Anda di halaman 1dari 15

KETEPATAN DAN KESUSAIAN DESAIAN MONOTORING,

EVALUASI DAN PELAPORAN PELAKSANAAN DALAM


PENDIDIKAN IPA SEKOLAH DASAR KELAS IV

DOSEN PENGAMPU :
MARIA BARUS, M.Pd
DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

SILVIANTIKA BATUBARA 2101010097

EDO AZWARDY ARITONANG 2101010098

H. RUSSEL 2101010104

ARMANDOS NADEAK 2101010095

WIDODO SITANGGANG 2101010110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN

PEMATANG SIANTAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini

dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas

bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun

pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi

makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak

kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pematang siantar, 25 Januari 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1

A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1

C. Tujuan Penelitian. ..................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN ...........................................................................................2

1. ...........................................................................................................2

2. ....................................................................... 2

BAB III PENUTUP..................................................................................................... 10

A. Kesimpulan. .............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan dalam satuan pendidikan merupakan bagian yang

terpenting dalam sebuah instansi / sekolah serta laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik

bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang

tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu pembelajaran. Conor ( 1974 )

menjelaskan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan, separuhnya ditentukan oleh rencana yang telah

ditetapkan dan setengahnya adalah bagian dari fungsi pengawasan. Pada umumnya, manajemen menekankan

terhadap pentingnya kedua fungsi ini, yaitu perencanaan dan pengawasan. Hal ini didasari oleh adanya

pemikiran bahwa dengan menggunakan pemantauan dan penilaian dapat diukur tingkat kemajuan program

pendidikan dari sekolah tingkat kecamatan hingga ke tingkat provinsi dan selanjutnya. Hal ini dapat

digunakan untuk menghasilkan informasi guna mendukung pengambilan keputusan. Dengan adanya

informasi tersebut diharapkan dalam strategi pengelolaannya harus dilakukan depat cepat dan tepat.

Monitoring sendiri adalah sebuah kegiatan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksaan dari penerapan

kebijakan sehingga dapat disimpulkan bahwa focus daripada monitoring itu sendiri berdasarkan pada

pelaksanaannya bukan berdasarkan hasil. Sementara itu evaluasi adalah proses untuk mendapatkan

informasi tentang hasil, dimana informasi ini dibandingkan dengan sasaran atau target yang telah ditetapkan.

Jika hasilnya sesuai dengan sasaran artinya apa yang telah ditetapkan berhasil atau efektif namun apabila

sebaliknya maka evaluasi tersebut dianggap tidak efektif / gagal. Serta Penilaian hasil belajar oleh satuan

pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik. Monitoring dan evaluasi

ini serta pelaporan pelaksanaan dalam satuan pendidikan bertujuan untuk mendapatkan informasi yang

digunakan untuk pengambilan keputusan. Hasil dari monitoring akan digunakan untuk memberikan binaan

berupa masukan (umpan balik), bagi perbaikan pelaksanaan program, sedangkan hasil dari evaluasi dapat

memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memberikan masukan – masukan terhadap keseluruhan

komponen dan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik.

1
B. Rumusan Masalah

1. Ketetapan dan kesesuaian Monotoring dalam proses belajar IPA di sekolah dasar

2. Ketetapan dan kesesuaian Evaluasi dalam proses belajar IPA di sekolah dasar

3. Pelaporan pelaksanaan dalam pendidikan IPA di sekolah dasar

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui ketetapan pelaksanaan hasil dan proses belajar Monotoring, Evaluasi serta Pelaporan belajar

IPA di sekolah dasar

2
3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan Pelaksanaan Dalam pendidikan

IPA

A. Pengertian Monitoring Dalam pendidikan IPA

Monitoring merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah program yang dibuat itu berjalan dengan

baik sebagaimana mestinya sesuai dengan yang direncanakan, adakah hambatan yang terjadi dan bagaimana

para pelaksana program itu mengatasi hambatan tersebut. Monitoring terhadap sebuah hasil perencanaan

yang sedang berlangsung menjadi alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses implementasi. istilah

‘supervisi‘ berarti membimbing dan merangsang aktivitas peserta didik dengan tujuan untuk perbaikan

mereka. Dalam kaitannya dengan pendidikan, kegiatan ini berupaya mengembangkan program-program

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan menyediakan materi dan metode

pengajaran agar anak-anak dapat belajar dengan lebih mudah dan efektif. Sehingga secara spesifik supervisi

pendidikan itu sendiri bisa diartikan sebagai upaya seluruh pejabat sekolah yang diarahkan untuk

memberikan kepemimpinan kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya demi kemajuan institusi.

Menurut beberapa pakar manajemen, fungsi monitoring mempunyai nilai yang sama dengan

fungsi perencanaan. Conor (1974) menjelaskan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan, separuhnya

ditentukan oleh rencana yang telah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh pengawasan atau

monitoring. Namun, pada umumnya manajemen menekankan terhadap pentungnya kedua fungsi ini, yaitu

perencanaan dan pengawasan (monitoring).

Dalam konteks pendidikan, monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkan

informasi tentang pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Jadi, fokus monitoring adalah

pemantauan pada pelaksanaan pengelolaan sekolah, bukan pada hasilnya. Tepatnya, fokus monitoring

adalah pada komponen proses pengelolaan sekolah, baik menyangkut proses pengambilan keputusan,

pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, maupun pengelolaan proses belajar mengajar.

B. Desain Monotoring dalam pembelajaran IPA disekolah dasar

4
Kegiatan pelaksanaan Monitoring pembelajaran menyertakan proses pengumpulan,

penganalisisan, pencatatan, pelaporan dan penggunaan informasi manajemen tentang pelaksanaan

kegiatan pembelajaran. Fokus kegiatan monitoring pelaksanaan pembelajaran ada pada kegiatan dan

tingkat capaian dari perencanaan pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan tujuan yang telah

ditetapkan. Kegiatan monitoring pelaksanaan pembelajaran dengan penilaian terhadap pelaksanaan

kegiatan pembelajaran dan pengidentifikasian tindakan untuk memperbaiki kekurangan dalam kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan.

C. Tujuan Monitoring Pelaksanaan Pembelajaran

Tujuan utama dari kegiatan monitoring pelaksanaan pembelajaran adalah

1. Mendorong diskusi mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran dilakukan para guru, dan

merencanakan berbagai tindakan yang diperlukan.

2. Mengetahui bahwa kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana

pembelajaran yang telah dibuat, sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan sesuai dengan tujuan

pada tingkat satuan pendidikan.

3. Memberikan masukan terhadap pengambilan keputusan. Apakah pembelajaran yang telah

dilaksanakan sudah cukup baik, atau perlu adanya inovasi dan revisi dalam kegiatan pembelajaran.

Sebaik apa pun hasil perancangan/desain/rencana pembelajaran dan pengembangan Monotoring yang

berbasis pada kompetensi siswa, keberhasilan pelaksanaan dalam mencapai tujuan sangat bergantung

pada beberapa faktor, di antaranya adalah: (1) faktor guru, (2) ketersediaan sarana dan prasarana,

(3)sistem penilaian yang digunakan, (4)buku sebagai sumber belajar, (5) perangkat pembelajaran berupa

silabus (6) pemberdayaan peranserta masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pendidikan.

D. Pengertian Evaluasi dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar

Dalam sistem pembelajaran (maksudnya pembelajaran sebagai suatu sistem), evaluasi merupakan

salah satu komponen penting dan tahan yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan

pembelajaran. Jadi evaluasi proses belajar adalah pelaksanaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah

tujuan pembelajaran sudah tercapai, jika sudah kegiatan selanjutnya bisa dilanjutkan. Sebaliknya jika

5
tujuan belum dikuasai atau dicapai, pendidik harus berupaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan

melaksanakan sebagai alternatif pembelajaran.

Aspek yang harus dikembangkan dalam proses belajar mengajar IPA, sebagaimana tercantum

dalam Tujuan Pendidikan IPA di SD meliputi ketiga ranah dalam Tujuan Pendidikan Nasional: yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan demikian selama proses pembelajaran berlangsung ketiga ranah

tersebut dikembangkan oleh guru. Untuk mengetahui sejauh mana ketiga ranah telah dikuasai oleh peserta

didik, guru harus mengukurnya dan menentukan hasil pengukurannya. Salah satu kompetensi yang harus

dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung

jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termaksud di dalamnya melaksanakan

penilaian proses dan hasil belajar.

E. Tujuan Evaluasi Proses Belajar IPA di SD

1. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

2. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitarnya.

3. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar.

4. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka kritis, mawas diri, bertangung jawab, bekerja sama, dan mandiri.

5. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari.

6. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan masalah yang ditemukan

dalam kehidupan sehari-hari.

7. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga mempunyai kesadaran dan

kegunaan terhadap Tuhan yang maha Esa.

Sebaliknya jika tujuan belum dikuasai atau dicapai, pendidik harus berupaya untuk mencapai tujuan

tersebut dengan melaksanakan sebagai alternatif pembelajaran. Fungsi evaluasi memang cukup luas,

bergantung dari sudut mana kita melihatnya. Bila kita melihat secara menyeluruh, fungsi evaluasi proses

belajar adalah :

6
1. Secara didaktis metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik

kepada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu

guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajarannya.

2. Berfungsi untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka

menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas. Melalui evaluasi kita dapat mengetahui

potensi peserta didik sehingga kita pun dapat memberikan bimbingan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

3. Untuk perbaikan dan pengembangan sistem pembelajaran. Sebagaimana kita ketahui bahwa

pembelajaran sebagai suatu sistem memiliki berbagai komponen, seperti tujuan, materi, metode, media,

sumber belajar, lingkungan, guru dan peserta didik. Dengan demikian perbaikan dan pengembangan

pembelajaran bukan hanya terhadap proses dan hasil belajar melainkan harus diarahkan pada semua

komponen pembelajaran tersebut.

F. Alat Evaluasi Proses Belajar IPA di SD

Untuk menentukan keberhasilan suatu proses memerlukan alat ukur. Seharusnya alat ukur yang

digunakan adalah alat ukur yang baku agar hasil pengukurannya dapat dipercayai. Namun karena alat

ukur yang baku tersebut belum banyak dikembangkan di Indonesia, maka guru yang berpengalaman

dalam mengajar diharapkan dapat membuat alat ukur pengganti yang baku.

Alat evaluasi proses pembelajaran IPA yang diperlukan terdiri dari alat evaluasi untuk mengukur kognitif,

alat evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani, dan alat untuk mengukur kemampuan keterampilan.

a. Alat evaluasi untuk mengukur kognitif

Penguasaan ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui pembelajaran dapat ditentukan dengan

menggunakan pertanyaan (tes) sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes tersebut bentuknya objektif atau

uraian (esai). Untuk memilih yang mana di antara kedua bentuk ini yang paling cocok untuk digunakan

sangat tergantung pada berbagai hal di antaranya, waktu yang tersedia, proses berpikir yang diukur sifat

materi yang akan ditanyakan dan banyaknya peserta didik dalam satu kelas. Dalam praktiknya waktu

khusus untuk keperluan Evaluasi Proses tidak disediakan oleh sekolah jadi pelaksanaannya tidak sama

7
dengan evaluasi hasil belajar pada pertengahan semester atau pada akhir semester. Penilaian proses diatur

sendiri oleh guru pada proses pembelajaran berlangsung. Ada guru yang menyediakan waktu beberapa

menit sebelum jam pelajaran selesai untuk mengerjakan tes yang menanyakan materi yang baru saja

diajarkan, ada yang memberikan pertanyaan lisan sepanjang proses pembelajaran berlangsung.

b. Alat evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani

Dikemukakan bahwa ketiga ranah menurut taksonomi Bloom masing-masing ada jenjang yang harus

dilalui untuk mencapai jenjang tertinggi. Pengembangan afektif dimulai dari jenjang terendah yaitu dapat

menerima suatu sikap hidup misalnya: disiplin diperlukan dalam hidup dan kehidupan, contoh operasional

adalah disiplin diperlukan dalam lalu lintas. Latihan atau upaya untuk setiap jenjang memerlukan waktu

yang lebih lama dibandingkan upaya pada jenjang kognitif. Dengan kata lain lebih mudah melatih anak

didik untuk menghafal, memahami menerapkan hukum, peraturan dan sebagainya yang sifatnya kognitif,

daripada melatih anak didik supaya berdisiplin, menghargai pendapat orang lain, tenggang rasa, tepat

waktu, mau bekerja sama, dan sebagainya. Karena hal terakhir ini menyangkut sikap atau kebiasaan.

Selama proses pembelajaran, latihan tentang ranah afektif ini terus menerus dilaksanakan. Agar latihan ini

pada suatu saat memberi hasil yang baik maka guru perlu mengembangkan alat evaluasi untuk mengamati

sikap hidup peserta didik.

c. Alat evaluasi yang akan mengukur keterampilan

Seperti pada proses pembelajaran kognitif dan afektif, juga proses pembelajaran keterampilan pada

dasarnya sama yaitu melatih agar peserta didik terampil menggunakan pancainderanya dalam

pembelajaran IPA di SD, melalui demonstrasi, percobaan, kujungan lapangan dan sebagainya. Pelajaran

IPA melatihkan peserta didik menggunakan tangan, indera penglihatan, indera pendengaran, indera

pengecap, dan indera pencium, serta peraba, tetapi tidak terlalu banyak melatih kaki. Pada bagian ini akan

dibicarakan jenis keterampilan apa yang harus dikembangkan dalam pelajaran IPA sehingga guru dapat

memusatkan latihannya pada keterampilan tersebut pada waktu guru melatihkan demonstrasi ataupun

peserta didik melakukan percobaan.

2) Keterampilan menggunakan indera penglihat

8
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan yang sering dilakukan dalam proses pembelajaran IPA.

Percobaan mengukur suhu air yang baru saja dipanaskan menggunakan termometer, si pembaca harus

meletakkan matanya sama tinggi dengan permukaan air raksa termometer agar tidak keliru membaca

skala.

G. Pelaporan pelaksanaan pendidikan Hasil Belajar IPA di SD

Penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap penguasaan siswa akan suatu

performance/keterampilan dalam membuat suatu hasil kerja dan kualitas hasil kerja siswa. Dalam

penilaian hasil kerja siswa terdapat dua konsep penilaian, yaitu penilaian siswa tentang pemilihan

pekerjaan dan cara penggunaan alat dan prosedur kerja. Selain itu juga penilaian terhadap kualitas tekis

maupun suatu hasil karya.

Penilaian hasil kerja bertujuan: (1) menilai penguasaan keterampilan iswa yang diperlukan sebelum

mempelajari keterampilan berikutnya; (2) me Nilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai pada setiap

akhir jenjang/kelas Pengukuran kemampuan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran meliputi

kemampuan berpikir (kognitif), kemampuan keterampilan (psikomotor), dan kualitas kepribadian

(afektif). Untuk mengukur kemampuan tersebut diperlukan alat ukur (tes) yang dapat dipercaya yaitu

yang memiliki:

1. Validitas (ketetapan, kesahihan) yang tinggi;

2. Keseimbangan sesuai dengan materi yang dipelajari;

3. Daya pembeda yang minimal cukup;

4. Objektivitasnya tinggi; dan

5. Reliabilitas (ketetapan) yang tinggi.

Penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa merupakan salah satu cara untuk mengetahui seberapa jauh

tujuan pembelajaran dapat tercapai. Aspek terpenting yang berkaitan dengan teknik pembelajaran IPA

adalah sistem evaluasi yang digunakan. Sistem evaluasi yang dilakukan guru sangat menentukan pola

belajar siswa. Jika dalam evaluasi yang ditanyakan hanya hapalan, jangan mengharapkan bahwa siswa

akan mempelajari di luar hapalan. Jika guru tak pernah mengevaluasi kemampuan keterampilan proses,

wajar mereka enggan atau tak suka mempelajari atau melakukannya. Jika evaluasi pembelajaran IPA

9
selalu berupa soal-soal yang mengutamakan perhitungan matematik, maka wajar mereka tertarik belajar

soal-soal dan penyelesaiannya, tanpa belajar memahami konsepnya lebih dulu. Sistem evaluasi yang ada

sekarang perlu dikembangkan sesuai dengan teknik pembelajaran yang selaras dengan tujuan pendidikan

IPA itu sendiri. Pengembangan pertama yang terpenting adalah bahwa evaluasi pembelajaran IPA tidak

cukup hanya mengevaluasi aspek produk IPA yang berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, teori,

dan hukum IPA saja. Evaluasi pembelajaran IPA hendaknya mencakup ketiga aspek yang ada pada IPA

yaitu produk, proses, dan sikap. Dalam penilaian hasil belajar terdapat beberapa istilah yaitu evaluasi,

pengukuran, tes, dan asesmen. Evaluasi yang sering diartikan penilaian adalah suatu proses untuk

mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar

baik yang menggunakan instrumen tes maupun nontes. Tes dapat diidentifikasikan sebagai suatu

pernyataan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang

atribut pendidikan yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan

yang dianggap benar (Zainul dan Nasution, 1993:2). Penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap

penguasaan siswa akan suatu performance/keterampilan dalam membuat suatu hasil kerja dan kualitas

hasil kerja siswa. Dalam penilaian hasil kerja siswa terdapat dua konsep penilaian, yaitu penilaian siswa

tentang pemilihan pekerjaan dan cara penggunaan alat dan prosedur kerja. Selain itu juga penilaian

terhadap kualitas teknis maupun suatu hasil karya. Penilaian hasil kerja bertujuan: (1) menilai penguasaan

keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari keterampilan berikutnya; (2) menilai tingkat

kompetensi yang sudah dikuasai pada setiap akhir jenjang/kelas di sekolah kejuruan; dan (3) menilai

keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkan informasi tentang


pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Jadi, fokus monitoring adalah pemantauan

10
pada pelaksanaan pengelolaan sekolah, bukan pada hasilnya. Tepatnya, fokus monitoring adalah
pada komponen proses pengelolaan sekolah, baik menyangkut proses pengambilan keputusan,
pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, maupun pengelolaan proses belajar mengajar

2. Evaluasi proses adalah pelaksanaan pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui apakah
tujuan pembelajaran telah tercapai. Evaluasi proses sebaiknya dilakukan secara tertulis agar
semua peserta mendapat kesempatan yang sama mengemukakan pendapatnya. Hasilnya akan
akurat jika dilakukan lebih sering.

3. Penilaian proses pembelajaran IPA dibagi atas ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Penilaian proses yang sifatnya kognitif dilaksanakan dengan lisan atau tertulis dalam bentuk
pertanyaan objektif atau esai objektif. Penilaian proses yang sifatnya psikomotor dan afektif
dilakukan dengan observasi dan dugunakan untuk menentukan kualitas pembelajaran bukan untuk
menentukan nilai peserta didik.

B. Saran

1. Guru perlu mengembangkan alat evaluasi proses pembelajaran pada ketiga ranah: kognitif,

afektif, dan psikomotor. Jika hasil yang diperoleh belum sesuai dengan standar yang ditetapkan,

guru melakukan upaya perbaikan pembelajaran.

2. Guru perlu mengembangkan alat evaluasi hasil pembelajaran agar alat ukurnya valid,

reliabel, memiliki tingkat kesukaran yang proposional, efisien, dan lingkup materinya sesuai

dengan yang diajarkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Darmo Mulyoatmodjo. 1980. Micro Teaching. Jakarta: Proyek Pengembangan

Pendidikan Guru

Hariwung A. J, (1989), Supervisi Pendidikan, Jakarta, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Maidarta, (1995), Peranan Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, Jakarta, Gramedia

Widia Sarana Indonesia

12

Anda mungkin juga menyukai