Anda di halaman 1dari 4

Fonetik dan Fonologi Bahasa Inggris: Sebuah Tinjauan

English Phonetics and Phonology


Peter Roach
Cambridge University Press
1998
262 Halaman

Oleh: Musthafa Amin

Sebuah ungkapan menarik dicetuskan oleh April Mc Mahon dalam pendahuluan buku
Introduction of English Phonology, bahwa seyogyanya manusia lebih pantas disebut dengan
istilah homo loquens (makhluk yang berbicara) daripada nama ilmiah homo sapiens (makhluk
yang berfikir) yang sudah populer. Hal ini dikarenakan karena banyak spesies memiliki
sistem isyarat berlandaskan bunyi atau suara dan dapat berkomunikasi dengan anggota
lainnya semisal isyarat bunyi tentang bahaya dan makanan. Manusia sendiri juga
menggunakan bunyi sebagai isyarat linguistik dan kemampuannya jauh lebih berkembang.

Struktur organ suara manusia sanggup menghasilkan beragam bunyi dengan cara yang
beragam pula. Salah satu keunikannya yang bisa dilihat adalah antarbahasa memiliki
sejumlah bunyi yang berbeda dan ada kecenderungan untuk lebih banyak atau lebih sedikit
dari bahasa lainnya.

Bidang kajian bahasa yang mengeksplorasi sistem bunyi ini disebut fonetik-fonologi.
Pertanyaan yang sering diajukan dan menjadi topik besar dalam kajian fonologis dan
fonetik, setidaknya sejak esai Joshue Steele, The Melody and Measure of Speech (dalam
April McMahon: 2002) adalah bagaimana varian titi nada (pitch) yang dihasilkan manusia
dikaji dalam ilmu bahasa.

Tiap bahasa memiliki sistem bunyi dan stuktur silabel yang berbeda dengan kerumitan yang
beragam. Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang memiliki ejaan yang cukup rumit
dan memiliki beberapa silabel-silabel yang sangat kompleks sehingga sangat perlu
mempelajari pengucapan kata-kata bahasa Inggris dalam kaitan fonem daripada hurufhuruf alfabetnya. Buku English Phonetics and Phonology karya Peter Roach, seorang
profesor emeretus Fonetik di Universitas Reading mencoba menawarkan sebuah penjelasan
dalam memahami fonetik-fonologi, terutama dalam bahasa Inggris.

Secara umum, sistematika pembahasan dalam uraian buku ini dibagi dalam 20 bagian
pembahasan. Secara sistematis bab satutujuh mengenalkan konsonan dan vokal dengan
teori fonetik dan fonemik yang cukup relevan. Bab delapan dan sembilan membahas silabel
beserta pembagiannya menjadi silabel kuat dan silabel lemah yang seringkali menyebabkan
kesulitan bagi penutur asing. Bab 10 dan 11 membahas stressing (tekanan) dalam simple
words dan complex words berserta afiks infleksional dan derivasional. Bab 12 lebih fokus
terhadap tingkatan rima dan aksen/stress kalimat dengan bentuk-betuk lemahnya. Bab 13
mengkaji sejumlah problematika dalam analisis fonemik dan mengenalkan fitur-fitur
distingtif fonologi bahasa Inggris. Bab 1419 membahas sejumlah aspek suprasegmental
khususnya intonasi. Bab terakhir membahas beberapa area studi dalam fonetik dan fonologi
dan studi tentang dialek.

Salah satu kompleksitas bahasa Inggris adalah triftong (triphthong). Ia lebih sulit
diucapkan dan sulit untuk dikenali. Berbeda dengan diftong yang berbunyi dua rangkap
untuk satu silabel, triftong adalah luncuran satu vokal menuju vokal kedua dan ketiga, dan
diucapkan secara cepat (hlm. 23). Sebagai contoh, pengucapan kata hour kualitas vokal
mirip : yang meluncur melalui area vokal belakang bundar (salah satu simbol yang digunakan
adalah ), kemudian diakhiri dengan vokal tengah/mid-central ( ). Simbol [a] digunakan
dalam pengucapakan hour.
Kesulitan bagi penutur asing terhadap bahasa Inggris modern adalah pergerakan vokal yang
sangat kecil, kecuali dalam pengucapan yang hati-hati. Karena itulah, vokal tengah dalam
tiga vola triftong sulit didengar dan suara yang dihasilkan sulit dibedakan dari beberapa
diftong dan vokal panjang.

Pembahasan menarik yang diperbincangkan oleh Roach adalah problematika dalam analisis
fonetis bahasa Inggris (bab. 13). Pandangan umum bahwa tuturan tersusun dari fonem dan
di manapun bunyi diproduksi sangat dimungkinkan untuk mengenali fonemnya memang
sepenuhnya benar namun terdapat problematika teoritis yang patut dipertimbangkan.

Menurut Roach ada dua problem teoritis yang terjadi, yakni dari perspektif analisis dan
assignment (penempatan). Fonem merupakan satuan unit paling dasar dari bahasa namun ada
beberapa kesulitan untuk menentukan fonem yang tepat dalam bahasa tersebut, utamanya
bahasa Inggris. Akibatnya adalah beberapa penulis menghasilkan analisis sistem fonemik
yang berbeda. Analisis fonemik tidak begitu rigid dan sederhana sebagaimana mempelajari
huruf-huruf alfabet. Sebagai contoh adalah simbol dan dalam kosa kata church dan
judge. Keduanya adalah bunyi letup (plosive) yang diikuti afrikatif. ada dua analisis yang
muncul di sini yakni keduanya merupakan fonem konsonan tunggal dan analisis lainnya
menganggap bahwa keduanya adalah dua fonem konsonan yang indipenden (t+ dan d+ ). Hal
ini akan menimbulkan kerancuan pemahaman meski tidak berujung pada perbedaan makna.
Apalagi, masih menurut Roach, penutur asing yang awan bahasa Inggris menganggap
keduanya merupakan satu bunyi, senada dengan analisis pertama.

Dari problematika assigment, Roach mencoba menampilkan salah satu contoh dalam uraian
silabel kuat dan lemah (bab sembilan). Bunyi dan i, dalam beberapa konteks, jelas berbeda,

namun di konteks lainnya terdapat kesulitan menentukan bunyi. Dalam Menentukan dan i
dalam kata beat dan bit masih lebih mudah daripada menentukan bunyi silabel kedua dari
kata easy dan busy dalam salah satu dialek bahasa Inggris, dialek Wales. Ada dua
kemungkian penentuan fonem dalam kosa kata tersebut, yakni easy = /i:zi/+/i:z / dan busy =
/bzi/+/bz/. Hal ini juga terjadi dalam penentuan bunyi fonem u dan . Bilamana dalam
penentuan bunyi untuk kata to, dalam kalimat good to eat dan food to eat, diucapkan dengan
vokal sebagaimana fonem untuk good dan vokal u: sebagaimana fonem untuk food, maka
penentuan vokal apakah untuk kata to dalam kata I want to?

Meski buku ini dibuat sebagai bahan ajar bagi penutur asing agar mempermudah komunikasi
dengan penutur asli Inggris, buku ini seyogyanya dapat menjadi memperkaya kajian dalam
khazanah Linguistik dan berguna bagi linguis. Buku ini menyediakan penjelasan yang bernas
tentang fonologi bahasa Inggris dengan cakupan teorinya. Diagram-diagram ilustratif untuk
varian bunyi juga sangat membantu. Jika butuh membandingkan deskripsi sejumlah
fenomena bahasa tertentu dengan bahasa Inggris, buku ini merupakan rujukan yang dapat
diandalkan. Bagian asimilasi tingkatan kalimat sangat membantu untuk menunjukkan
pentingnya menulis secara morfofonemik daripada menuliskannya secara fonetis. Di samping
itu juga terdapat contoh-contoh yang gampang dicerna dalam prosesnya seperti asimilasi,
elisi dan lain-lain dari bahasa Inggris. Selamat membaca

Anda mungkin juga menyukai