Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR TUGAS TUTORIAL

UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER


TUGAS TUTORIAL 1

Kode MK : IDIK4013 NIM : 858901463

Nama MK : Teknik Penulisan Karya Ilmiah NAMA : KRISTIN DWI PRATIWI

Prodi/Semester : S-1 PGSD/ 6 Pokjar : WULUHAN

Jelaskan soal-soal di bawah ini dengan jelas dan singkat.

1. Apakah yang dimaksud dengan Karya Ilmiah dan sebutkan ciri-ciri serta fungsi/manfaat karya
ilmiah yang membedakan dengan karya fiksi (cerpen, novel, dll) !

2. Sebutkan aspek-aspek yang dapat menggambarkan karakteristik sebuah karya ilmiah dan
berikan penjelasan singkat untuk setiap aspeknya!

3. Rumuskanlah tujuan penelitian anda, jika topic yang akan anda tulis adalah “Kurikulum 2013
di Lingkungan Sekolah Dasar”. Lakukan seperti contoh pada Modul halaman 2.7

4. Dalam penulisan karya ilmiah, dibutuhkan langkah-langkah persiapan dalam menyelesaikan


tulisan karya ilmiah. Jelaskan langkah-langkah persiapan dalam penulisan karya ilmiah!

5. Diperlukan dua cara untuk mencari dan mengumpulkan data, informasi serta bahan tulisan
dalam menulis karya ilmiah. Sebutkan dua cara tersebut dan jelaskan dengan singkat
penelusuran/langkah-langkah yang harus dilakukan dalam dua cara tersebut!

Jawaban

Nomor 1

1. Pengertian karya ilmiah


Karya ilmiah adalah satu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah.
Sistematis berarti bahwa karangan atau karya tulis tersebut disusun menurut aturan tertentu
sehingga kaitan antara bagian-bagian tersebut sangat jelas dan padu. Bersifat ilmiah, berarti
bahwa karya tulis tersebut menyajikan satu deskripsi, gagasan, argumentasi atau pemecahan
masalah yang didasarkan pada berbagai bukti empirik atau kajian teoretis sehingga para
pembacanya dapat merunut atau melacak kebenaran bukti empirik atau teoritik yang
mendukung gagasan tersebut.
Ditambahkan pula bahwa karangan ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat
berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Kebenaran dalam sebuah karya ilmiah
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

bukan merupakan kebenaran normatif, melainkan kebenaran objektif dan positif sesuai dengan
fakta dan data di lapangan.

2. Ciri-ciri karya ilmiah


a. Objektif
Objektif berarti mengungkapkan segala sesuatu seperti apa adanya. Setiap fakta dan data
diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi, dan tidak di
rekayasa. Setiap pernyataan atau kesimpulan yang disampaikan didasarkan kepada bukti-
bukti yang bisa dipertanggungjawabkan sehingga siapapun dapat mengecek kebenaran dan
keabsahannya.

b. Netral
Aspek kenetralan ini mengacu kepada setiap pernyataan, pengungkapan, atau penilaian
yang terbebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun
kepentingan golongan. Karya ilmiah tidak mempermasalahkan apakah seseorang akan
senang atau tersinggung dengan pernyataan yang dikemukakan. Karya ilmiah bebas dari
hal-hal yang bersifat emosional. Dengan demikian, pernyataan-pernyataan yang bersifat
mengajak, membujuk, melarang, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan. Bahasa
yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping
istilah-istilah yang bersifat denotatif.

c. Sistematis
Sistematis berarti mengacu kepada pola penyajian yang bersifat baku, bukan beku. Sebuah
karya ilmiah menguraikan dan menyajikan sesuatu secara berurutan yaitu bagian awal,
tengah, dan akhir. Masing-masing bagian tersebut terdiri atas berbagai sub bagian yang
letak dan posisinya juga terurut secara sistematis. Selain dari penyajian, kebersisteman
tersebut juga terdapat pada pola pengembangannya, misalnya pola urutan, klasifikasi,
kausalitas, dan sebagainya. Dengan kebersistematisan tersebut, pembaca akan bisa
mengikuti dengan mudah alur uraian karya ilmiah tersebut.

d. Logis
Kelogisan mengacu kepada pola penalaran yang digunakan penulis, misalnya pola
penalaran induktif atau deduktif. Jika penulis bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau
data maka digunakan pola induktif. Sedangkan, ketika penulis bermaksud membuktikan
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

suatu teori atau hipotesis digunakanlah pola deduktif. Selain itu, aspek kelogisan ini juga
terlihat pada pola menyatakan pikiran pada kalimat yang digunakan. Kelogisan perlu
diperhatikan penulis agar pembaca mampu memahami pesan yang hendak disampaikan
penulis karya ilmiah yang bersangkutan.

e. Menyajikan fakta
Setiap pernyataan, uraian, atau kesimpulan dalam karya ilmiah harus bersifat faktual, yaitu
menyajikan segala sesuatu berdasarkan fakta dan data (kajian empirik) atau pada teori-teori
yang telah diakui kebenarannya. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang bernada
emosional hendaknya perlu dihindarkan.

3. Fungsi karya ilmiah


a. Sebagai rujukan atau reference dalam mempersiapkan karya tulis atau kegiatan ilmiah,
seperti seminar, melakukan penelitian, diskusi panel.
b. Sebagai sarana edukasi atau pendidikan, yang dapat meningkatkan wawasan seseorang
dalam berbagai bidang ilmu.
c. Sebagai sarana diseminasi pengetahuan atau penyebarluasan perkembangan bidang ilmu
kepada masyarakat atau kelompok tertentu. Dalam konteks ini karya ilmiah mempunyai
fungsi yang sangat strategis. Tanpa adanya karya ilmiah, ilmu baru yang sedang
berkembang hanya akan dimiliki oleh segelintir orang. Dengan demikian, karya ilmiah
dapat dikatakan mempunyai fungsi diseminatif.
d. Sebagai penjelasan atau explanation. Dalam konteks ini, karya ilmiah dapat menjelaskan
suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui, dan tidak pasti, menjadi sebaliknya.
e. Sebagai ramalan atau prediction. Dalam konteks ini, karya ilmiah dapat membantu
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa mendatang.
f. Sebagai kontrol atau control. Dalam konteks ini, karya ilmiah berfungsi untuk mengontrol,
mengawasi dan/atau mengoreksi benar tidaknya suatu pernyataan.

4. Manfaat karya ilmiah


Manfaat karya ilmiah dapat kita kelompokkan menjadi dua, yaitu manfaat untuk
masyarakat luas dan manfaat untuk penulis sendiri. Sesuai dengan fungsinya, untuk masyarakat
luas, karya ilmiah dapat dimanfaatkan sebagai rujukan (reference), sumber perluasan wawasan,
serta sumber informasi perkembangan ilmu dan teknologi. Khusus bagi penulis, penulisan
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

karya ilmiah mempunyai manfaat yang sangat besar. Si Kumbang, yang dikutip oleh Zainal
Arifin (1993) menyebutkan enam manfaat sebagai berikut.
1) Mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena ia harus membaca berbagai
rujukan sebelum menulis.
2) Memberikan kesempatan berlatih mengintegrasikan hasil bacaan dengan gagasan sendiri,
kemudian mengembangkannya menjadi pemikiran yang lebih matang.
3) Mengakrabkan penulis dengan kegiatan perpustakaan, seperti menggunakan katalog dalam
mencari buku yang diperlukan.
4) Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta dan data
secara jelas dan sistematis.
5) Memberikan kepuasan intelektual, yaitu satu kepuasan yang berkaitan dengan kemampuan
untuk menyajikan satu khazanah pengetahuan.
6) Menyumbang perluasan cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat

Nomor 2

Karakteristik atau ciri-ciri karya ilmiah dapat dikenali dari berbagai aspek, seperti struktur
penyajian, komponen dan substansi karya ilmiah, sikap penulis, dan bahasa. Jika kita kaji dengan
cermat, semua tulisan akan mengandung keempat aspek tersebut. Setiap tulisan mempunyai
struktur/alur penyajian sendiri-sendiri, komponen dan substansi yang menjadi fokus pembahasan,
serta penggunaan bahasa yang khas. Di samping itu, dalam setiap karya tulis akan tercermin sikap
penulis terhadap substansi yang dikajinya. Untuk mengenal lebih lanjut keempat aspek tersebut
dalam karya ilmiah, mari kita kaji setiap aspek secara cermat.

1. Struktur penyajian karya ilmiah


Secara garis besar, struktur penyajian sebuah karya ilmiah terdiri atas bagian
pendahuluan, pokok pembahasan, dan penutup. Dengan demikian, sebuah karya ilmiah akan
selalu mulai dengan suatu pengantar yang menuju pokok pembahasan, dan diakhiri dengan
penutup yang dapat berupa simpulan dan rekomendasi. Pengantar atau yang sering disebut
pendahuluan dapat berupa latar belakang yang menggambarkan pentingnya topik yang akan
dibahas, tujuan penulisan, dan mungkin juga ruang lingkup penulisan. Luas cakupan bagian
pembuka atau pendahuluan ini bervariasi sesuai dengan jenis karya ilmiah yang ditulis. Ada
bagian pendahuluan yang hanya terdiri dari satu atau dua paragraf, ada pula yang terdiri dari
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

satu bab yang dibagi-bagi lagi menjadi subtopik. Karakteristik ini tentu berbeda dari karya
nonilmiah, seperti berita di koran, cerita pendek, novel atau tulisan lainnya.
Karya ilmiah mempunyai struktur sajian yang ketat. Namun, luas sempitnya tergantung
dari jenis karya ilmiah, yang berbeda-beda kadar keilmiahannya. Sebuah artikel ilmiah
mungkin akan memuat pendahuluan dan penutup yang tidak begitu panjang dengan bagian inti
atau pokok pembahasan yang terdiri dari beberapa subtopik. Sebaliknya, sebuah disertasi atau
tesis akan memuat pendahuluan yang cukup panjang dengan urutan subtopik yang ketat.
Demikian pula bagian intinya akan terdiri dari beberapa bab, yang urutannya juga sangat ketat.
Struktur yang ketat ini akan tercermin dari seluruh isi karya ilmiah.

2. Komponen dan substansi karya ilmiah


Sebuah karya tulis selalu terdiri dari beberapa komponen atau bagian. Karya tulis
mempunyai bagian awal, bagian inti, dan bagian penutup. Ketiga bagian ini dapat kita sebut
sebagai batang tubuh sebuah tulisan. Sebuah karya ilmiah yang paling sederhana, seperti
makalah, biasanya paling tidak harus memuat daftar pustaka atau daftar rujukan yang
digunakan oleh penulis sebagai rujukan dalam mengungkapkan topik/masalah dan dalam
memberikan argumentasi. Karya ilmiah yang berupa artikel ilmiah, lebih-lebih yang akan
dipublikasikan menuntut adanya Abstrak (sari pati tulisan) yang dimuat setelah judul artikel
dan nama penulis. Karya ilmiah berupa laporan penelitian juga mencantumkan lampiran untuk
mendukung laporan tersebut. Karya ilmiah berupa skripsi, tesis, dan disertasi dilengkapi
dengan beberapa komponen lain, seperti abstrak, daftar gambar dan tabel, ucapan terima kasih
(kata pengantar), dan tentu saja daftar pustaka dan lampiran.
Substansi atau materi bahasan karya ilmiah dapat mencakup segala bidang dari yang
paling kecil/sederhana ke yang paling besar/kompleks. Oleh karena bidangnya demikian luas,
substansi karya ilmiah pada umumnya dikelompokkan sesuai dengan disiplin ilmu.

3. Sikap penulis dalam karya ilmiah


Penulis karya ilmiah harus mampu mengendalikan diri. Dia tidak dapat memutarbalikkan
fakta karena dia harus menyajikan masalah/topik sesuai dengan kenyataannya. Sikap penulis
seperti ini, tercermin dalam gaya bahasa karya ilmiah yang bersifat impersonal, yang ditandai
dengan banyak menggunakan bentuk pasif dan tidak menggunakan kata ganti orang pertama
atau kedua, yang semuanya memberi kesan bahwa penulis mengambil jarak dari tulisannya.
Penggunaan ragam bahasa resmi atau formal membantu penulis untuk menampilkan sikap ini.
Gaya bahasa dalam karya ilmiah bersifat impersonal, yaitu sesuatu yang bersifat tidak
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

mengenai orang tertentu, tetapi berlaku secara umum. Sedangkan dalam karya lainnya bersifat
personal atau mengenai/berkaitan dengan orang/pribadi tertentu.

4. Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis baku. Ragam
bahasa tulis baku dapat dilihat dari kata/istilah dan kalimat yang digunakan. Kata/istilah yang
digunakan adalah kata/istilah baku, yang digunakan dengan makna yang tepat. Satu istilah atau
kata dikatakan baku jika pembentukannya dan cara penulisannya sesuai dengan kaidah
pembentukan kata/istilah bahasa Indonesia. Untuk keperluan ini penulis perlu memeriksa
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Agar makna kata dapat digunakan secara tepat, kita harus memperhatikan beberapa hal.
Pertama, kata yang kita pilih haruslah sesuai dengan makna yang kita maksudkan. Kedua,
perhatikan “nilai rasa” dalam menggunakan kata. Ketiga, kita harus mampu membedakan arti
umum dan arti khusus sebuah kata. Kata yang digunakan adalah kata dengan arti umum.
Di samping penggunaan kata/istilah baku dengan makna yang tepat, dalam karya ilmiah
kalimat yang digunakan haruslah efektif dan efisien dan mengikuti kaidah-kaidah penyusunan
kalimat. Kalimat dalam karya ilmiah selalu berupa kalimat lengkap, mengikuti aturan tata
bahasa, bernalar, efisien (menggunakan kata secara hemat), dan hubungan antara unsur-
unsurnya cukup padu.

Nomor 3

Topik yang diajukan : “Kurikulum 2013 di Lingkungan Sekolah Dasar”

Rumusan tujuan penelitian :

1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum 2013 ?


Jawaban atas pertanyaan ini dapat dikembangkan menjadi berbagai pernyataan yang dapat
menguraikan fokus/tujuan penulisan yang berkaitan dengan penjelasan :
a. Memahami pengertian Kurikulum 2013
b. Mengetahui karakteristik Kurikulum 2013
c. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam penerpaan Kurikulum 2013
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

2. Mengapa perlu diterapkan Kurikulum 2013 ?


Dengan pertanyaan ini kita dapat menjawabnya dengan beberapa rumusan tujuan sebagai
berikut.
a. Mengetahui tujuan Kurikulum 2013
b. Mengetahui landasan dalam penyusunan Kurikulum 2013

3. Bagaimana cara penerapan Kurikulum 2013 di lingkungan sekolah dasar ?


Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan ini, dapat dirumuskan tujuan
sebagai berikut.
a. Mengetahui cara penyusunan Kurikulum 2013
b. Mengetahui cara mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai dengan keadaan lingkungan SD
c. Mencapai tujuan penerapan kurikulum 2013 secara maksimal

Nomor 4

Berikut langkah-langkah persiapan penulisan karya ilmiah.

1. Pemilihan Topik/Masalah untuk Karya Ilmiah


Dalam penulisan karya ilmiah penulis harus mengikuti kaidah kebenaran dalam isi,
metode kajian, serta tata cara penulisannya. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut
adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan topik untuk karya
tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara : (a) merumuskan tujuan, (b) menentukan topik, dan
(c) melakukan penelusuran terhadap topik tersebut. Dengan melakukan ketiga cara tersebut
maka akan diperoleh rumusan topik atau permasalahan yang jelas dan spesifik.

2. Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah


Salah satu ciri tulisan yang efektif adalah membantu pembacanya mengerti sesuatu yang
diuraikan di dalamnya. Kewajiban seorang penulis karya ilmiah di sini adalah memuaskan
kebutuhan pembacanya akan informasi yang diperlukan, diantaranya dengan cara
menyampaikan pesan yang ditulis agar mudah dipahami oleh pembaca. Dengan kata lain,
sebelum penulis mulai menulis, ada baiknya penulis sudah mengetahui siapa kira-kira yang
akan membaca tulisan. Hal ini penting karena dengan mengetahui latar belakang pengetahuan
dan minat pembaca, akan mempermudah penulis dalam mengorganisasikan materi sajian dan
cara penyampaiannya. Selain itu, fokus pembicaraan pun menjadi semakin jelas dan spesifik.
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

Dengan kata lain, pengetahuan penulis mengenai kebutuhan dan minat pembaca serta
latar belakang mereka, akan membantu penulis di dalam mengambil keputusan mengenai apa
yang harus dimasukkan dalam tulisan dan apa yang tidak, apa yang penting dan mana yang
hanya sebagai pelengkap, dan sebagainya.

3. Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah


Cakupan materi adalah jenis dan jumlah atau keluasan dan kedalaman informasi yang
akan disajikan di dalam tulisan. Cakupan materi itu sangat ditentukan oleh rumusan tujuan
yang jelas dan ketepatan pengidentifikasian calon pembaca. Jika penulis tidak mengetahui
tujuan penulisan, tidak mengetahui siapa yang akan membaca tulisannya, maka otomatis
penulis akan sulit untuk memilih dan memilah bahan pustaka, data atau informasi yang
dibutuhkan pada saat melakukan pengumpulan data atau informasi untuk tulisannya.

Nomor 5

Diperlukan dua cara untuk mencari dan mengumpulkan data, informasi serta bahan tulisan
dalam menulis karya ilmiah dapat dilakukan dengan cara penelurusan bahan atau sumber bacaan di
perpustakaan dan melacak informasi dari orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu dengan jalan
mewawancarainya.

1. Memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber data, informasi, dan bahan untuk tulisan
Pada umumnya, bahan untuk menulis suatu karya tulis ilmiah, baik itu makalah atau
laporan hasil penelitian, tidak hanya datang dari pikiran penulis sendiri. Melainkan, didukung
pula oleh sumber-sumber informasi lainnya, seperti bahan cetak, buku, jurnal, dan sebagainya.
Penulis akan memanfaatkan perpustakaan untuk mencari bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
penulisan karya tulis ilmiah. Perpustakaan pada umumnya menyediakan koleksi data atau
informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak, contohnya buku
teks, majalah, jurnal; media audiovisual, contohnya program audio, video, komputer; dan
media lainnya, seperti microtext.
Dengan mengetahui situasi, kondisi, fasilitas, dan tata tertib perpustakaan, akan lebih
mudah bagi penulis untuk melakukan penelusuran bahan-bahan pustaka. Dalam memanfaatkan
perpustakaan, ada beberapa bagian yang perlu diketahui cara penggunaannya, yaitu
encylopedia, bibliografi, periodical, referensi, data statistik, dan terbitan-terbitan pemerintah.
Penelusuran bahan pustaka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu lewat online catalog,
biasanya menggunakan terminal komputer sebagai sumber informasinya, dan card-catalog
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

(kartu katalog). Semua informasi tentang pengarang/penulis buku/artikel, judul buku dan
subjek/topik tulisan dicatat di kartu. Terdapat 3 (tiga) jenis kartu katalog yang dapat digunakan
pada saat penelusuran pustaka, yaitu kartu katalog yang berisi informasi tentang
pengarang/penulis, judul buku/artikel dan subjek/topik yang ditulis.

2. Melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi untuk tulisan


Cakupan topik yang akan ditulis adakalanya memerlukan lebih banyak informasi selain
dukungan bahan bacaan yang diperoleh dari perpustakaan. Apabila hal ini terjadi maka
pertimbangkan untuk melakukan wawancara langsung atau melalui kuesioner dengan pihak-
pihak yang mengetahui permasalahan yang akan ditulis. Ada empat hal yang harus diperhatikan
pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah.
1) Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
Pada saat penulis menentukan topik atau tujuan penulisan, akan terlintas di benak
kita orang-orang yang kompeten dalam bidang tersebut. Bila hal ini terjadi, maka kita
sudah mempunyai daftar nama orang yang tepat untuk diwawancarai berkaitan dengan
topik yang akan ditulis. Jadi, dengan mengacu pada topik, tujuan, dan jenis karya ilmiah
yang akan ditulis, sesungguhnya kita telah dapat menentukan nama-nama orang yang tepat
untuk diwawancarai.

2) Mempersiapkan pedoman wawancara


Langkah berikutnya adalah meminta kesediaan orang-orang tersebut untuk
diwawancarai. Caranya dapat dilakukan secara langsung atau dapat juga secara tidak
langsung melalui telepon atau surat. Pada perencanaan wawancara, pewawancara harus
menetapkan antara lain; jenis informasi yang dibutuhkan, jenis pertanyaan yang harus
diajukan, cara melakukan wawancara, jumlah orang yang akan diwawancarai, dan
sebagainya.
Setelah itu, pewawancara harus menguasai pula teknik mengajukan pertanyaan.
Berbagai keterampilan mengajukan pertanyaan harus diterapkan. Pertanyaan pertama yang
diajukan harus positif dan bersifat netral. Setelah pertanyaan positif dan netral diajukan,
kemudian boleh diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan negatif. Pertanyaan yang ambigu
dan mengandung permasalahan ganda harus dihindarkan, sebaiknya satu pertanyaan untuk
satu hal. Demikian pula, pertanyaan retoris yang mengesankan bahwa pewawancara sudah
paham apa yang ditanyakan atau sudah tahu jawabnya, harus dihindari. Pertanyaan
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

ambigu, ganda, dan retoris biasanya tidak menarik dan sulit untuk dijawab sehingga tidak
berfungsi dalam pengumpulan informasi.
Jenis pertanyaan atau kalimat tanya yang digunakan dalam wawancara bervariasi,
dari mulai kalimat tanya sederhana sampai kalimat pertanyaan yang mendalam.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut masing-masing memiliki fungsi dalam menunjang
keberhasilan proses wawancara. Ada pertanyaan untuk memusatkan perhatian, pertanyaan
untuk menggali informasi lebih lanjut, pertanyaan untuk klarifikasi dan pertanyaan untuk
memperoleh konfirmasi. Pemilihan tipe pertanyaan secara tepat diikuti dengan cara
pengajuan yang tepat akan menunjang keberhasilan proses dan tujuan wawancara.

3) Melaksanakan wawancara
Pelaksanaan wawancara di lapangan harus diarahkan agar mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut ditentukan oleh kemampuan
pewawancara mengikuti pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya. Apabila
yang disiapkan adalah pedoman umum maka pewawancara harus pandai-pandai mengatur
jalannya wawancara dan mengarahkan pokok pembicaraan. Apabila telah disiapkan daftar
pertanyaan yang terstruktur maka wawancara tinggal mengikuti daftar tersebut. Pembuatan
daftar pertanyaan terstruktur memungkinkan dilaksanakannya wawancara secara lebih
efektif dan efisien.

4) Mengolah hasil wawancara


Data atau informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara biasanya dicatat
atau direkam. Selanjutnya data atau informasi tersebut biasanya disebut catatan lapangan.
Catatan lapangan perlu diolah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk menunjang
proyek penulisan karya ilmiah.
Hasil wawancara berupa catatan atau rekaman mula-mula dibuat transkripsi atau
salinannya. Pokok-pokok jawaban atas pertanyaan dikumpulkan dan dikelompokkan
menjadi beberapa kategori sesuai dengan sifat dan permasalahannya. Transkrip wawancara
dideskripsikan. Selanjutnya ditelaah dan dianalisis sehingga diperoleh suatu simpulan.
Telaah atau pemeriksaan data dimaksudkan untuk memperoleh keabsahan dan kecukupan
data. Hasil wawancara yang cukup lengkap akan mempermudah penulis dalam membuat
simpulan tentang masalah yang relevan dengan topik yang akan ditulis.

Anda mungkin juga menyukai