Anda di halaman 1dari 14

Deskripsi Diri

IDENTITAS DOSEN

1.
2.
3.

Nama
Tempat & Tanggal Lahir
Alamat

:
:
:

4.
5.

Bidang Keahlian
Prodi/ Fakultas

:
:

Dr. Hj. Lilis Suaedah, M. Ag


Karawang, 03 Agustus 1968
Jl. Murni No.2, Joglo, Rt. 016/02,
Kembangan, Jakarta Barat
Hukum Islam
Zakat dan Wakaf/ Fakultas
Agama Islam

DESKRIPSI DIRI DOSEN


A.

Kompetensi Pedagogik

A.1. Kesungguhan dalam mempersiapkan perkuliahan.


Deskripsi :
Mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan cenderung hanya memenuhi
syarat kehadiran yaitu 75 %, mahasiswa hanya duduk, mendengarkan,
yang penting bisa lulus, kuliah seolah-olah hanya suatu formalitas.
Perkuliahan

yang

disampaikan

oleh

dosen

tidak

dipahami

oleh

mahasiswa, sehingga setelah ujian semester perkuliahan tersebut sudah


tidak diingat atau tidak membekas. Kejadian seperti ini berjalan terus
menerus atau dari semester ke semester, mata kuliah tidak dianggap
penting yang penting adalah lulus. Mahasiswa merasakan bahwa mata
kuliah itu penting setelah praktik kerja lapangan (PKL) atau pada saat
penyusunan tugas akhir. Pada saat itu pula mahasiswa baru bertanya ke
dosen pengampu, membaca buku, maupun mencari di internet. Dengan
demikian mahasiswa sedang menyadari bahwa semua mata kuliah yang
disampaikan oleh dosen perlu dimengerti dan dipahami sejak awal.

Mengingat pengalaman dari mahasiswa tersebut, maka langkah untuk


menanggulangi adalah pada saat tatap muka pertama atau awal
perkuliahan mahasiswa diberi penjelasan tentang pentingnya mata kuliah
yang disampaikan. Harapannya mahasiswa tidak hanya mengerti tetapi
dapat memahami serta dapat menerapkan ilmu tersebut di masyarakat
pada khususnya dan di dunia kerja pada umumnya. Selain itu, pada setiap
berlangsungnya kuliah, mahasiswa yang mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan perkuliahan, akan mendapat tanda khusus pada
presensi mahasiswa tersebut. Bagi mahasiswa yang memperoleh banyak
tanda khusus, akan memiliki tambahan nilai. Terbukti pada akhir semester,
banyak mahsiswa yang memperoleh tanda khusus dan menjadikan
mahasiswa lebih aktif.
A.2. Kesanggupan menjalankan tugas mengajar dengan disiplin dan
memenuhi norma-norma akademik.
Deskripsi :
Sesuai mata kuliah yang saya ampu, yaitu zakat dan wakaf, untuk
membantu mahasiswa agar dapat memahami dan menerapkan ilmu
dalam kehidupan sehari-hari, maka dalam menyampaikan perkuliahan
saya gunakan beberapa metode, yaitu ceramah, presentasi, pemberian
tugas. Pada setiap akhir perkuliahan mahasiswa diberi tugas untuk
pertemuan yang akan datang, tugas tersebut dilakukan secara individu
maupun kelompok. Ternyata tugas individu dan kelompok tersebut
membawa

dampak yang

sangat positif, yaitu

mahasiswa

berani

mengemukakan hasil tugasnya, lebih aktif, dan memiliki rasa ingin tahu
yang sangat tinggi. Di samping itu mahasiswa dapat menghubungkan
secara rasional dan sistematis dengan ilmu yang lain. Cara mengajar
seperti ini setelah saya cermati dapat membuat mahasiswa lebih mandiri
dan memiliki pengetahuan yang luas, sehingga selama mengikuti
perkuliahan tidak hanya sekedar lulus tetapi dapat memiliki pengetahuan
yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Selain itu, mahasiswa

secara

aktif

juga

mempunyai

usulan-usulan

terhadap

metode

pembelajaran mata kuliah tersebut, sehingga mata kuliah yang diajarkan


lebih mudah dipahami.
Kritik adalah suatu instrumen untuk instropeksi diri terhadap apa yang
telah kita lakukan yang selanjutnya untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Sebagai akademisi saya selalu menerima saran, kritik, dan
pendapat dari atasan, teman sejawat, maupun mahasiswa. Namun
demikian kritikan yang dilontarkan biasanya saya dengarkan terlebih
dahulu baru saya kaji kebenarannya dari kritikan tersebut secara objektif.
Bagi saya kritik bukanlah sesuatu yang menakutkan atau membuat saya
menjadi rendah diri, justru kritikan tersebut dapat menjadi motivasi untuk
memperbaiki diri atas kekurangannya.
Di samping itu apabila ada kritikan yang sekiranya perlu pertimbangan
atau pemikiran, saya akan mencari masukan dari orang lain yang saya
anggap dapat memberi jalan keluar atau saya akan mencari di dalam
buku apabila ada solusinya. Sekiranya ada kritikan yang tidak dapat saya
terima saya akan menjawab kritikan tersebut dengan rasa hormat dan
santun.
A.3. Kemampuan menguasai media dan teknologi pembelajaran
Deskripsi :
Dalam hal ini, profesionalisme dosen tidak hanya mencakup
kemampuan membelajarkan mahasiswa, tetapi juga kemampuan
mengelola informasi dan lingkungan (yang meliputi tempat
belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan
prasarana) untuk memfasilitasi kegiatan belajar mahasiswa
sehingga menjadi lebih mudah. Oleh karena perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, Perkembangan Information and
Communication Technology (ICT) atau Teknologi Informasi dan
Komunikasi

(TIK)

telah

memperkaya

sumber

dan

media

pembelajaran dalam berbagai bentuk seperti buku teks, modul,

transparansi OHP, slide Power Point, gambar/foto, animasi,


film/video, siaran televisi, siaran radio, hiperteks, halaman Web,
program pembelajaran berbantuan komputer, dan software
aplikasi pendukung pembelajaran, maka dosen profesional harus
mampu memilih, mengembangkan dan memanfaatkan berbagai
jenis media pembelajaran dengan memanfaatkan kecanggian ICT
tersebut.
A.4. Kemampuan membimbing mahasiswa
Deskripsi :
Dalam kompetensi pedagogik, seorang dosen juga diharapkan untuk
dapat membimbing pengembangan potensi peserta didiknya. Pada
dasarnya setiap orang memiliki potensi yang bermacam-macam. Potensipotensi inilah yang akan menjadi bibit-bibit generasi muda yang unggul
untuk bangsa. Sangat disayangkan apabila potensi-potensi mereka tidak
tersalurkan dengan baik. Peran seorang dosen sangat besar dalam
membimbing mahasiswa untuk mengembangkan potensinya.
Untuk mengatasi hal di atas, ada beberapa saran untuk
mengatasinya

bagi

dosen

pembimbing,

mahasiswa,

dan

institusinya. Pertama pahami kemampuan akademik mahasiswa


yang dibimbing. Kemampuan ini bisa dilihat dari diskusi awal
dengan mahasiswa dan IPK nya dan khsususnya nilai mata kuliah
yang

terkait

kemampuan

dengan

topik

akademiknya

skripsi.

tinggi,

Apabila

maka

si

mahasiswa
dosen

dapa

memberikan topik baru dengan tingkat kesulitan agak tinggi.


Tetapi ini harus disesuaikan dengan minat mahasiswanya.
Apabila kemampuan akademik mahasiswanya rendah maka topik
skripsi yang diberikan haruslah sesuai dengan kemampuannya
dan yang betul-betul dikuasai mahasiswa yang bersangkutan.
Kedua,

Mahasiswa

harus

mencari

topik

yang

benar-benar

dikuasai, data yang akan diambil sudah tersedia dan tidak akan

mengalami kesulitan dalam perolehannya dikemudian hari.


Sumber literatur telah disiapkan sebelum memulai skripsi.
Proposal

skripsi

harus

dibuat

dengan

baik.

Bagi institusinya, perlua mempertimbangkan kesesuaian antara


topik skripsi mahasiswa dengan latar belakang S-1 dosen
pembimbing dan kompetensinya untuk mata kuliah konsentrasi.
Hal ini untuk menghindari dikemudian hari terhambatnya skripsi
karena dosennya tidak paham.
B. Kompetensi Profesional
B.1. Mempunyai bidang keahlian sesuai program studi.
Deskripsi :
Sebagai tenaga profesional yang telah memenuhi standar
nasional akan dapat mengangkat harkat dan martabat dosen,
meningkatkan kompetensi dosen dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
profesional

Peningkatan
dan

ilmuan

mutu

dosen

secara

terencana,

berkesinambungan

sangat

pendidikan

bermutu,

yang

diperlukan
relevan

sebagai

pendidik

terarah,

untuk
dengan

dan

mewujudkan
kebutuhan

masyarakat, dan berdaya saing dalam kehidupan global. Dosen


masa depan adalah dosen yang memenuhi standar nasional
sebagai

acuan

dasar

dalam

pelaksanaan

pendidikan

mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan


ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni melalui pendidikan,
peneltian dan pengabdian masyarakat yang bermutu, sehingga
penyelenggara pendidikan mampu menghasilkan lulusan yang
bermutu.
Zakat dan wakaf bidang keahlian yang saya mampu secara
profesional untuk diberikan kepada mahasiswa agar mahasiswa
memiliki

wawasan

tentang

konsep,

dasar,

tujuan,

fungsi,

manfaat, atau hikmah, perkembangan obyek zakat-wakaf dan


prakteknya dalam masyarakat serta mampu menganalisanya
melalui pendekatan pengelolaan.

B.2. Mampu menjelaskan keterkaitan bidang keahlian yang diajarkan


dengan kehidupan.
Deskripsi :
Zakat dan Wakaf merupakan salah satu mata kuliah yang ada di
fakultas

Agama

Islam.

Dalam

perkuliahannya,

mahasiswa

diarahkan pada cara bagaimana mengeksploitasi sumber-sumber


zakat dan wakaf serta mengekplorasi transaksi yang tidak
terbatas pada wajib zakat dan ikrar, tetapi menjangkau infakinfak wajib dan sumbangan-sumbangan yang dilembagakan.
Zakat dan Wakaf dalam Islam bukan sekedar tiang penyangga
bagi kehidupan beragama (rukun Islam), tetapi juga sebagai
sumber

keuangan

membangun

publik

kesejahteraan

yang

dapat

masyarakat

digunakan
yang

lebih

untuk
luas,

terutama dalam pengentasan kemiskinan melalui pembangunan


ekonomi dan pendidikan.
B.3. Menguasai isu-isu mutakhir bidang yang diajarkan
Deskripsi :
Zakat dan Wakaf, diharapkan mahasiswa dapat berfikir kritis
dalam menangkap pemikiran berbagai madzhab hukum dalam
mengkaji pokok-pokok masalah terkait isu-isu perubahan dan
perkembangan obyek dan sasaran sesuai kemajuan masyarakat
serta pengelolaannya. Bahasan Pokok meliputi Praktek Zakat dan
wakaf serta pengelolaannya pada masa awal Islam, masa
pertumbuhan dan kemajuan Islam, masa kemunduran dan

kebangkitan

pada

zaman

modern,

yang

mempengaruhi

perubahan dan perkembangan saat ini. Sebagai contohnya


praktek zakat dan wakaf serta pengelolaannya di Negara-negara
Islam serta bagaimana implementasinya di Indonesia.

B.4.

Bersedia

mendiskusikan

permasalahan

pembelajaran

dengan sejawat.
Deskripsi :
Dewasa ini pendidikan di Indonesia yang masih didominasi oleh
pandangan bahwa pengetahuannya sebagai perangkat faktafakta yang harus dihafal, mahasiswa masih berfokus kepada
dosen sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah
menjadi pilihan utama metode pembelajaran, merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran
diberbagai universitas. Untuk itu diperlukan strategi dan metode
belajar baru yang lebih memberdayakan mahasiswa, yakni
sebuah metode belajar yang mendorong mahasiswa untuk lebih
dinamis, aktif, dan kreatif dalam menemukan, menyusun dan
mengkomunikasikan

hasil

belajarnya.

Dengan

model

pembelajaran ini mahasiswa akan berada pada proses penerapan


antara konsep dan realitas yang ada.
Salah satu metode pembelajaran yang dimaksud adalah metode
diskusi. Pada saat melakukan diskusi dalam pembelajaran harus
ada

keberanian

dalam

diri

mahasiswa

agar

siswa

dapat

mengutarakan hasil pemikirannya sehingga mahasiswa lebih


berani untuk berpendapat saat berdiskusi. Pada metode ini
mahasiswa

dituntut

untuk

lebih

aktif

dalam

berinteraksi,

bekerjasama, dan saling membantu dalam hal memecahkan


masalah pada saat pembelajaran. Bimbingan dari dosen sangat

berperan penting terhadap sikap dan perilaku siswa saat


berdiskusi.

Arahan

dosen

saat

membimbing

memberikan

dorongan pada para mahasiswa untuk belajar, agar dapat


menjawab

saat

diberi

pertanyaan

dan

bertanya

saat

pembelajaran bila masih ada yang belum dimengerti. Dengan


bimbingan dari dosen maka siswa akan melaksanakan diskusi
dengan baik sehingga dapat mengembangkan pemikirannya
dalam menyelesaikan masalah tertentu.
B.5. Kemampuan untuk melakukan penelitian, membuat karya
ilmiah dan pengabdian masyarakat.
Deskripsi :
Dengan lugas dan tegas,

saya mampu mengurai banyak

persoalan dunia dalam kacamata agama Islam terutama bidang


keahlian zakat dan wakaf. Dalam setiap tausiyah maupun dalam
mengajar, saya selalu mengedepankan pentinganya pendidikan
dan pemahaman agama secara benar dalam rumah tangga dan
khalayak umum. Maka dari itu, objek mahasiswa dan para
jamaah majlis talim merupakan sample penelitian dan bisa
menjadikan bahan ilmiah saya untuk pengabdian masyarakat.
B.6. Keaktifan di dalam organisasi profesi.
Sebagai pengajar profesional,

tokoh masyarakat dan aktif

diberbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, banyak organisasi


yang aktif saya ikuti terutama yang sesuai dengan profesi
kehalian saya yaitu zakat dan wakaf.
Keterlibatan saya dalam dunia organisasi dimulai sejak saya
pesantren di Darunnajah hingga diperkuliahan, yang selalu
menginginkan inovasi atau pembaharuan dalam segala bidang,
termasuk pemahaman dan penghayatan ajaran agama Islam.

B.7. kesediaan menjaga nama baik Universitas Muhammadiyah


Jakarta
Deskripsi :
Kesadaran akan wajibnya menjaga citra baik almamater dapat
memotivasikan diri saya untuk menjadi pribadi yang luhur,
meningkatkan

kualitas

kemampuan

yang

dimiliki,

serta

mengembangkan potensi agar dapat memajukan instansi tempat


kita bekerja. Citra baik sebuah universitas pun dapat dibangun
jika kewajiban itu terpenuhi. Kejujuran serta rasa tanggung jawab
yang tinggi saat bekerja dapat menciptakan pandangan baik
pada alamamater yang kita sandang. Begitupun sebaliknya, jika
kita

tidak

mampu

mengemban

tanggung

jawab

dan

mengabaikan kejujuran dalam bekerja, almamater kita pun akan


mendapat citra buruk di mata masyarakat.
C. Kompetensi Kepribadian
C.1. Mempunyai kewibawaan sebagai pribadi dosen.
Deskripsi :
Dalam situasi dan kondisi masyarakat sekarang kewibawaan
sering diartikan sebagai suatu kelebihan yang dimiliki seseorang.
Dengan kelebihan itu kita dihargai, dihormati, disegani, bahkan
ditakuti oleh orang lain atau kelompok masyarakat tertentu.
Kelebihan

tersebut

kekayaannya,

bisa

kekuatannya,

dari

segi

ilmu,

kecakapannya,

kepintarannya,
sifatnya,

dan

prilakunya (kepribadiannya).
Berusaha membimbing, membawa dan mengarakan anak ke
arah kedewasaannya. Ini berarti secara beangsur-angsur anak
dapat

mengenal

nilai-nilai

hidup

atau

norma-norma

dan

menyesuaikan diri dengan norma-norma itu dalam hidupnya.

C.2. Arif dalam mengambil keputusan.


Deskripsi :
Jiwa

kepemimpinan

seseorang

itu

dapat

diketahui

dari

kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang


tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot
dan

dapat

diterima

mahasiswa.

Ini

biasanya

merupakan

keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap


manusiawi terhadap mahasiswa.
Metode saya dalam pengambilan keputusan itu sendiri dengan
cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang
dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik
tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak. Masalahnya
telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas,
sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif
terbaik dari alternatif yang ada.
C.3. Dapat menjadi contoh dalam bersikap dan berprilaku
Deskripsi :
Sebagai pengajar harus mampu menjadi pemimpin yang dapat di
contoh

perilaku

dan tindakannya.

Pengajar

menjadi

pusat

perhatian di dalam pendidikan. Jadi segala sesuatu tindakan dari


pengajar harus dapat di pertanggungjawabkan.
Apabila universitas memiliki manajemen yang bagus, maka apa
yang

dikatakan

pengajar

dapat

menjadi

contoh

bagi

mahsiswanya. Pengajar harus mempunyai dan memiliki berbagai


macam syarat yang dapat dikatakan menjadi pemimpin. Jadi
yang dimaksud dengan memberi contoh adalah dapat menjadi
orang yang terdepan, tauladan dan segala perilakunya yang
positif dapat ditiru oleh bawahan serta lingkungan kerja.

10

C.4. Satu kata dan perbuatan


Deskripsi :
Sebagai

pengajar

profesional

Tidak

diragukan

lagi

bahwa

permisalan orang yang beramar makruf nahi mungkar adalah


seperti dokter yang mengobati orang lain. Satu hal yang
memalukan ketika seorang dokter bisa menyebutkan obat yang
tepat untuk pasiennya demikian pula tindakan preventif untuk
mencegah penyakit pasiennya kemudian ternyata dia sendiri
tidak menjalankannya.
Jelas sudah betapa bahaya hal ini, karenanya menjadi kewajiban
setiap pengajar untuk memperhatikannya. Karena jika obyek
perkuliaan mengetahui hal ini maka mereka akan mengejek sang
pengajar. Belum lagi hukuman di akhirat nanti dan betapa besar
dosa yang akan dipikul nanti.
C.5. Kemampuan mengendalikan diri dalam berbagai situasi dan
kondisi.
Deskripsi :
Dengan

mengembangkan

kemampuan

mengendalikan

diri

sebaik-baiknya, maka kita akan dapat menjadi pribadi yang


efektif, hidup lebih konstruktif, dapat menyusun tindakan yang
berdimensi jangka panjang, mampu menerima diri sendiri dan
diterima oleh masyarakat luas. Kemampuan mengendalikan diri
menjadi sangat berarti untuk meminimalkan perilaku buruk yang
selama ini banyak kita jumpai dalam kehidupan di masyarakat
juga dalam tatanan kenegaraan karena banyak peristiwa yang
terjadi karena ketidakmampuan mengendalikan diri.
C.6.

Adil

dalam

memperlakukan

sejawat,

pegawai,

dan

mahasiswa.

11

Deskripsi :
Sebagai pengajar dalam pendidikan tinggi harus adil, menjadi
pendengar yang baik dan memiliki kedudukan dan tempat yang
penting, dan memegang kunci dalam pembelajaran, dalam
budaya paternalistik para mahasiswa masih tergantung kepada
dosennya, gaya, cara, kebiasaan, kedisiplinan, kemampuan dan
kompetensi

dosen

dalam

proses

pembelajaran

sangat

menentukan hasil dari proses pembelajaran itu sendiri. Karena


dosen

dapat

(instruktur),

berperan

Facilitator

sebagai

(fasilitator),

expert(ahli),
Resource

Instructor

/erson

(nara

sumber),Model (model), Mentor (mentor), co lerner (kawan


belajar),

Reflective

Practicioner

(praktisi

reflektif)

dan

researcher(peneliti).

D. kompetensi Sosial
D.1. Kemampuan menyampaikan pendapat
Deskripsi :
Sebagai pengajar untuk mengungkapkan sesuatu pendapat
harus berdasarkan ilmu pengetahuan dan pemikiran yang
dimilikinya.

Lahirnya

kemampuan

mengutarakan

pendapat

karena ada sesuatu yang tidak sepaham atau sepemikiran


dengan apa yang ada dalam diri sendiri dan melalui pemaparan
mahasiswa.

12

D.2. Kemampuan menerima kritik, saran, dan pendapat orang lain.


Deskripsi :
Sebagai pengajar saya selalu menerima saran, kritik, dan pendapat dari
atasan, teman sejawat, maupun mahasiswa. Namun demikian kritikan
yang dilontarkan biasanya saya dengarkan terlebih dahulu baru saya kaji
kebenarannya dari kritikan tersebut secara objektif. Bagi saya kritik
bukanlah sesuatu yang menakutkan atau membuat saya menjadi rendah
diri, justru kritikan tersebut dapat menjadi motivasi untuk memperbaiki diri
atas kekurangannya.
D.3. Mudah bergaul dengan sejawat, pegawai dan mahasiswa.
Deskripsi :
Sebagai pengajar untuk mempererat tali silaturahmi harus mudah bergaul
dan komunikatif agar antara pegawai dan mahasiswa tidak canggung dan
mau berbagi informasi.

D.4. Mudah bergaul dalam masyarakat


Deskripsi :
Sebagai pengajar dan tokoh masyarakat sudah kewajiban saya sebagai
pelaku untuk menyambung tali silaturahmi dalam bebagai pertemuan
seperti pengajian, dan acara besar keagaman Islam.

E. Kompetensi Al-Islam dan Kemuammadiyahan


E.1. Pemahaman tentang Muhammadiyah

13

Deskripsi :
Secara

garis

besar

saya

dalam

memahami

hakikat

Muhammadiyah, karena Persyarikatan ini merupakan gerakan


Islam maka merupakan kewajiban bagi seluruh warga dan
pimpinan serta segenap pengelola dan pelaksana di lingkungan
struktur

Persyarikatan

memahami

Islam

termasuk

sebagaimana

di

amal

usahanya,

untuk

paham

agama

dalam

Muhammadiyah.
E.2. Kemampuan membaca Al-Quran
Deskripsi :
Sebagai pengajar saya mampu membaca Al- Quran dan terbukti
dengan menyabet gelar qoriah terbaik dalam ajang musabaqoh
tilawatil Quran (MTQ) tingkat internasional di Arab Saudi
beberapa tahun lalu.

14

Anda mungkin juga menyukai