Anda di halaman 1dari 6

TOPIK LANDASAN TEORETIS PENELITIAN

3 TOPIK
1. Karakteristik Belajar Orang Dewasa
2. Tujuan Pembelajaran Bagi Orang Dewasa
3. Alasan Pentingnya Penggalian Pembelajaran yang Diinginkan Mahasiswa di
Perguruan Tinggi

Kelompok 2 :
1. SILVIANTIKA BATUBARA 2101010097
2. LESTARI PANJAITAN 2101010094
3. H.RUSSEL 2101010104
4. MEIPRI SARAGIH 2101010112
5. EVAN SUMBAYAK 2101010129

Kelas : PGA3
Dosen pengampu : Canni Loren Sianturi ,S.Pd.M.Pd

1. Karakteristik Belajar Orang Dewasa


Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan pada pasal

13 ayat 1 dijelaskan bahwa mahasiswa sebagai anggota sivitas akademika diposisikan

sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan

potensi diri di perguruan tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atau

profesional.

Mahasiswa diposisikan sebagai insan dewasa secara hukum dalam arti mahasiswa

sebagai subjek hukum, yakni mampu sebagai pengemban hak dan kewajiban hukum.

Hak dan kewajiban yang melekat pada mahasiswa, oleh hukum kemudian diwujudkan

dalam bentuk kewenangan hukum. Terkait dengan hak untuk menerima pelayanan

sebagai orang dewasa yang belajar di perguruan tinggi, sedangkan terkait dengan

kewajiban bertindak sebagai orang dewasa yang menjalankan tugas belajar di


perguruan tinggi. Kewenangan untuk menerima hak dan kewajiban yang dalam

bertindak disertai dengan kesadaran diri. Kesadaran diri dalam arti kesadaran internal

terhadap pengalaman sadar diri karena dianggap sudah cakap, sudah tidak di bawah

kekuasaan orangtua dalam mengembangkan potensi diri di perguruan tinggi menjadi

intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atau profesional.

Dapat di simpulkan bahwa Karakteristik belajar orang dewasa yakni Gaya belajar

mahasiswa sebagai orang dewasa memerlukan kondisi kondisi bebas, tidak menyukai

hafalan-hafalan, lebih mengutamakan pemecahan masalah, hal-hal yang praktis

daripada yang teoretis, dan lebih senang terlibat dalam interaksi intelektual dengan

teman-temannya.

Ciri Khusus Karakteristik Belajar Orang dewasa

Ciri-ciri belajar orang dewasa menurut Soedomo (1989) dalam Supriyadi (2007)

adalah: Memungkinkan timbulnya pertukaran pendapat, tuntutan, dan nilai-nilai.

Memungkinkan terjadinya komunikasi timbal balik. Suasana belajar yang diharapkan

adalah suasana yang menyenangkan dan menantang.

a. Pembelajaran lebih mengarah ke suatu proses pendewasaan, seseorang akan

berubah dari bersifat tergantung menuju ke arah memiliki kemampuan

mengarahkan diri sendiri, dan memerlukan pengarahan diri walaupun dalam

keadaan tertentu mereka bersifat tergantung.

b. Karena prinsip utama adalah memperoleh pemahaman dan kematangan diri

untuk bisa survive, maka pembelajaran yang lebih utama menggunakan

eksperimen, diskusi, pemecahan masalah, latihan, simulasi dan praktek

lapangan.

c. Orang dewasa akan siap belajar jika materi latihanya sesuai dengan apa yang

ia rasakan sangat penting dalam memecahkan masalah kehidupanya, oleh


karena itu menciptakan kondisi belajar, alat-alat, serta prosedur akan

menjadikan orang dewasa siap belajar. Dengan kata lain program belajar harus

disusun sesuai dengan kebutuhan kehidupan mereka yang sebenarnya dan

urutan penyajian harus disesuaikan dengan kesiapan peserta didik

d. Pengembangan kemampuan di orientasikan belajar terpusat kepada

kegiatanya. Dengan kata lain cara menyusun pelajaran berdasarkan

kemampuan-kemampuan apa atau penampilan yang bagaimana yang

diharapkan ada pada peserta didik

2. Tujuan Pembelajaran Bagi Orang Dewasa

Menurut Pannen dan Sadjati (2005: 8-9) tujuan utama pembelajaran bagi mahasiswa

sebagai orang dewasa adalah untuk membantu setiap mahasiswa untuk

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar mampu menjadi anggota

masyarakat yang berperan aktif dalam proses pembangunan. Hal ini sejalan dengan

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, bahwa tujuan

utama pembelajaran bagi mahasiswa sebagai insan dewasa adalah membantu

mahasiswa mengembangkan potensinya untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi,

dan/atau profesional yang berbudaya.

Sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) dan Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) (Tim Pengembangan Kurikulum Pendidikan

Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2014: 14-34) tujuan

pembelajaran bagi orang dewasa di perguruan tinggi disebut sebagai capaian

pembelajaran. Capaian pembelajaran meliputi aspek: sikap, keterampilan umum,

keterampilan khusus, dan pengetahuan. Rumusan capaian pembelajaran lulusan pada

aspek sikap dan keterampilan umum mengacu pada SN Dikti dan program studi dapat

menambahkannya untuk memberi ciri khusus perguruan tingginya. Rumusan capaian


pembelajaran pada aspek keterampilan khusus dan pengetahuan mengacu pada unsur

kemampuan kerja KKNI yang dirumuskan oleh forum program studi sejenis.

Jadi dapat di simpulkan bahwa tujuan pembelajaran bagi orang dewasa merupakan

untuk membantu setiap mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap agar mampu menjadi anggota masyarakat yang berperan aktif

dalam proses pembangunan jati diri mereka. Serta perguruan tinggi juga berperan

andil dalam tujuan pembelajaran bagi orang dewasa yang mana institusi yang penting

dalam pembelajaran bagi mahasiswa sebagai orang dewasa sebagaimana perguruan

tinggi sebagai lembaga pelayanan jasa pendidikan harus selalu berorientasi pada

perkembangan zaman dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan. Dilihat dari

sistem penjenjangan pendidikan, pendidikan tinggi merupakan pintu terakhir bagi

mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja, karena pengetahuan, pengalaman, dan

keterampilan mahasiswa merupakan kontribusi penting bagi pembangunan suatu

bangsa.

3. Alasan Pentingnya Penggalian Pembelajaran yang Diinginkan Mahasiswa di

Perguruan Tinggi

Di perguruan tinggi, mengajar merupakan pekerjaan profesional yang membutuhkan

pendidikan dan pelatihan yang khusus untuk itu. Oleh karena itu seorang dosen perlu

menguasai berbagai kemampuan baik kemampuan bidang ilmu maupun kemampuan

mengajar. Semua kemampuan tersebut perlu menyatu raga menjadi suatu wawasan

yang utuh ketika seorang dosen melakukan performansinya di depan kelas.

Dengan metode seseorang pendidik akan lebih mudah dalam memahami apa yang

disampaikan oleh pendidik. Tujuan pokok metode pembelajaran adalah untuk lebih
memudahkan proses dan hasil belajar siswa sehingga apa yang telah direncanakan

bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin oleh peserta didik.

Sebagai pendidik dalam lembaga pendidikan tinggi, kemampuan menganalisis dan

memahami gaya belajar peserta didiknya mutlak harus dimiliki, karena dalam

realitasnya keberhasilan proses pembelajaran dalam hal ini adalah transfer of

knowledge yang merupakan tujuan utama setiap pembelajaran dapat terlaksana

dengan baik, sehingga pemahaman akan pentingnya menganilsis setiap gaya belajar

dari peserta didik dalam proses pembelajaran, apakah gaya belajaranya auditori,

visual, ataupun kinestetik dengan karakternya masing-masing perlu diapresiasi

dengan mempersipkan model pembelajaran dan strategi pembelajaran yang tepat dari

para pendidik. Keserasian antara gaya belajar mahasiswa dan model pembelajaran

dosennya menentukan keberhasilan proses pembelajaran disetiap kelas.

Salah satu pembelajaran yang di sukai mahasiswa di perguruan tinggi yaitu

pembelajaran blended learning, yaitu proses pembelajaran Yang dilakukan dengan

perpaduan online dan offline, yang bisa mempermudah mahasiswa untuk menyerap

materi yang diberikan oleh dosen.

Beberapa alasan mahasiswa menyukai pembelajaran blended learning yaitu :

1. Menggunakan Media Video / Interaktif .

Metode pembelajaran blended learning sangat disukai oleh kalangan para

mahasiswa. Gimana nggak, pembelajaran blended learning ini lebih

mengedepankan teknologi yang mutakhir. Mulai dari penggunaan media yang

mumpuni, hingga menggunakan video yang sangat interaktif. Jadi mereka

mereka lebih tertarik dengan media video ini daripada tulisan di papan atau

baca buku.
2. Quick Feedback

Blended learning biasanya menggunakan Learning Management System

(LMS) yang memadai. Terkait dengan skoring online saat ujian, komen, dan

like (instant gratification). Mahasiswa akan segera mendapatkan dengan lebih

cepat. Mahasiswa bisa langsung mengetahui kesalahan pekerjaan mereka dan

bisa melakukan diskusi terkait hasil skoring ini.

3. Mengatur kecepatan belajar sendiri.

Jika kamu belajar dengan metode konvensional, kamu masih merasa kesulitan

untuk mengimbangi teman-teman kamu yang terlampau ke depan. Namun,

dengan menggunakan metode pembelajaran ini kamu bisa mengatur kecepatan

belajarmu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai