Anda di halaman 1dari 51

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintahan berfokus pada peningkatan kualitas sumberdaya
manusia (SDM) Indonesia unggul dan maju yang toleran, berahlak mulia
dan setia pada ideologi Pancasila, sebagai salah satu program prioritas
pembangunan selama lima tahun ke depan. Dalam hal ini, pemerintah
juga telah menegaskan prototipe manusia Indonesia unggul dan maju,
yaitu generasi terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
berakhlaq, serta berdedikasi. Upaya telah dicanangkan pemerintah untuk
mewujudkan agenda tersebut, adalah dengan bersinergi dengan semua
stakeholder salah satunya upaya yang kami tempuh yaitu sinerginya
perguruan tinggi UNWIM bersama lembaga pondok pesantren DARUL
HIKMAH dan TELKOMSEL.
Kami berupaya mewujudkan visi-misi pemerintah dengan
melakukan serangkaian inovasi dalam mempersiapkan SDM yang
kompeten dan berdaya saing global. Upaya itu dilakukan untuk merespon
bonus demografi dan era disrupsi yang menjadi tantangan tersendiri bagi
pemerintah dan masyarakat Indonesia. Bonus demografi yang menjadi
tantangan pemerintah dan masyarakat Indonesia, berkaitan dengan jumlah
angkatan kerja yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), akan terus
meningkat secara tajam.
Pada 2019 lalu, BPS merilis jumlah populasi Indonesia mencapai
267 juta jiwa dan berpotensi meningkat menjadi 271 juta jiwa di tahun
2020, dan akan terus meningkat hingga 282 juta pada tahun 2024. Dari
populasi tersebut, jumlah angkatan kerja pada periode yang sama hanya
mencapai 133,56 juta jiwa. Sementara penduduk yang bekerja, terdata
sebanyak 126, 51 juta jiwa dan jumlah pengangguran mencapai 7,05 juta
jiwa.
Bonus demografi ini harus diiringi dengan peningkatan mutu
sumber daya manusianya. Agar kualitas masyarakat di Indonesia pun
semakin meningkat. Dengan meningkatnya kualitas masyarakat Indonesia
maka kesempatan untuk mendapatkan kehidupan lebih baik semakin
terbuka lebar sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan angka
kemiskinan.

1
Dinamika perkembangan struktur ekonomi dan industri yang sangat
cepat di era disrupsi, juga memengaruhi jumlah kebutuhan sumber daya
manusianya. Di sisi lain, pemerintah juga melihat peluang terciptanya
lapangan kerja baru pada era Revolusi Industri 4.0. Kompetensi dan
kualifikasi masyarakat yang dibutuhkan pun semakin kompleks dan
beragam. Standar kualitas yang ditetapkan pun semakin meningkat, agar
mampu bersaing di pasar nasional, regional, maupun internasional.
Berkaitan dengan hal tersebut, kami berkomitmen untuk terus
mempersiapkan masyarakat Indonesia agar mampu beradaptasi, bertahan
di tengah perubahan dunia dan mampu menghadapi persaingan global
yang semakin ketat. Oleh karena itu, kami telah mengeluarkan berbagai
kebijakan dan program untuk meningkatkan akses dan mutu SDM melalui
pelatihan vokasi guna menyiapkan SDM kompeten dan berdaya saing.
Hal ini sesuai harapan dalam mewujudkan sinergitas pemerintah dan
masyarakat dalam pengembangan kompetensi SDM.

Sinergitas antar UNWIM, TELKOMSEL dan PONDOK


PESANTREN tersebut, di antaranya diimplementasikan melalui
pelaksanaan pemberian pelatihan keterampilan dibidang pertanian,
peternakan, dan perikanan yang akan diinisasi langsung oleh stakeholder
tersebut, diharapkan bisa menjadi tulang punggung dalam mencetak
SDM, yang didekatkan dengan lembaga pendidikan keagamaan atau
lembaga keagamaan non-pemerintah. Pelatihan juga bertujuan untuk
memberikan bekal keterampilan teknis produksi atau keahlian vokasi
sesuai kebutuhan bagi masyarakat pondok pesantren dan sekitarnya
sebagai bekal keterampilan dalam berwirausaha.
Dalam pengembangan pelatihan ini, PONDOK PESANTREN,
UNWIM DAN TELKOMSEL terlibat untuk bersama-sama merancang,
mengembangkan dan mengelola jenis pelatihan yang dapat dilaksanakan.
Program pelatihan ini, sesuai dengan potensi daerah, lingkungan dan
bakat yang dimiliki oleh santri dan masyarakat setempat. UNWIM dalam
hal ini, mengembangkan modul pelatihan beserta instrukturnya yang dapat
dilaksanakan oleh PONDOK PESANTREN DARUL HIKMAH, dan
TELKOMSEL berperan dalam dukungan keuangan berdasarkan
kebutuhan program.
2
B. Maksud dan Tujuan
1. Mendorong para santri untuk melihat pelatihan sebagai suatu yang
layak dipilih untuk meningkatkan taraf kualitas hidup melalui efek
dari ilmu pengetahuan yang akan didapatkannya.
2. Membantu terciptanya lingkungan yang kondusif untuk tumbuhnya
generasi yang potensial.
3. Membantu memperlancar persiapan keterampilan para santri yang
akan lulus dan yang akan terjun mengabdi kepada masyarakat,
kewirausahaan yang ingin memulai kegiatan bisnis/usaha, atau
latihan kerja yang akan berkompetisi mengisi kesempatan lowongan
kerja, serta yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
4. Mempromosikan pemanfaatkan hasil penemuan peserta yang inovatif
dan layak untuk direalisasikan menjadi sebuah manfaat atau bisnis
baru.
5. Meningkatkan sense of education bagi masyarakat sekitar pondok
pesantren.
6. Menumbuhkan jiwa inteketual baru dilingkungan insan pesantren
7. Menciptakan pelatihan berbasis IPTEK berbasiskan pada budi pekerti
mulia
8. Membangun jejaring stakeholder dengan para pengusaha, lembaga
swasta yang sudah mapan dan pemerintah.

C. Sasaran
1. Santri dan santriyah pondok pesantren Darul Hikmah
2. Alumni pondok pesantren Darul Hikmah
3. Masyarakat lingkungan terdekat dengan pondok pesantren

3
II. PROFIL LEMBAGA PEMOHON
a. Nama Lembaga
PONDOK PESANTREN DARUL HIKMAH
b. Struktur Organisasi
Susunan pengurus adalah sebagai berikut :
Ketua yayasan : KH. HUSEN MAMUN
Penanggung Jawab : ENDANG TAUFIQ FATHURRAHMAN
Ketua penyelenggara :
Sekretaris :
Personalia rekruitmen :
Instruktur/Narasumber : Utusan UNWIM

c. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang tersedia adalah sebagai berikut:
1. Ruang kelas/Madrasah
2. Lahan kosong
3. Mesjid
4. Kantin

d. Instruktur
Instruktur dan narasumber adalah tenaga profesional utusan UNWIM
yang telah memiliki sertifikat dan telah memiliki pengalaman dibidangnya.

4
III. RENCANA PENYELENGGARAAN PELATIHAN KETERAMPILAN
a. Tujuan Pelatihan
Tujuan utama pelatihan sebagai berikut:
a. Menambah keterampilan dan meningkatkan kompetensi,
memperbaiki kinerja peserta;
b. Untuk memutakhirkan keahlian para peserta sejalan dengan
perubahan teknologi;
c. Membantu memecahkan masalah operasional;
d. Mempersiapkan peserta untuk promosi;
e. Mengorientasikan peserta terhadap organisasi;
f. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi.
Selanjutnya tujuan pelatihan adalah untuk memperoleh
penambahan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Selanjutnya tujuan
pelatihan secara lebih spesifik yaitu untuk membangun atau
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan individu guna
mencapai tingkat yang diinginkan. Maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan, sikap, keterampilan tertentu bagi individu atau santri
dengan efektif dan efesien sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan
perkembangan ilmu dan teknologi.

b. Program Pelatihan, Kurikulum dan Bantuan Program


Penjelasan program pelatihan beserta kurikulum pelatihan
berikut program bantuan terlampir dalam proposal ini.

5
IV. RENCANA PENGGUNAAN DANA BANTUAN (RPDB) (Terlampir)
Adapun rencana anggaran biaya untuk pelatihan keterampilan dan
bantuan sarana penunjang pondok pesantren ini adalah sebagai berikut :

NO JENIS PELATIHAN DAN BANTUAN BIAYA


1. PELATIHAN HIDROPONIK Rp. 49,598,000,00.-
2. PELATIHAN BUDIDAYA AYAM Rp. 48.160.000,00,-
PETELUR
3. PELATIHAN BUDIDAYA PERIKANAN Rp. 68,767,000,00,-
4. BANTUAN SARANA AIR BERSIH Rp. 205.328.560,00.-
5. BANTUAN BUDIDAYA AYAM Rp. 369.900.000,00,-
PETELUR
JUMLAH Rp. 741.753.560,00.-
Total kebutuhan biaya adalah Rp. 741.753.560,00,- Terbilang Tujuh
Ratus Empat Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Lima Ratus
Enam Puluh Rupiah

6
V. PENUTUP

Demikian Proposal Bantuan Bantuan Program Pelatihan Keterampilan


dibuat dengan harapan bisa terealisasi dan mendapatkan dukungan dari
TELKOMSEL.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

7
Lampiran 1 :

1. PELATIHAN KETERAMPILAN HIDROPONIK


Program peltihan yang dilaksanakan yaitu keterampilan
hidroponik, peternakan dan perikanan. Struktur kurikulum
tergambar dalam matriks berikut ini. 1 jam pelajaran
dilaksanakan selama 55 menit.

KURIKULUM PELATIHAN KETERAMPILAN HIDROPONIK


Umum
No. Kode Standar Kompetensi Waktu
TAN.SY01.010.01 Menerapkan ketentuan
1 keselamatan, kesehatan kerja dan 6 jam
lingkungan di tempat kerja

Inti
No Kode Standar Kompetensi Waktu
TAN.SY02.004.01 Menyediakan prasarana persemaian
1 tanaman Memasang 8ystem 10 jam
hidroponik
2 TAN.SY03.008.01 Mendesain 8ystem irigasi 20 jam
TAN.SY02.002.01 Menanam bahan tanam
3 4 jam
TAN.BH03.004.01 Memasang 8ystem hidroponik
4 6 jam
TAN.SY03.003.01 Memonitor 8ystem hidroponik
5 4 jam
TAN.SY03.002.01 Memelihara 8ystem hidroponik
6 4 jam
TAN.SY02.022.01 Memanen hasil tanaman
7 4 jam
Total jam pelajaran Hidroponik : 58 jam (@ 55 menit)

8
a. Daftar Rencana Pelaksanaan Kegiatan

No Rencana Pelaksanaan Kegiatan JUMLAH PAKET


1 BULAN NOVEMBER 2022 1 PAKET KEGIATAN
(Pelatihan Pertanian
Hidroponik,
2 JUMLAH PESERTA 20 PESERTA

b. Jadwal Pelatihan
JADUAL PELATIHAN HIDROPONIK
HARI KE-1
WAKTU MATERI KET
07. 00 – 07. 55 Menerapkan ketentuan keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja

07. 55 – 09. 50 Menerapkan ketentuan keselamatan,


kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja

09. 50 – 10. 05 ISTIRAHAT


10. 05 - 11. 00 Menerapkan ketentuan keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja

11. 00 - 11. 55 Menerapkan ketentuan keselamatan,


kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja

11. 55 - 12. 55 ISOMA


12. 55 - 13. 55 Menerapkan ketentuan keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja

13. 55 - 14. 50 Menerapkan ketentuan keselamatan,


kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja

14. 50 - 15. 05 Menyediakan prasarana persemaian tanaman


Memasang sistem hidroponik
15. 05 - 15. 20 ISOLAT
15. 20 – 16. 05 Menyediakan prasarana persemaian tanaman
Memasang sistem hidroponik
16.05 – 17. 00 Menyediakan prasarana persemaian tanaman
Memasang sistem hidroponik
HARI KE-2
WAKTU MATERI KET
07. 00 – 07. 55 Menyediakan prasarana persemaian tanaman
Memasang sistem hidroponik
07. 55 – 09. 50 Menyediakan prasarana persemaian tanaman
Memasang sistem hidroponik
9
09. 50 – 10. 05 ISTIRHAT
10. 05 - 11. 00 Menyediakan prasarana persemaian tanaman
Memasang sistem hidroponik
11. 00 - 11. 55 Menyediakan prasarana persemaian tanaman
Memasang sistem hidroponik
11. 55 - 12. 55 ISOMA
12. 55 - 13. 55 Menyediakan prasarana persemaian tanaman
Memasang sistem hidroponik
13. 55 - 14. 50 Menyediakan prasarana persemaian tanaman
Memasang sistem hidroponik
14. 50 - 15. 05 Menyediakan prasarana persemaian tanaman
Memasang sistem hidroponik
15. 05 - 15. 20 ISOLAT
15. 20 – 16. 05 Mendesain sistem irigasi

16.05 – 17. 00 Mendesain sistem irigasi

HARI KE-3
WAKTU MATERI KET
07. 00 – 07. 55 Mendesain sistem irigasi

07. 55 – 09. 50 Mendesain sistem irigasi

09. 50 – 10. 05 ISTIRHAT


10. 05 - 11. 00 Mendesain sistem irigasi

11. 00 - 11. 55 Mendesain sistem irigasi

11. 55 - 12. 55 ISOMA


12. 55 - 13. 55 Mendesain sistem irigasi

13. 55 - 14. 50 Mendesain sistem irigasi

14. 50 - 15. 05 Mendesain sistem irigasi

15. 05 - 15. 20 ISOLAT


15. 20 – 16. 05 Mendesain sistem irigasi

16.05 – 17. 00 Mendesain sistem irigasi

HARI KE-4
WAKTU MATERI KETERANGAN
07. 00 – 07. 55 Mendesain sistem irigasi
07. 55 – 09. 50 Mendesain sistem irigasi

09. 50 – 10. 05 ISTIRHAT


10. 05 - 11. 00 Mendesain sistem irigasi

10
11. 00 - 11. 55 Mendesain sistem irigasi

11. 55 - 12. 55 ISOMA


12. 55 - 13. 55 Mendesain sistem irigasi

13. 55 - 14. 50 Mendesain sistem irigasi

14. 50 - 15. 05 Mendesain sistem irigasi

15. 05 - 15. 20 ISOLAT


15. 20 – 16. 05 Mendesain sistem irigasi

16.05 – 17. 00 Mendesain sistem irigasi

HARI KE-5
WAKTU MATERI KETERANGAN
07. 00 – 07. 55 Menanam bahan tanam

07. 55 – 09. 50 Menanam bahan tanam

09. 50 – 10. 05 ISTIRHAT


Menanam bahan tanam
10. 05 - 11. 00
Menanam bahan tanam
11. 00 - 11. 55
11. 55 - 12. 55 ISOMA
Memasang sistem hidroponik
12. 55 - 13. 55
Memasang sistem hidroponik
13. 55 - 14. 50
Memasang sistem hidroponik
14. 50 - 15. 05
15. 05 - 15. 20 ISOLAT
Memasang sistem hidroponik
15. 20 – 16. 05
Memasang sistem hidroponik
16.05 – 17. 00
HARI KE-6
WAKTU MATERI KETERANGAN
07. 00 – 07. 55 Memasang sistem hidroponik

07. 55 – 09. 50 Memonitor sistem hidroponik

09. 50 – 10. 05 ISTIRHAT


Memonitor sistem hidroponik
10. 05 - 11. 00
Memonitor sistem hidroponik
11. 00 - 11. 55
11. 55 - 12. 55 ISOMA
12. 55 - 13. 55 Memonitor sistem hidroponik

13. 55 - 14. 50 Memelihara sistem hidroponik

14. 50 - 15. 05 Memelihara sistem hidroponik

11
15. 05 - 15. 20 ISOLAT
15. 20 – 16. 05 Memelihara sistem hidroponik

16.05 – 17. 00 Memelihara sistem hidroponik

HARI KE-7
WAKTU MATERI KETERANGAN
07. 00 – 07. 55 Memanen hasil tanaman

07. 55 – 09. 50 Memanen hasil tanaman

09. 50 – 10. 05 ISTIRHAT


10. 05 - 11. 00 Memanen hasil tanaman

11. 00 - 11. 55 Memanen hasil tanaman

12
2. PELATIHAN BUDIDAYA AYAM PELUR
a. Latar Belakang
Telur ayam merupakan salah satu komoditas peternakan yang
sangat diminati masyarakat sebagai sumber protein hewani. Telur ayam
merupakan sumber protein yang memiliki harga yang relative lebih murah
dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Sementara itu,
produksi telur di Jawa Barat hanya dapat memenuhi kebutuhan telur
sebesar 37% atau 188 ribu ton dari 489 ribu ton. Oleh karena itu, perlu
peningkatan populasi ayam ras petelur untuk memenuhi kebutuhan telur di
Jawa Barat.
Dinas Peternakan Jawa Barat memiliki program pengembangan
klaster-klaster peternak ayam petelur di Jawa Barat, hal ini untuk
mendukung pemenuhan kebutuhan telur. Peternakan ayam petelur
merupakan peternakan yang dapat menghasilkan atau berproduksi telur
setiap harinya, oleh karena itu peternakan ayam petelur sangat menarik
bagi masyarakat yang baru memulai usaha peternakan karena mereka
dapat menikmati keuntungan lebih cepat dibandingkan dengan usaha
peternakan lainnya.
Budidaya ayam petelur memiliki beberapa aspek manajemen yang
harus diperhatikan sebelum memulai usaha peternakan, mulai dari
manajemen pemeliharaan, manajemen pakan, manajemen pengolahan
limbah sampai dengan pemasaran. Peternakan ayam petelur harus
mempersiapkan aspek manajemen pemeliharaan ayam petelur tersebut
agar tidak mengalami kerugian saat memulai usaha peternakan. Oleh
karena itu perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan
dalam menjalankan usaha peternakan ayam petelur.

b. Tujuan
Pelatihan ini dilaksanakan untuk meningkatkan wawasan dan ilmu
peternak dalam membudidayakan ayam petelur.

c. Metode Pelatihan

Materi Pelatihan
Pelatihan budidaya ayam petelur ini terdiri dari beberapa materi
yaitu:

13
a. Pembuatan Kandang
b. Manajemen Pemeliharaan
c. Manajemen Pakan
d. Manajemen Kesehatan Ternak
e. Manajemen Pemasaran
f. Manajemen Pengolahan Limbah
g. Manajemen Penanganan, pengawetan dan pengolahan pasca panen

Praktek Lapangan
Praktek lapangan dilakukan untuk mengimplementasikan teori yang
telah dilaksanakan pada saat pelatihan.

Monitoring

Pengawasan dilakukan untuk mengontrol kegiatan peternakan yang


telah dilakukan agar usaha peternakan ayam petelur berjalan sesuai dengan
aspek manejemen pemeliharaan ayam petelur.

14
3. PELATIHAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR (NILA)

Kurikulum Pelatihan Keterampilan Budidaya Ikan


Umum

Kode
No. Standar Kompetensi Waktu
1 PRK.CF01.001.01 Menerapkan Keselamatan dan 6 jam
Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja

Inti
No Kode Standar Kompetensi Waktu
1 PRK.CF02.001.01 Menyiapkan Kolam Budidaya 19 jam
2 PRK.CF02.010.01 Memilih Benih 4 jam
3 PRK.CF02.005.01 Menebar Benih 5 jam
PRK.CF02.006.01 Memberi Pakan
4 6 jam
PRK.CF02.018.01 Mengidentifikasi Hama dan Penyakit yang
5 Menyerang Ikan 5 jam
PRK.CF02.015.01 Melakukan Monitoring Pertumbuhan Ikan
6 5 jam
PRK.CF02.020.01 Mengobati Penyakit Ikan
7 4 jam
PRK.CF02.011.01 Melakukan transportasi ikan
8 4 jam
Total jam pelajaran budidaya ikan nila : 58 jam (@ 55 menit)

Daftar Rencana Pelaksanaan Kegiatan

No Rencana Pelaksanaan Kegiatan JUMLAH PAKET


1 BULAN NOVEMBER 2022 1 PAKET KEGIATAN
(pelatihan pembesaran ikan nila)

2 JUMLAH PESERTA 20 PESERTA

Jadwal Pelatihan
HARI KE-1
WAKTU MATERI KET

07. 00 – 07. 55 Menerapkan ketentuan keselamatan, kesehatan


kerja dan lingkungan di tempat kerja

07. 55 – 09. 50 Menerapkan ketentuan keselamatan, kesehatan


kerja dan lingkungan di tempat kerja

09. 50 – 10. 05 ISTIRAHAT

10. 05 - 11. 00 Menerapkan ketentuan keselamatan, kesehatan


kerja dan lingkungan di tempat kerja

11. 00 - 11. 55 Menerapkan ketentuan keselamatan, kesehatan


kerja dan lingkungan di tempat kerja
15
11. 55 - 12. 55 ISOMA

12. 55 - 13. 55 Menerapkan ketentuan keselamatan, kesehatan


kerja dan lingkungan di tempat kerja

13. 55 - 14. 50 Menerapkan ketentuan keselamatan, kesehatan


kerja dan lingkungan di tempat kerja
14. 50 - 15. 05 Menyiapkan kolam budidaya

15. 05 - 15. 20 ISOLAT


15. 20 – 16. 05 Menyiapkan kolam budidaya
16.05 – 17. 00 Menyiapkan kolam budidaya

HARI KE-2
WAKTU MATERI KET
07. 00 – 07. 55 Menyiapkan kolam budidaya
07. 55 – 09. 50 Menyiapkan kolam budidaya
09. 50 – 10. 05 ISTIRHAT
10. 05 - 11. 00 Menyiapkan kolam budidaya
11. 00 - 11. 55 Menyiapkan kolam budidaya
11. 55 - 12. 55 ISOMA
12. 55 - 13. 55 Menyiapkan kolam budidaya
13. 55 - 14. 50 Menyiapkan kolam budidaya
14. 50 - 15. 05 Menyiapkan kolam budidaya
15. 05 - 15. 20 ISOLAT
15. 20 – 16. 05 Menyiapkan kolam budidaya
16.05 – 17. 00 Menyiapkan kolam budidaya

HARI KE-3
WAKTU MATERI KET
07. 00 – 07. 55 Menyiapkan kolam budidaya
07. 55 – 09. 50 Menyiapkan kolam budidaya
09. 50 – 10. 05 ISTIRHAT
10. 05 - 11. 00 Menyiapkan kolam budidaya
11. 00 - 11. 55 Menyiapkan kolam budidaya
11. 55 - 12. 55 ISOMA
12. 55 - 13. 55 Menyiapkan kolam budidaya
13. 55 - 14. 50 Menyiapkan kolam budidaya
14. 50 - 15. 05 Menyiapkan kolam budidaya
15. 05 - 15. 20 ISOLAT
15. 20 – 16. 05 Memilih Benih
16.05 – 17. 00 Memilih Benih

16
HARI KE-4
WAKTU MATERI KET.
07. 00 – 07. 55 Memilih Benih
07. 55 – 09. 50 Memilih Benih
09. 50 – 10. 05 ISTIRAHAT
10. 05 - 11. 00 Menebar Benih
11. 00 - 11. 55 Menebar Benih
11. 55 - 12. 55 ISOMA
12. 55 - 13. 55 Menebar benih
13. 55 - 14. 50 Menebar benih
14. 50 - 15. 05 Menebar benih
15. 05 - 15. 20 ISOLAT
15. 20 – 16. 05 Memberi pakan
16.05 – 17. 00 Memberi pakan

HARI KE-5
WAKTU MATERI KET
07. 00 – 07. 55 Memberi pakan
07. 55 – 09. 50 Memberi pakan
09. 50 – 10. 05 ISTIRAHAT
10. 05 - 11. 00 Memberi pakan

11. 00 - 11. 55 Memberi pakan

11. 55 - 12. 55 ISOMA


Mengidentifikasi Hama dan Penyakit yang
12. 55 - 13. 55 Menyerang Ikan
Mengidentifikasi Hama dan Penyakit yang
13. 55 - 14. 50 Menyerang Ikan
Mengidentifikasi Hama dan Penyakit yang
14. 50 - 15. 05 Menyerang Ikan
15. 05 - 15. 20 ISOLAT
Mengidentifikasi Hama dan Penyakit yang
15. 20 – 16. 05 Menyerang Ikan
Mengidentifikasi Hama dan Penyakit yang
16.05 – 17. 00 Menyerang Ikan

HARI KE-6
WAKTU MATERI KET.
07. 00 – 07. 55 Melakukan Monitoring Pertumbuhan Ikan

07. 55 – 09. 50 Melakukan Monitoring Pertumbuhan Ikan


09. 50 – 10. 05 ISTIRAHAT
10. 05 - 11. 00 Melakukan Monitoring Pertumbuhan Ikan

11. 00 - 11. 55 Melakukan Monitoring Pertumbuhan Ikan


11. 55 - 12. 55 ISOMA
17
Melakukan Monitoring Pertumbuhan Ikan
12. 55 - 13. 55
Mengobati penyakit ikan
13. 55 - 14. 50
Mengobati penyakit ikan
14. 50 - 15. 05

15. 05 - 15. 20 ISOLAT


Mengobati penyakit ikan
15. 20 – 16. 05
Mengobati penyakit ikan
16.05 – 17. 00

HARI KE-7

WAKTU MATERI KET.


07. 00 – 07. 55 Melakukan transportasi ikan

07. 55 – 09. 50 Melakukan transportasi ikan

09. 50 – 10. 05 ISTIRAHAT


10. 05 - 11. 00 Melakukan transportasi ikan

11. 00 - 11. 55 Melakukan transportasi ikan

18
4. BANTUAN INFRASTRUKTUR PENYALURAN SUMBER MATA AIR
BERSIH
4.1. Bantuan Infrastruktur Penyaluran Sumber Mata Air Bersih
a. Latar Belakang

Kebutuhan air untuk keperluan perumahan maupun

industri saat ini sangat besar sehingga diperlukan

penyediaan air yang besar pula. Untuk kebutuhan tersebut

diharapkan sebagian besar akan dapat dipenuhi dari sumber

air tanah dengan pembuatan sumur bor. Untuk mendapatkan

hasil yang lebih baik, perencanaan pengembangan sumur

bor perlu ditunjang dengan pendugaan geolistrik terhadap

lokasi proyek.

b. Tujuan Penyelidikan

Penyelidikan pendugaan geolistrik bertujuan untuk

mengetahui keberadaan lapisan batuan yang berfungsi

sebagai akuifer, dimana hasil pendugaan geolistrik ini akan

memberikan gambaran tentang keadaan lapisan batuan

bawah permukaan tanah seperti ketebalan, kedalaman, serta

penyebaran lapisan batuan sehingga nantinya akan

membantu perencanaan lokasi dan kedalaman sumur bor.

c. Waktu dan Lokasi Penyelidikan

Pendugaan geolistrik di lokasi pada tanggal 08

Desember 2020 menghasilkan 2 (Dua) titik duga geolistrik di

lokasi PONPES DARUL HIKMAH, Desa Cipanas, Kecamatan

Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

19
d. Metoda Penyelidikan

Dalam melakukan interpretasi dan menganalisa

potensi Air Bawah Tanah daerah penyelidikan dengan cara

beberapa tahap, yaitu:

Tahap pertama :

Mengevaluasi peta geologi, peta hidrogeologi, peta

rupabumi serta mengidentifikasi kondisi airtanah baik dari

sumber mata air maupun dari sumur penduduk.

Tahap kedua :

Dengan melakukan praduga geolistrik metode resistivity

untuk mengetahui susunan formasi tanah yang mampu

menyimpan dan sebagai media pembawa air (akuifer).

Praduga geolistrik inilah yang menjadi studi yang tepat

dan akurat untuk mengetahui penyebaran airtanah dan

menentukan titik sumur bor dilokasi penyelidikan.

e. Peralatan yang digunakan

Adapun peralatan yang digunakan dalam

penyelidikan ini adalah sebagai berikut :

1. Peralatan geolistrik ABEM DC Terrameter-SAZ 2000

2. Elektroda arus yang terbuat dari logam atau stainless steel,


e lektroda potensial porous pot Cu-CuSO4
3. Kabel

4. Kamera digital

5. Alat komunikasi / Handy Talky

6. Kompas

7. GPS (koordinat)

20
8. Palu atau martil dan alat penunjang lainnya.

GL.1 S.

6°46'59.41”
E. 107°54'10.88” Elv. 446 m

GL.2 S. 6°46'58.69"
E. 107°54'10.08” Elv. 431 m

Gambar 1. Lokasi Pendugaan Geolistrik

21
f. UMUM

Secara umum terjadinya air tanah tergantung

kepada kondisi iklim, kondisi geologi dan kondisi

morfologi. Kondisi iklim besar pengaruhnya karena

merupakan sumber pemasok airtanah terhadap kondisi

geologi dan morfologi itu sendiri, karena kondisi geologi

dan kondisi morfologi merupakan wadah air bawah

tanah.

Siklus hidrologi merupakan proses pokok dalam

terjadinya airtanah yang meliputi air larian (run off),

curah hujan (evaporasi) dan penguapan keringat

(evapotransporasi). Kondisi geologi dan morfologi

(bentang alam) merupakan proses alamiah. Proses

alamiah ini memerlukan waktu cukup lama berkisar

antara ratusan sampai ribuan tahun.

Pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat cepat

dan perkembangan pembangunan diberbagai bidang

yang sangat pesat merupakan salah satu faktor yang

sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas

airtanah. Ini terlihat adanya ketidakseimbangannya

neraca air bawah tanah oleh karena pembangunan

perumahan, industri dan pembangunan jalan sehingga

berakibat semakin menyempitnya daerah resapan

airtanah. Curah hujan yang seharusnya berfungsi sebagai

pemasok air tanah resapan beralih fungsi menjadi air

larian (run off) yang mengakibatkan potensi air tanah

tersebut menjadi berkurang.


22
g. SIKLUS HIDROLOGI

Siklus hidrologi merupakan salah satu factor penting dalam proses

terjadinya air tanah, siklus hidrologi ini meliputi proses

evaporasi/evapotransporasi dan kondensasi.

Gambar 2. Siklus Hidrologi

Pada gambar tersebut di atas (Gambar 2. Siklus Hidrologi)

adalah gambaran proses terjadinya airtanah yang meliputi

proses Evaporasi, Evapotransporasi dan proses

Kondensasi. Proses Evaporasi dan Evapotransporasi

adalah proses penguapan air menjadikan partikel-partikel

uap yang mengisi udara. Sedangkan proses Kondensasi

adalah proses terjadinya perubahan uap yang mengisi

udara (awan) menjadi air hujan. Evaporasi adalah

penguapan yang berasal dari laut, sungai, danau dan

lahan atau areal basah. Evapotranporasi adalah proses

penguapan yang berasal dari tumbuhan. Kedua proses

23
tersebut pada ketinggian tertentu partikel-partikel ini akan

mengalami perubahan menjadi awan (Kondensasi) dan

terjadi hujan. Tidak semua air hujan ke bumi

akan mengalami Evaporasi (penguapan), tetapi sebagian

akan turun ke bumi sebagai air larian (run off) yang

akhirnya akan mengisi laut, sungai dan danau kemudian

terjadilah siklus hidrologi kembali.

Sebagian air hujan juga dihisap oleh tumbuh-tumhan

(evapotransporasi) dan sebagian lagi meresap (infiltrasi)

dan mengalir ke dalam tanah yang disebut air tanah.

Besarnya nilai infiltrasi tergantung pada intensitas

lamanya hujan, jenis tanah, jenis tanaman dan iklim.

Kelanjutan proses infiltasi menuju zona jenuh yang akan

menghasilkan kenaikan muka air tanah.(menambah

cadangan air bawah tanah setempat).

h. GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI

Geologi Daerah Penyelidikan

Secara vertikal maupun lateral, satuan batuan yang

menyusun daerah ini adalah:

Endapan volkanik takteruraikan: Campuran rempah

gununugapi lepas dan padu. Kelulusan rendah sampai

sedang.

24
Hidrogeologi

Bila dikaitkan dengan geologi regional maka

hidrogeologi atau muka air tanah daerah penyelidikan

berkaitan dengan kondisi batuan yang terbentuk di sekitar

daerah ini. Kondisi hidrogeologi, umumnya berkaitan erat

dengan sistem akuifer tertentu.

Hasil pengamatan hidrologi setempat, tampak jenis

batuan yang dapat bertindak sebagai akuifer (lapisan

pembawa air) yang produktif terutama dari jenis Tufa

pasir dan pasir tufa yang termasuk ke dalam sistem

akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir maupen

celahan. Akuifer produktif sedang dan penyebaran luas. (

Akuifer dengan keterusan sangat beragam; muka airtanah

umumnya dalam; permunculan mata air umumnya

beragam, umunya besar pada lava vesikuler mencapai

lebih dari 100 l/d, debit sumur umumnya kurang dari 5

l/d).

25
PETA HIDROGEOLOGI DAERAH
CIREBON DAN SEKITARNYA

Gambar 3. Peta Hidrogeologi Daerah Penyelidikan Dan Sekitarnya


Lokasi Penyelidikan

26
i. PENYELIDIKAN CARA TAHANAN JENIS

Dasar Teori

Penyelidikan geolistrik dilakukan atas dasar sifat fisika

batuan terhadap arus listrik, dimana setiap jenis batuan yang

berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda

pula. Hal ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur

batuan, kandungan elektrolit, kepadatan batuan, jumlah mineral

yang dikandungnya, porositas, permeabilitas dan lain

sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut di atas apabila arus listrik searah

(Direct Current) dialirkan ke dalam tanah melalui 2 (dua)

elektroda arus A dan B, maka akan timbul beda potensial antara

kedua elektroda arus tersebut. Beda potensial ini kemudian

diukur oleh pesawat penerima (receiver) dalam satuan miliVolt.

Dalam penyelidikan geolistrik ini telah digunakan susunan

elektroda dengan menggunakan susunan aturan Schlumberger

dimana kedua elektroda potensial MN selalu ditempatkan

diantara 2 buah elektroda arus (Gambar 3).

Gambar 3. Susunan elektroda menurut aturan


Schlumberger
27
Pada setiap pengukuran, elektroda arus AB selalu

dipindahkan sesuai dengan jarak yang telah ditentukan,

sedangkan elektroda potensial MN hanya bisa dipindahkan pada

jarak-jarak tertentu dengan syarat bahwa jarak MN/2

 1/5 jarak AB/2.

Oleh karena jarak elektroda selalu berubah pada setiap

pengukuran, maka Hukum Ohm yang digunakan sebagai dasar

setiap penyelidikan geolistrik dalam memperoleh harga tahanan

jenis semu harus dikalikan dengan faktor jaraknya (K-Factor).

Sehingga rumus untuk memperoleh harga tahanan jenis semu

dapat ditulis sebagai berikut :

a = .{(AB/2)2 - (MN/2)2}/MN. V/I

dapat ditulis juga


sebagai : V
a = K.
I

dimana :

a = Tahanan jenis semu

K = Konstanta faktor geometrik,

(K = .{ (AB/2)2 - (MN/2)2 }/MN)

V = Beda potensial yang diukur (volt)

I = Besar arus yang digunakan (Ampere)

AB = Jarak elektroda arus AB (meter)

28
MN = Jarak elektroda potensial MN (meter)

HASIL PENAFSIRAN DAN PEMBAHASAN

Tabel Korelasi Tahanan Jenis

BATUAN BEKU

BATUAN UBAHAN

LEMPUNG

SERPIH LUNAK

SERPIH KERAS

PASIR

BATUPASIR

GAMPING POROS

GAMPING PADAT

Skala tahanan jenis 1 10 100 1.000 10.000 100.000


(ohm-meter)

Penampang Tegak Tahanan Jenis

Dari hasil interpretasi pendugaan geolistrik dan telah

dikorelasikan dengan data geologi dan hidrogeologi setempat, di daerah

penyelidikan pendugaan geolistrik ini bertahanan jenis antara 0.00 –

100.00 Ohm-meter. Dan dari kisaran harga tahanan jenis tersebut

secara umum dapat dikelompokkan dengan berdasarkan perbedaan

kontras harga tahanan jenisnya, yaitu :

Tahanan Jenis Perkiraan Litologi Perkiraan


Hidrogeologi
< 20 Lempung tufa Akuifer
20 – 40 Pasir tufa Tufa Akuifer
40 – 60 pasir Tufa
60 - 80 Tufa breksi
> 80

29
Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai keadaan lapisan

batuan dibawah tanah secara vertikal, maka dapat dibuat gambar

penampang tegak tahanan jenis masing-masing titik duga geolistrik.

GL.1 GL.2
0 25
0
37

45 10
10 46
66
20 61 20
27
30 30
36
40 40

50 50

60 82 60

70 75 70

80 80

90 90
26
100 100

110 110
26

120 120

130 130

140 140
10
150 150

:Keterangan

Tanah penutup

Lempung tufa Pasir

tufa

Tufa pasir

Tufa

Tufa breksi

Gambar 4. Penampang Tegak Tahanan Jenis

30
Tabel Hasil Penafsiran dan korelasi antara geologi, hidrogeologi dan
pendugaan geolistrik di lokasi penyelidikan.

Hasil Penafsiran
Titik Perkiraan Perkiraan
Lapisan Tahanan
Duga Kedalaman Litologi Hidrogeologi
Jenis
1 0.00  3.40 36.74 Tanah penutup
2 3.40  14.32 45.61 Tufa pasir ATB
3 14.32  19.24 60.64 Tufa pasir
GL.1 4 19.24  41.54 35.61 Pasir tufa Akuifer
5 41.54  90.62 75.46 Tufa breksi
6 90.62  120.34 25.69 Pasir tufa Akuifer
7 120.34   10.34 Lempung tufa
1 0.00  4.10 24.62 Tanah penutup
2 4.10  11.62 45.42 Tufa pasir ATB
3 11.62  14.32 65.62 Tufa pasir
GL.2 4 14.32  38.74 26.60 Pasir tufa Akuifer
5 38.74  80.24 82.46 Tufa breksi
6 80.24  110.55 25.65 Pasir tufa Akuifer
7 110.55   8.42 Lempung tufa

31
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penafsiran dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan hal-

hal sebagai berikut :

1. Pendugaan geolistrik telah dapat memberikan gambaran tentang keadaan lapisan batuan

baik vertikal maupun lateral.

2. Kondisi hidrogeologi di daerah penyelidikan, termasuk dalam sistem akuifer dengan aliran

melalui ruang antar butir dengan keterdapatannya terdapat daerah Akuifer produktif.

3. Dari hasil penyelidikan pendugaan geolistrik, dapat diketahui lapisan akuifer, yaitu :

Titik Duga GL.1 GL.2

19.24-41.54 14.32-38.77
Kedalaman (m) 90.62-120.34 80.24-110.55

Tebal (m) 52.02 54.76

Saran-saran

1. Penyediaan air bersih di lokasi penyelidikan yang diharapkan bisa diambil dari air tanah dalam

dengan memakai cara pemboran dapat dilaksanakan dan disarankan pada titik duga GL.2

(Skala prioritas), dan GL. 1 dengan kedalaman pemboran  120 meter.

2. Setelah pemboran selesai, disarankan untuk melakukan penyelidikan penampang sumur bor

(well logging) agar dapat menentukan letak saringan pada akuifer yang akan disadap.

32
4.2. Bantuan Sarana Kegiatan Pengadaan Peternakan Ayam Petelur

PENDAHULUAN

Pembangunan fisik penujang keahlian adalah salah satu sarana penunjang


yang sangat menentukan. keberhasilan suatu usaha pendidikan dan pengajaran,
tanpa fisik bangunan penunjang yang representatif, tugas dari agama dan
pemerintah berupa pendidikan dan pengajaran ummat jauh untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik baiknya.
Pendidikan Pondok Pesantren Darul Hikmah Desa Tanjungmekar Kecamatan
Tanjungkerta Kabupaten Sumedang adalah salah satu yang mengemban tugas dan
misi suci menjalankan perintah agama dan pemerintah yaitu meningkatkan sumber
daya manusia melalui jalur pendidikan, baik formal maupun nonformal.
Untuk menjalankan tugas dan misinya tersebut sudah barang tentu memikul
tanggung jawab mempersiapkan dan menyediakan sarana pendidikan dan
pengajaran diantaranya sarana penjunjang keahlian Putra Pondok Pesantren Darul
Hikmah.
Dari berbagai sarana pendidikan dan pengajaran yang belum ada adalah
sarana penujang keahlian yang diharapkan dapat menjadi bekal setelah lulus dari
pondok pesantren juga dapat membantu kebutuhan pondok pesantren dalam hal
makanan para santri,

DASAR HUKUM

Sebagai kaum beragama dalam hal ini Agama Islam sudah barang tentu
Alqur’an dan As Sunnah menjadi dasar hukum dalam melakukan segala aktivitas
baik, termasuk aktivitas baik adalah mengembangkan pendidikan dan pengajaran
serta menyediakan sarana yang berkaitan dengannya.
Sebagai warga negara Indonesia tentu saja Pancasila, UUD ’45 dan Undang
undang lainya seperti UUNo.5 Tahun 1961 tentang pengumpulan dan atau barang
sudah menjadi dasar hukum pembangunan ini.

33
MAKSUD DAN TUJUAN

 Melaksanakan perintah Agama dan Pemerintah dalam hal pembinaan


sumber daya manusia melalui jalur pendidikan dan pengajaran.

 Meningkatkan pelayanan dan pengabdian kepada ummat khususnya para


siswa siswi santri Pondok Pesantren Darul Hikmah yang berada di Yayasan
Pendidikan Islam Darul Hikmah, antara lain dengan menyediakan sarana
pendidikan dan pengajaran yang representatif, untuk suatu hasil yang baik.

 Menyalurkan zakat infaq, dan shodaqoh kaum muslimin yang ditujukan


bagi sarana pendidikan agama.

NAMA KEGIATAN

Proyek ini bernama Pembangunan Sarana penunjang pendidikan, yaitu


pembuatan bangunan ternak ayam petelur pada Pondok Pesantren Darul Hikmah
Desa Tanjungmekar Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang.

RENCANA ANGGARAN BIAYA

Sebagaimana yang telah disampaikan pada Pendahuluan, bahwa masalah yang


ada di Pondok Pesantren Darul Hikmah Desa Tanjungmekar Kecamatan
Tanjungkerta Kabupaten Sumedang adalah sarana dan prasarana untuk proses
pembelajaran para santri. Sedangkan untuk kegiatan penunjang keterampilan dan
kebutuhan para santri belum ada, oleh karena itu kami mengusulkan pengadaan
kegiatan peternakan. Sehingga diharapkan dapat mendukung proses pembelajaran
para santri berjalan secara optimal.

Secara keseluruhan biaya yang dibutuhkan mengacu pada Standard Harga yang
dikeluarkan oleh rekanan pembuat bangunan.

Untuk pembuatan kandang dan pengadaan ayam petelur terdiri dari:

1. Pembangunan Kandang Rp 187.3000.000,- (gambar kandang dan

RAB terlampir)
2. Pengadaan ayam 1000 ekor a Rp 125,000,- = Rp 125,000.000,-

34
3. Penyediaan pakan ayam untuk 2 bulan

1 ekor ayam membutuhkan pakan 120 gram untuk 1000 ekor dibutuhkan pakan
sebanyak 120 kg. Dalam sehari membutuhkan biaya sebesar 120 kg x Rp 8.000 = Rp
960.000,- untuk 1000 ekor ayam.

Untuk modal awal perlu menyediakan pakan untuk dua bulan karena ayam
petelur yang baru masuk kandang, nggak bakal bisa langsung bertelur. Paling tidak

Kebutuhkan dua bulan biaya pakan untuk 2 bulan adalah 60 hari x Rp 960.000.
= Rp 57.600.000,-

Jumlah untuk budidaya ternak ayam petelur Rp 369.900.000,-

35
Lampiran 2 : RENCANA ANGGARAN BIAYA PELATIHAN DAN PROGRAM BANTUAN

1. RAB PELATIHAN BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK


HARGA
NO URAIAN VOL SATUAN SATUAN JUMLAH
A BIAYA PRAKTEK

1 Pipa PVC 3 in 16 Lente 99500 1,592,000

2 Pipa PVC 3/4 in 4 Lente 40000 160,000

3 Dop paralon 3 in 32 unit 15000 480,000

4 knee 3/4 in 160 m2 5000 800,000

5 lem pvc kaleng 2 kaleng 60000 120,000

6 Atap gelombang transparan 180 x 80 cm 12 lembar 70000 840,000

7 tandon 100 L 4 unit 120000 480,000

8 netpot 300 unit 2000 600,000

9 Baja ringan C 0,65 8 lente 97000 776,000

10 reng baja ringan 0,45 8 lente 50000 400,000

11 meteran 4 unit 25000 100,000

12 Bor 1 unit 250000 250,000

13 slepan modern 1 unit 260000 260,000

14 cutting 5 unit 7000 35,000

15 holesaw 1 set 50000 50,000

16 TDS meter DIGITAL 4 unit 120000 480,000

17 PH meter 4 unit 50000 200,000

18 Gelas ukur pelastik 250 ml 4 unit 20000 80,000

19 Gelas ukur pelastik 500 ml 4 unit 30000 120,000

20 Gelas ukur pelastik 1000 ml 4 unit 50000 200,000

21 Baki semai 32 x24 x 3 cm 20 unit 12000 240,000

22 Ember 10 L 4 unit 35000 140,000

23 Gayung 4 unit 15000 60,000

24 Jiligen 5 L 8 unit 35000 280,000

36
25 handsprayer 2 L 4 unit 120000 480,000

26 mata gergaji besi 4 unit 20000 80,000

27 penggaris besi 4 unit 20000 80,000

28 Rockwol 3 slap 100000 300,000

29 Benih kangkung 1 kg 75000 75,000

30 Benih pakcoy 2 pack 40000 80,000

31 Benih selada keriting hijau 2 pack 30000 60,000

32 Benih selada keriting merah 2 pack 40000 80,000

33 Benih bayam 2 pack 20000 40,000

34 Pestisida 2 botol 210000 420,000

35 Nutrisi AB Mix 5 liter pekatan 20 paket 120000 2,400,000

36 pompa mini 2 m 4 unit 200000 800,000

37 kabel 50 m 5000 250,000

38 stop kontak listrik 4 unit 20000 80,000

JUMLAH 13,968,000

B BIAYA KESEKETARIATAN

1 Tenaga keseketaraiatan 2 orang 750000 1,500,000

2 Ketua pelaksana 1 orang 1000000 1,000,000

3 Beban ATK dan Dokumentasi 1 paket 1000000 1,000,000

4 Transportasi dan akomodasi 10 Trip 200000 2,000,000

5 Biaya rapat 5 kali 300000 1,500,000

6 Pelaporan 1 paket 500000 500,000

JUMLAH 7,500,000

C BIAYA KEPESERTAAN

1 Makan dan minum (20 orang, @Rp. 35.000,00) 7 Hari 700000 4,900,000

2 ATK 20 orang 100000 2,000,000

3 Snack (20 orang, @10000 x 2 kali) 7 hari 400000 2,800,000


4 modul 20 eks 100000
37
2,000,000

5 sarung tangan kain 20 set 5000 100,000

6 sarung tangan karet 1 box 50000 50,000

7 sepatu boots 20 set 110000 2,200,000

8 masker 1 box 30000 30,000

JUMLAH 14,080,000

D BIAYA INSTRUKTUR

1 Honor Instruktur 58 JPL 200000 11,600,000

2 Akomodasi dan transportasi 7 hari 350,000 2,450,000

JUMLAH 14,050,000

JUMLAH TOTAL (A+B+C+D) 49,598,000

38
2. RAB PELATIHAN BUDIDAYA PETERNAKAN AYAM PETELUR

Durasi Unit Harga


No Deskripsi Vol Unit Satuan Total Harga
Modul
2 Pembuatan Modul
1 Modul
Pakan 5000000 IDR 5.000.000
3 Pembuatan Modul
Manajemen 1 Modul
Pemeliharaan 5000000 IDR 5.000.000
4 Pembuatan Modul
Manajemen Kesehatan 1 Modul
Ternak 5000000 IDR 5.000.000
5 Pembuatan Modul
1 Modul
Pemasaran 5000000 IDR 5.000.000
6 Pembuatan Modul
Penanganan,
pengawetan 1 Modul
dan pengolahan pasca
panen 5000000 IDR 5.000.000
7 Pembuatan Modul
1 Modul
Pengolahan Limbah 5000000 IDR 5.000.000

Pemateri
1 Manjemen
2 JP
Pemeliharaan 900000 IDR 1.800.000
2 Pakan 2 JP 900000 IDR 1.800.000
3 Manajemen Penyakit 2 JP 900000 IDR 1.800.000
4 Pemasaran 2 JP 900000 IDR 1.800.000
5 Penanganan,
pengawetan dan
2 JP
pengolahan pasca
panen 900000 IDR 1.800.000
6 Pengolahan Limbah 2 JP 900000 IDR 1.800.000

Monitoring
1 6 ming
2 orang
Transportasi gu 500000 IDR 3.000.000
2 6 ming
2 orang
SPPD gu 430000 IDR 5.160.000
Total IDR 48.160.000

39
3. RAB PELATIHAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR

No Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah

A. BIAYA PRAKTEK USAHA


1 Sarung tangan latex panjang (K3) 20 pasang Rp 25,000 Rp 500,000
2 Sarung tangan kain karet pendek (K3) 20 pasang Rp 15,000 Rp 300,000
3 Sepatu boots (K3) 20 set Rp 110,000 Rp 2,200,000

4 Kapur tani/dolomit/tohor 5 karung Rp 100,000 Rp 500,000


5 Pipa paralon 4 inchi Rp 198,000 Rp 792,000
6 Knee L 4 inchi Rp 20,000 Rp 80,000
7 Knee T 4 inchi Rp 20,000 Rp 80,000
8 pupuk kandang 12 karung Rp 20,000 Rp 240,000
9 Pupuk NPK mutiara 10 kg Rp 20,000 Rp 200,000
10 Pupuk urea 10 kg Rp 20,000 Rp 200,000
11 arrivo 3 kaleng Rp 65,000 Rp 195,000
12 waring saringan pemasukan air 3 unit Rp 150,000 Rp 450,000
13 dop pipa 4 pcs Rp 15,000 Rp 60,000
14 waring pagar kolam 5 roll Rp 350,000 Rp 1,750,000
15 pH meter digital 1 unit Rp 500,000 Rp 500,000
16 termometer digital air 1 unit Rp 200,000 Rp 200,000
17 pompa air bensin 1 unit Rp 4,600,000 Rp 4,600,000
18 cangkul 7 set Rp 100,000 Rp 700,000
19 pengeruk lumpur 3 set Rp 200,000 Rp 600,000
20 probiotik pengurai 10 botol Rp 50,000 Rp 500,000
21 waring ikan karantina 2 unit Rp 500,000 Rp 1,000,000
22 seser/lambit halus 10 pcs Rp 50,000 Rp 500,000
23 benih ikan nila 2500 ekor Rp 1,000 Rp 2,500,000
24 desinfektan anti jamur ikan 6 botol Rp 35,000 Rp 210,000
25 tong angkut ikan anti pecah 2 unit Rp 200,000 Rp 400,000
26 timbangan pakan 1 unit Rp 500,000 Rp 500,000
27 gayung 2 unit Rp 20,000 Rp 40,000
28 pakan ikan nila 16 sak Rp 420,000 Rp 6,720,000
29 vitamin premix ikan 1 pak Rp 200,000 Rp 200,000
30 sirib ikan 2 set Rp 75,000 Rp 150,000
31 Desinfektan PK 1 bungkus Rp 150,000 Rp 150,000
32 OTC 1 bungkus Rp 200,000 Rp 200,000
33 timbangan digital kecil 1 unit Rp 200,000 Rp 200,000
34 mistar ukur stainless 1 unit Rp 50,000 Rp 50,000
35 plastik kemasan ikan hidup 1 roll Rp 250,000 Rp 250,000
36 tabung oksigen 6 m3 2 unit Rp 2,250,000 Rp 4,500,000
37 regulator tabung oksigen 1 set Rp 250,000 Rp 250,000
38 selang gas oksigen 2 meter Rp 35,000 Rp 70,000
39 karet kemasan 2 meter Rp 50,000 Rp 100,000
40 garam krosok 10 pak Rp 5,000 Rp 50,000

40
41 pompa celup 1 unit Rp 2,500,000 Rp 2,500,000

42 Terminal listrik 1 set Rp 150,000 Rp 150,000


Subtotal (A) Rp 35,337,000

B. BIAYA KESEKRETARIATAN
1 Tenaga keseketaraiatan 2 orang Rp 750,000 Rp 1,500,000
2 Ketua pelaksana 1 orang Rp 1,000,000 Rp 1,000,000
3 Beban ATK dan Dokumentasi 1 paket Rp 1,000,000 Rp 1,000,000
4 Transportasi dan akomodasi 10 Trip Rp 200,000 Rp 2,000,000
5 Biaya rapat 5 kali Rp 300,000 Rp 1,500,000
6 Pelaporan 1 paket Rp 500,000 Rp 500,000
Subtotal (B) Rp 7,500,000

C. BIAYA KEPESERTAAN
Makan dan minum (20 orang, @Rp.
1 35.000,00) 7 Hari Rp 700,000 Rp 4,900,000
2 ATK 20 orang Rp 100,000 Rp 2,000,000
3 Snack (20 orang, @10000 x 2 kali) 7 hari Rp 400,000 Rp 2,800,000
4 modul 20 eks Rp 100,000 Rp 2,000,000
5 sarung tangan kain 20 set Rp 5,000 Rp 100,000
6 sarung tangan karet 1 box Rp 50,000 Rp 50,000
7 masker 1 box Rp 30,000 Rp 30,000
Subtotal (C) Rp 11,880,000

D. BIAYA INSTRUKTUR
Honor Instruktur 58 JPL Rp 200,000 Rp 11,600,000
Akomodasi dan transportasi 7 hari Rp 350,000 Rp 2,450,000
Subtotal (D) Rp 14,050,000

TOTAL (A+B+C+D) Rp 68,767,000

41
4. RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) KANDANG AYAM

PEKERJAAN : Kandang Ayam


LOKASI : Sumedang
TAHUN ANGGARAN : 2022

Harga Satuan Jumlah


No. Uraian Pekerjaan SAT Volume Kode
( Rp. ) ( Rp. )
1 2 3 4 5 6 7=4X6

A PEKERJAAN PERSIAPAN
A.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lapangan dan Perataan m2 120.00 A. 2.2.1.9. 28,213.46 3,385,615.20
2 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank m1 47.00 A. 2.2.1.4. 84,832.11 3,987,109.17
3 Papan nama proyek (digital printing) bh 1.00 500,000.00 500,000.00
4 Pek. Pagar sementara seng gelombang tinggi 2 m m1 31.00 A. 2.2.1.2 465,442.01 14,428,702.31

JUMLAH 22,301,426.68

Jumlah Pekerjaan Persiapan 22,301,426.68

B PEKERJAAN STRUKTUR KANDANG AYAM


I PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
1 Pek. Galian tanah m3 1.08 A.2.3.1.1. 138,566.45 149,651.77
2 Pek. Pembuangan tanah ex. Galian m3 1.08 A.2.3.1.8. 60,760.57 65,621.41
3 Pek. Urugan pasir urug, t. 100 mm m3 0.54 A.2.3.1.11. 451,426.58 243,770.35
4 Pek. Lantai kerja beton B0, t. 50 mm m3 0.27 A.4.1.1.1. 1,106,165.72 298,664.74
5 Pek. Pondasi Pelat 60x60 cm
- Beton Mutu f’c = 21,7 Mpa (K250) m3 1.08 A.4.1.1.8. 1,301,048.04 1,405,131.88
- Besi beton kg 158.41 A 4.1.1.17. 20,367.22 3,226,439.60
- Bekisting pas. bata merah t. 1/2 bata 1:5 m2 3.00 A.4.4.1.10 203,756.85 611,270.55

II PEKERJAAN STRUKTUR ATAS


1 Pek. Kolom Beton 20x20 cm
- Beton Mutu f’c = 21,7 Mpa (K250) m3 0.78 A.4.1.1.8. 1,301,048.04 1,014,817.47
- Besi beton kg 79.96 A 4.1.1.17. 20,367.22 1,628,513.48
- Bekisting kolom (2x pemakaian) m2 15.60 A.4.1.1.20.a. 201,162.86 3,138,140.66

2 Pek. Balok Beton uk. 20x20 cm


- Beton Mutu f’c = 21,7 Mpa (K250) m3 1.80 A.4.1.1.8. 1,301,048.04 2,341,886.47
- Besi beton kg 200.87 A 4.1.1.17. 20,367.22 4,091,112.75
- Bekisting balok (2x pemakaian) m2 27.00 A.4.1.1.21.a. 204,108.11 5,510,919.05

3 Pek. Balok Jalan Kayu 8/12


- Balok Kayu 8/12 m3 0.58 2,200,000.00 1,284,096.00
- Angkur 12 bh 20.00 23,500.00 470,000.00

4 Pek. Papan Kayu 3 cm


- Papan Kayu m3 0.68 2,400,000.00 1,641,600.00
- Baut M - 12 bh 20.00 10,700.00 214,000.00

5 Pek. Kolom Lip Channel


- Lip Chanel (CNP 100x50x20x2.3) kg 183.00 A.4.2.1.d. 31,137.70 5,698,199.10
- Angkur 12 bh 30.00 23,500.00 705,000.00
- Pengecatan Besi m2 9.00 A.4.7.1.a. 44,480.28 400,322.54

6 Pek. Rangka Batere Besi Siku 40.40.4


- Besi Siku 40x40x4 kg 311.15 A.4.2.1.f. 24,085.27 7,494,031.41
- Pengelasan cm 165.00 A.4.2.1.5. 9,560.10 1,577,417.23
- Pengecatan Besi m2 10.30 A.4.7.1.a. 44,480.28 458,146.90

7 Pek. Kandang Batere m1 90.60 112,466.67 10,189,480.00


- Ongsos kirim 1.00 1,000,000.00 1,000,000.00

42
Harga Satuan Jumlah
No. Uraian Pekerjaan SAT Volume Kode
( Rp. ) ( Rp. )
1 2 3 4 5 6 7=4X6

III PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA


1 Pek. Galian tanah m3 0.14 A.2.3.1.1. 138,566.45 19,953.57
2 Pek. Pembuangan tanah ex. Galian m3 0.14 A.2.3.1.8. 60,760.57 8,749.52
3 Pek. Urugan pasir urug, t. 100 mm m3 14.07 A.2.3.1.11. 451,426.58 6,352,474.83
4 Pek. Lantai kerja beton B0, t. 50 mm m3 0.04 A.4.1.1.1. 1,106,165.72 39,821.97
5 Pek. Pondasi tangga
- Beton Mutu f’c = 21,7 Mpa (K250) m3 0.14 A.4.1.1.8. 1,301,048.04 187,350.92
- Besi beton kg 21.12 A 4.1.1.17. 20,367.22 430,191.95
- Bekisting pas. bata merah t. 1/2 bata 1:5 m2 0.40 A.4.4.1.10 203,756.85 81,502.74

6 Pek. Tangga
- Besi Hollow 40x40x2.8 m1 21.60 26,100.00 563,760.00
- Pelat Besi 4mm kg 176.66 A.4.2.1.g. 31,246.27 5,520,057.30
- Pengelasan cm 54.00 A.4.2.1.5. 9,560.10 516,245.64

IV PEKERJAAN STRUKTUR ATAP


1 Pek. Ring Balok Lip Channel 2 x 10.50.20
- Lip Chanel (CNP 100x50x20x2.3) kg 315.17 A.4.2.1.d. 31,137.70 9,813,565.12
- Pengelasan cm 45.00 A.4.2.1.5. 9,560.10 430,204.70
- Pengecatan Besi m2 12.80 A.4.7.1.a. 44,480.28 569,347.61

2 Pek. Rangka Atap Baja Ringan c.75 + Atap Metal m2 222.72 A.4.5.2.e. 230,000.00 51,225,600.00

JUMLAH 130,617,059.21

C PEKERJAAN STRUKTUR TANDON AIR


I PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
1 Pek. Galian tanah m3 0.02 A.2.3.1.1. 138,566.45 2,494.20
2 Pek. Pembuangan tanah ex. Galian m3 0.02 A.2.3.1.8. 60,760.57 1,093.69
3 Pek. Urugan pasir urug, t. 100 mm m3 14.01 A.2.3.1.11. 451,426.58 6,324,034.96
4 Pek. Lantai kerja beton B0, t. 50 mm m3 0.00 A.4.1.1.1. 1,106,165.72 4,977.75
5 Pek. Pondasi Pelat 60x60 cm
- Beton ready-mix K 250 m3 0.02 A.4.1.1.8. 1,301,048.04 23,418.86
- Besi beton kg 4.59 A 4.1.1.17. 20,367.22 93,499.90
- Bekisting pas. bata merah t. 1/2 bata 1:5 m2 0.08 A.4.4.1.10 203,756.85 16,300.55

6 Pek. Kolom Pedestal


- Beton ready-mix K 250 m3 0.16 A.4.1.1.8. 1,301,048.04 208,167.69
- Besi beton kg 17.97 A 4.1.1.17. 20,367.22 365,899.21
- Bekisting kolom m2 3.20 A.4.1.1.20.a. 201,162.86 643,721.16

II PEKERJAAN STRUKTUR ATAS


1 Pek. CNP 100x50x20x2.3
- Lip Chanel (CNP 100x50x20x2.3) kg 19.52 A.4.2.1.d. 31,137.70 607,807.90
- Pengelasan cm 96.00 A.4.2.1.5. 9,560.10 917,770.02
- Pengecatan Besi m2 0.96 A.4.7.1.a. 44,480.28 42,701.07

2 Pek. Besi Siku 50x50x5


- Besi Siku 50x50x5 kg 46.50 A.4.2.1.fa. 25,124.77 1,168,301.81
- Pengelasan cm 96.00 A.4.2.1.5. 9,560.10 917,770.02
- Pengecatan Besi m2 1.24 A.4.7.1.a. 44,480.28 55,155.55

3 Pek. Besi Siku 40x40x4


- Besi Siku 40x40x4 kg 42.05 A.4.2.1.f. 24,085.27 1,012,785.60
- Pengelasan cm 96.00 A.4.2.1.5. 9,560.10 917,770.02
- Pengecatan Besi m2 1.39 A.4.7.1.a. 44,480.28 61,916.55

4 Pek. Pelat
- Pelat 8mm kg 40.27 A.4.2.1.ga. 32,401.27 1,304,760.26
- Pengelasan cm 75.00 A.4.2.1.5. 9,560.10 717,007.83

43
Harga Satuan Jumlah
No. Uraian SAT Volume Kode
Pekerjaan ( Rp. ) ( Rp. )
1 2 3 4 5 6 7=4X6
- Pengecatan Besi m2 1.28 A.4.7.1.a. 44,480.28 56,934.76

5 Pek. Railing m2 0.70 500,000.00 352,000.00

JUMLAH 15,816,289.37

Jumlah Pekerjaan Struktur Kandang Ayam 146,433,348.58

Total Pekerjaan 168,734,775.26


PPn 11% 18,560,825.28
Total 187,295,600.54
Dibulatkan 187,300,000.00
Terbilang : Seratus Delapan Puluh Tujuh Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah

KESIMPULAN ANGGARAN BIAYA PETERNAKAN AYAM PETELUR

NO URAIAN VOL BIAYA JUMLAH

1 Pembangunan Kandang Borongan Rp. 187.3000.000,-


pihak ke-3

2 Pengadaan ayam 1000 Rp 125,000 Rp. 125,000.000,-

3 Penyediaan pakan 60 hari Rp 960.000 Rp. 57.600.000,-


ayam

JUMLAH Rp 369.900.000,-

44
5. RAB BANTUAN INFRASTRUKTUR PENGEBORAN DAN PENYALURAN
AIR BERSIH

45
46
47
48
Lampiran 3 : ASPEK LEGAL LEMBAGA PEMOHON

1. Akta notaris

49
2. Piagam Kemenkumham

50
3. Izin Operasional

51

Anda mungkin juga menyukai