Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MENGEMBANGKAN ILMU PENGETAHUAN


DAN TEKNOLOGI

MADRASAH ALIYAH
BABUL FALAH

Oleh :
KELOMPOK 3
Fingki Femita
Tara Ariska
Natia Swita
Zaki Wahyudi
Wardana
Ahmad Mubarik
Mahmudin
Rohmad

Guru Pembimbing :
Abukori S.Pd
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Mengembangkan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah Ketahanan Pangan, Industri, dan Energi baru dan
terbarukan ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Tanjung Bunut, 3 November 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
APRESIASI..................................................................................................................................2

Tujuan Pembelajaran................................................................................................................2

BAB III PENUTUP...............................................................................................6


A. Kesimpulan................................................................................................................6
B. Saran............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia dan memiliki peran yang
penting dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu,
ketersediaan pangan menjadi hal yang cukup penting dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia tersebut. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak
asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi
kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan
kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berbagai gejolak
sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi
pangan yang kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan
stabilitas nasional.
Bahan industri adalah bahan mentah, bahan baku, atau barang setengah
jadi yang diolah untuk menjadi bahan yang memiliki nilai jual yang tinggi.
Dalam UU No.5 Tahun 1984, industri didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi
yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan/atau
barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi. Seperti yang kita
ketahui, kebanyakan mesin, baik untuk industri atau kegiatan lain masih
digerakkan oleh tenaga fosil. Minyak bumi dan batu bara masih menjadi
energi utama dalam menggerakkan mesin. Tetapi disadari atau tidak, minyak
bumi dan batu bara adalah 2 sumber energi yang nantinya akan habis. selain
itu kedua komponen tersebut hanya bisa terbentuk dalam jangka waktu yang
lama, puluhan, atau ratusan juta tahun.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ketahanan pangan?
2. Apa itu industri?
3. Apa itu energi?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ketahanan pangan.
2. Untuk mengetahui industri.
3. Untuk mengetahui energi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ketahanan Pangan
1. Pengertian Ketahanan Pangan
Pengertian pangan menurut UU nomor 18 tahun 2012 adalah
segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan perikanan, peternakan baik yang di oleh maupun
tidak di oleh yang di peruntukan sebagai makanan dan minuman bagi
konsumsi manusia.
Undang-undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, mengartikan
ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah
tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah
maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Pengertian mengenai
ketahanan pangan tersebut mencakup aspek makro, yaitu tersedianya
pangan yang cukup; dan sekaligus aspek mikro, yaitu terpenuhinya
kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat
dan aktif.
Pada tingkat nasional, ketahanan pangan diartikan sebagai
kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya
memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman; dan didasarkan
pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya
lokal.
2. Pilar Ketahanan Pangan
a. Ketersediaan
Ketersediaan pangan berhubungan dengan suplai pangan
melalui produksi, distribusi, dan pertukaran. Produksi pangan
ditentukan oleh berbagai jenis faktor, termasuk kepemilikan lahan dan
penggunaannya; jenis dan manajemen tanah; pemilihan, pemuliaan,
dan manajemen tanaman pertanian; pemuliaan dan manajemen hewan
ternak; dan pemanenan. Produksi tanaman pertanian dapat dipengaruhi
oleh perubahan temperatur dan curah hujan. Pemanfaatan lahan, air,

3
dan energi untuk menumbuhkan bahan pangan seringkali berkompetisi
dengan kebutuhan lain. Pemanfaatan lahan untuk pertanian dapat
berubah menjadi pemukiman atau hilang akibat disertifikasi, salinisasi,
dan erosi tanah karena praktik pertanian yang tidak lestari.
Produksi tanaman pertanian bukanlah suatu kebutuhan yang
mutlak bagi suatu negara untuk mencapai ketahanan pangan. Jepang
dan Singapura menjadi contoh bagaimana sebuah negara yang tidak
memiliki sumber daya alam untuk memproduksi bahan pangan namun
mampu mencapai ketahanan pangan.
Distribusi pangan melibatkan penyimpanan, pemrosesan,
transportasi, pengemasan, dan pemasaran bahan pangan. Infrastruktur
rantai pasokan dan teknologi penyimpanan pangan juga dapat
mempengaruhi jumlah bahan pangan yang hilang selama distribusi.
Infrastruktur transportasi yang tidak memadai dapat menyebabkan
peningkatan harga hingga ke pasar global. Produksi pangan per kapita
dunia sudah melebihi konsumsi per kapita, namun di berbagai tempat
masih ditemukan kerawanan pangan karena distribusi bahan pangan
telah menjadi penghalang utama dalam mencapai ketahanan pangan.
b. Akses
Akses terhadap bahan pangan mengacu kepada kemampuan
membeli dan besarnya alokasi bahan pangan, juga faktor selera pada
suatu individu dan rumah tangga. PBB menyatakan bahwa penyebab
kelaparan dan malagizi sering kali bukan disebabkan oleh kelangkaan
bahan pangan namun ketidakmampuan mengakses bahan pangan
karena kemiskinan. Kemiskinan membatasi akses terhadap bahan
pangan dan juga meningkatkan kerentanan suatu individu atau rumah
tangga terhadap peningkatan harga bahan pangan. Kemampuan akses
bergantung pada besarnya pendapatan suatu rumah tangga untuk
membeli bahan pangan, atau kepemilikan lahan untuk menumbuhkan
makanan untuk dirinya sendiri. Rumah tangga dengan sumber daya
yang cukup dapat mengatasi ketidakstabilan panen dan kelangkaan

4
pangan setempat serta mampu mempertahankan akses kepada bahan
pangan.
Terdapat dua perbedaan mengenai akses kepada bahan pangan.
(1) Akses langsung, yaitu rumah tangga memproduksi bahan pangan
sendiri, (2) akses ekonomi, yaitu rumah tangga membeli bahan pangan
yang diproduksi di tempat lain. Lokasi dapat mempengaruhi akses
kepada bahan pangan dan jenis akses yang digunakan pada rumah
tangga tersebut. Meski demikian, kemampuan akses kepada suatu
bahan pangan tidak selalu menyebabkan seseorang membeli bahan
pangan tersebut karena ada faktor selera dan budaya. Demografi dan
tingkat edukasi suatu anggota rumah tangga juga gender menentukan
keinginan memilih bahan pangan yang diinginkannya sehingga juga
mempengaruhi jenis pangan yang akan dibeli. USDA menambahkan
bahwa akses kepada bahan pangan harus tersedia dengan cara yang
dibenarkan oleh masyarakat sehingga makanan tidak didapatkan
dengan cara memungut, mencuri, atau bahkan mengambil dari
cadangan makanan darurat ketika tidak sedang dalam kondisi darurat.
c. Pemanfaatan
Ketika bahan pangan sudah didapatkan, maka berbagai faktor
mempengaruhi jumlah dan kualitas pangan yang dijangkau oleh
anggota keluarga. Bahan pangan yang dimakan harus aman dan
memenuhi kebutuhan fisiologis suatu individu. Keamanan pangan
mempengaruhi pemanfaatan pangan dan dapat dipengaruhi oleh cara
penyiapan, pemrosesan, dan kemampuan memasak di suatu komunitas
atau rumah tangga. Akses kepada fasilitas kesehatan juga
mempengaruhi pemanfaatan pangan karena kesehatan suatu individu
mempengaruhi bagaimana suatu makanan dicerna. Misal keberadaan
parasit di dalam usus dapat mengurangi kemampuan tubuh
mendapatkan nutrisi tertentu sehingga mengurangi kualitas
pemanfaatan pangan oleh individu. Kualitas sanitasi juga
mempengaruhi keberadaan dan persebaran penyakit yang dapat
mempengaruhi pemanfaatan pangan sehingga edukasi mengenai nutrisi

5
dan penyiapan bahan pangan dapat mempengaruhi kualitas
pemanfaatan pangan.

d. Stabilitas
Stabilitas pangan mengacu pada kemampuan suatu individu
dalam mendapatkan bahan pangan sepanjang waktu tertentu.
Kerawanan pangan dapat berlangsung secara transisi, musiman,
ataupun kronis (permanen). Pada ketahanan pangan transisi, pangan
kemungkinan tidak tersedia pada suatu periode waktu tertentu.
Bencana alam dan kekeringan mampu menyebabkan kegagalan panen
dan mempengaruhi ketersediaan pangan pada tingkat produksi.
Konflik sipil juga dapat mempengaruhi akses kepada bahan pangan.
Ketidakstabilan di pasar menyebabkan peningkatan harga pangan
sehingga juga menyebabkan kerawanan pangan. Faktor lain misalnya
hilangnya tenaga kerja atau produktivitas yang disebabkan oleh wabah
penyakit. Musim tanam mempengaruhi stabilitas secara musiman
karena bahan pangan hanya ada pada musim tertentu saja. Kerawanan
pangan permanen atau kronis bersifat jangka panjang dan persisten.
3. Tantangan untuk Mencapai Ketahanan Pangan
a. Degradasi Lahan
Pertanian intensif mendorong terjadinya penurunan kesuburan
tanah dan penurunan hasil. Diperkirakan 40% dari lahan pertanian di
dunia terdegradasi secara serius. Di Afrika, jika kecenderungan
degradasi tanah terus terjadi, maka benua itu hanya mampu memberi
makan seperempat penduduknya saja pada tahun 2025.
b. Hama Dan Penyakit
hama dan penyakit mampu mempengaruhi produksi budi daya
tanaman dan peternakan sehingga memiliki dampak bagi ketersediaan
bahan pangan. Contoh penyakit tanaman Ug99, salah satu tipe
penyakit karat batang pada gandum dapat menyebabkan kehilangan
hasil pertanian hingga 100%. Penyakit ini telah ada di berbagai negara
di Afrika dan Timur Tengah. Terganggunya produksi pangan di

6
wilayah ini diperkirakan mampu mempengaruhi ketahanan pangan
global.
Keanekaragaman genetika dari kerabat liar gandum dapat
digunakan untuk memperbarui varietas modern sehingga lebih tahan
terhadap karat batang. Gandum liar ini dapat diseleksi di habitat
aslinya untuk mencari varietas yang tahan karat, lalu informasi
genetikanya dipelajari. Terakhir varietas modern dan varietas liar
disilangkan dengan pemuliaan tanaman modern untuk memindahkan
gen dari varietas liar ke varietas modern.
c. Krisis Air Global
Kanal irigasi telah menjadikan kawasan padang pasir yang
kering di Mesir menjadi lahan pertanian
Berbagai negara di dunia telah melakukan importasi gandum
yang disebabkan oleh terjadinya defisit air, dan kemungkinan akan
terjadi pada negara besar seperti China dan India. Tinggi muka air
tanah terus menurun di beberapa negara dikarenakan pemompaan yang
berlebihan. China dan India telah mengalaminya, dan negara tetangga
mereka (Pakistan, Afghanistan, dan Iran) telah terpengaruh hal
tersebut. Hal ini akan memicu kelangkaan airdan menurunkan
produksi tanaman pangan. Ketika produksi tanaman pangan menurun,
harga akan meningkat karena populasi terus bertambah. Pakistan saat
ini masih mampu memenuhi kebutuhan pangan di dalam negerinya,
namun dengan peningkatan populasi 4 juta jiwa per tahun, Pakistan
kemungkinan akan melirik pasar dunia dalam memenuhi kebutuhan
pangannya, sama seperti negara lainnya yang telah mengalami defisit
air seperti Afghanistan, Ajlazair, Mesir, Iran, Meksiko, dan Pakistan.
Secara regional, kelangkaan air di Afrika adalah yang terbesar
dibandingkan negara lainnya di dunia. Dari 800 juta jiwa, 300 juta
penduduk Afrika telah hidup di lingkungan dengan stres air. Karena
sebagian besar penduduk Afrika masih bergantung dengan gaya hidup
berbasis pertanian dan 80-90% penduduk desa memproduksi pangan

7
mereka sendiri, kelangkaan air adalah sama dengan hilangnya
ketahanan pangan.
Investasi jutaan dolar yang dimulai pada tahun 1990an oleh
Bank Dunia telah mereklamasi padang pasir dan mengubah lembah Ica
yang kering di Peru menjadi pensuplai asparagus dunia. Namun tinggi
muka air tanah terus menurun karena digunakan sebagai irigasi secara
terus menerus. Sebuah laporan pada tahun 2010 menyimpulkan bahwa
industri ini tidak bersifat lestari. Mengubah arah aliran air sungai Ica
ke lahan asparagus juga telah menyebabkan kelangkaan air bagi
masyarakat pribumi yang hidup sebagai penggembala hewan ternak.
d. Perebutan Lahan
Kepemilikan lahan lintas batas negara semakin meningkat.
Perusahaan Korea Utara Daewoo Logistics telah mengamankan satu
bidang lahan yang luas di Madagascar untuk membudidayakan jagung
dan tanaman pertanian lainnya untuk produksi biofuel. Libya telah
mengamankan 250 ribu hektare lahan di Ukraina dan sebagai gantinya
Ukraina mendapatkan akses ke sumber gas alam di Libya. China telah
memulai eksplorasi lahan di sejumlah tempat di Asia Tenggara.
Negara di semenanjung Arab telah mencari lahan di Sudan, Ethiopia,
Ukraina, Kazakhstan, Pakistan, Kamboja, dan Thailand. Qatar
berencana menyewa lahan di sepanjang pantai di Kenya untuk
menumbuhkan sayuran dan buah, dan sebagai gantinya akan
membangun pelabuhan besar dekat Lamu, pulau di samudra Hindia
yang menjadi tujuan wisata.
e. Perubahan Iklim
Fenomena cuaca yang ekstrem seperti kekeringan dan banjir
diperkirakan akan meningkat karena perubahan iklim terjadi. Kejadian
ini akan memiliki dampak di sektor pertanian. Diperkirakan pada tahun
2040, hampir seluruh kawasan sungai Nil akan menjadi padang pasir
di mana aktivitas budi daya tidak dimungkinkan karena keterbatasan
air. Dampak dari cuaca ekstrem mencakup perubahan produktivitas,
gaya hidup, pendapatan ekonomi, infrastruktur, dan pasar. Ketahanan

8
pangan pada masa depan akan terkait dengan kemampuan adaptasi
budi daya bercocok tanam masyarakat terhadap perubahan iklim. Di
Honduras, perempuan Garifuna membentuk meningkatkan ketahanan
pangan lokal dengan menanam tanaman umbi tradisional sambil
membangun metode konservasi tanah, melakukan pelatihan pertanian
organik dan menciptakan pasar petani Garifuna. Enam belas kota telah
bekerja sama membangun bank benih dan peralatan pertanian. Upaya
untuk membudidayakan spesies pohon buah liar di sepanjang pantai
membantu mencegah erosi tanah.
Diperkirakan 2.4 miliar penduduk hidup di daerah tangkapan
air hujan di sekitar Himalaya. Negara di sekitar Himalaya (India,
Pakistan, China, Afghanistan, Bangladesh, Myanmar, dan Nepal) dapat
mengalami banjir dan kekeringan pada dekade mendatang. Bahkan di
India, sungai Ganga menjadi sumber air minum dan irigasi bagi 500
juta jiwa. Sungai yang bersumber dari gletser juga akan terpengaruh.
Kenaikan permukaan laut diperkirakan akan meningkat seiring
meningkatnya temperatur bumi, sehingga akan mengurangi sejumlah
lahan yang dapat digunakan untuk pertanian.
Semua dampak dari perubahan iklim ini berpotensi mengurangi
hasil pertanian dan peningkatan harga pangan akan terjadi.
Diperkirakan setiap peningkatan 2.5% harga pangan, jumlah manusia
yang kelaparan akan meningkat 1%. Berubahnya periode dan musim
tanam akan terjadi secara drastis dikarenakan perubahan temperatur
dan kelembaban tanah.
4. Potensi dan Persebaran Sumber Daya Pertanian, Perkebunan, Perikanan,
dan Peternakan untuk Ketahanan Pangan Nasional
a. Potensi dan Persebaran Sumber Daya Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati
yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan
baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya. Persebaran hasil pertanian di Indonesia sebagai berikut.
No. Hasil Pertanian Daerah Penghasil
1. Padi (Beras) Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,

9
Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan
NTB.
2. Jagung Jawa Tengah (Wonosobo, Semarang, Jepara,
dan Rembang), Jawa Timur (Besuki,
Madura), dan Sulawesi (Minahasa dan
sekitar danau Tempe).
3. Ubi Kayu Sumatera Selatan, Lampung, Madura, Jawa
(Singkong) Tengah (Wonogiri), dan Yogyakarta
(Wonosari).
4. Kedelai Jawa Tengah (Kedu, Surakarta, Pekalongan,
Tegal, Jepara, Rembang) ), D.I. Yogyakarta,
dan Jawa Timur (Jember).
Sumatera Timur, Sumatera Barat, Jawa
5. Kacang Tanah Tengah (Surakarta, Semarang, Jepara,
Rembang, Pati), Jawa Barat (Cirebon,
Priangan), Bali, dan Nusa Tenggara Barat
(Lombok).
Agroindustri adalah sebuah kegiatan yang memanfaatkan hasil
pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan
serta jasa untuk kegiatan tersebut. secara eksplisit pengertian
agroindustri dikemukakan oleh Austin (1981) yaitu: perusahaan yang
memproses bahan nabati (tanaman) atau hewani (hewan). Proses yang
digunakan mencakup perubahan pengawetan melalui perlakuan fisik
atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk
agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi
atau sebagai produk bahan baku industri lainnya.
b. Potensi dan Persebaran Sumber Daya Perkebunan
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan
tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam
ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa
hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuandan
teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan
masyarakat. Komoditas perkebunan antara lain.
Hasil
No. Daerah Penghasil
Perkebunan
1. Tebu Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa
Timur, dan Sumatera.
Sumatera Utara (Deli), Sumatera Barat

10
2. Tembakau (Payakumbuh), Bengkulu, Sumatera Selatan,
Jawa Tengah (Kedu, Temanggung, Parakan,
Wonosobo), dan Jawa Timur (Bojonegoro,
Besuki).
Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Garut), Jawa
3. Teh Tengah (Pegunungan Dieng, Wonosobo,
Temanggung, Pekalongan), Sumatera Utara
(Pematang Siantar), dan Sumatera Barat.
Jawa Barat, Jawa Timur (Kediri, Besuki),
4. Kopi Sumatera Selatan (Palembang), Bengkulu,
Sumatera Utara (Deli, Tapanuli), Lampung
(Liwa), Sulawesi (Pegunungan Verbeek),
Flores (Manggarai).
D.I. Aceh, Sumatera Utara (Kisaran, Deli,
5. Karet Serdang), Bengkulu (Rejang Lebong), Jawa
Barat, Jawa Tengah (Banyumas, Batang),
Jawa Timur (Kawi, Kelud), dan Kalimantan
Selatan (Meratus).
Jawa Barat (Banten, Priangan), Jawa Tengah
6. Kelapa (Banyumas), D.I. Yogyakarta, Jawa Timur
(Kediri), Sulawesi Utara (Minahasa, Sangihe,
Talaud, Gorontalo), dan Kalimantan Selatan
(Meratus).
7. Kelapa Sawit D.I. Aceh (P. Simelue), Sumatera Utara (P.
Nias, P. Prayan,Medan, Pematang Siantar).
8. Cokelat Jawa Tengah (Salatiga) dan Sulawesi
Tenggara.
9. Pala Jawa Barat dan Maluku.
D.I. Aceh, Sumatera Utara (Tapanuli), Jawa
10. Cengkeh Barat (Banten, Priangan), Jawa Tengah
(Banyumas), Sulawesi Utara (Minahasa), dan
Maluku.
11. Lada Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan
(Palembang, P. Bangka), dan Kalimantan
Barat.
12. Vanili Flores (Manggarai, Bajawa), Papua, dan
daerah lainnya di Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman flora.
Iklimnya sangat cocok untuk tumbuh sebagai jenis tanaman. Tanaman
perkebunan mempunyai peranan penting dalam pembangunan
perekonomian di Indonesia. Pengusahaan berbagai komoditas tanaman
ini telah mampu mendatangkan devisa bagi negara, membuka lapangan
kerja dan menjadi sumber pendapatan penduduk, serta berkontribusi
dalam upaya melestarikan lingkungan. Budidaya perkebunan sudah

11
merupakan kegiatan usaha yang hasilnya untuk diekspor atau
digunakan sebagai bahan baku industri.
c. Potensi dan Persebaran Sumber Daya Perikanan
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hayati perairan. menurut
UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk
dalam perikanan dimulai dari reproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis
perikanan. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap merupakan
usaha agribisnis.

No. Hasil Perikanan Daerah Persebaran


1. Budidaya Undang dan Pantai utara Jawa, Sumatera, dan
Bandeng Sulawesi.
Sumatera Timur, Bengkalis untuk jenis
ikan terubuk. Ikan tenggiri, cumi-cumi,
2. Penangkapan ikan udang, rumput laut, dan ikan layang-
(Nelayan Tradisional layang dari daerah Laut Jawa, Selat
dan Modern) Sunda, Pantai Selatan, Selat Bali, Selat
Flores, dan Selat Makasar. Kep.
Maluku (Ambon) menghasilkan tiram,
mutiara, dan tongkol.
 Sumber daya laut merupakan sumber daya yang dapat
diperbaharui, namun ada juga yang tidak dapat diperbaharui.
Pemanfaatan sumber daya laut secara terus-menerus dikembangkan,
untuk memenuhi kebutuhan pangan (protein hewani), energi, bahan
baku, perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan negara.
Penduduk Indonesia yang bergerak dibidang perikanan laut meliputi
penduduk yang menghuni daerah pantai, 90% dari hasil hasil laut
berasal dari perikanan rakyat.

B. Industri
1. Pengertian Industri
Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan
ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di
bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya sebagai dasarnya.

12
Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari
usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan
bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang
berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari
tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian industri
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai
yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan industri.
2. Sejarah Industri
Industri berawal dari pekerjaan tukang atau juru. Sesudah mata
pencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik hasil bumi,
pemburu, dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal menetap,
membangun rumah, dan mengolah tanah dengan bertani, dan berkebun
serta beternak. Kebutuhan mereka berkembang misalnya untuk
mendapatkan alat pemetik hasil bumi, alat berburu, alat menangkap ikan,
alat bertani, berkebun, alat untuk menambang sesuatu, bahkan alat untuk
berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang, dan juru timbul
sebagai sumber alat-alat, dan barang-barang yang diperlukan itu. Dari situ
mulailah berkembang kerajinan, dan pertukangan yang menghasilkan
barang-barang kebutuhan. Untuk menjadi pengrajin, dan tukang yang baik
diadakan pola pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu hasil
kerajinan, dan pertukangan di Eropa dibentuk berbagai gilda
(perhimpunan tukang, dan juru sebagai cikal bakal berbagai asosiasi
sekarang).
Pertambangan besi, dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad
pertengahan. Selanjutnya pertambangan bahan bakar seperti batu bara,
minyak bumi, dan gas maju pesat pula. Kedua hal itu memacu kemajuan
teknologi permesinan, dimulai dengan penemuan mesin uap yang
selanjutnya membuka jalan pada pembuatan, dan perdagangan barang
secara besar-besaran, dan massal pada akhir abad 18, dan awal abad 19.

13
Mulanya timbul pabrik-pabrik tekstil (Lille, dan Manchester) dan kereta
api, lalu industri baja (Essen) dan galangan kapal, pabrik mobil (Detroit),
pabrik aluminium. Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik
tekstil berkembang industri kimia, dan farmasi. Terjadilah Revolusi
Industri.
Sejak itu gelombang industrialisasi berupa pendirian pabrik-pabrik
produksi barang secara massal, pemanfaatan tenaga buruh, dengan cepat
melanda seluruh dunia, berbenturan dengan upaya tradisional di bidang
pertanian (agrikultur). Sejak itu timbul berbagai penggolongan ragam
industri.
3. Potensi dan Persebaran Sumber Daya untuk Penyediaan Bahan Industri
a. Potensi Geografis untuk Penyedia Bahan Baku
Posisi Indonesia di sekitar daerah tropis dengan tingkat curah
hujan yang tinggi, dilalui system jalur pegunungan muda yang aktif,
memungkinkan tanahnya subur dan kaya akan barang barang tambang.
Selain barang tambang potensi alam Indonesia yang dimanfaatkan
sebagai bahan baku industri berasal dari:
b. Hasil pertanian
Dengan keadaan tanah yang subur dan beriklim tropis, tanah di
Indonesia dapat ditanami berbagai macam tanaman. Oleh karena itu,
tak heran jika tanah di Indonesia dijadikan penanaman untuk bahan
baku industry seperti: kedelai, kacang tanah dsb.
c. Perkebunan
Di Indonesia yang kaya akan alam dan SDA ini, juga terdapat
perkebunan-perkebunan yang dijadikan bahan baku industry, antara
lain: tebu, karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, teh, cengkih, kapas,
cokelat, lada, dan tembakau.
d. Hasil hutan
Indonesia memiliki 4 macam hutan, yaitu : hutan hujan tropis,
hutan musim, hutan bakau dan savanna. Tak heran, jika Indonesia juga
memanfaatkan hasil hutan sebagai bahan baku industry, seperti: kayu,
rotan, damar dsb.

14
e. Barang tambang
Tak hanya pertanian, perkebunan dan hasil pertanian saja,
Indonesia juga memanfaatkan barang tambang untuk bahan baku
industri, seperti: minyak bumi, batu bara, timah putih, bijih bauksit,
nikel, alumunium, tembaga, bijih mangan, bijih besi, emas, fosfat,
belerang, batu gamping, kaolin, pasir kuarsa, feldspar dan mika, intan,
serpentin, yodium, asbes, tanah liat, tanah tras dsb.
C. Energi
1. Pengertian Energi
Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an,
sebagai upaya untuk mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar
nuklir dan fosil. Definisi paling umum adalah sumber energi yang dapat
dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya
berkelanjutan. Dengan definisi ini, maka bahan bakar nuklir dan fosil tidak
termasuk di dalamnya.
Dari definisinya, semua energi terbarukan sudah pasti juga
merupakan energi berkelanjutan, karena senantiasa tersedia di alam dalam
waktu yang relatif sangat panjang sehingga tidak perlu khawatir atau
antisipasi akan kehabisan sumbernya. Para pengusung energi non-nuklir
tidak memasukkan tenaga nuklir sebagai bagian energi berkelanjutan
karena persediaan uranium-235 di alam ada batasnya, katakanlah ratusan
tahun. Tetapi, para penggiat nuklir berargumentasi bahwa nuklir termasuk
energi berkelanjutan jika digunakan sebagai bahan bakar di reaktor
pembiak cepat (FBR: Fast Breeder Reactor) karena cadangan bahan bakar
nuklir bisa "beranak" ratusan hingga ribuan kali lipat.
Di sisi lain para penentang nuklir cenderung menggunakan istilah
"energi berkelanjutan" sebagai sinonim dari "energi terbarukan" untuk
mengeluarkan energi nuklir dari pembahasan kelompok energi tersebut.
Energi terbarukan berasal dari "proses alam yang berkelanjutan", seperti
tenaga surya, tenaga angin, arus air proses biologi, dan panas bumi.
A. Ketahanan Energi

15
Dasar pemikiran ketahanan energi/energy security sudah
dicantumkan di dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 tentang
Energi. Di dalam UU No. 30 Tahun 2007, pada pasal 2 menyatakan bahwa
“energi dikelola berdasarkan asas kemanfaatan, rasionalitas, efisiensi,
berkeadilan, peningkatan nilai tambah, keberlanjutan, kesejahteraan
masyarakat, pelestarian fungsi lingkungan hidup, ketahanan nasional dan
keterpaduan dengan mengutamakan kemampuan nasional”.
Kemudian dalam UU No. 30 Tahun 2007, pada pasal 3 ayat 2
menyatakan bahwa “dalam rangka mendukung pembangunan nasional
secara berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan nasional, tujuan
pengelolaan energi antara lain untuk kemandirian, penyediaan,
pengelolaan, pemanfaatan energi, efisiensi, akses masyarakat, industri
energi dan lingkungan hidup”. Dari kedua pasal tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa ketahanan energi bukan hanya meliputi upaya
pemenuhan kebutuhan energi saja tetapi juga merupakan kemampuan
masyarakat untuk memperoleh dan memanfaatkan energi serta
mempertimbangkan aspek pengelolaan energi termasuk aspek lingkungan
hidup. Berikut ini definisi ketahanan energi yang diambil dari berbagai
sumber.
2. Potensi dan Persebaran Sumber Daya untuk Penyediaan Energi Baru dan
Terbarukan
Energi terbarukan (renewable energy) merupakan sumber energi
alam yang dapat langsung dimanfaatkan dengan bebas. Selain itu,
ketersediaan energi terbarukan ini tak terbatas dan bisa dimanfaatkan
secara terus menerus.
1. Angin
Angin sendiri seringkali dimanfaatkan dalam teknologi kincir
angin, khususnya di negara dengan intensitas angin sangat banyak.
Angin ini nantinya akan mendorong turbun dari kincir angin yang bisa
menghasilkan energi listrik. Pemanfaat energi angin menjadi listrik di
Indonesia telah dilakukan seperti pada Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu (PLTBayu) Samas di Bantul, Yogyakarta.

16
2. Matahari
Energi matahari atau surya adalah energi terbarukan yang
bersumber dari radiasi sinar dan panas yang dipancarkan matahari.
Sumber energi panas dari matahari juga banyak digunakan untuk
berbagai macam aktivitas, seperti fotosintesis buatan, listrik tenaga
surya, menjemur pakaian dan lain sebagainya. Pembankit Listrik
Tenaga Surya yang terdapat di Indonesia antara lain : PLTS
Karangasem (Bali), PLTS Raijua, PLTS Nule, dan PLTS Solor Barat
(NTT)
3. Air Laut Pasang
Energi gelombang laut atau ombak adalah energi terbarukan
yang bersumber dari dari tekanan naik turunnya gelombang air laut.
Indonesia sebagai negara maritim yang terletak diantara dua samudera
berpotensi tinggi memanfaatkan sumber energi dari gelombang laut.
Sayangnya sumber energi alternatif ini masih dalam taraf
pengembangan di Indonesia. Pemanfaatan air laut pasang atau
gelombang dari air laut ini kian dijadikan sebagai sumber energi
terbarukan untuk menghasilkan listrik.
4. Panas Bumi
Energi panas bumi atau geothermal adalah sumber energi
terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan
disimpan di dalam bumi. Energi panas bumi diyakini cukup ekonomis,
berlimpah, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Namun
pemanfaatannya masih terkendala pada teknologi eksploitasi yang
hanya dapat menjangkau di sekitar lempeng tektonik. Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dimiliki Indonesia antara
lain: PLTP Sibayak di Sumatera Utara, PLTP Salak (Jawa Barat),
PLTP Dieng (Jawa Tengah), dan PLTP Lahendong (Sulawesi Utara).
5. Tumbuhan
Produk yang dihasilkan dari tanaman atau tumbuhan ini
sebenarnya bisa diolah untuk kebutuhan produk yang lain, misalnya
kertas, kayu bakar hingga produk lainnya yang bisa dimanfaatkan.

17
Akan tetapi, kekurangan dari energi terbarukan ini adalah bisa
mengakibatkan beragam bencana alam apabila digunakan secara terus
menerus tetapi tidak diimbangi dengan pelestarian tumbuhan tersebut.
6. Biofuel
Biofuel atau bahan bakar hayati adalah sumber energi
terbarukan berupa bahan bakar (baik padat, cair, dan gas) yang
dihasilkan dari bahan-bahan organik. Sumber biofuel adalah tanaman
yang memiliki kandungan gula tinggi (seperti sorgum dan tebu) dan
tanaman yang memiliki kandungan minyak nabati tinggi (seperti jarak,
ganggang, dan kelapa sawit).
7. Air
Selain air laut pasang, energi air juga energi alternatif yang
dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Sumber energi
yang satu ini didapatkan dengan memanfaatkan energi potensial dan
energi kinetik yang dimiliki oleh air Di Indonesia sendiri sudah
terdapat puluhan PLTA untuk menghemat sumber daya tak terbarukan.
8. Biomassa
Biomassa adalah jenis energi terbarukan yang mengacu pada
bahan biologis yang berasal dari organisme yang hidup atau belum
lama mati. Sumber biomassa antara lain bahan bakar kayu, limbah dan
alkohol. Pembangkit listrik biomassa di Indonesia seperti PLTBM
Pulubala di Gorontalo yang memanfaatkan tongkol jagung.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus
dipenuhi setiap saat. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi
manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi
kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan
kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi.
Bahan baku adalah bahan mentah, barang setengah jadi yang dapat
diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan nilai ekonomi
yang lebih tinggi. Bahan baku menjadi bahan utama yang digunakan dalam
pembuatan produk. Energi terbarukan adalah semua bentuk energi yang
berpotensi untuk menggantikan energi konvensional serta menghindari
kerusakan lingkungan.
Pentingnya ketersediaan pangan dapat dirasakan saat ketersediaan
pangan lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan
ketidakstabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi
jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat
membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional.

B. Saran
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penulisan karya tulis kami,
maka dari itu, kami sangat mengharapkan masukan agar karya tulis ini bisa
disempurnakan.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ketahananenergi.com/2016/05/definisi-ketahanan-energi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Industri
https://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan
http://nickname-online.blogspot.com/2017/05/materi-ketahanan-pangan-industri-
energi.html

20

Anda mungkin juga menyukai