Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENELITIAN

LATAR BELAKANG EKSISTENSI USAHA PENYULINGAN MOKE DI DESA


WATUGONG, KECAMATAN ALOK TIMUR, KABUPATEN SIKKA

OLEH :
MARIA DUA OMI
NIM. 1903030011

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 4
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat................................................................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Teoretis............................................................................................ 5
1.4.2 Manfaat Praktis............................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 6
2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................................................. 6
2.2 Penjelasan Konsep.................................................................................................. 9
2.2.1 Pengertian Eksistensi................................................................................... 9
2.2.2 Usaha........................................................................................................... 10
2.2.3 Moke............................................................................................................ 12
2.2.4 Penyulingan moke.......................................................................................14
2.3 Landasan Teori..................................................................................................... 16
2.4 Kerangka Berpikir............................................................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 18
3.1 Metode Penelitian................................................................................................. 18
3.2 Lokasi Peneelitian................................................................................................ 18
3.3 Sasaran Penelitian............................................................................................... 18
3.4 Jenis Data dan Sumber Data............................................................................... 19
3.4.1 Jenis Data.................................................................................................... 19
3.4.2 Sumber Data............................................................................................... 19
3.5 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................. 20
3.6 Teknik Analisis Data............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 23

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Moke merupakan minuman tradisional yang mengandung etil alkohol


(C2H5OH) yang diproses dari hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan
cara destilasi. Penggunaan minuman beralkohol telah membudidaya sejak ribuan
tahun yang lalu, setidaknya 10.000 sebelum masehi, orang-orang Yunani, Romawi,
dan Babylonia membudayakan konsumsi minuman pertama kali untuk perayaan
keagamaan, bersenang-senang, sumber makanan, dan pengobatan medis.(Abed, dan
Sufacian 2012).
Minuman tradisional beralkohol moke ini mengandung zat etanol 30-50 persen
tergantung dari cara penyulingannya. Kata moke sendiri berasal dari bahasa
Maumere yang berarti minuman keras. Masyarakat Kabupaten Sikka tidak terlepas
begitu saja dari konsumsi moke walaupun kadar alkholnya sangat tinggi. Hal ini
karena menurut adat dan kebiasaan moke merupakan salah satu sarana penting
dalam perayaan upacara tradisional. Moke merupakan hasil olahan dari nira lontar,
dimana cairan ini diperoleh dengan cara khusus yang biasa disebut dengan
penyadapan mayang lontar yang belum membuka.(Gardjalay,2010).
Tanaman lontar (Borassus Flabellifer ) pada awalnya berasal dari India kemudian
menyebar ke Papua Nugini, Afrika, Australia, Asia Tenggara, dan Asia Tropis.
Tanaman ini biasa tumbuh di daerah kering. Di Indonesia, lontar terutama tumbuh di
bagian timur Pulau Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara
Timur. Dengan banyaknya persebaran tanaman lontar ini, banyak masyarakat
menggeluti pekerjaan di bidang pertanian. Usaha pertanian yang ada di Indonesia
dicirikan oleh dua hal yaitu pertanian skala besar yang dikelola oleh negara atau
swasta, dan yang dalam skala kecil biasa disebut dengan pertanin rakyat. Kedua

1
usaha pertanian ini mempunyai perbedaan ciri khas, sehingga keduanya dapat lebih
mudah dibedakan.(Soekartawi,1995).
Usaha pertanian kecil biasanya bersifat subsisten dengan menggunakan
teknologi tradisional. Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu Provinsi di
Indonesia yang secara geografis merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari
ujung Flores bagian barat, sampai daerah Alor, kemudian dari daerah Sabu, Rote dan
Timor keseluruhan serta pulau Sumba. Tanah Flobamora mempunyai sumber daya
alam yang sangat melimpah tergantung dengan karakteristik wilayahnya. Berkaiatan
dengan hal ini masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia
tanpa harus bergantung pada Pemerintah. Hal ini berbeda dengan usaha dalam skala
besar, pertanian di pulau kecil harus mendapat perhatian penting dan ditata
sedemikian rupa sehingga potensi yang ada dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin
dan berkelanjutan (Natohadiprawiro, 2000).
Salah satu daerah dengan sumber daya alam yang menjanjikan yaitu Kabupaten
Sikka khususnya Desa Watugong, Kecamatan Alok Timur. Watugong merupakan
salah satu desa dengan ciri khas daerah panas. Desa Watugong mempunyai sumber
daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk mempertahankan hidup. Salah satu
sumber daya alam hasil pemanfaatan tanaman lontar yaitu moke. Selain moke
banyak masyarakat juga yang memilih pekerjaan seperti beternak sapi, babi, dan
sebagainnya. Moke diproduksi secara turun-temurun oleh masyarakat Nusa
Tenggara Timur.(Li,2013). Moke dibuat dari nira lontar melalui proses destilasi atau
pemasakan sehingga menghasilkan uapa air dan bagaiaman proses uap moke
tersebut dapat disuling kemudian dialirkan ke batang bambu. Untuk menghasilkan
moke yang berkulaitas baik tidaklah mudah, namun diperlukan berbagai keahlian
khusus untuk melakukannya.

2
Dengan banyaknya pohon lontar ini banyak masyarakat Desa Watugong yang
memilih usaha penyulingan moke sebagai mata pencahariannya. Berikut daftar
nama-nama penyuling moke :

Nama Lama Usaha


Yoseph Martinus 32 Tahun
Dionisius 30 Tahun
Marianus Hiko 30 Tahun
Henderik 15 Tahun
Saferius Muslimin 40 Tahun
Antonius Bajo 35 Tahun
Novisius 43 Tahun
Yoseph Dance 25 Tahun
Densius Kasian 40 Tahun
Yosesp Mendiyanto 15 Tahun
Silvester Sola 25 Tahun
Wihelmus Wilem 40 Tahun
Servasisus 25 Tahun
Benediktus Bene 30 Tahun
Sabinus 28 Tahun

Pemerintah daerah Nusa Tenggara Timur, telah mengeluarkan kebijakan


bahwa, minuman tradisional moke itu sudah dilegalkan dan sudah diusahkan secara
luas oleh masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kasubag Rancangan Peraturan
dan Keputusan Gubernur, Hanny Ratuwulu, S.H, M.Hum mengatakan, untuk
mengantisipasi bahaya dan sekaligus menjamin kegiatan penyulingan minuman
tradisional beralkohol di NTT, maka pemprov NTT telah menetapkan Pergub
Nomor 44 Tahun 2019. Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengatakan, dengan
adanya pergub ini tidak adalagi penangkapan terhadap para penjual arak tradisional

3
seperti moke, sopi, dan jenis lainnya. Tidak ada lagi yang tangkap-tangkap, semua
kita atur dengan baik sehingga masyarakat bisa aman menjual minuman tradisional
ini.
Usaha minuman tradisional beralkohol moke memberikan sumbangan yang
besar bagi pendapatan masyarakat. Sumbangan dari hasil pengolahan moke itu
sangat besar sehingga dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Watugong yang
mengolah minuman tradisional beralkohol moke. Usaha minuman tradisional
merupakan salah satu aktivitas manusia yang bermotif ganda, ada motif ekonomi,
motif sosial budaya, motif politik dan lainnya.
Perjalanan minuman moke disatu pihak tidak terlalu direspon, karena
penyalahgunaan minuman ini, pada kalangan masyarakat. Kadar alkohol yang tinggi
dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan tubuh, dan perkelahian atau kriminal
lainnya. Namun dilain pihak moke dipandang sebagai ritual penting dalam berbagai
upacara adat, sehingga keberadaan moke tetap dijaga. Pada bagian ini moke tidak
bisa dipandang hanya dari sisi negatif.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitain
tentang “Eksistensi Usaha Penyulingan Moke di Desa Watugong, Kecamata Alok
Timur, Kabupaten Sikka”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaiamana latar belakang eksistensi usaha penyulingan moke bagi
masyarakat di Desa Watugong, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten
Sikka?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang eksistensi penyulingan moke di Desa


Watugong, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka.

4
1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :


1.2.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
atau sumber pustaka yang dapat digunakan oleh peneliti lainnya yang
akan melakukan kajian tentang eksistensi penyulingan moke, serta
menambah wawasan tentang produksi moke di Desa Watugong, Kecamatan
Alok Timur, Kabupaten Sikka.

