Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGANTAR ILMU PERTANIAN

Dosen Mata Kuliah :

Asep Samsul Mustopa, S.P. , M.P.

Disusun oleh :

Raihan Maulana Zulfikar

4122120110020

Agroteknologi 1

PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS WINAYA MUKTI

ANGKATAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji sukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena rahmat, karunia,
taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hubungan
penduduk dengan pertanian, pembangunan pertanian dan permasalahan-permasalahan
pertanian”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian.

Semoga makalah ini dapat dipahami dan dimengerti bagi para pembacanya.
Sebelumnya saya minta maaf apabila dalam menyusun makalah ini banyak kesalah kata-kata
yang kurang berkenan. Untuk itu saya berharap adanya kritik saran dan usulan demi perbaikan
untuk makalah selanjutnya.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat maupun menginspirasi
terhadap pembaca.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bandung, 26 Mei 2021

Raihan Maulana Zulfikar

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

I. Latar Belakang 4

II. Rumusan Masalah 5

III. Tujuan Penelitian 5

BAB II HUBUNGAN PENDUDUK DENGAN PERTANIAN 6

A. Pertumbuhan Penduduk 6

B. Penyediaan Pangan Untuk Memenuhi Pertumbuhan Penduduk 6

BAB III PEMBANGUNAN PERTANIAN 8

A. Pengertian Pembangunan Pertanian 8

B. Tujuan Pembangunan Pertanian 9

C. Faktor-Faktor Pembangunan Pertanian 9

BAB IV PERMASALAHAN-PERMASALAHAN PERTANIAN 11

A. Kepemilikan Lahan Pertanian 11

3
B. Modal Petani 11

C. Teknologi di Bidang Pertanian 12

BAB V PENUTUPAN 14

A. Kesimpulan 14

DAFTAR PUSTAKA 15

4
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya. Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang
melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikroba) untuk
kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan
tanaman.
Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang
paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Para ahli
prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000
tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah, yang
meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah
Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya
budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum kuno seperti emmer) dan polong-
polongan di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir
di era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi
mulainya pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan
batu muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk
kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap
dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan.
Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, baik di darat maupun
perairan. Disebut negara agratis, karena sebagian besar penduduk di Indonesia bekerja di

5
sektor pertanian. Dengan dukungan lahan dan tanah yang subur, sektor pertanian di Indonesia
terhitung sangat menjanjikan.
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara penduduk dengan pertanian
2. Bagaimana pembangunan pertanian di Indonesia
3. Apa saja permasalahan-permasalahan sektor pertanian di Indonesia
III. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan bagaimana hubungan antara penduduk dengan pertanian
2. Menjelaskan bagaimana pembangunan pertanian di Indonesia
3. Untuk mengetahui apa saja permasalahan-permasalahan sektor pertanian di
Indonesia

6
BAB II
HUBUNGAN PENDUDUK DENGAN PERTANIAN
A. Pertumbuhan Penduduk
Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia bertambah sekitar 3,7 hingga 4 juta jiwa.
Hal ini tentunya setelah memperhitungkan angka kematian kasar per tahun. Jelas, tambahan
penduduk kita besar, yang berarti setiap tahun akan muncul tambahan kebutuhan hidup
penduduk yang semakin besar pula.
Kalau tahun 1980-an, kita sangat membutuhkan vaksin, pendidikan dasar yang sangat
besar. Pada 2014 pola kebutuhan penduduk lebih banyak untuk pendidikan tinggi, mobilitas
tinggi yang membutuhkan energi besar, lapangan pekerjaan, dan sebagainya. Oleh karenanya,
struktur penduduk umur yang berbeda harus direspons dengan kebijakan pembangunan yang
berbeda pula karena ada perbedaan kebutuhan penduduk.
Jika pemerintah hanya memperhatikan jumlah penduduk tanpa memperhitungkan
struktur umur penduduk, risikonya bisa salah arah kebijakan pembangunan. Pembangunan
menjadi tidak efektif karena tidak disesuaikan dengan situasi kependudukan. Target
pembangunan bisa sulit tercapai.
Meskipun jumlah penduduk katakanlah tetap, perubahan struktur dan median umur penduduk
menciptakan perubahan pola dan jumlah kebutuhan pangan penduduk. Selain perubahan struktur umur
penduduk, pendidikan dan pendapatan penduduk yang lebih tinggi menciptakan variasi kebutuhan
pangan penduduk yang juga lebih tinggi. Peningkatan kebutuhan bukan hanya dalam segi kuantitas,
melainkan kualitas pangan.
B. Penyediaan Pangan Untuk Memenuhi Pertumbuhan Penduduk
Di satu sisi, kita butuh peningkatan produksi pangan nasional dengan tuntutan kualitas pangan
yang lebih baik. Namun, di sisi lain, konversi lahan pertanian menjadi nonpertanian juga meningkat
dengan cepat karena kebutuhan lahan untuk perumahan dan aktivitas ekonomi nonpertanian. Sudah
pasti, jumlah penduduk yang semakin besar membutuhkan ketersediaan lahan untuk tempat tinggal
dalam jumlah yang besar pula. Belum lagi pengembangan bioenergi yang menghasilkan persaingan
antara penggunaan lahan untuk kebutuhan pangan dan energi.

7
Selain konversi dari lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian dalam penyediaan
pangan juga terdapat beberapa kendala lain diantaranya :
 Dampak Perubahan Iklim Global
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, perubahan iklim global secara ekstrem cukup
terasa di Indonesia. Misalnya, pola dan intensitas curah hujan yang berbeda dari sebelumnya,
kenaikan temperatur udara, banjir dan kekeringan yang sering terjadi, intesitas serangan hama,
hingga penyakit yang semakin tinggi. Contoh masalah iklim tersebut bisa berdampak pada
penurunan produktivitas tanaman pangan. Agar tanaman pangan tidak terganggu, maka
diperlukan penyesuaian, seperti penyesuaian waktu tanam, pola tanam, serta penggunaan
varietas yang lebih tahan terhadap perubahan iklim.
 Pertanian Indonesia Masih Didominasi Usaha Tani Skala Kecil
Memang sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencarian sebagai petani. Akan
tetapi, bukan usaha tani skala besar yang mendominasi, melainkan usaha tani skala kecil. Petani
skala kecil seringkali dihadapkan pada masalah klasik seperti keterbatasan akses terhadap pasar,
permodalan, serta informasi dan teknologi. Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi, akan
terasa berat bagi Indonesia dalam penyedian pangan.
Dalam upaya peningkatan produksi pangan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri
(Kadin) Indonesia Bidang Agribisnis, Pangan, dan Kehutanan Franky Widjaja mengemukakan, dalam
peningkatan produksi pangan memerlukan bibit tanaman pangan yang unggul dan berproduksi tinggi.
Namun, kondisi perbibitan dan perbenihan komoditas pangan saat ini masih belum terkoordinasikan
dengan baik.
Franky mengemukakan bibit dan benih yang beredar sangat beragam, banyak yang belum
terstandardisasi dan tak konstan tersedia di pasaran. Bibit dan benih bersertifikat yang masih sangat
terbatas berakibat pada harga yang cukup mahal dan banyaknya impor bibit untuk memenuhi
kekurangan pasokan. Dalam menangangi hal tersebut, pemerintah perlu mengeluarkan payung
kebijakan yang mengatur tentang perbibitan dan perbenihan komoditas pangan secara nasional agar
dapat terkoordinasi mulai dari pengadaan, pendistribusian, penyimpanan hingga cara menanamnya.
Pemerintah juga dirasa perlu menumbuhkembangkan industri pembibitan dan perbenihan dengan
memberikan insentif khusus.

8
BAB III
PEMBANGUNAN PERTANIAN

A. Pengertian Pembangunan Pertanian

Pembangunan Pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk selau menambah
produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan
produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk
memperbesar turut campur tangannya manusia di dalam perkembangan tumbuh-tumbuhan.
Dalam pembangunan nasional, sejak awal orde lama dan terutama sejak orde baru dan sampai
saat ini di era reformasi,pembangunan di Indonesia selalu menitik beratkan kepada
pembangunan ekonomi,sebagai upaya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Dengan pendekatan konvensional,kosekuensi logis yang terjadi
adalah bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi tersebut telah berdampak negatif terhadap
lingkungan. Kepedulian Indonesia terhadap masalah lingkungan juga tercermin dari komitmen
Indonesia untuk ikut melaksanakan beberapa pertemuan dan agenda Internasional berkaitan
dengan penyelamatan lingkungan seperti halnya Agenda 21, Rio de Janeiro dan KTTBumi 10,
Johannesburg. Namun demikian berbagai kerusakan lingkungan sumber daya alam tersebut
adalah merupakan cerminan dari belum konsistennya pemerintah dan masyarakat Indonesia
terhadap komitmen Agenda 21 tentang SARD (KTT Rio deJaneiro, 1992) dan kesepakatan dalam
pertemuan KTT Bumi 10 di Johannesburg,2002 serta Konferensi Nasional Pembangunan
Berkelanjutan KNPB,2004. Terdapat tiga sub butir tentang pertanian berkelanjutan hasil KNPB
yang belum dilaksanakan secara optimal kaitannya dengan kerusakan lingkungan tersebut,
yaitu: a) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku pertanian; b)menyediakan akses
pada sumber daya pertanian bagi masyarakat dengan penataan sistem penguasaan dan
kepemilikan;c) meningkatkan produktivitas lahan dan media lingkungan serta merehabilitasi

9
tanah-tanah rusak untuk meningkatkan produksi pangan dalam rangka ketahanan pangan
dengan tetap berpihak pada petani.

B. Tujuan Pembangunan Pertanian

Beberapa tujuan pembangunan pertanian ialah :

1. Meningkatkan tingka hidup petani melalui peningkatan penghasilan petani.


2. Memperluas lapangan kerja disektor pertanian dalam rangka perataan pendapatan.
3. Meningkatkan ekspor sekaligus mengurangi impor hasil pertanian.
4. Memanfaatkan dan memelihara kelestarian sumber alam, serta memilihara dan
memperbaiki lingkungan hidup.
5. Meningkatkan pertumbuhan pembangunan pedesaan secara terpadu dan serasi dalam
kerangka pembangunan daerah.
6. Tujuan akhir dari pembangunan semesta ini adalah terciptanya masyarakat yang adil,
makmur, baik material maupun spiritual yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa, maka
dari itu pembangunan pertanian yang merupakan bagian dari pembangunan ekonomi
harus selau diarahkan agar dapat tercapainya tujuan akhir tersebut.

C. Faktor-Faktor Pembangunan Pertanian

A. T Mosher mengungkapkan beberapa factor atau syarat penunjang mutlak suatu


pembangunan, yaitu pasar untuk hasil usaha tani, teknologi yang senantiasa berkembang,
tersedianya bahan dan alat produksi secara local, adanya perangsang produksi bagi petani, dan
tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinu.

1. Pasar Untuk Hasil Tani


Harga jual yang tinggi setiap masa panen adalah harapan setiap petani, tinggi dan
rendah harga tersebut pada umumnya terlihat dari penjualan panen sebelumnya.
Pembangunan pertanian diharapkan dapat meningkatkan produksi hasil pertanian

10
sehingga harga jual yang diterima petani saat panen dapat menggantikan biaya usaha
tani selama waktu produksi. A. T Mosher mengungkapkan bahwa ada tiga hal yang
diperlukan yaitu : a) Seseorang di suatu tempat yang membeli hasil usaha tani, perlu ada
permintaan (demand) terhadap hasil usaha tani ini. b) Seseorang yang menjadi penyalur
dalam penjualan hasil usaha tani, sistem tataniaga. c) Kepercayaan petani pada
kelancaran sistem tataniaga itu.
2. Teknologi Yang Senantiasa Berkembang
Salah satu syarat mutlak adanya pembangunan adalah teknologi yang senantiasa
berubah. Selain itu Mosher juga mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan
teknologi pertanian adalah cara – cara melakukan pekerjaan usaha tani. Usaha tani
tersebut mencakup kegiatan- kegiatan seperti cara petani menyebarkan benih,
memelihara tanaman dan memungut hasil serta memelihara ternak.
3. Tersedianya Alat dan Bahan Produksi
Pembangunan pertanian diharapkan dapat menyediakan berbagai bahan dan alat
produksi yang akan menunjang berbagai metode baru yang diberikan kepada petani
dalam usaha taninya. Salah satu diantaranya lokasi yang dekat dan jumlahnya cukup
untuk memenuhi kebutuhan petani.
4. Adanya Perangsang Produksi bagi Petani
Perangsang efektif dalam mendorong petani untuk menaikkan produksi, yaitu : a)
Perbandingan harga yang menguntungkan, b) Bagi hasil yang wajar.Tersedianya barang
dan jasa yang ingin dibeli oleh petani untuk keluarganya.
5. Tersedianya Pengangkutan yang Lancar dan Kontinu
Factor yang mempengaruhi biaya perangkutan antara lain : a) Sifat barang yang harus
diangkut, berapa berat atau besarnya barang itu, b) Jarak pengangkutan barang-
barangitu, c)Banyaknya barang yang diangkut d) Jenis alat perangkutan.

11
BAB IV
PERMASALAHAN – PERMASALAHAN PERTANIAN
A. Kepemilikan Lahan Pertanian
Salah satu masalah yang terus menghantui pembangunan petani Indonesia adalah
sempitnya penguasaan lahan. Dengan lahan garapan sempit tentu petani juga akan
mendapat penghasilan terbatas dan membuat tingkat kesejahteraannya di bawah.
Penguasaan lahan yang sempit menyebabkan rendahnya kesejahteraan petani
Indonesia. Petani dengan penghasilan yang kecil dan terbatas tentu akan sulit untuk
mengembangkan skala usahataninya. Berkurangnya lahan yang setiap tahun semakin
menyempit. lahan   pertanian  tersebut tiada lain untuk memenuhi kebutuhan
perumahan dan industri, dikarenakan jumlah masyarakat yang semakin banyak. Guna
mengatasi masalah tersebut, solusinya adalah harus ada bibit unggul dan teknologi
tepat guna untuk pertanian. Sehingga, sekalipun lahan berkurang, hasil panen tetap
melimpah. Solusinya lainya adalah Ada yang menggagas, agroindustri pedesaan harus
dibangun untuk merasionalisasi (mengurangi) jumlah petani yang memiliki lahan sempit.
Ini artinya, petani hanya dianjurkan alih profesi, sementara masalah mendasarnya
sendiri tidak terselesaikan, yaitu kepemilikan lahan yang sempit.
B. Modal Petani
Modal adalah suatu aset utama perusahaan dalam menjalankan bisnis yang umumnya
berbentuk dana, aset, atau utang. Lantas dari mana modal para petani ? Tidak semua
petani berlatar belakang mapan (mempunyai banyak uang) tetapi ada juga petani yang
berlatar belakang tidak mampu. Banyak petani yang menjual lahannya dari pada
mengelolahnya dikarenakan mereka tidak mempunyai modal. Modal sangat penting
bagi petani untuk memulai suatu pertanian (Bercocok tanam, berkebun, mengelola ikan
lele,dll) dan modal merupakan masalah utama yang dialami para petani di Indonesia ini.
Karena permasalahan modal banyak para petani di pedesaan yang pindah ke kota dan
beralih profesi menjadi tukang baso, buruh bangunan, sopir, dll. Oleh karena itu,

12
pemerintah harus lebih memperhatikan petani, karena sektor pertanian sangat penting.
Pertama,sektor pertanian memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan
nasional, seperti dalam menyerap tenaga kerja, sumber pangan, pemasok bahan baku
industri, sumber devisa dll. Jika ada dukungan pendanaan yang memadai, seperti halnya
bank pertanian, maka peran sektor pertaniaan akan dapat lebih
ditingkatkan. Kedua, potensi pembiayaan yang sangat besar di sektor pertanian baik dari
sisi SDM, SDA, maupun peluang bisnisnya. Bank pertanian merupakan solusi petani
dalam masalah perkreditan dan permodalan. Program kredit yang dipinjamkan kepada
petani sekarang ini belum efektif. Petani memiliki banyak kendala dalam mengakses
prekeditan karena persyaratan jaminan atau tingkat pendidikan rendah yang
menyebabkan kurang paham dalam cara memperoleh kredit. Sebagian besar petani
meminjam modal kepada bank informal dengan suku bunga yang tinggi. Bank formal
lebih mengutamakan non pertanian dan memandang sektor pertanian itu sangat
beresiko dikarenakan ada beberapa kendala yang dihadapi perbankan nasional dalam
menyalurkan kredit ke sektor pertanian. Banyaknya kendala tersebut menyebabkan
persoalan pembiayaan pertanian masih belum menemukan solusi tuntas sampai saat
ini. Oleh karena itu, diperlukan membentuk suatu lembaga keuangan yang bergerak
dalam sektor pertanian serta diharapkan dapat tumbuh lebih signifikan.
C. Teknologi di Bidang Pertanian
Sektor pertanian Indonesia tidak pernah lepas dari permasalahan yang setiap tahunnya
selalu membuat petani kesulitan. Salah satu masalah sektor pertanian di Indonesia
adalah teknologi pertanian. Dengan adanya peran teknologi pertanian maka diharapkan
akan dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian, serta memudahkan bagi para
pengelola sektor pertanian untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Akan tetapi
teknologi pertanian di beberapa wilayah mungkin masih belum sesuai untuk diterapkan
secara keseluruhan, karena masih harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti
kondisi alam, tenaga ahli yang mengoperasikan peralatan, serta pengetahuan
masyarakat tentang alat teknologi pertanian. Kemajuan dan pembangunan dalam

13
bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi, revolusi pertanian
didorong oleh penemuan mesin mesin dan cara cara baru dalam bidang pertanian.
Apabila tidak ada perubahan dalam bidang teknologi maka pembangunan pertanian pun
berhenti . Produksi terhenti kenaikannya bahkan dapat menurun karena merosotnya
kesuburan tanah atau kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit yang masih
merajalela. Contoh inovasi teknologi di bidang pertanian adalah teknologi sensor dan
teknologi otomasi. Pertama teknologi sensor dapat memberikan data yang konkrit
dan real time terhadap para petani. Teknologi sensor yang sedang dikembangkan saat
ini adalah teknologi sensor bagi tanaman yang memanfaatkan drone untuk
mendapatkan beragam data, seperti pertumbuhan hama, penyakit, dan permasalahan
lainnya. Teknologi ini banyak dikembangkan di pertanian tanaman hortikultura dalam
skala besar. Dengan adanya teknologi ini, penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya
dapat lebih terarah dan efisien, sehingga mengurangi dampak negatif bagi lingkungan.
Kedua teknologi otomasi ,penerapan otomasi seperti ini masih terbilang sederhana.
Namun kini sistem otomasi yang lebih rumit sudah dikembangkan di Belanda.

14
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan bisa disimpulkan :
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi,
serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Pertanian dalam pengertian yang luas
mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk
tanaman, hewan, dan mikroba) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit,
pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman.
Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya bertambah sekitar 3,7 sampai 4
juta jiwa. Dengan begitu, pemerintah harus memperhatikan banyak aspek terutama
dalam pembangunan pertanian. Karena, dengan pembangunan pertanian yang baik
maka kebutuhan dan ketahanan pangan Indonesia akan teratasi dan bisa memenuhi
kebutuhan seluruh warga di Indonesia. Selain itu juga, agar bisa memenuhi
pembangunan pertanian pemerintah harus memperhatikan beberapa faktor penting
diantaranya, pasar untuk hasil tani, teknologi, persediaan alat dan bahan, dan lain – lain.
Indoneisa adalah negara agraris atau Negara dengan sektor pertanian tapi tidak
lepas dari itu banyak permasalahan – permasalahan soal pertanian di Indonesia yang
belum diselesaikan contoh dari permasalahan tersebut kepemilikan lahan pertanian,
modal pertanian, teknologi, dan lain – lain.

15
DAFTAR PUSTAKA
Rivai Rudy S dan Iwan S Anugrah. 2011. Konsep dan Implementasi Pembangunan
Pertanian Berkelanjutan di Indonesia [ Online ] tersedia dalam :
https://media.neliti.com/media/publications/70029-ID-konsep-dan-implementasi- pembangunan-
pert.pdf
E B Randen Bondan. 2010. Konsep Pembangunan Pertanian Mosher Dalam Membangun
Sistem Pedesaan Terstruktur di Indonesia [ Online ] tersedia dalam :
https://www.slideshare.net/RadenBondanEB/makalah50-makalah-mosher
Albab Muhammad Ulil. 2018. Pentingnya Pembangunan Pertanian [ Online ] tersedia
dalam :
https://pdfcoffee.com/makalah-pembangunan-pertanian-5-pdf-free.html
Subarkah Muhammad. 2014. Pertumbuhan Penduduk dan Ketersediaan Pangan Soal Serius
[ Online ] tersedia dalam :
https://www.republika.co.id/berita/n8doqq2/pertumbuhan-penduduk-dan-ketersedian-pangan-soal-
serius
Pratama Cahya Dicky. 2020. Tantangan Mewujudkan Ketahanan Pangan di Indonesia [ Online ]
tersedia dalam :
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/30/171915369/tantangan-mewujudkan-ketahanan-
pangan-di-indonesia?page=all
Timorria Iim Fathimah. 2019. Populasi Penduduk Meningkat Tajam, Ketahanan Pangan Perlu
Diperkuat [ Online ] tersedia dalam :
https://ekonomi.bisnis.com/read/20191105/99/1167133/populasi-penduduk-meningkat-tajam-
ketahanan-pangan-perlu-diperkuat
Sidik Agus Fajar. 2019. Penguasaan Lahan Pertanian yang Semakin Sempit [ Online ] tersedia
dalam :
https://www.kompasiana.com/agusfajarsidik/5c36f95c677ffb08204d5095/penguasaan-lahan-pertanian-
yang-semakin-sempit
Fauziah Syifa. 2017. Latar Belakang Permasalahan Modal Petani [ Online ] tersedia dalam :
http://blog.umy.ac.id/syifaf/2017/10/24/permasalahan-modal-petani/

16
Adjani Ghia. 2018. Pentingnya Teknologi di Bidang Pertanian [ Online ] tersedia dalam :
https://agricsoc.faperta.ugm.ac.id/2018/09/16/pentingnya-teknologi-di-bidang-pertanian-untuk-
peningkatan-produktivitas-pertanian/

17

Anda mungkin juga menyukai