Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, lembaga pendidikan tinggi tumbuh dan berkembang sebagaimana
layaknya industri jasa, dan setiap saat berubah seiring dengan proses globalisasi, oleh
karenanya perlu dipasarkan dan berorientasi kepada mahasiswa sebagai salah satu
pelanggan atau penggunanya. Tindakan terbaik yang perlu dilakukan oleh lembaga
pendidikan tinggi adalah menggunakan umpan balik dari mahasiswa atau calon
mahasiswa untuk mengendalikan perubahan organisasional. Keseuaian antara keinginan
atau persepsi konsumen (customer voice) dan kehendak organisasi pengelola perguruan
tinggi (company voice) merupakan syarat penting keberhasilan proses pendidikan tinggi.
Untuk menyediakan layanan yang lebih baik, perlu dilakukan pengukuran
kepuasan pelanggan agar pelayanan dapat lebih efisien dan efektif. Kepuasan mahasiswa
dianggap sebagai alat yang vital dalam menilai kualitas layanan perguruan tinggi. Hal ini
merupakan akibat dari perguruan tinggi telah menjadi sektof yang kompetitif, dimana
perguruan tinggi mengalami hukum permintaan dan penawaran layaknya sebuah
organisasi korporasi. Perguruan tinggi kini harus bersaing mendapatkan siswa. Perguruan
tinggi harus mempersiapkan strategi mereka agar dapat memiliki keunggulan kompetitif
yang berbeda dengan perguruan tinggi lainnya. Keunggulan ini dapat dicapai melalui
pelayanan yang berkualitas, yang dapat memberikan kepuasan pada pengguna perguruan
tinggi. Kitchroen dalam Nasukah (2014) menegaskan bahwa kualitas pelayanan yang
buruk akan berpengaruh terhadap sektor pendanaan dan kelangsungan hidup perguruan
tinggi melalui penurunan populatitas institusi dan penurunan jumlah dan standar
pendaftar, meskipun dampak tersbut terjadi secara tidak langsung dan dalam jangka
waktu yang lama.
Pentingnya kualitas pelayanan di sektor pendidikan telah menjadi perhatian
sejumlah peneliti, dimana beberapa peneliti lebih konsentrasi dalam mengidentifikasi
faktor-faktor determinan kualitas pelayanan dari sisi siswa sebagai konsumen utama
perguruan tinggi. Pengidentifikasian tersebut, dimaksudkan agar dimensi kualitas
pelayanan perguruan tinggi ditentukan secara kontekstual, karena perguruan tinggi
berbeda dengan organisasi jasa lainnya. Tampubulon dalam Nasukah (2014)
mengemukakan bahwa yang dihasilkan oleh perguruan tinggi pada dasarnya adanya jasa
kependidikan, yang disajikan kepada para pelanggan, terutama mahasiswa. Untuk itu,

1
dalam menganalisis kepuasan mahasiswa atas kualitas pelayanan, konteks perguruan
tinggi akan menentukan atribut-atribut yang akan digunakan dalam pengukuran.
Pendidikan Diploma III Keperawatan adalah pendidikan tinggi vokasi dimana
proses pendidikannya difokuskan pada keterampilan, dengan struktur program pendidikan
memuat 40 % materi teori dan 60 % materi praktik. Prodi DIII Keperawatan Solok
merupakan salah satu program studi vokasi bagian dari Poltekkes Kemenkes Padang yang
terus berupaya melakukan peningkatan kualitas sebagai upaya mencapai visi sebagai
pendidikan tinggi keperawatan unggulan. Agar visi tersebut tercapai dan pengalaman
praktik peserta didik dapat menghasilkan keterampilan sesuai dengan kompetensi yang
telah ditentukan, maka diperlukan laboratorium yang sesuai standar.
Laboratorium merupakan unsur penting sebagai sarana penunjang kegiatan ilmiah.
Secara umum, laboratorium pendidikan adalah suatu pelayanan. Kepuasan pelanggan
(mahasiswa) menjadi salah satu tujuan pelayanan dari suatu laboratorium. Dalam rangka
meningkatkan kualitas lulusan, khususnya dalam kompetensi keterampilan diperlukan
evaluasi yang dilakukan secara sistematis dan menyeluruh pada aspek laboratorium.
Pelayanan kepada mahasiswa bisa dikatakan baik (profesionalisme) bila
mahasiswa dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan dan dengan prosedur yang tidak
panjang, waktu cepat dan hampir tidak ada keluhan yang diberikan kepadanya.
Peningkatan pelayanan laboratorium dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
mahasiswa sebagai pengguna serta menunjang keberhasilan mahasiswa dalam proses
pembelajaran. Laboratorium pendidikan Prodi DIII Keperawatan Solok telah
mengupayakan memberikan layanan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa akan
fasilitas laboratorium, sumber belajar, dan sarana lainnya, namun masih terdapat keluhan
mahasiswa terkait alat-alat laboratorium yang tidak memadai, dan jadwal praktik yang
tidak sesuai dengan rencana, sehingga mahasiswa kesulitan untuk meminjam alat dan
meminta bahan ke pengelola laboratorium.
Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Hubungan kualitas pelayanan laboratorium dengan tingkat kepuasan mahasiswa Prodi
DIII Keperawatan Solok Poltekkes Kemenkes Padang”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “apakah ada hubungan kualitas pelayanan laboratorium dengan

