Anda di halaman 1dari 35

PT. AROMA COFFE.

Tbk
PERENCANAAN USAHA (BUSINESS PLAN) PERKEBUNAN KOPI

TUGAS

OLEH :

ARISKA 150301054
AGROTEKNOLOGI 1

MATA KULIAH MANAJEMEN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
PROFIL PERUSAHAAN PT. AROMA COFFE

Pembangunan pertanian yang berbasis agribisnis dalam pengembangannya

memerlukan keterpaduan unsur-unsur sub sistem, mulai dari penyediaan input produksi,

budidaya, sampai ke pemasaran hasil. Keterpaduan tersebut memungkinkan terbentuknya

suatu kemitraan usaha yang ideal antara usaha besar (inti) dengan petani (plasma).

Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, dengan

memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal.Tujuan perusahaan yang berorientasi

laba adalah untuk memperoleh dan mempertahankan kelangsungan kehidupan

perusahaan.Oleh karena itu, manajemen perusahaan harus melaksanakan seluruh kegiatan

perusahaan dengan sebaik-baiknya.Pada saat ini, banyak perusahaan yang menggunakan

anggaran sebagai sistem perencanaan dan dikatakan anggaran merupakan alat bagi

manajemen dalam menjalankan fungsinya.

Istilah lain dari anggaran adalah profit plan, karena anggaran menunjukkan kegiatan-

kegiatan yang direncanakan oleh perusahaan di masa mendatang dengan tujuan untuk

memperoleh laba. Anggaran mutlak diperlukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan

perusahaan.

Kopi (Coffea sp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam

famili Rubiaceae dan dan genus coffea. Kopi ada berbagai jenis yakni ada kopi robusta dan

kopi arabika. Pada umumnya kopi bisa tumbuh pada kondisi lingkungan apapun, tetapi untuk

mencapai tumbuh yang optimal kopi memiliki syarat tumbuh. Perkebunan PT. Aroma Coffe

ini memilih untuk jenis kopi arabika dimana kopi arabika ini merupakan kopi pertama kali

yang dibudidayakan di Indonesia dan telah mendapatkan tempat pada konsumennya khusus

nya paada pencinta kopi.

Perkebunan PT. Aroma Coffe ini didirikan pada tanggal 22 November 2018 wilayah

perkebunan ini , perkebunan ini bergelut pada komoditas kopi lebih tepatnya kopi varietas

java arabica coffe specialty yang saat ini paling digemari oleh para konsumen. Perkebunan
Aroma Coffe ini berdiri dari assosiasi 7 orang dengan visi yang sama yakni Menjadikan

perkebunan yang berdaya saing tinggi dan mampu tumbuh kembang berkelanjutan, dan

menciptakan kualitas produk dengan pelayanan yang prima. Terlihat dari misi bahwa

perkebunan ini tidak hanya menginginkan profit atau keuntungan saja, melainkan juga

mampu memproduksi kopi yang berkualitas tinggi dengan pelayanan yang prima hingga

mampu berdaya saing dan lebih unggul di pasaran.

Perkebunan Aroma coffe ini bergelut pada bagian hilir saja yang dimulai dari

budidaya tanaman kopi hingga tahap akhir pada saat pemanenan kopi akan dikeringkan dan

disimpan dalam gudang yang akhirnya nanti akan dikirmkan ke perusahaan yang sudah

bermitra , dimana perkebunan ini hanya menyediakan kopi mentah yang belum diolah,

sehingga nanti perkebunan ini akan bermitra dengan berbagai perusahaan kopi yang ada di

Indonesia dan juga perusahaan luar negeri, dimana perkebunan ini nanti harapannya mampu

menambah devisa bagi negara dan mampu menebarkan sayap nya pada kancah internasional.

Dengan begitu perkebunan ini memiliki visi dan misi yakni :

Visi : Menjadikan perkebunan yang berdaya saing tinggi dan mampu tumbuh kembang

berkelanjutan, dan menciptakan kualitas produk dengan pelayanan yang prima.

Misi :

1. Melaksanakan reformasi bisnis, strategi, struktur, dan budaya perusahaan untuk

mewujudkan profesionalisme berdasarkan prinsip-prinsip good corporate governance.

2. Meningkatkan nilai dan daya saing perusahaan (competitive advantage) melalui

peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam penyediaan produk berkualitas dengan

harga kompetitif dan pelayanan bermutu tinggi.

3. Menghasilkan laba yang dapat membawa perusahaan tumbuh dan berkembang untuk

meningkatkan nilai bagi stakeholders lainnya.


4. Mengembangkan usaha agribisnis dengan tata kelola yang baik serta peduli pada

kelestarian alam dan tanggung jawab sosial pada lingkungan usaha (community

development).
1. PERENCANAAN

a. Pemilihan Lokasi

Lokasi dari PT. Aroma Coffe ini berada pada Desa Sirnajaya Kecamatan Cisurupan

Kabupaten Garut dimana Desa Sirnajaya ini berada di lereng Gunungapi Papandayan dan

merupakan desa terakhir yang menuju kawah Gunungapi Papandayan. Secara geografis,

Desa Sirnajaya waras ini berada pada koordinat 107°43’40,94’’ BT - 107°47’45,49” BT dan

07°18’36,44”LS - 07°16’28,84”LS. Desa Sirnajaya mempunyai luas wilayah 16,40 Km²

dengan sebagian wilayahnya merupakan tanah perhutani.

Desa Sirnajaya merupakan daerah yang terletak pada lereng Gunungapi dengan

ketinggian 1.200 – 2.200 mdpl, yang berarti bersuhu sejuk, memiliki tanah berjenis podsol

dengan curah hujan 2000 – 3000mm/tahun. Formasi batuan yang terdapat di lokasi penelitian

diantaranya Qy, adalah batuan Gunungapi muda yang merupakan satuan dari batuan

Gunungapi kuarter muda, terdiri dari produk Gunungapi primer berupa lava andesit hingga

basalt, tuf dan piroklastik, yang tidak terkonsolidasi berupa abu gunungapi, lapili, eflata,

sedangkan produk sekunder terdiri dari breksi lahar dengan fragmen andesit dan basalt.

