Anda di halaman 1dari 9

Summary

MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


Dosen: Dr. Titik Haryati, M.Si.

Waktu Kuliah
Hari, tanggal : Jumat, 10 Juni 2022
Waktu : 12.30 s.d. 14.30

Judul Materi Kuliah


ORGANISASI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

oleh
Nama Mahasiswa : Anita Yuli Astuti
NPM : 21510086

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCASARJANA


UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semester Genap 2021/2022
ORGANISASI SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

A. Konsep dan Teori Desain Organisasi Pendidikan


Pengertian organisasi menurut beberapa ahli
1. Organisasi adalah sebuah pengaturan di mana tugas-tugas diberikan kepada para
anggota sehingga mereka berkontribusi secara efektif untuk beberapa tujuan yang
lebih jelas (C.H. Northcott)
2. Organisasi adalah sebuah proses identifikasi dan mengelompokkan pekerjaan yang
akan dilakukan dan mengerjakan tanggung jawab dan wewenang serta membangun
hubungan untuk sebuah tujuan yang membuat anggota organisasi saling bekerja
sama secara efektif dalam mencapai tujuan (Louis Allen).
3. Organisasi adalah pembentukan hubungan otoritas dengan ketentuan untuk
koordinasi di antara mereka, baik secara vertikal maupun horizontal dalam struktur
perusahaan. Spriegel organisasi mengacu pada hubungan antara berbagai faktor
yang ada dalam sebuah usaha tertentu (Koontz and O’Donnell)
4. Organisasi merupakan struktural tugas atau tanggung jawab yang dikerjakan oleh
masing-masing personil dari organisasi (Wheeler)
5. Organisasi adalah proses yang menggabungkan pekerjaan yang seharusnya
dilakukan oleh individu atau kelompok dengan menggunakan fasilitas yang
diperlukan dalam pengerjaannya, sehingga tugas atau pekerjaan yang dilakukan
memberikan hasil terbaik dan efisien (Oliver Sheldon).
6. Organisasi adalah pembentukan hubungan otoritas yang efektif di antara pekerjaan,
pekerja, dan tempat kerja yang dipilih agar kelompok dapat bekerja sama secara
efisien (George Terry)
7. Organisasi adalah sebuah harmonisasi dari bagian-bagian khusus untuk pencapaian
beberapa tujuan Bersama (L.H Haney)

Menurut Robins (1991:487) ada empat desain struktur organisasi, yaitu :


1. Struktur tim
Ciri-ciri desain Struktur tim
Pembentukan tim dan pemberdayaannya untuk mencapai tujuan dan menyelesaikan
masalah menjadi ciri utama desain ini. Departementasi sering dinilai kurang
responsif/lambat mengantisipasi hal-hal baru yang muncul sehingga dibentuklah
tim-tim dengan anggota yang memiliki keahlian yang diperlukan. Oleh karena itu
sumber daya manusia dalam organisasi pendidikan mesti memiliki kualifikasi sebagai
generalis maupun spesialis.
2. Organisasi virtual
Ciri-ciri desain Organisasi virtual:
Untuk fungsi-fungsi bisnis utama desain organisasi virtual lebih banyak
menggunakan sumber daya manusia dari luar. Organisasi ini tanpa
departementalisasi dengan lebih banyak menciptakan jaringan kerja yang
memungkinkan mereka untuk melakukan kontrak produksi, distribusi, pemasaran,
dll.
3. Organisasi tapal batas
Ciri-ciri desain Organisasi tapal batas:
Desain organisasi tapal batas yaitu organisasi yang menghapus mata rantai
komando, mempunyai rentang kendali (spand of control) tidak terbatas,
pembentukan tim yang diberi kekuasaan untuk mengganti departementalisasi.
4. Organisasi feminine
Ciri-ciri desain Organisasi feminin:
Desain ini bercirikan perlakuan humanistik terhadap individu, komitmen kepada
perkembangan karyawan, penciptaan komunitas yang peduli dan berbagi
kekuasaan.
Desain organisasi pendidikan pada pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota
mempunyai batas-batas yang tegas khususnya dilihat secara vertikal. Menganut
paradigma birokratis yang tidak gampang untuk berkreatifitas dan berinovasi karena
mereka terikat oleh tupoksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Sedangkan organisasi pendidikan pada tingkat sekolah menganut paradigma non
birokrasi. Hal ini ditandai dengan posisi kepala sekolah tidak lagi sebagai pejabat
struktural melainkan sebagai guru dengan “tugas tambahan” sebagai kepala
sekolah. Dengan demikian ciri-ciri desain struktur tim sepenuhnya dapat
dimanfaatkan pada manajemen sekolah.
Untuk itu kepemimpinan (leadership) yang tepat adalah leadership yang lebih
mengutamakan hubungan interpersonal antara leader dan followernya (kepala
sekolah dan guru serta tenaga kependidikan yang ada). Gaya kepemimpinan
otoriter, komunikasi searah (one way traffic communication), pendekatan
kekuasaan kurang tepat untuk diterapkan di sekolah.

