Anda di halaman 1dari 5

Ketahanan Nasional

dan Geostrategi

Ketahanan Nasional Geostrategi

1 Ketahanan Ideologi
1

2 Ketahanan Politik Konsep Geostrategi

3 Ketahanan Ekonomi

1 Asas Maksimal
Konsep Ketahanan Nasional Asas pengelolaan
4 Ketahanan dan Pemanfaatan
Sosial-Budaya SDA
2 Asas Lestari Keadaan dan Kekayaan Alam

5 Ketahanan Pertahanan
3 Asas Daya Saing
dan Keamanan

1 Fisik Geostrategi Ideologi


Bentuk bela negara dan
Bela Negara
Politik
2 Non Fisik
Ketahanan Nasional dan Geostrategi

Kegiatan Belajar 1 : Ketahanan Nasional


A. Konsep Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional (national resilience) adalah konsep tentang kemampuan bangsa untuk mempertahankan kedaulatan dan kesatuannya dalam menghadapi ancaman baik
dari luar maupun dari dalam serta mengusahakan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidup warga negaranya. Kekuatan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa
dalam mengembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi berbagai tantangan zaman, hambatan, serta gangguan demi persatuan dan kelangsungan suatu bangsa menuju
kejayaan bangsa dan negara. Kekuatan nasional turut dikaji oleh beberapa ahli, antara lain :
1. Morgenthau dalam bukunya “Politics Among Nations: The Struggle for Power and Peace”, mengemukakan bahwa ada dua faktor yang memberikan kekuatan bagi suatu
negara. Pertama, faktor-faktor yang relatif stabil (stablefactors), terdiri atas geografi dan sumber daya alam. Kedua, faktor yang relatif berubah (dinamic factors), terdiri atas
kemampuan industri, militer, demografi, karakter nasional, moral nasional, kualitas diplomasi, dan kualitas pemerintah.
2. Alfred Thayer Mahan dalam bukunya “The Influence Sea Power on History”, mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut
memenuhi unsur-unsur: letak geografi, bentuk atau wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional, dan sifat pemerintahan. Kekuatan suatu negara tidak hanya
tergantung pada luas daratan, akan tetapi tergantung pula pada faktor luasnya akses ke laut dan bentuk pantai dari wilayah negara. Barang siapa yang menguasai lautan maka
akan menguasai kekayaan dunia.
3. (Armawi, 2012) Cline dalam bukunya “World Power Assesment, A Calculus of Strategic Drift”, suatu negara akan muncul sebagi kekuatan besar apabila ia memiliki potensi
geografi besar atau negara secara fisik wilayahnya besar dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula.

Namun, pada intinya gagasan pokok ketahanan nasional adalah bahwa suatu bangsa atau negara hanya akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila negara
atau bangsa itu memiliki ketahanan nasional.

Di Indonesia, istilah ketahanan nasional diperkenalkan oleh Lembaga Pertahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI) sekitar tahun 1960-an.
Menurut S. Suryomataraman ketahanan nasional berupa :
1. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi atau doktrin yang berarti upaya menganggulani segala ancaman baik bersifat kultural maupun material, dari dalam maupun dari luar.
Di Indonesia konsep ketahanan nasional dirumuskan berdasarkan ajaran Asta Gatra yang merupakan gabungan dari Tri Gatra (geografi, kekayaan alam, kependudukan) dan
Panca Gatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan).
2. Ketahanan Nasional sebagai kondisi artinya sebagai analisis keadaan nasional dari masa ke masa. Bersifat dinamis yang dapat meningkat mupun menurun dari tahun ke
tahun dan dilkukan berdasarkan faktor Tri Gatra dan Panca Gatra.
3. Ketahanan Nasional sebagai strategi, cara atau pendekatan yakni cara atau pendekatan dengan menggunakan ajaran Astra Gatra yang memasukkan segala aspek alamiah dan
sosial untuk dibaca dalam usaha menanggulangi ancaman yang ada.
Rumusan ketahanan nasional pada GBHN (Garis Besar Haluan Negara) tahun 1998, yakni :
1. Ketahanan mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan nasional bangsa secara utuh dan menyeluruh.
2. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara.
3. Ketahanan nasional didasari oleh Asta Gatra yang mencakup aspek material dan sosial.

Adapun konsep ketahanan nasional, antara lain :


1. Ketahanan ideologi, merupakan kondisi mental bangsa Indonesia yang berpegang pada ideologi pancasila yang menjadi ideologi nasional. Pancasila sebagai ideologi negara
merupakan seperangkat prinsip dasar yang sistematik dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Ketahanan Politik, merupakan kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia dengan sistem demokrasi yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Kehidupan politik yang sehat adalah ketika partisipasi masyarakat kuat dan peraturan yang dibuat pemerintah mampu mengakomodir keberagaman aspirasi masyarakat.
Sistem politik dibangun supaya mampu memenuhi lima fungsi yakni mempertahankan pola atau norma yang berlaku, pengaturan dan penyelesaian ketegangan, penyesuaian
keadaan, pencapaian tujuan, dan penyatuan sistem sosial.
3. Ketahanan ekonomi, merupakan kondisi kehidupan perekonomian bangsa Indonesia dengan membangun demokrasi ekonomi yang berlandaskan pancasila. Sistem ekonomi
ini akan mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta mampu menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing yang tinggi demi
mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata. Kehidupan politik dibedakan menjadi dua yaitu masyarakat berperan memberikan masukan, menyatakan keinginan
dan tuntutan, sedangkan pemerintah berfungsi menentukan kebijakan yang berupa keputusan politik. Sistem perekonomian Indonesia berlandaskan kebersamaan dan
kekeluargaan sebagaimana termaktub dalam Pasal 33 UUD 1945. Selain itu, ekonomi nasional juga harus terintegrasi dengan ekonomi global sebagai upaya adaptasi
ekonomi nasional dengan dinamika pasar internasional. Upaya ini ditunjukkan Indonesia untuk menyetujui GATT, AFTA, dan APEC.
4. Ketahanan sosial-budaya, merupakan kondisi kehidupan sosial-budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional berlandaskan Pancasila yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu,
cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi, seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai
dengan kebudayaan nasional. Mencakup dua aspek yaitu masyarakat dan kebudayaan. Dalam hal masyarakat, masyarakat membentuk organisasi sosial. Dalam hal
kebudayaan masyarakat secara sosial membentuk bahasa, sistem pengetahuan dll. Ketahanan sosial-budaya mewujud dalam integrasi atau solidaritas masyarakat dalam
kesatuan bangsa yang memiliki jati diri dan kepribadian sebagai bangsa.
5. Ketahanan Pertahanan Keamanan, merupakan kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara
stabilitas pertahanan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunandan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal
segala bentuk ancaman. Kesejatheraan masyarakat merupakan tujuan negara yang membutuhkan tingkat keamanan tertentu. Pertahanan dan keamanan merupakan upaya
rakyar bersama dengan aparat kemanan dan pertahanan negara dalam menegakkan geostrategi nasional.
B. Bela Negara
Istilah bela negara dapat kita temukan dalam rumusan Pasal 27 ayat 3 UUD NRI 1945 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”. Dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban warga negara Indonesia. Dalam UU Nomor 3 Tahun
2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 ayat 1 disebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara”. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar manusia juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang melaksanakan
dengan penuh kesadaran, tanggungjawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.

Bela negara dibedakan secara fisik maupun nonfisik. Secara fisik yaitu dengan cara “memanggul senjata” menghadapi serangan atau agresi musuh dan dapat disamakan
dengan bela negara dalam arti militer dan dapat dilakukan dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar Kemiliteran. Sedangkan bela negara secara
nonfisik dapat didefinisikan sebagai “Segala upaya untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, termasuk penanggulangan ancaman dan dapat disamakan dengan bela
negara secara nonmiliter” dan dapat dilakukan melalui Pendidikan Kewargaanegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi. Berdasarkan hal itu, maka keterlibatan warga
negara dalam bela negara secara nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa, dan dalam segala situasi.

Kegiatan Belajar 2 : Geostrategi


A. Konsep Geostrategi
Geostrategi merupakan kebijaksanaan pelaksanaan dalam menentukan menggunakan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan konstelasi
geografis negara. Geostrategi didasarkan pada kondisi geografis suatu negara yang memengaruhi kehidupan masyarakat dan bagaimana strategi negara dalam menghadapi
tantangan. Dasar Ideologi penyusunan geostrategi Indonesia adalah Pancasila yang merupakan pelaksanaan geopolitik untuk mencapai tujuan sebagaimana termaktub dalam
Pembukaan UUD 1945. Landasan geostrategi dan geopolitik tak hanya posisi silang negara Indonesia, tetapi juga aspek-aspek kehidupan sosial, antara lain :
a) Demografi : Kondisi kepadatan penduduk Indonesia.
b) Ideologi : Ideologi Pancasila yang mengakomodir keberagaman, cenderung moderat, bukan ekstrim liberalisme maupun komunisme.
c) Politik : Sistem politik Indonesia adalah demokrasi Pancasila yang berbasis kekeluargaan dan gotong royong.
d) Ekonomi : Perekonomian Indonesia disusun berdasarkan usaha bersama dalam sistem koperasi.
e) Sosial : Mengedepankan kepentingan sosial dan bangsa dibanding kepentingan pribadi.
f) Budaya : budaya ketimuran Indonesia yang memegang kuat unsur etika dan moral.
g) Pertahanan dan keamanan : Sistem hankam Indonesia berdasarkan pada geografis wilayah maritim.

B. Keadaan dan Kekayaan Alam


Kekayaan alam suatu negara mencakup potensi alam bumi, laut, dan udara yang berada di wilayahh kekuasaan negara. Dalam hal kepentingan nasional, kekayaan alam harus
bisa diolah dan dimanfaatkan oleh kemampuan bangsa sendiri, baik dari modal dalam negeri yang dominan maupun tenaga ahli. Dalam pengelolaan SDA memerlukan ilmu dan
teknologi, kesadaran membangun dan kebijaksanaan yang rasional perihal kependudukan dan lingkungan hidup.
Pengelolaan dan pemanfaatan SDA harus dilaksanakan berdasarkan tiga asas, yaitu :
1. Asas maksimal : SDA harus dapat memberikan manfaat yang maksimal untuk pembangunan yang merata dan menjaga keseimbangan antardaerah.
2. Asas lestari : kebijaksnaan pengelolaan SDA harus ramah lingkungan agar tidak merugikan generasi mendatang dan dapat dimanfaatkan selama mungkin.
3. Asas daya saing : SDA harus dimanfaatkan sebagai cara untuk memakmurkan dan mensejahterakan rakyat serta mengurangi ketergantungan dengan negara lain.

Di sisi SDM, Indonesia memiliki potensi kemampuan penduduk yang besar, yakni jumlah penduduk, komposisi penduduk serta distribusi penduduk. Pertumbuhan penduduk
harus disertai dengan peningkatan kualitas atau keterampilan dan kesediaan lapangan pekerjaan untuk menghindari timbulnya pengangguran, masalah-masalah sosial serta
perlambatan ekonomi.

C. Geostrategi Ideologi dan Politik


Ideologi dan politik berperan penting dalam geostrategi. Ideologi bersifat asasi sedangkan politik merupakan kebijakan dalam pelaksanaan ideologi dalam suatu waktu dan
tempat. Aspek ideologi ditujukan untuk mengatasi berbagai pengaruh dan paham negatif dari luar maaupun dalam. Sedangkan aspek politik ditentukan oleh kemampuan sistem
politik dalam menghadapi tantangan dan ancaman kehidupan masyarakat.
Stabilitas politik merupakan geostrategi politik dalam negeri yang memperhatikan keseimbangan aantara partisipasi masyarakat dan inisiatif pemerintah. Perwujudan
straategi politik dalam negeri, yakni :
1. Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum dengan kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD 1945.
2. Mekanisme politik demokrasi yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat yang beretika dan berdasar pada nilai-nilai dasar Pancasila.
3. Kepemimpinan nasional yang mampu mengakomodasi beragam aspirasi yang hidup dimasyarakat dengan tetap berada dalam lingkup pandangan hidup Pancasila dan UUD
1945.
4. Adanya komunikasi timbal balik yang dinamis dan produktif antara masyarakat dan pemerintah, serta antarkelompok dan golongan masyarakaat demi mencapai tujuan
nasional.

Dalam hal geostrategi politik luar negeri, negara Indonesia menganut politik bebas aktif yang dilaksanakan berdasarkan :
1. Kepentingan nasional dan kepentingan pembangunan.
2. Menentang segala bentuk imperalisme dan kolonialisme.
3. Turut berusaha mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilaan sosial.
4. Meningkatkan citra positif Indonesia di kancah internsional dan memapaankan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara.
5. Membina persahabatan dan kerjasama yang saling menguntungkan antarnegara.

Anda mungkin juga menyukai