2
tingkat kepuasan mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Solok Polttekkes Kemenkes
Padang?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan kualitas pelayanan laboratorium dengan tingkat kepuasan
mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Solok Polttekkes Kemenkes Padang
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat kualitas pelayanan laboratorium Prodi DIII Keperawatan
Solok secara umum
b. Mengetahui tingkat kualitas pelayanan laboratorium Prodi DIII Keperawatan
Solok secara umum pada masing-masing dimensi kualitas pelayanan
c. Mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa laboratorium Prodi DIII Keperawatan
Solok

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil Penelitian ini diharapakan dapat memberi sumbangan kepada ilmu
pengetahuan khususnya dalam lingkup pendidikan keperawatan tentang kualitas
pelayanan laboratorium terhadap kepuasan mahasiswa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pengelola laboratorium keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak
pengelola laboratorium keperawatan supaya dapat menetapkan standar kualitas
pelayanan laboratorium keperawatan.
b. Bagi tenaga pendidik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi tenaga pendidik
untuk dapat menetapkan standar kualitas pelayanan laboratorium dari segi tenaga
pendidik agar pembelajaran di laboratorium lebih efektif dan efisien.
c. Bagi penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi, sumber data, dan
rujukan bagi penelitian berikutnya serta dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
yang berkepentingan untuk melakukan penelitian yang sejenis.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kepuasan Mahasiswa


1. Mahasiswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mahasiswa adalah orang
yang belajar di perguruan tinggi. Pelayanan utama perguruan tinggi diberikan kepada
mahasiswa sebagai penerima jasa langsung atau disebut juga pelanggan utama
perguruan tinggi (Nasukah, 2014). Menurut Nasukah (2014), mahasiswa berhak
mendapatkan pelayanan-pelayanan terbaik dari perguruan tinggi, dan berhak
memanfaatkan sumber daya yang ada di perguruan tinggi, dalam tangka memenuhi
tujuan belajar mereka.
2. Kepuasan Mahasiswa
Arti kata kepuasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perihal
yang bersifat puas, kesenangan, dan kelegaan. Dalam Sitinjak, dkk (2004) kepuasan
berasal dari kata latin satisfaction yang terbentuk dari dua kata yaitu satis yang berarti
cukup, dan facere yang berarti melakukan. Menurut Richard Oliver dalam Irawan
(2002), kepuasan adalah hasil dari penilaian konsumen bahwa produk atau pelayanan
telah memberikan tingkat kenikmatan di mana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau
kurang.
Menurut Sopiatin dalam Alfiani (2016) kepuasan mahasiswa adalah sikap
positif mahasiswa terhadap pelayanan lembaga pendidikan tinggi karena adanya
keseuaian antara harapan dari pelayanan dibandingkan dengan kenyataan yang
diterimanya. Sedangkan menurut Sarjono dalam Alfiani (2016) kepuasan mahasiswa
adalah perbandingan antara harapan yang diinginkan mahasiswa tentang pelayanan
karyawan, kompetensi dosen yang didukung oleh sarana prasarana dan kepemimpinan
dengan apa yang mahasiswa rasakan setelah mendapatkan pelayanan.
Mahasiswa sebagai konsumen utama perguruan tinggi memiliki berbagai hak
pelayanan, dimana diharapkan layanan-layanan tersebut akan memberikan kepuasan
kepada mahasiswa. Harapan mahasiswa sebagai pelanggan utama adalah harapan
yang berkenaan dengan hardware (non human element), software (human element),
kualitas hardware dan software dan nilai tambah dari proses pembelajaran (Sopiatin
dalam Alfiani, 2016). Salah satu layanan fasilitas perguruan tinggi yang dapat
dimanfaatkan mahasiswa adalah laboratorium. Menurut BPPSDMK (2016)
4
Laboratorium pendidikan merupakan unit penunjang akademik pada lembaga
pendidikan, untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala
terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan
tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Terutama dalam pendidikan vokasi, kehadiran laboratorium sangat
diperlukan, karena diharapkan lulusannya mampu mengusai kompetensi
keterampilan.
Mengacu pada harapan tersebut maka tentunya setiap mahasiswa memiliki
persepsi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Menurut Irawan dalam
Alfiani (2016), mahasiswa dapat mengalami salah satu dari tingkat kepuasan yang
umum yaitu:
a. Kinerja dibawah harapan, mahasiswa akan tidak puas
b. Kinerja sesuai dengan harapan, mahasiswa akan puas
c. Kinerja melampaui harapan, mahasiswa akan merasa sangat puas
Perasaan tidak puas, puas, atau sangat puas ini akan mempengaruhi tindakan
selanjutnya. Mahasiswa yang merasa puas akan menyampaikan secara positif tentang
jasa yang ia gunakan/ konsumsi. Mahasiswa yang tidak puas mungkin berusaha
mengurangi ketidakpuasan tersebut dengan meninggalkan atau pindah ke perguruan
tinggi lain (Alfiani, 2016).
3. Pengukuran Kepuasan
Menurut Tjiptono dalam Putra (2016), beberapa metode yang digunakan perusahaan
untuk memantau kepuasan pelanggannya, diantaranya adalah :
a. System Keluhan dan Saran
Memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk menyampaikan saran, keluhan dan
pendapat pelanggan mengenai produk/ jasa. Metode ini bersifat pasif sehingga
agak sulit mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan atau ketidapuasan
pelanggan.
b. Survey Kepuasan Pelanggan
Survey kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan kuisioner, baik melalui pos,
telepon, maupun wawancara pribadi. Melalui survey, perusahaan akan
memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan sekaligus
memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian kepada
pelanggannya. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
5
1) Directly Reported Satisfaction
2) Derived Dissatisfaction
3) Problem Analysis
4) Importance-Performance Analysis
5) Ghost Shopping
6) Lost Costumer Analysis
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan
Menurut Irawan dalam Purtra (2016), ada lima komponen yang dapat
mendorong kepuasan pelanggan, yaitu :
a. Kualitas Produk
b. Kualitas Pelayanan
c. Factor Emosional
d. Harga
e. Kemudahan
Berdasarkan konsep kepuasan pelanggan dari Zeithaml dan Bitner dalam
Indrasari (2019), salah satu yang merupakan focus penilaian pelanggan dalam
mempersepsikan kepuasan adalah dari kualitas pelayanan yang diberikan. Dalam
lingkup persaingan perguruan tinggi, saat ini tidak hanya dari wilayah nasional,
namun sudah mencakup skala internasional. Untuk mempertahankan eksistensi
perguruan tinggi di era global ini, perlu memaksimalkan kepuasan mahasiswa yang
harus dibuktikan dengan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan (Chandra,
2018).
Proses meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki intelektual dan
unggul, mampu bersaing dalam bidangnya, tidak terlepas dari peranan perguruan
tinggi sebagai institusi pendidikan, dimana tidak hanya ditunjang oleh proses belajar
mengajar, namun juga harus didukung dengan fasilitas-fasilitas penunjang seperti
laboratorium (Mulyana, 2017). Perguruan tinggi vokasi yang berfokus kepada
kompetensi keterampilan sangat memerlukan laboratorium yang mumpuni.
Secara umum, laboratorium adalah pelayanan. Kepuasan pelanggan
(mahasiswa) menjadi salah satu tujuan pelayanan suatu laboratorium. Untuk mencapai
tujuan pelayanan yang berkualitas, laboratorium dituntut untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat penggunanya. Tidak saja terpenuhinya fasilitas-fasilitas fisik tetapi perlu
juga diperhatikan kualitas pelayanan hingga tercapainya kepuasan pengguna.

