Anda di halaman 1dari 9

Nama : Arif Akbar Kurnia

NIM : 20/461520/HK/22538
Kelas : PKN 17
Materi : Integrasi Nasional

A. Resume Materi Integrasi Nasional


1. Menelusuri Konsep dan Urgensi Integrasi Nasional
a. Makna Integrasi Nasional
1) Secara Etimologi
Terdiri atas kata integrasi dan nasional. Menurut KBBI integrasi
berarti pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Sedangkan nasional berarti sifat kebangsaan, berkenaan atau
berasal dari bangsa sendiri.

2) Secara Terminologi
- Menurut Saafroedin Bahar (1996): Upaya menyatukan
seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan
wilayahnya.
- Menurut Riza Noer Arfani (2001): Pembentukan suatu
identitas nasional dan penyatuan berbagai kelompok sosial
dan budaya ke dalam suatu kesatuan wilayah.
- Menurut Djuliati Suroyo (2002): Bersatunya suatu bangsa
yang menempati wilayah tertentu dalam sebuah negara
yang berdaulat.
- Ramlan Surbakti (2010): Proses penyatuan berbagai
kelompok sosial budaya dalam satu kesatuan wilayah dan
dalam suatu identitas nasional.

3) Kesimpulan:
Integrasi nasional memiliki beragam pengertian, salah satunya
kesadaran identitas bersama di antara warga negara. Ini berarti
bahwa meskipun kita memiliki kasta yang berbeda, agama dan
daerah, dan berbicara bahasa yang berbeda, kita mengakui
kenyataan bahwa kita semua adalah satu.
b. Jenis Integrasi
Menurut Myron Weiner lebih cocok menggunakan integrasi politik
daripada integrasi nasional. Terdapat lima jenis:
1) Integrasi Bangsa
Proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu
kesatuan wilayah dan salam suatu pembentukan identitas nasional.

2) Integrasi Wilayah
Merujuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional
pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan
kelompok kelompok sosial budaya masyarakat tertentu.

3) Integrasi Nilai
Adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan
dalam memelihara tertib sosial.

4) Integrasi Elit-massa
Menunjuk pada masalah penghubungan antara pemerintah dengan
yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai
aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa.

5) Integrasi Tingkah Laku


Penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan `yang diterima demi
mencapai tujuan bersama.

Menurut Suroyo (2002), integrasi nasional mencerminkan proses


persatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda, atau
memiliki berbagai perbedaan baik etnisitas, sosial budaya, atau latar
belakang ekonomi, menjadi satu bangsa (nation) terutama karena
pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama.
1) Integrasi Politik
Terdapat dimensi vertikal dan horizontal. Dimenensi vertikal adalah
hubungan elit dengan massa. Sedangkan diemnsi horizontal
menyangkut hubungan dengngan masalah teritorial, antardaerah,
antarsuku, antar umat beragama, dan antar golongan masyarakat.

2) Integrasi Ekonomi
Adalah terjadinya saling ketergantungan antar daerah dalam upaya
memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Saling ketergantungan ini
menjadikan wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan
mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis.

3) Integrasi Sosial Budaya


Merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda (etnis,
ras, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai) dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan.

c. Pentingnya Integrasi Nasional


Integrasi nasional penting karena tujuan negara hanya dapat
dicapai ketika adanya sinergisitas antara pemerintah dengan rakyat.
Dalam konteks ketika Indonesia baru saja merdeka integrasi menjadi
penting karena pemerintah kolonial Belanda tidak pernah memikirkan
tentang perlunya membangun kesetiaan nasional dan semangat
kebangsaan pada rakyat Indonesia. Selain itu, suku yang beragam
memiliki pertalian primordial yang merupakan unsur negara dan telah
menjelma menjadi kesatuan etnik.

d. Integrasi vs Disintegrasi
Disintegrasi merupakan kebalikan dari integrasi. Jika integrasi
bermakna kepaduan atau persatuan antarelemen maka disintegrasi
berarti ketidakpaduan, keterpecahan.

2. Mengenali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik mengenai Integrasi Nasional


a. Historis
Integrasi nasional telah ada sebelum Indonesia merdeka dengan analisis model
integrasi imperium Majapahit, model integrasi kolonial, dan model integrasi
nasional Indonesia (Suroyo, 2002).
1) Model Integrasi Imperium Majapahit
Bersifat imperium/kerajaan.
2) Model Integrasi Kolonial
Sepenuhnya dicapai pada abad XX dengan wilayah yang tergabung dari
Sabang sampai Merauke.
3) Model Integrasi Nasional Indonesia
Merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia sejak bernegara
merdeka tahun 1945. Model ketiga ini dimaksudkan untuk membentuk
kesatuan yang baru yakni bangsa Indonesia yang merdeka, memiliki
semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru atau kesadaran
kebangsaan yang baru.
Proses penumbuhan kesadaran berbangsa melalui tahapan berikut:
-Masa perintis: Mulai dirintisnya semangat integrasi emlalui organisasi-
organisasi pergerakan.
-Masa penegas: Sumpah pemuda menjadi pemersatu kekuatan integrasi.
-Masa Percobaan: Organisasi pergerakan mencoba meminta
kemerdekaan dari Belanda.
-Masa pendobrak: Semangat pergerakan telah berhasil menghasilkan
kemerdekaan.

b. Sosiologis
Integrasi diawali dengan adanya politik etis yang dapat mengasilkan kaum
terpelajar. Karena politik etis pula kaum terpelajar mampu membentuk
organisasi-organisasi pergerakan nasional. Ada beberapa hal yang menjadi
pemngembangan integrasi di Indonesia antara lain adalah karena adanya
ancaman dari luar, gaya politik kepemimpinan, kekuatan lembaga-lembaga
politik, ideologi nasional, dan kesempatan pembangunan ekonomi.
Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat
dapat terintegrasi, apabila:
1) Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental
yang dapat dijadikan rujukan bersama.

2) Masyarakat terhimpun dalam unit sosial.
Jika masyarakat yang
berbeda-beda latar belakangnya menjadi anggota organisasi yang sama,
maka mereka dapat bersatu dan menciptakan loyalitas pada organisasi
tersebut, bukan lagi pada latar belakangnya. 

3) Masyarakat berada di atas memiliki sifat saling ketergantungan di antara
unit-unit sosial yang terhimpun di dalamnya dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi.

c. Politik
Munculnya semangat persatuan untuk menciptakan pemerintahan Indonesia
karena adanya ancaman dari luar. Masyarakat berharap terbentuknya sistem
pemerintahan untuk mengakhiri kolonialisme.

3. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Integrasi Nasional


a. Dinamika Integrasi Nasional Indonesia
1) Integrasi bangsa
Kembalinya GAM bergabung dengan NKRI Pada tanggal 15 Agustus
2005 melalui MoU (Memorandum of Understanding) di Finlandia.

2) Integrasi wilayah
Pemerintah Indonesia mengumumkan kedaulatan wilayah Indonesia
yakni lebar laut teritorial seluas 12 mil diukur dari garis yang
menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau Negara
Indonesia melalui Deklarasi Djuanda.

3) Integrasi nilai
Pancasila merupakan dasar negara sebagai pemersatu bangsa.

4) Integraasi elit-massa
Ditandai dengan dekatnya pemimpin dengan rakyat. Contohnya
pemimpin mengunjungi rakyat atau staffnya.

5) Integrasi tingkah laku


Mewujudkan perilaku integratif dilakukan dengan pembentukan
lembaga- lembaga politik dan pemerintahan termasuk birokrasi.
b. Tantangan dalam Membangun Integrasi
Tantangan datang dari dimensi vertikal dan horizontal. Vertikal adalah
hubungan elit dengan massa, sedangkan horizontal adalah yang berkaitan
dengan suku, agama, ras, dan geografi. Terkait dengan horizontal. Selain itu,
masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-
hasil pembangunan dapat menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan
keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan),
gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa. Hal ini bisa
berpeluang mengancam integrasi horizontal di Indonesia. Di era globalisasi,
tantangan itu ditambah oleh adanya tarikan global di mana keberadaan negara-
bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntutan dan
kecenderungan global.

4. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Integrasi Nasional


a. Integrasi menjadi penting untuk mencegah konflik dan perpecahan
b. Apa pun kondisinya, integrasi sangat penting untuk menyatukan segenap
bangsa dan negara sehingga tidak akan terjadi conflict of interest.

B. Refleksi Kasus di Masyarakat


Gerakan Separatis OPM dan Ancaman Disintegrasi
Organisasi Papua Merdeka (OPM) merupakan gerakan separatis yang dibentuk pada
tahun 1965 dengan tujuan memisahkan diri dari NKRI. Organisasi ini terbentuk akibat
perasaan bahwa Papua sama sekali tidak memiliki hubungan sejarah dengan Indonesia.
Gerakan ini mengklaim bahwa Papua adalah wilayah otonom yang seharusnya menjadi
sebuah negara berdaulat dengan pemerintahan sendiri.
Selain perihal perasaan tidak adanya hubungan historis dengan NKRI, kasus-
kasus pelanggaran HAM oleh TNI/ABRI di Papua, kesenjangan sosial, diskriminasi
ekonomi dan politik, serta perampasan alam mereka oleh Freeport Sulphur menjadi
variabel pendorong sehingga Free West Papua Campaign ini semakin responsif ingin
memisahkan diri.
OPM merupakan ancaman bagi keutuhan NKRI. Hal ini dikarenakan OPM
sering kali ingin memisahkan diri dari NKRI. Namun, cara-cara yang digunakan OPM
untuk meminta merealisasikan tujuannya adalah dengan serangan senjata api. Hal ini
juga mengakibatkan selain ancaman integrasi. OPM juga merupakan ancaman
ketahanan keamanan negara.
Saya sebgai penulis tidak setuju dengan keinginan Papua Merdeka atau OPM
dengan beberapa alasan. Pertama, alasan inginya kemerdekaan bagi Papua Barat adalah
berlandaskan hak asasi manusia untuk dapat menentukan nasib sendiri. Namun, saya
percaya akan lebih baik jika Papua Barat tidak memisahkan diri dari Indonesia
dikarenakan kondisi global kapitalis justru dapat mengancam hidup Papua di sana.
Artinya, untuk menjadi negara baru Papua Barat belum memiliki kekuatan politik dan
pemerintahan yang kuat. Bahkan, OPM tidak mendapat dukungan politik oleh negara
lain di PBB kecuali negara-negara seperti Solomon dan Vanuatu. Bahkan, Papua
Nugini tidak setuju. Hal ini menunjukkan posibilitas yang berat untuk dapat berelasi
dengan negra lain mengingat masih kurangnya kemampuan sumber daya manusia di
sana.
Kedua, kita dapat menilik kembali kasus serupa, kasus Timor Timur yang ingin
memisahkan diri dari Indonesia dimotori oleh Portugal dan Australia dengan alasan
HAM yang tidak sesuai dengan “Indonesia”. Ternyata saja setelah Timor Timur
merdeka menjadi Timor Leste terdapat tambang minyak besar di sana, tetapi
masyarakat belum mampu mengolahnya sehingga Australia mengambil keuntungan
minyak di sini. Oleh karena itu, menilik dari kasus Timor Leste, karena di wilayah
Papua Barat juga memiliki banyak tambang emas, ditakutkan hanya akan dimanfaatkan
oleh negara lain.
Terakhir, penulis memahami bahwa mempersatukan OPM sangatlah sulit
karena mereka berkekuatan militer yang banyak mendapatkan substansi senjata dari
Filipina dan Papua Nugini secara ilegal. Penulis dapat memahami jika negara Indonesia
membalas serang OPM dengan tembakan berarti pula terjadi pelanggaran HAM.
Namun demikian, OPM juga telah banyak membunuh mati TNI/Polisi dan juga warga
sipil lain. Hal ini menunjukkan bahwa masalah Papua Barat adalah masalah yang
kompleks. Artinya, tidak akan bisa selesai jika terus ditangani secara fisik saja. Namun
perlu adanya negosiasi antarpihak secara damai untuk mencapai salingkeberuntungan
atau win win solution. Selain itu, sebagai warga Papua, tidak terbatas pada Papua Barat,
yang pro nasionalisme harus mampu men-counter balance OPM dengan menyarakan
keinginan tetap bersatu dengan Indonesia pula.
Daftar Pustaka

Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, 2016,


Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Direktorat Jendral
Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Jakarta.

Papua, Suara, “Pro dan Kontra Integrasi papua kedalam NKRI”,


https://suarapapua.com/2019/10/24/pro-dan-kontra-integrasi-papua-ke-dalam-nkri/,
diakses pada tanggal 13 Oktober 2020.

Addulsalam, Husein, “Bayang-Bayang Kebangkrutan Timor Leste”,


https://tirto.id/bayang-bayang-kebangkrutan-timor-leste-cFZB, diakses pada tanggal
13 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai