Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“Pelecehan Identitas Nasional yang dilakukan oleh Australia terhadap


Pancasila”
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang dibimbing oleh
Ibu Prof. Dr. Dra. Sjamsiar Sjamsuddin

Disusun Oleh Kelompok Enam (6) :

Meidina Sarah (155030200111106)


Erika Safira (155030201111008)
Chita Nurul Afiah (155030201111083)
Alifah Damayanti (155030201111092)
Helda Safira (155030207111006)
Tania Ananda (155030207111117)

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
November 2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, Kami
panjatkan pula puji syukur atas kehadirat-nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang kami beri judul
“Pelecehan Identitas Nasional yang dilakukan oleh Australia terhadap Pancasila.”

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Dra. Sjamsiar Sjamsuddin
selaku dosen pengampu mata kuliah pendidikan kewarganergaraan yang telah memberikan kami
tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan dan segi tata
Bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata, Kami berharap semoga makalah tentang kasus
pelecehan identitas nasional ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dari pembaca-nya.

Malang, November 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN:

Latar Belakang……………………………………………………………………… 1

Rumusan Makalah………………………………………………………………….. 1

Tujuan Penulisan……………………………………………………………………. 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA:

Pengertian Identitas Nasional …………………………………………………………. 3

Hakikat Identitas Nasional………….…………………………………………………. 3

Unsur-Unsur Identitas Nasional…….…………………………………………………. 4

Identitas Nasional Indonesia…………………………………………………………… 4

Pancasila………………………………………………………………………………. 5

BAB III

Metode Penulisan……………………………………………………………………… 6

BAB IV

PEMBAHASAN

Analisis Kasus Indonesia-Australia……………………………………………………. 8

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………………….. 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Identitas nasional adalah konsep suatu bangsa tentang dirinya. Ciri khas suatu bangsa
adalah penanda utama identitas bangsa tersebut. Karena menyangkut diri atau ciri suatu bangsa,
maka penegasan terhadap identitas nasional suatu bangsa selalu merujuk atau mengacu pada
hakikat bangsa itu sendiri. Dalam konteks Indonesia, identitas nasional mengacu pada Pancasila.

Pancasila merupakan ideologi bangsa dan Pancasila merupakan ideologi bangsa dan
negara yang melandasi dan membimbing serta mengarahkan bangsa kepada tujuannya. Bangsa
Indonesia harus dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam kelima sila Pancasila.

Maraknya terjadi kasus penghinaan Identitas nasional oleh berbagai kalangan menjadikan
latar belakang terbuat makalah ini, seperti contohnya kasus penghinaan lambang negara oleh
seorang artis ber-inisial ZG yang melecehkan lambang Pancasila disebuah acara musik, selain itu
terjadi juga kasus dugaan pelecehan Bendera Merah Putih yang dilakukan Malaysia yang
terdapat pada modul Asean Games 2017.

Pada makalah ini, akan menjelaskan dugaan pelecehan Pancasila yang dilakukan
Australia pada saat pelatihan kerja sama militer pada November 2016. Berdasarkan pemaparan
permasalahan tersebut, penulis tertarik mengangkat judul “Pelecehan Identitas Nasional yang
dilakukan oleh Australia terhadap Pancasila”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang diangkat penulis dalam makalah ini
adalah bagaimana tindakan Indonesia atas pelecehan identitas nasional yang dilakukan oleh
Australia terhadap Pancasila.

1
C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan harus dapat menjawab rumusan masalah oleh sebab itu penulis
merumuskan tujuan penulisan adalah menjelaskan tindakan Indonesia atas pelecehan identitas
nasional yang dilakukan oleh Australia terhadap Pancasila.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Pengertian Identitas Nasional

Identitas adalah karakter, ciri, tanda, jati diri, ataupun sifat khas, sementara nasional
artinya bangsa. Jadi, Identitas nasional adalah sifat khas keperibadian atau karakter suatu bangsa.
(Tim Dosen Kewarganegaraan MPK Universitas Brawijaya, 2017)

Identitas nasional adalah konsep suatu bangsa tentang dirinya. Ciri khas suatu bangsa
adalah penanda utama identitas bangsa tersebut. Karena menyangkut diri atau ciri suatu bangsa,
maka penegasan terhadap identitas nasional suatu bangsa selalu merujuk atau mengacu pada
hakikat bangsa itu sendiri. Dalam konteks Indonesia, identitas nasional mengacu pada Pancasila.

Menurut Heri Herdiawanto, Identitas Nasional merupakan suatu kumpulan nilai budaya
yang tumbuh serta berkembang di dalam macam-macam aspek kehidupan dari ratusan suku yang
ada dan dihimpun dalam satu kesatuan seperti Indonesia yang kebudayaan nasional itu dengan
acuan pancasila & Bhineka Tunggal Ika yang merupakan dasar dan arah pengembangannya.

b. Hakikat Identitas Nasional

Didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Indonesia mengacu kepada Pancasila yang
aktualisasinya terceminkan dalam penataan kehidupan kita yang dalam arti yang luas, misalnya
pada aturan perundang-undangan ataupun moral yang dengan secara normatif diterapkan di
dalam bermasyarakat atau berinteraksi, baik itu di dalam tataran nasional ataupun internasional .

Dengan hal tersebut nilai-nilai budaya yang tercermin pada identitas nasional itu terbuka
dan cenderung terus-menerus bersemi disebebakan karena adanya hasrat menuju untuk kemajuan
yang dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi & implikasinya ialah identitas nasional adalah
sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru supaya tetap relevan serta
fungsional di dalam kondisi aktual yang berkembang di dalam bermasyarakat.

3
c. Unsur-Unsur Identitas Nasional

Terdapat enam (6) unsur pembentuk identitas nasional suatu negara, Yaitu:

 Sejarah
Bangsa Indonesia mengalami kehidupan dalam beberapa situasi dan kondisi sosial yang
berbeda sesuai perubahan jaman. Perjuangan Indonesia berlanjut pada perjuangan
meraih dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dari penjajah.
 Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional adalah meliputi 3
unsur, yaitu akal budi, peradaban (Civility), dan Pengetahuan (Knowledge).
 Budaya Unggul
Budaya Unggul adalah adalah semangat dan kultur kita untuk mencapai kemajuan
dengan cara “Kita harus mengubah,Kita harus berbuat baik, Kalau orang lain mampu,
mengapa kita tidak mampu.”
 Suku Bangsa
Suku bangsa yaitu yaitu golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif (Ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan kelamin. Identitas nasional dalam
aspek suku bangsa adalah adanya suku bangsa yang majemuk.
 Agama
Identitas nasional dalam aspek agama adalah masyarakat agamis dan memiliki hubungan
antar umat se-agama dan antar umat beragama yang rukun.
 Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut negara disamping sebagai identitas nasional. Bahasa
merupakan identitas nasional yang bersumber dari salah satu lambang suatu negara.
Bahasa merupakan satu keistimewaan manusia, Khususnya dalam kaitan dengan hidup
bersama dalam masyarakat adalah adanya Bahasa.

d. Identitas Nasional Indonesia

Erwin (2003) menyatakan bahwa identitas nasional Indonesia dapat dibagi menjadi tiga
bidang sebagai berikut, yaitu:

4
1. Identitas Fundamental, yakni Pancasila sebagai filsafat bangsa, hukum dasar,
pandangan hidup, etika politik, paradigma pembangunan.
2. Identitas instrumental, yakni meliputi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi
negara, Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan, garuda Pancasila sebagai
lambang negara, bendera merah putih sebagai bendera negara, bhineka tunggal ika
sebagai semboyan negara, dan Indonesia raya sebagai lagu kebangsaan.
3. Identitas alamiah, yakni Indonesia sebagai negara kepulauan dan kemajemukan
terhadap sukunya, budayanya, agamanya.

PANCASILA

Pancasila merupakan karakter bangsa Indonesia yang mengandung kesadaran, cita-cita,


hukum dasar, pandangan hidup yang telah menjadi nilai, asas, norma bagi sikap dan tindakan
pemerintah dan rakyat Indonesia. Pancasila merupakan ideologi bangsa dan negara Pancasila
merupakan ideologi bangsa dan negara yang melandasi dan membimbing serta mengarahkan
bangsa kepada tujuannya. (Tim Dosen Pancasila Pusat MPK Universitas Brawijaya, 2017)

Pancasila ini hendaknya dibudayakan dalam kehidupan anak bangsa diseluruh penjuru
nusantara. Karena dengan Pancasila bangsa akan mempunyai karakter dan jati diri sebagai
bangsa dan negara yang bermartabat.

 Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila


Sebagai sumber nilai etika atau moral bangsa Indonesia, Pancasila mengandung berbagai
nilai moral menyangkut ini, nilai etika ketuhanan memuat dimensi sifat-sifat ketuhanan, nilai
ketuhanan bersifat universal. Semua agama meyakini bahwa sifat-sifat Tuhan tersebut baik
adanya, sehingga harus dijadikan landasan moral. Etika kemanusiaan yang bersifat adil, dan
berbasis moralitas menekankan kesederajatan manusia tanpa memandang agama, suku, ras, dan
budaya. Sementara itu kebebasan manusia menurut Pancasila dibatasi oleh nilai-nilai Pancasila
yang lain, yakni bukan merupakan kebebasan yang sama sekali tidak terikat dengan yang lain.
Nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang melekat pada sila-sila Pancasila. (Khaelan, 2009)

5
BAB III

METODE PENULISAN

a. Jenis Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, metode penulisan adalah salah satu faktor penting yang
menunjang suatu proses penulisan yaitu berupa penyelesaian suatu permasalahan yang dibahas.
Metode penulisan digunakan dalam penulisan ini bertujuan untuk mencapai tingkat ketelitian,
jumlah, dan jenis yang akan dihadapi. Metode penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana penulis berusaha memaparkan
tentang bagaimana kasus tentang pelecehan identitas nasional yang dilakukan oleh Australia
terhadap Pancasila.

b. Sumber Penulisan

Penulis memperoleh sumber penulisan dari data sekunder yaitu data yang digunakan
untuk mendukung dan melengkapi data primer yang berhubungan dengan masalah penulisan
karya tulis ilmiah. Menurut Silalahi (2009) data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui
sumber-sumber lain yang tersedia. Makalah ini tidak menggunakan data primer (data yang
diambil secara langsung) melainkan data sekunder yang dapat berupa kepustakaan, arsip, data
dari internet, dan dokumentasi.

c. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah teknik pengamatan
tidak langsung dan teknik analisis dokumen. Penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber
baik buku, jurnal, maupun internet guna mendukung karya tulis ilmiah ini. Setelah itu, penulis
menganalisis dokumen-dokumen dan data-data dari sumber tersebut untuk menyimpulkan hasil,
saran, dan kesimpulan karya tulis ilmiah ini.

6
d. Analisis Data

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan model analisis interaktif


yang meliputi empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data (reduction), sajian data
(display) dan verifikasi data/penarikan kesimpulan (conclusion drawing). menurut Miles dan
Huberman (dalam Sugiyono, 2010) diterapkan melalui empat alur yaitu:

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian.
2. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema yang polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
3. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and
Huberman (dalam Sugiyono, 2010) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
4. Conclusion Drawing (Verifikasi)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi
jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

7
BAB IV

PEMBAHASAN

a. Latar Belakang Hubungan Indonesia dengan Australia

Australia merupakan benua yang berbentuk pulau yang terletak diantara samudra Hindia
dan pasifik dan diapit oleh kepulauan Asia Tenggara dan daratan Kutub Selatan, secara geografis
posisi Australia terisolasi, satu-satunya tetangga terdekat Australia sejak tahun 1949 (sampai
Papua New Guinea dan Timur Leste merdeka) adalah Indonesia yang sebelumnya disebut Hindia
Belanda.

Hubungan Indonesia dan Australia pada era Soekarno terjadi pada rentang tahun 1945-
1950 sangatlah kuat, karena Australia mendukung gerakan kemerdekaan Indonesia atas Belanda.
Hal ini diwujudkan dalam peran Australia sebagai mediator perundingan antara Indonesia dan
Belanda dalam usaha memerdekakan diri. Hubungan bilateral Indonesia dan Australia pada era
Soekarno dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu; Perang Dingin, dekolonisasi Irian Barat, dan
rekonstruksi nasional di Malaysia.

Untuk memperkuat kepentingan kedua negara Indonesia dan Australia telah


menandatangani Deklarasi Kemitraan Komprehensif (Comprehensive Partnership) yang pada
intinya menegaskan semangat kerjasama kedua pihak disemua bidang. Selain itu, deklarasi ini
sekaligus merupakan payung kerjasama komprehensif kedua negara.

Selain Deklarasi Kemitraan Komprehensif tersebut, Indonesia dan Australia juga telah
menandatangani Perjanjian tentang Kerangka Kerja Sama Keamanan (Agreement between the
Republic of Indonesia and Australia on the Framework for Security Cooperation) pada tanggal
13 November 2006 di Mataram, Lombok, Nusa Tengara Barat. Salah satu-nya merupakan
perjanjian mengenai Pertahanan, Intelejen, Keamanan maritim.

8
Berdasarkan landasan kerjasama yang telah dibuat oleh kedua negara, maka antara
Indonesia dan Australia tidak dapat dipisahkan dalam meniti kerjasama dan perekatan hubungan
timbal balik yang saling menguntungkan.

Hal ini telah tercermin dalam realitas hubungan kedua negara berdasarkan pertimbangan
nasional masing-masing. Pada tahun-tahun berikutnya hubungan Indonesia-Australia kembali
mengalami pasang surut tetapi kedua negara selalu mencoba untuk memperbaiki kembali
hubungan mereka. Namun, pada tahun 2013 hubungan Indonesia dan Australia berada pada titik
terendah karena adanya masalah imigran gelap dan skandal spionase. Abbott untuk
mengendalikan jumlah imigran yang datang ke Australia telah dilihat Indonesia sebagai
tantangan atas kedaulatan.

Kerja sama bidang kemiliteran atau bidang keamanan antara Indonesia dengan Australia
dihentikan, sejak kemunculan masalah penyadapan Australia terhadap beberapa pejabat tinggi
indonesia. rencana latihan bersama Angkatan Laut kedua negara pun dibatalkan. Kerja sama
patroli laut oleh kedua negara juga dibatalkan. Indonesia dan Australia kini mengawasi perairan
lautnya sendiri-sendiri.

Selain di bidang kemiliteran, kerja sama yang dihentikan juga meliputi pertukaran data
intelijen. Kita stop tukar menukar data dan info intelijen. Kita stop juga latihan bersama
Kopassus yang ada di Lembang. Dari Darwin, kita tarik pesawat F16 dan Hercules, katanya.
Purnomo menegaskan, penghentian kerja sama itu sama sekali tidak merugikan Indonesia.
Sebab, selama ini TNI tak pernah bergantung pada Australia.

b. Kasus pelecehan identitas nasional yang dilakukan oleh Australia terhadap


Pancasila

Pelecehan Pancasila dan lambang negara dilakukan oleh oknum tentara Australian
Defence Force (ADF), Insiden ini terkuak saat Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sedang
melakukan program kerja sama pelatihan dengan pasukan komando Australia, Special Air
Service (SAS) di salah satu fasilitas pelatihan militer di Perth pada November silam. Salah

9
seorang instruktur bahasa indonesia yang berasal dari Kopassus yaitu Irawan Maulana Ibrahim
melihat ada materi pelajaran yang diduga menghina Pancasila.

Materi pelajaran itu berisi berbagai kutipan artikel-artikel di media tentang penghianatan
PKI pada tahun 1965, lalu berbagai masalah pelanggaran HAM yang terjadi di Papua dengan
seruan kemerdekaan papua, serta tuduhan pelanggaran HAM oleh TNI di Timor Timur, selain itu
terdapat pula tuduhan bahwa mantan pemimpin militer indonesia, mendiang Sarwo Edhie
Wibowo adalah seorang pembunuh massal, serta materi itu juga memuat informasi tentang
seorang perwira polisi TNI yang membunuh temannya saat mabuk.

Pada dinding pangkalan militer tersebut juga terpampang materi yang menghina dasar
negara Indonesia, Pancasila. Oleh militer Australia pancasila diplesetkan menjadi PANCAGILA,
dengan membuat “lima Prinsip gila”. Hal ini telah mengusik nasionalisme bangsa indonesia,
rakyat Indonesia merasa tersinggung dengan adanya kejadian ini, terutama mereka yang pernah
berjuang menjadi prajurit untuk membela negara, simbol-simbol negara yang selama ini
dihormati dan dijunjung tinggi oleh bagsa Indonesia dilecehkan oleh negara lain, yang mana
pelecehan tersebut hadir dalam institusi pendidikan militer yang secara sadar akan menjadi
doktrin bagaimana militer Australia memandang Bangsa Indonesia.

Pada sebuah konferensi pers, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan
merasa kesal atas ulah oknum tentara Australia. Menurutnya, materi yang diajarkan dalam
pelatihan di pangkalan Perth tersebut “tidak etis” bagi sebuah negara yang ramah. “ini terlalu
sakit untuk dijelaskan” ujar Jendral Gatot. Ia juga menegaskan bahwa setiap prajurit indonesia
diajarkan untuk mencintai ideologi negara nya dan mengorbankan nyawa mereka ketika
menghadapi musuh demi negara Indonesia.

Anggota Komisi I DPR Fraksi NasDem Supiadin Aries Saputra juga menyayangkan hal
tersebut, karena Indonesia dan Australia telah sepakat untuk saling menghormati satu sama lain
dan tidak mencampuri dalam urusan internal negara masing-masing. Ia menyatakan “seharusnya
dalam kerjasama antar negara harus memegang teguh prinsip-prinsip kesetaraan, saling
menghormati dan saling menguntungkan. Kalau salah satu dari ketiga prinsip diatas dilanggar,
maka TNI berhak menghentikan kerjasama yang sudah dibuat.” (Tirto.id, 2017)

10
c. Tindakan yang dilakukan pemerintah Indonesia atas pelecehan Pancasila

Tindakan pelecahan Pancasila oleh Australia terjadi saat konferensi pers yang membuat
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo kesal karena ulah salah satu oknum Australia yang
menurut nya materi yang di sampaikan saat di pangkalan Perth adalah ‘tidak etis’ bagi suatu
negara yang terkenal ramah. Materi yang dimaksud kan salah satunya ialah mengusik masalah
terkait Timor Leste sebelum merdeka dari Indonesia, dugaan seruan kemerdekaan Papua serta
diduga mempermainkan kata Pancasila menjadi Pancagila. Hal tersebut sangat menyakitkan
karena pada dasarnya bahwa setiap prajurit Indonesia diajarkan untuk mencintai ideologi negara
Indonesia dan bertarung mempertaruhkan nyawanya untuk menjaga negara nya sendiri.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membuat kebijakan yaitu menangguhkan


sementara kerjasama militer terhadap Australian Defence Force (ADF) yang dilakukan sejak
pertengahan Desember 2016. Selain itu Mentri Luar Negri memanggil Duta Besar Australia di
Jakarta sebagai langkah protes diplomatik terhadap negara Australia. Dalam hubungan
Internasional harus ada sikap tegas agar wibawa Negara dapat di tegakkan dan membuktikan
bahwa Indonesia adalah negara yang berdaulat dan tidak boleh dilecehkan oleh negara manapun
di dunia serta harus dihormati.

Menurut penilaian pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati ialah perlu
adanya tindakan tegas dari pemerintah Indonesia dan juga TNI mengenai skandal tersebut, tetapi
diperlukan kehati-hatian dalam mengambil langkah-langkah agar tidak merugikan hubungan
antar dua negara dalam waktu jangka panjang. Perlu adanya pendalaman investigasi terlebih
dahulu oleh pemerintah Indonesia terkait dengan penghinaan Pancasila agar tidak terjadi
kekeliruan dalam menilai kasus tersebut sehingga tidak terjadi reaksi yang berlebihan.

Anggota Komisi I DPR RI Sukamta meminta untuk mengusut skandal penghinaan


terhadap ideologi negara Indonesia yang dilakukan oleh Australian Defence Force (ADF) agar
yang bersalah segera diproses sesuai hukum yang berlaku. Sebagai bangsa dan negara ,
Indonesia layak melakukan protes kepada Australia dan jika perlu melakukan langkah – langkah
tertentu sehingga pemerintah Australia memberi tindakan tegas kepada pihak yang melakukan
penghinaan terhadap Pancasila.

11
Menurut Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia dan Australia sepakat untuk saling
menghormati. Meskipun demikian Jokowi meminta agar kasus pelecehan dasar negara Indonesia
ini diselesaikan terlebih dahulu sebelum kerjasama militer kedua negara dipulihkan kembali. Hal
tersebut adalah penting karena terkait sebuah masalah prinsip pada tingkat operasional. Perdana
Menteri Australia Malcolm Turnbull setuju terkait dengan hal yang disampaikan oleh Presiden
Joko Widodo dan berkomitmen untuk membangun hubungan erat antar negara berdasarkan
kepentingan bersama dan saling menghormati.

Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan bahwa otoritas militer Australia


telah memberikan tindakan tegas terhadap anggota Angkatan Pertahanan Australia yang terlibat
kasus pelecehan Pancasila. Komandan yang memimpin sekolah bahasa angkatan bersenjata di
pangkalan militer, Perth telah di skors. Sementara itu , seorang oknum perwira pertama Australia
yang menyajikan materi pembelajaran yang mengandung pelecehan terhadap Tentara Nasional
Indonesia (TNI) juga telah dikenakan sanksi administratif oleh pihak pemerintah Australia.
(Tirto.id, 2017)

d. Penyelesaian Kasus Pelecehan Pancasila

Pelecehan yang dilakukan oleh Australian kepada Indonesia yaitu perubahan penyebutan
Pancasila yang diubah menjadi Pancagila dan juga adanya pelatihan militer yang bermuatan
negatif tentang TNI menimbulkan banyak problema di Indonesia. Masyarakat Indonesia
mendesak pemerintah untuk melakukan penindakan tegas kepada militer Australia. Karena hal-
hal tersebut, pemerintah Australia ataupun Indonesia mengambil beberapa tindakan tegas sebagai
berikut :

1. TNI Menangguhkan Kerjasama Militer antara Indonesia dan Australia

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo telah menangguhkan sementara kerja sama
militer dengan Australian Defence Force (ADF) sejak pertengahan Desember 2016.
Apuspen TNI, Mayjen TNI Wuryanto, menuturkan kerja sama ditangguhkan karena ada
beberapa masalah teknis yang perlu dibahas terkait hal tersebut (Tirto.id)

12
2. Sanksi Administratif

Oknum militer Australia yang melakukan pelecehan terhadap identisa nasional dikenakan
sanksi administratif oleh pemerintah Australia. Hal tersebut dilakukan karena hal ini
dapat merusak kerjasama yang akan dibangun Australia dimasa yang akan datang
ataupun yang akan berlangsung jika hal-hal seperti ini tidak di tindak lanjuti secara
serius.

3. Permintan Maaf oleh Australia

Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne mengirimkan surat kepada Menteri


pertahanan Indonesia dan mengatakan penyesalan yang sangat mendalam mengenai
beberapa pelecehan yang dilakukan oleh anggota militernya dengan Indonesia. Selain
mengirimkan surat, ia juga melakukan permintaan maaf secara langsung kepada Menteri
Pertahanan Indonesia. Mereka berjanji akan menyelesaikan masalah ini hingga tuntas.

Hal-hal tersebut diatas adalah tindakan konkrit yang dilakukan pemerintah Indonesia dan
pemerintah Australia mengenai pelatihan yang mengandung hal negatif tentang TNI dan juga
pelecehan Identitas Nasional yaitu penyebutan Pancasila. Fadli Zon juga mengatakan bahwa
lebih baik dilakukan pemutusan kerjasama karena kepentingan nasional adalah hal yang paling
utama.

13
BAB V

PENUTUP

a. Kesimpulan

Pada akhir tahun 2016 Indonesia dikagetkan dengan berita dugaan pelecehan Pancasila
yang dilakukan oleh Militer Australia saat pelatihan Bahasa Indonesia di Australia November
2016 yang lalu. Pancasila diplesetkan menjadi Pancagila yang mana hal tersebut membuat
bangsa Indonesia geram dan marah, bukan hanya hal itu, materi pelatihan militer dengan Bahasa
Indonesia yang dilaksanakan di Australia juga cenderung memberikan kurikurum materi yang
menjelek-jelekkan Indonesia. Seperti contoh, materi yang diberikan adalah kasus PKI dan materi
yang memuat tuduhan bahwa mantan pemimpin militer indonesia, mendiang Sarwo Edhie
Wibowo adalah seorang pembunuh massal.

Hal tersebut disayangkan oleh Indonesia , Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga
sangat geram dan tidak bisa menjelaskan lebih lanjut kasus ini. “Ini terlalu sakit untuk
dijelaskan.” Begitu kata beliau. Akhirnya Indonesia mengambil tindakan untuk menghentikan
sementara hubungan militer dengan Australia. (Tirto.id, 2017)

14
DAFTAR PUSTAKA

Ari. (2017, Januari 5). Retrieved from OKEZONE NEWS:


https://news.okezone.com/read/2017/01/05/337/1584096/lecehkan-pancasila-menhan-
oknum-tentara-australia-sudah-diskorsing

Denura, F. (2017, Januari 8). Retrieved from NetralNews:


www.netralnews.com/news/hukum/read/46568/terkait.kasus.penghinaan.pancasila..pengamat
.dukung.sikap.tegas.indonesia.terhadap.australia

Khaelan. (2009). Filsafat Pancasila : Pandangan Hidup Bangsa. Yogyakarta: Paradigma.

Muhaimin. (n.d.). Retrieved from SINDONEWSS.

Muhaimin. (2017, Januari 6). Retrieved from SindoNews:


https://international.sindonews.com/read/1168530/40/pascapenghinaan-pancasila-ri-dan-
australia-sepakat-saling-menghormati-1483663032

Sinaga, C. M. (2014). Dinamika Hubungan Indonesia-Australia Dalam Bidang Politik. Makassar:


Universitas Hasanuddin.

Tim Dosen Kewarganegaraan MPK Universitas Brawijaya. (2017). Kewarganegaraan : Identitas,


Kebangsaan, dan Nilai Keindonesiaan. Malang: Madani.

Tim Dosen Pancasila Pusat MPK Universitas Brawijaya. (2017). Pancasila Dalam Diskursus : sejarah, jalan
tengah, dan filosofi bangsa. Yogyakarta: Ifada Publishing.

Tirto.id. (2017, Januari 5). Retrieved from Tirto.id: https://tirto.id/topik/isu-penghinaan-pancasila-


586f30e72d81ba1c787c595c

15

Anda mungkin juga menyukai