1.2.2 Manfaat Praktis


1.2.2.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan wawasan yang
luas bagi peneliti dalam memahami eksistensi penyulingan moke di Desa
Watugong, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka.

1.3.2.2 Bagi Masyarakat Penyuling Moke


Sebagai sarana bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi atau
sumber daya alam yang ada.

1.3.2.3 Bagi Pemerintah Setempat


Dapat menjadi masukan bagi pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Timur, khususnya Pemerintah Kabupaten Sikka dalam upaya memperhatikan
usaha penyulingan minuman tradisional moke

1.3.2.4 Bagi Lembaga Terkait


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada
lembaga terkait, agar bijaksana dalam pemantauan peredaran minuman keras.

5
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik


penelitian ini, dan dapat dijadikan sebagai kajian pustaka dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.

1) Hasil Penelitian (Jurnal) oleh I Ketut Juniantara dan Ni Luh Putu Tejawati
( 2021)
“Usaha Arak di Desa Telun Wayah, Kecamatan Sidemen, Kabupaten
karangasem dibawah Bayang-Bayang Hegemoni Pemerintah “. Masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah fakor-faktor yang mempengaruhi
usaha arak di Desa Telun Wayah, Kecamatan Sidemen, Kabupaten
Karangasem dibawah bayang-bayang hegemoni pemerintah, perkembangan
usaha arak di Desa Telun Wayah, Kecamatan Sidemen, Kabupaten
Karangasem dibawah bayang-bayang hegemoni pemerintah, dampak dari
keberadaan usaha arak di Desa Telun Wayah, Kecamatan Sidemen,
Kabupaten Karangasem dibawah bayang-bayang hegemoni pemerintah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor
yang yang mempengaruhi usaha arak di Desa Telun Wayah, Kecamatan
Sidemen Kabupaten Karangasem dibawah bayang-bayang hegemoni
pemerintah yaitu faktor yang paling utama yaitu faktor ekonomi, kemudian
faktor budaya, dan yang terakhir faktor sosial. Perkembangan usaha arak di
Desa Telun Wayah, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem dibawah
bayang-bayang hegemoni pemerintah yaitu usaha arak sebelum adanya
Perda, kemudian usaha ketika perda baru keluar dalam proses sosialisasi dan

7
terakhir usaha arak setelah perda berlaku. Dampak dari keberadaan usaha
arak di Desa Telun Wayah, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem
dibawah bayang-bayang hegemoni pemerintah membawa dampak terhadap
munculnya perdagangan arak terselubung, menjadikan wilayah penjualan
yang terbatas mengakibatkan konsumen yang terbatas juga dan mengurangi
jumlah petani arak
Perbedaan pada peneliti sebelumnya dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan yaitu peneliti sebelumnya fokus membahas usaha arak di
Desa Telun Wayah Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem dibawah
bayang-bayang hegemoni pemerintah, sedangkan yang diteliti oleh peneliti
sendiri lebih memfokuskan latar belakang eksistensi usaha penyulingan
moke. Selain itu lokasi penelitiannya juga berbeda. Adapaun persamaan
dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang usaha penyulingan
minuman tradisional.
2) Hasil penelitian (Jurnal) oleh Frederic W, Nalle, dan Dorenci Sila ( 2020 )
“ Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Tradisioanl Beralkohol
(Sopi) di Desa Maubesi kecamatan Insana Tengah Kabupaten Timor Tengah
Utara. Tujuan dari penelitian ini yaitu bagaimana pelaku usaha merumuskan
strategi pengembangan industri kecil minuman tradisional beralkohol.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
analisis SWOT sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Hasil analisis
menunjukan bahwa strategi yang tepat bagi pelaku usaha ini adalah strategi
WO ( Weakness dan Opportunities)
Perbedaan pada peneliti sebelumnya dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan yaitu peneliti sebelumnya fokus membahas analisis strategi
pengembangan minuman tradisioanal beralkohol sopi. Sedangkan yang
diteliti oleh peneliti sendiri yaitu lebih memfokuskan kepada latar belakang
eksistensi usaha penyulingan moke. Selain itu lokasi penelitiannya juga
berbeda. Metode yang digunakan peneliti sebelumnya yaitu metode analisis
SWOT, sedangkan yang digunakan peneliti yaitu metode kualitatif. Adapun

8
persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang usaha
penyulingan minuman tradisional beralkohol.

2.2 Kajian Konseptual

Batasan konsep ini dimaksud agar tidak terjadi salah penafsiran


terhadap penulisan proposal yang berjudul “Eksistensi Usaha Penyulingan
Moke di Desa Watugong, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka”

2.2.1 Pengertian Eksistensi


Kata eksistensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:288)
mempunyai arti keberadaan. Keberadaan berasal dari kata ada yang
artinya kelihatan atau berwujud. Menurut Achmad Maulana (2011:86)
eksistensi merupakan keberadaan, wujud (yang tampak) adanya sesuatu
yang membedakan antara suatu benda dengan benda yang lain. Pada
dasarnya kata eksistensi berawal dari kata bahasa latin Existere yang
terdiri dari dua suku kata yaitu ex yang berarti keluar dan sitere yang berarti
berdiri. Apabila digabungkan existere memiliki arti apa yang ada. Hal ini
kemudian melahirkan empat penjelasan baru tentang eksistensi, antara lain:
1. Eksistensi adalah apa yang ada
2. Eksistensi adalah apa yang dimiliki
3. Eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dengan penakanan
bahwa sesuatu itu ada.
4. Eksistensi adalah kesempurnaan.

Menurut Kierkegaard sebagai bapak eksistensialisme,ia


menyatakan bahwa eksistensi manusia bersifat konkrit dan
individual. Jadi yang penting bagi manusia yaitu keberadaanya
sendiri. Dengan demikian eksistensi manusia merupakan suatu
eksistensi yang dipilih dalam kebebasan. Kierkegaard menekankan
bahwa eksitensi manusia berarti berani mengambil keputusan yang

9
menentukan hidup. Dan apabila seseorang tidak berani mengambil
keputusan, maka ia tidak hidup bereksistensi dalam arti sebenarnya.

1.2.2. Pengertian Usaha Penyulingan


Menurut Kamus Besar Bhasa Indonesia, usaha merupakan
kegiatan menyalurkan tenaga, pikiran, maupun badan untuk
mencapai sebuah tujuan yang dimaksud. Usaha merupakan sebuah
kegiatan di bidang perdagangan dengan mencari untung.
Pengertian usaha menurut parav ahli :
a. Menurut Wasis dan Sugeng Yuli Irianto.
Usaha merupakan sebuah upaya manusia untuk
melakukan sesuatu guna mencapai tujuan tertentu dan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b. Menurut Nana Supriatna, Mamat Ruhimat, dan Kosim.
Usaha merupakan segala kegiatan yang dilakukan manusia
dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan


bahwa usaha merupakan semua kegiatan yang dilakukan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Penyulingan merupakan sebuah metode pemisahan bahan kimia


berdasarkan kecepatan dan kemudahan menguap bahan. Dalam
prose penyulingan ini, zat yang ada kemudian dididihkan sehingga
menguap, dan uap ini akan dihasilkan dalam bentuk cairan.

Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa usaha penyulingan


merupakan sebuah upaya atau kegiatan yang dilakukan manusia
dengan cara bahan yang telah ada didihkan dengan menggunakan
berbagai alat, dan teknik tertentu sehingga dapat menghasilkan uap
dalam bentuk cairan.

10
1.2.3. Pengertian Moke
Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan salah satu tokoh
masyarakat di Desa Watugong (Martinus Mateus) melalui Via
Handphone pada hari Sabtu tanggal 11, beliau mengatakan bahwa
moke ini merupakan minuman yang sudah ada dari zaman dahulu
yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Moke ini termasuk dalam
minuman keras tradisional beralkohol. Menurut Asep Subhi dan
Ahmad Taufik (2004:103) yang dimkasud dengan minuman keras
adalah minuman beralkohol yang dapat menyebabkan si peminum
mabuk dan hilang kesadarannya.
Minuman beralkohol merupakan minuman yang mengandung
alcohol (ethanol) yakni suatu senyawa kimia dengan rumus
C2H5OH yang dibuat melalui proses destilasi dari berbagai jenis
bahan baku yang mengandung karbohidrat misalnya : lontar, nira
yang termasuk didalamnya adalah minuman keras dengan 3 golongan
minuman beralkohol yaitu :
a) Minuman Beralkohol golongan A Merupakan minuman yang
mengandung alkohol dengan kadar sampai dengan 5%.
Contohnya seperti (bir, shandy, minuman ringan beralkohol
dan anggur brem bali)

b) Minuman beralkohol golongan B merupakan minuman yang


mengandung alkohol dengan kadar lebih dai 5% sampai
dengan 20%. Contohnya yaitu (wine, champagne, koktail
anggur, anggur gingseng, tuak, dan anggrur brem bali)

c) Minuman beralkohol golongan C Merupakan minuman yang


mengandung alkohol dengan kadar lebih dari 20% sampai

11
dengan 55%. Contohnya yaitu ( koktail anggur, brandy, wiski,
vodka, dan arak)
Minuman Keras Bearlkohol yang berasal dari Kota
Maumere disebut dengan nama moke, atau dalam bahasa
daerah disebut dengan nama (tua).Terdapat dua jenis moke di
kota Maumere yaitu:
1. Moke Putih
Moke putih merupakan nira hasil sadapan dari pohon
lontar atau dalam bahasa Sikka biasa disebut (koli).
Moke putih yang manis dapat dimasak menjadi gula
merah. Sedangkan moke putih yang diminum
merupakan moke yang ditampung dengan wadah
bambu yang tidak lepas dari kotoran, sehingga rasa
minumannya pahit. Moke putih dengan jenis ini, tidak
langsung diminum, tetapi lebih banyak dimasak atau
disuling dan menghasilkan moke hitam.

2. Moke Hitam
Moke hitam sesungguhnya tidak hitam. Warnanya
seperti cairan putih dan sedikit kuning. Moke hitam
merupakan hasil sulingan dari moke putih. Moke putih
disuling di tempat penyulingan moke yang dalam
bahasa Sikka dinamakan Kuwu .

1.2.4. Penyulingan Moke

Proses produksi moke biasanya dilakukan di kebun yang dekat


dengan sumber bahan baku, dan ada yang disekitar rumah dengan

12
menggunakan peralatan yang sederhana. Berikut langkah-langkah
dalam proses pembuatan moke secara tradisional
Pertama, para petani moke menyadap mayang bunga jantan
pohon lontar untuk menghasilkan nira atau moke putih (Tua Bura
dalam bahasa Sikka). Moke putih tersebut merupakan hasil irisan dari
mayang pohon lontar. Mayang buah pohon lontar biasa diiris
menggunakan pisau kecil untuk diambil airnya. Setiap pengambilan
air, mayang lontar ini diiris kira-kira 0,5 cm. Tetesan air yang keluar
ditampung dalam sebuah wadah biasanya menggunakan potongan
bambu petun sepanjang 1 meter. Umumnya para petani moke pergi
mengiris mayang pohon lontar ini pada pagi hari sebelum matahari
terbit dan sore hari sebelum matahari terbenam. Pengambilan dan
penampungan air dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Dua
kali sehari para petani moke pergi memanjat pohon lontar untuk
menampung dan mengiris tetesan air lontar atau moke putih yang
selanjutnya akan dimasak dan disuling menjadi moke.
Kedua, para petani moke mulai memasak moke putih untuk
menjadi moke (Tua mitan). Nira yang sudah ditampung dalam jerigen
disaring lalu dimasak menjadi moke. Proses ini terdiri dari dua bagian
yaitu memasak dan menyuling. Proses memasak moke ini,
menggunakan peralatan yang sederhana yang dirangkai menjadi satu
kesatuan yaitu tungku api, derom, dan rangkaian bambu. Tungku api
berfungsi untuk tempat pembakaran nira, pembakaran nira ini dengan
cara yang sederhana yaitu menggunakan kayu-kayu yang berukuran
besar, tangkai dari pohon lontar sendiri yang sudah kering. Derom
sebagai wadah untuk memasak nira, dan rangkaian bambu sebagai
wadah pengembunan. Untuk membuat rangkaian bambu, dibutuhkan
bambu jenis petun (bambu berukuran besar). Rangkaian bambu
dipasang dari mulut drom, kemudian disambung dengan bambu yang
lainnya dan diarahkan menuju tempat penampungan moke yang

13
dihasilkan. Sebelum disambung bambu tersebut dilubangi agar bisa
mengalirkan penguapan nira yang akan menjadi moke. Semakin
panjang rangkaian bambu semakin bagus pula kualitas mokenya.
Setelah perlengkapan disiapkan, nira atau moke putih dituangkan
kedalam drom untuk dimasak. Ujung bambu petun dipasang rapat-
rapat pada mulut drom tersebut. Kemudian lanjut dengan pemasakan
nira sampai dengan penguapan. Secara otomatis uap yang dihasilkan
akan melalui rangkaian bambu yang telah disusun. Dalam rangkaian
bambu tersebut terjadi proses pengembunan atau pendinginan. Dari
ha sil pengembunan tersebut maka keluar tetesan air pada ujung
bambu. Tetesan air tersebut ditampung dengan jerigen yang sudah
disiapkan. Hasil tampungan ini yang disebut moke. Untuk
menghasilkan moke yang baik proses peyulingan harus menggunakan
waktu yang lama. Moke nomor satu yang biasa disebut dengan bakar
menyala (BM)

2.2 Landasan Teori


Teori digunakan untuk menganalisis data yang telah didapat di lapangan
Dalam konteks ini peneliti menggunakan teori pilihan rasional oleh James
S.Coleman. Dalam teori pilihan rasional terdapat dua unsur utama yaitu aktor
dan sumber daya. Aktor merupakan seseorang yang melakukan sebuah
tindakan. Aktor dianggap sebagai individu yang memiliki tujuan, selain itu
memiliki suatu pilihan yang menggunakan pertimbangan secara mendalam
berdasarkan kesadarannya, serta mempunyai kekuaatan sebagai upaya untuk
menentukan pilihan dan tindakan yang menjadi keinginannya. Sedangkan
sumber daya merupakan sesuatu yang dapat dikendalikan oleh aktor (Ritzer
George 2012:85).
Teori pilihan rasional ini menekankan bahwa aktor menjadi kunci
terpenting didalam melakukan sebuah tindakan. Tindakan seseorang bukan

14
tanpa alasan tapi memiliki sebuah tujuan. Begitu pula denga para penyuling
moke di Desa Watugong, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka. Menurut
Coleman Berkaitan dengan eksistensi penyulingan minuman moke tersebut,
jelas bahwa aktor disini yaitu para penyuling moke, sedangkan sumber daya
yaitu lontar. Aktor yang dalam hal ini yaitu para penyuling moke akan memilih
suatu pilihan yang dianggap rasional, dimana dengan banyaknya sumber daya
(lontar) telah menjadi pilihan rasional bagi masyarakat Desa Watugong,
Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka.

2.4. Kerangka Berpikir

Rencana penelitian ini mengenai Latar Belakang Eksistensi Tradisi


Penyulingan Moke. Untuk memperjelas maka dapat digambarkan berdasarkan
keragka berpikir sebagai berikut :

Eksistensi Usaha Penyulingan Moke

Faktor penyebab
masyarakat tetap
memproduksi Moke

Teori Pilihan
Rasional Coleman

Perkembangan
keberadaan usaha
penyulingan moke

15
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.


Metode Kualitatif merupakan metode yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan
memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini
melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
prosedur -prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan,
menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-
tema umum, dan menafsirkan makna data ( Creswell 2003:142).

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Watugong, Kecamatan Alok Timur,


Kabupaten Sikka khususnya pada masyarakat penyuling moke, dan pemerintah
desa. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini karena di Desa Watugong,
merupakan tempat dimana sebagaian besar orang bekerja sebagai penyuling
moke Selain itu di Desa Watugong banyak masyarakat menggantung hidupnya
sebagai penyuling moke.

3.3. Sasaran Penelitian


Subjek penelitian merupakan pelaku yang menjawab daftar pertanyaan

penelitian atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti (Spradley,

2006: 46). Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat penyuling moke.

Purposive sampling merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti

dalam melakukan penelitian ini. Teknik penentuan dan pemilihan sampel harus

16
dengan pertimbangan tertentu dengan jumlah yang sudah di ambil, agar

informan yang sudah di pilih benar-benar siap untuk di wawancarai dan

memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Penentuan informan ini sangat dicermati

oleh peneliti, supaya memilih informan yang tidak mempunyai halangan dalam

proses wawancara. Dengan demikian, peneliti memperoleh banyak informasi

yang berhubungan dengan Eksistensi Usaha Penyulingan Moke di Desa

Watugong, Kecamatan Alok Timur. Adapun informan penelitian dalam tulisan

ini, adalah masyarakat yang berprofesi sebagai penyuling moke.

3.4. Jenis Data dan Sumber Data


3.4.1. Jenis Data
Arikunto (2004:98) dalam pelaksanaan penelitian, penelitian
memerlukan data yang akurat agar hasil kajian dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam melaksanakan penelitian,
ada dua jenis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
a. Data kualitatif adalah data yang berupa angka-angka yang melalui
penelitian perhitungan.
b. Data kualitatif adalah data-data yang berupa uraian-uraian dengan
penelitain sosial
3.4.2. Sumber Data
Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber,
baik melalui data dalam bentuk dokumen, maupun secara lisan, misalnya
melalui wawancara.

17
Sumber-sumber data tersebut antara lain :

1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari informan
baik melalui pengamatan maupun wawancara mendalam ( Creswell
2003 :160). Data ini diperoleh dari hasil dialog atau wawancara
dengan informan, para penyuling moke, pemerintah desa, tokoh
masyrakat, konsumen moke, dan polisi.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan
dokumen yang berkaitan dengan penelitian dan sumber yang terkait.
Catatan atau dokumn diambil dari berbagai literatur, buku, koran,
internet, maupun dari berbagai sumber yang lain ( Creswell,
2003:12). Data sekunder dari penelitian ini berupa data-data tertulis
yang dapat diperoleh dari lembaga-lembaga atau dari buku-buku
yang relevan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Guna menjawab pertanyaan penelitian maka penulis harus
mengumpulkan data dari sumber yang tepat. Peneliti menggunakan teknik-
teknik dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan data yang diperlukan.
Teknik yang dipake oleh peneliti adalah :

1. Observasi
Teknik observasi ( pengamatan) adalah teknik yang dilakukan dengan
mengamati dan mencatat secara sistematik peristiwa-peristiwa yang diselidiki
(Narbuko Achmadi 2013: 70). Dalam penelitian ini, peneliti mmelakukan
pengamatan-pengamatan langsung terhadap kegiatan produksi dan distribusi

18
oleh para penyuling moke, di Desa Watugong, Kecamatan Alok Timur,
Kabupaten Sikka.

2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2016-2017) wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data untuk menentukan permasalahan yang diteliti dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Dalam teknik wawancara ini, peneliti melakukan tanya jawab
kepada masyarakat yang bekerja sebagai penyuling moke untuk memperoleh
data-data yang dibutuhkan peneliti.Selain itu kepada Susan Stainback (dalam
Sugiyono 2016;318) mengemukakan bahwa dengan wawancara, maka
peneliti akan mengetahui hal- hal yang lebih mendalam.

3.6. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman dalam Sugiyono ( 2015:335) mengemukakan


bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Sugiyono (2011:244) penelitian
ini merupakan penelitian yang menggunakan data kualitatif lalu dianalisis
dengan menggunakan beberapa metode teknik analisis data . Analisis data
merupakan proses pengaturan urutan data, mengorganisasi kedalam suatu pola,
kategori dan uraian sumber data. Aktivitas dalam analisis data yaitu :

1. Reduksi Data
Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan
yang lengkap dan terperinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi,
dirangkum, dan kemudian dipilih hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih
yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya. Reduksi data dilakukan
terus mnerus selama proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini setelah
data dipilih kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir

19
agar memberi kemudahan dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik
kesimpulan sementara.

2. Penyajian Data
Penyajian data dimaksudkan agar lebih mempermudah bagi peneliti
untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian
tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data
kedalam suatu bentuk tertentusehingga kelihatan jelas. Data-data tersebut
kemudian dipilahdan disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan
disusun dengan kategori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan
permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara
diperoleh pada waktu data direduksi.
3. Verifikasi ( menarik kesimpulan )
Pada penelitian kualitatif, verifikasi dilakukan secara terus menerus
sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan
dan selama proses pengambilan data, peneliti berusaha untuk menganalisis
dan mencari pola tema, hubungan persamaan, dan selanjutnya dituangkan
dalam bentuk kesimpulan yag masih ersifat relatif.

