Anda di halaman 1dari 19

PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK

TAHUN AJARAN 2023/2024

SMKS 2 GRAFIKA DASA SEMESTA BOGOR


NPSN : 20235830

BOGOR
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipersembahkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa , atas rahmat
dan karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan penyusunan Program Supervisi Tahun
2023/2024 pada SMKS 2 GRAFIKA DASA SEMESTA.
Program Supervisi Tahun Pelajaran 2023/2024 pada SMKS 2 GRAFIKA DASA
SEMESTA ini disusun dengan latar belakang tuntutan untuk memenuhi implementasi salah
satu kompetensi yang harus dikuasai dan dilaksanakan seorang Kepala Sekolah yaitu
Kompetensi Supervisi. Pogram Supervisi tahun 2023/2024 ini meliputi Supervisi
Manajerial dan Supervisi Akademis. Supervisi Akademis dilakukan sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokoknya
sedangkan Supervisi Manajerial dilakukan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan dan
administrasi sekolah.
Harapan kami semoga Program Supervisi Tahun Pelajaran 2023/2024 dapat
terlaksana dengan efektif dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran dan
kualitas pengelolaan setiap unit kegiatan dan administrasi sekolah.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Program
Supervisi Tahun 2023/2024 ini terutama Pengawas Pembina yang memberi masukan bagi
terwujudnya Program Supervisi ini.

Bogor, September 2023


Kepala SMKS 2 GRAFIKA DASA
SEMESTA

Jalaludin, S.Pd

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1


A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Landasan Hukum ............................................................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 4
D. Manfaat .......................................................................................................... 4

BAB II. PEMANTAUAN ........................................................ ................................ 6


A. Tahapan Supervisi Akademik ..................................................................... 6
B. Perinsif Supervisi Akademik ........................................................................ 7

BAB III. SUPERVISI .................................................................................................. 8


A. Teknik Supervisi Akademik ........................................................................ 8
B. Sasaran Kegiatan ......................................................................................... 10
C. Waktu Pelaksanaan ....................................................................................... 11

BAB VI. EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT ............................ 12


A. Evaluasi ........................................................................................................ 12
B. Pelaporan ...................................................................................................... 13
C. Tindak Lanjut ............................................................................................... 15

LAMPIRAN
1. Teknik pemantauan
2. Jadwal supervise
3. Rencana Tindak Lanjut Supervisi Akademik
4. Instrument penilaian RPP/Modul Ajar
5. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Supervisi merupakan bagian keempat dari empat kegiatan proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh tim supervisor baik oleh kepala sekolah dan/atau pengawas. Keempat
proses pembelajaran itu antara lain; diawali dengan perencanaan, kemudian pelaksanaan,
diteruskan dengan penilaian, dan yang keempat pengawasan. Setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Perencanaan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan bersama
dengan pendidik. Perencanaan itu berbentuk silabus / alur tujuan pembelajaran dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) / modul ajar. Perencanaan proses pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik berdasarkan perencanaan
proses pembelajaran. Wujudnya nyatanya adalah peristiwa di ruangan belajar dan
pemberian tugas terstruktur dan tugas mandiri kepada peserta didik. Peristiwa di kelas
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Penilaian proses dan hasil belajar
di tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan. Wujud nyata
penilaian itu adalah ulangan sumatif di akhir materi pelaaran. Pengawasan dilakukan oleh
kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah. Wujud dari pengawasan itu adalah
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.
kegiatan proses pembelajaran itu merupakan satu kesatuan dengan penanggung
jawab yang jelas. Perencanaan merupakan dasar utama dari semua kegiatan. Perencanaan
yang benar diasumsikan bermuara kepada pelaksanaan yang benar. Perencanaan dilakukan
oleh kepala satuan pendidikan dan pendidik. Silabus / alur tujuan pembelajaran mata
pelajaran dan muatan lokal disusun oleh guru bersama timnya yang diketuai oleh kepala
satuan pendidikan. Jika silabus/ alur tujuan pembelajaran belum memenuhi standar yang
diharuskan, penanggung jawabnya adalah kepala satuan pendidikan. Selain itu, silabus/ alur
tujuan pembelajaran merupakan perangkat kurikulum yang kategori tanggung jawabnya
berada di tangan kepala satuan pendidikan. Lagi pula, di dalam Kurikulum Tingkat Satuan

1
Pendidikan (KTSP), silabus / ATP merupakan dokumen kedua kurikulum, sedangkan
penanggung jawab penyusunan kurikulum di tingkat satuan pendidikan adalah kepala
satuan pendidikan
Recana pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau Modul Ajar (MA) disusun oleh
pendidik berdasarkan karakteristik peserta didik yang berada di kelasnya. Penyusunan
RPP/MA pada dasarnya dilakukan secara individu, meskipun tidak dilarang secara
berkelompok. Jika RPP/MA yang bermasalah berarti yang beratanggung jawab adalah
pendidik.
Pelaksanaan proses pembelajaran oleh pendidik, bertumpu kepada perencanaan
yang disusun oleh satuan pendidikan dan pendidik. Kegiatan ini berangkat dari keberadaan
silabus / ATP dan RPP / Modul Ajar. Pelaksanaannya akan terlihat nyata di ruang kelas,
dalam bentuk interaksi dengan peserta didik, dan dalam suasana yang menyenangkan.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Penilaian proses dan hasil belajar pada tataran satuan pendidikan dilakukan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Pada tataran satuan pendidikan hal itu
dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan. Penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar berdasarkan hasil penilaian sumatif yang dilaksanakan pada akhir materi
pembelajaran.
Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam proses pembelajaran perlu
pengawasan. Pembahasan akan dilakukan dengan sistematika berpikir seperti berikut ini.
(1) ruang lingkup kerja kepengawasan; (2) program atau perencanaan pengawasan; (3)
pelaksanaan, pelaporan, dan tindaklanjut kegiatan kepengawasan. Dengan tiga sistematika
berpikir itu, diharapkan bahan ini dapat dijadikan sebagai landasan berpikir untuk
melaksanakan kegiatan kepengawasan pada satuan pendidikan baik oleh pengawas sekolah
maupun oleh kepala satuan pendidikan.

B. Landasan Hukum.
Landasan Yuridis dalam penyusunan program supervise akademik di SMKS 2
GRAFIKA DASA SEMESTA dikembangkan, berlandaskan pada ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 20 Tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 21 Tahun
2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020
tentang Rencana Setrategis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-
2024
9. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor
56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran;
10. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
11. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar Isi Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 16
Tahun 2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 21
Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah;

3
15. Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
009/H/KR/2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila
pada Kurikulum Merdeka

C. Tujuan.
Secara umum tujuan monitoring dan supervisi proses pembelajaran bagi guru pada
satuan pendidikan dasar dan menengah adalah dalam rangka menjamin mutu proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, agar terlaksana
monitoring proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Secara rinci, tujuan monitoring dan supervisi pembelajaran adalah
1. Untuk mengetahui kompetensi guru dalam membuat persiapan atau perencanaan
pembelajaran di dalam kelas.
2. Untuk mengetahui kemahiran dan ketepatan dalam memilih pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta
didik.
3. Untuk mengetahui kompetensi guru sebagai tenaga profesional dalam melaksanakan
proses pembelajaran di dalam kelas, misalnya dalam membuka proses pembelajaran,
apersepsi,penguasaan kelas, kegiatan inti yang meliputi eksplorasi,elaborasi, dan
konpirmasi, teknik bertanya dan sebagainya sampai pada kegiatan akhir atau evaluasi.
4. Untuk mengetahui kompetensi guru dalam mengembangkan intrumen penilaian dalam
melaksanakan evaluasi, baik evaluasi selama proses pembelajaran atau evaluasi hasil
belajar.
5. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam memberikan tindak lanjut pembelajaran
kepada peserta didik

D. Manfaat
Manfaat ditetapkannya standar monitoring proses pembelajaran untuk satuan
pendidikan adalah sebagai: 1) pedoman umum bagi pengawas dan kepala sekolah dalam
menyelenggarakan monitoring kegiatan pembelajaran di setiap satuan pendidikan dasar dan
menengah, 2) dasar bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam mengarahkan,
membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pembelajaran di setiap satuan
pendidikan dasar dan menengah, dan 3) petunjuk bagi masyarakat atas peran sertanya

4
dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengawas program pembelajaran di setiap
satuan pendidikan dasar dan menengah.
Manfaat melaksanakan program supervisi akademik memiliki bertujuan sebagai
berikut :
1. Guru yang disupervisi akan mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam rangka
membuat perencanaan pembelajaran.
2. Guru yang bersangkutan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ia miliki
dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas.
3. Guru yang bersangkutan akan mengetahui kelemahan dan kekurangannya dalam
merencanakan dan mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran.
4. Sebagai bahan introspeksi pada diri pribadi seorang guru, bahwa tugas profesional
sebagai pendidik itu sangat pelik dan kompleks sehingga akan menjadi motivasi untuk
selalu menambah dan meningkatkan wawasan serta pengetahuan.

5
BAB II
PEMANTAUAN

A. Tahapan Supervisi Akademik


Proses pemantauan dalam melaksanakan supervisi pendidikan adalah suatu langkah
penting dalam menjaga kualitas pendidikan di sekolah. Pertama, proses ini dimulai dengan
perencanaan yang cermat, di mana tujuan pemantauan dan ruang lingkupnya ditetapkan,
serta metode yang akan digunakan. Kemudian, pemantau mengumpulkan data yang
relevan, termasuk pengamatan kelas, wawancara dengan guru, dan analisis dokumen
pendidikan. Data ini dianalisis secara seksama untuk mengidentifikasi area-area yang
memerlukan perbaikan atau perubahan.
Langkah selanjutnya adalah memberikan umpan balik yang konstruktif kepada para
guru atau staf pendidikan yang terlibat. Umpan balik ini dapat berupa saran-saran untuk
meningkatkan praktik pengajaran atau implementasi program pendidikan. Setelah itu,
tindak lanjut yang tepat direncanakan bersama dengan mereka yang dipantau. Ini bisa
melibatkan perbaikan dalam metode pengajaran, pelatihan tambahan, atau perubahan dalam
kurikulum. Proses pemantauan tidak berhenti di sini; ia harus bersifat berkelanjutan dan
terus-menerus untuk memastikan peningkatan berkelanjutan dalam kualitas pendidikan dan
pengajaran.
Dalam keseluruhan proses pemantauan supervisi pendidikan, tujuan utama adalah
memastikan bahwa pendidikan yang diberikan kepada siswa sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan memberikan manfaat maksimal bagi perkembangan mereka. Pemantauan ini
juga berperan penting dalam mendukung pengembangan profesional guru dan staf
pendidikan, serta dalam mengidentifikasi peluang perbaikan yang perlu diimplementasikan
di tingkat sekolah. Dengan pemantauan yang teliti dan berkelanjutan, sekolah dapat terus
meningkatkan kualitas pendidikan mereka dan memberikan pengalaman pembelajaran yang
lebih baik bagi siswa.
Supervise akademik dilakukan untuk membantu guru meningkatkan efektifitas
Pembelajaran yang dilakukan. Tahapan supervise akademik yaitu
1. Tahap Merencanakan
a. Menjadwalkan supervise akademik.
b. menyediakan instrument supervise akademik.
2. Tahap Melaksanakan

6
a. memeriksa perencanaan pembelajaran.
b. mengobservasi kegiatan Pembelajaran,
c. Memberikan umpan balik terkait rencana dan praktik Pembelajaran guru.

3. Tahap Menindaklanjuti
a. Mengumpulkan dan mengolah data hasil pemeriksaan perencanaan Pembelajaran
dan observasi Pembelajaran.
b. Berdiskusi mengenai kebutuhan guru dalam pengembangan diri dan peningkatan
kualitas Pembelajaran
c. menentukan kegiatan pendampingan sesuai sumber daya yang dimiliki Bersama
guru
d. Melaksanakan pendampingan ke guru.

B. Perinsip Supervisi Akademik


Berikut ini adalah prinsip-prinsip dalam melaksanakan atau mejalankan supervisi
akademik yang dilaksanakan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.
1. Objektif
Masukan / data sesuai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau
pandangan pribadi, berdasarkan instrument
2. Komprehensif
Supervisi bersifat lengkap dari kendala guru, solusi hingga tindak lanjut untuk
menjalankan solusi
3. Aktif
Kegiatan supervisi tidak hanya satu arah dari kepala satuan Pendidikan namun guru
juga aktif berpartisipasi menyampaikan kendala dan menemukan solusi

7
BAB III
SUPERVISI

A. Teknik Supervisi Akademik


1. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap
guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil supervisi ini
dapat diketahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan.
Teknik supervisi individual ada lima macam adalah sebagai berikut.
a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)
Kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru
mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya
perlu diperbaiki.
Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat tahap yaitu:
1) tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara
mengobservasi selama kunjungan kelas,
2) tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya
proses pembelajaran berlangsung,
3) tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian
untuk membicarakan hasil-hasil observasi, dan
4) tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
b. Kunjungan Observasi (Observation Visits)
Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang sedang
mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi
dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.
Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1) usaha-usaha dan aktivitas guru-
siswa dalam proses pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran, (3) variasi
metode, (4) ketepatan penggunaan media dengan materi, (5) ketepatan penggunaan metode
dengan materi, dan (6) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan observasi melalui tahap: persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian
hasil observasi;dan tindak lanjut.
Dalam rangka melakukan observasi, seorang supervisor hendaknya telah
mempersiapkan instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi.

8
c. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran
antara supervisor dan guru.
Tujuannya adalah:
1) mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik,
2) meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan
3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru
Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan)
individual sebagai berikut.
1) Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam
kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
2) Office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala
sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
3) Causal-conference. yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang
dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru
4) Observational visitation. yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah
supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.
Hal yang dilakukan Supervisor dalam pertemuan individu :
1) berusaha mengembangkan segi-segi positif guru,
2) mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya,
3) memberikan pengarahan, dan
4) menyepakati berbagai solusi permasalahan dan menindaklanjutinya.

d. Kunjungan Antar Kelas


Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu
sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Cara-cara
melaksanakan kunjungan antar kelas adalah sebagai berikut.
1) Jadwal kunjungan harus direncanakan.
2) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.
3) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi
4) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.
5) Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat.

9
6) Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai? misalnya dalam bentuk
percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.
7) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan
pada situasi dan kondisi yang dihadapi;
8) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.

2. Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang yang akan disupervisi berdasarkan
hasil analisis kebutuhan, dan analisis kemampuan kinerja guru, kemudian dikelompokan
berdasarkan kebutuhan guru. Kemudian guru diberikan layanan supervisi sesuai dengan
permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan. Dalam teknik supervisi kelompok, terdapat
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut.
1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan
tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk mengadakan rapat-rapat
secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam
rangka kegiatan supervisi. Rapat tersebut antara lain melibatkan KKG, MGMP, dan
rapat dengan pihak luar sekolah.
2) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat
diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di
dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan,
bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.
3) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui
penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu. Mengingat
bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka
tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut
(follow-up) dari hasil penataran.

B. Sasaran Kegiatan
Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,
yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus/alur tujuan
pembelajaran (ATP) dan RPP / Modul Ajar, pemilihan strategi/metode/teknik
pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai
proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.

10
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk
supervisi :

1. Supervisi Akademik, Menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah


akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan
pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu
2. Supervisi Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya
pembelajaran.
3. Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek
yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan untuk meningkatkan nama baik
sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS, Perpustakaan
dan lain-lain.

C. Waktu Kegiatan
Jadwal Pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun Pelajaran 2023/2024 disusun
dengan mempertimbangkan hari efektif belajar dan disusun atas Jadwal Pelaksanaan
Supervisi Akademis Semester Ganjil dan Jadwal Supervisi Akademis Semester Genap.
Jadwal selengkapnya terlampir

11
BAB IV
EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT

A. Evaluasi
Ada tiga hal penting yang direncanakan dalam pengawasan proses pembelajaran.
Ketiga hal penting itu adalah pemantauan, supervisi, dan evaluasi. Pada bagian sebelumnya
telah dijelaskan hal-hal yang direncanakan dan dilakukan dalam ketiga kegiatan itu.
Perencanaan pemantauan direalisasikan dalam bentuk tindakan pemantauan. Tindakan
pemantauan dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. Cara, teknik, prosedur, dan
instrumen yang digunkanakan mengacu kepada program atau rencana yang dibuat. Dengan
acuan itu setiap aktifitas pemanataun akan dapat dikendalikan dan diukur. Produknya atau
hasilnya adalah data atau informasi dalam bentuk dokumen, rekaman, atau catatan. Jadi,
pada dasarnya memantau adalah melaksanakan program pemantauan untuk mengumpulkan
informasi atau data yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi ril proses
pembelajaran pada satuan pendidikan.
Pelaksanaan pengawasan yang kedua adalah supervisi. Supervisi adalah upaya
untuk membantu pendidik memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas proses dan hasl
pembelajaran. Pelaksanaan supervisi terkait dengan hasil pemantauan. Jika hasil
pemantauan menggambarkan kondisi yang kurang atau belum baik, maka supervisi
ditetapkan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Kalau hasil pemantauan
mendeskripsikan kondisi yang telah baik, supervisi ditetapkan untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran. Pelaksnaan supervisi tentu saja mengacu kepada program supervisi
yang telah disusun. Dengan demikian, tindakan-tindakan dalam supervisi akan terlihat
sebagai tindakan yang terkendali dan terukur secara standar.
Hasil keigiatan supervisi adalah terjadinya perbaikan dan atau peningkatan.
Perbaikan dan peningkatan akan terlihat pada komepetensi pendidik yang bermuara kepada
proses dan hasil. Hasil supervisi akan terlihat pada kemampuan atau kompetensi pendidik
dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses/ hasil pembelajaran. Tolok ukur
keberhasilan supervisi berada pada ketiga tataran kegiatan itu yakni peningkatan
kemampuan pendidik dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses/hasil
pembelajaran. Jadi, pada dasarnya hasil supervisi akan terlihat pada proses dan hasil. Proses
dapat diamati pada aktifitas pendidik dan hasil pada produk kerjanya.

12
Pelaksanaan pengawasan ketiga adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap
kompetensi pendidik dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses/hasil belajar.
Evaluasi dikaitkan dengan standar nasional pendidikan yakni standar proses dan
komepetnsi pendidik. Standar proses diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 Tahun 2007. Apakah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses/hasil
pembelajaran telah memenuhi tuntutan standar proses? Jika sudah berarti kompetensi
pendidik telah memenuhi salah satu ukuran keberhasilan dan evaluasi. Kompetensi
pendidik (guru) diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007. Apakah capaian kompetensi pendidik sudah berada pada taraf seperti yang
diharapkan oleh peraturan ini? Jika sudah berari kompetensi pendidik telah terevaluasi
dengan benar dan tepat.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa pelaksanaan pengawasan proses
pembelajaran merupakan rangkaian tali-temali dalam bentuk siklus atau putaran.
Pemantauan dilakukan untuk mengumpulkan informasi atau data. Informasi atau data
memperlihatkan gambaran nyata proses pembelajaran. Dari gambaran nyata itu dilakukan
supervisi dalam bentuk perbaikan dan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran. Hasil
supervisi, kemudian dievaluasi, dilihat dengan patron standar yakni stadar proses dan
standar kompetensi pendidik. Begitulah seterusnya. Secara menyeluruh (konfrehensif)
kegiatan kepengawasan yang berlangsung pada satu periode, ditandai dengan penyusunsn
program sampai kepada tindak lanjut. Di dalamnya akan ada penilaia, pembinaan,
pemantauan, analisis hasil, evaluas, dan pelaporan

B. Pelaporan
Ada tiga substansi isi laporan pengawasan proses pembelajaran. Ketiga substansi itu
adalah hasil pemantauan, hasil supservisi, dan hasil evaluasi. Di dalam hasil pemnatauan
terdapat hasil kerja penilaian terhadap proses pembelajaran. Jika pemantauan diberi makna
mengumpulkan informasi atau data, maka penilaian dimaknai sebagai proses pengolahan
dan penafsiran data yang dapat dijadikan landasan untuk perlakuan selanjutnya. Isi laporan
tentang pemantauan merupakan deskripsi dari data dan informasi, prosedur dan hasil
pengolahan data, prosedur penafsiran data, hasil penafsiran data sebagai data yang
bermakna, dan rekomendasi untuk pelaksanaan supervisi.
Isi laporan supervisi sekurang-kurangnya menyangkut empat hal. Keempat hal itu
adalah tujuan, sasaran, , prosedur pelaksanaan, dan hasil. Tujuan supervisi pada dasarnya
hanya menyalin dari yang telah ada pada program supervisi. Tujuan tersebut tentunya harus

13
tegas, tajam, jelas, terukur, dan tidak mengandung makna ganda atau mendua makna.
Sasaran harus terukur baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Sasaran yang terukur
akan dapat menjadi pedoman untuk menentukan keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam
supervisi. Prosedur pelaksanaan diuraian secara jelas sehingga menggambarkan langkah-
langkah nyata dalam supervisi. Fase-fase pekerjaan dalam supervisi tergambar pada bagian
ini sehingga setiap fase akan terlihat sebagai bagian dari fase yang lain. Hasil supervisi
dideskripsikan dengan bahasa yanga jelas, mudah dipahami, dan dapat ditangkap maknanya
Isi laporan evaluasi sekurang-kurangnya memuat tiga hal pokok. Ketiga hal pokok
itu adalah prosedur atau teknik evaluasi, instrumen yang digunakan dalam evaluasi, dan
hasil evaluasi. Prosedur evaluasi diuraikan secara ringkas dan komunikatif. Tahapantahapan
dalam evaluasi digaambarkan secara jelas sehingga terlihat hubungan kausal antara satu
tahap dengan tahap yang lain. Instrumen (alat) evaluasi diampilkan dan dijelaskan secara
komunikatif sehingga fungsi isntrumen (alat) tersebut terlihat dengan jelas. Artinya, bahwa
alat evaluasi yang digunakan benar-benar berfungsi, berdayaguna, dan berhasil guna untuk
keprluan evaluasi. Hasil evaluasi merupakan jasmen dari evaluator terhadap kebrhasilan
peroses pembelajaran. Oleh karena itu, hasil evaluasi benar-benar diungkapkan dengan
jelas dan mudah dipahami. Hal itu penting karena hasil evaluasi ini akan bermuara kepada
tindak lanjut.
Sistematika laporan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Kelaziman suatu
laporan selalu ditata dengan urutan sistematik yang terdiri dari bagian awal bagian isi dan
lampiran. Bagian awal meliputi halaman judul, daftar kata pengantar, daftar isi, daftar
lampiran. Bagian isi meliputi pendahuluan, uraian dan pembahasan, serta penutup.
Lampiran disesuaikan dengan kebutuhan seperti isntrumen yang digunakan, data yang tidak
bisa dimasukkan ke batang tubuh laporan, gambar-gambar, diagram, dan sebagainya.
Bahasa laporan hendaklah menggunanakn bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa Indoensia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan konteks, situasi,
dan kondisi. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia baku. Hal yang paling penting dari itu, bahasa yang digunakan
dalam laporan adalah bahasa yang komunikatif, dapat dipahami, dan dapat dicerna dengan
mudah oleh pembaca. Tujuan dari sebuah laporan adalah agar orang lain (pembaca)
memahami isi atau substansi laporan dan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai landasan
untuk perlakukan berikutnya.

14
C. Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah bagian terakhir dari kegiatan pengawasan proses pembelajaran.
Tindak lanjut merupakan jastifikasi, rekomendasi, dan eksekusi yang disampaikan oleh
pengawas atau kepala satuan pendidikan tentang pendidik yang menjadi sasaran
kepengawasannya. Seperti diuraikan sebelumnya, ada tiga alternatif tindak lanjut yang
diberikan terhadap pendidik. Ketiga tindak lanjut itu adalah: (1) Penguatan dan
penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar; (2) Teguran yang
bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar; dan (3) Guru
diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.
Pendidik perlu penguatan atas kompetensi yang dicapainya. Penguatan adalah
bentuk pembenaran, bentuk legalisasi, dan bentuk pengakuan atas kompetensi yang
dicapainya. Pengakuan seperti ini diperlukan oleh pendidik, bukan hanya sebagai motivasi
atas keberhasilannya, tetapi juga sebagai kepuasan indvidu dan kepuasan profesional atas
kerja kerasnya. Penguatan seperti ini jarang, bahkan hampir tidak diterima oleh pendidik.
Penghargaan bagi pendidik yang telah memenuhi standar perlu diberikan. Hal itu akan
membedakan antara pendidik yang berkompetensi standar dengan yang belum standar.
Bnetuk penghargaan yang diberikan sesuai dengan kondisi pada satuan pendidikan
bersangkutan atau ditentukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah yang
menjadi pengawasnya. Hal ini pun jarang bahkan hampir tidak diperoleh guru selama ini.
Oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41/2007 tentang Standar Proses, hal
ini sangat ditekankan.
Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi
standar. Teguran dapat dilakukan dengan cara lisan atau tertulis. Idealnya, untuk memenuhi
persyaratan administratif, teguran syogiyanya disampaikan secara tertulis. Hal itu akan
dapat dipertanggungjawabkan dan dapat pula terdokumentasi. Jika teguran itu behasil
memotivasi pendidik, dokumennya akan bermakna positif baik bagi yang menegur maupun
yang ditegur. Kalau teguran itu tidak berhasil memotivasi agar pendidik berupaya mencapai
standar dalam kerjanya, tentu dapat dilanjutkan dengan teguran berikutnya. Intinya, teguran
yang bersifat mendidik adalah teguran yang diharapkan dapat menimbulkan perubahan dan
yang ditegur tidak merasa dilecehkan atau tidak merasa tersinggung.
Tindak lanjut yang terakhir adalah merekomendasikan agar pendidik diberi
kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran. Rekomendasi itu bukan hanya

15
bermakna bagi pendidik, tetapi juga bermakna bagi institusi tempat pendidik bertugas untuk
meningkatkan kinerjanya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Teknik pemantauan
2. Jadwal supervisi
3. Rencana Tindak Lanjut Supervisi Akademik
4. Instrument penilaian RPP/Modul Ajar
5. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran

16

Anda mungkin juga menyukai