PAPER
Oleh :
ARISKA ( 150301054 )
IZZUL ARFIE NUGRAHA ( 180301134 )
BOBBY MICHAEL WARUWU ( 180301151 )
JUNI ESTER SINAGA ( 180301153 )
KELOMOPOK 1
AGROTEKNOLOGI 3
atas berkat dan rahmat Nya lah penulis dapat menyelesaikan paper tepat pada
waktunya.
pengajar Mata Kuliah Ekonomi Pertanian yaitu: Ir. Lily Fauzia, M.Si sehingga
Penulis menyadari paper ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Jarak Waktu yang Lebar Antara Pengeluaran dan Penerimaan Pendapatan
dalam Pertanian
Tekanan Penduduk dan Pertanian
Pertanian Subtien
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
PENDAHULUAN
LatarBelakang
UNCED) pada tahun 1992 telah menghasilkan agenda 21, yang merupakan
abad 21. Sektor pertanian memperoleh perhatian dalam section 2 bab 14, yakni
September 2002, sektor pertanian menjadi sorotan di antara lima (diberi akronim
pangan.
menyimpan tanda tanya besar. Terlalu lebar gap antara fakta dan harapan
Bruto (PDB) dan 37 persen tenaga kerja (Anonim, 2002; data Tabel IO diolah,
pendapatan atau nilai tambahnya (PDB). Hal ini berimplikasi bahwa sektor
petani bukan hanya miskin, namun tidak ada insentif berinvestasi bagi
(Lampiran 2). Pada komoditi padi dan jagung yang menampung jumlah petani
bahkan produksi tebu dan kedele mengalami penurunan lebih drastis. Ilustrasi
TujuanPenulisan
Kegunaan Penulisan
Adapunkegunaandaripenulisaniniadalahsebagaisalahsatusyaratuntukmeme
nuhikomponenpenilaianpadamatakuliah Ekonomi
kompleks, kerena banyaknya kondisi yang berbeda yang harus dibina atau diubah
oleh orang ataupun kelompok yang berbeda pula. Seperti halnya permasalahan
kebutuhan pangan meningkat pesat, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan
Namun hal itu juga mendorong para petani untuk mencoba menanam
jenis-jenis tanman baru, dan dengan bantuan para insinyur dan para peniliti untuk
tersebut berjalan secara lambat. Pertanian awalnya hanya bersifat primitif dengan
cara kerja yang lebih sederhana. Seiring berjalannya waktu, lama kelamaan
pertanian berkembang menjadi lebih modern untuk mempermudah para petani
masa. Dalam proses pembangunan pertanian tersebut, bantuan para ahli di bidang
fasilitas maupun pegetahuan kepada para petani untuk memberi metode baru
kepada para petani dan mengubah cara berpikir mereka menjadi lebih kompleks
Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk mengupas tentang
mencari tahu apa saja pembangunan pertanian yang terjadi di negri ini sejak
mencoba untuk bangkit membangun kemajuan negri ini di era reformasi saat ini.
dalam Pertanian
pertanian juga merupakan bagian dari hidupnya, bahkan suatu cara hidup (way of
live), sehingga tidak hanya aspek ekonomi saja tetapi aspek-aspek sosial dan
demikian dari segi ekonomi pertanian, berhasil tidaknya produksi petani dan
tingkat harga yang diterima oleh petani untuk hasil produksinya merupakan faktor
persoalan ekonomi di luar bidang ekonomi pertanian adalah jarak waktu (gap)
penerimaan hasil penjualan.Jarak waktu ini sering pula disebut gestation period,
yang dalam bidang pertanian jauh lebih besar daripada dalam bidang industri. Di
dalam bidang industri, sekali produksi telah berjalan maka penerimaan dari
Dalam bidang pertanian tidak demikian kecuali bagi para nelayan penangkap ikan
yang dapat menerima hasil setiap hari sehabis ia menjual ikannya. Jadi ciri khas
pengeluaran harus diadakan setiap hari, setiap minggu atau kadang-kadang dalam
Persoalan lain yang sifatnya lebih jelas lagi dalam ekonomi pertanian
jumlah penduduk. Malthus dalam tahun 1888 menerbitkan buku yang terkenal
dapat dilihat dari tanda-tanda berikut: persediaan tanah pertanian yang makin
kecil produksi bahan makanan per jiwa yang terus menurun bertambahnya
Pertanian Subsisten
kata subsist yang berarti hidup. Pertanian yang subsisten diartikan sebagai suatu
sistem bertani dimana tujuan utama dari si petani adalah untuk memenuhi
yang demikian sejak semula harus diingat bahwa tidak ada petani susbsisten yang
begitu homogen, yang begitu sama sifat-sifatnya satu dari yang lain. Dalam
kenyataannya petani subsisten ini sangat berbeda-beda dalam hal luas dan
kesuburan tanah yang dimilikinya dan dalam kondisi-kondisi sosial ekonomi
lingkungan hidupnya.
Apa yang sama di antara mereka adalah bahwa mereka memandang pertanian
sebagai sarana pokok untuk memenuhi kebutuhan keluarga yaitu melalui hasil
produksi pertanian itu. Dengan definisi tersebut sama sekali tidak berarti bahwa
petani susbsisten tidak berfikir dalam pengertian biaya dan penerimaan. Mereka
juga berpikir dalam pengertian itu, tetapi tidak dalam bentuk pengeluaran biaya
penjualan.
tanah pertanian yang makin kecil produksi bahan makanan per jiwa.
beserta keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Saragih, bungaran, siswono Yudo Husodo, dkk. 2005. Pertanian Mandiri. Penebar
swadaya, Jakarta.