GAMBARAN PERUSAHAAN
4
Adapun BLK Komunitas di Pondok Pesantren itu sendiri diilhami
oleh budaya pesantren yang sejak dulu, tidak hanya menimba ilmu kepada
kiai. Santri juga membantu aktivitas lain kiai, seperti berkebun, bercocok
tanam, ataupun berdagang. Dengan begitu, di samping mendapat ilmu
agama, santri juga mendapat pengalaman berkebun, bercocok tanam, dan
berdagang. Namun, sejak diterapkannya sistem syahriah (biaya bulanan),
santri hanya fokus belajar ilmu agama. Dengan adanya program BLK
Komunitas, diharapkan santri tak hanya belajar agama, tapi juga mendapat
bekal keterampilan sehingga ketika sudah lulus dari pesantren, mereka
dapat masuk ke pasar kerja atau berwirausaha. Selain itu, BLK Komunitas
juga bermanfaat membantu warga di sekitar pesantren yang membutuhkan
keterampilan. Oleh karenanya selain dibuka untuk para santri Pondok
Pesantren, BLK Komunitas ini juga dapat memfasilitasi warga sekitar
Pondok Pesantren yang ingin memperoleh pengembangan keterampilan
hidup (Life Skill).
Meski keberadaan BLK sudah berdiri sejak 1970 namun sempat
mengalami pasang surut pemanfaatan BLK yang kemudian pada tahun
2017 oleh Presiden Joko Widodo difokuskan kembali sebagai bentuk
komitmen pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia
Indonesia yang siap bersaing skill secara global, tercatat pembangunan
BLK Komunitas menunjukan grafik yang naik yakni pada tahun 2017
telah berdiri 43 BLK Komunitas, tahun 2018 sebanyak 70 bangunan dan
1000 BLK Komunitas pada tahun 2019 sehingga total yang diresmikan
oleh pemerintah di akhir tahun 2019 berjumlah 1.113 BLK Komunitas
yang tersebar diseluruh Indonesia.
Adapun BLK Komunitas Pondok Pesantren Qotrun Nada mulai
berdiri pada tanggal 8 Agustus 2019 dan berada dilahan sebelah selatan
bangunan Pondok Pesantren. BLK Komunitas Pondok Pesantren Qotrun
Nada ini memfokuskan pada pelatihan berbasis Teknologi Informasi yang
meliputi diantaranya materi tentang Basic Office, hingga Desain Grafis
dan memulai pelatihan pertamanya pada tanggal 18 Nopember 2019
5
dengan jumlah peserta sebanyak 16 Orang yang berasal dari unsur santri
Pondok Pesantren dan Warga Sekitar BLK. Mengingat antusias dari para
santri dan warga sekitar yang ingin mengembangkan potensi life skill
dibidang IT maka sesuai dengan intruksi dari Balai Besar Pendidikan dan
Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi sebagai pembina BLK Komunitas Pondok
Pesantren Qotrun Nada bahwa ditahun 2020 ini akan menyelenggarakan
pelatihan sebanyak 4 angkatan.
6
2.2. Struktur Organisasi Balai Latihan Kerja Komunitas Pondok Pesantren
Qottrun Nada
Pembina
Drs. KH. BURHANNUDIN MARZUKI
ACHYANNUDDIN SYAKIER
Kepala BLK
ANWAR ZAINUDDIN S. Kom
Instruktur
AHMAD SATIBI
NUR MUHAMMAD ALFARIDZI
Pengurus
a. Pembina :1. Drs. KH. Baharuddin Marzuki
2. Achyanuddin Syakier
b. Kepala BLKK : Anwar Zinuddin S. Kom
c. Sekretaris : Humaidi Mufa
d. Bendahara : Abdussahlan
e. Program dan Evaluasi :1. Syahru Robiul Awwal
2. Muhammad Yusup Abdul Azis
f. Instruktur : 1.Ahmad Satibi
7
2.Nur Muhammad Alfaridzi
8
yaitu proses identifikasi untuk mengetahui kesenjangan atau gap
kompetensi yang dimiliki oleh angkatan kerja/calon peserta dengan
kebutuhan pasar kerja atau persyaratan jabatan. Identifikasi kebutuhan
pelatihan dilaksanakan dengan cara membandingkan kondisi riil calon
peserta dengan kompetensi yang harus dimiliki untuk melaksanakan
suatu pekerjaan tertentu.
2. Menyusun program pelatihan;
Program BLK disusun berdasarkan focus kompetensi yang
ditentukan oleh lembaga BLK Komunitas itu sendiri. Adapun untuk
BLK Komunitas Pondok Pesantren Qotrun Nada memilih Teknologi
Informasi sebagai fokusnya. Program pelatihan yang disusun terdiri
dari:
a. Judul/nama program pelatihan Menggambarkan/menunjukkan
nama program pelatihan yang akan dilaksanakan.
b. Tujuan Menggambarkan secara garis besar hasil pelatihan yang
akan dicapai oleh peserta.
c. Kompetensi yang akan ditempuh Kompetensi yang akan ditempuh
oleh peserta pelatihan dituangkan dalam unit-unit kompetensi.
d. Perkiraan waktu pelatihan Perkiraan lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proses pelatihan. Penentuan
waktu pelatihan tidak bersifat absolut/mutlak harus diikuti oleh
setiap peserta pelatihan.
e. Persyaratan peserta pelatihan Merupakan persyaratan minimal
kualifikasi peserta pelatihan, dapat terdiri dari: pendidikan,
umur/usia, jenis kelamin.
f. Kurikulum dan silabus Adalah rincian dan uraian unit kompetensi
yang akan ditempuh oleh peserta pelatihan. Kurikulum dan silabus
menggambarkan:
1) Unit kompetensi yang akan ditempuh.
2) Elemen kompetensi.
3) Kriteria unjuk kerja yang harus dicapai.
9
4) Indikator unjuk kerja.
5) Ilmu pengetahuan yang terkait.
6) Praktek yang diperlukan untuk mencapai unjuk kerja.
7) Sikap kerja yang diperlukan.
8) Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk setiap elemen
kompetensi.
9) Daftar bahan dan peralatan Adalah rincian kebutuhan, jumlah
dan spesifikasi teknis bahan, alat, mesin yang diperlukan
selama pelaksanaan pelatihan.
10
5) Melakukan seleksi terhadap calon peserta. Tujuan dilakukan
seleksi:
a) Untuk memilih calon peserta sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan.
b) Untuk mengetahui kondisi (pengetahuan, keterampilan)
calon peserta pelatihan. Data/informasi dari kedua tujuan
tersebut dipakai sebagai dasar dalam memulai pelatihan.
e. Menetapkan hasil seleksi.
f. Mengumumkan hasil seleksi.
g. Menyiapkan daftar peserta yang telah dinyatakan diterima.
h. Membuat data lengkap peserta pelatihan.
11
2. Penentuan tempat On the Job Training (OJT) di perusahaan, untuk
diintegrasikan dengan program pelatihan di lembaga pelatihan.
b. Tenaga Pelatih/Instruktur
1. Memiliki kompetensi metodologi dan kompetensi teknis.
2. Mendapat penugasan dari Kepala Lembaga Pelatihan melalui surat
penugasan.
12
c) Modul Modul atau materi pelatihan merupakan bahan/sumber
pembelajaran yang disusun berdasarkan standar kompetensi
kerja. Modul BLK terdiri atas buku informasi, buku kerja dan
buku penilaian.
13