DOSEN PENGAMPU :
MARIA BARUS, M.Pd
DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :
H. RUSSEL 2101010104
PEMATANG SIANTAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
1. ...........................................................................................................2
2. ....................................................................... 2
A. Kesimpulan. .............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan dalam satuan pendidikan merupakan bagian yang
terpenting dalam sebuah instansi / sekolah serta laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik
bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang
tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu pembelajaran. Conor ( 1974 )
menjelaskan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan, separuhnya ditentukan oleh rencana yang telah
ditetapkan dan setengahnya adalah bagian dari fungsi pengawasan. Pada umumnya, manajemen menekankan
terhadap pentingnya kedua fungsi ini, yaitu perencanaan dan pengawasan. Hal ini didasari oleh adanya
pemikiran bahwa dengan menggunakan pemantauan dan penilaian dapat diukur tingkat kemajuan program
pendidikan dari sekolah tingkat kecamatan hingga ke tingkat provinsi dan selanjutnya. Hal ini dapat
digunakan untuk menghasilkan informasi guna mendukung pengambilan keputusan. Dengan adanya
informasi tersebut diharapkan dalam strategi pengelolaannya harus dilakukan depat cepat dan tepat.
Monitoring sendiri adalah sebuah kegiatan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksaan dari penerapan
kebijakan sehingga dapat disimpulkan bahwa focus daripada monitoring itu sendiri berdasarkan pada
pelaksanaannya bukan berdasarkan hasil. Sementara itu evaluasi adalah proses untuk mendapatkan
informasi tentang hasil, dimana informasi ini dibandingkan dengan sasaran atau target yang telah ditetapkan.
Jika hasilnya sesuai dengan sasaran artinya apa yang telah ditetapkan berhasil atau efektif namun apabila
sebaliknya maka evaluasi tersebut dianggap tidak efektif / gagal. Serta Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik. Monitoring dan evaluasi
ini serta pelaporan pelaksanaan dalam satuan pendidikan bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
digunakan untuk pengambilan keputusan. Hasil dari monitoring akan digunakan untuk memberikan binaan
berupa masukan (umpan balik), bagi perbaikan pelaksanaan program, sedangkan hasil dari evaluasi dapat
memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memberikan masukan – masukan terhadap keseluruhan
1
B. Rumusan Masalah
1. Ketetapan dan kesesuaian Monotoring dalam proses belajar IPA di sekolah dasar
2. Ketetapan dan kesesuaian Evaluasi dalam proses belajar IPA di sekolah dasar
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui ketetapan pelaksanaan hasil dan proses belajar Monotoring, Evaluasi serta Pelaporan belajar
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
IPA
Monitoring merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah program yang dibuat itu berjalan dengan
baik sebagaimana mestinya sesuai dengan yang direncanakan, adakah hambatan yang terjadi dan bagaimana
para pelaksana program itu mengatasi hambatan tersebut. Monitoring terhadap sebuah hasil perencanaan
yang sedang berlangsung menjadi alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses implementasi. istilah
‘supervisi‘ berarti membimbing dan merangsang aktivitas peserta didik dengan tujuan untuk perbaikan
mereka. Dalam kaitannya dengan pendidikan, kegiatan ini berupaya mengembangkan program-program
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan menyediakan materi dan metode
pengajaran agar anak-anak dapat belajar dengan lebih mudah dan efektif. Sehingga secara spesifik supervisi
pendidikan itu sendiri bisa diartikan sebagai upaya seluruh pejabat sekolah yang diarahkan untuk
memberikan kepemimpinan kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya demi kemajuan institusi.
Menurut beberapa pakar manajemen, fungsi monitoring mempunyai nilai yang sama dengan
fungsi perencanaan. Conor (1974) menjelaskan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan, separuhnya
ditentukan oleh rencana yang telah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh pengawasan atau
monitoring. Namun, pada umumnya manajemen menekankan terhadap pentungnya kedua fungsi ini, yaitu
Dalam konteks pendidikan, monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkan
informasi tentang pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Jadi, fokus monitoring adalah
pemantauan pada pelaksanaan pengelolaan sekolah, bukan pada hasilnya. Tepatnya, fokus monitoring
adalah pada komponen proses pengelolaan sekolah, baik menyangkut proses pengambilan keputusan,
4
Kegiatan pelaksanaan Monitoring pembelajaran menyertakan proses pengumpulan,
kegiatan pembelajaran. Fokus kegiatan monitoring pelaksanaan pembelajaran ada pada kegiatan dan
tingkat capaian dari perencanaan pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan tujuan yang telah
kegiatan pembelajaran dan pengidentifikasian tindakan untuk memperbaiki kekurangan dalam kegiatan
1. Mendorong diskusi mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran dilakukan para guru, dan
2. Mengetahui bahwa kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat, sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan sesuai dengan tujuan
dilaksanakan sudah cukup baik, atau perlu adanya inovasi dan revisi dalam kegiatan pembelajaran.
Sebaik apa pun hasil perancangan/desain/rencana pembelajaran dan pengembangan Monotoring yang
berbasis pada kompetensi siswa, keberhasilan pelaksanaan dalam mencapai tujuan sangat bergantung
pada beberapa faktor, di antaranya adalah: (1) faktor guru, (2) ketersediaan sarana dan prasarana,
(3)sistem penilaian yang digunakan, (4)buku sebagai sumber belajar, (5) perangkat pembelajaran berupa
Dalam sistem pembelajaran (maksudnya pembelajaran sebagai suatu sistem), evaluasi merupakan
salah satu komponen penting dan tahan yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran. Jadi evaluasi proses belajar adalah pelaksanaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah
tujuan pembelajaran sudah tercapai, jika sudah kegiatan selanjutnya bisa dilanjutkan. Sebaliknya jika
5
tujuan belum dikuasai atau dicapai, pendidik harus berupaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan
Aspek yang harus dikembangkan dalam proses belajar mengajar IPA, sebagaimana tercantum
dalam Tujuan Pendidikan IPA di SD meliputi ketiga ranah dalam Tujuan Pendidikan Nasional: yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan demikian selama proses pembelajaran berlangsung ketiga ranah
tersebut dikembangkan oleh guru. Untuk mengetahui sejauh mana ketiga ranah telah dikuasai oleh peserta
didik, guru harus mengukurnya dan menentukan hasil pengukurannya. Salah satu kompetensi yang harus
dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung
jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termaksud di dalamnya melaksanakan
2. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitarnya.
3. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar.
4. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka kritis, mawas diri, bertangung jawab, bekerja sama, dan mandiri.
5. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan
6. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan masalah yang ditemukan
7. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga mempunyai kesadaran dan
Sebaliknya jika tujuan belum dikuasai atau dicapai, pendidik harus berupaya untuk mencapai tujuan
tersebut dengan melaksanakan sebagai alternatif pembelajaran. Fungsi evaluasi memang cukup luas,
bergantung dari sudut mana kita melihatnya. Bila kita melihat secara menyeluruh, fungsi evaluasi proses
belajar adalah :
6
1. Secara didaktis metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik
kepada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu
2. Berfungsi untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka
menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas. Melalui evaluasi kita dapat mengetahui
potensi peserta didik sehingga kita pun dapat memberikan bimbingan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
3. Untuk perbaikan dan pengembangan sistem pembelajaran. Sebagaimana kita ketahui bahwa
pembelajaran sebagai suatu sistem memiliki berbagai komponen, seperti tujuan, materi, metode, media,
sumber belajar, lingkungan, guru dan peserta didik. Dengan demikian perbaikan dan pengembangan
pembelajaran bukan hanya terhadap proses dan hasil belajar melainkan harus diarahkan pada semua
Untuk menentukan keberhasilan suatu proses memerlukan alat ukur. Seharusnya alat ukur yang
digunakan adalah alat ukur yang baku agar hasil pengukurannya dapat dipercayai. Namun karena alat
ukur yang baku tersebut belum banyak dikembangkan di Indonesia, maka guru yang berpengalaman
dalam mengajar diharapkan dapat membuat alat ukur pengganti yang baku.
Alat evaluasi proses pembelajaran IPA yang diperlukan terdiri dari alat evaluasi untuk mengukur kognitif,
alat evaluasi untuk menentukan kualitas hati nurani, dan alat untuk mengukur kemampuan keterampilan.
Penguasaan ilmu pengetahuan yang disampaikan melalui pembelajaran dapat ditentukan dengan
menggunakan pertanyaan (tes) sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes tersebut bentuknya objektif atau
uraian (esai). Untuk memilih yang mana di antara kedua bentuk ini yang paling cocok untuk digunakan
sangat tergantung pada berbagai hal di antaranya, waktu yang tersedia, proses berpikir yang diukur sifat
materi yang akan ditanyakan dan banyaknya peserta didik dalam satu kelas. Dalam praktiknya waktu
khusus untuk keperluan Evaluasi Proses tidak disediakan oleh sekolah jadi pelaksanaannya tidak sama
7
dengan evaluasi hasil belajar pada pertengahan semester atau pada akhir semester. Penilaian proses diatur
sendiri oleh guru pada proses pembelajaran berlangsung. Ada guru yang menyediakan waktu beberapa
menit sebelum jam pelajaran selesai untuk mengerjakan tes yang menanyakan materi yang baru saja
diajarkan, ada yang memberikan pertanyaan lisan sepanjang proses pembelajaran berlangsung.
Dikemukakan bahwa ketiga ranah menurut taksonomi Bloom masing-masing ada jenjang yang harus
dilalui untuk mencapai jenjang tertinggi. Pengembangan afektif dimulai dari jenjang terendah yaitu dapat
menerima suatu sikap hidup misalnya: disiplin diperlukan dalam hidup dan kehidupan, contoh operasional
adalah disiplin diperlukan dalam lalu lintas. Latihan atau upaya untuk setiap jenjang memerlukan waktu
yang lebih lama dibandingkan upaya pada jenjang kognitif. Dengan kata lain lebih mudah melatih anak
didik untuk menghafal, memahami menerapkan hukum, peraturan dan sebagainya yang sifatnya kognitif,
daripada melatih anak didik supaya berdisiplin, menghargai pendapat orang lain, tenggang rasa, tepat
waktu, mau bekerja sama, dan sebagainya. Karena hal terakhir ini menyangkut sikap atau kebiasaan.
Selama proses pembelajaran, latihan tentang ranah afektif ini terus menerus dilaksanakan. Agar latihan ini
pada suatu saat memberi hasil yang baik maka guru perlu mengembangkan alat evaluasi untuk mengamati
Seperti pada proses pembelajaran kognitif dan afektif, juga proses pembelajaran keterampilan pada
dasarnya sama yaitu melatih agar peserta didik terampil menggunakan pancainderanya dalam
pembelajaran IPA di SD, melalui demonstrasi, percobaan, kujungan lapangan dan sebagainya. Pelajaran
IPA melatihkan peserta didik menggunakan tangan, indera penglihatan, indera pendengaran, indera
pengecap, dan indera pencium, serta peraba, tetapi tidak terlalu banyak melatih kaki. Pada bagian ini akan
dibicarakan jenis keterampilan apa yang harus dikembangkan dalam pelajaran IPA sehingga guru dapat
memusatkan latihannya pada keterampilan tersebut pada waktu guru melatihkan demonstrasi ataupun
8
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan yang sering dilakukan dalam proses pembelajaran IPA.
Percobaan mengukur suhu air yang baru saja dipanaskan menggunakan termometer, si pembaca harus
meletakkan matanya sama tinggi dengan permukaan air raksa termometer agar tidak keliru membaca
skala.
Penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap penguasaan siswa akan suatu
performance/keterampilan dalam membuat suatu hasil kerja dan kualitas hasil kerja siswa. Dalam
penilaian hasil kerja siswa terdapat dua konsep penilaian, yaitu penilaian siswa tentang pemilihan
pekerjaan dan cara penggunaan alat dan prosedur kerja. Selain itu juga penilaian terhadap kualitas tekis
Penilaian hasil kerja bertujuan: (1) menilai penguasaan keterampilan iswa yang diperlukan sebelum
mempelajari keterampilan berikutnya; (2) me Nilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai pada setiap
akhir jenjang/kelas Pengukuran kemampuan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran meliputi
(afektif). Untuk mengukur kemampuan tersebut diperlukan alat ukur (tes) yang dapat dipercaya yaitu
yang memiliki:
Penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa merupakan salah satu cara untuk mengetahui seberapa jauh
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Aspek terpenting yang berkaitan dengan teknik pembelajaran IPA
adalah sistem evaluasi yang digunakan. Sistem evaluasi yang dilakukan guru sangat menentukan pola
belajar siswa. Jika dalam evaluasi yang ditanyakan hanya hapalan, jangan mengharapkan bahwa siswa
akan mempelajari di luar hapalan. Jika guru tak pernah mengevaluasi kemampuan keterampilan proses,
wajar mereka enggan atau tak suka mempelajari atau melakukannya. Jika evaluasi pembelajaran IPA
9
selalu berupa soal-soal yang mengutamakan perhitungan matematik, maka wajar mereka tertarik belajar
soal-soal dan penyelesaiannya, tanpa belajar memahami konsepnya lebih dulu. Sistem evaluasi yang ada
sekarang perlu dikembangkan sesuai dengan teknik pembelajaran yang selaras dengan tujuan pendidikan
IPA itu sendiri. Pengembangan pertama yang terpenting adalah bahwa evaluasi pembelajaran IPA tidak
cukup hanya mengevaluasi aspek produk IPA yang berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, teori,
dan hukum IPA saja. Evaluasi pembelajaran IPA hendaknya mencakup ketiga aspek yang ada pada IPA
yaitu produk, proses, dan sikap. Dalam penilaian hasil belajar terdapat beberapa istilah yaitu evaluasi,
pengukuran, tes, dan asesmen. Evaluasi yang sering diartikan penilaian adalah suatu proses untuk
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar
baik yang menggunakan instrumen tes maupun nontes. Tes dapat diidentifikasikan sebagai suatu
pernyataan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang
atribut pendidikan yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan
yang dianggap benar (Zainul dan Nasution, 1993:2). Penilaian hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap
penguasaan siswa akan suatu performance/keterampilan dalam membuat suatu hasil kerja dan kualitas
hasil kerja siswa. Dalam penilaian hasil kerja siswa terdapat dua konsep penilaian, yaitu penilaian siswa
tentang pemilihan pekerjaan dan cara penggunaan alat dan prosedur kerja. Selain itu juga penilaian
terhadap kualitas teknis maupun suatu hasil karya. Penilaian hasil kerja bertujuan: (1) menilai penguasaan
keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari keterampilan berikutnya; (2) menilai tingkat
kompetensi yang sudah dikuasai pada setiap akhir jenjang/kelas di sekolah kejuruan; dan (3) menilai
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
pada pelaksanaan pengelolaan sekolah, bukan pada hasilnya. Tepatnya, fokus monitoring adalah
pada komponen proses pengelolaan sekolah, baik menyangkut proses pengambilan keputusan,
pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, maupun pengelolaan proses belajar mengajar
2. Evaluasi proses adalah pelaksanaan pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui apakah
tujuan pembelajaran telah tercapai. Evaluasi proses sebaiknya dilakukan secara tertulis agar
semua peserta mendapat kesempatan yang sama mengemukakan pendapatnya. Hasilnya akan
akurat jika dilakukan lebih sering.
3. Penilaian proses pembelajaran IPA dibagi atas ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Penilaian proses yang sifatnya kognitif dilaksanakan dengan lisan atau tertulis dalam bentuk
pertanyaan objektif atau esai objektif. Penilaian proses yang sifatnya psikomotor dan afektif
dilakukan dengan observasi dan dugunakan untuk menentukan kualitas pembelajaran bukan untuk
menentukan nilai peserta didik.
B. Saran
1. Guru perlu mengembangkan alat evaluasi proses pembelajaran pada ketiga ranah: kognitif,
afektif, dan psikomotor. Jika hasil yang diperoleh belum sesuai dengan standar yang ditetapkan,
2. Guru perlu mengembangkan alat evaluasi hasil pembelajaran agar alat ukurnya valid,
reliabel, memiliki tingkat kesukaran yang proposional, efisien, dan lingkup materinya sesuai
11
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan Guru
Kebudayaan
Maidarta, (1995), Peranan Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, Jakarta, Gramedia
12