B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Urusan Pendidikan


Sesuai dengan paradigma baru yang sejak pergantian rezim orde baru mulai menjadi
tuntutan struktur organisasi dan tata kerja urusan pendidikan terakhir bersumber dari UU
No. 23 tahun 2014 sebagai pengganti UU No. 32 tahun 2004; pengganti UU No. 22
tahun 1999, tentang Pemerintah Daerah.
C. Birokrasi dalam Administrasi Pendidikan
1. Pengertian Dasar
a. Menurut Max Weber: bureaucracy is a hierarchical organisation of officials
appointed to carry certain public objectives. It is the institution that carries
out the functions and responsibilities of government”
b. Birokrasi berkaitan dengan pegawai negeri atau birokrat yang menjalankan roda
birokrasi
c. E.N.Gladden mengatakan: “Civil servants devote their lives to the service ofthe
community.”
d. Menurut Moerdiono: birokrasi pemerintahan adalah seluruh jajaran badan-
badan eksekutif sipil yang dipimpin oleh pejabat pemerintah di bawah
tingkat Menteri
e. Menurut Yahya Muhaimin: Birokrasi adalah keseluruhan aparat pemerintah
sipil maupun militer yang melakukukan tugas pemerintah dan mereka
menerima gaji dari pemerintah karena statusnya
f. Sudharto: Birokrasi adalah totalitas satuan kerja pemerintahan baik pusat
maupun daerah yang mencakup jajaran sipil, kepolisian dan militer dengan
tugas pokok dan fungsi memberikan layanan publik dalam
rangka mencapai cita-cita nasional.
Dalam kedudukannya sebagai staf profesional birokrat harus mampu memperlakukan
politisi dan partai politik secara equal dan obyektif. Dalam membuat kebijakan mereka
tidak boleh terpengaruh oleh kepentingan partai penguasa atau oposisi.
2. Struktur Organisasi
Birokrasi yang tergambarkan dalam struktur organisasi diduduki oleh pejabat struktural
yang memiliki posisi, tugas dan tanggung jawab berjenjang. Pejabat inilah yang sering
disebut sebagai birokrat. Di tingkat nasional birokrasi nampak dalam jabatan pada
setiap kementerian berikut unit kerja di pusat yang memperoleh tugas kusus dar
Menteri. Para pejabat menduduki jabatan dengan kategori eselon: eselon I, II, III, dan
IV.
Berdasarkan bagan struktur organisasi yang mengacu UU No. 20 Tahun 2003 birokrasi
pada tingkat pusat diperankan oleh Departemen Pendidikan Nasional yang dipimpin
oleh menteri dengan satuan-satuan kerja yang disebut unit-unit utama yaitu:
a. Sekretaris Jenderal,
b. Direktorat Jenderal,
c. Inspektorat Jenderal,
d. Badan-badan, dan
e. Pusat-pusat
Setiap unit utama dibagi menjadi satuan-satuan/unit kerja hirarkhis struktural yang dapat
dikatagorikan menjadi dua kelompok yaitu:
a. Kelompok unit kerja substantif dengan tugas pokok mengurus masalah-masalah teknis
kependidikan: direktorat jenderal. Ada sejumlah direktorat jenderal seperti Direktorat
Jenderal pendidikan dasar (ditjen Dikdasmen), Direktorat Jenderal Luar Sekolah,
Pemuda dan Olah Raga (Ditjen Diklusepora), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
(Ditjen Dikti), Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjen Kebudayaan)
b. Kelompok unit kerja fasilitatif dengan tugas pokok mengurus masalah-masalah
fasilitasi untuk menunjang pelaksanaan tugas teknis oleh unit kerja substantif:
sekretariat jenderal dengan biro yang mengurus kepegawaian, keuangan, sarana
prasaran, ke tata usahaan
Pada tingkat Provinsi birokrasi diperankan oleh Dinas Pendidikan Provinsi dengan satuan
kerja jajarannya. Sedangkan di tingkat kabupaten diperankan oleh Dinas Pendidikan
kabupaten dengan satuan kerja jajarannya.
Sekolah adalah satuan kerja pelaksana operasional sistem pendidikan nasional. Dari
dimensi unsur-unsurnya sekolah dinilai sebagai organisasi yang unik
Birokrasi dalam Perspektif Lama dan Baru

Kecenderungan Lama Kecenderungan Baru

Unskilled work Knowledge work


(pekerjaan tanpa keahlian) (pekerjaan dengan keahlian)

Meaningless repetitive task Innovation and caring


(pekerjaan berulang tak bermakna) (menemukan cara baru dan punya kepedulian)

Individual work Team work


(pekerjaan perorangan) (pekerjaan kelompok)

Functional-based work Project-based work


(pekerjaan berbasis fungsional) (pekerjaan berbasis proyek)

Single skilled Multiskilled


(satu bidang keahlian) (beragam keahlian)

Power of bosses Power of customers/public/stakeholder


(atasan berkuasa) (konsumen/publik berkuasa)

Coordination from above Coordinaion among peers


(koordinasi dari atas) (koordinasi antar rekan kerja)
MODEL REFORMASI PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA

Dimensi Kultur & Model Lama Birokrasi Irasional Model Baru Birokrasi Rasional-
Kultur kerja -hierarkis egaliter

Hubungan kerja Komando-intervensionis- Kompetitif didalam dan antar


monopolis bagian, ada institusi pesaing,
partisipan-autonomous-
outsourcing

Tujuan kerja Penguasaan-pengendalian publik Pemberdayaan Publik,


demokratisasi, membuat inisiatif
dan peringatan dini untuk publik

Sikap terhadap Rent-seeking Standar pelayanan publik


publik (ekonomi biaya tinggi) profesional, transparan biaya
&waktu (public accountibility)

Pola rekruitmen, Spoil System Merit System (pengangkatan


pengawasan & (nepotisme, diskriminasi, reward karena keahlian, pengawasan
penghargaan berdasarkan ikatan primordial- kolektif, obyektif)
suku, ras , agama)

Model pelayanan Tidak ada kompetisi dalam Kompetisi institusi dalam


pelayanan memberikan pelayanan publik

Keterkaitan dengan Birokrasi berpolitik Netral secara politik


politik

PENDEKATAN/AJARAN DALAM TEORI ORGANISASI


Pendekatan/ajaran berisi konsep, prinsip, landasan yang bisa dipedomani untuk mencapai
keberhasilan
1. Pendekatan klasik: Ada 11 asas organisasi, yaitu asas: perumusan tujuan dengan
jelas, pembagian kerja, departementasi, koordinasi, delegasi wewenang, rentang
kendali, jenjang/hirarki organisasi, kesatuan perintah, fleksibilitas, berkelangsungan,
dan keseimbangan.
2. Pendekatan pengalaman: pemilihan pejabat dengan memasukkan pengalaman
sebagai salah satu persyaratan
3. Pendekatan hubungan kerja kemanusiaan: Pendekatan ini bertolak dari kenyataan
bahwa berfungsinya organisasi sesungguhnya bergantung kepada hubungan antar
manusia dalam organisasi seperti motivasi, kebutuhan diri,komunikasi, dll. Elton Mayo
mengatakan bahwa “an organization is a social system,a system of cliques, informal
status system etc.”
4. Pendekatan Pengambilan Keputusan: Pejabat bukan instrumen mekanik.Proses
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan adalah inti perilaku organisasi.
Keberhasilan organisasi merupakan akibat dari keputusan yang dibuat oleh para
manajer dari segala tingkat baik puncak, meenengah maupun bawah (Herbert
A.Simon)
5. Pendekatan Peran Sert. Pendekatan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa setaiap pejabat
dlam organisasi memiliki bakat, kcerdasan, gagasan, pengetahuan yang berbeda-
beda. Sharing adalah cara yang paling tepat untuk lebih mengefektifkan aktivitas
organisasi.
6. Pendekatan Tantangan dan Tanggapan
7. Pendekatan otokratis
8. Pendekatan Paternaalistik
9. Pendekatan Demokrtis
10. Pendekatan kebebasan
Pendekatan Kontingensi (Contingency Approach). Organisasi terdiri dari sub sistem
sub sistem dalam lingkungan tertentu. Ada pandangan bahwa azas-azas
organisasi ada yang bersifat universal tetapi ada juga yang berpendapat organisasi
itu unik dan setiap situasi/lingkungan harus dianalisis tersendiri. Pendekatan
kontinggensi merupakan pandaangan tengah-tengah.

D. Reformasi Birokrasi Pemerintahan


Tahun 1998 gerakan reformasi menuntut adanya perubahan mendasar terkait dengan
pelayanan terhadap publik yang adil, transparan, profesional. Tuntutan gerakan reformasi
itu menuntut agar pemerintah mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance). Dalam praktek istilah tata kelola pemerintahan (good governance) sering
diartikan sebagai good government. Sebenarnya good governance tidak identik dengan good
government. Istilah governance dan government sering dianggap memiliki arti yang sama
yaitu cara menerapkan otoritas dalam suatu organisasi lembaga atau negara.
1. Government atau pemerintah adalah nama yang diberikan kepada entitas yang
menyelenggarakan kekuasan pemerintahan dalam suatu negara. Konsep governence
mengandung unsur demokratis, adil, transparan, rule of law, partisipatif, dan kemitraan.
Reformasi birokrasi mengisyaratkan bahwa kerja birokrasi selama ini tidak mampu
mencapai tujuan nasional secara efektif dan efisien.
Arah Reformasi birokrasi mencakup:
1. Penyesuaian visi, misi, dan strategi
2. Perampingan organisasi dan penyederhanaan tata kerja
3. Pemantapan sistem manajemen
4. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Prinsip-prinsip Good Governance
2. Partisipasi masyarakat
Semua warga mempunyai suara dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini
berdasarkan ketentuan hak asasi manusia dalam UUD 1945. Model ini berbeda dengan
mobilisasi.
3. Tegaknya supremasi hukum
Hukum harus adil dan tanpa pandang bulu
4. Transparansi
Seluruh proses satuan kerja pemerintah harus dapat diakses oleh seluruh masyarakat
5. Peduli terhadap stake holder
Semua pihak harus terlayani dengan adil
6. Berorientasi pada consensus
Kebijakan harus dibangun dengan mencari kesepakatan dari semua unsur tanpa melihat
mayoritas dan minoritas
7. Kesetaraan
Semua warga memiliki kesempatan untuk berperan
8. Efektifitas dan efisiensi
Tercapainya tujuan dengan pemanfaatan seluruh sumber daya yang terbatas secara
optimal.
9. Akuntabilitas
pertanggung jawaban para pengambil keputusan kepada masyarakat dan lembaga yang
berkepentingan
10. Visi strategis
pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan

Oleh karena birokrasi tugas utamanya adalah memberikan layanan publik maka setiap
birokrat harus memiliki orientasi pembaharuan. Lebih khusus lagi orientasi pada
pembaharuan dan pengembangan etika. Khususnya etika pelayanan publik.
Salah satu aspek dari pembaharuan pelayanan terletak pada komitmen dan konsistensi
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik bukan pada kepentingan atasan atau
kelompok bahkan bukan berorientasi pada kepentingan diri sendiri.

E. Etika Birokrasi Pendidikan


Sekurang-kurangnya ada dua faktor penyebab para pegawai belum memiliki rasa dan
semangat untuk berubah yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal:
• Usia
• Motivasi diri
2. Eksternal:
• Lingkungan kerja
• Atasan
Fokus perhatian perubahan dan pembaharuan pelayanan adalah penggantian pelayanan
yang birokratis menjadi sistem pelayanan yang selalu mencari inovasi memperbaiki kualitas
pelayanan yang dilandasi berkesadaran untuk melakukan perbaikan pelayanan.

Manajemen pelayanan yang baru adalah pelayanan yang berusaha untuk memenuhi
tuntutan dan kebutuhan rakyat berbasis pada keadilan dan ketepatan pelayanan: waktu,
jumlah, mutu, biaya.

F. Tugas dan Fungsi Kantor UPTD


UPTD kabupaten/kota mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang serta Urusan Pemerintahan yang bersifat pelaksanaan
dari organisasi induknya yang pada prinsipnya tidak bersifat pembinaan serta tidak berkaitan
langsung dengan perumusan dan penetapan kebijakan daerah. Berdasarkan sifat tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wilayah kerja UPTD dapat melampaui batas wilayah
administrasi kecamatan dalam daerahnya dan tidak membawahkan UPTD lainnya.
G. Problematika dan Solusinya
Reformasi birokrasi yang dimulai pada tahun 1998 memperlihatkan perkembangan walaupun
belum menggembirakan. Ada perubahan tetapi masyarakat merasakan perubahan itu terlalu
minim.
Era pemerintahan SBY direspon dengan statemen sesungguhnya pemerintah berhasil
melakukan perubahan dan perubahan telah terjadi secara signifikan tetapi oleh karena
tuntutan masyarakat semakin tinggi, perubahan itu dinilai tidak signifikan.
Indikator perubahan di bidang pendidikan antara lain:
1. Meningkatnya angka partisipasi pada jenjang pendidikan dasar
2. Gagalnya Indonesia memenuhi target education for all (pendidikan untuk semua) karena
tahun 2015 belum semua anak usia sekolah memperoleh layanan pendidikan yang
menjadi haknya
3. Dimulainya program pendidikan universal (universal education) bukan program wajib
belajar (compulsory education) untuk jenjang pendidikan menengah.
4. Tiga program strategis pendidikan yaitu peningkatan mutu, pemerataan pendidikan, dan
relevansi pendidikan belum terlaksana dengan baik.
5. Salah satu penyebab kondisi sebagaimana tersebut pada angka 4 adalah ketersediaan
sumber daya manusia (guru dan tenaga kependidikan lain) baik secara kuantitafif
maupun kualitatif.
6. Kualitas lulusan sekolah menengah kejuruan tidak memenuhi tuntutan industri

Anda mungkin juga menyukai