Anda di halaman 1dari 16

tEVALUASI PEMBELAJARAN GEOGRAFI

TUGAS 6
Ditulis guna memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Geografi
Dosen Pengampu : Dr. Muhsinatun Siasah Masruri, M.Pd

Disusun oleh :
Qonita Fithrotunnisa
19727251008

PENDIDIKAN GEOGRAFI PROGRAM MAGISTER


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
1. Menjelaskan sistem pelaporan hasil evaluasi belajar IPS
Evaluasi pembelajaran adalah sistem. Artinya suatu rangkaian kegiatan yang
melibatkan berbagai unsur sebagai satu kesatuan. Masing-masing unsur mempunyai
fungsi dan peran tersendiri dan perubahan dalam salah satu unsur akan berpengaruh pada
unsur yang lainnya. Dalam dunia pendidikan, evaluasi merupakan suatu kegiatan yang
tak terpisahkan dan sama pentingnya dengan proses pembelajaran. Pembelajaran tanpa
kegiatan evaluasi akan kehilangan makna. Sebab guru tidak akan memperoleh informasi
penting tentang tingkat pencapaian tujuan, tingkat penguasaan materi belajar, kekuatan-
kelemahan siswa dalam belajar, serta kekuatan-kelemahan guru dalam proses
pembelajaran yang dikembangkan.
Evaluasi tersebut harus dibuat laporan, pelaporan sendiri merupakan proses cara dan
perbuatan melaporkan yang terdiri dari seperangkat unsur atau komponen yang saling
terkait satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan secara totalitas. Pelaporan juga
merupakan awal dari pemanfaatan hasil evaluasi terhadap pembelajaran.
Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
harus didukung oleh siswa guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa. Dukungan ini akan
diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan akurat.
Untuk itu diperlukan laporan perkembangan hasil belajar siswa untuk guru atau sekolah,
untuk siswa, dan untuk orang tua siswa. pelaporan yang obyektif, sistematis, analisis
berupa kesimpulan dan rekomendatif akan membuat evaluasi hasil belajar menjadi efektif
dan efisien bagi pihak yang memerlukannya.
2. Menjelaskan 3 karakteristik penting yang dapat dijadikan patokan dari istilah
evaluasi
Pengertian evaluasi ada banyak tergantung dari konteks evaluasi yang digunakan.
Dari beragam definisi yang ada, maka terdapat beberapa kriteria yang bisa menjadi
patokan dalam dalam konteks apa yang dimaksud dengan istilah evaluasi.
a. Kriteria dan standar
Evaluasi seringkali mendasarkan pada kriteria dan standar terhadap individu,
benda, kegiatan, atau rencana yang akan dievaluasi. Hal tersebut merupakan ciri
paling dominan pada evaluasi. Masing-masing juga memiliki standar yang berbeda.
Misalkan antara sekolah satu dengan sekolah lain memiliki standar yang berbeda.
Contoh nyata yang bisa disampaikan adalah perbedaan mutu sekolah bisa
membedakan kriteria standar kualitas dan nilai minimum yang memenuhi agar bisa
masuk ke sekolah tersebut, serta nilai minimum kelulusan (KKM) untuk tiap ulangan
bagi tiap sekolah.
b. Tujuan dan fungsi evaluasi
Adanya evaluasi yang dilakukan tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
tersebut diantaranya adalah :
1) Menentukan tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh suatu kegiatan
pendidikan. Tujuan ini memiliki fungsi sumatif karena menentukan kedudukan
seseorang misal untuk menentukan evaluasi hasil belajar siswa atau evaluasi
proses untuk menentukan status akhir siswa.
2) Tujuan lain yaitu kegiatan evaluasi untuk mengenal kunggulan dan kelemahan
yang dimiliki siswa atau pada suatu proses pendidikan. Tujuan ini akan mencari
aspek yang telah dikuasai oleh siswa dan aspek mana yang belum dikuasai oleh
siswa. Hal tersebut dilakukan agar siswa bisa mempertahankan keunggulan yang
dimiliki dan bisa membantu kesulitan dari aspek yang belum dikuasai oleh
siswa. Tujuan kedua ini bersifat formatif dan jarang dilakukan oleh guru,
padahal tujuan evaluasi ini penting dilakukan demi kemajuan siswa.
c. Keputusan evaluasi
Keputusan evaluasi erat kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai dari fungsi
evaluasi dan berkaitan dengan jenis keputusan yang akan di ambil. Tujuan dengan
fungsi formatif akan menghasilkan keputusan yang berbeda dengan tujuan yang
memiliki fungsi sumatif karena data yang dikumpulkan dan diolah berbeda untuk
masing-masing tujuan. Misalkan untuk tujuan formatif, guru akan mengambil
keputusan mengenai keunggulan dan kelemahan siswa dalam hal :
- Siswa dalam belajar mata pelajaran tertentu
- Proses belajar yang dialami siswa,
- Proses mengajar guru
- Sumber belajar siswa dan alat yang digunakan/media
- Alat evaluasi yang digunakan untuk mengumpulkan informasi.
3. Menjelaskan prinsip-prinsip dari laporan hasil evaluasi belajar
Adapun prinsip pelaporan ada 4 yaitu : pelapor, isi laporan, pemakai laporan, dan cara
menyusun laporan.
a. Pelapor
Pelapor berkaitan dengan siapa yang menyampaikan laporan. Di dalam proses
pembelajaran, pelapor merupakan guru yang akan melaporkan semua hasil penilaian
pekerjaan siswanya. Laporan data hasil evaluasi meliputi prestasi atau hasil belajar,
perkembangan dan kemajuan siswa di sekolah seperti motivasi belajar, kedisiplinan,
kesulitan dan sikap belajar siswa terhadap matapelajaran. Hal tersebut harus
dilaporkan oleh guru.
b. Isi laporan (laporan kemajuan siswa)
Perkembangan dan kemajuan belajar siswa harus dicatat oleh guru secara teratur
dan berkesinambungan. Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana
komunikasi antara sekolah, peserta didik, dan orang tua dalam upaya
mengembangkan dan menjaga hubungan kerja sama yang baik diantara mereka.
Untuk itu, kita harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
(1) Konsisten dengan pelaksanaan penilaian di sekolah,
(2) Memuat rincian hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan
peserta didik,
(3) Menjamin orang tua akan informasi permasalahan peserta didik dalam belajar,
(4) Mengandung berbagai cara dan strategi komunikasi
Melihat dari fungsinya untuk memberikan berbagai informasi yang konsisten,
benar, jelas, komprehensif, dan akurat, isi laporan hendaknya memuat beberapa hal
penting. hal-hal tersebut seperti profil belajar peserta didik di sekolah (akademik,
fisik, sosial dan emosional), peran serta peserta didik dalam kegiatan di sekolah
(aktif, cukup, kurang atau tidak aktif), kemajuan hasil belajar peserta didik selama
kurun waktu belajar tertentu (meningkat, biasa-biasa saja atau menurun), himbauan
terhadap orang tua sehingga isi laporan tersebut hendaknya mudah dipahami orang
tua. Untuk itu, pelaporan harus menggunakan bahasa yang komunikatif,
menitikberatkan pada proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik, memberikan
perhatian terhadap pengembangan dan pembelajaran peserta didik, dan memberikan
hasil penilaian yang tepat dan akurat
c. Pemakai laporan
Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan, seperti orang tua/wali dan peserta didik itu sendiri sebagai
akuntabilitas publik. Hal ini dimaksudkan agar proses dan hasil yang dicapai peserta
didik termasuk perkembangannya dapat diketahui oleh berbagai pihak, sehingga
orang tua/wali (misalnya) dapat menentukan sikap yang objektif dan mengambil
langkah-langkah yang pasti sebagai tindak lanjut dari laporan tersebut. Sebaliknya,
jika hasil evaluasi itu tidak dilaporkan, orang tua peserta didik tidak dapat
mengetahui kemajuan belajar yang dicapai anaknya, karena itu pula mungkin orang
tua peserta didik mempunyai sikap dan rencana yang pasti terhadap anaknya, baik
dalam rangka pemilihan minat dan bakat, bimbingan maupun untuk melanjutkan
studi yang lebih tinggi
Data hasil evaluasi yang dilaporkan akan digunakan oleh pemakai laporan
antaralain kepala sekolah, guru wali kelas siswa, guru pembimbing siswa, guru lain
yang bersangkutan, siswa yang bersangkutan, orangtua siswa yang bersangkutan,
serta pemakai lulusan.
1) Laporan kepada Kepala Sekolah
Merupakan laporan mengenai prestasi atau hasil belajar para siswa dalam bimbingan
studi matapelajaran dan perkembangan belajar siswa selama mengikuti pendidikan di
sekolah. Adanya laporan ini akan memudahkan kepala sekolah untuk membuat
kebijakan dalam meningkatkan mutu sekolah dan mengkaji dari tahun ke tahun
tentang sekolah tersebut berdasar laporan yang ada. Berikut merupakan contoh
laporan yang disampaikan guru kepada kepala sekolah mengenai prestasi belajar.
Bidang studi : ………………………………………………
Kelas/semester : ……………………………………………....
Jumlah siswa : ……………………………….……… Orang

Kategori prestasi yang dicapai siswa Banyaknya siswa yang mencapai nilai
Rata-rata tes formatif Hasil tes sumatif
No Skor Nilai standar
N % N %
1.
2.
3.

2) Laporan kepada wali kelas, merupakan laporan yang berisi nilai lengkap untuk
pengisian raport menyangkut tentang siswa, nilai, dll. Selain itu, guru juga
memberikan laporan mengenai catatan khusus seperti contoh di bawah ini :

Bidang studi : ………………………………………………


Kelas/semester : ……………………………………………....
Jumlah siswa : ……………………………….……… Orang

No. Kategori Kasus Siswa Banyaknya % Keterangan


1. Sering membolos dalam mengikuti pelajaran
2. Kurang motivasi dan disiplin
3. Tidak bisa menyesuaikan diri

3) Laporan kepada guru pembimbing


Laporan ini berisi mengenai kasus-kasus siswa dan kenakalan, kesulitan belajar
serta kehidupan pribadi siswa. data tersebut diperlukan oleh guru pembimbing untuk
memberikan bantuan kepada siswa agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi
oleh siswa yang bersangkutan.
4) Laporan kepada guru lain yang bersangkutan
Laporan yang didapatkan oleh guru terdahulu setelah kenaikan kelas atau adanya
perpindahan siswa ke sekolah lain untuk mengetahui prestasi terdahulu siswa dalam
pengajaran selanjutnya.
5) Laporan kepada orangtua siswa yang bersangkutan
Orangtua siswa yang bersangkutan harus mendapatkan pelaporan hasil evaluasi
anaknya dari pihak sekolah. Agar mereka bisa mengetahui hasil belajar maupun
sikap yang dimiliki oleh anaknya dan selanjutnya digunakan sebagai pertimbangan
kedepan dalam mendidik dan mengarahkan anaknya,
6) Laporan kepada pemakai lulusan. Biasanya data prestasi digunakan untuk meraih
posisi yang sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
d. Cara menyusun laporan
Laporan mengenai diri siswa diusahakan lengkap, namun hal itu akan membutuhkan
banyak waktu dan merupakan tugas yang berat. Hal tersebut membuat pembuatan
laporan diusahakan singkat saja dan disesuaikan dengan tujuan atau kebutuhan.
Laporan mengenai siswa bisa dibuat menjadi catatan lengkap atau catatan tidak
lengkap.
1) Catatan lengkap merupakan catatan siswa yang berisikan aspek prestasi, maupun
perkembangan pribadi siswa misalnya kerajinan, kebersihan, kejujuran, kedisiplinan,
ketelitian, dll. Catatan dinyatakan dengan baik, sedang, kurang, atau dengan
keterangan yang diperinci.
2) Catatan tidak lengkap yaitu catatan yang berisi prestasi siswa dan sedikit aspek
kepribadian siswa. prestasi belajar siswa akan berisi pernyataan lulus atau tidak lulus
dan nilai siswa.
4. Menjelaskan 3 jenis isi pelaporan hasil evaluasi belajar
Data yang dilaporkan guru ada 3 yaitu:
1) Data hasil evaluasi formatif
Merupakan data yang dilaporkan dengan tujuan untuk memperbaiki hal-hal yang masih
dianggap lemah dan memperkuat apa yang telah dikuasai. Guru bisa mengetahui materi
mana yang belum dikuasai atau menjadi kelemahan siswa atau mana yang perlu dipelajari
lebih lanjut.
2) Data hasil evaluasi sumatif merupakan data yang digunakan untuk menentukan status
akhir dari siswa apakah dia lulus atau tidak (apakah siswa mampu memenuhi kualitas
yang dikehendaki sesuai tujuan pendidikan pada tingkat minimal).
3) Data hasil evaluasi kemajuan dan perkembangan belajar siswa di sekolah merupakan data
yang diperoleh dari aspek perilku siswa seperti motivasi, sikap belajar siswa, displin,
kesulitan belajar siswa, dan yang lainnya. Data tersebut merupakan hasil pengamatan
guru secara berkesinambungan dan merupakan catatan khusus guru sebagai data
pelengkap.
5. Menjelaskan cara menyusun laporan
Laporan mengenai diri siswa diusahakan lengkap, namun hal itu akan membutuhkan
banyak waktu dan merupakan tugas yang berat. hal tersebut membuat pembuatan laporan
diusahakan singkat saja dan disesuaikan dengan tujuan atau kebutuhan. Laporan
mengenai siswa bisa dibuat menjadi catatan lengkap atau catatan tidak lengkap.
a. Catatan lengkap merupakan catatan siswa yang berisikan aspek prestasi, maupun
perkembangan pribadi siswa misalnya kerajinan, kebersihan, kejujuran, kedisiplinan,
ketelitian, dll. Catatan dinyatakan dengan baik, sedang, kurang, atau dengan
keterangan yang diperinci.
b. Catatan tidak lengkap yaitu catatan yang berisi prestasi siswa dan sedikit aspek
kepribadian siswa. prestasi belajar siswa akan berisi pernyataan lulus atau tidak lulus
dan nilai siswa.
1) Dengan pernyataan lulus dan belum lulus
Hal ini menganut prinsip belajar tuntas, apakah siswa sudah berhasil mencapai
tujuan yang diharapkan atau belum. Pelajaran dibagi berdasar unit-unit dan
masing-masing memiliki tujuan yang dirumuskan secara terperinci. Berikut
merupakan contoh dari catatan tidak lengkap
Contoh :
Profil siswa A pada Bulan Oktober 2020
Kelas XI IPS 2, SMA N 1 Sidareja

Unit/ Bidang studi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


Geografi X X X X X X
Akuntansi X X X X
Sosiologi X X X X X X
Matematika X X X X X X
Bahasa Indonesia X X X X
Bahasa Inggris X X X X X
2) Dengan nilai siswa
Penilaian ini dilakukan apabila siswa dalam kelompok berjalan bersama secara
klasikal sehingga prinsip belajar tuntas sulit dilakukan dan pencatatan nilai
berdasarkan hasil ulangan yang telah diikuti. Berikut merupakan contohnya :
Contoh :

Bidang studi Geografi Akuntansi Sosiologi Matematika Bahasa Bahasa


% Indonesia Inggris
Penguasaan
100
90 90
80 80 80
70 70 70 70
60
50
40
30

Laporan hasil evaluasi disampaikan pada akhir semester baik secara lisan maupun
tertulis. Data laporan bisa berbentuk kualitatif maupun kuantitatif, deksriptif atau
naratif dan disampaikan saat rapat guru yang akan digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam pembinaan siswa, serta penentuan strategi belajar yang disesuaikan
dengan kondisi dan kesulitan yang dihadapi oleh siswa.

6. Menjelaskan kritik-kritik terhadap pelaksanaan ujian di sekolah


Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
yaitu undang undang yang mengatur masalah pendidikan di Indonesia. Jenjang
pendidikan formal diatur sedemikian rupa dengan harapan agar tujuan Negara yang
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV dapat tercapai yaitu dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa
Pelaksanaan Ujian di sekolah salah satunya adalah Ujian Nasional di Indonesia yang
telah dimulai sejak tahun 2004 silam, sebagai bagian dari rencana jangka panjang
pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pada awal pelaksanaannya mata
pelajaran yang diujikan bersifat umum meliputi bahasa Indonesia, matematika dan bahasa
Inggris. Namun pada tahun 2009 jumlah mata pelajaran yang diujikan meningkat menjadi
enam mata pelajaran yang disesuaikan dengan penjurusan siswa (kelas Bahasa, IPA dan
IPS). Begitu pun standar nilai rata-rata ditingkatkan secara bertahap dari tahun ke tahun,
mulai dari 4.1 hingga sekarang rata-rata 5.5. Jika pada awalnya UN hanya diperuntukkan
pada tingkat menengah atas (SMA) sekarang meliputi juga SMP dan bahkan SD.
Berdasarkan definisi awalnya UN merupakan ujian tertulis yang menjadi salahsatu faktor
penentu kelulusan siswa. Sampai di sini tidak ada masalah dan telah menjadi suatu
keharusan dalam sistem pendidikan modern.
Permasalahan muncul ketika UN diberlakukan secara nasional dan menjadi
satusatunya faktor yang menentukan kelulusan siswa bersangkutan. Dalam argumennya
pemerintah menekankan bahwa UN perlu terus dijalankan untuk meningkatkan kualitas
SDM Indonesia agar tidak semakin tertinggal dari negaranegara lainnya, dan untuk
kepentingan pemetaan pendidikan. Dalam catatan pemerintah juga disebutkan bahwa dari
tahun ke tahun telah terjadi peningkatan jumlah kelulusan siswa, dan betapa ternyata UN
juga terbukti telah meningkatkan semangat belajar siswa dan kualifikasi guru
bersangkutan.
Adanya Ujian di sekolah yang di selenggarakan secara nasional juga menekan
kreativitas guru dan sekolah, terpinggirkannya ilmu akhlaq dan budaya, tersitanya waktu
luang siswa untuk kegiatan mandiri sebagai akibat dari fokus siswa dan pihak sekolah
terhadap UN semata. Adanya ujian tersebut terbukti dengan meningkatnya nilai minimal
kelulusan siswa dan meningkatkan motivasi belajar dan fokus para siswa. Sayangnya
hanya pada mata pelajaran yang diujikan. Sehingga mata pelajaran non UN terpinggirkan
seperti pendidikan akhlaq dan budaya. Begitu pun metode mengajar guru terpaku pada
kurikulum nasional dengan hanya memberi sedikit ruang gerak bagi kreativitas guru
bersangkutan.
Tujuan pendidikan bukanlah untuk sekadar memenuhi standar nilai semata (aspek
kognitif), namun terutama dalam pembentukan karakter siswa. Kritik terhadap
pelaksanaan Ujian di sekolah terutama pada ditetapkannya hasil UN sebagai salah satu
pertimbangan untuk penentuan kelulusan peserta didik Ujian yang di selenggarakan di
sekolah hanya menanyakan dimensi kognitif mata pelajaran, sehingga menjadikan peserta
didik tidak merasa perlu melakukan eksperimen di laboratorium, membaca novel, latihan
mengarang, dan tidak perlu melakukan secara terus-menerus dan berdisiplin dalam
berbagai kegiatan belajar yang hakikatnya diarahkan untuk menanamkan nilai dan
mengembangkan sikap.
Pemerintah kemudian memperbaiki system ujian, dan mengubah yang tadinya UN
sebagai penentu tingkat kelulusan, maka kemudian diubah menjadi nilai akhir yang
menentukan kelulusan siswa. nilai akhir diperoleh berdasarkan gabungan nilai un dengan
nilai ujian sekolah. Saat ini peraturan kembali berubah dengan dihapuskannya ujian
nasional. Terlebih lagi karena adanya musibah wabah pandemic covid 19 yang terjadi
saat ini.
Beberapa kritik terhadap pelaksanaan ujian di sekolah antaralain :
a. Hasil tes Nampak tidak peka terhadap perbaikan input pendidikan dan terhadap
persepsi guru dan wali murid tentang prestasi siswa.
b. Laporan hasil tes tidak menerangkan pengetahuan dan keterampilan siswa
sehingga sulit diketahui bidang mana yang perlu diperbaiki
c. Hasil ujian kurang memberikan bekal keterampilan untuk masuk dunia kerja.
d. Pertanyaan yang muncul di ujian kadang tidak sinkron dengan tujuan yang telah
di tetapkan dalam kurikulum.

7. Menjelaskan implikasi etis dari suatu tes

Dalam evaluasi membutuhkan alat evaluasi untuk melakukan evaluasi. Dalam


menggunakan alat, evaluator menggunakan cara atau teknik, sehingga dikenal adanya
teknik evaluasi dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
teknik tes dan non tes. Tes dapat diartikan sebagai suatu alat atau prosedur yang
sistematis dan obyektif untuk memperoleh data atau keterangan yang diinginkan
seseorang melalui serentetan pertanyaan, tugas, atau latihan. Tes juga dapat diartikan
sebagai alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu,
dalam suasana, dengan cara, dan dengan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Evaluasi harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi. Kedudukan
evaluasi sangat penting dalam pembelajaran, karena evaluasi menempati posisi yang
sangat sentral untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan, fungsinya untuk
mengetahui kapasitas pendidik dan peserta didik, sehingga bisa dilakukan perbaikan jika
memang ditemukan ada faktor yang belum optimal dalam proses pembelajaran.
Kegunaan evaluasi dalam pembelajaran untuk perbaikan, penyesuaian, dan
penyempurnaan program berdasarkan pengalaman pendidik yang didapatkan di lapangan.
Teknik evaluasi jangan hanya menggunakan teknik tes, tetapi harus kolaborasi dengan
non-tes, karena untuk mengevaluasi pembelajaran tidak cukup hanya menggunakan data-
data yang terukur sebagaimana dalam teknik tes.
Ditinjau dari segi teknik, teknik evaluasi pembelajaran terdiri dari teknik tes dan
non tes. Teknik tes bisa dilakukan untuk mengetahui pemahaman peserta didik dalam
memahami pembelajaran yang telah dilakukan. Waktunya bisa setiap pertemuan, tengah
semester, atau pun akhir semester. Bentuknya bisa dalam bentuk tes tulisan, tes lisan, dan
tes praktek.
Implikasinya, evaluasi pembelajaran di sekolah mesti dilakukan secara
kontinuitas, komprehensif, dan terintegrasi. Dengan demikian, pendidik harus mampu
mengevaluasi tingkah laku perkembangan peserta didik dalam aspek lain seperti
kedispilinan, ketelitian, sikap, dll. Yang harus menjadi catatan, teknik tes bukanlah
satusatunya untuk melihat keberhasilan pembelajaran, tetapi ada aspek lain yang justru
merupakan aspek inti untuk dilakukan evaluasi, yakni berkaitan dengan aspek amāliyah.
Dengan demikian, mesti dilakukan evaluasi dengan teknik non tes. Teknik yang bisa
dilakukan bisa dengan observasi, wawancara, kuisioner, bahkan dengan evaluasi yang
tidak diketahui oleh peserta didik. Selain itu, banyaknya kritik dari masyarakat membuat
guru harus melaksanakan tes dengan penuh tanggungjawab sehingga harus ada etika tes
yang perlu dilaksanakan.
8. Menjelaskan bentuk-bentuk pelaporan
Ada beberapa bentuk laporan hasil evaluasi belajar, yakni sesuai dengan tujuan
dan fungsi evaluasi itu sendiri. Contoh bentuk laporan hasil evaluasi formatif dan bisa
juga sebagai bentuk laporan hasil evaluasi sumatif yakni berbentuk portofolio.(portofolio
assessment). Yang dilakukan guru di dalam kelas adalah pengumpulan (pencatatan) data
secara sistematis terhadap hasil kerja ketrampilan, maupun kemampuan afektif siswa
seperti minat, bakat, kemampuan bekerja, mematuhi aturan sekolah, dll. Selama proses
belajar mengajar di kelas, bentuk laporan sumatif antara lain raport dan buku catatan
pribadi siswa.
9. Menjelaskan prosedur pelaporan
Pada prinsipnya prosedur pelaporan hasil evaluasi belajar harus memenuhi sedikitnya dua
kriteria, yaitu :
a. Penerima / pengguna laporan memahami dan mengerti maksud laporan dan bisa
menginterpretasikan.
b. Laporan harus obyektif (menyatakan keadaan sebenarnya)

Prosedur tipe dan teknik pelaporan hasil evaluasi bisa bervariasi bentuknya missal ada
bentuk huruf, angka, lulus atau tidak lulus, dsb. Pada prinsipnya harus menggambarkan
pencapaian/penguasaan bahan dalam hal dan waktu tertentu, laporan hasil evaluasi dapat
disusun dan di interpretasikan secara normative maupun secara kriteria. Kegiatan evaluasi
berperan sangat besar dalam system pendidikan dan system persekolahan sehingga
kegiatan evaluasi seringkali menimbulkan kritik yang tajam. Berikut ini merupakan
prosedur tingkat pelaporan secara hirarkis mulai dari :

a. Departemen
b. Wilayah
c. Daerah
d. Sekolah
e. Kelas
10. Menjelaskan pemanfaatan pelaporan.
System pelaporan sangat penting untuk dipahami, karena pelaporan yang objektif,
sistematis, analitis berupa kesimpulan yang rekomendatif maka hasil evaluasi belajar
akan terinformasikan dengan efektif dan efisien bagi pihak yang memerlukannya. System
pelaporan merupakan awal dari pemanfaatan evaluasi terhadap pembelajaran oleh
berbagai pihak. Pelaporan sangat penting dilakikan karena kedudukannya sangat strategis
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh berbagai pihak
pengguna laporan tersebut.
Pemanfaatan laporan tergantung untuk siapa laporan evaluasi tersebut ditujukan.
a. Laporan untuk kepala sekolah digunakan untuk meihat prestasi dan sikap siswa.
kepala sekolah dengan melihat laporan tersebut kemudian diharapkan untuk
mengusahakan peningkatan mutu pendidikan di sekolah dan mendokumentasikan dar
tahun ke tahun agar mudah dipelajari dan dikaji manakala diperlukan.
b. Laporan untuk guru wali kelas siswa, untuk mengetahui kemajuan siswa selama
menempuh proses belajar.
c. guru pembimbing siswa, laporan ini berisi mengenai kasus-kasus siswa dan
kenakalan, kesulitan belajar serta kehidupan pribadi siswa. data tersebut diperlukan
oleh guru pembimbing untuk memberikan bantuan kepada siswa agar dapat
memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa yang bersangkutan.
d. guru lain yang bersangkutan, merupakan laporan yang didapatkan oleh guru
terdahulu setelah kenaikan kelas atau adanya perpindahan siswa ke sekolah lain
untuk mengetahui prestasi terdahulu siswa dalam pengajaran selanjutnya.
e. siswa yang bersangkutan, orangtua siswa yang bersangkutan, orangtua siswa harus
mendapatkan pelaporan hasil evaluasi anaknya dari pihak sekolah. Agar mereka bisa
mengetahui hasil belajar maupun sikap yang dimiliki oleh anaknya dan selanjutnya
digunakan sebagai pertimbangan kedepan dalam mendidik dan mengarahkan
anaknya,
f. Pemakai lulusan. Biasanya data prestasi digunakan untuk meraih posisi yang sesuai
dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Selain itu, ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan dari adanya pelaporan hasil
evaluasi oleh beberapa pihak diantaranya :
a. Bagi siswa
- Dapat mengetahui apakah ia sudah menguasai bahan yang disajikan oleh guru
- Dapat mengetahui bagian mana yang belum dikuasai sehingga bisa dijadikan
patokan untuk memperbaikinya.
- Sebagai penguatan bagi siswa yang telah memperoleh nilai bagus sehingga bisa
menjadikan motivasi untuk belajar lebih giat.
- Bisa mengetahui bagian yang sulit untuk dikuasai.
b. Bagi guru
- Dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan yang disajikannya baik
secara kelompok maupun individu.
- Dapat mengetahui bagian mana yang belum dikuasai oleh peserta didik
- Dapat memberikan gambaran perkiraan pencapaian keberhasilan terhadap
keseluruhan program yang akan dilaksanakannya.
c. Bagi sekolah
- Hasil ujian tengah semester digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa
yang dinyatakan sebagai nilai raport. Dari nilai raport ini guru atau orangtua
siswa bisa memberikan masukan dan nasihat kepada siwa terkait hasil yang telah
diperoleh.
- Hasil evaluasi kenaikan kelas atau sekolah digunakan untuk mengetahui
keberhasilan siswa sekaligus dapat menentukan kenaikan kelas atau lulusan.
- Hasil ujian secara keseluruhan dapat digunakan untuk melihat kemajuan atau
kemunduran yang dicapai siswa dari tahun ke tahun dan bisa digunakan untuk
menyusun program sekolah untuk meningkatkan prestasi siswa.
d. Bagi pengelola pendidikan
Bagi pengelola pendidikan mulai dari kepala sekolah, kepala kantor departemen
pendidikan, pengawas, kepala bisang, kepala kantor wilayah, menteri, dll bisa
memanfaatkan pelaporan hasil evaluasi belajar siswa untuk menjawab pertanyaan
berikut :
- Apakah program pendidikan yang telah ditetapkan sudah sesuai dengan jenjang
atau jenis sekolah?
- Apakah alat/sarana prasarana belajar siswa sudah memenuhi untuk mencapai
hasil belajar yang maksimal dari para siswa?
- Apakah metode pengajaran yang disarankan bagi para guru sudah tepat?
- Apakah evaluasi untuk menyingkap hasil belajar siswa sudah tepat?
- Apakah kualitas pendidikan tersebut sudah merata?

Anda mungkin juga menyukai