Para pendiri negara menyadari bahwa negara Indonesia yang hendak didirikan
haruslah mampu berada di atas semua kelompok dan golongan yang beragam. Indonesia
sebagai negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan ras dengan wilayah yang
tersebar di nusantara. Negara Indonesia merdeka yang akan didirikan hendaknya negara
yang dapat mengayomi seluruh rakyat tanpa memandang suku, agama, ras, bahasa,
daerah, dan golongan golongan tertentu. keinginan hidup bersatu sebagai satu keluarga
bangsa karena adanya persamaan nasib dan cita-cita karena berasal dalam ikatan
wilayah atau wilayah yang sama. Kesadaran demikian melahirkan paham nasionalisme
atau paham kebangsaan. nasionalisme memunculkan semangat untuk mendirikan
negara-bangsa dalam merealisasikan cita-cita, yaitu merdeka dan tercapainya
masyarakat yang adil dan makmur.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata integrasi mempunyai arti pembauran atau
penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat.
Saafroedin Bahar (1997) menyatakan bahwa integrasi nasional adalah upaya menyatukan
seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya.
Menurut Howard Wriggins, inte grasi bangsa berarti penyatuan bangsa bangsa yang berbeda
dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak menjadi satu bangsa.
2. Jenis Integrasi
Myron Weiner dalam Yahya Muhaimin & Colin Mc Andrews (1982) membedakan 5 (lima) tipe
atau jenis integrasi yaitu :
a. Integrasi bangsa, yakni proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke
dalam satu kesatuan wilayah dan pada pembentukan identitas nasional. Yang
mana membangun rasa kebangsaan dalam suatu wilayah Contoh: Bangsa
Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan golongan bersedia
berintegrasi dalam satu negara, yakni negara Indonesia yang dilandasi semangat
kebangsaan yang satu pula.
b. Integrasi wilayah, yakni pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di
atas unit-unit atau wilayah-wilayah yang lebih kecil yang mungkin beranggotakan
suatu kelompok budaya atau sosial tertentu.
Contoh: Negara Indonesia memiliki kedaulatan wilayah dari habang sampai
Merauke, dengan batas-batas yang telah ditetapkan.
c. Integrasi nilai, yakni adanya konsensus atau persetujuan terhadap nilai-nilai
bersama yang diperlukan untuk memelihara tertib sosial. Contoh: Masyarakat
Indonesia bersepakat bahwa Pancasila merupakan nilai bersama yang mampu
menyatukan keragaman dan perbedaan.
d. Integrasi elit-massa, yakni kemampuan menghubungkan antara yang memerintah
dengan yang diperintah, antara penguasa dengan rakyat atau antara elit dengan
massa. Contoh: Adanya komunikasi yang intensif antara kepala desa dengan
warga desa.
e. Integrasi tingkah laku (tindakan integratif), yakni kemampuan orang-orang di
dalam masyarakat untuk berorganisasi, bekerja nama demi mencapai tujuan
bersama dan yang bermanfaat. Contoh: Orang-orang yang mendirikan satu
perusahaan lalu mereka bekerja bersama di bawah satu manajemen.
2. Pengembangan Integrasi
oward Wriggins dalam Yahya Muhamin & Collin McAndrew (1982) menyebut ada 5 pendekatan
atau cara bagaimana bangsa dapat mengembangkan integrasinya. Yaitu :
a. Adanya ancaman dari luar
Dapat menciptakan integrasi masya rakat. Masyarakat akan bersatu, meskipun
berbeda suku, agama dan ras ketika menghadapi musuh bersama. Contoh, ketika
pen jajah Belanda ingin kembali ke Indonesia, masyarakat Indonesia bersatu padu
melawannya.
b. Gaya Politik Kepemimpinan.
Gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan atau mengintegrasikan
masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin yang karismatik, dicintai rakyatnya, dan
memiliki jasa-jasa besar umumnya menyatukan bangsanya yang sebelumya
tercerai berai. Misalnya, Nelson Mandela dari Afrika Selatan. Gaya politik
kepemimpinan dapat dipakai untuk mengembangkan integrasi bangsanya.
c. Kekuatan Lembaga-Lembaga Politik.
Lembaga politik, misalnya birokrasi juga dapat menjadi sarana mempersatukan
masyarakat bangsa. Birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan sistem
pelayanan yang sama, baik, dan diterima oleh masyarakat yang beragam. Pada
akhirnya masyarakat bersatu dalam satu sistem pelayanan.
d. Ideologi Nasional.
Ideologi merupakan seperangkat nilai-nilai yang diterima dan disepakati. Jika
suatu masyarakat meskipun berbeda-beda tetapi dapat menerima satu ideologi yang
sama maka memungkinkan masyarakat tersebut untuk bersatu.
e. kesempatan Pembangunan Ekonomi.
Jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan maka masyarakat
bangsa tersebut dapat menerima sebagai satu kesatuan. Akan tetapi, jika ekonomi
menghasilkan ketidakadilAn maka muncul kesenjangan atau ketimpangan. Orang-
orang yang dirugikan dan miskin sulit untuk mau bersatu atau merasa matu
bangsa dengan mereka yang diuntungkan serta yang mendapatkan kekayaan
secara tidak adil.
menurut Eka Darmaputra (1997), sebuah negara bangsa baru membutuhkan “identitas
baru' yang mesti dilahirkan dengan mempertimbangkan dua kenyataan di atas. Identitas
baru ini mampu memayungi dan tidak bertentangan dengan identitas yang telah ada serta
mampu menciptakan persatuan guna mewujudkan negara-bangsa yang efektif dan efisien.
Salah satu identitas tersebut untuk kasus Indonesia adalah ideologi bersama, yakni
Pancasila. Pancasila pada saat itu dimaksudkan sebagai ideologi bersama yang mampu
menyatukan perbedaan dan berbagai golongan masyarakat Indonesia.