A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Integrasi Nasional
1) Makna Integrasi Nasional Secara etimologi integrasi berasal dari dua kata, integrasi (integration) dan nasional (national). Integrasi berasal dari bahasa latin integer yang berarti utuh atau menyeluruh. Integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Sedangkan nasional artinya bangsa sebagai persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar belakang, berada dalam suatu wilayah, dan dibawah satu kekuasaan politik. Menurut Kurana (2010), integrasi nasional adalah kesadaran identitas bersama di antara warga negara. Berarti bahwa meskipun terdapat perbedaan kasta, agama, daerah, dan bahasa, kita mengakui kenyataan bahwa kita semua adalah satu. 2) Jenis Integrasi a. Integrasi Politik Memiliki dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal menyangkut hubungan elit dan massa guna menjembatani perbedaan dalam rangka pengembangan politik parsitipatif. Dimensi horizontal menyangkut hubungan yang berkaitan dengan masalah teritorial, antar suku, umat beragama, dan golongan masyarakat Indonesia. b. Integrasi Ekonomi Terjadi saling ketergantungan antar daerah dalam memenuhi kebutuhan, sehingga terjalin kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis. Di sisi lain, integrasi ekonomi adalah pencabutan hambatan antar daerah yang memungkinkan ketidaklancaran hubungan antar keduanya. c. Intergrasi Sosial Budaya Merupakan proses penyesuaian unsur yang berbeda dalam masyarakat (ras, agama, bahasa, dll) sehingga menjadi satu kesatuan. Dapat juga diartikan sebagai kesediaan bersatu bagi kelompok sosial budaya di masyarakat. 3) Pentingnya Integrasi Nasional Pertama, pada masa penjajahan pemerintah kolonial Belanda tidak pernah mengajarkan membangun kesetiaan nasional dan semangat kebangsaan pada rakyat Indonesia. Sehingga setelah kemerdekaan, kita perlu membangun kesetiaan nasional melalui integrasi bangsa. Kedua, negara-bangsa (nation state) merupakan negara yang memiliki banyak suku bangsa, yang kemudian bersatu dalam sebuah bangsa. Suku tersebut mempunyai ikatan dan kesetiaan etnik yang alami dan bersifat primer. Sedangkan kesetiaan nasional bersifat sekunder. Bila ikatan etnik tidak diperhatikan atau terganggu, mereka akan mudah kembali pada kesatuan asalnya. Sehingga berakibat mereka melepaskan komitmennya sebagai satu bangsa. 4) Integrasi Versus Disintegrasi Disintegrasi adalah memudarnya kesatuan antar golongan dan kelompok dalam suatu bangsa. Disintegrasi memiliki banyak ragam, seperti pertentangan fisik, tawuran, dan kerusuhan, dimana hal ini sering terjadi di Indonesia. Bentuk integrasi lain bisa berupa revolusi bahkan perang.
B. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik Integrasi Nasional
1) Perkembangan Sejarah Integrasi di Indonesia Model integrasi yang berlangsung di Indonesia yakni integrasi imperium Majapahit, integrasi kolonial, dan integrasi nasional Indonesia. Model integrasi imperium Majapahit bersifat kemaharajaan (imperium). Model integrasi kolonial lebih dimaksudkan agar rakyat jajahan mendukung pemerintah kolonial melalui penguatan birokrasi dan penguasaan wilayah. Sedangkan model integrasi nasional Indonesia dimaksudkan untuk membentuk kesatuan dan semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru. Penumbuhan kesadaran berbangsa melalui beberapa tahapan, yaitu masa perintis, penegas, percobaan, dan masa pendobrak. 2) Pengembangan Integrasi Indonesia Pengembangan integrasi dapat dilakukan melalui lima pendekatan (strategi), yaitu adanya ancaman dari luar, gaya politik kepemimpinan, kekuatan lembaga politik, ideologi nasional, dan kesempatan pembangunan ekonomi. C. Dinamika dan Tantangan Integrasi Nasional 1) Dinamika Integrasi Nasional di Indonesia Dapat dicontohkan berdasarkan lima jenis integrasi, antara lain integrasi bangsa, integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi elit-massa, dna integrasi tingkah laku (perilaku integratif). 2) Tantangan Dalam Membangun Integrasi Dalam upaya mewujudkan integrasi di Indonesia terdapat tantangan yang datang dari dimensi vertikal maupun horizontal. Dalam dimensi horizontal, tantangan berkenaan dengan perbedaan ras, suku, agama, dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan yang ada berupa celah antara elit dan massa. Dimana latar belakang kekotaan menyebabkan kaum elit berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional.
D. Esensi dan Urgensi Integrasi Nasional
Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerjasama, serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti perbedaan suku, agama, budaya, dan kepentingan menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan itu tidak dikelola dan disikapi secara tepat. Namun apa pun kondisinya, integrasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan negara sehingga perlu senantiasa diupayakan.