Anda di halaman 1dari 16

INTEGRASI NASIONAL

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PKN

Dosen Pengampu: Asri Arinilasari, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Intan Donna Darlies (226111108)


2. Khilya Tifani Yumna (226111134)
3. Rizky Surya Wijaya ()

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS


FAKULTAS ADAB DAN BAHASA
UNIVERSITAS RADEN MAS SAID SURAKARTA 2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makalah ini dilatarbelakangi dari tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu Ibu Asri Arinilasari selain itu menjadi langkah awal untuk
mengasah kemampuan kami dalam membuat makalah sekaligus menambah wawasan mengenai
Integrasi Nasional. Makalah ini juga berisikan tentang betapa pentingnya Integrasi Nasional
dalam keterkaitannya dengan pluralitas.

Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman sosial budaya. Sehingga bangsa
Indonesia dikenal dengan masyarakatnya yang plural atau majemuk. Tentu saja hal ini harus kita
teruma sebagai kekayaan dan keberagaman bangsa. Namun di sisi lain dalan keberagaman dan
pluralitas dalam berbagai hal, hal tersebut juga dapat menimbulkan pertentangan yang jika
berlanjut secara berkepanjangan bisa dapat menimbulkan konflik kepentingan antar kelompok,
etnis, agama, wilayah, hingga juga membuat munculmya paham separatis dan mengancam
ketentraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sifat individualis masyarakat Indonesia menjadi salah satu alasan runtuhnya semangat
persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu diperlukan pelatihan Kewarganegaraan sejak dini
untuk menumbuhkan jiwa kebangsaan dan cinta tanah air. Semangat jiwa kebangsaan dan cinta
tanah air diperlukan untuk menjaga kebhinekaan bangsa, karena melestarikan keragaman
menciptakan kehidupan yang aman dan damai untuk semua untuk masyarakat. 

Hal ini harus menjadi perhatian khusus untuk kita, para penerus generasi bangsa untuk
memperkokoh dan mempererat integrasi nasional bangsa. Sebagai penerus generasi bangsa yang
baik, kita harus memiliki rasa Integrasi Nasional. Yaitu suatu sikap kepedulian terhadap sesama,
serta memiliki rasa persatuan yang tinggi, baik terhadap bangsa, negara, agama, social, budaya,
maupun keluarga. Tidak ada kata terlambat untuk memulai terciptanya kehidupan yang
berlandaskan Pancasia, berpegang teguh pada semboyan bangsa “Bhinneka Tunggal Ika” dan
bersandar hukum pada UUD.
PEMBAHASAN

A. Definisi Integrasi Nasional

Integrasi nasional berarti menggabungkan seluruh bagian menjadi sebuah keseluruhan dan
tiap-tiap bagian diberi tempat, sehingga membentuk kesatuan yang harmonis dalam kesatuan
Negara Republik Indonesia (NKRI) yang bersemboyang “Bhineka Tunggal Ika”.

Integrasi mengindikasikan adanya kekuatan yang menggerakkan setiap individu untuk


hidup bersama sebagai kelompok (bangsa, Negara). Dengan integrasi yang tangguh yang
tercermin dari rasa cinta, bangga, hormat, dan loyal kepada Negara, cita-cita kemerdekaan dapat
terwujud.1

Integrasi nasional terdiri dari dua kata, yaitu “integrasi” dan “nasional. Kata "integrasi"
berasal dari bahasa Latin "integrare" yang berarti menyatukan atau mempersatukan. Sedangkan
kata "nasional" berasal dari bahasa Latin "natio" yang berarti kelompok atau bangsa.

a) Pada KBBI
Istilah integrasi mempunyain pengertian “pembauran atau penyatuan hingga
menjadi kesatuan yang utuh atau bulat”. Sedangkan istilah “nasional” mempunyai
pengertian “bersifat kebangsaan”, “berasal dari bangsa sendiri”, dan “sesuatu yang
meliputi suatu bangsa”.
b) Secara politis
Integrasi nasional merupakan proses penyatuan atau penggabungan antara berbagai
kelompok atau komponen masyarakat dalam satu negara menjadi satu kesatuan
yang utuh, dengan tujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan negara serta
mempromosikan nilai-nilai kebangsaan yang mempersatukan masyarakat.
c) Secara antropologi
Integrasi nasional adalah proses penyesuaian masyarakat di antara unsur-unsur
kebudayaan, bahasa, agama, dan tradisi yang berbeda sehingga mencapai suatu
kesatuan bangsa yang utuh.

1
Unknown, Pengertian Integrasi Nasional, (https://www.pengertianilmu.com/2015/07/normal-0-false-false-false-
en-us-x-none27_93.html, Diakses pada 15 Maret 2023 pukul 14.34)
Howard berpendapat bahwa Integritas bangsa berarti penyatuan bagian yang berbeda-
beda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan bangsa.
Sedangkan menurut Myron Weiner, Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan
suatu identitas nasional. Integrasi biasanya mengandalkan adanya satu masyarakat yang secara
etnis majemuk dan setiap kelompok masyarakat memiliki bahasa dan sifat-sifat kebudayaan
yang berbeda2.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diartikan bahwa integrasi nasional itu
merupakan suatu proses atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan
wilayah dan pembentukan identitas nasional yang harus dapat menjamin terwujudnya kesetaraan
dan keseimbangan dalam mencapai tujuan suatu bangsa.

Dalam konteks Indonesia, integrasi nasional menjadi sangat penting karena Indonesia
memiliki keragaman budaya, suku, agama, dan bahasa yang sangat kaya dan kompleks. Integrasi
nasional adalah kunci untuk membangun negara yang kuat dan stabil, serta menjaga
keberagaman masyarakat sebagai kekayaan dan kekuatan negara.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integrasi Nasional

Di dalam integrasi nasional terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut yaitu
sebagai berikut:

1. Faktor pendorong Integrasi Nasional


Faktor pendorong merupakan unsur yang berpengaruh atau dapat mempercepat
perkembangan suatu proses atau tindakan yang dijalankan oleh sekelompok individu.
Faktor pendorong integrasi nasional yaitu adanya rasa senasib dan seperjuangan yang
diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah, adanya sikap, tekad, dan keinginan untuk kembali
bersatu dikalangan Bangsa Indonesia, adanya ancaman dari luar, dan adanya ideologi
nasional:

2
Tolib, Integrasi Nasional Dalam Bhinneka Tunggal Ika (penerbit Kemendikbud, 2020)
a. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor
sejarah.
Dahulu, saat Indonesia masih dijajah oleh negara lain, perjuangan yang dilakukan
oleh setiap elemen masyarakat untuk memperoleh kemerdekaan bukanlah sesuatu
yang sifatnya main-main. Rasa senasib seperjuangan di masa lalu yang terbawa
sampai sekarang itulah yang menjadi salah satu faktor pendorong untuk
mewujudkan integrasi nasional.
b. Adanya sikap, tekad, dan keinginan untuk kembali bersatu.
Adanya perbedaan dalam kebudayaan pada bangsa Indonesia itu tidak dapat
menjadi alasan untuk tidak ingin bersatu dan hidup rukun. Di dalam masyarakat
tradisional dan modern, selalu ada dorongan untuk menyatukan perbedaan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara di
Indonesia, keinginan untuk menyatukan seluruh bangsa adalah sebuah ekspresi
dari nilai-nilai mulia Pancasila sebagai dasar negara.
c. Adanya ancaman dari luar
Walaupun Indonesia itu telah merdeka selama 77, bukan berarti bahwa tidak ada
lagi ancaman yang bisa masuk dari luar. Dalam era globalisasi seperti sekarang,
ancaman tersebut bukan berarti penjajahan dari negara lain, namun bisa juga
merupakan bahaya dari moderenisasi.
2. Faktor Pendukung Integrasi Nasional
Terlepas dari faktor pendorong, terdapat faktor pendukung yang juga memainkan peran
penting dalam mendorong integrasi nasional. Faktor-faktor ini dapat membantu dalam
memperkuat integrasi nasional. Di bawah ini adalah beberapa faktor pendukung yang
dimaksud:
a. Penggunaan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa. hal ini telah dikumandangkan
sejak di gelorakan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 yang berbunyi “Kami
putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuaan Bahasa
Indonesia”.
b. Semangat persatuan serta kesatuan bangsa
Kesadaran akan pentingnya persatuan diperlukan untuk memupuk semangat
persatuan dan kesatuan. Hal ini akan membantu terbentuknya rasa kekeluargaan,
persahabatan, dan sikap saling tolong-menolong di antara sesama. Selain itu, rasa
kemanusiaan yang mengandung toleransi dan keharmonisan dalam hidup
berdampingan juga perlu dijalin dengan menumbuhkan sikap nasionalisme.
c. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila
Pancasila merupakan landasan ideologi bangsa yang sangat berpengaruh dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Seseorang yang rasa patriotnya tinggi pasti
akan selalu menerapkan niali pancasila terhadap semua hal yang dilakukannya.
d. Adanya rasa serta semangat gotong royong

3. Faktor Penghambat Integrasi Nasional


Jika ada faktor pendorong dan pendukung, makan akan lebih masuk akal jika integrasi
nasional juga dihadapkan dengan faktor penghambat. Beberapa faktor penghambat
terwujudnya integrasi nasional diantaranya:
a. Kurangnya penghargaan terhadap keberagaman
b. Kurangnya toleransi antar sesama golongan
c. Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia
d. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan3

C. Pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia

Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap negara. Sebab
integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara untuk membangun
kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu negara
senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yang diderita,
baik kerugian berupa fisik materiil seperti kerusakan sarana dan prasarana yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan kekawatiran,
cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan. Di sisi lain banyak pula
potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yang mestinya dapat digunakan untuk

3
I Putu A. A, Integrasi Nasional, 2017, hal. 7
melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan untuk
menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yang senantiasa diwarnai konflik di
dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan.4

Integrasi nasional memiliki peran penting bagi bangsa Indonesia dalam memperkuat
persatuan, kesatuan, dan keberagaman. Hal ini memungkinkan untuk menciptakan stabilitas
politik, keamanan, dan kesejahteraan yang lebih baik di seluruh wilayah Indonesia. Dengan
integrasi nasional yang kuat, masyarakat Indonesia dapat bekerja sama secara harmonis untuk
mencapai tujuan bersama dan memajukan bangsa serta negara. Oleh karena itu, integrasi
nasional harus terus dijaga dan ditingkatkan melalui upaya-upaya yang dilakukan oleh seluruh
komponen bangsa.

Salah satu rintangan dalam mewujudkan integrasi nasional adalah globalisasi, Indonesia
tak luput dari pengaruh globalisasi. Globalisasi adalah integrasi internasional yang terjadi karena
adanya pertukaran budaya dan ide-ide antar negara. Berkembangnya teknologi informasi
membuat informasi dari negara lain menjadi mudah untuk diakses bagi warga Indonesia.
Informasi ini bisa berupa informasi tentang gaya hidup, literasi, bahasa, produk, dan sebagainya.
Secara teori globalisasi terlihat memiliki banyak sekali manfaat, namun apabila seorang individu
tidak memanfaatkannya dengan baik maka globalisasi justru akan berefek negatif terhadap
individu tersebut dan orang-orang di sekitarnya.5

Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia mengenai dampak negatif globalisasi masih


rendah. Selain itu, perilaku mereka yang lebih cenderung memprioritaskan kepentingan individu
atau kelompok menjadi pemicu terjadinya konflik antarsuku dan pembakaran tempat ibadah,
yang menghalangi proses integrasi nasional. Oleh karena itu, upaya terus dilakukan untuk
mencapai tujuan integrasi nasional yang tercantum dalam semboyan "Bhinneka Tunggal Ika",
agar Indonesia dapat menjadi satu kesatuan yang kokoh dan solid.

Adanya upaya untuk mengintegrasikan Indonesia, penting untuk tetap mengakui dan
menghargai perbedaan yang ada agar Indonesia dapat mencapai tujuannya. Selain itu,

4
Lily Jabah, Integrasi Nasional
5
Heru Widoyo, Hambatan Integrasi Nasional di Jaman Globalisasi, (Binus University, 2023)
masyarakat Indonesia harus memiliki sikap toleransi terhadap sesama agar konflik yang
berkelanjutan dapat dihindari dan tidak merugikan Indonesia.

D. Perwujudan Integrasi Nasional

Tujuan dari integrasi nasional adalah memperkuat kekuatan batiniah individu untuk hidup
bersatu dan mendorong kesadaran serta keinginan untuk hidup bersama sebagai satu bangsa.
Untuk mewujudkan integrasi nasional yang kuat, diperlukan interaksi sosial dengan individu
yang memiliki latar belakang suku, agama, dan budaya yang berbeda dalam kehidupan sehari-
hari.

Setiap daerah memiliki unsur-unsur kebudayaan yang termasuk dalam sistem nilai budaya,
seperti nilai moral, religi, sosial, ekonomi, pengetahuan, dan seni. Nilai-nilai tersebut termasuk
dalam nilai budaya bangsa yang dimiliki oleh hampir setiap suku bangsa di Indonesia, sehingga
kesamaan unsur budaya tidak menjadi hambatan dalam mewujudkan integrasi nasional. Yang
menjadi perhatian saat ini adalah bagaimana menggabungkan unsur-unsur budaya yang berbeda
dari berbagai suku bangsa. Untuk mencapai hal ini, dibutuhkan faktor pendukung yang dapat
diterima oleh seluruh suku bangsa, seperti kesadaran nasional yang ditingkatkan, keadilan sosial
yang diwujudkan, pengawasan sosial yang ketat, tekanan dari luar, penggunaan bahasa yang
sama, simbol kesatuan, dan lain sebagainya.

Kota Palembang memiliki perwujudan integritas nasional dari berbagai kebudayaan yang
dihasilkan oleh masyarakatnya. Produk kebudayaan tersebut lahir dari proses panjang, seiring
dengan sejarah bangsa Indonesia. Selain itu, proses interaksi masyarakat lokal dengan pendatang
(Cina dan Arab) menghasilan produk kebudayaan yang indah nan harmoni. Diantaranya Bukit
Siguntang, Motif Songket, Masjid Agung, Kampung Arab Al Munawar, dan Kampung Kapiten.
Ikon-ikon tersebut merupakan hasil dari kebudayaan masyarakat Kota Palembang yang
mencirikan kelokalitasan, dan penanda integrasi nasional. Perpaduan unsur kebudayaan dari
semua ikon tersebut melahirkan indentitas sebagai perwujudan integritas nasional.6

E. Ancaman Terhadap Integrasi Nasional

6
Edwin Nurdiansyah dan Aulia Novemy Dhita, Perwujudan Integrasi Nasional Pada Masyarakat Kota Palembang.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 10, Nomor 1, Mei 2020, hal. 36
Posisi wilayah Indonesia sangat strategis, diapit oleh benua asia, benua Australia,
Samudra hindia, dan Samudra pasifik. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa wilayah Indonesia
berada pada posisi silang yang sangat strategis. Posisi silang Indonesia tidak hanya meliputi
aspek kewilayahan. Posisi silang Indonesia juga mencakup aspek-aspek kehidupan social.
Aspek-aspek kehidupan social tersebut sebagai berikut. 7

a. Penduduk Indonesia berada di antara daerah kependudukan padat di utara dan daerah
bependudukan jarang di selatan.
b. Ideologi Indonesia berada di antara komunisme di utara dan liberalisme di selatan.
c. Demokrasi Pancasila berada di antara demokrasi rakyat di utara (Asia bagian utara)
dan demokrasi liberal di selatan.
d. Ekonomi Indonesia berada diantara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem
ekonomi kapitalis di selatan.
e. Masyarakat Indonesia berada diantara masyarakat sosialis di utara dan masyarakat
individualis di selatan.
f. Kebudayaan Indonesia dinatara kebuadayaan timur di utara dan kebudayaan barat di
selatan.

Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada diantara sistem pertahanan


continental di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan timur. Posisi silang
Indonesia sebagaimana diuraikan di atas merupakan sebuah potensi sekaligus ancaman bagi
integrasi nasional bangsa Indonesia. Dikatakan sebuah potensi karena akan memberikan dampak
positif bagi kemajuan bangsa Indonesia serta akan memperkokoh keberadaan Indonesia sebagai
negara yang tidak dapat disepelekan perannya dalam menunjang kemajuan serta terciptanya
perdamaian dunia. Akan tetapi, posisi silang ini juga mejadikan Indonesia sebagai negara yang
tidak terbebas dari ancaman yang dapat memecah belah bangsa. Apa sebenarnya yang menjadi
ancaman bagi integrasi nasional negara Indonesia? Ancaman bagi integrasi nasional tersebut
datang dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi kehidupan.
Ancaman tersebut biasanya berupa ancaman militer dan nonmiliter.

Berikut ini diuaraikan secara singkat ancaman yang dihadapi Bangsa Indonesia baik yang
berupa ancaman militer maupun non-milter.

7
Tijan dan Sugiman, Explore Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jilid 2, (Penerbit Duta, 2019), hal. 147
a. Ancaman Militer

Ancaman militer adalah ancarnan yang menggunakan kekuatan bersenjata yang


terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berbentuk
agresi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan, dan
perang saudara. Ancaman militer ini dibagi menjadi dua yaitu: 8

1. Ancaman Militer Dalam Negeri


• Disintegrasi bangsa, melalui macam-macam gerakan separatis
beradasarkan sebuah sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat
ketidak puasan daerah terhadap kebijakan pemerintahan pusat.
• Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran
hak asasi manusia yang pada gilirannya dapat mengakibatkan suatu
kerusuhan masal.
• Upaya penggantian ideologi pancasila dengan ideologi yang lain ekstrem
atau tidak sesuai dengan kebiasan dari masyarakat indonesia.
• Makar dan penggulingan pemerintahan yang sah dan konstitusional
2. Ancaman Militer Luar Negeri
• Pelanggaram batas negara yang dilakukan oleh negara lain.
• Pemberontakan senjata yang dilakukan oleh negara lain.
• Aksi teror yang dilakukan oleh terorisme internasional.

Berikut ini beberapa contoh dari ancaman militer terhadap negara:

1. Agresi, pengertian dari agresi adalah ancaman militer yang menggunakan kekuatan
bersenjata oleh negara lain terhadap suatu negara yang dapat membahayakan kedaulatan
dan keutuhan wilayah negara tersebut, dan juga membahayakan keselamatan segenap
bangsa tersebut.
2. Invasi, cara bentuk dalam melakukan agresi terhadap suatu negara yang pertama adalah
invasi yaitu suatu serangan yang dilakukan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap
wilayah NKRI

8
I Putu A. A, Integrasi Nasional, 2017, hal. 14
3. Bombardemen, cara atau bentuk dalam melakukan agresi terhadap suatu negara yang
kedua adalah bombardemen yang mempunyai pengertian suatu penggunaan senjata
lainnya yang dilakukan oleh angkatan bersenjata negara lain terhadap NKRI
4. Blokade, cara atau bentuk dalam melakukan agresi yang terhakshir adalah blokade, yang
dilakukan di daerah pelabuhan atau pantai atau wilayah udara NKRI yang dilakukan oleh
angkatan bersenjata negara lain, dan lain-lain.
5. Spionase adalah ancaman militer yang dilakukan terhadap suatu negara yang kegiatannya
berupa mata-mata dan dilakukan oleh negara lain yang bertujuan untuk mencari dan
mendapatkan dokumen rahasia militer suatu negara.
6. Sabotase, adalah ancaman militer yang dilakukan oleh suatu negara yang kegiatannya
mempunyai tujuan untuk merusak instalasi militer dan obyek vital nasional. Tentunya
sabotase ini dapat membahayakan keselamatan suatu bangsa.
7. Ancaman militer yang berupa aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh suatu jaringan
terorisme yang luas (internasional) atau ancaman yang dilakukan oleh teroris
internasional yang bekerjasama dengan terorisme lokal (dalam negeri).
8. Ancaman militer terhadap suatu negara dapat juga berbentuk suatu pemberontakan yang
mana pemberontakan tersebut juga menggunakan senjata. Selain pemberontakan,
terjadinya perang saudara yang menggunakan senjata juga termasuk ancaman militer.
9. Selain pemberontakan, terjadinya perang saudara yang menggunakan senjata juga
termasuk ancaman militer.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan komponen utama yang dipersiapkan untuk
menghadapi ancaman militer, yang dilaksanakan melalui tugas Operasi Militer Perang (OMP)
dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

b. Ancaman Non Militer

Ancaman non militer memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu
tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat sepeni ancaman militer. Ancaman nonmiliter
berbentuk ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, penahanan dan
keamanan.

Berikut ini adalah beberapa contoh ancaman yang berbentuk non militer:
1. Ancaman dalam bidang ideologi
Sistem politik internasional mengalami perubahan semenjak Uni Soviet runtuh, sehingga
paham komunis tidak populer lagi, akan tetapi, potensi ancaman berbasis ideologi masih
tetap diperhitungkan. Ancaman berbasis ideologi ini bisa juga dalam bentuk penetrasi
nilai-nilai kebebasan (liberalisme) sehingga bisa memicu terjadinya proses disintegrasi
bangsa.
2. Ancaman dalam bidang politik
Ancaman dalam bidang politik dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Ancaman berdimensi politik dari dalam negeri berupa pengerahan massa untuk
menumbangkan pemerintah yang sah atau menggalang kekuatan politik untuk
melemahkan kekuasaan pemerintah yang sah. Selain itu, terbentuknya organisasi-
organisasi separatis juga merupakan contoh ancaman politik dari dalam negeri.
Sementara dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara
melalui tekanan politik terhadap Indonesia. Contoh ancaman tersebut yaitu, Intimidasi,
provokasi, dan blockade
3. Ancaman dalam bidang ekonomi
Ancaman berdimensi ekonomi ini terbagi menjadi 2, yakni internal serta eksternal.
a. Ancaman yang berasal dari internal bisa berupa inflasi, pengangguran,
infrastruktur yang tidak memadai, serta sistem ekonomi yang tak cukup jelas.
b. Ancaman yang berasal dari eksternal bisa berbentuk kinerja ekonomi yang buruk,
daya saing yang rendah, tidak siapnya dalam menghadapi era globalisasi serta
tingkat ketergantungan terhadap pihak asing.
4. Ancaman Berdimensi Sosial Budaya
Ancaman sosial budaya bisa berupa isu-isu mengenai kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, serta ketidakadilan yang menjadi dasar timbulnya konflik vertikal,
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, beserta dengan konflik horizontal
yakni suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
5. Ancaman Berdimensi Teknologi Informasi
Kemajuan akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan sangat pesat
serta memberikan manfaat yang sangat besar bagi seluruh masyarakat, namun, kejahatan
juga terus mengikuti perkembangan tersebut, seperti contohnya kejahatan cyber dan
kejahatan perbankan.
6. Ancaman Berdimensi Keselamatan Umum
Ancaman untuk keselamatan umum bisa terjadi karena bencana alam, misal gempa bumi,
gunung meletus, dan tsunami. Ancaman yang disebabkan oleh manusia, misal
penggunaan obat-obatan dan penggunaan bahan kimia, pembuangan limbah industri,
kebakaran, hingga kecelakaan alat-alat transportasi.

F. Cara Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional

Ancaman militer akan sangat berbahaya apabila tidak diatasi. Oleh karena itu, harus
diterapkan startegi yang tepat untuk mengatasi ancaman integrasi nasional itu. UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur strategi pertahanan dan keamanan bangsa
Indonesia dalam mengatasi ancaman militer tersebut. Pasal 30 ayat (1) sampai (5) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa:

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.

(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung.

(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan
Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan negara.

(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga kemanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.

(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

Ketentuan di atas menegaskan bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara Indonesia
merupakan tanggungjawab seluruh Warga Negara Indonesia. Pertahanan dan keamanan negara
tidak hanya menjadi tanggung jawab TNI dan POLRI saja, tetapi masyarakat sipil juga sangat
bertanggung jawab terhadap pertahanan dan kemanan negara, sehingga TNI dan POLRI berpadu
bersama masyarakat sipil dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

G. Contoh Masalah Integrasi Nasional Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

1. Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah
laku karena dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Dilatarbelakangi oleh perbedaan
yaitu ciri fisik, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dll.
2. Diskriminasi
Diskriminasi merujuk kepada perlakuan yang tidak adil terhadap individu tertentu atas
suatu alasan yang tidak masuk akal. Hal tersebut disebabkan karena kecendurungan
manusia untuk membeda-bedakan yang lain.
3. Kesenjangan sosial
Kesenjangan social menimbulkan rasa cemburu atau nasib yang diterima olhe orang lain.
Hal tersebut dapat membawa seseorang atau kelompok ke arah tindakan yang
menyimpang.
4. Korupsi yang menghilangkan kepercayaan publik
Kasus korupsi yang terjadi menumbuhkan rasa ketidak percayaan masyarakat terhadap
pemangku kebijakan. Hal ini menyebabkan sulitnya mengintegrasikan elemen
penyelenggara negara dan masyarakaat yang sudah terlanjur tidak percaya.
5. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan gejolak kehidupan yang disebabkan adanya perubahan-
perubahan sosial di masyarakat, seperti pergeseran fungsi keluarga karena kedua
orangtua bekerja sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi berkurang. tindakan
yang mereka lakukan dapat meresahkan masyarakat Oleh karena itu, kenakalan remaja
disebut sebagai masalah social.

PENUTUP

Kesimpulan

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan yang ada
pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan kelarasaan secara nasional. Integrasi
nasional penting untuk diwujudkan karena merupakan suatu cara yang dapat menyatukan
berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia.

Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan yang ada tetap harus diakui
dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negarayang dapat mencapai tujuannya.
Masyarakat Indonesia harus memiliki rasa toleransi terhadap sesame sehingga tidak terjadi
konflik berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA

Abeyasa, A. (2022, Maret Senin ). Apa Saja Contoh Masalah Integrasi Nasional di Sebuah Negara?
Diambil kembali dari https://tirto.id/apa-saja-contoh-masalah-integrasi-nasional-di-sebuah-
negara-gp4n

Astawa, I. P. (2017). Integrasi Nasional . 7.

Edwin Nurdiansyah, A. N. (2020). PERWUJUDAN INTEGRASI NASIONAL PADA MASYARAKAT KOTA


PALEMBANG. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 10, Nomor 1, Mei 2020, 36.

Jabah, L. (t.thn.). INTEGRASI NASIONAL . Diambil kembali dari


https://www.academia.edu/28669676/INTEGRASI_NASIONAL

Sugiman, T. d. (2019). Explore Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jilid 2. Penerbit Duta.

Tolib. (2020, Mei). Integrasi Nasional Dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika. Diambil kembali dari
https://repositori.kemdikbud.go.id/22051/

Unknown. (2015, Juli Selasa ). Pengertian Integrasi Nasional. Diambil kembali dari
http://www.pengertianilmu.com/2015/07/normal-0-false-false-false-en-us-x-none27_93.html

Widoyo, H. (2023). Hambatan integrasi Nasional di Jaman Globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai