Anda di halaman 1dari 3

Menyimak dan Berbicara yang Santun Dalam Pengembangan

Akademik dan Masyarakat


Sopan santun merupakan unsur penting dalam kehidupan bersosialisasi sehari – hari, karena
dengan menunjukan sikap santunlah, seseorang dapat dihargai dan disenangi dengan
keberadaanya sebagai makhluk sosial dimanapun tempat ia berada. Dalam kehidupan
bersosialisasi antar sesama manusia, sudah tentu kita memiliki norma-norma / etika-etika
dalam melakukan hubungan dengan orang lain. Dalam hal ini sopan santun dapat
memberikan banyak manfaat atau pengaruh yang baik terhadap diri sendiri maupun orang
lain. Sopan santun berarti peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekolompok
manusia didalam masyarakat dan dianggap sebagai tuntutan pergaulan sehari-hari masyarakat
tersebut.

Menyimak dan berbicara dengan sopan juga merupakan salah satu peran penting untuk
menjalin komunikasi yang baik. Dengan demikian, apabila kita berbicara dengan sopan kita
dapat beradaptasi dengan lingkungan baru di tempat kita berada. Salah satu cara untuk
menilai karakter seseorang yaitu terlihat dari bagaimana cara kita berbicara dan menyimak.

Kata menyimak dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan makna dengan mendengar dan
mendengarkan. Ketiga istilah tersebut saling berkaitan namun tetap mempunyai perbedaan.
menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan, mengidentifikasi,
menginterpretasi bunyi bahasa kemudian menilai hasil interpretasi makna dan menanggapi
pesan yang tersirat di dalam wahana tersebut. tujuan menyimak beraneka ragam antara lain
sebagai berikut :
1. Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar sesorang dapat
memperoleh penguasaan dari bahan ujaran sang pembicara.
2. Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan
pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang
diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
3. Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak
dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-
tak logis, dan lainlain).
4. Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si
penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu
(pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan
perdebatan).
5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan
maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasangagasan,
maupun perasaanperasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6. Menyimak untuk membedakan bunyibunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan
tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi
yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti.
Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang
asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
7. Menyimak untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan analisis, sebab dari
sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
8. Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan;
dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.
Menyimak masih sering diabaikan karena banyak orang yang menganggap bahwa menyimak
merupakan keterampilan yang sudah dimiliki manusia sejak lahir. Bahkan dalam kenyataan
kehidupan sehari-hari, tidak semua orang mampu menyimak dengan baik. Hal itu
membuktikan bahwa selama ini keterampilan menyimak kurang mendapatkan perhatian.
Keterampilan menyimak sangat penting dipelajari untuk menunjang keterampilan berbahasa
yang baik. Keterampilan menyimak dapat memperlancar komunikasi karena komunikasi
tidak akan berjalan dengan lancar jika pesan yang sedang diberikan atau diterima tidak
dimengerti. Kegiatan menyimak berkaitan dengan kegiatan berbicara sebagai suatu jalinan
komunikasi lisan. Pada komunikasi tulisan, kegiatan yang berkaitan adalah aktivitas
membaca dan menulis.
Berbicara ialah kemampuan mengucapkan kata-kata dalam rangka menyampaikan atau
menyatakan maksud, ide, gagasan, pikiran, serta perasaan yang disusun dan dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan penyimak agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh
penyimak.Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami. Oleh karena itu, agar dapat menyampaikan pesan secara
efektif, pembicara harus memahami apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan.
Mengemukakan tujuan berbicara diantaranya adalah untuk meyakinkan pendengar,
menghendaki tindakan atau reaksi fisik pendengar, memberitahukan, dan menyenangkan para
pendengar.
Berbicara dapat dimanfaatkan untuk dua hal yaitu untuk mengomunikasikan ide dan
menambah pengetahuan. Berbicara terdiri atas berbicara formal dan berbicara informal.
Berbicara informal meliputi bertukar pikiran, percakapan, penyampaian berita, bertelepon,
dan memberi petunjuk. Sementara itu, berbicara formal antara lain diskusi, ceramah, pidato,
wawancara, dan bercerita (dalam situasi formal). Pembagian atau klasifikasi seperti ini
bersifat luwes, artinya situasi pembicaraan yang akan menentukan keformalan dan
keinformalannya. Sebagai contoh, penyampaian berita atau memberi petunjuk dapat juga
bersifat formal jika berita atau pemberian petunjuk itu berkaitan dengan situasi formal, bukan
penyampaian berita kepada teman.

Salah satu penilaian seseorang terhadap karakter kita dapat diketahui dari cara kita berbicara.
Kita harus benar-benar menguasai berbicara dengan baik agar tidak menimbulkan rasa
dendam seseorang karena perkataan yang tidak sopan. Seseorang juga dapat menilai kita
berpendidikan atau tidak dari perkataan yang kita ucapkan. Intonasi dalam berbicara juga
harus diperhatikan untuk mendukung komunikasi yang baik. Terkadang emosional seseorang
dapat mempengaruhi intonasi dalam berbicara. Dalam mengatur intonasi kita juga harus
dapat mengontrol emosional karena terkadang intonasi juga dapat membuat seseorang salah
paham dengan apa yang kita sampaikan. Selain itu, juga perlu diperhatikan saat berbicara.
Dengan melihat mata dari lawan bicara kita juga merupakan suatu bentuk penghargaan kita
terhadap lawan bicara. Terkdang tatapan mata yang sinis juga dapat membuat
kesalahpahaman seseorang atas apa yang kita sampaikan. Untuk itu kita harus dapat
memperhatikan bagaimana tatapan saat berbicara untuk meyakinkan pendengar atas apa yang
kita sampaikan. Untuk itu berbicara dengan sopan merupakan hal terpenting yang harus
diperhatikan dalam berkomunikasi agar membangun komunikasi yang baik dan menghindari
adanya kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai