Disusun oleh:
Dimas Ariyanto Z (502180016)
Ilham Alfa Rizqi (502180025)
Dosen Pengampu:
Dr. A.B. Musyafa’ Fathoni, M.Pd.
A. Latar Belakang
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur
organisasi sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan
lingkungan yang melingkupinya. Pengorganisasian dilakukan untuk mencapai
sasaran strategis dari sebuah organisasi yang harus dimulai dengan beberapa
tahap, salah satunya yaitu proses mendesain organisasi. Pola hubungan spesifik
dalam proses ini disebut struktur organisasi. Struktur organisasi dapat
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan man organisasi
dikelola. Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas pekerjaan dibagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal Robbins,(1996:166).
Teori mengatakan bahwa ada pengaruh dari struktur organisasi terhadap
kinerja karyawan di suatu perusahaan, tergantung pada bentuk struktur
organisasi yang dipakai perusahaan tersebut. Struktur organisasi perusahaan
cenderung berbeda. Struktur organisasi yang lazim digunakan adalah struktur
sederhana, birokrasi dan struktur matriks. Secara spesifik, struktur hendaknya
mengikuti strategi. Jika manajemen membuat suatu perubahan yang penting
dalam strategi organisasi, struktur akan perlu dimodifikasikan untuk
mengakomodasikan dan mendukung perubahan ini Robbins,(183). Bentuk
struktur organisasi yang beraneka cenderung mempengaruhi dimana tiap-tiap
bentuk struktur organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahanya masing-
masing.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep struktur organisasi pendidikan?
2. Bagaimana konsep kinerja organisasi pendidikan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Organisasi
1. Pengertian Struktur Organisasi Pendidikan
Menurut E. Kast dan James E. Rosenzweig (1974) Struktur diartikan
sebagai pola hubungan komponen atu bagian suatu organisasi. Struktur
merupakan sistem formal hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinasi
tugas orang dan kelompok agar tercapai tujuan.1
Organisasi menurut Wendrich dalam Husaini Usman Manajemen Teori,
Praktik dan Riset Pendidikan adalah proses mendesain kegiatan-kegiatan
dalam struktur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2
Sedangkan Sutarto mendefinisikan organisasi sebagai kumpulan orang,
proses pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau sistem sosial.3
Struktur organisasi Pendidikan adalah struktur yang mendasari
keputusan para Pembina atau Pendiri sekolah untuk mengawali suatu proses
perencanaan sekolah yang strategis. Organisasi sekolah juga dapat dikatakan
sebagai seperangkat hukum yang mengatur formasi dan administrasi atau tata
laksana organisasi-organisasi sekolah di Indonesia.4
1
Rusdiana, Pengembangan Organisasi Lembaga Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2016) 86.
2
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
128.
3
Ibid, 128.
4
Rusdiana, Pengembangan Organisasi Lembaga Pendidikan, 2016, 85.
3
a. Struktur Sentralisasi
Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di jalankan secara
sentral, yakni yang kekuasaan dan tanggung jawabnya dipusatkan pada
suatu badan di pusat pemerintahan maka pemerintah daerah kurang sekali
atau sama sekali tidak mengambil bagian dalam administrasi apapun.
Segala sesuatu yang mengenai urusan-urusan pendidikan, dari
menentukan kebijakan (poliey) dan perencanaan, penentuan struktur dan
syarat-syarat personel, urusan kepegawaian, sampai kepada
penyelenggaraan bangunan-bangunan sekolah, penentuan kurikulum, alat-
alat pelajaran, soal-soal dan penyelenggaraan ujian-ujian, dan sebagainya.
Semuanya ditentukan dan ditetapkan oleh dan dari pusat. Sedangkan
bawahan dan sekolah-sekolah hanya merupakan pelaksana-pelaksana pasif
dan tradisional semata-mata.
Sesuai dengan sistem sentralisasi dalam organisasi pendidikan ini,
kepala sekolah dan guru-guru dalam kekuasaan dan tanggung jawabnya,
serta dalam prosedur-prosedur pelaksanaan tugasnya sangat dibatasi oleh
peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi dari pusat yang diterimanya
melalui hirarki atasannya.
Dalam sistem sentralisasi semacam ini, ciri-ciri pokok yang sangat
menonjol adalah keharusan adanya uniformitas (keseragaman) yang
sempurna bagi seluruh daerah di lingkungan negara itu. Keseragaman itu
meliputi hampir semua kegiatan pendidikan, teutama di sekolah-sekolah
yang setingkat dan sejenis.
b. Struktur Desentralisasi
Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di-desentralisasi,
pendidikan bukan urusan pemerintah pusat, melainkan menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah dan rakyat setempat. Penyelenggaraan dan
pengawasan sekolah-sekolah pun berada sepenuhnya dalam tangan
penguasa daerah.
Kemudian pemerintah daerah membagi-bagikan lagi kekuasaannya
kepada daerah yang lebih kecil lagi, seperti kabupaten/kotapraja, distrik,
kecamatan dan seterusnya dalam penyelengaraan dan pembangunan
4
sekolah, sesuai dengan kemampuan, kondisi-kondisi, dan kebutuhan
masing-msing. Tiap daerah atau wilayah diberi otonomi yang sangat luas
yang meliputi penentuan anggaran biaya, rencana-rencana pendidikan,
penentuan personel/guru, gaji guru-guru pegawai sekolah, buku-buku
pelajaran, juga tentang pembangunan, pemakaian serta pemeliharaan
gedung sekolah.
Dengan struktur organisasi pendidikan yang dijalankan secara
desentralisasi seperti ini, kepala sekolah tidak semata-mata merupakan
seorang guru kepala, tetapi seorang pemimpin, profesional dengan
tanggung jawab yang luas dan langsung terhadap hasil-hasil yang dicapai
oleh sekolahnya. Ia bertanggung jawab langsung terhadap pemerintahan
dan masyarakat awasan dan sosial-control yang langsung dari
pemerintahan dan masyarakat setempat. Hal ini disebabkab karena kepala
sekolah dan guru-guru adalah petugas-petugas atau karyawan-karyawan
pendidik yang dipilih, diangkat, dan diberhentikan oleh pemerintah daerah
setempat.5
5
Rusdiana, Pengembangan Organisasi Lembaga Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2016) 89.
5
Manager harus mendapat pendelegasian wewenang yang cukup untuk
melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
4) Prinsip Rantai Skalar
Hasil alami dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya adalah rantai
tingkatan manajer dari peringkat wewenang paling tinggi sampai
dengan peringkat paling rendah. Rantai skalar adalah jalur
keseluruhan komunikasi vertikal dalam sebuah organisasi.
6
berasal dari kriteria keefektifan yang berbeda yang ingin diusahakan
sebesar-besarnya oleh masing-masing model. Jika model mekanistik
berusaha untuk mencapai efisiensi dan produksi secara maksimum, maka
model organic berusaha untuk mencapai keluwesan dan keadaptasian
yang maksimum. Organisasi organik bersifat luwes dan dapat beradaptasi
dengan tuntutan perubahan lingkungan karena desain organisasinya
mendorong untuk lebih mendayagunakan potensi manusia.
Desain organisasi yang menimbulkan rasa berharga dan motivasi serta
mempermudah keluwesan dan keadaptasian biasanya memiliki
karakteristik berikut:
1) Desain itu relatif sederhana karena tidak memerlukan spesialisasi,
melainkan menekankan kepada peningkatan cakupan pekerjaan.
2) Desain itu relatif didesentralisasikan karena menekankan
pendelegasian wewenang dan peningkatan kedalaman pekerjaan.
3) Dan relatif formal sebab menekankan produk dan pelanggan sebagai
dasar departementalisasi.
6
Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) 150.
7
Organisasi Garis dan Staf Merupakan bentuk organisasi yang
mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi garis seperti adanya
pengawasan secara langsung, serta mengambil kelebihan-kelebihan dari
organisasi staf seperti adanya spesialisasi kerja.
8
B. Kinerja Organisasi
Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui
perencanaan strategis suatu organisasi.7
Menurut Wirawan, kinerja pendidikan adalah perwujudan dari cara kerja
yang baik yang berkaitan dengan kemampuan pendidik di dalam melaksanakan
tugas, baik dalam melaksanakan pengendalian mutu maupun pelaksanaan
evaluasi dalam program.8
Menurut Herlina salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dan
kinerja guru adalah motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan suatu
karakteristik kepribadian yang penting dalam lingkungan organisasi, yang
ditandai dengan adanya dorongan pada individu untuk mengungguli orang lain,
berprestasi sesuai dengan seperangkat standar yang berlaku, dan berjuang untuk
sukses. Prestasi dari sebuah kinerja akan ditentukan oleh kemampuan seorang
pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi. Seorang pemimpin harus mampu
menguasai personal untuk memberi pelayanan pembinaan.9
Menurut Siti Munafiah terdapat dua faktor yang mempengaruhi Kinerja
Karyawan yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah
faktor-faktor yang berhubungan dengan sifat-sifat seseorang meliputi sikap, sifat
kepribadian, sifat fisik, motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman
kinerja, latar belakang budaya, dan variabel personal lainnya.
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
yang berasal dari lingkungan meliputi kebijakan organisasi, kepemimpinan,
tindakantindakan rekan kerja, pengawasan, sistem upah, dan lingkungan sosial.
Menurut Oey dalam jurnalnya Analisis pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kinerja menyatakan bahwafaktor-faktor yang memengaruhi kinerja,
yakni:
c. Variabel individual: jenis kelamin, kemampuan dan ketekunan.
d. Variabel organisasional: sumberdaya, kepemimpinan, penghargaan,
struktur, dan desain pekerjaan.
e. Variabel psikologis, terdiri dari: persepsi,kepribadian, belajar,sikap, dan
motivasi.10
7
Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, (Depok: PT. Rajagrafindo, 2012) 95.
8
Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2008) 17.
9
Rusdiana, Pengembangan Organisasi Lembaga Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2016) 95.
10
Siti Munafiah, Pengaruh Kompensasi dan Supervise terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus
pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang), (Skripsi, FE UNY, 2011) 10-11.
9
C. Contoh Struktur terhadap Kinerja Organisasi
Ketua
Komite Kepala
Kepala
Cleaning Service
10
d. Memelihara disiplin siswa
e. Menyusun tata tertib siswa
f. Mengupayakan kesiapan belajar siswa ( fisik, mental )
g. Mengelola sistem pelaporan perkembangan siswa dan
mengkoordinasikan studi lanjut
h. Membina kegiatan kesiswaan
i. Mengelola kegiatan ekstra kurikuler
3. Wali Kelas
a. Menjaga keberlangsungan proses belajar – mengajar dengan baik
b. Mengisi presensi harian siswa
c. Memastikan jurnal pelajaran diisi oleh guru pengajar
d. Mengelola administrasi kelas secara baik dan teratur ( membuat daftar
hadir, jurnal kelas, daftar nilai dan leger)
e. Membimbing siswa agar memiliki kemampuan akademis yang tinggi dan
akhlaq yang baik ( dengan kontrol amaliyah yaumiyah ) khususnya dalam
hal pencapaian target – target sekolah yang telah dicanangkan.
f. Mengontrol sholat dan makan siswa
g. Mengisi buku penghubung siswa
h. Membuka dan menutup pelajaran setiap hari
i. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi siswa di kelas ( orkestra kelas
)
j. Membangun hubungan baik dengan wali murid
k. Mengumpulkan dan menyetorkan uang BP3 dan tabungan siswa ke
administrasi sekolah
l. Mengajar tahfizhul Qur’an kepada siswa dibantu guru partner
m. Membuat dan melaporkan perkembangan siswa ( khususnya yang
bermasalah) tiap bulan kepada kepala sekolah untuk kemudian dicari
langkah
pemecahannya bersama – sama.
n. Menjaga kebersihan dan keindahan kelas.
11
o. Mengisi dan menandatangani jurnal kelas
p. Berpakaian rapi sesuai ketentuan yang berlaku
q. Mencatat kehadiran dan ketidakhadiran siswa setiap kelas
r. Memeriksa kebersihan, kerapian dan kelakuan anak setiap saat
s. Mengikuti upacara setiap hari senin dan hari besar nasional
t. Tidak meninggalkan kelas/sekolah sebelum seleseai tugasnya
u. Menciptakan suasana yang kondusif dan harmonis dalam mendukung
proses belajar mengajar.
12
9. URAIAN TUGAS PERLENGKAPAN
a. Mengidentifikasi spesifikasi sarana dan prasarana sekolah
b. Merencanakan kebutuhan sarana prasarana sekolah
c. Mengelola program perawatan preventif, pemeliharaan, dan perbaikan
sarana dan prasarana sekolah
d. Mengupayakan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana
e. Mengelola pembelian/pengadaan sarana prasarana sekolah
f. Mengelola administrasi sarana dan prasarana sekolah
g. Memonitor dan mengevaluasi pendayagunaan sarana dan prasarana
sekolah
8. Mengkoordinir pembuatan daftar penambahan/pengurangan Sarana dan
Prasarana Sekolah.
11
Rais Hafizh Iftikar, Bentuk, Struktur, Desain, dan Kinerja Organisasi Lembaga, (Jurnal
Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2017) 143-144.
13
BAB III
KESIMPULAN
Kinerja pendidikan adalah perwujudan dari cara kerja yang baik yang berkaitan
dengan kemampuan pendidik di dalam melaksanakan tugas, baik dalam
melaksanakan pengendalian mutu maupun pelaksanaan evaluasi dalam program.
14
DAFTAR PUSTAKA
Iftikar, Rais Hafizh. Bentuk, Struktur, Desain, dan Kinerja Organisasi Lembaga,
Jurnal Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2017.
Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2006.
15