6
B. Konsep Kualitas Pelayanan
1. Defenisi Kualitas Pelayanan
Menurut Gronroos dalam Mulyana (2017), pelayanan adalah suatu aktivitas
atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang
terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal
lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk
memecahkan permasalahan konsumen/ pelanggan.
Parasuraman dalam Nasukah (2014) juga menyatakan bahwa kualitas
pelayanan merupakan opini klien yang terkait dengan bagaimana pelayanan tersebut
sukses atau tidak sukses disampaikan kepada konsumen, sehingga muncul dua teori
mengenai harapan dan persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan.
2. Dimensi Kualitas Pelayanan
Dimensi kualitas pelayanan yang telah dikenal secara umum adalah ServQual
yang dikembangkan oleh Parasuraman yang terdiri atas lima dimensi kualitas
pelayanan yaitu:
a. Tangible
Merupakan tampilan dari fasilitas fisik, peralatan, personal, dan alat-alat
komunikasi
b. Reliability
Kemampuan untuk memenuhi janji pelayanan secara akurat
c. Responsiveness
Kemauan untuk membantu stakeholder serta menyediakan layanan dengan segera
d. Assurance
Keramahan staf dan kemampuan mereka untuk menanamkan kepercayaan dan
kepastian
e. Emphaty
Kepedulian serta perhatian terhadap konsumen

7
C. Bagan Penelitian

Menentukan
Identifikasi Menentukan Menyusun
Studi pustaka variabel dan
masalah hipotesis instrumen
sumber data

Pengolahan Mengumpulk
Kesimpulan Analisis data
data an data

Gambar 2.1. Bagan Penelitian

D. Road Map Penelitian

Pengelolaan
laboratorium
Website yang efektif
laboratorium dan efisien di
Hubungan era 5.0
kualitas layanan
laboratorium
Gambaran dengan
kondisi kepuasan
laboratorium mahasiswa

Gambar 2.2. Road Map Penelitian

8
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tahapan Penelitian dan Bagan Alir


Skema bagan alir dalam tahapan penelitian tentang hubungan kualitas pelayanan
laboratorium dengan kepuasan mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Solok Poltekkes
Kemenkes Padang dapat dilihat pada gambar skema di bawah ini:

Mulai
Survey Literatur
Identifikasi Masalah

Studi Pustaka
Hipotesis

Menentukan Variabel: Menentukan Sumber Data :


a. Kualitas Pelayanan a. Populasi
Laboratorium b. Sampel
b. Tingkat kepuasan Mahasiswa c. Pengambilan sampel

Menentukan dan Menyusun


Instrument Penelitian
Observasi Lapangan
Mengumpullkan Data

Pengolahan Data

Analisis Data

Menarik Kesimpulan

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian

9
B. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian korelasional karena mengkaji
hubungan antara dua variable melalui pendekatan cross sectional (Nursalam, 2008).

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah seluruh objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti
(Hidayat, 2009). Populasi dalam penelitian ini mahasiswa Tingkat III Prodi DIII
Keperawatan Solok, karena pada Tahun ke III sudah menggunakan laboratorium untuk
keterampilan praktik selama 3 tahun.
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti (Hidayat, 2009). Penelitian
ini akan menggunakan teknik total sampling. Teknik total sampling dilakukan pada
penelitian ini karena anggota populasi kurang dari 100 dan peneliti ingin melakukan
generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil (Hidayat, 2009).
Kriteria inklusi yang peneliti tentukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Mahasiswa tingkat III Prodi DIII Keperawatan Solok.
2. Bersedia menjadi responden.
Sedangkan kriteria eksklusi yang peneliti tentukan adalah mahasiswa yang pada
saat dilakukan penelitian tidak ada di tempat karena alasan tertentu.

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Variable Kualitas Pelayanan
Kuesioner kualitas pelayanan berisi 27 pernyataan checklist mengenai kualitas
pelayanan laboratorium. Pernyataan tersebut dibagi menjadi 5 dimensi, yaitu 10
pernyataan tangible, 5 pernyataan reliability, 3 pernyataan responsiveness, 5
pernyataan assurance, dan 4 pernyataan emphaty.
2. Variable Kepuasan Mahasiswa
Kepuasan didefenisikan sebagai tingkat perasaan mahasiswa setelah
membandingkan antara sesuatu yang menjadi harapan dengan sesuatu yang telah ia
terima saat pembelajaran praktikum.

E. Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Teknik ini dilakukan untuk mengubah data berupa skor menjadi kode
informasi yang penting dalam proses pengambilan keputusan.
10
2. Analisis Data
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik univariat
dan bivariat.

F. Defenisi Operasional

Variabel Definisi operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Variabel Independen:
Kualitas Pelayanan Opini mahasiswa yang Kuesioner Interpretasi hasil Nominal
Laboratorium terkait dengan yang terdiri dikategorikan menjadi
bagaimana pelayanan atas 27 dua kategori, yaitu:
laboratorium sukses pernyataan. 1. Baik (skor >
atau tidak sukses dalam median bila data
5 aspek, yaitu: tangible, berdistribusi
reliability, tidak normal atau
responsiveness, skor > mean bila
assurance, dan data berdistribusi
empathy. normal)
2. Buruk (skor <
median bila data
berdistribusi
tidak normal atau
skor < mean bila
data berdistribusi
normal)

Variabel Definisi operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Variabel Dependen:
Kepuasan Mahasiswa Sikap positif mahasiswa Kuesioner Interpretasi hasil Nominal
terhadap pelayanan dikategorikan menjadi
laboratorium dua kategori, yaitu:
1. Puas (skor >
median bila data
berdistribusi
tidak normal atau
skor > mean bila
data berdistribusi
normal)
2. Tidak puas (skor
< median bila
data berdistribusi
tidak normal atau
skor < mean bila
data berdistribusi
normal)

11
BAB IV

LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

No Jenis Luaran Indikator Capaian


Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan TS+1 TS+
TS1)
2
1. Artikel ilmiah dimuat Internasional Tidak ada
di jurnal2) bereputasi
Nasional Ada Published
Terakreditasi
Nasional tidak
terakreditasi
2. Artikel ilmiah dimuat Internasional Tidak ada
di prosiding3) Terindeks
Nasional Tidak ada
3. Invited speaker Internasional Tidak ada
dalam temu ilmiah4) Nasional Tidak ada
4. Visiting Lecturer5) Internasional Tidak ada
5. Hak Kekayaan Paten Tidak ada
Intelektual (HKI)6) Paten Tidak ada
sederhana
Hak cipta Tidak ada
Merek dagang Tidak ada

Rahasia Tidak ada


dagang
Desain Tidak ada
produk
industri
6. Teknologi Tepat Guna7) Tidak ada

7. Model/Purwarupa/Desain8) Tidak ada

8. Bahan Ajar9) Tidak ada

9. Tingkat Kesiapterapan Teknologi Tidak ada


(TKT)10)

Tabel 4.1 Rencana Target Capaian Penelitian Pemula

12
BAB V
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

A. Rancangan Anggaran Biaya

No Komponen Jenis Pengeluaran Biaya yang


diusulkan
(Rp)
1 Honorarium a. Pembantu Peneliti/Perekayasa;
b. Koordinator Peneliti/Perekayasa;
c. Sekretariat Peneliti/Perekayasa;
d. Pengolah Data;
e. Petugas survey
f. Pembantu Lapagan
2 Belanja Barang Pengeluaran yang digunakan untuk 5.000.000
Non Operasional pembayaran biaya bahan pendukung
kegiatan (yang habis dipakai) seperti : Alat
tulis kantor (ATK); Konsumsi/bahan
makanan; Bahan cetakan; Dokumentasi;
Spanduk; Biaya fotokopi; yang diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan non operasional
seperti pameran, seminar, sosialisasi, rapat,
diseminasi dan lain lain yang terkait
langsung dengan output suatu kegiatan.
3 Belanja Honor a. Honor tidak tetap yang dibayarkan
Output Kegiatan kepada pegawai yang melaksanakan
kegiatan dan terkait dengan output
seperti: honor penyuluh non PNS,
Honor Tim Pelaksana Kegiatan
(pengarah, penanggung jawab,
koordinator, ketua, sekretaris, anggota
dan staf sekretariat).
b. Honor Output Kegiatan merupakan
honor yang dibayarkan atas
pelaksanaan kegiatan yang insidentil
dan dapat dibayarkan tidak terus
menerus dalam satu tahun.
4 Belanja Barang Digunakan untuk pengeluaran yang tidak 5.000.000
Non Operasional dapat ditampung (published jurnal)
Lainnya
5 Belanja Sewa Digunakan untuk pembayaran sewa
(misalnya sewa kantor/gedung/ruangan,
atau sewa lainnya).
6 Belanja Jasa a. Belanja untuk pembayaran honorarium
Profesi narasumber yang diberikan kepada
pegawai negeri/non-pegawai negeri

13
sebagai narasumber, pembicara,
praktisi, pakar yang memberikan
informasi/pengetahuan kepada
pegawai negeri lainnya/masyarakat.
b. Honorarium narasumber pegawai
negeri dapat diberikan dengan
ketentuan:
- berasal dari luar lingkup unit eselon I
penyelenggara;
- berasal dari lingkup unit eselon I
penyelenggara sepanjang peserta yang
menjadi sasaran utama kegiatan
berasal dari luar lingkup unit eselon I
berkenaan/masyarakat
7 Belanja a. Belanja perjalanan biasa
Perjalanan b. Belanja perjalanan dalam kota
c. Belanja perjalanan paket meeting
dalam kota
d. Perjalanan paket meeting luar kota
e. Perjalanan luar negeri

Tabel 5.1 Rancangan Anggaran Biaya

B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Bulan
N
KEGIATAN
o
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

1 Penyusunan
instrument dan
persiapan lapangan

2 Persetujuan Etik

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan data

5 Analisis data

6 Penyusunan laporan
penelitian

7 Presentasi Hasil
penelitian

Tabel 5.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

14
DAFTAR PUSTAKA

BPPSDMK. (2016). Standar laboratorium Diploma III keperawatan. Kemenkes RI: Jakarta.

Chandra, Teddy, dkk. (2018). The effect of service quality on student satisfaction an student
loyalty: an empirical study. Journal of Social Studies Education Research, 9 (3), 109-
131.

Indrasari, Meithiana. (2019). Pemasaran dan kepuasan pelanggan. Unitomo Press: Surabaya.

Irawan, Handi. (2002). 10 prinsip kepuasan pelanggan. PT. Elex Media Computindo:
Jakarta.

Mulyana, Mumuh., Effendy, Marwan., Hidayat, Lukman. (2017). Membangun kepuasan


mahasiswa pengguna laboratorium komputer. Jurnal Analis Sistem Pendidikan Tinggi,
1 (2), 93-101. `

Nasukah, Binti. (2014). Analisis kepuasan mahasiswa atas kualitas pelayanan perguruan
tinggi agama islam negeri (studi kasus di universitas islam negeri maulana malik
ibrahim malang). UIN Maulana Malik Ibrahim Malang: Malang

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Salemba
Medika: Jakarta.

Putra, Mahardika. (2016). Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat
inap rumah sakit cut meutia tahun 2016. USU: Sumatera Utara

Sitinjak, Tony. (2002). Model matriks konsumen untuk menciptakan superior customer value.
PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai