Integrasi Nasional
Dua pengertian
1 4 KBBI
mendasar
1
Membangun Orientasi
menurut Koentjaraningrat Taniredja, dkk Integrasi Nasional
Konsep Integrasi Nasional 2 5
(1993:7-8) (2009:148)
3 Karsadi (2018:46)
Indonesia pernah mengalami dinamika pasang surut terkait dengan proses pembentukan integrasi nasional. Pada masa hasil kesepakatan KMB negara Indonesia dalam
kondisi sangat kritis karena dibagi dari beberapa negara bagian. Namun, fase ini berjalan tidak lama karena konstitusi RIS hanya berjalan selama satu tahun sampai 1951
yang kemudian negara Indonesia menggunakan UUD sementara untuk mengisi kekosongan pasca tidak diberlakukannya Konstutusi RIS. Pada tahun 1959 juga gagal
menyusun UUD baru dan akhirnya presiden mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959. Namun, pada akhirnya pemerintahan lama berakhir dan digantikan dengan
pemerintahan baru yang disebut Orde Baru. Pada Orde baru penguatan dan penegasan tentang jati diri dan identitas nasional mulai dibangun dan disusun melalui berbagai
bentuk, model, dan strategi.
Dalam integrasi nasional memerlukan prasyarat yang perlu dipenuhi, antara lain :
1. Kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan yang sama, untuk mencapai suatu yang satu dan berpersatuan kesadaran bersama akan nilai-nilai yang telah disepakati bersama,
2. Adanya konsensus bersama yang mengacu pada nilai-nilai nasional yang bersumber pada nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila.
3. Adanya nilai dasar bersama yang mengacu pada sila-sila Pancasila, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.
Konsep integritas nasional dibangun oleh para pendiri bangsa untuk meletakkan dasar-dasar negara yang kokoh bagi keberlangsungan persatuan dan kesatuan bangsa.
Integrasi menjadi bagian dari proses untuk mengukuhkan jati diri bangsa. Integrasi nasional merupakan konsep dan jalan kehidupan kebangsaan Indonesia untuk
menghadirkan negara yang utuh dan berdaulat yang dibangun atas dasar kehidupan kebangsaan dengan konsep negara kesatuan.
Membangun orientasi integrasi nasional dapat diwujudkan melalui bentuk-bentuk karya, seperti hadirnya bangunan Monumen Nasional (Monas) yang digagas oleh
Presiden Soekarno kemudian dilanjutkan oleh Presiden Soeharto dalam proses pembangunannya. Monumen Nasional merupakan wujud untuk membangun nilai-nilai sejarah
bersama. Selain itu, berdirinya Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan wujud dari bangunan orientasi integrasi nasional sebagai bagian dari cita-cita dan komitmen
bangsa yang memperlihatkan keanekaragaman budaya, sosial, masyarakat Indonesia dari segi arstektur sampai kuliner.Membangun kesadaran kolektif akan sejarah bangsa
telah ditanamkan oleh para pendiri bangsa melalui berbagai cara, antara lain wujud sifat bangunan fisik, seperti museum sejarah dan museum perjuangan.
Koenjaningrat (1993) dalam bukunya “Masalah Kesukubangsaan dan Integrasi Nasional” membawa paham dan orientasi integrasi nasional yang belajar dari tiga negara,
yaitu India, Belgia, dan Yugoslavia. Di India, ditemukan 4 kasus perseteruan antar suku bangsa yaitu : 1) Persoalan persaingan sosial-agama antara Hindi dan kaum Muslim,
2) Konflik antara Hindu dan Sikh yang dipicu oleh kesenjangan ekonomi, politik, dan sosial, 3) Ketegangan antara orang Hindu dan Tamil yang dipicu pada keputusan
bahasa Hindi menjadi bahasa nasional yang menyebabkan ketakutan masyarakat berbahasa Tamil aakan keberadaannya, 4) Ketidakpuasan orang Naga dan Mizos karena
tuntutan mereka atas kemerdekaan. Kasus di Belgia yaitu tidak adanya kebudayaan nasional sehingga terdapat tiga kelompok etnis (limguistik) orang Vlaam, orang Vallon,
dan minoritas Belgia berbahasa Jerman yang saling berebut pengaruh dan dominasi dalam aspek budaya. Kasus di Yugoslaavia dipicu dari banyaknya suku bangsa yang
bermukim diwilayah dan lembah Semenanjung Balkan.
kegiatan belajar 1 kegiatan belajar 2
Identitas Nasional
Pancasila sebagai
Pengertian Identitas
Identitas Nasional
Nasional Indonesia
Indonesia
Sudut pandang
1
etImologis
1
Sudut pandang
3
terminologis Pancasila Sebagai
Bentuk-Bentuk Identitas
Pandangan Hidup dan
Nasional
Kepribadian Bangsa
terdiri atas
Bendera Negara Sang Lambang Negara Semboyan Negara Konstitusi (Hukum Dasar) Konsepsi
1 3 5 7 9
Saka Merah Putih Garuda Pancasila Bhinneka Tunggal Ika Negara Wilayah Nusantara
1
Di era globalisasi seperti saat ini, kebutuhan akan identitas nasional menjadi hal yang sangat mendesak. Karakter bangsa sudah sejak lama terkikis akibat proses globalisasi
budaya perlu direvitalisasi atau dibangun kembali bukan hanya menyangkut penguatan kembali identitas bangsa Indonesia ditengah derasnya arus globalisasi, tetapi juga karena
menyangkut penyelesaian berbagai persoalan yang melanda Indonesia saat ini. Persoalan tentang identitas nasional adalah persoalan yang penting untuk menunjang eksistensi
bangsa Indonesia di era globalisasi seperti sekaarang ini.
Identitas memiliki arti penting untuk menunjang kebesaran dan kedaulatan bangsa di tengah pergaulan dunia. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa identitas nasional
penting untuk dimiliki oleh sebuah bangsa secara nasional karena beberapa alasan, yakni :
1. Identitas nasional adalah hal yang mutlak dimiliki oleh setiap bangsa agar bangsa Indonesia dikenal oleh bangsa lain.
2. Identitas nasional bagi negara-bangsa Indonesia sangat penting untuk kelangsungan hidup negara-bangsa Indonesia.
3. Identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa Indonesia karena apabila telah saling mengenal identitas nasional masing-masing maka akan tumbuh
pengakuan kedaulatan, rasa saling hormat, saling pengertian, dan menumbuhkan kepercayaan untuk saling bekerja sama.
Kaelan (2002) menjelaskan bahwa inti identitas nasional bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang merupakan hasil buah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia
tentang kehidupan yang dianggap baik yang memberikan watak, corak, dan ciri masyarakat Indonesia yakni sifat religius, sikap menghormati bangsa dan manusia lain,
persatuan, gotong royong dan musyawarah, serta ide tentang keadilan sosial. Karakter bangsa Indonesia tersebut adalah nilai-nilai dasar Pancasila sehingga dikatakan
sebagai jati diri bangsa yang menjadi inti identitas nasional Indonesia.
Notonagoro (1971) menyatakan identitas nasional Indonesia adalah ciri khas bangsa Indonesia, yaitu manifestasi atau penjelmaan hakikat pribadi kemanusiaan universal
yang dilekati kualitas-kualitas dan sifat-sifat khusus ciri khas bangsa Indonesia.
Hardono Hadi (2002) juga menjelaskan bahwa jati diri itu mencakup tiga unsur, yaitu identitas, kepibadian, dan keunikan yang terwujud dalam tingkah laku sebagai satu
kesatuan sehingga penting untuk menentukan perkembangan bangsa dan negara di masa depan.