Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan akademik yang baik menciptakan mahasiswa berkualitas yang
mampu bersaing di era globalisasi. Bidang akademik harus mampu memberikan
pelayanan yang terbaik dalam segala aspek. Layanan akademik, kadang disebut
layanan kurikuler, meliputi: peraturan akademik, perkuliahan, kurikulum,
konseling/konsultasi akademik, magang, tesis, evaluasi, termasuk fasilitas
perkuliahan seperti perpustakaan, OPH, laboratorium dan lain-lain. (Tampubolon:
2001).
Pelayanan akademik akan berjalan dengan lancar jika ditunjang oleh
manajemen yang baik pula. Manajemen pada dasarnya adalah proses penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Istilah manajemen
secara umum dikenal dalam ilmu ekonomi yang berfokus pada keuntungan dan
barang dagangan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan yang menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai sarana penunjang terciptanya sumber daya
manusia yang berkompeten dan mampu bersaing di era globalisasi ini, maka
institut pendidikan harus mau berbenah diri sesuai dengan kebutuhan zaman
sekarang ini.
Tugas pelayanan akademik adalah memberikan pelayanan terbaik untuk
mendukung kebutuhan mahasiswa dalam proses pengelolaan mata kuliah.
Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2012:248) pelayanan sebagai
kegiatan atau manfaat yang diberikan oleh satu kelompok kepada kelompok lain
dalam bentuk tidak berwujud. Pengertian dari tidak berwujud bukan hanya
penyediaan layanan, tetapi juga proses penyampaian. Layanan yang relevan
memahami kebutuhan konsumen dan juga mampu untuk memberikan pelayanan
yang optimal.

1
Tersedianya layanan akademik sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk
perencanaan perkuliahan dari segala aspek kebutuhan mahasiswa. Akademisi
membantu mahasiswa baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
memberikan layanan untuk memenuhi segala kebutuhan akademik mahasiswa.
Peran tenaga pendidik dan kependidikan dalam memberikan pelayanan
akademik kepada mahasiswa harus sepadan dengan biaya yang telah dikeluarkan
oleh pemerintah pusat. Di sisi lain, ketersediaan dan kelengkapan fasilitas
pembelajaran di perguruan tinggi sangat dibutuhkan untuk menopang kualitas
mahasiswa yang adalah orang yang tumbuh sebagai pribadi dan memiliki citra
diri yang matang. Kematangan konsep diri yang relevan adalah kematangan
psikologis mahasiswa sebagai individu yang dapat mengarahkan dirinya sendiri.
Menurut Miyono (2005:105) mendorong munculnya kebutuhan psikologis,
yaitu keinginan untuk dilihat dan diperlakukan oleh orang lain sebagai orang yang
mengarahkan diri sendiri, tidak dikendalikan, dipaksa atau dimanipulasi oleh
orang lain. Salah satu faktor yang mendorong mahasiswa untuk memberikan
pandangan terhadap apa yang mungkin mereka rasakan sebagai mahasiswa ialah
tingkat kematangan.
Persepsi mahasiswa adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh
mahasiswa terhadap lingkungan dimana mahasiswa menerima pelayanan dengan
menggunakan indera-indera yang dimiliki, sehingga menghasilkan sebuah
persepsi apakah bernilai positif, netral, dan negatif. Beberapa mahasiswa merasa
puas dengan keadaan mereka sebagai mahasiswa, termasuk proses akademik,
fasilitas kampus, lingkungan sekitar, dan kehidupan kampus saat ini. Namun,
beberapa mahasiswa merasa kurang atau tidak puas dengan proses akademik,
fasilitas kampus, lingkungan sekitar, dan kehidupan universitas, yang mengarah
pada ketidakpuasan dalam diri mereka.
Dalam hal ini, mahasiswa dapat dikatakan sebagai pelanggan pendidikan
tinggi yang karakteristiknya relatif kompleks dan beragam, sehingga pelanggan
tidak hanya tunggal, melainkan beberapa pihak dengan faktor atau kriteria yang

2
berbeda. Salah satu pelanggan perguruan tinggi dalam hal ini mahasiswa lebih
tepat disebut stakeholder karena hal ini menunjukkan bahwa banyak mahasiswa
yang memiliki pemahaman yang berbeda satu sama lain. Pemangku kepentingan
lain dalam pendidikan tinggi antara lain pengguna pendidikan tinggi (end user),
masyarakat (social) serta dosen dan staf (employee) (Marthalina:2018).
Mahasiswa merupakan pemangku kepentingan yang vital karena mereka
tertarik dan terpengaruh langsung oleh pembelajaran dan kepemimpinan
pengelolaan perguruan tinggi. Pihak pemakai lulusan (end user) dan masyarakat
(social) adalah stakeholder yang berkepentingan dengan hasil kontribusi nyata
dari dosen dan staf, mahasiswa dan alumni. Kontribusi penting dari dosen dan staf
adalah layanan pengajaran, pengelolaan dan penyediaan ruang kuliah yang sesuai,
keamanan yang terjamin dan kehidupan lingkungan universitas yang nyaman
bagi mahasiswa.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi dan harapan ketika
melakukan kegiatan baik akademik maupun non akademik. Upaya memenuhi
keinginan dan harapan mahasiswa merupakan strategi perguruan tinggi yang
paling utama, dan hasilnya paling berpengaruh. Berdasarkan layanan yang
diperoleh selama perkuliahan, pandangan mahasiswa terhadap layanan akademik
dapat dievaluasi selama proses perkuliahan.
Kelayakan dari suatu perguruan tinggi akan dilihat dari kualitas
pemebelajaran dan pelayanan institusi yang ada. Proses pembelajaran memliki
berapa peranan penting dalam pendidikan, hal tersebut yang dapat menciptakan
seorang mahasiswa yang mengerti dan paham akan sebuah ilmu pengetahuan.
Sedangkan pelayanan institusi cenderung mengacu pada jasa, dimana jasa adalah
suatu proses atau kegiatan yang tidak berwujud dan menunjukkan interaksi
manusia, meskipun pihak-pihak yang tidak terlibat di dalam mengetahuinya.

3
Prodi S-1 Sosiologi merupakan salah satu program studi yang ada di
Universitas Nusa Cendana Kupang. Secara keseluruhan mahasiswa aktif yang ada
di program studi Sosiologi berjumlah 881 mahasiswa. Setiap masing-masing
mahasiswa mempunyai persepsi yang berbeda-beda mengenai pelayanan
akademik yang ada di prodi Sosiologi. Prodi Sosiologi terus dituntut untuk selalu
memperbaiki kualitas proses pendidikanya disertai dengan upaya peningkatan
relevansinya dalam rangka persaingan global.
Tersedianya layanan akademik sangat bermanfaat bagi mahasiswa baik dalam
merencanakan perkuliahan maupun dalam memenuhi kebutuhan seluruh
mahasiswa. Akademik membantu dengan memberikan pelayanan yang baik
secara langsung kepada mahasiswa beserta fasilitas yang bagus untuk membantu
memenuhi semua kebutuhan akademik mahasiswa. Adapun pelayanan pada
bagian akademik di Universitas Nusa Cendana yaitu: registrasi administrasi dan
registrasi akademik, SKS, beban studi dan lama studi, perkuliahan, kuliah tatap
muka dan syarat UAS tata tertib/kode etik akademik, kuliah kerja nyata dan
terakhir penyusunan skripsi.
Berdasarkan uraian di atas kesemua bentuk layanan akademik mendapatkan
berbagai respon dan mahasiswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mendukung proses pelayanan akademik, untuk mencapai tujuan yang baik. Oleh
karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “ Persepsi
Mahasiswa Tentang Pelayanan Akademik di Program Studi Sosiologi Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana Kupang”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: Bagaimana persepsi
mahasiswa tentang pelayanan akdemik di program studi Sosiologi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Nusa Cendana?

4
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang pelayanan akademik di program
studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Sosial, Universitas Nusa Cendana.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pelayanan
akademik.
2. Dapat digunakan sebagai sumber referensi dan mendorong pengembangan
penelitian mengenai studi pelayanan akademik dan digunakan sebagai
referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat praktis
 Bagi Peneliti
Sebagai sarana mempraktekkan teori-teori yang dipelajari selama proses
perkuliahan sehingga peneliti dapat menambah pengetahuan praktis tentang
layanan akademik.
 Bagi Mahasiswa
Memberikan pengetahuan serta memperluas pola pikir mengenai pelayanan
akademik yang diberikan kepada mahasiswa.
 Bagi Pembaca
Dengan bantuan penelitian ini diharapkan dapat menerapkan ilmu yang
diperoleh dari kajian terhadap masalah yang ada sesuai dengan ilmu yang
dipelajari dan menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang pelayanan
akademik.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan
peneliti teliti, yaitu sebagai berikut:
1. Indirwan, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Fakultas
Tarabiyah dan Keguruan Pascasarjana UIN Alauddin Makassar pada tahun
2016 dengan tesis “Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan
Akademik Pascasarjana UIN Alauddin Makassar”. Penelitian Indrawan
membahas mengenai persepsi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan yang
diteliti dengan mencari perbedaan persepsi antar mahasiswa, yaitu persepsi
mahasiswa terhadap kualitas pelayanan. Penelitian Indrawan menggunakan
metode kualitatif deskriptif dalam melakukan penelitian. Temuan penelitian
ini menunjukkan bahwa mahasiswa mempersepsikan administrasi UIN
Alaudin Makassar dari segi dimensi mutu layanan akademik yang jauh dari
mutu karena tidak sesuai dan memakan waktu lama, respon pelayanan tampak
lamban dalam memenuhi kebutuhan mahasiswa, kepastian tidak menjamin
layanan, dan ini menimbulkan keraguan. Menurut pemahaman mahasiswa,
sangat sulit untuk mendapatkan kenyamanan dan kemudahan dari layanan
akademik karena layanan tersebut tampak rumit bagi mahasiswa dan
mempersulit kehidupan mereka. Namun fasilitas materi cukup memadai untuk
menunjang perkuliahan, dan kalaupun masih ada kekurangan bisa diisi.
Tujuan penelitian Indirwan adalah untuk menjawab persepsi banyak
mahasiswa mengenai kualitas layanan akademik di UIN Alauddin Makassar
dalam hal keterbatasan, daya tanggap, jaminan, empati, dan tangibles, serta
berbagai tantangan yang dihadapi dalam memberikan layanan kepada
mahasiswa dan upaya pengelola Pascasarjana UIN Alauddin Makassar dalam
meningkatkan layanan akademik menuju layanan berkualitas. Sedangkan

6
tujuan dari penelitian yang akan dilakukan peneliti ialah untuk mengetahui
persepsi mahasiswa tentang pelayanan akademik di program studi Sosiologi.
Manfaat penelitian ini sama-sama membahas pandangan mahasiswa sangatlah
penting untuk menunjang suatu universitas untuk bisa memberikan pelayanan
yang terbaik sehingga penelitian yang diberikan ini nanti bisa menjadi tolak
ukur meningkatkan kualitas pelayanan menjadi lebih baik.
Persamaan penelitian ini sama-sama menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif. Perbedaan terletak pada penelitian yang dilakukan
Indirwan membahas mengenai persepsi mahasiswa terhadap kualitas
pelayanan akademik. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan berfokus
pada pandangan mahasiswa tentang pelayanan akademik.
2. Siti Aisyah, Mahasiswa Program Studi PAI (Pendidikan Agama Islam),
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri
Palangka Raya pada tahun 2018 dengan judul “ Persepsi Mahasiswa Prodi
PAI Angkatan 2013 Terhadap Pelayanan di Subbagian Akademik
Kemahasiswaan FTIK IAIN Palangka Raya”. Penelitian Siti Aisyah
membahas mengenai pelayanan di bagian subbagian akademik
kemahasiswaan yang diteliti dengan mencari perbedaan persepsi
mahasiswa terhadap layanan akademik. Penelitian Siti Aisyah
menggunakan metode kuantitatif jenis deskriptif dalam melakukan
penelitian.
Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi mahasiswa
terhadap pelayanan subbagian Mikwa FTIK IAIN Palangka Raya, yang
meliputi layanan pembuatan surat keterangan terminal dan pindah kuliah
yaitu baik, mudah dan prosesnya cepat. Layanan pembuatan surat izin
penelitian dan observasi awal yaitu baik, mudah dan prosesnya cepat, lama
pembuatanya 1-2 hari. Untuk pembuatan surat keterangan aktif kuliah
dinilai baik yaitu mudah dan prosesnya cepat. Layanan legalisir
ijazah/pengesahan dokumen dan transkip nilai yaitu baik, mudah dan

7
prosesnya cepat. Mengenai waktu kegiatan pelayanan subbagian Mikwa
untuk melayani mahasiswa yakni kurang tepat waktu. Sedangkan terkait
dengan suasana pelayanan di subbagian Mikwa yakni tenang, aman, tetapi
kurang tertib. Tujuan penelitian Siti Aisyah adalah untuk mendeskripsikan
layanan akademik yang ditawarkan oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Palangka Raya yang menurut mahasiswa memuaskan dalam hal
layanan administrasi yang ditawarkan oleh Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Palangka Raya. Sedangkan tujuan dari penelitian yang
akan peneliti teliti adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang
pelayanan akademik di program studi Sosiologi Fakultas Ilmu sosial dan
Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana.
Penelitian ini sama-sama membahas mengenai persepsi mahasiswa
terhadap pelayanan. Adapun perbedaan yang membedahkan antara lain
penelitian yang dilakukan Siti Aisyah menggunakan metode penelitian
kuantitatif jenis deskriptif dan penelitianya membahas mengenai pelayanan
di subbagian akademik kemahasiswaan sedangkan penelitian yang akan
dilakukan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskripstif
serta membahas mengenai persepsi mahasiswa tentang pelayanan
akademik.
3. Nurul Hikmah, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya pada tahun
2021 dengan judul “Persepsi Mahasiswa Terhadap Sistem Layanan Akademik
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya”. Penelitian Nurul
Hikmah menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif.
Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem layanan akademik sangat
penting, karena merupakan suatu rangkaian cara untuk bisa mendapatkan
pelayanan. Pelayanan yang baik maka akan berpengaruh terhadap persepsi
mahasiswa sebagai stakeholder dalam sebuah kampus. Persepsi mahasiswa
terhadap sistem layanan akademik yang diberikan oleh staf sudah baik,

8
meskipun masih ada beberapa keluhan yang nantinya bisa dibenahi kembali.
Sedangkan untuk kendala dan solusi yang dihadapi mahasiswa rasakan seperti
kurangnya informasi terkait SOP, nomor kontak staf layanan akademik yang
bisa dihubungi, kurangnya jumlah staf, jam operasional staf tidak ada
ditempat dan staf baru yang masih kebingungan. Tujuan penelitian Nurul
Hikmah adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang sistem pelayanan
akademik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya,
persepsi mahasiswa terhadap sistem pelayanan akademik di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya Institut, serta tantangan dan solusi
sistem layanan akademik. seorang staf pengajar Institut Agama Islam Negeri
Palangka Raya di Departemen Ekonomi dan Bisnis Islam. Sedangkan tujuan
dari penelitian yang akan peneliti teliti ialah untuk mengetahui persepsi
mahasiswa tentang pelayanan akademik di program studi Sosiologi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana.
Penelitian ini sama-sama membahas mengenai pelayanan
akademik dan sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif. Adapun perbedaan yang membedahkan antara lain penelitian
Nurul Hikmah membahas mengenai sistem layanan akademik di fakultas.
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan berfokus pada pelayanan
akademik yang di program studi Sosiologi.

2.2 Penjelasan Konsep


2.2.1 Persepsi
Menurut Slameto (2010), proses penyampaian pesan atau informasi ke
otak manusia merupakan konsep persepsi. Manusia secara konstan
berinteraksi dengan lingkungannya melalui persepsi. Panca indera,
penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa, dan penciuman digunakan untuk
memahami hubungan ini.

9
Selain itu, menurut Siagian, persepsi dapat dipahami dengan
menganggapnya sebagai suatu proses di mana seseorang mencoba memberi
makna tertentu pada lingkungannya yaitu sebagai berikut:
1. Individu yang sadar diri. Ketika seseorang melihat sesuatu dan
berusaha untuk memahaminya, dia dipengaruhi oleh sifat-sifat
pribadi yang juga mempengaruhi dirinya, seperti sikap, motif, minat,
pengalaman, dan keinginan..
2. Hal yang dirasakan saat ini. Seseorang, benda, atau peristiwa bisa
menjadi target. Biasanya persepsi seseorang terhadap suatu objek
dipengaruhi oleh karakteristiknya. Atau, dengan kata lain, gerak,
suara, ukuran, perilaku, dan sifat-sifat lain objek yang diamati juga
memengaruhi siapa yang melihatnya..
3. Faktor Situasi. Pengamatan harus dilihat dalam konteks, yaitu situasi
di mana pengamatan terjadi juga memerlukan perhatian. Situasi
merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan persepsi.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian persepsi di atas
dapat dipahami bahwa persepsi dapat diartikan sebagai proses
tanggapan dari suatu objek berupa pesan masuk sebagai informasi
ke dalam otak manusia melalui panca inderanya atau suatu proses
dimana seseorang dapat mengenal lingkunganya dan mendapat
informasi yang datang dari berbagai sumber melalui alat indera.

2.2.2 Mahasiswa
Pelajar di universitas dianggap sebagai mahasiswa, menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan mahasiswa adalah orang yang
sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Tanggung jawab utama mahasiswa di kampus menurut Siallagan (2011)
adalah belajar, menyelesaikan tugas, membaca buku, menulis jurnal,

10
memberikan presentasi, mengikuti diskusi, mengikuti seminar, dan mengikuti
kegiatan kampus lainnya. Tugas lain yang lebih berat dan lebih langsung
terkait dengan tugas pokok dan makna mahasiswa itu sendiri yaitu sebagai
agen perubahan dan pengendali sosial masyarakat dimasukkan sebagai
tambahan dari tugas utama tersebut. Kemampuannya menjadi pekerja yang
berbakti dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi negara saat
ini dapat menjadikannya harapan terbaik bangsa.
Mahasiswa harus selalu menunjukkan posisinya dalam kehidupan nyata
sebagai agen perubahan sosial. Siallagan (2011) menegaskan bahwa
mahasiswa memainkan tiga peran penting dan mendasar: intelektual, moral,
dan sosial.
a. Peran intelektual
Mahasiswa sebagai orang yang intelek, jenius, dan jeli harus bisa
menjalankan hidupnya secara proposional, sebagai seorang
mahasiswa, anak, serta harapan masyarakat.
b. Peran moral
Mahasiswa sebagai seorang yang hidup di kampus yang dikenal bebas
berekspresi, beraksi, berdiskusi, berspekulasi dan berotasi, harus bisa
menunjukkan perilaku yang bermoral dalam setiap tindak tanduknya
tanpa terkontaminasi dan terpengaruh oleh kondisi lingkungan.
c. Peran sosial
Untuk menjadi pelopor, menyampaikan aspirasi, dan melayani
masyarakat, mahasiswa harus selalu berkolaborasi, berpikir kritis, dan
bertindak dengan dilandasi kemauan dan keikhlasan.

11
2.2.3 Pelayanan Akademik
Pelayanan akademik dapat diartikan sebagai upaya perguruan tinggi
menyediakan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam
hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan akademik. (Rosalina dan Manik,
2015:117). Layanan akademik dibatasi pada kegiatan yang berkaitan
dengan bidang akademik sesuai dengan peraturan DepDikBud, antara lain
meliputi tugas-tugas yang ditentukan dalam program perkuliahan, kegiatan
dalam seminar, magang, kerja lapangan, skripsi, tesis, dan lain-lain, selain
itu, tidak hanya kegiatan akademik tatap muka, tetapi juga
dipertimbangkan kegiatan akademik yang terencana (terstruktur) dan
dilaksanakan secara mandiri.
2.2.3 Standar Pelayanan Minimum Perguruan Tinggi
a. Pengertian Standar Pelayanan Minimum
Standar Pelayanan Minimum (SPM) Perguruan Tinggi adalah
persyaratan kualitas layanan yang harus dipenuhi dalam
penyelenggaraan pengajaran, penelitian, dan pengapdian kepada
masyarakat untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota
masyarakat yang berkontribusi serta berkualitas secara akademis atau
profesional dan bersemangat untuk melanjutkan pendidikan mereka
dalam rangka menerapkan dan memajukan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
b. Landasan Standar Pelayanan Minimum Pada Perguruan Tinggi
Menurut Mahmud (2012:47) pada peraturan perundang-undangan yang
dijadikan landasan dalam menetapkan standar minumum pada
perguruan tinggi antara lain:
1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

12
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301).
3) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi.
4) Standar Pelayanan Minumum (SPM) Perguruan Tinggi masing-masing.
5) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585)
6) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4502)
7) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585)
8) Peraturan Pemerintahan Keuangan Nomor 09/PMK/. 02/2006 tentang
Pembentukan Dewan Pengawas pada Badan Layanan Umum.
9) PMK No 119/PMK. 05/2007 tentang Persyaratan Administrasi
Penetapan PK BLU.
10) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil Belajar Mahasiswa.

13
2.2.5 Jenis-Jenis Layanan Akademik di Universitas Nusa Cendana
Peraturan Rektor Universitas Nusa Cendana Nomor 3/PP/2019
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan di Universitas Nusa
Cendana menetapkan layanan akademik di Universitas Nusa Cendana
sebagai berikut:
a. Registrasi Administarsi dan Registrasi Akademik (Pasal 45)
1. Setiap awal semester, sesuai dengan jadwal yang ditentukan pada
kalender akademik, setiap mahasiswa yang menempuh pendidikan
Diploma, sarjana, atau pascasarjana Undana harus menyelesaikan
registrasi administrasi (regis pembayaran) dan registrasi akademik
(pendaftaran kelas)..
2. Dengan mengirimkan uang ke bank yang ditunjuk secara langsung,
mahasiswa membayar register.
3. Pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) secara luring atau daring
adalah cara mendaftar kuliah pada masa studi pertama semester
berjalan.
4. Volume studi mahasiswa Program Sarjana memiliki satu unit studi
yang masing-masing terdiri dari 20 sks, selama semester 1 (satu)
dan 2 (dua).
5. Proses registrasi dianggap selesai jika:
a. Website SIAKAD Undana memungkinkan mahasiswa untuk
mengunduh dan mencetak Kartu Rencana Studi (KRS).
b. Dosen PA dan koordinator program studi menandatangani
KHS dan KRS semester sebelumnya dan menyerahkannya
atas nama masing-masing.
6. Rencana studi mahasiswa yang belum disetujui oleh pembimbing
akademik sebelum masa konsultasi rencana studi berakhir
dinyatakan tidak sah (dibatalkan).

14
7. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara KRS yang dipasang secara
online dengan KRS mahasiswa, maka KRS di Arsip Subbagian
Pendidikan Fakultas yang akan diutamakan..
8. Sanksi atas pelanggaran jadwal pendaftaran akademik yang telah
ditentukan dalam kalender akademik, baik yang dilakukan oleh
dosen pembimbing akademik maupun tidak, diputuskan tersendiri
tergantung kewenangan fakultas masing-masing.
9. Perkuliahan dan/atau layanan akademik lainnya tidak terbuka bagi
mahasiswa yang belum melakukan registrasi.
10. PPs mengontrol proses pendaftaran akademik untuk program
pascasarjana.
b. Sistem kredit semester adalah penyelenggaraan pendidikan dalam satuan
kredit semester (sks), yang menyatakan beban kerja yang dibebankan
kepada mahasiswa, dosen, pengalaman belajar, dan pengelolaan
program pendidikan selama setiap semester. Selama satu semester,
sekurang-kurangnya terdapat 14 minggu efektif jadwal perkuliahan
dan/atau kegiatan lainnya. Satu semester studi terencana dapat diatur
untuk program magister, sehingga setahun terdiri dari tiga semester
dengan beban kerja efektif minimal 14 minggu. Dua semester, semester
ganjil dan semester genap, merupakan satu tahun akademik. Periode
genap dimulai pada 1 Februari dan berakhir pada 30 Juni, sedangkan
periode ganjil dimulai pada 1 September dan berlangsung hingga 31
Januari.
Menurut jenis kegiatannya, satu kredit dimuat dengan cara sebagai
berikut :.
a. Selama satu semester, kuliah terdiri dari tugas studi berikut:.
1. 50 menit tatap muka.
2. tugas terstruktur: enam puluh menit; dan.
3. belajar mandiri membutuhkan waktu satu jam.

15
b. Tanggapan, tutorial, seminar, atau latihan pembelajaran serupa
lainnya terdiri dari kegiatan per minggu untuk setiap semester.
1. waktu tatap muka = 100 menit.
2. 70 menit dialokasikan untuk belajar mandiri.
c. Selama 170 (seratus tujuh puluh) menit per semester, praktikum
berupa kegiatan pembelajaran di laboratorium, studio, bengkel,
lapangan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan/atau proses
pembelajaran lainnya;
d. 60 jam kerja lapangan per semester atau 10 jam (600 menit) per
minggu, dalam bentuk program magang atau pelatihan;
e. Penelitian, pembuatan model, seni pertunjukan, desain, dan kegiatan
terkait lainnya selama 4 jam (240 menit) per minggu, per semester,
termasuk dalam tesis, tugas, karya seni, atau bentuk lain yang
sebanding,
f. 4 jam (240 menit) penelitian per minggu, per semester, setara dengan
tesis atau disertasi..
c. Perkuliahan (Pasal 55)
1. Rapat tatap muka, seminar, simposium, diskusi, tanya jawab dan
tutorial, lokakarya, latihan, kerja lapangan, dan/atau kegiatan ilmiah
terkait lainnya adalah sebagian dari format perkuliahan.
2. Proses kuliah:
a. Penyelenggaraan perkuliahan merupakan tugas dan tanggung
jawab seluruh unsur kepemimpinan (dosen dan kependidikan),
universitas, fakultas dan unit pelaksana teknis pendidikan
kurikulum.
b. Perkuliahan diatur dengan kurikulum yang dikoordinir oleh wakil
dekan akademik.
c. Dalam penyusunan jadwal kuliah antar fakultas, mengikuti jadwal
fakultas yang bersangkutan.

