Anda di halaman 1dari 5

RESUME

MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN

Dosen: Dr. Noor Miyono, M. Si.

Topik Makalah:

EVALUASI DIRI SEKOLAH TERHADAP MANAJEMEN MUTU AKADEMIK

Oleh
Nama : Anita Yuli Astuti
NPM : 21510086

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2023
A. Definisi Evaluasi Diri Sekolah
Definisi secara istilah tentang evaluasi terdapat macam-macam pendapat menurut
para ahli, diantaranya;
1) Menurut Edwin Wandt (1977), evaluasi adalah suatu tindakan atau proses dalam
menentukan nilai sesuatu.
2) Menurut M. Chabib Thoha, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
3) Menurut Nanang Fattah, evaluasi adalah pembuatan pertimbangan menurut suatu
perangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggung jawabkan.
EDS melihat visi dan misi sekolah. Apabila sekolah belum memiliki visi dan misi,
maka diharapkan kegiatan ini akan memacu sekolah membuat atau memperbaiki visi
dan misi dalam mencapai kinerja sekolah yang diinginkan. Hasil EDS digunakan
sebagai bahan untuk menetapkan aspek yang menjadi prioritas dalam rencana
peningkatan dan pengembangan sekolah pada RPS/RKS dan RAPBS/RKAS. Laporan
hasil EDS digunakan oleh Pengawas untuk kepentingan Monitoring Sekolah oleh
Pemerintah Daerah (MSPD) sebagai bahan penyusunan perencanaan pendidikan pada
tingkat kabupaten/kota. Sekolah melakukan proses EDS setiap tahun sekali.
Objek atau sasaran penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat
pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Subjek
evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi.

B. Keuntungan yang diperoleh sekolah dari EDS


1. Sekolah mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya
sebagai dasar penyusunan rencana pengembangan lebih lanjut.
2. Sekolah mampu mengenal peluang untuk memperbaiki mutu pendidikan,
menilai keberhasilan upaya peningkatan, dan melakukan penyesuaian program-
program yang ada.
3. Sekolah mampu mengatasi tantangan yang dihadapi dan mendiagnosis jenis
kebutuhan yang diperlukan untuk perbaikan.
4. Sekolah dapat mengetahui tingkat pencapaian kinerja berdasarkan 8 SNP.
5. Sekolah dapat menyediakan laporan resmi kepada para pemangku kepentingan
tentang kemajuan dan hasil yang dicapai.
C. Manfaat yang diperoleh dari hasil EDS
1. Dengan EDS akan diperoleh informasi mengenai pengelolaan sekolah yang telah
memenuhi SNP untuk digunakan sebagai dasar penyusunan RPS/RKS dan
RAPBS/RKAS.
2. Dengan EDS akan diperoleh informasi tentang kinerja sekolah yang sebenarnya
dan informasi tersebut diverifikasi dengan bukti-bukti fisik yang sesuai. Sekolah
menggunakan informasi yang dikumpulkan dalam EDS untuk menetapkan apa
yang menjadi prioritas bagi peningkatan sekolah dan digunakan untuk
mempersiapkan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
3. Hasil evaluasi juga mencakup dimensi-dimensi yang bersifat konteks dari apa
yang dimasalahkan pada suatu evaluasi.
D. Pengertian Manajemen Mutu Akademik
1. Definisi Mutu/Kualitas
Mutu adalah kesesuaian terhadap permintaan persyaratan (The conformance of
requirements-Philip B. Crosby, 1979). Selain itu, mutu dapat didasarkan pada mutu
mutlak/absolute dan mutu relatif. Mutu secara mutlak memiliki nilai tertinggi, terbaik,
dan terunggul karena berkaitan dengan ungkapan kebaikan (goodness), keindahan
(beauty), kebenaran (truth), dan idealitas. Mutu dalam arti relatif adalah mutu yang
berdasarkan standar. Mutu adalah totalitas karakteristik suatu produk yang menunjang
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan
(ISO).
Mutu yang lebih tinggi memungkinkan untuk mengurangi tingkat kesalahan,
mengurangi pekerjaan ulang dan pemborosan, mengurangi kegagalan di lapangan,
beban garansi, mengurangi ketidakpuasan pelanggan, mengurangi keharusan memeriksa
dan menguji, memerdekakan waktu guna melempar produk baru ke pasar, meningkatkan
hasil/kapasitas, meningkatkan kinerja pengiriman, dampak utama biaya, biasanya mutu
lebih tinggi biayanya lebih sedikit.
2. Mutu Akademik
Mutu akademik merupakan capaian akademik yang menunjukkan perolehan
nilai hasil proses pembelajaran, seperti nilai ujian dan prestasi lomba-lomba di bidang
akademik (Suhana, 2014). Nilai akademik merupakan representasi lembaga pendidikan
dalam mengelola proses pembelajaran. Lebih lanjut Sallis (2011) menyatakan bahwa
mutu dalam dunia pendidikan dijabarkan memiliki tiga konsep, yaitu: (a) mutu sebagai
konsep yang absolut (mutlak), konsep mutu absolut bersifat elite karena hanya sedikit
lembaga pendidikan yang dapat memberikan pendidikan dengan high quality kepada
siswa, dan sebagian besar siswa tidak dapat menjangkaunya; (b) mutu dalam konsep
yang relatif, pengertian relatif, mutu bukanlah suatu atribut dari suatu produk atau jasa,
tetapi sesuatu yang berasal dari produk atau jasa itu sendiri. Dalam konsep ini, produk
yang bermutu adalah yang sesuai dengan tujuannya; (c) mutu menurut pelanggan,
konsep mutu pelanggan adalah kepuasan pelanggan, sehingga mutu ditentukan sejauh
mana ia mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka atau bahkan melebihi.
Dalam hal ini bagaimana sekolah bersinergi untuk memberikan layanan mutu
pendidikan untuk menghasilkan produk yang bermutu sesuai dengan keinginan
pelanggan pendidikan. Karena kepuasan dan keinginan merupakan suatu konsep yang
abstrak, maka pengertian kualitas dalam hal ini disebut ‘kualitas dalam persepsi –
quality in perception”.
3. Manajemen Mutu Akademik (MMA)
Konsep MMA sendiri lebih dekat dengan manajemen mutu terpadu atau total quality
control. Maka MMA dapat dipahami sebagai pengelolaan seluruh aktivitas akademik
jurusan/program studi beserta seluruh sumber dayanya (dosen, mahasiswa, kurikulum, asset,
sarana dan prasarana, stakeholder, kerjasama, dsb) secara efektif dan efisien untuk memberikan
jaminan kepuasan pelanggan (pengguna jasa pendidikan) dan mengoptimalkan nilai tambah
(value added) dari hasil yang dimiliki oleh pemangku kepentingan.
MMA juga perlu memperhatikan prinsip penyempurnaannya diantaranya: perbaikan
berkelanjutan, pengelolaan berdasarkan fakta, dan penghargaan terhadap orang lain
termasuk competitor sendiri. Makna menyeluruh “total” pada MMA terkait dengan aspek
seluruh asoek tugas, aspek proses, aspek asset, aspek SDM, termasuk tiga bidang tugas
perguruan tinggi yaitu tri dharma: Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
Dari segi proses MAA tidak hanya berusaha menghasilkan mutu pada layanannya
tetapi juga selalu mencari cara untuk untuk memperbaiki, mempertahankan, bahkan
meningkatkan proses berbasis mutu. Sehingga pada tataran organizational MMA
menghasilkan budaya mutu yang memungkinkan institusi mampu beradaptasi dengan
berbagai tuntutan pembaharuan berikutnya (Al-Amri & Wong, 2019; Nur Fauz et al., 2020a;
Todorut, 2013).
E. EDS Terhadap Manajemen Mutu Akademik di Sekolah Dasar
EDS bukanlah proses yang bersifat birokratis atau mekanistis, melainkan suatu
proses internal dinamis yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam
sekolah/madrasah. EDS perlu dilekatkan pada proses perencanaan sekolah/madrasah dan
dipandang sebagai bagian yang penting dalam siklus penilaian kinerja
sekolah/madrasah. Sebagai kerangka kerja untuk perubahan dan perbaikan, proses ini
secara mendasar menyikapi tiga pertanyaan kunci di bawah ini:
1) Seberapa baikkah kinerja sekolah/madrasah? Ini terkait dengan kriteria untuk
rencana pengembangan sekolah/madrasah dan terhadap indikator yang relevan dari
8 SNP.
2) Bagaimana kita dapat mengetahuinya? Bukti apa yang dimiliki sekolah/madrasah
untuk menunjukkan tingkat pencapaian?
3) Bagaimana kita dapat meningkatkannya? Sekolah/madrasah melaporkan dan
menindaklanjuti apa yang telah ditemukan sesuai pertanyaan di atas (Hasil EDS
sebagai dasar menyusun rencana pengembangan sekolah).
Proses EDS dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan sebagai berikut :
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pelaksanaan
d. Pengawasan

Anda mungkin juga menyukai