20
DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Buku

Acmad Maulana. 2003. Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Yogyakarta: CV. Pustaka.

Koentjaraningrat.2011. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Lexy J. Meleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya

Martono,Nanang.2016.Sosiologi Perubahan Sosial: perspektif, modern, postmodern, dan

poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers.

Muhadjir Effendy.2016.Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima: Aplikasi Luring resmi

Badan Pengembangan Bahasa dan Perukuan, Kemanterian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia

Nana Supriatna, Mamat Ruhimat,Kosim.2006.(Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah).

Bandung: PT Grafindo Media Pratama.

Ritzer, George.2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir

Postmodern. Jakarta: Pustaka Pelajar

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J.2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana

Ritzer, George.2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan

Raco, J.R.2010. Metode Penelitian Kualitatif: jenis,karakteristik dan keunggulannya. Jakarta: PT

Grasindo

Sulystiani. 2004. Kemitraaan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Siagian, Sondang P. 2002. Administrasi Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksara

Sumodiningrat. 2007. Kajian Ringkas Tentang Pembangunan Manusia. Jakarta: Kompas

Soekartawi. 1995. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada

21
Soekanto, soerjono, 1999. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Sekanto, Soerjono dan Sulistyowati.2017. Sosiologi Suatu Pengaantar. Jakarta: Rajawali Pers

Sugono, Dendy.2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar.2001. Metodologi Penelitian Sosial. Cetakan
Ketiga. Jakarta : Bumi Aksara

Wasis, Sugeng.2006. Identitas dan Ciri Khas Pendidikan di Indonesia antara Konseptual dan
Operasional. Jakarta: Gunung Mulia

Sumber dari Jurnal

Grantino M.Pattiuhu, Wilson M. A.Therik.(2020). Sopi Maluku dianatara Cultural Capital dan
Market Sphere. Jurnal ilmiah Ilmu Sosial , 6 (2) 104-118

Abed, A. dan Safaeian, L. (2012). Advantages and Disadvantages of Alcoholic Beverages.


Asian Journal of Medical and Pharmaceitical Researches.Vol 2, No.1, hal 05-09

Hamdani, I. dan Syukriah, A. (2013). Peningkatan Eksistensi UMKM melalui Comparative


Advantage dalam Rngka Menghadapi MEA 2015 di Temanggung. Economics Development
Analysis Journal. Vol 2.

I Ketut Juniantara. Ni Luh Putu Tejawati (2021). Usaha Arak di Desa Telun Wayah, Kecamatan
Sidemen, Kabupaten Karangasem. Jurnal Nirwasita. Vol 2. No.1, hal 57-68

Renny Lratmasse, Markus J Pattinama, Johanna. M Luhukay. (2018). Kontribusi Tuak Dalam
Kehidupan Ekonomi Masyarakat di Desa Lingat, Kecamatan Selaru, Kabupaten Maluku
Tenggara Barat . Jurnal Agribisnis Kepulauan. Vol 6. No.1, hal 64-7

Sumber dari Skripsi

Natohadiprawiro, T. 2000. Tanah dan Lingkungan. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Pertanian.


Universitas Gadjah Mada

Fransiskus Regis Mei. 2019. Persepsi Masyarakat Tentang Penjualan Minuman Keras (Moke)
Sebagai Sumber Alternatif demi Perbaikan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa

22
Waesae, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada. Skripsi. Kupang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. Universitas Widya Mandira

Diah Ratnasari. 2015. Analisis SWOT dan Penerapan Business Model Canvas pada UD.X, UKM
Pembuat Minuman Beralkohol.Thesis. Surabaya: Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi
Sepuluh November

Sumber dari Internet

Annytha Detha dan Umbu Datta minuman tradisonal moke. https://www/academia.edu.

Kumparan. 2017 jurnal : Flores, kolektivitas dan moke. https://kumparan.com

http://p2k.unkris.ac.id/en3/1-3065-2962/Moke_113666_p2k-unkris.html

23

Anda mungkin juga menyukai