Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara astronomis Indonesia berada pada 6LS -11LU dan antara 95BT -141BT.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan sumber daya alam, flora dan
fauna, beraneka ragam budaya yang dapat memberikan pendapatan bagi negara dalam dunia
pariwisata dipandang sebagai sektor yang mendorong dan meningkatkan pembangunan,
membuka lapangan usaha baru, membuka lapangan kerja dan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat serta pendapatan daerah. Wilayah Indonesia dilalui garis khatulistiwa menjadikan
Indonesia memiliki iklim yang menampilkan keanekaragaman budaya, flora dan fauna yang
mempesona para wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Keadaan geografis yang berupa
gunung, pantai, dan juga lautan yang merupakan modal dasar yang sangat potensial untuk
dijadikan daerah tujuan wisata. Dilatarbelakangi oleh keindahan alam dan keanekaragaman
budaya menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang terkenal akan objek wisata baik itu
objek wisata alam maupun objek wisata budaya.

Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi yang berada di Indonesia
bagian tengah. Nusa Tenggara Timur memilki budaya, suku, dan keindahan alam serta
keragaman budaya beraneka ragam yang mempesona yang dapat menarik para wisatawan untuk
berkunjung di Nusa Tengara Timur untuk melakukan wisata. Wilayah Nusa Tenggara Timur
dilihat dari keadaan geografis terdapat pantai, gunung, dan lautan yang mempesona yang dapat
menjadi daerah tujuan wisata. Terdapat keindahan alam dan masih banyak lagi potensi
pariwisata di Nusa Tenggara Tmur salah satunya terdapat potensi pariwisa yang menjadi objek
wisata yaitu pariwisata Air panas yang terdapat di kabupaten Ngada pulau Flores.

Kabupaten Ngada adalah sebuah kabupaten yang berada di bagian tengah pulau Flores,
yang mempunyai luas wilayah 1.621 kilometer persegi. Kabupaten Ngada mempunyai
potensi kekayaan alam yang menjadi objek pariwisata seperti tempat pemandian (batu dan sebag
ainya) maupun benda-benda kepurbakalaan. Keunikan air panas Malanage terletak pada dua
sumber yang mengalir, yang satu merupakan aliran air panas dan yang berbau belerang dan
aliran yang satu lagi merupakan air dingin. Kedua aliran air ini berkumpul menjadi satu dan
tertampung pada sebuah kolam kecil sehingga menghasilkan air yang hangat. Air panas
Malanage yang terletak di desa Dariwali, kecamatan Jerebu’u, kabupaten Ngada, belum di kelola
secara baik oleh masyarakat tetapi sudah ada wisatawan yang datang berkunjung ke tempat ini.
Namun fasilitas yang diperlukan belum terssedia secara maksimal, baik dari rumah penginapan,
rumah makan, kendaraan umum yang mengantar wisatawan untuk menuju air panas Malanage,
sarana dan prasarana untuk pariwisata yang dibutuhkan belum tersedia.

Objek wisata air panas Malanaage ini dikelola oleh masyarakat setempat. Objek ini
belum dikelola secara baik sehingga popularitasnya masih jauh berbeda dari air panas
Mengeruda. Tidak tersedia penginapan di sekitar objek wisata ini. Jika ingin lebih lama
menikmati suasana objek wisata ini dapat menginap di rumah tradisional penduduk. Tidak ada
rumah makan atau restoran di sekitar objek wisata ini, tetapi tersedia makanan ringan dan
makanan lokal yang dijual oleh penduduk setempat. Untuk menjangkau objek wisata ini dapat
menggunakan angkutan umum dengan rute Bajawa – Jerebuu, namun jadwalnya tidak tetap
sehingga harus mempunyai pilihan lain seperti menggunakan jasa travel atau ojek maupun
kendaraan pribadi.

Dalam penelitian ini dapat dikaitkan dengan pendekatan ekologi dimana terjadi interaksi
yang menonjol antara makhluk hidup dan lingkungan, dengan tujuan untuk mengkaji fenomena
geosfer dengan memperhatikan interaksi antara organisme dengan lingkungan, serta dilakukan
identifikasi sikap dan perilaku masyarakat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Potensi Pariwisata Air Panas MalanageDi Desa
Daiwali Kecamatan Jerebuu Kabupaten Ngada“.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah cara masyarakat dalam mengelola potensi pariwisata air panas


Malanage di desa Dariwali, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada?

2. Apasajaka factor-faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan


potensi wisata air panas Malanage di desa Dariwali, kecamatan Jerebuu,
kabupaten Ngada dapat dikenal di daerah lain?

3. Bagaimanakah parstisipasi masyarakat dalam pengembangan potensi pariwisata


Air Panas Malanage di desa Dariwali, kecamatan Jerebuu, kabupaten Ngada?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam megembangkan


potensi pariwisata Air Panas Malanage di desa Dariwali, kecamatan Jerebuu,
Kabupaten Ngada.

2. Untuk mengetahui cara masayarkat dalam mengelola potensi pariwisata air panas
Malanage di desa Dariwali, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada.

3. Untuk mengetahui parstisipasi masyarakat dalam pengembangan potensi


pariwisata Air Panas Malanage di Desa Dariwali, Kecamatan Jerebuu,
Kabupaten Ngada.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis
1. Manfaat yang dapat diperoleh secara teoritis dari penulisan laporan ini adalah
memberikan tambahan wawasan terhadap ilmu kepariwisataan, khususnya
perencanaan dan pengembangan destinasi wisata.
2. Manfaat praktis
1. Manfaat praktis yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan pihak pengelola untuk menggali potensi yang dimiliki Air panas
Malanage sebagai salah satu destinasi wisata di kabupaten Ngada.
2. Penelitian ini diharapakan menjadi bahan pertimbangan pihak pengelola dalam
menciptakan strategi untuk mengembangkan potensi wisata air panas Malanage di
kabupaten Ngada.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah pustaka


a. Konsep geografi
Geografi adalah ilmu yang mengkaji fenomena geosfer, pedosfer, litosfer, hidrosfer,
atmosfer, biosfer melalui sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks
keruangan (seminar geografi 1988 di Semarang).
Menurut Alfandi (2001) berpendapat geografi adalah ilmu yang mengguanakan
pendekatan holistik melalui kajian keruangan, kewilayahan, ekologi, dan sistem serta
historis untuk mendeskripsikan dan menganalisis, struktur, pola, fungsi dan proses
interlasi, interaksi, interdependensi, dan hubungan timbal balik dari serangkaian gejala,
kenampakan atau kejadian, dari kehidupan manusia (penduduk), dengan kegiatannya,
budidayanya dengan keadaan lingkungannya di permukaan bumi, sehingga dari kajian
tersebut dapat dijelaskan dan diketahui lokasi atau penyebaran, adanya persamaan atau
perbedaan wilayah dalam hal potensi, masalah, informasi geografi lainnya, serta dapat
meramalkan informasi baru atas gejala geogrsfi untuk masa mendatang dan menyusun
dalil-dalil geografi baru, serta selanjutnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan kehidupan
manusia.
b. Geografi pariwisata
Menurut Suwantoro (1997) mengungkapkan bahwa geografi pariwisata adalah
geografi yang berhubungan erat dengan pariwisata. Segi-segi umum yang perlu diketahui
wisatawan antara lain iklim, flora, fauna, keindahan alam, adat istiadat, budaya, perjalann
darat, laut, udara, dan sebagainya.
Menurut Sujali (1989:5) geografi pariwisata sesuai dengan bidang atau lingkupnya,
sasaran atau objek adalah objek wisata, sehingga pembahasannya ditekankan pada
masalah bentuk, jenis, persebaran dan juga termasuk wisatawannya sendiri sebagai
konsumen dari objek wisata.
Menurut Arjana (2015:9) geogrfi pariwisata adalah studi yang menganalisis dan
mendeskripsikan berbagai fenomena fisiogeografis (unsur-unsur lingkungan fisikal) dan
fenomena sosiogeografis (unsur-unsur lingkungan manusia atau sosial dan
kebudayaannya) yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai, menarik untuk dikunjungi
sehingga berkembang menjadi destinasi wisata.

1. Partisipasi

Partisipasi merupakan kata terapan yang berasal dari bahasa inggris participaction
kata partisipasi berarti pengambilan bagian, pengikutsertaan (Echols, 1992).

Kamus besar bahasa Indonesia (1998), partisipasi berarti hal turut berperan serta
dalam suatu kegiatan.

Menurut ahli ekonomi ,Mubyanto ( 1984 ) , partisipasi secara umum berarti


ketersediaan untuk membantu keberhasilan suatu program sesuai dengan kemampuan
setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri sendiri.

Berdasarkan pada tingkat organisasi partisipasi dibedakan menjadi dua ,yaitu :

1. Partisipasi yang teroganisasikan, yaitu partisipasi yang terjadi bila suatu


struktur organisasi dan seperangkat tata kerja dikembangkan atau dalam
proses persiapan .
2. Partisipasi tidak terorganisasikan, yaitu partisipasi yang terjadi karena
peristiwa temporer seperti bencana alam dan kebakaran

2.Masyarakat

Masyarakat menurut kamus besar bahasa Indonesia ( 1988 ) adalah sejumlah


manusia dalam arti seluas-luasnya dan terkait oleh suatu kebudayaan yang dianggap
sama.

Menurut hasansulama ( 1983 ) ada beberapa ahli sosiologi yang membedakan


masyarakat sebagai berikut :

1. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang dengan cara teratur bekerja


sama atas dorongan hasrat-hasrat sosial atau sifat naluri manusia ( Bouman ).
2. Masyarakat adalah segolongan manusia dalam keadaan berhubungan yang
tetap, yang diorganisir aktivitas-aktivitas bersama, dan yang merasa terkait
kepadanya (Wiriaatmadja).
2.2 Landasan Teori
A. Geografi Pariwisata
Menurut Suwantoro (1997) mengungkapkan bahwa geografi pariwisata adalah
geografi yang berhubungan erat dengan pariwisata. Segi-segi umum yang perlu diketahui
wisatawan antara lain iklim, flora, fauna, keindahan alam, adat istiadat, budaya,
perjalanan darat, laut, udara, dan sebagainya.
Menurut Sujali (1989:5) geografi pariwisata sesuai dengan bidang atau
lingkupnya, sasaran atau objek adalah objek wisata, sehingga pembahasannya ditekankan
pada masalah bentuk, jenis, persebaran dan juga termasuk wisatawannya sendiri sebagai
konsumen dari objek wisata.
Menurut Arjana (2015:9) geogrfi pariwisata adalah studi yang menganalisis dan
mendeskripsikan berbagai fenomena fisiogeografis (unsur-unsur lingkungan fisikal) dan
fenomena sosiogeografis (unsur-unsur lingkungan manusia atau sosial dan
kebudayaannya) yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai, menarik untuk dikunjungi
sehingga berkembang menjadi destinasi wisata.
B. Pariwisata

Ditinjau dari segi etimologisnya kata pariwisata berasal dari dua suku kata pari
dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar sedangkan Wisata berarti
perjalanan atau berpergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara
berkali-kali dan berkeliling.

Menurut KBBI, Pariwisata Pelancongan, turisme adalah kegiatan yang


berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi.

Menurut Undang-undang no 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pariwisata


adalah "Berbagai macam kegiatan wisata dan didukung fasilitas serta layanan yang
disediakan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan
pengusaha".
Menurut WTO atau World Tourism Organization, Pariwisata adalah kegiatan
manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan
kesehariannya.

Beberapa ahli juga mengemukakan pengertian Pariwisata menurut para ahli dari
luar dan dalam negeri;

James J. Spillane (1982),Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan


tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki
kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.

Koen Meyers (2009),Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh


semntara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk
menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu,
menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya.

Burkart dan Medlik (1987) ,Pariwisata sebagai suatu tranformasi orang untuk
sementara san dalam jangka waktu jangka pendek ketujuan-tujuan di luar tempat dimana
mereka hidupdan bekerja, dan kegiatan – kegiatan mereka selama tinggal di tempat-
tempat tujuan itu.

Mathieson dan Wall (1982),Mendefinisikan pariwisata sebagai serangkaian


aktivitas berupa aktivitas perpindahan orang untuk sementara waktu ke suatu tujuan di
luar tempat tinggal maupun tempat kerjanya yang biasa, aktivitas yang dilakukannya
selama tinggal di tempat tujuan tersebut, dan kemudahan-kemudahan yang disediakan
untuk memenuhi kebutuhannya baik selama dalam perjalanan maupun di lokasi
tujuannya.

Prof. Salah Wahab (1975),Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang
mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan
penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya.
Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri
klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.
Prof. Salah Wahab dalam Oka A.Yoeti (1996:116),Pariwisata dalah suatu
aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara
bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi
pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang
beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh
pekerjaan tetap.

Prof.K. Krapt dan Prof. Hunziker dalam Oka A.Yoeti (1996:112),Pariwisata


adalah keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan dari perjalanan dan pendiaman
orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan orang asing itu
tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat
sementara.

Mr. Herman V. Schulard dalam Oka A.Yoeti (1996:114),Pariwisata adalah


sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian secara langsung
berhubungan dengan masuknya orang-orang asing melalui lalu lintas di suatu negara
tertentu, kota dan daerah.

Menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka A.Yoeti


(1992:8),Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi
wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses
menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.

Suwantoro (1997),Pariwisata adalah suatu proses kepergiaan sementara dari


seseorang atau lebih menuju tempat lain dari luar tempat tinggalnya karena suatu alasan
dan bukan untuk melakukan kepergian yang menghasilkan uang.

B. Faktor-Faktor Pembentuk Pariwisata

a. Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu

b. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya

c. Perjalanan (apapun bentuknya) harus selalu dikaitkan dengan rekreasi

d. Orang yang melakukan perjalanan tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya
dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut

Dalam bahasa Inggris istilah obyek dan daya tarik wisata ini digunakan atau disebut
denganattraction yang berarti segala sesuatu yang memiliki daya tarik, baik benda yang
berbentuk fisik maupun non fisik. Sehingga daya tarik adalah segalah sesuatu yang menarik
untuk dikunjungi wisatawan. Dengan demikian untuk suatu obyek wisata agar dapat dikunjungi
harus memiliki daya tarik dimana daya tarik tersebut harus memerlukan pengelolaan dan
pengembangan sehingga menjadi obyek wisata yang mampu menarik kunjungan.

Selain itu pengertian tentang wisatawan menurut INPRES No. 9 Tahun 1969 (dalam
Pendit, 1996) menyatakan wisatawan adalah orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk
berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan kunjungan.

1) Jenis-jenis wisatawan
Menurut asalnya dapat dibedakan atas:
1. Foreign Tourist (wisatawan asing) adalah seluruh wisatawan dari suatu negara yang
masuk ke negara lain.
2. Domestic Tourist (wisatawan domestik) ialah seluruh wisatawan dari setiap daerah
pariwisata yang masuk ke provinsi yang lain dalam satu negara.
3. Local Tourist (wisatawan lokal) adalah seluruh wisatawan yang beradadalam daerah
pariwisata yang mengadakan kunjungan pada obyek wisata di daerah itu sendiri.
2) Jenis-jenis pariwisata dapat digolongkan menjadi
1. Wisata budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau
peninjauan ke tempat lain atau ke negeri untuk mempelajari keadaan rakyat dan seni.
2. Wisata kesehatan yaitu: perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar
keadaan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal.
3. Wisata olahraga yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan olahraga.
4. Wisata pertanian, yaitu perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian atau
perkebunan.
5. Wisata maritime, yaitu perjalanan pariwisata yang dikaitkan dengan olahraga, seni, air,
teluk, dan laut.
C. Potensi Obyek Wisata

Potensi obyek wisata merupakan suatu kemampuan dan daya tarik yang dimiliki oleh
obyek wisata yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan.

Umumnya daya tarik obyek wisata berdasarkan pada

a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, bersih
b. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat dikunjungi
c. Adanya ciri khusus/spesifik yang bersifat langka
d. Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir
(Rumaini, 1992).

Potensi adalah semua sumber budaya yang terdapat disuatu daerah yang bersangkutan baik
dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk sosial yang perlu dikembangkan (Marioti dalam Yoeti,
1990). Potensi wisata terdiri dari:Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta yang
dalam istilah pariwisata disebut dengan natural animitites dan yang termasuk dalam kelompok
ini antara lain :

1. Iklim, misalnya cuaca cerah, sejuk, banyak sinar matahari dan sebagainya
2. Bentuk tanah dan pemandangan (land configuration and land space) misalnya
lahan yang datar, lembah, pegunungan, danau, pantai dan air terjun.
3. Hutan belukar (the sylvan element) misalnya hutan yang luas banyak pohon-
pohon.
4. Flora dan fauna dan tanaman aneh, burung-burung, daerah perburuan, cagar alam
dan sebagainya.
5. Pusat-pusat kesehatan (healt center) misalnya sumber air panas, air mineral,
dimana semuanya itu diharapkan dapat menyembukan macam-macam penyakit.

Potensi fisik yang dimiliki obyek wisata adalah segala sesuatu yang memiliki daya tarik
yang kuat agar dapat memikat perhatian wisatawan untuk berkunjung ke suatu obyek wisata
tertentu. Tentunya daya tarik wisata disini adalah daya tarik yang sifat berwujud dan dapat
disaksikan secara langsung. Guna meningkatkan mutu obyek wisata ini diadakan berbagai upaya
pelestarian yang mengarah kepada penampilan yang lebih maksimal. Berkaitan dengan itu Sahat
(1990) menjelaskan adanya beberapa sumber atau jenis yang dapat dijadikan sebagai potensi
daya tarik wisatawan untuk datang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata antara lain:

1. Sumber yang bersifat alamiah (natural resources) misalnya pemandangan alam, iklim
lingkungan hidup, flora dan fauna, danau dan produk-produk yang terdapat didasar
laut, gua-gua, tebing, lembah, gunung, dan sebagainya.
2. Sumber buatan manusia (man made resources) misalnya sisa-sisa peradaban masa
lampau, peninggalan budaya, museum, purbakala, peralatan musik tradisional dan
sebagainya.
3. Sumber yang sifatnya manusiawi (human resources) yaitu sumber daya manusia yang
melekat dalam masyarakat dalam bentuk way of life, warisan budaya seperti tari-
tarian, upacara dab sebagainya.

Menurut Soekadijo (1997) potensi wisata yang ada dan sering dikunjungi wisatawan
dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Obyek wisata alam


Obyek wisata alam adalah tempat wisata yang bersifat menyajikan keindahan alam
sebagai ciptaan tuhan untuk dinikmati dalam upaya penyegaran (rekreasi). Misalnya
pantai, gunung, perbukitan, maupun dataran rendah.
b. Obyek wisata budaya.
Obyek wisata berupa peninggalan budaya atau tempat yang disengaja dibangun untuk
obyek wisata misalnya, candi, kebun binatang, Taman Mini Indonesia Indah, masjid.

Dari berbagai pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa semua potensi yang disebut
diatas merupakan sumber daya yang perlu dikembangkan sebagai daya tarik dari obyek wisata
yang bersangkutan membutuhkan perhatian khusus, jika potensi itu tidak dilestarikan atau
dikembangkan maka daerah tersebut tidak akan berkembang karena daya tarik atau potensi yang
dimiliki oleh daerah obyek wisata tidak terlihat atau tidak diketahui apa kelebihannya.Langkah
awal dalam memilih dan menentukan suatu obyek wisata pantas untuk dikembangkan atau
mendapat prioritas untuk dikembangkan, sebelumnya perlu diperhatikan beberapa hal sebagai
bahan acuan dan pertimbangan. Langkah ini dilaksanakan dengan harapan nantinya akan
menghasilkan pembangunan obyek wisata yang optimal. Oleh karena itu evaluasi potensi yang
perlu dilaksanakan adalah dengan mengadakan langka-langkah sebagai berikut:

1. Seleksi terhadap potensiHal ini dilakukan untuk memilih dan menentukan potensi dan
kawasan wisata yang memungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan ketersediaan
dana.
2. Evaluasi letak potensi tehadap wilayahPekerjaan ini mempunyai latar belakang pemikiran
tentang ada atau tidaknya pertantangan atau kesalahpahaman antar administrasi yang
terkait.
3. Pengukuran jarak antar potensiPekerjaan ini untuk me
4. ndapatkan informasi tentang jarak antar potensi, sehingga perlu adanya peta agihan obyek
wisata. Dari peta ini dapat diperoleh informasi yang dapat digunakan untuk menentukan
potensi mana yang cukup sesuai untuk dikembangkan(Sujali,1989)

D. Prasarana dan Sarana

Menurut Yoeti (1996) yang dimaksud dengan prasarana pariwisata adalah semua fasilitas
yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat
memberikan pelayanan kepada wisatawan yang beraneka ragam.Yoeti (1983) menyatakan
bahwa prasarana kepariwisataan terdiri dari:

c. Prasarana umum (general infrastruktur) yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan


umum sebagai kelancaran perekonomian, yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah
sistem penyediaan air bersih, pembangkit tenaga listrik, jaringan jalan raya, pelabuhan
udara, laut, terminal, kapal penyebrangan,
d. kereta api, telekomunikasi dan tak kalah pentingnya transportasi karena tanpa trasportasi
yang lancar tentu wisatawan sulit untuk datang ke daerah obyek wisata tersebut
e. Kebutuhan masyarakat (basic need of civilized life) yaitu prasarana yang menyangkut
kebutuhan masyarakat banyak seperti rumah sakit, apotik, bank, kantor polisi, dan
sebagainya (Yoeti, 1983)

Menurut Chalik (1992) Sarana wisata adalah sarana sosial dan sosial budaya yang
diperlukan secara langsung oleh wisatawan dalam melakukan perjalanan seperti, transportasi,
akomodasi, restoran, catering, toko-toko cindera mata, tempat-tempat hiburan umum, kantor pos,
kantor telepon, rumah sakit, tempat penukaran uang, bank, kantor penerangan pariwisata, kantor
keamanan dan lainnya.

Sarana tersebut dapat dibagi dalam dua kategori yaitu:

1. Sarana utama. Yang dikelompokan dalam sarana utama meliputi: akomodasi, angkutan
wisata, makan dan minum, jasa biro perjalanan, rekreasi dan hiburan, sarana informasi
dan konveksi.
2. Sarana penunjang. Yang termasuk sarana atau fasilitas penunjang adalah komponen yang
dapat menunjang kehidupan wisatawan sewaktu-waktu dapat diperlukan, sehingga
dengan tersedianya sarana penunjang akan lebih membantu dalam memperlancar
perjalanan. Yang termasuk dalam kelompok penunjang antara lain kantor telepon, kantor
pos, bank, tempat penukaran uang, tempat pelayanan kesehatan, dan tempat keamanan

2.3 Kerangka Berpikir


Menurut Undang-undang no 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pariwisata
adalah "Berbagai macam kegiatan wisata dan didukung fasilitas serta layanan yang
disediakan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan
pengusaha”.
Dalam penelitian ini objek wisata yang akan diteliti adalah objek wisata Air Panas
Malanage Di Desa Dariwali Kecamatan Jerebuu Kabupaten Ngada .Objek wisata air
panas Malanaage ini dikelola oleh masyarakat setempat. Objek ini belum dikelola secara
baik sehingga popularitasnya masih jauh berbeda dari air panas Mengeruda. Tidak
tersedia penginapan di sekitar objek wisata ini. Jika ingin lebih lama menikmati suasana
objek wisata ini dapat menginap di rumah tradisional penduduk. Tidak ada rumah makan
atau restoran di sekitar objek wisata ini, tetapi tersedia makanan ringan dan makanan
lokal yang dijual oleh penduduk setempat. Untuk menjangkau objek wisata ini dapat
menggunakan angkutan umum dengan rute Bajawa – Jerebuu, namun jadwalnya tidak
tetap sehingga harus mempunyai pilihan lain seperti menggunakan jasa travel atau ojek
maupun kendaraan pribadi.
Aktivitas pariwisata yang di lakukan oleh pengunjung bisa saja rileksasi ataupun
hanya datang untuk menikmati keindahan alam yang ada di sekitar objek wisata tersbut,
bisa juga datang hanya untuk bersenang- senang dan menghilangkan kejenuhan dari
berbagai masing-masing aktivitas yang mereka lakukan.
Partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat disekitar objek wisata tersebut adalah
dengan kurangnya sarana prasarana serta fasilitas yang belum memadai seperti tidak
adanya tempat parkir kendaraan roda dua maupun roda empat, belum tersedianya kamar
ganti ,belum adanya rumah penginapan, serta fasilitas yang ada di sekitar objek wisata
tersebut. Dengan kurangnya sarana prasarana serta fasilitas maka di butuhkan peran
masyarakat dalam pengembangan pariwisata misalnya dengan membangun tempat
penginapan, rumah makan, tempat parkir roda dua dan roda empat .
Dengan adanya peran masyarakat tersebut maka terdapat pengembangan pada objek
wisata tersbut.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yaitu air panas Malanagedi Desa Dariwali Kecamatan Jerebuu
Kabupaten Ngada.Pemilihan daerah penelitian disesuaikan dengan maksud yang ingin dicapai
dari penelitian yang akan dilakukan. Waktu penelitian dilaksanakan dari proposal ini
diseminarkan.

