panas Malanagedi Desa Dariwali Kecamatan Jerebuu
Kabupaten Ngada.Pemilihan daerah penelitian disesuaikan dengan maksud yang ingin dicapai
dari penelitian yang akan dilakukan. Waktu penelitian dilaksanakan dari proposal ini
diseminarkan.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di sekitar objek wisata
45 kepala keluarga .
2. Sampel
Sampel yang diambil adalah masyarakat yang dapat mewakili populasi dalam penelitian
dengan 25 kepala keluarga .
1. Instrumen penelitian
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini sebagai berikut ;
a. Obsevasi yang bertujuan untuk mengamati objek penelitian ,sehingga memahami
kondisi yang sebenarnya.
b. Wawancara yang dilakukan kepada pengunjung dan pengelola wisata setempat dengan
cara melakukan tanya jawab atau percakapan langsung dengan seluruh sumber data
yang ada berdasarkan daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sebagai panduan
sumber data .
c. Dokumentasi yang merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dan berbentuk
tulisan ,gambar ,dan karya-karya monumental ( sugiyono,2005).
a. Pengumpulan data, yaitu data yang didapatkan dari sumber peneliti yang masih bersifat
mentah serta belum diolah oleh peneliti.
b. Reduksi data dengan cara membuat abstraksi dengan maksud untuk membuat rangkuman
dengan maksud menyeleksi data sehingga data dapat disesuaikan dengan teliti.
c. Identifikasi dan kategori ,peneliti melakukan identifikasi dan kategori sesuai dengan
rumusan masalah penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Nurchamsiah. 2011. Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Mangaya Kecamatan Bintan
Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan: FIS UNIMED
Pardede, Tri Ekawati. 2011. Potensi dan Peluang Pengembangan Sektor Pariwisata di Kota
Tebing Tinggi. Skripsi. Medan: FIS UNIMED
Pendit, Nyoman S. 1996. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar. Jakarta: Pradnya Paramitha
Sanapiah .1999
Sugiyono .2005
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN