Anda di halaman 1dari 10

BAB II

GAMBARAN PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas


Balai Latihan Kerja atau sering disebut dengan singkatan BLK
adalah prasarana dan sarana tempat pelatihan untuk mendapatkan
keterampilan atau yang ingin mendalami keahlian dibidangnya masing-
masing. Asal muasal Balai Latihan Kerja (BLK) berawal dari ide awal
pembentukan Pusat Latihan Kerja Program Pelatihan (PPKPI) bidang
industri pada tahun 1953 dan pada tahun 1960, PPKPI diarahkan menjadi
Pelatihan Pencari Kerja Pegawai, Instansi agar menjadi Tenaga Kerja yang
memiliki keterampilan. Pada tahun 1970, Seiring dengan perkembangan
zaman, terjadi perubahan dari Pusat Latihan Kerja Program Pelatihan
(PPKPI) menjadi Balai Latihan Kerja di bawah pembinaan Menteri
Tenaga Kerja Republik Indonesia. Dan sejak otonomi daerah Balai
Latihan Kerja (BLK) berubah menjadi Balai Latihan Kerja Daerah
(BLKD) berada di bawah naungan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas
Tenaga Kerja di masing-masing daerah di Indonesia.
Secara umum keberadaan BLK adalah membuka beberapa bidang
kejuruan seperti, Kejuruan Teknik Sepeda Motor, Kejuruan Teknisi
Komputer, Kejuruan Operator Komputer, Kejuruan Tata Busana, Kejuruan
Teknik Pendingin, Kejuruan Tata Graha, Kejuruan Tata Boga dan lain
sebagainya. Bahkan keberadaan BLK juga bisa memfasilitasi untuk
keahlian dalam bidang bahasa asing seperti, Bahasa Inggris, Bahasa
Jepang dan Bahasa Korea. Hal ini guna memfasilitasi upaya meningkatkan
akses pelatihan dan peran serta masyarakat dalam meningkatkan kualitas
SDM. Jenis bantuan yang diberikan kepada lembaga penerima bantuan
meliputi gedung workshop, peralatan pelatihan, operasional kelembagaan
dan program pelatihan serta pelatihan bagi instruktur dan pengelola BLK
komunitas.

4
Adapun BLK Komunitas di Pondok Pesantren itu sendiri diilhami
oleh budaya pesantren yang sejak dulu, tidak hanya menimba ilmu kepada
kiai. Santri juga membantu aktivitas lain kiai, seperti berkebun, bercocok
tanam, ataupun berdagang. Dengan begitu, di samping mendapat ilmu
agama, santri juga mendapat pengalaman berkebun, bercocok tanam, dan
berdagang. Namun, sejak diterapkannya sistem syahriah (biaya bulanan),
santri hanya fokus belajar ilmu agama. Dengan adanya program BLK
Komunitas, diharapkan santri tak hanya belajar agama, tapi juga mendapat
bekal keterampilan sehingga ketika sudah lulus dari pesantren, mereka
dapat masuk ke pasar kerja atau berwirausaha. Selain itu, BLK Komunitas
juga bermanfaat membantu warga di sekitar pesantren yang membutuhkan
keterampilan. Oleh karenanya selain dibuka untuk para santri Pondok
Pesantren, BLK Komunitas ini juga dapat memfasilitasi warga sekitar
Pondok Pesantren yang ingin memperoleh pengembangan keterampilan
hidup (Life Skill).
Meski keberadaan BLK sudah berdiri sejak 1970 namun sempat
mengalami pasang surut pemanfaatan BLK yang kemudian pada tahun
2017 oleh Presiden Joko Widodo difokuskan kembali sebagai bentuk
komitmen pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia
Indonesia yang siap bersaing skill secara global, tercatat pembangunan
BLK Komunitas menunjukan grafik yang naik yakni pada tahun 2017
telah berdiri 43 BLK Komunitas, tahun 2018 sebanyak 70 bangunan dan
1000 BLK Komunitas pada tahun 2019 sehingga total yang diresmikan
oleh pemerintah di akhir tahun 2019 berjumlah 1.113 BLK Komunitas
yang tersebar diseluruh Indonesia.
Adapun BLK Komunitas Pondok Pesantren Qotrun Nada mulai
berdiri pada tanggal 8 Agustus 2019 dan berada dilahan sebelah selatan
bangunan Pondok Pesantren. BLK Komunitas Pondok Pesantren Qotrun
Nada ini memfokuskan pada pelatihan berbasis Teknologi Informasi yang
meliputi diantaranya materi tentang Basic Office, hingga Desain Grafis
dan memulai pelatihan pertamanya pada tanggal 18 Nopember 2019

5
dengan jumlah peserta sebanyak 16 Orang yang berasal dari unsur santri
Pondok Pesantren dan Warga Sekitar BLK. Mengingat antusias dari para
santri dan warga sekitar yang ingin mengembangkan potensi life skill
dibidang IT maka sesuai dengan intruksi dari Balai Besar Pendidikan dan
Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi sebagai pembina BLK Komunitas Pondok
Pesantren Qotrun Nada bahwa ditahun 2020 ini akan menyelenggarakan
pelatihan sebanyak 4 angkatan.

6
2.2. Struktur Organisasi Balai Latihan Kerja Komunitas Pondok Pesantren
Qottrun Nada

Pembina
Drs. KH. BURHANNUDIN MARZUKI
ACHYANNUDDIN SYAKIER

Kepala BLK
ANWAR ZAINUDDIN S. Kom

Instruktur

AHMAD SATIBI
NUR MUHAMMAD ALFARIDZI

Gambar 2.2.1 Struktur Organisasi Balai Latihan Kerja Komunitas Pondok


Pesantren Qottrun Nada

Pengurus
a. Pembina :1. Drs. KH. Baharuddin Marzuki
2. Achyanuddin Syakier
b. Kepala BLKK : Anwar Zinuddin S. Kom
c. Sekretaris : Humaidi Mufa
d. Bendahara : Abdussahlan
e. Program dan Evaluasi :1. Syahru Robiul Awwal
2. Muhammad Yusup Abdul Azis
f. Instruktur : 1.Ahmad Satibi

7
2.Nur Muhammad Alfaridzi

2.3. Kedudukan dan Letak


a. Nama : Pondok Pesantren Qotrun Nada
b. Nomor Statistik Madrasah : 510032760035
c. Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Pon-Pes Qotrun Nada No. 1 1
d. Kelurahan : Cipayung Jaya 3
e. Kecamatan : Cipayung 4
f. Kota : Depok 5
g. Provinsi : Jawa Barat
h. NPWP : 21.087.764.3-412.001
i. Nama Pimpinan : Drs. H. Burhanuddin Marzuki
j. No Telp. Hp : 021-7764063
k. Kepemilikan Tanah :1
l. Status Tanah : Yayasan 2
m. Luas Tanah : 15000 M 2
n. Status Bangunan : Yayasan
o. Luas Bangunan : 10000 M 2

2.4. Prosedur Pelayanan Balai Latihan Kerja Komunitas


Tahapan persiapan BLK merupakan proses mempersiapkan dan
merencanakan aktivitas pelatihan yang akan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan BLK untuk mencapai tujuan pelatihan. Tahapan persiapan
terdiri atas :
1. Identifikasi kebutuhan pelatihan;
Identifikasi kebutuhan pelatihan adalah suatu proses
pengumpulan data dalam rangka mengidentifikasi bidang-bidang atau
faktor-faktor apa saja yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan melalui
pelatihan. Identifikasi kebutuhan pelatihan dapat dilakukan secara
makro dan/atau mikro. Pada umumnya, identifikasi kebutuhan
pelatihan yang dilakukan oleh lembaga pelatihan adalah bersifat mikro,

8
yaitu proses identifikasi untuk mengetahui kesenjangan atau “gap”
kompetensi yang dimiliki oleh angkatan kerja/calon peserta dengan
kebutuhan pasar kerja atau persyaratan jabatan. Identifikasi kebutuhan
pelatihan dilaksanakan dengan cara membandingkan kondisi riil calon
peserta dengan kompetensi yang harus dimiliki untuk melaksanakan
suatu pekerjaan tertentu.
2. Menyusun program pelatihan;
Program BLK disusun berdasarkan focus kompetensi yang
ditentukan oleh lembaga BLK Komunitas itu sendiri. Adapun untuk
BLK Komunitas Pondok Pesantren Qotrun Nada memilih Teknologi
Informasi sebagai fokusnya. Program pelatihan yang disusun terdiri
dari:
a. Judul/nama program pelatihan Menggambarkan/menunjukkan
nama program pelatihan yang akan dilaksanakan.
b. Tujuan Menggambarkan secara garis besar hasil pelatihan yang
akan dicapai oleh peserta.
c. Kompetensi yang akan ditempuh Kompetensi yang akan ditempuh
oleh peserta pelatihan dituangkan dalam unit-unit kompetensi.
d. Perkiraan waktu pelatihan Perkiraan lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proses pelatihan. Penentuan
waktu pelatihan tidak bersifat absolut/mutlak harus diikuti oleh
setiap peserta pelatihan.
e. Persyaratan peserta pelatihan Merupakan persyaratan minimal
kualifikasi peserta pelatihan, dapat terdiri dari: pendidikan,
umur/usia, jenis kelamin.
f. Kurikulum dan silabus Adalah rincian dan uraian unit kompetensi
yang akan ditempuh oleh peserta pelatihan. Kurikulum dan silabus
menggambarkan:
1) Unit kompetensi yang akan ditempuh.
2) Elemen kompetensi.
3) Kriteria unjuk kerja yang harus dicapai.

9
4) Indikator unjuk kerja.
5) Ilmu pengetahuan yang terkait.
6) Praktek yang diperlukan untuk mencapai unjuk kerja.
7) Sikap kerja yang diperlukan.
8) Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk setiap elemen
kompetensi.
9) Daftar bahan dan peralatan Adalah rincian kebutuhan, jumlah
dan spesifikasi teknis bahan, alat, mesin yang diperlukan
selama pelaksanaan pelatihan.

3. Melaksanakan rekruitmen dan seleksi;


Rekruitmen dan seleksi merupakan proses penyaringan awal
untuk mendapatkan calon peserta pelatihan yang memenuhi syarat
normatif. Penerapan jenis dan materi uji dalam proses seleksi
tergantung pada program pelatihan yang akan diikuti. Secara
keseluruhan proses pelaksanakan rekruitmen dan seleksi dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Menyebarluaskan informasi tentang program pelatihan yang akan
dilaksanakan serta persyaratannya.
b. Melakukan pendaftaran calon peserta.
c. Menyiapkan daftar rekapitulasi calon peserta.
d. Menetapkan metode seleksi yang akan dipakai sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan. Seleksi dapat dilakukan dengan
salah satu atau kombinasi metode sebagai berikut:
1) Tes tertulis.
2) Wawancara.
3) Recognition Current Competency (RCC) atau pengakuan
terhadap kompetensi terkini.
4) Recognition Prior Learning (RPL) atau pengakuan terhadap
hasil pembelajaran sebelumnya (formal, non formal atau
pengalaman kerja).

10
5) Melakukan seleksi terhadap calon peserta. Tujuan dilakukan
seleksi:
a) Untuk memilih calon peserta sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan.
b) Untuk mengetahui kondisi (pengetahuan, keterampilan)
calon peserta pelatihan. Data/informasi dari kedua tujuan
tersebut dipakai sebagai dasar dalam memulai pelatihan.
e. Menetapkan hasil seleksi.
f. Mengumumkan hasil seleksi.
g. Menyiapkan daftar peserta yang telah dinyatakan diterima.
h. Membuat data lengkap peserta pelatihan.

4. Menyusun rencana pelatihan;


Rencana pelatihan merupakan dokumen perencanaan tahapan
pelatihan yang disusun berdasarkan analisis terhadap isi materi pelatihan
secara keseluruhan. Rencana pelatihan digunakan sebagai acuan bagi
tenaga pelatih untuk memfasilitasi dan memilih metode pelatihan yang
tepat bagi peserta pelatihan sesuai dengan materi pelatihan yang ditempuh
masingmasing peserta pelatihan. Rencana pelatihan minimal berisi:
a. Tujuan pelatihan.
b. Metode dan teknik yang digunakan untuk setiap materi pelatihan.
c. Alat bantu dan media pelatihan yang dibutuhkan untuk setiap materi
pelatihan.
d. Jenis evaluasi/asesmen yang akan digunakan.

5. Menyiapkan sumber daya manusia;


a. Penyelenggaraan :
1. Penerbitan surat keputusan penyelenggaraan pelatihan oleh Kepala
Lembaga Pelatihan. Surat keputusan berisi nama kejuruan/sub
kejuruan/program pelatihan, nama penanggung jawab, nama
pelaksana teknis, dan nama peserta pelatihan.

11
2. Penentuan tempat On the Job Training (OJT) di perusahaan, untuk
diintegrasikan dengan program pelatihan di lembaga pelatihan.
b. Tenaga Pelatih/Instruktur
1. Memiliki kompetensi metodologi dan kompetensi teknis.
2. Mendapat penugasan dari Kepala Lembaga Pelatihan melalui surat
penugasan.

6. Menyiapkan fasilitas pelatihan;


Fasilitas Pelatihan Peralatan :
a. Menyiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan dalam rangka
pencapaian kompetensi sebagaimana yang ditetapkan dalam
kurikulum pelatihan.
b. Peralatan terdiri atas: mesin, peralatan tangan (handtools), peralatan
dan fasilitas pendukung lainnya serta alat-alat keselamatan kerja.
c. Sebelum digunakan dalam pelatihan, semua peralatan dipastikan
berfungsi dengan baik dan sesuai dengan program pelatihan yang akan
dilaksanakan. Berikut Bahan Pelatihan dan Tempat Pelatihan:
1. Bahan Pelatihan:
a) Bahan pelatihan harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan
disesuaikan dengan tujuan kompetensi yang akan ditempuh.
b) Bahan pelatihan terdiri atas; bahan pelatihan untuk teori
dan/atau untuk praktek.
c) Sebelum digunakan, bahan pelatihan dipastikan memenuhi
syarat untuk digunakan sesuai dengan program pelatihan yang
akan dilaksanakan.
2. Tempat Pelatihan:
a) Tempat pelatihan harus tersedia sesuai dengan yang
dipersyaratkan.
b) Tempat pelatihan terdiri dari ruang kelas,
workshop/bengkel/tempat praktek, atau demplot beserta
kelengkapannya.

12
c) Modul Modul atau materi pelatihan merupakan bahan/sumber
pembelajaran yang disusun berdasarkan standar kompetensi
kerja. Modul BLK terdiri atas buku informasi, buku kerja dan
buku penilaian.

7. Menyusun jadwal pelatihan.


Jadwal pelatihan disusun oleh bagian penyelenggara pelatihan di
setiap lembaga pelatihan dan dikoordinasikan dengan tenaga pelatih.
Jadwal dipergunakan sebagai pegangan bagi tenaga pelatih,
penyelenggara, dan peserta pelatihan untuk mengetahui tahapan selama
latihan berlangsung sesuai dengan program latihan.

8. Menyiapkan administrasi pelatihan;


a. Daftar hadir peserta.
b. Daftar hadir tenaga pelatih.
c. Tanda terima perlengkapan peserta.
d. Tata tertib pelatihan.
e. Sertifikat pelatihan.
f. Formulir-formulir penilaian/asesmen.

13

Anda mungkin juga menyukai