Secara administratif, lokasi desa Sirnajaya Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut

sangat strategis karena berada di Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cipaganti, Sebelah

Selatan berbatasan dengan Desa Kramatwangi, Sebelah Barat berbatasan dengan Desa

Neglawangi dan Kabupaten Bandung dan Sebelah timur berbatasan dengan Desa

Tambakbaya dan Desa Sirnagalih. Desa ini memiliki lahan pertanian yang sangat subur

ditanami beraneka ragam buah, sayur dan komoditi pertanian lainya seperti tebu dan ketela

pohon. Sehingga Aroma Coffe ini memutuskan untuk mendirikan perkebunan pada daerah

lereng gunungapi ini, karena melihat kondisi lahannya yang subur dan juga suhu yang

mendukung untuk syarat tumbuh tanaman kopi, dimana tanaman kopi ini salah satu tanaman

yang memerlukan naungan.


Pemilihan lokasi ini sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kopi. Pengkajian

pemilihan Lokasi ini dilakukan secara tahap demi tahap atas semua faktor yang terlibat dalam

pemilihan lokasi dan Persiapan pembangunan perkebunan Kopi perlu didalami sebelum

membuat keputusan membangun perkebunan Kopi, antara lain :

1. Lokasi dan Kesesuaian Lahan

2. Syarat Tumbuh Kopi Arabika

3. Aspek Sosial

- Lokasi dan Kesesuaian Lahan

Penyiapan lahan untuk tujuan budidaya tanaman, khususnya tanaman kopi,

merupakan upaya untuk menyiapkan kondisi lingkungan fisik yang sesuai dengan persyaratan

tumbuh kembang tanaman. Faktor iklim, topografi, tanah dan lingkungan fisik pendukung

lainnya seperti ketersediaan dan cadangan air harus menjadi pertimbangan dalam mengambil

keputusan apakah lahan tersebut sudah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai lahan

usahatani kopi yang berkelanjutan. Beberapa faktor mungkin sudah sesuai tetapi beberapa

faktor lainnya memerlukan sentuhan teknologi untuk memodifikasinya sehingga sesuai atau

paling tidak telah mendekati kebutuhan sesuai persyaratan tumbuh kembang tanaman kopi

yang akan dibudidayakan.

Berbagai faktor akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usahatani tanaman

kopi, bukan sekedar dapat tumbuh tetapi juga harus menghasilkan buah dengan kualitas baik

yang menjadi tujuan utama budidaya tanaman kopi. Unsur iklim, relatif tidak dapat

dimodifikasi oleh manusia sehingga referensi keadaan iklim suatu tempat harus dicari

berdasarkan data iklim dari stasiun terdekat. Faktor tanah yang harus dipertimbangkan

meliputi letak geografis, topografi, kemudahan untuk mengolah tanah, maupun akses

terhadap berbagai sarana dan prasarana pendukung lainnya. Ketersediaan dan cadangan air

merupakan faktor penting untuk mendukung usahatani kopi secara berkelanjutan.


Penyiapan lahan untuk budidaya tanaman kopi harus dilakukan secara bijaksana agar

lingkungan dengan segala aspeknya terjaga kelestariannya dan usahatani kopi dapat

dilakukan secara berkelanjutan. Dalam makalah ini dibahas penyiapan lahan untuk budidaya

tanaman kopi di lahan kering dan lahan rawa pasang surut meliputi pembukaan lahan,

pengolahan tanah, pengaturan tata ruang, pengajiran dan pembuatan lubang tanam. Tanaman

kopi, sepanjang hidupnya memerlukan naungan, oleh karena itu penyiapan tanaman penaung

merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam budidaya kopi.

Kopi Arabika adalah jenis kopi yang pertama kali dibudidayakan di Indonesia,

menyusul kemudian Liberika dan terakhir Robusta (Panggabean, 2011). Lebih lanjut

dikatakan bahwa kopi Arabika sangat baik ditanam pada daerah dengan ketinggian 1.000-

2.100 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi, semakin baik cita

rasa yang dihasilkan oleh bijinya. Oleh karena itu, perkebunan kopi Arabika hanya ditemui di

beberapa tempat saja di Indonesia, yang memiliki ketinggian di atas 1.000 m di atas

permukaan laut dengan curah hujan 1.000-1.500 mm/th. Sementara itu, kopi Robusta

memiliki adaptasi yang lebih luas dibanding Arabika, dapat tumbuh di ketinggian yang lebih

rendah. Jenis kopi Liberika, sampai saat ini tidak lagi dibudidayakaan di Indonesia karena

berbagai sebab di antaranya yang utama adalah rendemennya sangat rendah, hanya 10-12%.

Kopi Arabika membutuhkan, Untuk memperoleh produksi optimal, tanaman kopi

memerlukan musim kering yang agak panjang.

Pelestarian Lingkungan Hidup dan tentang persyaratan tumbuh untuk produktifitas

tanaman kopi. Letak ketinggian lahan, data agroklimat, kemiringan lahan, dan jenis tanah

sangat perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa lahan yang akan dipilih adalah sesuai

baik dari tinjauan aspek Lingkungan Hidup maupun dari aspek persyaratan tumbuh untuk

produktifitas. Studi awal untuk memperoleh informasi tentang kondisi diatas dapat dilakukan

melalui intepretasi citra satelit dan lain lain, namun sangat disarankan untuk melaksanakan
survey lapangan dengan menunjuk konsultan yang sudah berpengalaman. Gambar bagan

dibawah merupakan studi pemilihan lokasi berdasarkan kondisi lingkungan.

- Syarat Tumbuh Kopi Arabika

Kopi arabika memiliki syarat tumbuh ketinggian 700-2000 mdpl, dengan kedalama tanah

efektif 100 cm, kemiringan tanah kurang dari 45% dan pH 5,5-6,5. Iklim sangat berpengaruh

terhadap produktifitass tanaman kopi. Pengaruh iklim mulai nampak sejak cabang-cabang

primer mulai berbunga. Suhu rata rata kopi arabika ini berkisar 15 0C – 250C, dengan curah

hujan 1500 mm – 3000 mm / tahun. Kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap proses

pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sulaiman, 1990)

Umumnya Kopi arabika akan berbunga diakhir musim penghujan, namum gaga panen

kopi arabika disebabkan karena faktor iklim cuaca yang ekstream, apalagi bunga kopi arabika
banyak yang tertimpa air hujan secara terus menerus hal ini akan memberikan kondisi buruk

bagi pertanian kopi. Sehingga dalam mendirikan sebuah perkebunan terutama dengan

komoditas Kopi, kondisi lingkungan harus benar-benar diperhatikan. Melihat dari kondisi

umum lingkungan wilayah Desa Sirnajaya waras kecamatan Ngancar dan berdasarkan syarat

tumbuh tanaman kopi arabika, wilayah ini sudah termasuk masuk dan cocok sebagai tempat

perkebunan dengan komoditas Kopi Arabika

- Aspek Sosial

Pada dasarnya, penguasaan lahan menurut hukum negara maupun adat, memiliki

banyak kesamaan, karena pada hakekatnya disusun atas nilai-nilai sosial dan kesejahteraan

bersama di dalamnya. Sehingga penggunaan tanah yang mampu memberi nilai ekonomi

lebih, misalnya dengan membangun perkebunan besar, dapat diterima asalkan misalnya

dilakukan di atas prinsip keadilan. Jika berdasarkan akal sehat, tidak mungkin suatu

masyarakat hukum adat mempertahankan isi dan pelaksanaan hak nya secara mutlak, seakan-

akan ia terlepas dari pada hubungannya dengan masyarakat masyarakat hukum dan daerah-

daerah lainnya didalam lingkungan Negara sebagai kesatuan. Karena akan berakibat

terhambatnya usaha-usaha untuk mencapai kemakmuran rakyat seluruhnya.

Pengembangan usaha perkebunan ini akan memberikan contoh positif bagi sistem

usaha tani yang intensif dan lebih maju kepada masyarakat sekitar lokasi proyek, yang

bersifat praktis yaitu melalui learning by doing dan seeing is be leaving.

Sebagaimana diuraikan dalam analisis finansial, pengembangan proyek perkebunan

kopi rakyat ini akan meningkatkan pendapatan petani, yang pada gilirannya akan

meningkatkan kesejahteraan petani. Secara lebih luas proyek perkebunan ini akan

memberikan dampak positif terhadap peningkatan aktivitas perekonomian daerah setempat,

seperti peningkatan jasa transportasi, jasa perdagangan dan aktivitas ekonomi lainnya, serta

peningkatan perolehan devisa negara, karena komoditas kopi ini termasuk salah satu

komoditas ekspor.
Bagi perkebunan, Hak Guna Usaha baik diatas tanah negara maupun diatas tanah adat

pada hakekatnya adalah sama, yakni hak penguasaan tanah yang bersifat sementara atau

tidak permanen menurut kurun waktu tertentu. Ketika jangka waktu itu habis, atau sesudah

tanah tersebut tidak dipergunakan lagi, maka tanah tersebut harus dikembalikan kepada

pemiliknya yang sah, yaitu kepada negara bila diatas tanah negara atau kepada masyarakat

adat bila diatas tanah adat atau pemilik perorangan. Bila penggunaannya akan dilanjutkan,

maka harus dilakukan berdasarkan ijin perpanjangan dari negara atau persetujuan baru dari

masyarakat hukum adat yang bersangkutan sepanjang hak ulayat masyarakat hukum adat itu

masih menghendaki.

Jadi, dalam pemilihan lokasi untuk dijadikan suatu perkebunan haruslah mematuhi

aturan-aturan yang ada, dan juga dimana perkebunan didirikan hal ini akan memberikan

dampak yang positif bagi warga masyrakat sekitar. Sehingga nantinya tidak ada pihak-pihak

yang merasa dirugikan dengan adanya perkebunan kopi di Desa Sirnajaya Kecamatan

Cisirupan.

- Dampak Lingkungan

Pembukaan kawasan untuk proyek perkebunan dengan pola kemitraan terpadu, dimana

plasmanya berasal dari masyarakat petani setempat akan menimbulkan dampak positif

maupun negatif terhadap lingkungan setempat, baik lingkungan fisik, hayati maupun sosial

ekonomi.

Secara ekologis dampak dari proyek perkebunan ini akan berpengaruh terhadap

keseimbangan ekosistem hutan keterkaitannya dengan ekosistem atau sub-ekosistem lainnya.

Perubahan ini akan terus berlanjut pada komponen-komponen lingkungan laiinya, antara lain

satwa liar, hama dan penyakit tanaman, air, udara , transportasi dan akhirnya berdampak pula

pada komponen sosial, ekonomi, budaya, serta komponen kesehatan lingkungan. Untuk itu

perlu adanya telah lingkungan yang berguna memberikan informasi lingkungan,

mengidentifikasi permasalahan lingkungan.


b. Perencanaan Lay Out Perkebunan PT. Aroma Coffe :

PERKEBUNAN KOPI

PT. AROMA COFFE Tbk

GUDANG Pos Satpam

PABRIK
PENGOLAHAN PAKIRAN
KARYAWA
N / UMUM

MUSHOLA OFFICE
c. Perencanaan Biaya

Dalam

perencanaan biaya

perkebunan kopi yang

bertempat di Kecamatan

Ngancar Kabupaten

Kediri dimana kopi yang

ditanam jenis arabika

yang berasal dari Klon-

klon

tersebut antara lain adalah Kartika 1 dan 3. pada lahan seluas 10 Ha dengan jarak

tanam 2,5m X 2,5m dengan pola segiempat dengan populasi tanaman 16.000 pohon,

persediaan sulaman untuk kematian benih 30% dari jumlah populasi yakni 4.800 tanaman.

selain itu juga menggunakan tanaman pelindung yaitu tanaman clereside yang ditanam

dengan perbandingan 1:4. Berikut merupakan perincian biaya yang direncanakan dalam

usaha perkebunan kopi arabika dengan varietas “java arabika”.

1. inventarisasi tetap
No Jenis inventarisasi Unit Total
1. Lahan (10 Ha) 1.000.000.000 10.000.000.000
2. Bangunan
 Kantor 1 100.000.000
 Gudang 2 200.000.000
3. Peralatan
 Peralatan kantor 50.000.000
 Peralatan lapang dan pasca panen 566.250.000
4. Perizinan 300.000.000

A. BIAYA TETAP
No Mesin Jumlah Harga Jumlah
1. Traktor 1 150.000.000 150.000.000
2. Powersprayer 10 875.000 8.750.000
3. Parang/sabit 100 50.000 5.000.000
4. Cangkul 50 70.000 3.500.000
5. Truk 2 132.000.000 264.000.000
6. Sortasi buah kopi 2 9.500.000 19.000.000
7. Pengupasan buah merah 3 8.500.000 25.500.000
8. Pencucian 2 17.500.000 25.000.000
9. Pengeringan 2 15.000.000 30.000.000
10. Pengupas kulit tanduk dan kulit ari 3 1.500.000 4.500.000
11. Sortasi biji kopi 2 15.500.000 31.000.000
Total biaya tetap 566.250.000
B. BIAYA VARIABEL
No Jenis Jumlah Harga Total
1. Bibit
Bibit kopi java arabika 16.000 bibit 1.800 28.800.000
Bibit sulaman 4.800 bibit 1.800 8.640.000
Bibit tanaman naungan 4000 bibit 2000 8.000.000
Biaya total bibit tanaman 45.440.000
2. Pupuk dasar
1. urea 4 ton 1.800 7.200.000
2. TSP 2 ton 2.000 4.000.000
3. kandang 55 ton 700 3.850.000
4. ZA 2 ton 1.400 2.800.000
Biaya total pupuk 17.850.000
3. Pestisida
1. insektisida 20 liter 100.000 2.000.000
2. herbisida 100 liter 80.000 8.000.000
Biaya total pestisida 10.000.000
4. Tenaga Kerja
1.pembukaan & Borongan 10.000.000 10.000.000
persiapan lahan
2.pembuatan lubang 200 HOK 50.000 10.000.000
tanam
3.penanaman tanaman 40 HOK 50.000 2.000.000
naungan
4.penanaman kopi 100 HOK 50.000 5.000.000
5. penyulaman 10 HOK 50.000 500.000
6. pembumbunan & 300 HOK 50.000 15.000.000
pemupukan 1
7. pemupukan 2 200 HOK 50.000 10.000.000
8. penyemprotan gulma 10 HOK 50.000 500.000
7. pengendalian hama 10 HOK 50.000 500.000
dan penyakit
8. pemangkasan 5 HOK 50.000 250.000
9. panen dan pasca 200 HOK 50.000 10.000.000
panen
Biaya total tenaga kerja 63.750.000
5. Lain-lain
Listrik 20.000.000
Bahan bakar 500 liter 7000 3.500.000
PDAM 10.000.000
PBB 8.800.000
Biaya total lain-lain 42.300.000
Jumlah keseluruhan biaya variabel 179.340.000

C. TOTAL BIAYA
Jenis Biaya Jumlah
Biaya Tetap 566.250.000
Biaya Variabel 179.340.000
Total Biaya Keseluruhan 745.590.000

D. PENERIMAAN
Kopi varietas java arabica akan mulai berbuah pada umur 4 tahun dengan

masa produktif kopi umumnya 15 tahun. Dalam 1 Ha kopi arabica mampu

menghasilkan 4 ton, maka dalam 10 Ha dengan jumlah tanaman 16.000 maka

akan dapat :

Jenis Biaya Jumlah


Quantitas (16.000) 40 ton

Harga (Rp) 30.000


Penerimaan (Rp) 1.200.000.000

E. KEUNTUNGAN
Jenis Biaya Jumlah

Total Penerimaan (Rp) 1.200.000.000

Total Biaya (Rp) 745.590.000

Keuntungan (Rp) 454.410.000


d. PENETAPAN PASAR

Dalam penetapan pasar maka PT. Aroma Coffe memiliki penetapan target

pasar dengan segmentasi,targetting, dan positioning. Berikut merupakan STP

- Segmentasi

Segmentasi pasar PT Aroma Coffe dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan

gender dan demografis. Berdasarkan gender yaitu laki-laki dan perempuan,

sedangkan berdasarkan demografis yaitu seluruh wilayah di Indonesia dan luar

negeri

- Targeting

Target pasar yang dituju adalah industri pengolahan kopi dan coffe shop di

seluruh Indonesia maupun di luar negeri.

- Positioning

Dengan karakteristik yang khas dari kopi spesialty, khususnya varietas java

arabica coffe akan mampu mengikat hati konsumen dan mudah diingat di setiap

kalangan pecinta kopi.

 Peluang Pasar

Harga jual kopi yang diterima pelaku pasar kopi dalam jangka panjang

terbukti fluktuatif disebabkan kondisi permintaan dan penawaran di pasar

internasional. Khusus untuk Indonesia saat ini, harga yang diterima oleh para

produsen sangat dipengaruhi oleh depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika,

sehingga perhitungan kelayakannya perlu mempertimbangkan kemungkinan

penurunan harga sehubungan dengan apresiasi rupiah di masa depan.

Selama ini, kekhawatiran terhadap produksi kopi yang melimpah lebih

mengarah pada jenis Kopi Robusta. Produksi Kopi Arabika di Indonesia hanya
sekitar 5% dari produksi total, sehingga jenis kopi ini masih mempunyai peluang

pasar yang tinggi, karena sekitar 70% permintaan kopi dunia adalah untuk Kopi

Arabika. Volume ekspor kopi Indonesia tahun 1990 - 1997 cenderung menurun,

namun nilai ekspornya cenderung meningkat. Dari Tabel 1. Terlihat bahwa pada

tahun 1990, volume ekspor kopi mencapai 422.161 dan berkurang menjadi

372.958 ton pada tahun 1997. Dalam periode tersebut terjadi penurunan volume

ekspor 69.203 ton.

e. SUMBERDAYA MANUSIA (SDM)

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang menyerap biaya

cukup besar sehingga perlu upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi. Salah satu

cara mengukur efisiensi tenaga kerja dengan menghitung produktivitas kerja.

Produktivitas kerja merupakan perbandingan antara tenaga kerja yang digunakan

untuk menghasilkan produksi dalam satuan waktu tertentu. Kebutuhan tenaga

kerja perkebunan kopi dipengaruhi oleh luas kebun, jenis pekerjaan, topografi dan

iklim, teknologi, komposisi/umur tanaman. Untuk itu pengelolaan tenaga kerja

harus memperhatikan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan tenaga kerja penting untuk

dilakukan dalam menjamin terlaksananya pekerjaan dengan baik. Pekerjaan dalam

pemeliharaan cukup banyak memerlukan biaya dan tenaga, dan merupakan syarat

untuk mendapatkan tanaman yang baik. Selain itu kegiatan perkebunan kopi

berfluktuasi sepanjang tahun karena adanya pekerjaan yang berkaitan dengan

musim, lahan, curah hujan, dan bulan panen puncak dan panen rendah. Hal

tersebut menunjukkan perlunya pengelolaan tenaga kerja yang cermat, efektif dan

efisien.
Manajer HRD, menseleksi karyawan dengan memperhatikan faktor -

faktor memadai dan memenuhi persyaratan pekerja sesuai bidang yang

dibutuhkan yang berhubungan erat dengan produktivitas perusahaan. Tenaga kerja

yang akan diterima bekerja, terlebih dahulu ditentukan jenis dan mutu serta

jumlah tenaga kerja yang diperlukan oleh perusahaan melalui syarat standar

personalia. Proses seleksi dilaksanakan baik dan benar akan membuat karyawan

memiliki semangat dalam bekerja, karena merupakan bidang diminatinya dan

pekerjaan merupakan sesuatu hal yang dikuasai dengan baik.

Seleksi penilaian karakteristik dalam mendapatkan tenaga kerja yang efektif

dalam menjalankan tugas, diantaranya :

a) Karyawan yang qualified dan potensial

b) Karyawan yang jujur dan berdisiplin

c) karyawan yang cakap dengan penempatan yang tepat

d) karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja

e) karyawan yang memenuhi syarat Undang-Undang Perburuhan

f) karyawan yang dapat bekerja sama

g) Karyawan yang dinamis dan kreatif

h) Karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab

i) Karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi

j) Karyawan yang mudah dikembangkan dimasa akan datang

k) Karyawan yang dapat bekerja sendiri

l) Karyawan yang mempunyai budaya dan perilaku malu

m) Mengurangi tingkat absensi dan turn over karyawan


Perusahaan berusaha meningkatkan kinerja karyawan melalui pendidikan,

keterampilan, kepuasan kerja dan motivasi kerja, guna mengoptimalkan

pemberdayaan sumber daya manusia menjadi lebih bertanggung jawab secara

efektif yang bertujuan pada dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan.

Dengan kata lain kinerja organisasi atau perusahaan sangat dipengaruhi dan

bahkan tergantung pada kualitas dan kemampuan kompetitif sumber daya manusia

yang dimilikinya.

Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan adalah :

a) Pendidikan, merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan sumber

daya manusia agar dapat menumbuhkan kesadaran tentang produktivitas serta

mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.

b) Latihan, dapat menambah pengetahuan dan keterampilan bekerja guna

meningkatkan produktivitas. Dengan program latihan diharapkan akan

meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran

kerja yang telah ditetapkan.

c) Sikap dan Etika Kerja, seseorang yang melakukan pekerjaannya dengan baik,

penuh tanggungjawab adalah karyawan yang mempunyai sikap dan etika kerja

yang baik, sehingga akhirnya akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.

d) Gizi dan Kesehatan, merupakan salah satu syarat untuk meningkatkan

produktivitas kerja karyawan, dimana makan dan minum bagi tenaga kerja

merupakan sumber tenaga.


f. PERENCANAAN PERKEBUNAN

 Jangka Pendek

Dalam perencanaan jangka pendek PT Aroma Coffe mampu memenuhi

permintaan domestik maupun internasional terhadap kopi arabika

mengingat di Indonesia telah banyak perusahaan industri pengolahan kopi

dan tingkat konsumsi kopi baik luar negeri maupun dalam negeri

meningkat, hal ini dibuktikan dengan banyak coffe shop diberbagai

wilayah yang ramai dikunjungi pecinta kopi. Sehingga PT. Aroma Coffe

dapat menjadi mitra usaha mereka dalam menyediakan bahan baku untuk

pengolahan kopi.

 Jangka Menengah

Dalam perencanaan menengah PT. Aroma Coffe ingin mengembangkan

perkebunan kopi di berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu

PT. Aroma Coffe ingin mengembangkan berbagai jenis kopi specialty

yang ada di Indonesia tentunya diwilayah yang potensial untuk

pengembangannya.

 Jangka Panjang

Dalam perencanaan jangka panjang PT. Aroma coffe ingin menjadi

perusahaan pengekspor kopi terbesar dan terbaik di dunia. Dengan

kekhasan kopi specialty dari PT Aroma Coffe mampu menjadikan produk

kopi specialty dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia. Selain itu dalam

jangka panjang PT. AROMA Coffe tidak hanya menjadi produsen kopi

yang menjual kopi (dalam bentuk bijian) namun juga berkembang pula
menjadi perusahaan pengolahan kopi yang dapat menjual dalam bentuk

bubuk.

2. PENGORGANISASIAN

 Struktur Organisasi

Manajemen perkebunan memiliki tujuan tertentu yang ditelah

ditetapkan dalam program jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam

memanajemen perkebunan di perlukan sebuah organisasi yang berguna untuk

mengelola dan mengatur. Struktur organisasi merupakan kerangka antar

hubungan dari sekelompok orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing

memiliki tugas, tanggungjawab dan memiliki wewenang tertentu dari setiap

personil. Struktur organisasi di PT. Aroma Coffe Tbk. Ini adalah fungsional

karena perusahaan diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang

sama untuk membentuk unit-unit kerja yang memiliki fungsi yang terspesialisasi,

seperti direktur utama, administrasi, manager produksi, manager keuangan,

manajer keuangan, manajer HRD, manajer penjadwalan dan manajer

pemeliharaan. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih

tinggi lagi, sehingga semua dari posisi tersebut bertugas dan bertanggung jawab

pada masing-masing bidang dan bawahannya. Bentuk struktur organisasi PT.

Aroma Coffe Tbk dapat dilihat pada Bagan 1.


Bagan 1. Struktur Organisasi PT. Aroma Coffe

r
e
j
a
n
M
e
j
n
a
D
M
u
t
k
i r
r
k
u
o
r
w
d
j
n
s
a
m
e
P
H
D
R
D
l
i
k
a
W
a
U
K
m
t
g
n
u
e
U
m
a
t
a
r
n
i
s
l
k
e
r
u
t
a
n
y
e
R
(
m
r
u
h
i
z
F
N
a
(
(
h
a
i
z
A u
t
s
a
l
i
D
)
.
A
k
s
r
)
a
d
i
A
t
n
u
V
Z
( )
.
)
i
S
U
r
 Tugas – tugas setiap devisi

Direktur merupakan orang yang berperan dalam berdirinya suatu

perusahaan. Direktur menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan

pencapaian kinerja dan pengelolaan perusahaan untuk kepentingan perusahaan

dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan, serta mewakili perusahaan baik

di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian yang

berkaitan dengan perusahaan. Berikut tugas direktur diantaranya adalah:

 Menjalankan bisnis perusahaan

 Memimpin seluruh karyawan dalam menjalankan bisnis perusahaan

 Menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan

 Menetapkan dan merumuskan strategi bisnis perusahaan

 Memilih staf-staf yang membantu di bawahnya

 Menyetujui anggaran tahunan perusahaan

 Menyampaikan laporan kepada pemegang saham

 Meningkatkan performance perusahaan

Wakil Direktur Utama, untuk selanjutnya disebut COO adalah posisi yang

diberikan peran sebagai koordinator untuk membantu Direktur Utama dalam

mengintegrasikan penyelanggaran operasi direktorat-direktorat yang berada dalam

kelompok Operating Bussines, dan fungsi Corporate Support. Fungsi dari

Corporate Office adalah berfokus pada sinergi, yaitu pengelolaan pengendalian

penggunaan resource operation bussines antar unit-unit bisnis agar terbentu

sinergi secara optimal, dan process Management and Support, yaitu pengelolaan

manajemen bisnis proses yang mencakup perencanaan atau desain, pengelolaan

perubahan bisnis proses serta kesisteman pendukungnya, dan lain-lain.


Manajer produksi memiliki tanggung jawab atas segala mekanisme

manajemen produksi secara teknis yang meliputi pengawasan dan pengendalian

dalam proses produksi yaitu menentukan standar control kualitas produk,

mengawasi proses produksi, mengawasi pekerjaan staff junior, menilai kelayakan

proyek, menjadi penghubung dengan pembeli pasar dan staff penjualan dan

memperkirakan serta melakukan negoisasi rentang waktu dengan klien dan

direktur dalam hal yang berkaitan dengan proses produksi. Manajer produksi ini

memiliki dua staff yaitu manajer penjadwalan dan manajer perwatan. Manajer

penjadwalan bertugas dalam melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal

produksi, mengelola pemesanan dan pembelian bahan baku produksi,

mengevaluasi dan menilai akibat perubahan waktu penyelesaian dan biaya

produksi yang akan di keluarkan, mengatur waktu keterlibatan dengan subsector

dan memanajemen mengenai waktu awal dan akhir dari proses produksi.

Sedangakan manajer pengamatan yaitu mengamati proses produksi yang sedang

di kerjakan dan Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku.

Manajer keuangan memiliki tugas yaitu menyusun rencana dan program

kerja sub bagian keuangan, memberikan petunjuk kepada bawahan, menilai

prestasi kerja bawahan, melaksanakan penatausahaan keuangan, melaksanakan

pengurusan gaji pegawai dan tunjangan lainnya, melaksanakan kontrol keuangan

menjaga keseimbangan antara pertambahan dan profitabilitas perusahaan.,

mencari sumber dana bagi pertumbuhan perusahaan, membangun sarana dan

prasarana informasi manajemen keuangan melalui teknologi informasi yang

terintegrasikan dan berbasis data base, serta memberdayagunakan secara


maksimal, menjalin hubungan yang harmoni dengan stake holders, menyusun dan

menyampaikan laporan pertanggung jawaban keuangan.

Seorang manajer pemasaran tidak hanya melihat kepada masa sekarang

tetapi juga masa depan. Begitu pula dengan rencana pemasaran yang akan

dibuatnya. Seorang manajer pemasaran harus dapat melihat kesempatan/peluang

pemasaran yang ada, merumuskannya menjadi sebuah program pemasaran dan

menjalankannya. Tugas Manajer Pemasaran bertanggung-jawab terhadap

manajemen bagian pemasaran, manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap

perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi, koordinator manajer

produk dan manajer penjualan, membina bagian pemasaran dan membimbing

seluruh karyawan dibagian pemasaran, membuat laporan pemasaran kepada

direksi, Melakukan perencanaan strategi pemasaran dengan memperhatikan trend

pasar dan sumber daya perusahaan, merencanakan marketing research yaitu

dengan mengikuti perkembangan pasar, terutama terhadap produk yang sejenis

dari perusahaan pesaing, melakukan perencanaan analisis peluang pasar,

melakukan perencanaan tindakan antisipatif dalam menghadapi penurunan order,

menyusun perencanaan arah kebijakan pemasaran, melakukan identifikasi dan

meramalkan peluang pasar dan merencanakan pengembangan jaringan pemasaran.

HRD atau Human Resources Development, merupakan bagian atau

departemen dari perusahaan yang tugas utamanya mengelola sumber daya

manusia di perusahaan, mulai dari tugas perencanaan yang sering disebut

perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi tenaga kerja, pelatihan dan pengembangan,

manajemen kinerja, menumbuhkan hubungan kerja dan mempertahankan untuk

membantu perusahaan menyadari Goal, Visi, Misi dan valuenya.


Dalam sebuah perusahaan perlu adanya kekompakan bersama dalam

mencapai target perusahaan yang diinginkan. Kemajuan perusahaan tersebut perlu

adanya dukungan dari antar organisasi baik dari direktur utama, administrasi,

manager produksi, manager keuangan, manajer keuangan, manajer HRD, manajer

penjadwalan dan manajer pemeliharaan.

3. PELAKSANAAN

 Pembukaan Lahan

Penanaman tanaman kopi dilakukan dengan cara membuka lahan kebun

warga sebesar 10 Ha. Pembukaan lahan kebun warga dapat dilakukan dengan

cara manual yaitu dengan menggunakan gergaji mesin. Hal tersebut dilakukan

dengan manual karena lebih ramah lingkungan meskipun biaya cukup mahal

dibandingkan dengan pembakaran. Pembukaan lahan tidak dilakukan sampai

bersih karena gulma maupun tanaman liar yang ada nantinya dapat digunakan

sebagai tanaman inang bagi musuh alami. Sehingga yang dilakukan hanya

menebang tanaman yang besar dan berkayu.

 Penanaman

Jenis tanaman kopi yang akan ditanam adalah kopi arabika. Pembibitan

dapat dilakukan secara generative yaitu dengan menggunakan biji kopi arabika.

Pada tahap pembibitan dilakukan penyemaian benih kopi terlebih dahulu sambil

menyiapkan lahan yang nantinya digunakan untuk penanaman. Lahan yang akan

digunakan dibuat teras individu dan ditanami tanaman penaung terlebih dahulu.

Tanaman penaung dapat bersifat sementara atau permanen. Setelah tanaman

penaung siap ditanami kopi kemudian dilakukan penanaman kopi di lahan.


Pembuatan lubang tanam dengan ukiran 60 x 60 x 60 cm dengan jarak

tanam 2,5 x 2,5 m kemudian masukkan pupuk kandang atau pupuk kompos ke

dalam lubang tanam. Penanaman dilakukan satu bulan setelah pembuatan lubang

tanam agar pupuk yang dimasukkan ke dalam tanah dapat terdekomposisi

terlebih dahulu dengan baik. Penanaman dilakukan dengan mebuka polybag dan

membenamkan pada lubang tanam yang telah disediakan.

 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman kopi dapat dilakukan dengan melakukan

pemupukan, pemangkasan, maupun pengendalian hama dan penyakit tanaman

kopi. Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk menjaga daya tahan tanaman,

meningkatkan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar produksi stabil tinggi.

Pemberian pupuk dapat diletakkan sekitar 30-40 cm dari batang pokok.

Pedoman dosis pemupukan kopi secara ringkas adalah pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Pedoman Dosis Pemupukan Kopi (Puslitkoka, 2006)

Pemangkasan dilakukan dengan tujuan untuk membentuk tanaman yang

sehat dan mengatur tinggi tanaman sehingga memudahkan perawatan dan

pemanenan, memudahkan masuknya cahaya dan memperlancar aliran udara

dalam tajuk, memudahkan pengendalian hama penyakit, mengurangi terjadinya

perubahan hasil yang naik turun serta dampak dari pembuahan yang berlebih.
Pada kopi arabika dapat dilakukan dengan menghilangkan cabang tua, cabang

liar, cabang balik, cabang cacing, dan cabang yang tidak dikehendaki. Terdapat

dua macam sistem pemangkasan, yaitu pemangkasan berbatang tunggal (single

stem) dan pemangkasan berbatang ganda (multiple stem).

Secara garis besar penurunan produktivitas kopi ditentukan oleh berbagai

faktor, di antaranya oleh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Terdapat tiga

(3) jenis OPT utama yang menyerang tanaman kopi yaitu hama (Hama

Penggerek Buah Kopi atau PBKO), nematoda parasit (Pratylenchus coffeae) dan

penyakit (Penyakit Karat Daun Kopi). Pengendalian OPT dapat dilakukan secara

kultur teknis, mekanis, biologis, fisik, maupun kimia. Cara pengendalian

tersebut disesuaikan dengan serangan OPT yang ada di lahan kopi.

 Panen

Pemanenan buah kopi yang umum dilakukan dengan cara memetik buah

yang telah masak pada tanaman kopi adalah berusia mulai sekitar 2,5 – 3 tahun.

Buah matang ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna

hijau tua adalah buah masih muda, berwarna kuning adalah setengah masak dan

jika berwarna merah maka buah kopi sudah masak penuh dan menjadi kehitam-

hitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe). Untuk mendapatkan hasil

yang bermutu tinggi, buah kopi harus dipetik dalam keadaan masak penuh.

 Pasca Panen

Pengolahan pasca panen dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu basah dan

semi basah. Tahapan pengolahan kopi cara basah adalah sebagai berikut : Panen

Pilih -> Pengupasan kulit kopi HS -> Sortasi Biji Kering -> Pengeringan ->

Pencucian -> Fermentasi -> Pengupasan kulit buah merah -> Sortasi Buah ->
Pengemasan dan penyimpanan. Tahapan pengolahan kopi cara semi basah

adalah sebagai berikut : Panen Pilih -> Sortasi Buah -> Pengupasan kulit buah

merah -> Fermentasi + pencucian lendir -> Penjemuran 1-2 hari, KA ± 40 % ->

Pengupasan kulit cangkang -> Penjemuran biji sampai KA 11 - 13 % -> Sortasi

dan pengemasan -> Penyimpanan dan penggudangan.

Sortasi atau pemilihan biji kopi dimaksudkan untuk memisahkan biji yang

masak dan bernas serta seragam dari buah yang cacat/pecah, kurang seragam

dan terserang hama serta penyakit. Sortasi juga dimaksudkan untuk pembersihan

dari ranting, daun atau kerikil dan lainnya. Buah kopi masak hasil panen

disortasi secara teliti untuk memisahkan buah superior (masak, bernas dan

seragam) dari buah inferior (cacat, hitam, pecah, berlubang, dan terserang hama

penyakit). Kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus dibuang karena

benda-benda tersebut dapat merusak mesin pengupas. Buah merah terpilih

(superior) diolah dengan metode pengolahan secara basah atau semi basah

supaya diperoleh biji kopi HS (Haulk Snauk) kering dengan tampilan yang

bagus, sedang buah campuran hijau-kuning-merah diolah dengan cara

pengolahan kering.

Sebelum dikupas, biji kopi sebaiknya dipisahkan berdasarkan ukuran biji

agar menghasilkan pengupasan yang baik jika dilakukan dengan mesin

pengupas. Mesin pengupas kopi saat ini sudah tersedia dan mudah diperoleh

dipasaran. Pengupasan kulit buah berlangsung di antara permukaan silinder

yamg berputar (rotor) dan permukaan pisau yang diam (stator). Silinder

mempunyai profil permukaan bertonjolan atau sering disebut “buble plate” dan

terbuat dari bahan logam lunak jenis tembaga. Silinder digerakkan oleh sebuah
motor bakar atau sebuah motor diesel, mesin pengupas tipe kecil dengan

kapasitas 200-300 kg buah kopi per jam digerakkan dengan motor bensin 5 PK.

Alat ini juga bisa dioperasikan secara manual (tanpa bantuan mesin), namun

kapasitasnya turun menjadi hanya 80-100 kg buah kopi per jam.

Fermentasi diperlukan untuk menyingkirkan lapisan lendir pada kulit

tanduk kopi. Fermentasi dilakukan biasanya pada pengolahan kopi arabika,

untuk mengurangi rasa pahit dan mempertahankan citarasa kopi. Fermentasi

dapat dilakukan dengan cara perendaman biji ke dalam air atau secara kering

dengan memasukkan biji kopi ke dalam kantong plastik dan menyimpannya

secara tertutup selama 12 sampai 36 jam. Setelah tahapan ini dapat dilakukan

pencucian dengan air untuk menghilangkan sisa lender setelah fermentasi.

Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan lapisan lendir yang tersisa di

lapisan kulit tanduk pada biji kopi setelah proses pengupasan. Pada kopi arabika,

fermentasi juga bertujuan untuk mengurangi rasa pahit dan mendorong

terbentuknya kesan “mild” pada citarasa seduhannya. Pencucian bertujuan untuk

menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang masih menempel pada kulit

tanduk. Untuk kapasitas kecil, pencucian dapat dikerjakan secara manual di

dalam bak atau ember, sedang kapasitas besar perlu di bantu dengan mesin.

Pengeringan biji kopi dilakukan dengan suhu antara 45 – 500C sampai

tercapai kadar air biji maksimal sekitar 12,5%. Suhu pengeringan yang terlalu

tinggi dapat merusak citarasa, terutama pada kopi arabika. Pengeringan kopi

robusta bisa diawali suhu yang agak tinggi (sekitar 900C) dalam waktu singkat

(sekitar 20-24 jam). Pengeringan dapat juga dilakukan dua tahap, dengan

pengeringan awal melalui penjemuran sampai kadar air sekitar 20 % dan


selanjutnya dilakukan pengeringan mekanis sampai kadar air 12,5 %. Proses

pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam biji kopi HS

yang semula 60-65% sampai menjadi 12%.

4. PENGENDALIAN

Pengendalian merupakan usaha mengevaluasi prestasi kerja pada pegawai

dan mengadakan tindakan yang dianggap perlu untuk menyesuaikan hasil

pekerjaan agar dapat sesuai dengan yang diharapkan oleh PT. Aroma Coffe.

Dengan tindakan pengendalian akan dapat diketahui apakah hasil pelaksanaan

pekerjaan para pegawai sudah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Apabila ternyata ada penyimpangan dari rencana, selanjutnya diadakan tindakan

perbaikan. Pengendalian juga merupakan suatu upaya yang sistematik untuk

menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan

balik berupa informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang

telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan,

serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin

bahwa semua sumber daya PT. Aroma Coffe telah digunakan seefektif dan

seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan.

Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur yaitu penetapan

standar pelaksanaan, penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan, pengukuran

pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan

dan pengembalian tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan

menyimpang dari standar. Tahap penetapan standar merupakan tolak ukur untuk

merancang pengawasan, berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan

adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud adalah menentukan


standar yang bertujuan sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan

yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan sehingga dalam

melakukan pengawasan manajer mempunyai standar yang jelas. Bentuk standar

yang umum yakni standar fisik, standar moneter dan standar waktu.

Tahap kedua adalah tahap penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang

digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.

Tahap ketiga adalah pengukuran pelaksanaan kegiatan untuk mengukur atau

mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan

sehingga PT. Aroma Coffe dapat mencapai tujuannya secara optimal. Tahap

keempat adalah pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa

penyimpangan yang digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya

penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian. Selain itu juga

digunakan sebagai alat pengambil keputusan bagi manajer. Tahap kelima adalah

tahap pengambilan tindakan koreksi, dilakukan apabila diketahui dalam

pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam

pelaksanaan.
KESIMPULAN

1. Kopi adalah komoditas yang bebas dijual belikan, sehingga dalam

menerapkan pola kemitraan untuk komoditas tersebut perlu dibuat nota

kesepakatan yang mengikat setiap pihak, serta saling menguntungkan antara

petani dan mitra usaha besar.

2. Struktur organisasi di PT. Aroma Coffe Tbk. Ini adalah fungsional karena

perusahaan diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang

sama untuk membentuk unit-unit kerja yang memiliki fungsi yang

terspesialisasi,

3. kebutuhan biaya untuk ekstensifikasi kebun kopi arabika adalah

745.590.000 dengan luas 10 ha (termasuk IDC). Biaya tersebut digunakan

untuk investasi tanaman, non tanaman, management fee dan asuransi kredit.

4. Berdasarkan analisa sensitifitas, agar memenuhi kelayakan finansial untuk

proyek i harga jual minimal kopi adalah Rp. 1.800/kg

5. Dilihat dari aspek pemasaran, teknis budidaya dan finansial, usaha

pengembangan kebun kopi arabika ini layak untuk dikembangkan.


DAFTAR PUSTAKA

AEKI. 2007. Statistik Kopi 2005-2007. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia,


Jakarta, Desember 2007.

Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan. budidaya tanaman kopi


http://disperta.bulungan.go.id/index.php/berita-dan-artikel/perkebunan/7-
budidaya-tanaman-kopi (tersedia online).

Mulyana, Wahyu. 1982. Segi Praktis Cocok Tanam Kopi. Semarang: CV. Aneka
http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel5C5A9DEFAAE0C75B13
3E79ABF40FC7E2.pdf (tersedia online)

Panggabean, E. 2011. Buku Pintar Kopi. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 226
hlm.

Sulaiman, 1990. Budidaya Tanaman Kopi. Bogor : IPB

Anda mungkin juga menyukai