Anda di halaman 1dari 8

Proposal Penelitian Kualitas dan Kuantitas STIE YKPN Yogyakarta Dimata Para Mahasiswa dan Mahasiswinya

STIE YKPN Yogyakarta


Alamat: Jl. Seturan Raya, Sleman Yogyakarta 55281.Telp: 0274-486321, 0274486160 Fax: 0274-486155 Email:info@stieykpn.ac.id Website: www.stieykpn.ac.id

Anggota Kelompok :

1. Istajib Agasta Putra 2. Ashar Agus Riyono 3. Mariska Cahya E. P 4. Anthony Sarimas Putra 5. Hani Farhah 6. Noor Febriyanto

22791 22849 22777 22779 22723 22519

I.

LATAR BELAKANG
Pendidikan pada masyarakat mengalami peningkatan. Oleh sebab itu pendidikan pada tingkat perguruan tinggi dipandang sangat penting bagi masyarakat. Perguruan tinggi dengan produknya berupa jasa pendidikan merupakan lembaga yang berfungsi sebagai tempat untuk menyelenggarakan pendidikan atau pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat (Tim Quality Assurance, 2006). Pihak-pihak yang selalu dapat melakukan perubahan menuju kepada kemajuan akan dapat dipastikan menjadi pemenang dalam sebuah persaingan. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan upaya peningkatan mutu perguruan tinggi terus menerus dilakukan. Salah satu upaya untuk itu adalah mengembangkan penjaminan mutu (Quality Assurance) di perguruan tinggi. Dengan penjaminan mutu ini diharapkan tumbuh budaya mutu mulai dari, bagaimana menetapkan standar, melaksanakan standar, mengevaluasi pelaksanaan standar dan secara kontinu berupaya meningkatkan standar (Continuous Quality Improvement). Menurut Gasperz (2000) untuk dapat memenangkan persaingan diperlukan adanya suatu model pengelolaan pendidikan berbasis industri. Pengelolaan model ini menekankan pada adanya upaya pihak pengelola institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Sallis (2006) menyatakan bahwa penerapan manajemen mutu dalam pendidikan ini lebih populer dengan istilah Total Quality Education (TQE). Dasar dari manajemen ini dikembangkan dari konsep Total Quality Management (TQM). Strategi yang dikembangkan dalam penggunaan manajemen mutu terpadu dalam dunia pendidikan adalah institusi pendidikan yang memposisikan dirinya sebagai institusi jasa, yakni institusi yang dapat memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang diinginkan atau yang diharapkan oleh pelanggan (Tampubolon, 2001). Jasa atau pelayanan yang diinginkan oleh pelanggan tentu saja merupakan sesuatu yang bermutu dan memberikan kepuasan kepada mereka. Untuk itu diperlukan suatu sistem manajemen yang mampu memberdayakan institusi pendidikan agar lebih bermutu.

II.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang kami kemukakan, maka untuk mempermudah pembahasan dan efektifitas pencapaian tujuan penelitian perlu dirumuskan masalah dari penelitian sebagai berikut: 1. Apakah dosen-dosen yang mengajar di STIE YKPN sudah cukup berkualitas menurut para mahasiswa dan mahasiswinya?. 2. Apakah fasilitas dan pelayanan yang ada di STIE YKPN sudah mampu memuaskan para mahasiswa dan mahasiswinya?. 3. Secara keseluruhan, apakah STIE YKPN sudah memberikan timbal balik yang sepadan sesuai dengan apa yang diharapkan para mahasiswa dan mahasiswinya?.

III.

TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini mempunyai tujuan yang sangat baik yaitu membantu STIE YKPN dalam pelaksanaan perkuliahan dan juga menjadikan salah satu cara untuk memperbaiki itu semua. Secara umum penelitian ini sangat baik untuk dengan segera meningkatkan mutu pembelajaran di STIE YKPN.

IV.

MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang didapat dari Mahasiswa/inya yaitu menjadikan bahan masukan untuk STIE YKPN, selama kuliah di STIE YKPN dan juga sebagai aspirasi yang selama ini mereka rasakan dengan kata lain untuk kepentingan bersama dengan hal tersebut. Sedangkan manfaat bagi STIE YKPN merupakan hal yang sangat baik agar senantiasa meningkatkan mutu pembelajaran dan pelayanan serta membangun STIE YKPN menjadi lebih baik dan berusaha agar menjadi yang terbaik.

V.

KAJIAN TEORI DAN EMPIRIS Kualitas dan kuantitas adalah dua kata yang sering menjadi aspek utama dalam merefleksikan keberhasilan dalam perkembangan suatu organisasi. Kualitas adalah tolok ukur yang terkiat dengan kemampuan, skill, kecerdasan dan lain-lain, sedangkan kuantitas adalah tolok ukur yang berkaitan dengan jumlah.

Jika bicara tentang pengertian kualitas, tentunya akan bnyak versi dari masing-masing pakar dalam bidangnya, berikut saya mencoba untuk mengumpulkan beberapa penegrtian kualitas dari beberapa sumber atau referensI. Beberapa pakar kualitas mendefinisikan kualitas dengan beragam interpretasi. Juran (1989:16-17), mendefinisikan kualitas secara sederhana sebagai kesesuaian untuk digunakan. Definisi ini mencakup keistimewaan yang memenuhi kebutuhan konsumen dan bebas dari defisiensi. Juran (1962) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya. Crosby (1979) kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputiavailability, delivery, realibility, maintainability, dan cost effectivenes Feigenbaum (1991) kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintenance, dalam mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaianya akan sesuai dengankebutuhan dan harapan pelanggan. Elliot (1993) kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbedadan tergantung pada waktu dan tempat atau dikatakan sesuai dengan tujuan. Sedangkan menurut American Society for quality Control kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi (Render dan Herizer, 1997:92). (Ariani, 2004) ada dua segi umum tentang kualitas yaitu, kualitas rancangan dankualitas kecocokan. Semua barang dan jasa dihasilkan dalam berbagai tingkatkualitas. Variasi dalam tingkat ini memang disengaja, Sedangkan Deming berpendapat kualitas adalah mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen secara berkelanjutan atas harga yang telah mereka bayarkan. Filosofi Deming membangun kualitas sebagai suatu sistem (Bhat dan Cozzolino, 1993:106) Dalam penerapannya kualitan dan kuantitas tidak layak untuk dipisahkan dalam pengertiannya bahwa keduanya memiliki aspek pertimbangan yang saling menguatkan dalam keterkaitannya dengan refleksi perkembangan suatu organisasi. Jadi kuantitas secara sederhana dapat diartikan sebagai bobot, massa, atau jumlah. Sedangkan kualitas bisa dipandang sebagai mutu, nilai kebagusan. Lembaga pendidikan tinggi sejogyanya dapat berfungsi sebagai Power House pengembangan dan diseminasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang

dihasilkan melalui kegitan penelitiannya. Melalui kegiatan pengembangan IPTEKS nya Perguruan Tinggi diharapkan dapat berperan aktif dalam memecahkan permasalahan bangsa. Hasil kegiatan penelitian di Perguruan Tinggi tentunya tidak hanya berupa laporan yang teronggok di perpustakaan saja, akan tetapi paling tidak diharapkan dapat berdampak pada (a) pencapaian academic excellence (b) Economic value dan (c) Social Impact. Mengingat dampaknya yang sangat strategis, Perguruan Tinggi di Indonesia diharapkan dapat memperhatikan atmosfir penelitiannya secara serius untuk meningkatan citranya di tingkat nasional dan internasional. Ketiga capaian ini akan memberikan efek domino pada (a) percepatan Perguruan Tinggi menjadi Research Based University dan World Class University (b) Peningkatan kualitas substansi pendidikan (c) Peningkatan kinerja ekonomi daerah/Negara (d) Pemberdayaan masyarakat serta (e) Peningkatan kualitas lingkungan hidup. VI. DESAIN PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data adalah dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada mahasiswa yaitu dalam bentuk kueisoner. Kuesioner yang telah disusun yang diberikan alternatif jawaban bagi responden untuk menjawabnya. agar dapat mewakili populasi jumlah sampel akan diusahakan cukup besar jumlahnya, yaitu 100 orang responden penelitian. Penelitian ini menggunakan model penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan permasalahan yang diamati secara rinci. Penelitian deskriptif ini digunakan untuk melihat segala kekurangan yang ada di STIE YKPN. Kajian ini akan menggunakan metode analisis deskriptif dengan memakai alat bantu program SPSS untuk mendapatkan data frekuensi / deskriptif dari hasil penelitian. VII. METODELOGI DAN ANALISIS Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas STIE YKPN dimata para mahasiswa/inya. Dimana variabel yang digunakan untuk menjadi indikator yang mempengaruhi kualitas suatu perguruan tinggi adalah standar kualitas pendidikan menurut DIKTI yang terdiri dari 10 indikator antara lain proses pembelajaran, kurikulum program studi, sumber daya manusia, kemahasiswaan, prasarana dan sarana, suasana akademik, keuangan, penelitian dan publikasi, pengabdian pada masyarakat dan tata kelola.

Untuk mendapatkan informasi dan data-data yang kami perlukan dalam penyusunan penelitian ini, maka kami melakukan cara-cara pengumpulan data sebagai berikut : 1. Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) Penelitian kepustakaan ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan membaca buku (text books) dan referensi untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan dalam pembahasan penelitian ini. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini. Antara lain yang digunakan sebagai bahan data sekunder adalah text books, majalah, artikel koran, dan data online di internet. 2. Kuesioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Berikut ini tahap-tahap yang digunakan dalam proses pengolahan data : 1. Coding Pengkodean dilakukan untuk dapat memasukan data secara kuantitatif, pengkodean dilakukan untuk semua jawaban pertanyaan yang ada. 2. Data Entry Setelah proses pengkodean selesai, maka data selanjutnya bisa dimasukkan ke dalam sistem SPSS. 3. Cleaning dan Editing Data Data yang telah dimasukkan kemudian dilakukan penyeleksian dan pembersihan. Sehingga didapatkan data yang bersih dari kesalahan pada proses input yang mungkin terjadi. 4. Data Processing Data yang telah bersih kemudian diproses dengan SPSS. Data processing yang digunakan adalah analisis deskriptif frekuensi. Output yang dihasilkan bisa berupa tabel atau grafik.

VIII.

DAFTAR PUSTAKA [1] www.google.co.id [2] www.wikipedia.com [3] Gaspersz, Vincent. (2000). Penerapan Total Quality Management in Education (TQME) pada Perguruan Tinggi di Indonesia: Suatu upaya untuk Memenuhi Kebutuhan Sistem Industri Modern, Gramedia [4] Tim Quality Assurance. (2006). Panduan Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi . [5] Sallis, E., (2006). Total Quality Management in Education. IRCiSoD, Yogyakarta. [6] Sitinjak, T. dan Sugiarto. (2006). Lisrel. Edisi Pertama. Graha Ilmu.Yogyakarta. [8] Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi 2003-2010. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. [9] Tampubolon, P. D., (2001). Perguruan Tinggi Bermutu Paradigma Baru Manajemen Perguruan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke 21. P.T Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. [10] Churchill, Gilbert A. 2005. Dasar-Dasar Riset Pemasaran, Edisi 4, Jilid I, Alih Bahasa Oleh Andriani, Dkk, Penerbit Erlangga, Jakarta. [11]http://supermahasiswa.multiply.com/journal/item/5/Sukses_Membuat_Prop osal_Penelitian

~ oOo ~

Anda mungkin juga menyukai