3.2 Populasi Dan Sampel

1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di sekitar objek wisata
45 kepala keluarga .
2. Sampel
Sampel yang diambil adalah masyarakat yang dapat mewakili populasi dalam penelitian
dengan 25 kepala keluarga .

3.3 Sumber Data Penelitian

a. sumber data primer


Data primer merupakan data yang didapat dari informan pertama yaitu individu atau
perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti .data primer ini dapat
berupa catatan hasil wawancara ,hasil obsevasi ke lapangan secara langsung dalam
bentuk catatan tentang keadaan serta data –data mengenai informasi lokasi pariwisata.
b. sumber data sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang sudah diolah lebih lanjut an disajikan oleh
pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data sekunder yang digunakan yaitu
sumber tertulis yang antara lain: sumber buku , internet, dan jurnal ilmiah dan dokumen
data lokasi pariwisata.
3.4 .Instrumen dan Teknik pengumpulan data

1. Instrumen penelitian

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan interview guide(pedoman


wawancara) dan di rekam dengan alat perekam berupa handphone.kamera digital
digunakan untuk mengambil gambar yang terkait dengan aktivitas pengunjung,aktivitas
masyarakat setempat dan sekeliling wisata serta panorama yang disajikan.

2.Teknik pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini sebagai berikut ;
a. Obsevasi yang bertujuan untuk mengamati objek penelitian ,sehingga memahami
kondisi yang sebenarnya.
b. Wawancara yang dilakukan kepada pengunjung dan pengelola wisata setempat dengan
cara melakukan tanya jawab atau percakapan langsung dengan seluruh sumber data
yang ada berdasarkan daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sebagai panduan
sumber data .
c. Dokumentasi yang merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dan berbentuk
tulisan ,gambar ,dan karya-karya monumental ( sugiyono,2005).

3.5 Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data dalam penelitian ( sugiyono,2010: 244)

a. Pengumpulan data, yaitu data yang didapatkan dari sumber peneliti yang masih bersifat
mentah serta belum diolah oleh peneliti.
b. Reduksi data dengan cara membuat abstraksi dengan maksud untuk membuat rangkuman
dengan maksud menyeleksi data sehingga data dapat disesuaikan dengan teliti.
c. Identifikasi dan kategori ,peneliti melakukan identifikasi dan kategori sesuai dengan
rumusan masalah penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA

Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta Marpaung, Happy.


dan Bakar, Herman. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.

Nurchamsiah. 2011. Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Mangaya Kecamatan Bintan
Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi. Medan: FIS UNIMED

Pardede, Tri Ekawati. 2011. Potensi dan Peluang Pengembangan Sektor Pariwisata di Kota
Tebing Tinggi. Skripsi. Medan: FIS UNIMED

Pendit, Nyoman S. 1996. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar. Jakarta: Pradnya Paramitha

Sanapiah .1999

Sugiyono .2005
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN

POTENSI PARIWISATA AIR PANAS MALA NAGE

DI DESA DARIWALI KECAMATAN JEREEBUU KABUPATEN NGADA

Anda mungkin juga menyukai