Kabupaten
Sambas,
Ratib
Saman
agaknya
perlu
mendapatkan sorotan. Sekarang, tradisi peninggalan leluhur
yang sarat nuansa Islami ini hampir punah. Menurut
Budayawan Sambas, A Muin Ikram, dalam lima puluh tahun
terakhir, Ratib Saman hanya dimainkan sebanyak enam kali.
Di seluruh wilayah Sambas pun, diperkirakan hanya dua
atau
tiga
desa
yang
masih
melaksanakannya.
Catatan
Uray
Ronald,
Sambas
"Banyak warga kita yang tidak tahu apa itu Ratib Saman.
Kalau ditanyakan dengan orang yang berumur di bawah 50
tahun di Sambas, sebagian besar pasti menyatakan tidak
pernah melihat atau mendengarnya," kata Muin, kemarin.
Itu mencerminkan betapa tradisi ini sangat langka. Padahal,
tradisi Ratib Saman ini adalah sebuah khazanah budaya
yang patut dilestarikan. Ratib Saman, sambung Muin,
sebetulnya sudah sejak lama dikenal dan dilaksanakan oleh
warga
Sambas.
Namun, tidak diketahui pasti dari mana asal usul Ratib
Saman ini, apakah murni budaya asli Melayu Sambas
ataukah dari luar (Arab). Demikian pula, belum diketahui
jelas mengenai abad atau tahun berapa serta siapa yang
pertama kali memperkenalkan atau mengajarkannya. Karena
itu, masih perlu diadakan kajian dan penelitian yang lebih
lanjut untuk mengungkap misteri sejarah tersebut. Indikasi
budaya atau kesenian ini datang dari Arab terlihat dari syair
atau lagu dalam Ratib Saman yang seperti membaca ayat
suci
Alquran.
Tulisan syair atau kitab yang ditemukan pun masih dalam
huruf Arab (Arab Melayu). Jadi, bisa disimpulkan bahwa
Ratib Sambas sangat identik dengan Islam. Keberadaan
Ratib Saman juga menjadi suatu bukti bahwa Kerajaan
Melayu Sambas dulunya adalah sebuah negeri yang
berpegang teguh pada ajaran Islam. Berangkat dari fakta
tersebut, dua budayawan Sambas, H Arpan S dan A Muin
Ikram berasumsi, bilamana kehadiran Ratib Saman ini
dihubungkan dengan masuknya Islam di Sambas, maka ada
kemungkinan seni budaya itu mulai dikenal orang Sambas
setelah tahun 1632 Masehi, lebih dari empat abad yang lalu
ketika Raden Sulaiman bin Raja Tengah mendirikan Kerajaan
Sambas Islam pasca kekuasaan Ratu Sepudak (Hindu).