Ahyar Yuniawan
Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro
E-mail: ahyar_yuniawan@yahoo.com
ABSTRACT
The study aims to evaluate the university service orientation as social variable, to empirically test its
relationship to organizational performance measures and to provide managerial implications. The premise
behind the study is that service-oriented organizations choosing to emphasize service excellence as a
valueadded deliverable will perform significantly better than organizations that do not possess this
orientation. The study employes a survey method and uses a proportional random sampling as sampling
technique. The results of the study confirm that service orientation increases business performance and
employee service outcomes; employee service outcomes increases business performance, and the total effects
of service orientation increases employee service outcomes.
Keywords: Service orientation, organizational culture, employee service outcomes, and business
performance.
46
Yuniawan: Evaluasi Orientasi Layanan Sebagai Bagian dari Budaya Organisasi 47
kan temuan-temuan penelitan yang memiliki manfaat tronik dari berbagai sumber yaitu SpringerLink,
yang tinggi bagi masyarakat. Juga, inisiatif untuk ScienceDirect (Elsevier). Jurnal-jurnal tersebut untuk
terus mengembangkan diri menjadi perguruan tinggi melengkapi e-jurnal yang telah ada sebelumnya yaitu
yang berkualitas. Informasi lain yang berkaitan Proquest. Seluruh jurnal yang ada dapat diakses
dengan sarana penunjang kehidupan akademik juga langsug (fulltext) melalui jaringan internet di ling-
menjadi bahan penilaian yang cukup penting di mana kungan Undip. Selain itu, terdapat beberapa indikator
dana yang disiapkan memang untuk kepentingan konkrit yang dipergunakan untuk kepentingan
pengembangan pepustakaan dan akses terhadap jurnal penilaian pemeringkatan, misalnya yang digunakan
internasional. oleh Quality Standardization (QS). Indikator yang
Lembaga pemeringkatan universitas juga mem- digunakan adalah melihat kualitas hasil penelitian
punyai konsentrasi dan penilaian yang sangat tinggi (dalam hal aktualitas, nilai manfaat hasil penelitian),
tentang kualitas lulusan Undip. Indikator yang kualitas lulusan (dalam hal kemampuan atau kemu-
digunakan adalah jumlah masa tunggu sampai lulusan dahan mendapatkan pekerjaan), pengamatan inter-
mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latar nasional berupa penilaian dari lembaga internasional
belakang pendidikan. Semakin singkat masa tunggu lainnya serta kualitas internal proses belajar mengajar.
semakin baik kualitas lulusan dari perguruan tinggi Meskipun telah masuk dalam jajaran world class
tersebut karena memiliki daya tarik yang tinggi di university dimana sudah banyak fakultas-fakultas
pasar tenaga kerja. Selain lulusan, iklim belajar di yang ada di Undip masuk dalam peringkat 400 dunia,
perguruan tinggi ketika mahasiswa menempuh studi Undip tetap akan terus menerus mengejar dan
juga mempengaruhi penilaian, misalnya dalam hal menaikkan peringkat, karena pada periode yang lain
rasio mahasiswa dan dosen untuk setiap kelas karena mengalami penuruan peringkat dan keluar dari
akan mampu menggambarkan tentang potensi efek- peringkat 500 dunia.
tifitas pembelajaran dalam kelas. Dosen yang meng- Gambaran tersebut memberikan petunjuk bahwa
ajar dengan jumlah mahasiswa yang banyak bahkan perubahan orientasi organisasional (dalam hal ini
melebihi standar rasio yang baik, akan membuat orientasi layanan) dapat memengaruhi kinerja organi-
materi perkuliahan tidak begitu mudah dipahami dan sasi. Hanya saja, hingga saat ini masih sedikit riset
diterima oleh mahasiswa. empiris yang berfokus ada pemahaman hubungan
Aspek lainnya adalah jumlah artikel yang kompleks antara orientasi pelayanan dan kinerja
dipublikasikan di jurnal-jurnal internasional memiliki organisasi. Bahkan, riset-riset yang ada cenderung
nilai yang sangat signifikan dan memengaruhi mengukur dan menguji konstruk orientasi layanan
peringkat perguruan tinggi tertentu. Banyaknya tanpa memperhatikan secara serius konseptualisasi
publikasi internasional akan mempermudah penilai dan pengukurannya sebagai suatu elemen budaya
untuk mencari dan menemukan tentang perguruan organisasi. Orientasi organisasional pada dasarnya
tinggi yang akan dinilai. Pihak universitas harus dikonstruksi secara sosial karena tumbuh sebagai
secara aktif mendorong dan menstimulasi staf hasil interaksi antara organisasi dan anggotanya).
akademiknya untuk aktif menulis dan mengirimkan Tetapi, kebanyakan peneliti menilai dan mengukur
artikel ilmiah ke jurnal-jurnal internasional. Peman- orientasi layanan dengan menggunakan informan
faatan teknologi informasi menjadi sebuah keharusan tunggal pada level manajemen (Homburg et al., 2002;
untuk internasionalisasi perguruan tinggi. Website Kohli & Jaworski, 1990; Narver & Slater, 1990).
menjadi sarana komunikasi yang ampuh untuk Pendekatan ini membatasi dan menghalangi pema-
menginformasikan keberadaan perguruan tinggi ke haman yang lebih tepat mengenai suatu variabel
pihak luar. Saat ini, Undip terus menerus memberikan organisasional yang kompleks.
perhatian yang serius pada penataan website dari Studi ini masih melihat perlunya riset lebih jauh
tampilan sampai ke isi website. Penilaian dari untuk menilai/mengevaluasi dan menguji hubungan
lembaga pemeringkat pada website tidak harus antara orientasi layanan dan kinerja organisai agar
menggunakan Bahasa Inggris, karena meskipun dapat memberikan manfaat teoritis dan manajerial. Di
menggunakan Bahasa Indonesia yang dikemas dan samping itu, hingga saat ini masih sedikit riset empiris
disajikan dengan menarik akan mampu menaikkan yang berfokus ada pemahaman hubungan kompleks
ranking. Informasi yang berkaitan dengan mahasiswa antara orientasi pelayanan dan kinerja organisasi.
asing yang belajar di perguruan tinggi sebaiknya Secara spesifik, studi ini bertujuan untuk mengukur
ditonjolkan lebih serius dan dimunculkan lebih sering hubungan antara orientasi layanan dan level keluaran
sehingga meyakinkan penilaian itu sendiri. karyawan, mengukur hubungan antara orientasi
Dalam rangka peningkatan kapasitas Undip layanan dan bisnis/organisasi, serta mengukur
menuju World Class University, pada tahun 2009 hubungan antara keluaran layanan karyawan dan
telah diupayakan adanya penambahan jurnal elek- bisnis/organisasi.
48 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 46-60
hal ini pada gilirannya akan secara positif terkait Tabel 1. Proporsi Data Dosen dan Karyawan untuk
Penentuan Sampel
dengan kinerja karyawan, kepuasan pelanggan,
persepsi nilai pelanggan, dan kinerja bisnis pada Responden
Tenaga
Pro- Respon- Tenaga
akhirnya. Berdasarkan diskusi dan argumentasi yang Fakultas Dosen Kepen- Jumlah
porsi den dosen Kependi-
ada, peneliti mengajukan beberapa hipotesis sebagai didikan
dikan
berikut: FK 242 130 372 0.2 22 12
H1: Semakin tinggi orientasi layanan, semakin tinggi FH 122 53 175 0.1 11 5
tingkat keluaran layanan karyawan. FE 126 91 217 0.1 12 8
FT 416 155 571 0.2 38 14
H2: Semakin baik tingkat keluaran layanan karya- FPIK 161 32 193 0.1 15 3
wan, semakin baik kinerja bisnis FKM 64 39 103 0.0 6 4
H3: Semakin baik orientasi pelayanan, semakin baik FMIPA 186 52 238 0.1 17 5
kinerja bisnis. FISIP 104 44 148 0.1 10 4
FIB 102 48 150 0.1 9 4
F Psi 63 20 83 0.0 6 2
METODE PENELITIAN F Pternak 127 57 184 0.1 12 5
1713 721 2434 158 67
Desain Penelitian Sumber: Kepegawaian UNDIP
Fakultas* (dalam %)
K H E T PIK MIPA IB P1 P2
KarakteristikResponden Kategori D/K** D/K D/K D/K D/K D/K D/K D/K D/K
Usia 25 – 35 th 50/50 20/80 40/60 33/67 50/50 100/0 50/50 75/25 67/33
35 – 45 th 60/40 0/100 43/57 50/50 57/43 60/40 100/0 83/17 20/80
45 – 55 th 33/67 50/50 67/33 17/83 60/40 100/0 36/64 67/33 40/60
> 55 th 100/0 0/100 100/0 100/0 100/0
Kelamin L 50/50 30/70 50/50 22/78 86/14 100/0 60/40 62/38 56/44
P 50/50 29/71 40/60 50/50 42/58 100/0 17/83 100/0 0/100
Pendidikan SMA 0/100 0/100 0/100 0/100 0/100
Diploma 0/100 0/100 0/100 0/100
Sarjana 0/100 0/100 0/100 0/100 0/100 50/50 20/80 75/25 20/80
Master 100/0 100/0 100/0 100/0 100/0 100/0 75/25 100/0 83/17
Doktor 100/0 100/0 100/0
Jabatan*** A 57 71 73 37 56 18 62
AA 29 33 18 10 33 12 36 9
L 14 6 56 9 37 33 19 37 10
LK 23 11 16 34 13 9 19
GB
Masakerja < 5 th 25 6 18 9 13 50
5 – 10 th 37 18 23 5 18 6 17 20
10 – 15 th 25 6 23 9 11 46 6 25 25
15 – 20 th 29 15 37 32 19 25
20 – 25 th 35 31 27 47 18 50 8 10
> 25 th 13 6 8 9 5 9 6 20
Sumber: data diolah
Keterangan:
* : K (kedokteran); H (hukum); E (ekonomi); T (teknik); PIK (perikanandanilmukelautan); MIPA (matematikandan IPA); IB
(ilmubudaya); P1 (psikologi); dan P2 (peternakan)
** : D (dosen)/K (karyawan)
***: Berdasarkanpendidikandi manaA (admin), AA (asistenahli), L (lektor), LK (lektorkepala), GB (guru besar)
Yuniawan: Evaluasi Orientasi Layanan Sebagai Bagian dari Budaya Organisasi 51
Hasil Analisis Common Method Bias lain telah memiliki skor construct reliability >0.70.
Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa setiap konstruk
Penelitian ini telah mengumpulkan data dari telah memenuhi persyaratan reliabilitas (Hair et al.,
responden dosen dan karyawan yang berasal dari 1998; Nunally & Bernstein, 1994, dalam Ferdinand,
berbagai fakultas di UNDIP Semarang dengan 2002).
mempertimbangkan kriteria yang telah ditetapkan Sedangkan, elemen perlakuan pelanggan (PP)
sebelumnya. Berdasarkan data yang telah diperoleh, dan pemberdayaan karyawan (PK) menunjukkan
semua responden telah bekerja ≥ 3 tahun. hasil-hasil variance-extracted yang nilainya <0.5,
Keseluruhan data tersebut sudah cukup membuktikan artinya hanya antara 30% – 40% varians diantara
bahwa upaya meminimalkan common method bias indikator-indikator pengukuran dapat menjelaskan
dapat dikatakan berhasil. setiap konstruknya. Seluruh konstruk tetap diper-
tahankan meski terdapat beberapa elemen/dimensi
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas yang memiliki variance-extracted <0.5, karena: (1)
data penelitian disajikan apa adanya, (2) ukuran ini
bersifat pelengkap saja bagi reliabilitas konstruk, dan
Total nilai Cronbach’s Alpha yang berada pada
(3) hanya pada uji variance-extracted saja yang
rentang 0.66 hingga 0.93 dianggap sangat baik dan menunjukkan hasil kurang baik, sedangkan untuk uji
dapat diterima (Hair et al., 1998; Sekaran, 2000). validitas dan reliabilitas pada hampir semua konstruk
Unidimensionalitas butir-butir yang merupakan syarat telah memenuhi syarat.
perlu untuk analisis reliabilitas dan validasi konstruk
menunjukkan bahwa untuk konstruk kinerja bisnis Pemenuhan Asumsi-Asumsi SEM
menunjukkan nilai GFI > 0.9 (Anderson & Gerbing,
1991, dalam Ferdinand 2002). Sedangkan, untuk Hasil uji atas asumsi-asumsi yang mendasari
variabel orientasi layanan dan keluaran layanan analisis SEM menunjukkan hasil yang baik, kecuali
karyawan masing-masing sebesar sebesar 0.63 dan asumsi normalitas yang menunjukkan bahwa baik
0.84. Namun, hasil-hasil ini sedikit dibawah dan/atau secara univariat dan multivariate, data sampel ter-
diatas nilai GFI Efektivitas Organisasi – 2nd order distribusi secara tidak normal. Data tidak normal tetap
variable – yaitu 0.727 (Yuniawan, 2009). Hasil-hasil digunakan karena disajikan apa adanya dan tidak
ini diperoleh butir-butir tersebut tetap dipertahankan dilakukan upaya transformasi data, karena akan
karena semua loading factornya 0.40. menimbulkan kesulitan intertpretasi data setelah
berbentuk data yang baru (Tabahnick & Fidel, 1996).
Hasil Uji Reliabilitas Konstruk dan Variance-
Two-Step Model-Building Approach
Extracted
Tabel 3. Construct Reliability dan Variance-Extracted Setiap Pada Tabel 4 ditunjukkan hasil perhitungan
Konstruk construct-reliability (), error (), dan lambda ()
terms.
Konstruk Construct Reliability () Variance-Extracted*
Orientasi Layanan:
Tabel 4. Construct-reliability, Error dan Lambda Terms Setiap
VL 0.797 0.672
Faktor
KL 0.870 0.692
PP 0.715 0.459 Konstruk Construct Lambda () Error ()
PK 0.648 0.389 Reliability ()
GL 0.834 0.715 OL:
PL 0.748 0.599 VL 0.797 0.707 0.127
TL 0.838 0.723 KL 0.870 0.865 0.112
PKL 0.733 0.579 PP 0.715 0.578 0.133
RKL 0.883 0.791 PK 0.648 0.379 0.078
KSL 0.752 0.505 GL 0.834 0.745 0.111
Keluaran Layanan Karyawan: PL 0.748 0.734 0.181
KO 0.827 0.547 TL 0.838 1.024 0.202
EDC 0.879 0.786 PKL 0.733 0.609 0.135
KK 0.911 0.773 RKL 0.883 0.945 0.118
KSL 0752 0.373 0.046
Kinerja Bisnis 0.937 0.750
KLK:
Sumber: Data primer, diolah (* Variance-extratcted kritis 0.5) KO 0.827 0.725 0.110
EDC 0.879 1.228 0.208
Berdasarkan Tabel 3, ternyata hanya elemen KK 0.911 1.203 0.142
pemberdayaan karyawan (PK) yang mempunyai skor KB 0.937 0.617 0.026
construct reliability <0.70 dan variabel-variabel yang Sumber: Data primer, diolah
52 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 46-60
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Tabel 6. Estimasi Parameter untuk Model yang Diajukan
Estimate S.E. C.R. P Label
Berdasarkan komputasi Amos 16, untuk model KLK <--- OL 0.807 0.258 5.302 *** par_12
persamaan struktural yang diajukan, dihasilkan VL <--- OL 0.933 0.069 10.184 *** par_1
KL <--- OL 0.888 0.069 10.732 *** par_2
indeks-indeks goodness of fit dan estimasi parameter PP <--- OL 0.953 0.069 7.607 *** par_3
(Tabel 5 dan Tabel 6). PK <--- OL 0.93 0.084 7.989 *** par_4
Pada Tabel 5 dan 6 menunjukkan bahwa GL <--- OL 0.954 0.072 11.667 *** par_5
PL <--- OL 1 0.073 10.774 *** par_6
hampir semua kriteria yang digunakan memiliki nilai TL <--- OL 0.752 0.069 7.838 *** par_7
yang marginal. Hal ini dapat dilihat pada nilai indeks PKL <--- OL 0.723 0.074 5.979 *** par_8
goodness of fit indices yang mana hanya nilai RKL <--- OL 0.929 0.067 11.751 *** par_9
RMSEA yang baik. Hasil GFI ini tetap dapat KSL <--- OL 0.972 0.074 10.281 *** par_10
KB <--- OL 0.424 0.13 2.752 0.006 par_11
digunakan karena sedikit di bawah batasan yang telah KB <--- KLK 0.429 0.077 2.785 0.005 par_13
ditetapkan di mana berdasarkan kesepakatan para KO <--- KLK 0.868 0.056 5.965 *** par_14
peneliti bahwa cut-off value tersebut benar-benar EDC <--- KLK 0.655 0.056 5.879 *** par_15
KK <--- KLK 0.882 0.057 6.349 *** par_16
digunakan untuk membedakan model yang baik Sumber: Data primer, diolah (***: p<0.01)
dengan model yang marginal (Hair et al., 1998).
Namun, semua nilai CR dalam Tabel 6 adalah Model Struktural Hasil Penelitian
signifikan, sehingga konsisten dengan teori yang
mendasarinya. Dengan demikian, model dalam studi Gambar 2 menunjukkan model persamaan
ini dapat dianggap mampu menunjukkan tanda dan struktural yang dihasilkan dari olah data dengan
ukuran yang benar serta konsisten dengan teori yang menggunakan pendekatan komposit.
mendasarinya. Model ini telah menunjukkan estimasi para-
Berdasarkan hasil analisis atas model-model meter dengan tanda dan ukuran yang benar
yang diajukan dapat diketahui bahwa seluruh (plausible) dan konsisten dengan teori yang men-
hipotesis (H1, H2 dan H3) dinyatakan diterima atau dasarinya. Goodness of fit indices model hasil
didukung oleh data sampel dengan mengacu ke nilai- penelitian di atas dapat dilihat pada Tabel 5, meski
nilai loading factor dan probabilitasnya. Loading hampir semua kriteria goodness of fit memiliki nilai
factor tersebut signifikan pada p<0.05 atau p<0.01 yang marginal. Namun model masih dapat diterima,
dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang dan pengujian model ini menghasilkan konfirmasi
menyatakan loading factor sama dengan nol dapat yang baik atas faktor-faktor penelitian dan hubungan-
ditolak. Oleh karena itu, unidirectional path dari OL hubungan kausalitas antar faktor. Keadaan ini juga
menuju KLK (H1), dari strategi OL menuju KB (H2), mengindikasikan bahwa data sampel juga fit dengan
dan dari KLK ke KB (H3) dapat dinyatakan model yang dihipotesiskan.
signifikan.
MODEL STRUKTURAL PENELITIAN
Chi-square= 198.853
e3 e2 e1
Cmin/df= 2.616 (Df= 76)
Table 5. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model yang .43 .82 .69
Probability= .000
x3 x2 x1 GFI= .802
Diajukan .91
.66 .91 .79 .83 .87 AGFI= .727
TLI= .865
d4
PP KL VL CFI= .887
Kriteria Nilai Hasil Keterangan .49
.86
d3
d2 NFI= .831 .66
.91
Kritis Model Ini e4 x4
.70
PK
d1 RMSEA= .114
.96
.65 .78
e6 x6 PL .75 .83
Probability .88
KK
.91
d7
KLK x13 e13
d10
.80 .65 d11 .84
.92
d12
x10
0.90
x9
x12
CFI 0.887 Marginal
e10
0.80
e9
Analisis Efek Langsung, Efek Tak Langsung dan Hubungan antara Orientasi Layanan dan Keluar-
Efek Total an Layanan Karyawan
Untuk menganalisis efek langsung, efek tak Orientasi layanan sebagai bagian dari budaya
langsung dan efek total antar konstruk, pedoman- organisasi perlu mendapatkan perhatian serius karena
pedoman berikut ini dapat digunakan. Efek langsung memengaruhi tingkat motivasi serta komitmen
tidak lain adalah koefisien dari semua garis koefisien contact employees (dosen dan administrasi) dalam
dengan anak panah satu ujung. Efek tak langsung menjalani pekerjaannya. Sikap dan perilaku mereka
adalah efek yang muncul melalui sebuah vaiabel dapat memengaruhi persepsi mutu layanan dan
antara. Efek total adalah efek dari berbagai hubungan. kepuasan pelanggan (Lee et al., 2000). Daya tanggap
Analisis atas ketiga jenis efek tersebut dapat dilihat contact employees sangat terkait dengan budaya
berturut-turut pada Tabel 7, 8 dan 9. organisasi dalam memberikan layanan secara prima.
Ketiga tabel di atas menunjukkan bahwa Oleh karena itu, perusahaan jasa yang umumnya
terdapat efek langsung dari variabel OL terhadap berbentuk people-based service companies, seharus-
variabel KLK sebesar 0.807, efek langsung dari nya meningkatkan daya tanggap karyawannya
variabel OL terhadap variabel KB sebesar 0.424, dan dengan cara memperbaiki motivasinya, keahlian
efek langsung dari variabel KLK terhadap variabel layanannya, pelatihan sikap, persepsi peran yang lebih
KB sebesar 0.429. Selanjutnya, efek tak langsung dari jelas, dan pengetahuan tentang layanan itu sendiri
variabel OL melalui variabel KLK terhadap variabel serta kebijakan-kebijakan organisasi. Hasilnya, mere-
KB sebesar 0.346. Sedangkan efek total dari variabel ka diharapkan akan meningkatkan mutu layanan,
OL terhadap variabel KLK sebesar 0.807 (sama besar yang juga memiliki arti peningkatkan kinerja bisnis
dengan efek langsungnya). Efek total dari variabel organisasi (Lee et al., 2000).
OL terhadap variabel KB sebesar 0.77. Efek total Pemahaman ini merefleksikan bahwa iklim dan
variabel KLK terhadap variabel KB sebesar 0.429. orientasi harus dapat diciptakan melalui interaksi
kebijakan, praktek dan prosedur yang menciptakan
Tabel 7. Standardized Total Effect – Estimates perasaan, predisposisi, dan/atau orientasi organisasi
OL KLK (Schein, 1968; Pettigrew, 1979; Uttal, 1983;
KLK 0.807 Deshpande & Webster, 1989; Hofstede et al., 1990;
KB 0.77 0.429 Schein, 1985; Schneider & Bowen, 1993; Schneider
Sumber: Data primer, diolah & Bowen, 1995; Schneider et al., 1996; Schneider et
al., 1992) dan benar dirasakan serta diapresiasi oleh
Tabel 8. Standardized Direct Effect - Estimates karyawan. Evaluasi orientasi layanan akan lebih baik
OL KLK
ketika kesimpulan karyawan umumnya berpusat di
KLK 0.807 sekitar bagaimana organisasi menunjukkan pekerjaan
KB 0.424 0.429 sehari-harinya dan tujuan-tujuan apa saja yang dikejar
Sumber: Data primer, diolah oleh organisasi. Kesimpulan-kesimpulan ini "didasar-
kan pada kebijakan, praktik, prosedur dan rutinitas
Tabel 9. Standardized Indirect Effect - Estimates yang karyawan untuk tunduk dan dalam jenis perilaku
OL KLK yang diharapkan dan Anda mendapatkan imbalan dan
KLK didukung" (Schneider et al., 1996).
KB 0.346 Persepsi karyawan dan kesimpulan mereka,
Sumber: Data primer, diolah
termasuk citra kualitas layanan, menjadi semakin
penting untuk studi bisnis karena akan lebih
Pembahasan
mencerminkan iklim nyata organisasi yang benar dan
karena terkait dengan kinerja organisasi (Benoy,
Hasil evaluasi indeks goodness of fit atas model
1996, Hallowell et al., 1996; Johnson, 1996 dan
struktural hasil penelitian menunjukkan hasil yang
Schneider dan Bowen, 1995). Hasil-hasil dari studi
marginal (Tabel 5). Meski demikian, model dapat
empiris yang menunjukkan bahwa karyawan yang
diterima dan hasil-hasilnya telah mengkonfirmasi
mempersepsikan organisasinya sebagai "memiliki
studi-studi sebelumnya. Secara umum, data sampel
orientasi pelayanan yang kuat, memiliki pelanggan
memberikan hasil yang mendukung model
yang mau menyatakan bahwa pelanggan memiliki
persamaan struktural untuk kinerja bisnis lembaga
pengalaman yang positif dengan organisasi” (Heskett
pendidikan tinggi.
et al., 1997; Schneider & Bowen 1993).
54 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 46-60
Temuan ini memperkuat pandangan bahwa sama lain tentang kebutuhan dan masalah mereka,
persepsi mutu oleh pelanggan merupakan fungsi semangat tim telah menjiwai semua tingkatan dalam
adanya ”fakta mutu dan persepsi mutu”, sehingga unit kerjanya, merasa bahwa bekerja untuk unit kerja
keduanya menjadi isu sikap dan keyakinan yang ini seperti menjadi bagian dari keluarga besar, dan
berkaitan dengan kesadaran (awareness) dan orang-orang di unit kerjanya merasa terikat secara
pengakuan (recognition), kepuasan pelanggan serta emosional satu sama lain.
perilaku konsumen (Andreassen & Lindestad, 1998). Dengan demikian, temuan-temuan dalam studi
Dalam konteks jasa, proses penyampaian layanan ini cukup memberikan peringatan bagi perguruan
melibatkan penyedia dan pembeli jasa. Interaksi tinggi untuk benar-benar memperhatikan sikap dan
keduanya akan menentukan persepsi mutu, kepuasan persepsi dosen/karyawannya dalam menjalankan
pelanggan serta perilaku pelanggan selanjutnya atas praktek bisnisnya. Langkah ini diharapkan mampu
interaksi yang terjadi. meningkatkan daya tanggap karyawannya melalui
Dengan demikian, elemen kepuasan kerja perbaikan motivasinya, keahlian layanannya, pelatih-
dosen/karyawan, elemen esprit de corps dan elemen an sikap, persepsi peran yang lebih jelas, dan penge-
komitmen organisasi perlu dipelihara dengan melaku- tahuan tentang layanan itu sendiri serta kebijakan-
kan upaya-upaya perbaikan dalam interaksi kebijak- kebijakan organisasi. Hasilnya, mereka diharapkan
an, praktek dan prosedur yang menciptakan perasaan, akan meningkatkan citra mutu layanan, yang sebenar-
predisposisi, dan/atau orientasi organisasi. Artinya, nya juga memiliki arti adanya peningkatkan kinerja
keterkaitan ketiga elemen tersebut dalam perbaikan bisnis.
dan peningkatan keluaran layanan karyawan akan
memberikan dampak pengelolaan tingkat kepuasan Hubungan antara Orientasi Layanan dan Kinerja
dosen/karyawan atas pekerjaannya dan dapat men- Bisnis
dorong perbaikan efisiensi dalam pekerjaan. Keadaan
ini akan terwujud ketika karyawan merasa menikmati Hasil ini konsisten dengan kajian Gilbert &
pekerjaannya, mendapat kepuasan yang adil dengan Parhizgary (2000) yang menyatakan bahwa kom-
pekerjaannya, antusias dalam pekerjaan setiap harinya pleksitas dan persaingan lingkungan bisnis yang
dan menemukan kesenangan yang berarti dalam makin kuat telah ”memaksa” organisasi untuk
pekerjaannya. meningkatkan kinerja/efektivitasnya. Caranya adalah
Selain itu, kepuasan kerja seseorang ditentukan dengan memiliki struktur dan proses internal organi-
oleh tantangan kerja yang ada, prosedur/ganjaran sasi yang terfokus pada mutu, termasuk mendukung
yang adil, kondisi kerja yang baik dan dukungan dari kualitas dan kinerja karyawan lini depan. Mereka
kolega. Artinya, kepuasan kerja berkaitan dengan adalah ujung tombak organisasi yang dapat mem-
kebutuhan fisiologikal atau psikologikal yang ingin bangun atau sebaliknya merusak citra dan reputasi
dipenuhi. Jika tidak terpenuhi, maka persepsi ketidak- organisasi terhadap pelanggannya.
puasan akan cenderung meningkatkan ketegangan Citra institusional terkait dengan berbagai atribut
dan dorongan untuk berperilaku tidak efektif fisik dan keperilakuan suatu organisasi. Misalnya:
(Robbins, 2005). Akibatnya, keadaan ini dapat men- nama bisnis, arsitektur organisasi, variasi produk/
dorong munculnya persepsi tentang rendahnya sikap layanan, tradisi, ideologi, dan kesan mutu setiap orang
kerja positif dosen/karyawan dalam melayani maha- yang berinteraksi dengan klien organisasi. Sedangkan,
siswa, mahasiswa kurang merasa nyaman ketika reputasi institusional adalah cerminan sejarah kinerja
berurusan dengan dosen, serta agak kesulitan men- organisasi yang berfungsi sebagai bentuk komunikasi
dapatkan layanan dalam rentang waktu yang dapat organisasi dengan kelompok targetnya. Misalnya:
diterima (Yuniawan, 2009). kinerja mutu produk/layanan organisasi dibandingkan
Di sisi lain, elemen komitmen organisasi dengan pesaingnya (Nguyen & LeBlanc, 2001).
mampu menunjukkan perannya terhadap pembentuk- Temuan H2 yang didukung oleh data telah memberi
an keluaran layanan karyawan melalui sikap bukti bahwa organisasi perguruan tinggi telah mampu
dosen/karyawan yang menganggap bahwa masa meningkatan orientasi layanannya, sehingga mampu
depan mereka sangat terkait dengan masa depan meningkatkan kinerja organisasi. Temuan ini sejalan
lembaga ini, kesediaan berkorban bagi kesejahteraan dengan temuan (Homburg et al., 2002; Kohli &
unit kerjanya, memiliki Ikatan yang kuat dengan Jaworski, 1990; Narver & Slater, 1990; Lyle et al.,
organisasi, dan bangga bekerja dalam lembaga ini. 2000).
Sedangkan, untuk elemen esprit de corps, dosen/ Hasil ini memberi juga gambaran bahwa
karyawan telah menunjukkan pandangan bahwa organisasi telah mampu meningkatkan kesiapan
orang-orang di unit kerjanya benar-benar peduli satu rencana kegiatan organisasi yang berbasis layanan,
Yuniawan: Evaluasi Orientasi Layanan Sebagai Bagian dari Budaya Organisasi 55
meningkatkan keterlibatan proaktif dan menghargai untuk memperbaiki moral staf/mahasiswa, produk-
prkatek-praktek penyampaian layanan, proses dan tivitas, dan penyampaian mutu layanan lebih tinggi
prosedur yang merefleksikan keyakinan bahwa baik untuk pelanggan internal maupun eksternal
keprimaan layanan adalah suatu prioritas strategik. (Owlia & Aspinwall, 1997).
Organisasi juga dianggap telah dapat meningkatkan Perguruan tinggi sebaiknya mampu melihat
keyakinan bahwa ketika orientasi layanan dapat TQM sebagai jawaban untuk memperoleh kembali
dimanifestasikan ke dalam layanan prima, maka hal dan memperkuat keunggulan kompetitifnya sebagai-
ini akan berdampak signifikan dalam penciptaan nilai mana yang telah dilakukan oleh industri manufaktur
superior, kepuasan pelanggan, keunggulan kompetitif, (Motwani & Kumar, 1997) dan beberapa institusi
pertumbuhan dan profitabilitas. Orientasi layanan pendidikan Kwan (1996). Mereka mampu meng-
dapat dipandang sebagai respon strategis terhadap adopsi kerangka TQM yang relevan dengan misi dan
intelijensi pasar–cara tertentu dalam implementasi tujuan organisasi serta dibangun berdasarkan serang-
kaian nilai dan konsep manajemen mutu agar dapat
konsep pemasaran, bersaing dengan penggunaan
memberikan fondasi untuk integrasi persyaratan
layanan prima untuk meningkatkan nilai pelanggan
kinerja kunci dalam kerangka mutu. Serangkaian nilai
dan keunggulan kompetitif. Selain itu, organisasi juga fundamental yang digunakan dalam kerangka TQM
mampu menjalankan orientasi layanan organisasional di lembaga pendidikan tinggi adalah a) kepemim-
sebagai suatu serangkaian kebijakan, praktek dan pinan dan budaya mutu, b) perbaikan berkelanjutan
prosedur organisasi yang ditujukan untuk mendukung dan inovasi dalam proses pendidikan, c) partisipasi
dan menghargai perilaku penyampaian layanan yang dan pengembangan karyawan, d) respon cepat dan
menciptakan dan memberikan layanan prima (Lytle et manajemen informasi, e) mutu berbasis pelanggan,
al., 1998). dan f) kerjasama pengembangan secara internal dan
Dengan demikian, organisasi sudah mampu eksternal (Venkatraman, 2007). Implementasi kerang-
menjamin bahwa indikator-indikator orientasi layanan ka TQM dalam pendidikan tinggi menuntut adanya
dalam internal organisasi telah dapat dijalankan dan proses pengelolaan pendidikan yang saling terkait,
lembaga pendidikan tinggi sudah memiliki kemam- kompleks, dan meliputi berbagai dimensi mutu.
puan yang baik dan mampu secara kuat menunjukkan Tuntutan lainnya adalah kolaborasi dengan perusaha-
kinerjanya dalam: 1) mutu layanan lembaga ini lebih an, daya respon terhadap informasi, fasilitas/sumber-
baik dari lembaga lainnya, 2) lebih memuaskan daya pendidikan dan non-pendidikan yang tersedia,
dibandingkan lembaga lainnya, 3) menunjukkan praktek-praktek evaluasi dan pengajaran, serta tipe
kesan yang baik tentang organisasi ini, 4) menunjuk- kuliah yang ditawarkan.
kan citra yang baik di benak pelanggannya (baca: Keberhasilan perguruan tinggi dalam mengelola
mahasiswa), dan 5) citra yang lebih baik dari pengembangan pendidikan tinggi yang baik akan
pesaingnya. Keluaran-keluaran organisasional seperti meningkatkan kemampuannya menghadapi masa
profit, pertumbuhan, kepuasan pelanggan, kepuasan depan yang penuh tantangan, laju perubahan yang
dan loyalitas karyawan diakui sebagai keluaran cepat, tuntutan masyarakat yang lebih maju, kehidup-
orientasi layanan organisasional (Albrecht & Zemke, an yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
1985; Heskett et al., 1997; Henkoff, 1994; Johnson, pengetahuan dan teknologi, serta globalisasi
1996; O’Connor & Shewchuk, 1995; Rust et al., (Yuniawan, 2009). Perlu disadari bahwa paradigma
1996; Sasser & Jones, 1995; Schneider & Bowen, baru dalam pendidikan tinggi telah meminta adanya
1995). Agaknya, pemahaman atas temuan studi ini pendekatan yang benar-benar baru di mana isu-isu
cukup memberikan gambaran bahwa upaya pening- pendidikan berskala besar, life-long learner, open
katan orientasi layanan organisasi harus tetap dijaga learning, mutu dan relevansi, akuntabilitas dan
untuk meningkatkan kinerja bisnis. Organisasi autonomi, serta keadilan yang menjadi begitu penting
perguruan tinggi perlu melakukan langkah-langkah untuk diwujudkan. Dampak globalisasi telah menye-
berkelanjutan untuk memelihara citra, reputasi dan babkan pergeseran peran institusi pendidikan tinggi
mutu layanannya dengan tetap secara kuat mem- dari institusi pembelajaran tradisional menuju institusi
perhatikan kebutuhan-kebutuhan dan harapan-harap- pencipta pengetahuan, yang menuntut sebuah per-
an berbagai kelompok yang berinteraksi dengannya, ubahan dari perencanaan acak menuju perencanaan
terutama pelanggan utamanya. strategik (Ditjen Dikti, 2004).
Oleh karena itu, perguruan tinggi perlu meman-
faatkan manajemen mutu (TQM) karena diketahui Hubungan antara Keluaran Layanan Karyawan
memiliki nilai-nilai yang lebih cocok daripada sistem dan Kinerja Bisnis
manajemen lainnya. TQM dipandang memiliki
banyak potensi untuk merespon tantangan sistem Temuan ini memperkuat pandangan bahwa
pendidikan serta dapat diaplikasikan sebagai sarana persepsi keluaran layanan karyawan dapat menjadi
56 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 46-60
isu sikap, keyakinan, dan perilaku yang berkaitan dengan proses pendidikan yang diberikannya.
dengan kesadaran (awareness) dan pengakuan Apalagi, terdapat konsensus di antara praktisi dan
(recognition) atas kinerja mereka selama ini. Dalam akademisi bahwa kepuasan pelanggan dan mutu
konteks jasa, proses penyampaian layanan melibatkan layanan juga menjadi prasyarat tumbuhnya loyalitas
penyedia dan pembeli jasa. Interaksi keduanya akan (Gremler & Brown, 1997 dalam Kandampully &
menentukan persepsi mutu, kepuasan pelanggan serta Suhartanto, 2000; Cronin &Taylor, 1992).
perilaku pelanggan selanjutnya atas interaksi yang
terjadi. Ketika hal-hal tersebut mampu diwujudkan, KESIMPULAN DAN SARAN
maka dalam jangka panjang, kinerja bisnis akan dapat
dipelihara dengan lebih baik karena mampu menun- Kesimpulan
jukkan citra mutu layanan yang baik.
Perlu diketahui, terbentuknya citra dan/atau Studi ini telah menguji suatu model yang men-
reputasi suatu organisasi dalam benak konsumen definisikan hubungan struktural diantara konstruk-
adalah proses yang panjang. Oleh karena itu, organi- konstruk yang relevan dengan kinerja bisnis pada
sasi perlu menjaga bahwa proses sensori (tentang ide- lembaga pendidikan tinggi. Hasil evaluasi goodness
ide, perasaan dan pengalaman hubungan antara of fit indices atas model struktural yang diajukan telah
pelanggan dan perusahaan–yang direpresentasikan menunjukkan hasil yang marginal. Namun, hasil
oleh sikap dan perilaku para karyawan) yang evaluasi besaran dan arah hubungan antar variabel
kemudian terbentuk dalam suatu gambaran mental di telah menunjukkan arah dan tanda yang benar serta
benak pelanggan harus dapat diwujudkan dengan
mampu mengkonfirmasi temuan-temuan sebelum-
baik. Dalam jangka panjang, pelanggan akan memi-
nya. Hasil penelitian juga memberi perspektif baru
liki sikap yang terakumulasi tentang mutu layanan
dalam pendekatan analisis yang mana pendekatan
dan perusahaan. Artinya, pelanggan mengembangan
suatu sistem (misal: skema diri) dalam benaknya analisis sebelumnya menggunakan pendekatan des-
untuk menginterpretasikan persepsi tentang peng- kriptif korelasional. Secara umum, data sampel
alamannya berhubungan dengan perusahaan dan mendukung model persamaan struktural untuk kinerja
mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan bisnis yang diajukan dalam studi ini.
(Markus, 1977 dalam Andreassen & Lindestad, Berdasarkan hasil-hasil analisis dalam studi ini,
1998). studi ini dapat menunjukkan sejumlah temuan yang
Literatur manajemen menunjukkan bahwa mutu terkait pengelolaan organisasi, termasuk bagi
dalam internal organisasi yang ditunjukkan melalui lembaga-lembaga pendidikan tinggi, dengan memberi
keluaran layanan karyawan dapat meningkatkan perhatian atas variabel-variabel yang menjadi
produktivitas dan menurunkan biaya-biaya internal, perhatian dalam studi, yaitu:
sehingga meningkatkan profitabilitas secara tidak 1. Orientasi Layanan. Temuan studi menunjukkan
langsung. Penyesuaian suatu produk/jasa yang bahwa peningkatan orientasi layanan organisasi
melampui kebutuhan-kebutuhan pelanggan akan me- pendidikan tinggi mampu meningkatkan keluaran
ningkatkan kepuasan pelanggan, dan selanjutnya, layanan karyawan. Artinya, dapat disimpulkan
peningkatan hasil bisnis (Gustafsson, et al., 2003). bahwa H1 didukung oleh data sampel. Artinya,
Pernyataan ini memperkuat pendapat bahwa organi- secara internal terbukti bahwa terdapat upaya
sasi yang efektif mensyaratkan adanya struktur dan peningkatan orientasi layanan yang telah mem-
proses internal yang baik agar dapat menunjukkan bawa dampak pada peningkatan keluaran layanan
mutu layanan yang terpelihara bagi pelanggan karyawan. Oleh karena itu, orientasi layanan
eksternal dari waktu ke waktu. Studi Zifko-Baliga & sebagai bagian dari budaya organisasi perlu dipeli-
Kramf (1997) dalam Bendall-Lyon & Powers (2004) hara secara serius, karena memengaruhi tingkat
menunjukkan bahwa pelanggan memiliki standar motivasi serta komitmen contact employees
normatif tentang aspek-aspek yang berbeda dari suatu (dosen dan administrasi) dalam menjalani pekerja-
layanan dan sering menilai kepuasannya dalam aspek annya.
struktur dan proses. Literatur juga menunjukkan 2. Kinerja Bisnis
bahwa struktur dan proses mempengaruhi kepuasan Temuan studi menunjukkan bahwa peningkatan
yang selanjutnya mempengaruhi niatan perilaku orientasi layanan organisasi pendidikan tinggi
(Hennig-Thurau, 2001 dalam Bendall-Lyon & mampu meningkatkan kinerja bisnis. Artinya,
Powers, 2004). Dengan demikian, untuk membangun dapat disimpulkan bahwa H2 didukung oleh data
hubungan (jangka panjang) yang kuat, perguruan sampel. Temuan ini mendukung bahwa organisasi
tinggi harus “mampu” memberikan jaminan bahwa perguruan tinggi telah mampu meningkatan
pelanggan utamanya sangat puas (highly satisfied) orientasi layanannya, sehingga mampu mening-
Yuniawan: Evaluasi Orientasi Layanan Sebagai Bagian dari Budaya Organisasi 57
layanan karyawan yang terbaik dimana karyawan Andreassen, T.W. & B. Lindestad. 1998. “Customer
yang berkomitmen (dan mau bekerja dalam tim) Loyalty and Complex Services: The Impact of
akan cenderung bersedia mengembangkan Corporate Image on Quality, Customer Satis-
hubungan jangka panjang dengan organisasi faction, and Loyalty for Customers with
b. Temuan dalam studi menunjukkan kebutuhan Varying Degrees of Service Expertise”. Inter-
bagi manajemen untuk meningkatkan perhatian national Journal of Service Industry Mana-
dalam upayanya meningkatkan dan memelihara gement, page 7-23.
citra mutu layanan yang dimiliki. Keberhasilan Bendall-Lyon, D. & T.L. Powers. 2004. “The Impact
organisasi dalam menjalankan kefungsionalan of Structure and Process Attributes on Satis-
perhatian manajemennya akan berdampak pada
faction and Behavioral Intentions”, Journal of
pencapaian keprimaan mutu layanan dan nilai
Service Marketing, page 114-121.
pelanggan. Artinya, terdapat kebutuhan untuk
membangun dan memelihara orientasi layanan Benoy, J. 1996. “Internal Marketing Builds Service
sebagai bagian dari kemampuan manajemen Quality”, Journal of Health Care Marketing,
dalam mengartikulasikan dan menyebarkan visi page 54-59.
layanan yang mampu bertahan kuat, dapat
Bourgeois, L.J. 1980. “Strategy and Environment: A
diyakini dan memberikan motivasi. Selain itu,
Conceptual Integration”, Academy of Manage-
organisasi perlu meningkatkan proses service
ment Review, page 25-39.
encounter aktualnya. Unit berkinerja tinggi
umumnya memiliki karyawan yang mempunyai Bowen, D.E., C., Siehl & B. Schneider. 1989. “A
rasa tanggung jawab kuat untuk menjamin bahwa Framework for Analyzing Customer Service
proses service encounter telah melampaui Organizations in Manufacturing”, Academy of
ekspektasi pelanggannya dan telah mendapatkan Management Review, page 75-95.
kewenangan dari manajemen untuk melakukan
apa yang diperlukan guna mencapai kepuasan Chakravarthy, B.S. 1982. “Adaptation: A Promising
pelanggan. Agar hal ini terjaga dengan baik, Metaphor for Strategic Management”, Aca-
organisasi juga perlu memberikan level pelatihan demy of Management Review, page 35-44.
layanan tepat untuk meningkatkan pemberdayaan Chase, R.B. & D.E. Bowen. 1991. Service Quality
karyawan dan melengkapi mereka dalam men- and The Service Delivery System: A Diag-
jalankan area-area pekerjaan yang menjadi tang- nostic Framework in Brown, S.W., Gum-
gung jawabnya. messon, E., Edvardsson, B. & Gustavsson, B.
c. Organisasi sebaiknya mampu menjamin bahwa (Eds), Service Quality: Multidisciplinary and
semua dimensi orientasi layanannya dapat di- Multinational Perspectives, Lexington: Lexing-
pahami dan berkembang dengan baik, melalui ton Books.
upaya-upaya yang membangun dan menumbuh-
suburkan keberadaan orientasi layanannya melalui Conant, J.S., M.P. Mokwa & P.R. Varadarajan. 1990.
sosialisasi dan orientasi yang kuat atas visi, “Strategic Types, Distinctive Marketing Com-
kepemimpinan, kebijakan, praktek dan prosedur petencies and Organizational Performance: A
yang dimiliki. Ketika hal ini mampu ditanamkan Multiple Measure-Based Study”, Strategic
dan disebarkan dalam organisasi sebagai bagian Management Journal, page: 365-383.
dari budaya organisasi, dampaknya adalah Cronin, J. & S.A. Taylor. 1992. “Measuring Service
munculnya kemampuan organisasi untuk men- Quality: A Reexamination and Extension”,
ciptakan dan menyampaikan mutu layanan prima Journal of Marketing, page: 55-68.
dan meningkatkan nilai pelanggan.
Crosby, L. 1991. Building and Maintaining Quality in
DAFTAR PUSTAKA the Service Relationship in Brown, S.W.,
Gummesson, E., Edvardsson, B. & Gustav-
Albrecht, K. & R. Zemke. 1985. Service America: sson, B. (Eds), Service Quality: Multidisci-
Doing Business in the Service Economy, plinary and Multinational Perspectives,
Homewood: Dow Jones-Irwin. Lexington: Lexington Books: 269-288.
Aldrich, H. 1979. Organizations and Environments, Day, G.S. 1990. Market Driven Strategy: Processes
Englewood Cliffs: Prentice-Hall. for Creating Value. New York: The Free
Press,
Anderson, J.C. & D.W. Gerbing. 1988. “Structural
Equation Modeling in Practice: A Review and Deal, T.E. & A. Kennedy. 1982. Corporate Cultures:
Recommended Two-Step Approach”, Psycho- The Rites and Rituals of Corporate Life.
logical Bullettin, page 411-423. Reading: Addison-Wesley.
Yuniawan: Evaluasi Orientasi Layanan Sebagai Bagian dari Budaya Organisasi 59
Deshpande, R. & F.E. Webster. 1989. “An Organi- Jaworski, B.J. & A.K. Kohli. 1993. “Market Orientation:
zational Culture and Marketing: Defining the Antecedents and Consequences”, Journal of
Research Agenda”, Journal of Marketing, Marketing, page: 53-70.
page: 3-15. Johnson, J.W. 1996. “Linking Employee Perceptions
Dilman, D.A. 1978. Mail and Telephone Surveys: of Service Climate to Customer Satisfaction”,
The Total Design Method, New York: John Personnel Psychology, page: 831-851.
Wiley and Sons. Kandampully, J. & D. Suhartanto. 2000. “Customer
Ditjen Dikti. 2004. Strategi Jangka Panjang Pen- Loyalty in The Hotel Industry: The Role of
didikan Tinggi 2003-2010 (HELTS), Jakarta: Customer Satisfaction and Image”, Inter-
Depdiknas Republik Indonesia. national Journal of Contemporary Hospitality
Management, page: 346-351.
Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modeling
dalam Penelitian Manajemen, Edisi Kedua, Katz, D. & R.L. Kahn. 1966. The Social Psychology
Semarang: BP Undip. of Organizations. New York: John Wiley and
Sons.
Ferdinand, A. 2006. “Metode Penelitian Manajemen:
Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi”, Keats, B. & M. Hitt. 1988. “A Causal Model of
Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen, Linkages among Environmental Dimensions,
Semarang: BP Undip. Macro Organizational Characteristics, and Per-
formance”, Academy of Management Journal,
Gilbert, G.R. & A.M. Parhizgary. 2000. “Organi- page: 570-598.
zational Effectiveness Indicators to Support
Service Quality”, Managing Service Quality, Kelley, S.W. 1992. “Developing Customer Orienta-
page: 46-51. tion among Service Employees”, Journal of
the Academy of Marketing Science, page: 27-
Gustafsson, A., L. Nilsson & M.D. Johnson. 2003. 36.
“The Role of Quality Practices in Service
Kohli, A. & B. Jaworski. 1990. “Market Orientation:
Organization”, International Journal of Ser-
The Construct, Research Propositions, and
vice Industry Management, page: 232-244. Managerial Implications”, Journal of Market-
Hair, J.F., R.E. Anderson, R.L. Tatham & W.C. ing, page: 1-18.
Black. 1998. Multivariate Data Analysis, Fifth Kwan, P.Y.K. 1996. “Application of Total Quality
Edition. New Jersey: Prentice-Hall. Management in Education: Retrospect and
Hallowell, R., L. Schlesinger & J. Zornitsky. 1996. Prospect”, International Journal of Educatio-
“Internal Service Quality, Customer and Job nal Management, page: 25-35.
Satisfaction: Linkages And Implications For Lambert, D.M. & T.C. Harrington. 1990. “Measuring
Management”, Human Resource Planning, Non-response Bias in Mail Surveys”, Journal
page: 20-30. of Business Logistics, page: 5-25.
Henkoff, R. 1994. “Service is Everybody’s Business”, Lee, H., Y. Lee, & D. Yoo. 2000. “The Determinant
Fortune, page: 48-60. of Perceived Service Quality and Its Relation-
Heskett, J.L., E. Sasser & L. Schlesinger. 1997. The ship with Satisfaction”, Journal of Services
Value Profit Chain: Treat Employees Like Marketing, page: 217-231.
Customers and Customers like Employees, Lytle, R.S., P. Hom & M.P. Mokwa. 1998. “SERVOR:
New York: Simon & Schuster. A Managerial Measure of Organizational
Hofstede, G., B. Neuijen, D. Ohayv, & G. Sanders. Service Orientation”, Journal of Retailing,
1990. ”Measuring Organizational Cultures: A page: 455-489.
Qualitative and Quantitative Study Across 20 Lytle, R.S., M. Lynn & S. Bobek, 2000. “Service
Cases”. Administrative Science Quarterly, Orientation in Transitional Markets: Does It
page: 286-316. Matter?”, European Journal of Marketing,
page: 279-298.
Homburg, C., W. Hoyer & M. Fassnacht. 2002.
“Service Orientation of a Retailer’s Business Motwani, J. & A. Kumar. 1997. “The Need for
Strategy: Dimensions, Antecedents, and Per- Implementing Total Quality Management in
formance Outcomes”, Journal of Marketing, Education”, The International Journal of Edu-
page: 86-101. cational Management, page: 131-135.
60 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 46-60
Narver, J.C. & S.F. Slater. 1990. “The Effect of A Schneider, B. & D.E. Bowen. 1993. The Service
Market Orientation on Business Profitability”, Organization: Human Resources Management
Journal of Marketing, page: 20-35. is Crucial”, Organizational Dynamics, page:
Nguyen, N. & G. LeBlanc. 2001. “Image and Repu- 39-52.
tation of Higher Education Institutions in Schneider, B. & D.E. Bowen. 1995. Winning the
Students’ Retention Decisions”, The Interna- Service Game, Boston: A Harvard Business
tional Journal of Educational Management, School Press.
page: 303-311.
Schneider, B., A.P. Brief & R. Guzzo. 1996. “Creating a
O’Connor, S.J. & R. Shewchuk. 1995. “Service Qua- climate and culture for sustainable organiza-
lity Revisited: Striving for A New Orien- tional change”, Organizational Dynamics,
tation”, Hospital and Health Services Adminis- page: 6-19.
tration, page: 535-552.
Schneider, B., J.K. Wheeler & J. Cox. 1992. “A
Pettigrew, A.M. 1979. “On Studying Organizational Passion for Service: Using Content Analysis to
Cultures”, Administrative Science Quarterly, Explicate Service Climate Themes”, Journal
page: 570-81. of Applied Psychology, page: 705-716.
Pfeffer, J. & G. Salancik. 1978. The External Control Sekaran, U. 2000. Research Methods for Business: A
of Organizations: A Resource Dependence Skill Building Approach, Third Edition, New
Perspective, New York: Harper and Row. York: John Wiley dan Sons.
Reynolds, P.D. 1986. “Organizational Culture as Related Smircich, L. 1983. “Concepts of Culture and Organi-
to Industry, Position, and Performance: A Pre- zational Analysis”, Administrative Science
liminary Report”, Journal of Management Quarterly, page: 339-58.
Studies, page: 334-345.
Tabachnick, B.G. & L.S. Fidell. 1996. Using Multi-
Robbins, S.P. 2005. Essentials of Organizational
variate Statistics, Third Edition, New York:
Behavior, Eight Edition, New Jersey: Prentice-
Harper-Collins College Publisher.
Hall.
Uttal, B. 1983. The corporate culture vultures. For-
Rust, R., A.J. Zahorik & T.L. Keiningham. 1996.
tune, October 17: 66-72.
Service Marketing, New York: HarperCollins/
College Publishers. Venkatraman, N. & V. Ramanujam. 1986. “Measure-
Sasser, E.W. & T. Jones. 1995. “Why Satisfied ment of Business Performance in Strategy
Customers Defect”, Harvard Business Review, Research: A Comparison of Approaches”,
page: 88-99. Academy of Management Review, page: 801-
814.
Schein, E.H. 1968. “Organizational Socialization and
The Profession of Management”, Industrial Venkatraman, S. 2007. “A Framework for Imple-
Management Review, page: 1-15. menting TQM in Higher Education Programs”,
Quality Assurance in Education, page: 92-112.
Schein, E.H. 1985. Organizational Culture and
Leadership, San Francisco: Jossey-Bass Publi- Yuniawan, A. 2009. “Pemodelan Hubungan antara
shers. Variabel Organisasional dan Variabel
Pelanggan Dalam Penyampaian Layanan
Schlesinger, L.A. & J. Heskett. 1991. “The Service- Serta Pengaruhnya Terhadap Retensi
Driven Service Company”, Harvard Business Pelanggan”, Disertasi tidak dipublikasikan.
Review, page: 71-81. Semarang: Universitas Diponegoro.