Anda di halaman 1dari 4

MUTU LAYANAN PENDIDIKAN

Istilah mutu sementara ini sama artinya dengan kualitas. Sehubungan dengan kualitas ini, Vincent
Craspersz (2003:5) mengemukakan bahwa :

1) Kualitas terdiri dan sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun
keistimewaan aktraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan
kepuasan atas penggunaan produk itu
2) Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan.

Dalam bidang pendidikan yang menjadi pelanggan layanan jasa adalah para siswa, orang tua, dan
masyarakat. Oleh karena itu pelayanan pendidikan yang bermutu adalah pemberian layanan jasa
pendidikan di sekolah yang dapat memberikan kepuasan kepada para siswa di sekolah dan masyarakat
atau orang tua siswa, sejalan dengan ini Ikke Dewi Sartika (2002:8) mengemukakan bahwa :

"Kualitas pada dasarnya dapat berupa kemampuan, barang, dan pelayanan, kualitas pendidikan dapat
menunjuk kepada kualitas proses dan kualitas hasil (produk). Suatu pendidikan dapat bermutu dari segi
proses (yang sudah barang tentu amat dipengaruhi kualitas masukannya) jika proses belajar mengajar
berlangsung secara efektif, dan, peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna
(meaningful learning) dan juga memperoleh pengetahuan yang berguna baik bagi dirinya maupun bagi
orang lain (functional knowledge) yang ditunjang secara wajar oleh sumber daya (manusia, dana, sarana
dan prasarana).”

Sedangkan di dalam kebijakan Akreditasi Sekolah (Depdiknas;2004:02) dikemukakan, bahwa yang


dimaksud dengan mutu pelayanan pendidikan adalah : "…jaminan bahwa proses penyelenggaraan
pendidikan di sekolah sesuai dengan yang seharusnya terjadi dan sesuai pula dengan yang diharapkan.
Agar mutu pendidikan itu sesuai dengan apa yang seharusnya dan apa yang diharapkan yang dijadikan
pagu (benchmark)."
Jadi berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan
mutu pelayanan pendidikan adalah adanya jaminan proses atau layanan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan mampu memenuhi keinginan para siswa,
masyarakat (kepuasan pelanggan)

Pentingnya Pelayanan Pendidikan yang Bermutu


Salah satu masalah yang dihadapi Indonesia dalam bidang pendidikan adalah rendahnya mutu
pendidikan. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan. Salah satunya adalah proses
pemberian layanan pendidikan yang masih jauh dari harapan. Di satu pihak pemberian layanan
pendidikan belum
menemukan cara yang paling tepat, dipihak lain pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta semakin tmgginya kehidupan masyarakat telah semakin meningkatnya tuntutan
kebutuhan hidup sosial masyarakat sebagai pelanggan pendidika. Sebagaimana Nanang Fattah (2004:02)
mengemukakan, bahwa:
”Semakin tinggi kehidupan sosial masyarakat sejalan denga perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah semakin meningkatkan tuntutan kebutuhan kehidupan sosial masyarakat. Pada akhirnya
tuntutan tersebut bermuara kepada pendidikan, karena masyarakat meyakini bahwa pendidikan
mampu menjawab dan mengantisipasi berbagai tantangan tersebut. Pendidikan merupakan salah satu
upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah sebagai institusi tempat masyarakat berharap tentang
kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan perlu perubahan yang dapat dilakukan
melalui perubahan dan peningkatan dalam pengelolaan atau manajemen pendidikan di sekolah.”

Lebih lanjut tentang alasan pentingnya pelayanan pendidikan yang bermutu Ikke Dewi Sartika (2002:93)
mengemukakan, bahwa:
“Jaminan kualitas pada hakekatnya berhubungan dengan bagainiana menentukan dan menyampaikan
apa yang dipromosikan kepada konsumen, lebih dari itu kita telah memulai untuk memperbaiki proses
penentuan apa yang pelanggan inginkan untuk merancang kualitas produksi dan prosesnya
menggunakan metode seperti penyebaran fungsi kualitas (Quality Function Development). Namun jika
kualitas ditentukan sebagai kepuasan pelanggan produksi mengikuti kualitas yang diharapkan melalui
proses yang melayani pelanggan.”

Alasan lain dikemukakan Budi Rahaijo (Depdiknas, 2003:03) bahwa : “......... mutu pendidikan masih
belum meningkat secara signifikan, sebagian kecil saja sekolah menunjukkan peningkatan mutu
pendidikan.”
Jadi pelayanan pendidikan yang bermutu itu amat penting agar konsumen (pelanggan) memperoleh
kepuasan layanan dari jasa pendidikan yang diberikan sekolah, sebab para siswa dan masyarakat selaku
pelanggan jasa pendidikan menaruh harapan yang besar terhadap sekolah dalam rangka mengantisipasi
dan menjawab tantangan kehidupan di masa yang datang, terlebih peningkatan mutu pendidikan yang
sudah diperoleh belum menggembirakan. Mutu pendidikan berkait erat dengan proses pendidikan.
Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang
bermutu, dengan kata lain tidak akan ada kepuasan pelanggan (para siswa dan masyarakat).
Pengertian Mutu Pendidikan
Mutu berdasarkan bahasa mutu berarti kualitas, tingkat, derajat, kadar. menjadi
suatu konsep, mutu acapkali ditafsirkan dengan beragam definisi, bergantung
kepada pihak dan sudut pandang mana konsep itu di persepsikan. dalam global
pendidikan, dua pertanyaan utama yang penting dikemukakan ialah ap yang
dihasilkan serta siapa pemakai pendidikan. Pengertian tersebut merujuk pada nilai
tambah yg diberikan oleh pendidikan serta pihak-pihak yang memproses serta
menikmati hasil-yang akan terjadi pendidikan.
Pendidikan merupakan Suatu forum yg mengani duduk perkara proses pengenalan,
yang intinya mengantarkan seseorang di kebudayaan. Sedangkan dari Prof. H.M.
Arifin, merupakan proses budaya buat menaikkan kualitas dan prestise insan
sepanjang hayat, yang dilaksanakan di lingkunagn keluarga, sekolah serta
masyarakat. Sedangkan mutu pendidikan adalah kemampuan sistem pendidikan,
baik berasal segi pengelolaan juga dari segi proses pendidikan itu sendiri, di arhkan
secara efektif buat menaikkan nilai tambah berasal faktor-faktor input (besarnya
kelas sekolah, guru, buku pelajaran, situasi belajar dan kurikulum, manajemen
sekolah, famili) agar membentuk out-put setinggitingginya.
Berdasarkan PP No. 19/2005, terdapat delapan standar pendidikan nasional yang
digarap oleh BSNP, yaitu:

1. Standar Isi
Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pembelajaran ayang harus dipenuhi oleh peserta didik
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi ini memuat kerangka dasar,
struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satua pendidikan dan
kalender pendidikan/akademik.
2. Standar Proses
Standar proses ini meliputi pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
3. Standar Kompetensi
Lulusan Standar ini merupakan kulifikasi kemampuan lulusan yang berkaitan
dengan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar ini merupakan standar nasional tentang kriteria pendidikan prajabatan dan
kelayakan fisik maupun mental serta pendidikan dalam jabatan dari tenaga guru
dan tanaga kependidikan lainnya.
5. Standar Sarana dan Prasarana
Standar ini merupakan kriteria minimal tentang ruang belajar, perpustakaan,
tempat olahraga, tempat ibadah, tempat bermain dan rekreasi, laboratorium,
bengkel kerja, sumber belajar lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran. Dalam standar ini termasuk pula penggunaan teknologi informasi
dan
6. Standar Pengelolaan
Standar ini meliputi perencanaan pendidikan, pelaksanaan dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, pengelolaan pendidikan di
tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pada tingkat nasional. tujuan dari standar ini
ialah meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
7. Standar Pembiayaan
Standar ini merupakan standar nasional yang berkaitan dengan komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan selama satu tahun.
8. Standar Penilaian
Pendidikan Standar ini merupakan standar nasional penilaian pendidikan tentang
mekanisme, prosedur, instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian
yang dimaksud di sini adalah penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang meliputi: penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.
Sedangkan bagi pendidikan tinggi, penilaian tersebut hanya meliputi: penilaian
hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai