PROPOSAL PENELITIAN
A. Judul Penelitian
A. Latar Belakang
(Chaer, 1994).
sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistik (Prancis: signe
yaitu terdiri dari (1) komponen yang mengartikan, yang berwujut bentuk-
bentuk bunyi bahasa (2) komponen yang diartikan atau makna dari komponen
yang pertama itu. Komponen ini adalah berupa tanda atau lambang;
sedangkan yang berada di luar bahasa yang lazim disebut referen atau hal
yang ditunjuk.
2
masyarakat. Kebudayaan terdiri atas segala sesuatu yang dipelajari oleh pola-
segala variasinya”. Bahasa yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu bahasa
dan Pontianak, ada satu istilah yang cukup popular untuk menamakan bahasa
(Kendayan) yang dituturkan oleh orang Kanayatn, yang tidak lain adalah suku
mengungkapkan konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang
dan bahan yang digunakan dalam acara Batalah atau upacara pemberian nama
kepada bayi yang baru lahir. pemberian nama ini bertujuan untuk memberi
Batalah adalah acara adat memberi nama pada seorang bayi yang baru
lahir. Waktu pemberian nama pada anak yang baru lahir biasanya
Batalah. Acara Batalah juga diartikan sebagai bukti ungkapan syukur kepada
Jubata (Tuhan) atas keselamatan persalinan ibu dan bayinya yang baru lahir,
ada Puskesmas dan tenaga medis (Bidan) yang masuk di wilayah mereka.
pemuka adat yang biasa disebut dalam masyarakat Dayak Kanayatn sebagai
4
berupa tumpi’, poe’, kulita, ai’ pasasahatn, karake’, kapur, manok, rokok, dan
aset budaya itu sebagai kekayaan khasanah bangsa Indonesia. Selain untuk
antara manusia, alam, dan sang pencipta merupakan suatu hubungan sinergis
alam baka. Sehingga untuk pelaksanaan suatu upacara adat dituntut suatu
kerja sama, saling membantu dengan hati yang tulus agar dicapai suatu
keberhasilan.
5
temurun dari nenek moyang suku Dayak Kanayatn yang bersifat sakral,
dalam ritual Batalah akan dipimpin oleh satu orang Panyanggahatn yang
nantinya akan menjalankan prosesi tersebut. Semua orang tidak bisa menjadi
yaitu bagi kaum awam banyak yang belum mengatahui acara Batalah
melihat alat dan bahan dalam acara Batalah, serta dapat dijadikan referensi
dalam acara Batalah atau acara pemberian nama kepada bayi yang baru lahir.
kebudayaannya.
6
yaitu:
makna kultural alat dan bahan yang digunakan dalam acara Batalah.
Iyasena dengan peneliti ini adalah sama-sama meneliti makna leksikal dan
makna kultural.
7
VII semestar ganjil pada keterampilan tertulis dan lisan yang terdapat pada
gagasan, pendapat ke dalam bentuk teks eksposisi yang berupa artikel ilmiah
lisan. Melalui KD ini peserta didik dapat menuangkan ide berkaitan dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Landak?
Landak?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Landak.
didokumentasikan.
10
E. Penjelasan Istilah
antara peneliti dan pembaca dalam memahami istilah yang digunakan dalam
konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
(Kridalaksana, 2008:97)
4. Batalah adalah upacara adat pemberian nama kepada bayi yang baru lahir.
6. Jubata ialah sebutan untuk roh-roh baik yang ada disekitar mereka,
masyarakat Dayak percaya bahwa setiap pohon, air, hutan, dan bukit
dihuni oleh Jubata. Nama Jubata juga diartikan sebagai nama sang
Dalam acara ritual Batalah, hanya dipimpin oleh satu orang saja. Berbeda
dengan ritual lainnya, seperti Babore dan Balenggang yang bisa dipimpin
peneliti.
makna yang sebenarnya). Nama lain dari makna ini adalah makna kamus,
mengenai peristilahan alat dan bahan yang digunakan dalam acara Batalah
tempat penelitian karena tradisi disana masih terjaga seperti Gawe padi,
Balala’, Muakng parahu dan tidak ketinggalan tradisi Batalah tersebut masih
sampai saat ini masih terlaksana secara turun-temurun. Selain itu, peneliti
Kanayatn Banana’-Ahe.
12
Kabupaten Landak.
Kabupaten Landak.
Memiliki luas wilayah 9.909,10 km² dan berpenduduk sebesar 282.026 jiwa.
menjadi Kabupaten pada tahun 1999. Jarak Kecamatan Menjalin dari ibu kota
13
Provinsi ± 150 km dengan waktu tempu ± 2 jam untuk waktu normal. Luas
berdasarkan data sensus tahun 2010 adalah 40.000 jiwa dengan kepadatan
Kecamatan Sadaniang.
Menjalin.
1) Desa Lamoanak, yang terdiri atas Wilayah Dusun Apo, Dusun Baweng,
2) Desa Menjalin, yang terdiri atas wilayah Dusun Sei bandung (sunge
Ganye.
4) Desa Raba, yang terdiri atas wilayah Dusun Raba, Dusun Konyo,
5) Desa Rees, yang terdiri atas wilayah dusun Rees, dan Maria Bagak.
14
6) Desa Sepahat, yang terdiri atas wilayah Dusun Silung, dusun Sepahat,
H. Kajian Pustaka
1. Semantik
semantics, berasal dari bahasa Yunani sema (nomina) yang berarti “tanda”
atau semaino (verba) yang berarti “menandai”. Istilah tersebut digunakan para
pakar bahasa untuk menyebut bagian ilmu bahasa yang mempelajari makna
15
atau arti bahasa dan menjadi salah satu dari tiga tataran analisis bahasa, yaitu
sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada
Tanda atau lambang di sini sebagai padanan kata sema itu adalah
Ferdinand de Saussure (1966), yaitu yang terdiri dari (1) komponen yang
diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu. Kedua komponen ini
adalah merupakan tanda atau sesuatu yang berada di luar bahasa yang lazim
linguistik dengan hal-hal yang ditandainya atau dengan kata lain, bidang studi
dalam linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Oleh
karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau
tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa fonologi,
2. Istilah
mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang
tertentu (Kridalaksana, 2011: 97). Istilah memiliki makna yang tepat dan
cermat serta digunakan hanya untuk satu bidang (Chaer, 2013: 52).
makna yang tepat dan cermat serta digunakan hanya untuk bidang tertentu
saja.
hasil penamaan. Istilah memiliki makna yang tepat dan cermat serta
pernyataan orang bisa mengatakan “kuping saya sakit” yang sama saja
dengan “telinga saya sakit”. Tetapi dalam bidang kedokteran telinga dan
kuping digunakan sebagai istilah untuk acuan yang berbeda, telinga adalah
Demikian juga antara kata tangan dan lengan, sebagaimana dalam bahasa
jatuh, tangannya patah” atau “Dia jatuh, lengannya patah” dengan acuan yang
sama. Sedangkan dalam bidang tidak sama. Lengan adalah anggota tubuh dari
17
ke jari-jari.
Tetapi jumlahnya massih tetap sebagai istilah adalah masih jauh lebih banyak
lagi. Untuk mengetahui maknanya atau acuannya kita tidak dapat mencarinya
di dalam kamus umumnya, meski dalam kamus besar sekalipun. Kita harus
3. Batalah
mulai dari usia 1 hari sampai 1 bulan lamanya. Acara ini meruapakan suatu
dianugrahi oleh Jubata haruslah diberi nama dengan melalui tata cara adat
upacara ini adalah agar anak selalu mendapat perlindungan dari Jubata
(Tuhan).