16
d. Kepala fakultas dan/atau kepala unit pelaksana teknis (UPT)
bertanggung jawab menyusun RPP kelompok mata kuliah.
e. Koordinator program studi dan kepala laboratorim bertanggung
jawab dalam penyusunan jadwal mata kuliah praktikum.
f. Koordinator program studi memilih dan mendapat persetujuan
dari direktur/dekan PPs untuk beban mata kuliah bagi dosen.
3. Koordinator program studi menetapkan peraturan kelas dan sanksi
dalam pedoman tersendiri, yang kemudian disetujui oleh
direktur/dekan PPs.
d. Kuliah Tatap Muka dan Syarat UAS, Tata Tertib/Kode Etik Akademik
(Pasal 29)
1. Sesuai dengan kontrak perkuliahan dan jadwal perkuliahan,
perkuliahan diberikan secara tatap muka antara dosen dan
mahasiswa.
2. Ada 16 minggu kuliah tatap muka, yang juga mencakup
pertemuan UTS dan UAS.
3. Setiap siswa harus menghadiri setidaknya 80% dari 14 minggu
kuliah tatap muka untuk kursus dalam daftar. Mahasiswa tidak
diperkenankan mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) jika tidak
memenuhi syarat minimal perkuliahan tatap muka.
4. Sesuai dengan jadwal perkuliahan, UTS dapat dilaksanakan setelah
tatap muka ketujuh, dan UAS dapat mengikuti tatap muka kelima
belas sesuai dengan jadwal program studi.
5. UAS tidak dapat dilakukan oleh dosen yang melakukan perkuliahan
tatap muka kurang dari 14 minggu pertemuan.
6. Mahaiswa harus mematuhi standar yang ditetapkan oleh peraturan
yang berbeda ketika berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan
(kuliah, kunjungan lapangan, atau sesi laboratorium).

17
7. Aturan yang berbeda berlaku untuk perguruan tinggi yang
menunjukkan ciri-ciri spesifik keberhasilan akademik..
8. Aturan akademik harus dipatuhi agar tidak ada sanksi bagi dosen
dan mahasiswa.
e. Kuliah Kerja Nyata (Pasal 28)
1. Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah mata kuliah yang berjumlah 4
sks sebagai pengalaman pengabdian kepada masyarakat bagi
seluruh mahasiswa selama waktu yang disesuaikan dengan jumlah
sks.
2. Bagi mahasiswa KKN, tujuannya adalah untuk memperoleh
pengalaman dengan terjun langsung ke masyarakat untuk
menemukan, merancang dan memecahkan secara pragmatis,
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan
terhadap masalah-masalah yang dimiliki oleh masyarakat tertentu.
Efek samping dari pengalaman ini adalah pembentukan dan
pertumbuhan pribadi yang jujur, manajerial, dan profesional.
3. KKN dilaksanakan pada periode semester antara (Juli dan Agustus)
dan periode non semester tengah (semester ganjil dan genap).
4. Minimal lebih dari 100 sks harus diperoleh oleh mahasiswa yang
berhak mengikuti KKN di tengah semester, selain memenuhi
persyaratan lain yang diatur oleh peraturan terkait..
5. Mahasiswa harus menyelesaikan minimal 110 sks selain
persyaratan hukum lainnya untuk mengikuti KKN di luar periode
non semester..
f. Penyusunan, Persyaratan dan Penilaian Karya Tulis Akhir (Pasal 64)
1. Tugas akhir bagi mahasiswa pada program diploma disebut laporan
akhir, program sarjana disebut skripsi, sedangkan program magister
disebut tesis, dan program doktor disebut disertasi.

18
2. Tesis, tesis, dan disertasi merupakan hasil penelitian yang telah
dibuktikan dan diujikan baik dalam seminar proposal maupun
seminar hasil.
3. LP3M universitas menentukan format dan penyelenggaraan laporan
akhir, tesis, dan disertasi.
4. Topik laporan akhir, tesis, dan disertasi ditentukan oleh dekan atau
direktur PPs. Dua orang dosen yang bertugas sebagai dosen
pembimbing I dan dosen pembimbing II memberikan arahan
kepada setiap mahasiswa S1 yang sedang mengerjakan skripsi.
Kecuali dekan menentukan lain, pembimbing tesis atau tugas akhir
adalah dosen yang sudah bekerja atau bergelar doktor.
5. Pemilihan pengawas didasarkan pada kredensial ilmiah mereka.
6. Mahasiswa sarjana harus menulis proposal mereka sebagai berikut:
a. Mahasiswa dapat mengajukan penelitian setelah
mendapatkan minimal 100 SKS dengan terlebih dahulu
mengajukan rencana penelitian/penugasan (TOR) sesuai
format yang dipersyaratkan oleh kurikulum.
b. Tim penilai TOR yang dibentuk prodi menilai proposal
penelitian.
c. Pada saat dibutuhkan pembimbing, koordinator program studi
mengajukan calon pembimbing untuk dipertimbangkan dan
disetujui sesuai dengan kompetensinya.
d. Tata tertib program studi yang ditandatangani oleh ketua dan
anggota pembimbing sebagai bukti sebagai pedoman, dan
disetujui oleh koordinator program studi, berfungsi sebagai
mekanisme validasi permohonan penelitian.
e. Setelah mendapat persetujuan pembimbing, setiap mahasiswa
diwajibkan untuk menyelesaikan seminar proposal penelitian.

19
f. Faktor evaluasi berikut dipertimbangkan: konten, metode,
tanggung jawab, dan bahasa.
h. Setelah mendapatkan persetujuan pembimbing, setiap
mahasiswa bertanggung jawab untuk memimpin seminar
tentang temuan penelitian.
i. Jadwal pelaksanaan dan sesi seminar ditentukan oleh
koordinator program studi.
j. Evaluasi dan rekomendasi untuk perbaikan harus diberikan
oleh penguji untuk dipertimbangkan oleh supervisor.
k. Isi, metode, tanggung jawab, dan bahasa merupakan
komponen penilaian.
l. Rencana studi harus menetapkan POB untuk arah skripsi atau
tugas akhir.
7. Rentang Skor Penilaian dan Tindak Lanjut Usulan.

2.3 Landasan Teori


Penelitian ini menggunakan landasan teori untuk menjelaskan hasil penelitian
yang datanya di peroleh oleh informan. Oleh karena itu dianggap relevan
merujuk pada teori persepsi yang dikemukakan oleh Stephen P. Robbins tahun
2003.
Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses yang ditempuh individu-individu
untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi
makna kepada lingkungan mereka. Akan tetapi, apa yang dipersepsikan
seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi ada tiga hal, yaitu:
b. Pelaku persepsi: penafsiran seseorang mengenai sesuatu sangat dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu.

20
c. Target: karakteristik-karakteristik target tidak dipandang dalam keadaan
terisolasi, lebih pada bagaimana seseorang memisahkan suatu bentuk
(figure) dari dalam latar belakangnya secara umum.
d. Situasi: unsur- unsur lingkungan sekitar dapat mempengaruhi persepsi
seseorang.
Dari ketiga hal tersebut, maka persepsi seseorang tentang suatu obyek/ hal
dapat berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Hubungan teori dengan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui persepsi atau pandangan mahasiswa
tentang pelayanan akademik yang di berikan oleh program studi Sosiologi sudah
berjalan dengan baik atau belum.

21
2.4 Kerangka Berpikir

Prodi Sosiologi

Persepsi Mahasiswa Pelayanan Akademik


Teori Persepsi

Kurang
Baik Cukup Baik
Baik

Persepsi merupakan sebuah pandangaan atau proses pengorganisasian dan


penafsiran kesan indrawi individu untuk memberi mereka makna terhadap
lingkunganya.
Mahasiswa adalah orang yang mengikuti program pendidikan tinggi pada
lembaga pendidikan negeri, swasta, atau lainnya. Siswa dianggap memiliki
kecerdasan tingkat tinggi, kecerdasan dalam berpikir, dan kecerdasan dalam
perencanaan tindakan. Setiap siswa biasanya memiliki keterampilan pelengkap

22
tindakan cepat dan akurat, pemikiran kritis, dan sifat-sifat ini biasanya bawaan sejak
lahir.
Pelayanan akademik adalah layanan pendidikan yang berhubungan langsung
dengan pelanggan utama (mahasiswa) perguruan tinggi, yang meliputi kurikulum,
silabus, rencana mutu perkuliahan, unit materi, evaluasi, pelatihan, dan
pendampingan (Anastasia D. dan Ciptono:2001). Jadi persepsi mahasiswa merupakan
pandangan mahasiswa atas lingkungan dan segala isi yang ada di dalamnya termasuk
layanan akademik, yaitu layanan pendidikan yang berhubungan langsung dengan
pelanggan utama (mahasiswa) perguruan tinggi, termasuk kurikulum, silabus,
perencanaan mutu perkuliahan, unit materi, pemaparan materi, evaluasi, praktik dan
pembimbingan. Disini para mahasiswa akan melihat dan memberikan padangan
terkait dengan pelayanan tersebut, dimana pelayanan tersebut sudah berjalan dengan
baik atau kurang baik sehingga tidak merugikan mahasiswa.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Dilihat dari segi pendekatannya, penelitian ini dianalisis menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode ini dapat diartikan sebagai suatu
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dan akan menghasilkan data deskriptif
berupa tuturan,tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati berdasarkan fakta yang
tampak atau sebagai mana adanya pada objek penelitian sekarang. (Hadari
Nawawi,2005:63).

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu sosial dan
Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana, Kupang.

3.3 Sasaran Penelitian


Subjek penelitian merupakan tempat di mana data untuk variabel penelitian
diperoleh (Arikunto:2010). Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program
studi Sosiologi. Dalam penelitian ini penentuan informan menggunakan teknik
purposive sampling yaitu informan yang dipilih dan dipertimbangkan dengan tujuan
tertentu. Dengan kriteria sebagai berikut yakni:
 Mahasiswa aktif angkatan 2019 program studi Sosiologi FISIP UNDANA
 Mahasiswa yang telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN)
 Mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir

24
3.4 Jenis Data dan Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder adalah:
1. Data Primer
Data primer merupakan data dalam bentuk verbal atau istilah-istilah yang
diucapkan secara verbal, gerak atau sikap yang dilakukan oleh subjek yang
bisa dianggap, yaitu subjek penelitian atau informan yang berkenaan dengan
variabel yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden secara pribadi
(Arikunto, 2013:22). Informan penelitian ini adalah mahasiswa Sosiologi.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia dalam berbagai bentuk.
Data yang didapatkan atau diperoleh melalui berbagai dokumen, jurnal, buku
dan berbagai literatur yang didalamnya memuat catatan penting terkait
penelitian ini. Data sekunder biasanya dikatakan sebagai data pelengkap dari
data primer untuk memperjelas maksud dan tujuan penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Guna menjawab pertanyaan penelitian maka peneliti harus mengumpulkan data-
data dari sumber yang tepat, maka peneliti menggunakan beberapa metode yang
dapat mempermudah penelitian ini antara lain:
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2018:229) observasi adalah teknik pengumpulan data
yang mempunyai ciri khusus bila dibandingkan menggunakan teknik yang
lain. Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam
lain. Melalui kegiatan observasi peneliti bisa belajar tentang sikap dan makna
dari perilaku tersebut.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data penelitian.
Wawancara merupakan komunikasi dua arah untuk memperoleh informasi
dari informan yang terkait. Menurut Yusuf (2014:372), Wawancara adalah

25
suatu peristiwa atau proses interaksi antara pewawancara dengan sumber
informasi atau orang yang diwawancarai melalui komunikasi langsung atau
tanya jawab langsung tentang objek yang diteliti.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2018:476) dokumentasi adalah cara memperoleh
pengetahuan dan informasi berupa buku, arsip, dokumen, angka tertulis dan
gambar dalam bentuk laporan dan data penunjang penelitian. Dokumen yang
melengkapi penggunaan metode observasi dan wawancara lebih dapat
diandalkan atau sangat andal jika didukung oleh oleh foto atau tulisan
akademik yang ada tetapi, tidak semua dokumen memilih kredibilitas yang
tinggi.

a. Teknik Analisa Data


Menurut Sugiyono (2018:482) analisis data adalah proses mencari dan
mengumpulkan data secara sistematis dari hasil wawancara, catatn lapangan, dan
dokumentasi. Caranya adalah dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori-
kategori, mendeskripsikannya ke dalam unit-unit, mensistensiskan dan
menggabungkanya ke dalam pola, memilih mana yang penting untuk dipelajari dan
menarik kesimpulan yang mudah dipahami untuk diri sendiri dan orang lain. Teknik
analisis data yang diterbitkan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2018:246),
adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data ialah meringkas, memilih isi-isu, memfokuskan topik-topik
penting sesuai dengan topik penelitian, mencari tema dan pola, akhirnya
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mendorong pengembangan
pengumpulan data lebih lanjut (Sugiyono, 2018:247-249). Saat mereduksi
data, akan dipandu oleh tujuan yang dapat dicapai dan ditentukan sebelumnya.
Reduksi data juga merupakan proses berpikir kritis yang membutuhkan
kecerdasan dan visi yang tinggi.

26
2. Penyajian Data
Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Data
dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, flowchart, ikon, dan lan-lain.
Dengan penyajian data dapat diorganisasikan menjadi suatu pola hubungan
sehingga digunakan dalam penelitian kualitatif adalah penyajian data dalam
bentuk teks naratif.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam menganalisis penelitian kualitatif adalah menarik
kesimpulan. Menurut Sugiyono (2018:252-253), kesimpulan penelitian
kualitatif mungkin sesuai dengan rumusan masalah yang dirumuskan sejak
awal, tetapi mungkin juga tidak karena seperti yang dikatakan, masalah
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti
terjun langsung di lapangan. Temuan penelitian kualitatif merupakan temuan
baru yang belum pernah ada sebelumya. Suatu temuan dapat berupa gambaran
suatu objek atau gambaran yang sebelumnya tidak jelas menjadi jelas setelah
dilakukan penelitian.

27
DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku
A.Muri Yusuf .2014. Metodologi Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2012. Principles of Marketing. New Jersey:
Prentice Hall.
Mahmud, Marzuki. 2012. Manajemen Mutu Perguruan Tinggi, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Nawawi, Hadari.2005.Penelitian Terapan.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
pannya Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Polla, Rinda Hedwig dan Gerardus. 2006. Model Sistem Penjamin Mutu dan Proses
Penerapannya di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Robbins P. Stephen, 2003. Perilaku Organisasi, Jakarta, Gramedia.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV
Alfabeta.
Slameto.2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta.
Tampubolon, P.D. 2001,Perguruan Tinggi Bermutu, Paradigma Baru Manajemen
Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Universitas Nusa Cendana Kupang. 2019. Buku Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan di Universitas Nusa Cendana.

28
B. Jurnal
Amin, Solekhul, Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Akademik Pada Sekolah
Tinggi. Jurnal Wahana Akademika. Volume. 4, No. 2, 2017.
Anggana Septione Putra, dkk, Kualitas Layanan Akademik Mahasiswa di Program
Studi Pendidikan Vokalisasi Konstruksi Bangunan Universitas Negeri Jakarta.
Jurnal Pendidikan Teknik Sipil. Volume. 7, No. 2, 2018.
Boky, Yonas, Analisis Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Akademik
Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makasar. Volume. 14, No. 2, 2016.
Marthalina, Analisis Kualitas Pelayanan Akademik dan Kepuasan Mahasiswa di
IPDN Kampus Jakarta. Volume. 5, No. 1, 2018: 1-18.
Fakhruddin dan Eka Safrianti, Pelayanan Penasehat Akademik (PA) dalam
Meningkatkan Prestasi Mahasiswa. Jurnal Manajemen dan Administrasi
Islam. Volume. 1, No. 1, 2017.
Manik, Nita Yura Roslina dan Ester. 2015. Analisis Komparatif Pelayanan Akademik
Pada Fakultas Ekonomi dan Fakultas ISIP Universitas Jenderal Ackmad Yani,
Jurnal: Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Entrepreneurship, 9 (2): 117.

C. Skripsi
Angkoro, P.N. Mutu Pelayanan Akademik Dalam Memenuhi Kepuasan Mahasiswa
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
UIN Raden Intan Lampung. Skripsi. Lampung: UIN Raden Intan
Lampung, 2017.
Aisyah, Siti. Persepsi Mahasiswa Prodi PAI Angkatan 2013 Terhadap Pelayanan di
Subbagian Akademik Kemahasiswaan FTIK IAIN Palangka Raya. Skripsi.
Palangka Raya: IAIN Palangka Raya, 2018.
Indirwan. Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Akademik
Pascasarjana UIN Alauddin Makasar. Skripsi. Makasar: UIN Alauddin
Makasar, 2016.

29
Hikmah, Nurul. Persepsi Mahasiswa Terhadap Sistem Layanan Akademik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya. Skripsi. Palangka Raya:
IAIN Palangka Raya, 2021.
D. Internet
https://sosiologi.undana.ac.id

30

Anda mungkin juga menyukai