4. Makna
sesuatu yang berkaitan dengan maksud pembicara atau penulis. Dengan kata
18
lain, makna hampir sama dengan tujuan atau tujuan yang ingin dicapai oleh
yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama kata-kata). Makna
ini mempunyai konsep dalam bidang ilmu tertentu yakni dalam bidang
linguistik. Ada tiga hal yang dicoba jelaskan oleh para filsuf dan linguis
sehubungan dengan usaha menjelaskan istilah makna. Ketiga hal itu, yakni
menjelaskan istilah makna harus dilihat dari segi: (i) kata; (ii) katimat; dan
lain yang berisi informasi. Terdapat berbagai jenis pengertian makna yang
19
akan digunakan dalam penelitian ini, diantaranya yaitu makna leksikal dan
makna kultural.
4. Makna Leksikal
berasal dari leksem. Dalam kajian morfologi leksem lazim diartikan sebagai
bentuk dasar yang telah mengalami proses gramatikalisasi akan menjadi kata
diartikan sebagai satuan bahasa yang memiliki satu makna atau satu
pengertian, seperti air dalam arti “sejenis barang cair yang digunakan
keperluan sehari-hari”, pensil dalam arti “sejenis alat tulis yang terbuat dari
kayu dan arang”, meja hijau dalam arti “pengadilan’, dan banting tulang
dalam arti “bekerja keras” adalah contoh-contoh leksem. Jadi makna leksikal
meaning), atau mekna eksternal (external meaning) adalah makna kata ketika
kata itu berdiri sendiri, entah dalam bentuk leksem atau bentuk berimbuhan
yang maknanya kurang lebih tetap, seperti yang dapat dibaca di dalam kamus
bahasa tertentu. “Makna leksikal ini dipunyai unsur-unsur bahasa lepas dari
berkata, “...sematik leksikal tidak perlu kita uraikan banyak di sini; sebuah
kamus merupakan contoh yang tepat dari semantik leksikal: makna tiap-tiap
20
kata diuraikan di situ”. Memang, makna leksikal sebuah kata dapat dilihat di
dalam kamus.
Makna leksikal ini dapat juga diartikan sebagai makna kata secara
lepas, diluar konteks kalimatnya. Makna leksikal ini terutama yang berupa
kata di dalam kamus biasanya didaftarkan sebagai makna pertama dari kata
atau entri yang terdaftar dalam kamus itu. Misalnya, ‘bagian tubuh dari leher
ke atas’ adalah makna leksikal dari kata kepala’, sedangkan makna ‘ketua’
‘ketua’ atau pemimpin kata kepala itu harus bergabung dengan unsur lain,
digunakan dalam ujaran itu andai kata kita tidak tahu makna leksikal sebuah
kata yang digunakan di dalam suatu ujaran kita dapat melihatnya di dalam
kamus, atau bertanya kepada orang lain yang tahu. Namun, persoalannya
tidak sesederhana itu sebab ada sejumlah kasus di dalam studi semantik yang
menyangkut makna leksikal itu. Kasus-kasus itu adalah: (1) kasus kesamaan
makna atau kesinoniman, (2) kasus kebalikan makna atau keantoniman, (3)
dengan laksem atau kata yang maknanya kurang lebih tetap, seperti yang
5. Makna Kultural
daerah. Makna kultural juga berkaitan dengan kebudayaan yang ada dalam
suatu masyarakat. Menurut Sibrani (2004: 28) Bahasa juga transmisi secara
Aminudin (2011: 24) aspek sosial dan kultural sangat berperan dalam
tanda dari sebuah budaya tersebut. Terdapat tiga unsur yang tidak dapat
Ketiga unsur tersebut meliputi (1) ideational, yaitu isi pesan yang ingin
peristiwa tuturan, serta (3) textual, bentuk kebahasaan serta konteks tuturan
Ahe Kabupaten Landak dalam mengenal peristilahan alat dan bahan yang
6. Komponen Makna
2008: 129).
makna kata atau komposisi makna kata. Proses tersebut dapat dilakukan
diajukan.
23
Contoh
+dewasa, -jantan, dan +kawin. Apabila dibandingkan makna kata ayah dan
1 Insan + +
2 Dewasa + +
3 Jantan + -
4 Kawin + +
Perbedaan makna antara makna kata ayah dan kata ibu terletak pada ciri
makna atau komponen makna: ayah memiliki makna ‘jantan’, sedangkan kata
ibu tidak memiliki makna ‘jantan’. Ini disebut konsep analisis biner, yaitu
7. Pengertian Bahasa
“satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer” yang kemudian lazim
pengertian itu adalah (a) bahasa merupakan suatu sistem, (b) sebagai sistem,
bahasa bersifat arbitrer, dan (c) sebagai sisem arbitrer bahasa dapat digunakan
untuk berinteraksi, baik dengan orang lain maupun dengan diri sendiri.
8. Kebudayaan
bentuknya tak ditentukan oleh individu tertentu, misalnya bahasa akan mati
apabila semua bangsa memakai bahasa itu semuanya musnah karena bahasa
“superorganik”.
25
terima dalam masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk ini akan adanya
c. Kebudayaan nasional.
Di desa, orang masih menganut nilai tradisi dan cara hidup orang tua.
diperoleh karena warisan. Orang desa memandang orang kota sebagai orang
dan primitif. Dalam suasana nasional, identitas yang digunakan oleh para
dan adat istiadat yang berlaku bagi mereka, kebudayaan dapat diartikan
sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
istiadat bersifat umum, ruang lingkupnya luas, dan abstrak. Adat istiadat
mencakup sistem nilai budaya, norma, dan hukum. Singkatnya adat istiadat
adalah sistem budaya. Jadi dapat dikatakan bahwa adat istiadat Dayak adalah
yang di dalamnya terdapat sistem nilai budaya, sistem norma, dan sistem
hukum serta menjadi dasar dan pendorong yang kuat bagi kehidupan Dayak
di dalam masyarakat.
dengan alam baka. Sehingga untuk melaksanakan suatu upacara adat dituntut
untuk bekerjasama, saling membantu dengan hati yang tulus agar dicapai
I. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
sangat tepat dan sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas yaitu
sehingga yang dihasilkan akan dicatat berupa bahasa yang dikatakan sifatnya
2. Bentuk Penelitian
perkembangan kebijakan.
a. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah penutur asli bahasa Dayak
b. Data
wawancara, teknik pancing, teknik cakap muka, teknik catat, dan teknik
sebagai berikut:
1) Teknik wawancara
yang akan diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
2) Teknik Pancing
diharapkan oleh peneliti. Pancingan stimulasi ini dapat berupa bantuk atau
dalam penelitian ini, peneliti akan langsung mendatangi Desa Tanjam untuk
4) Teknik Catat
teknik yang penting untuk dilakukan oleh seorang peneliti. Teknik ini
seperti bunyi-bunyi kurang jelas. Selain itu, apa yang dilihat itu harus dicatat
31
karena meskipun ada hasil rekaman, namun hasil rekaman dalam bentuk pita
rekaman tidak akan pernah memberi gambaran yang berkaitan dengan fonetik
artikulatoris.
5) Teknik Rekam
pada saat penerapan teknik cakap semuka. Status teknik ini bersifat
teknik ini, teknik yang dicatat dapat cek kembali dengan rekaman yang
dihasilkan.
a. Daftar pertanyaan
b. Lembar catatan
c. Alat rekam
a. Ketekunan Pengamatan
dapat melakukan pegecekan kembali apakah data yang telah didapatkan valid
deskripsi data yang akurat dan dinamis (sugiyono, 2015: 370). Ketekunan
kembali data yang telah didapatkan agar lebih teliti, data yang dimaksud
c. Triangulasi
data dari berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi terbagi atas tiga takni
waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
33
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda
tahapan yang sangat menentukan karena pada tahap ini kaidah-kaidah yang
data yang peneliti lakukan yakni megenai peristilahan dalam acara batalah
Kanayatn Banana’-Ahe.
Kabupaten Landak.
Kabupaten Landak.
34
Banana’-Ahe.
Landak.