Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

PROGRAM KETAHANAN PANGAN UNTUK ANAK USIA DINI


(Modifikasi Pangan Lokal menjadi Pangan Utama Bagi Konsumsi Anak Usia
Dini)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester 02


Dosen Pengampu : Ika Rifqiawati, M.Pd.

Disusun Oleh Anggota Kelompok 02 Kelas 2A :

Laila Zulfah Nur 2228200010


Hanifah Nur Fatha 2228200014
Suci Sekar Rahayu 2228200018
Anida Wulandari 2228200021
Adzraa Aqiilah K.S 2228200023

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya, Penulis bisa menyelesaikan penulisan Proposal tentang ‘PROGRAM
KETAHANAN PANGAN UNTUK ANAK USIA DINI’ di Mata Kuliah
Ketahanan Pangan ini.
Proposal ini disusun untuk menyelesaikan Tugas Kelompok Ujian Akhir
Semester 02 yang diberikan oleh Dosen Pengajar, juga untuk menambah
Pengetahuan khususnya bagi Penulis.
Penulis telah berusaha menyusun Proposal ini dengan baik, Penulis juga
menyadari bahwa Proposal ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,
Penulis meminta maaf apabila ada kesalahan dalam Proposal ini. Penulis
mengharapkan Saran serta Kritik dari Para Pembaca untuk membuat Proposal yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Terima kasih.

Penulis
Rabu, 25 Juni 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2

1.3 Tujuan ................................................................................................................2

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1. Permasalahan Ketahanan Pangan Indonesia .....................................................3

2.2. Pentingnya Mengembangkan Program Ketahanan Pangan Sekolah ................5

BAB 3 PROFIL PROGRAM

3.1. Filosofi Program ...............................................................................................7

3.2. Visi Dan Misi Program .....................................................................................7

3.3. Tujuan Dan Manfaat Program...........................................................................8

3.4. Sasaran Program................................................................................................9

3.5. Strategi Program................................................................................................9

3.6. Kebaruan Program Dibanding Dengan Program Yang Sudah Ada ..................9

BAB 4 PENUTUP

4.1. Kesimpulan .....................................................................................................10

4.2. Saran................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Bustanul Arifin (2005) ketahanan pangan merupakan tantangan
yang mendapatkan prioritas untuk mencapai kesejahteraan bangsa pada abad
milenium ini. Apabila melihat Penjelasan PP 68/2002 tersebut, upaya mewujudkan
ketahanan pangan nasional harus bertumpu pada sumber daya pangan lokal yang
mengandung keragaman antar daerah.
Sejak tahun 1789, Thomas Malthus memberi peringatan bahwan jumlah
manusia meningkat secara eksponensial. Sedangkan usaha pertambahan persediaan
pangan hanya dapat meningkat secara aritmatika.
Kebutuhan pangan di indonesia semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Hal tersebut dapat menjadi salah satu
permasalahan ketahan pangan di indonesia.
Ketahanan pangan berdasarkan data Global Food Security Index (GFSI)
secara keseluruhan, status ketahanan pangan Indonesia mengalami kenaikan yang
signifikan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga aspek ketahanan pangan yaitu
Keterjangkauan, Ketersediaan, Kualitas dan Keamanan. Aspek Keterjangkauan dan
Ketersediaan untuk Indonesia meningkat cukup drastis sehingga menjadi aspek
yang dominan mempengaruhi kenaikan nilai indeks secara keseluruhan.
Permasalahan – permasalahan ketahanan pangan di Indonesia seringkali
terjadi. Untuk itu, Pemerintah dan masyarakat harus melakukan upaya – upaya yang
dapat menstabilkan ketahananan pangan itu sendiri.
Mengingat beras merupakan kebutuhan makanan pokok yang sangat vital
di Indonesia. Pangan khusunya beras tidak boleh kurang. Kekurangan pangan
berpengaruh pada gizi buruk, kesehatan, sekaligus menurunkan kualitas sumber
daya manusia. Dampak serius lain yang ditimbulkan apabila terjadi kekurangan
pangan adalah terganggunnya stabilitas politik, ekonomi, keamanan dan
ketergantungan pada negara lain. Oleh karena itu, Indonesia wajib dan harus
memiliki ketahanan maupun kedaulatan pangan secara berkelanjutan.

1
Selain beras terdapat banyak sekali makanan – makan yang dapat menjadi
pengganti nasi seperti jagung, umbi - umbian dan lainnya. Hal tersebut dapat kita
manfaatkan untuk mempertahankan pangan di Indonesia dengan memodifikasi
pangan lokal.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah jumlah penduduk, luas tanah, iklim berpengaruh terhadap sektor
ketahanan pangan?
2. Bagaimana cara mengatasi permasalahan ketahanan pangan di Indonesia?
3. Apa yang dimaksud dengan Modifikasi pangan?
4. Apakah ketahanan pangan berpengaruh terhadap kesehatan dan gizi anak?
5. Mengapa pangan lokal dijadikan sebagai pangan utama di berbagai daerah?
6. Apakah Modifikasi Pangan Lokal menjadi Pangan Utama Bagi Konsumsi
Anak Usia Dini dapat diterapkan di PAUD?

1.3. Tujuan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dengam cara
memodifikasi pangan lokal menjadi pangan utama terutama untuk dikonsumsi oleh
anak usia dini, meningkatkan selera makan anak usia dini, menambah gizi anak usia
dini, serta memperkenalkan berbagai bahan makanan yang dapat dikonsumsi
kepada anak usia dini selain nasi.

2
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Permasalahan Ketahanan Pangan Indonesia


Secara umum adalah jumlah penduduk yang sangat besar dengan pertumbuhan
penduduk yang posistif, alhasil permintaan pangan masih akan meningkat.
Peningkatan permintaan pangan ini didorong oleh suatu peningkatan pendapatan,
pergeseran pola makan karena adanya pengaruh globalisasi, kesadaran akan
kesehatan, dan ragam aktivitas masyarakat. Ketersediaan sumber daya lahan yang
semakin berkurang, karena adanya tekanan penduduk dan persaingan pemanfaatan
lahan antara lahan sektor pangan dengan sektor non pangan. Secara spesifik dapat
disimpulkan, permasalahan berhubungan dengan ketahanan pangan adalah
distributor, penyedia, dan konsumsi pangan.
1. Penyediaan Pangan
Hal ini melalui peningkatan produksi pangan dalam negeri dihadapkan
dengan masalah-masalah pokok yaitu menurunya kapasitas produksi dan
semakin terbatas. Peningkatan penduduk serta aktivitas ekonomi ini dapat
menyebabkan :
1) Terjadinya konversi lahan pertanian ke non pertanian.
2) Semakin terbatas dan tidak pastinya penyediaan air untuk produksi
akibat kerusakan hutan.
3) Menurunnya kualitas dan kesuburan lahan akibat kerusakan
lingkungan.
4) Persaingan pemanfaatan sumber daya air dengan sektor industri dan
pemukiman.
5) Rusaknya sekitar 30 persen prasarana perairan (Nainggolan, 2006).
Faktor penyebab terbatas dan menurunnya kapasitas produksi dikelompokkan
faktor teknis dan sosial ekonomi :
a. Faktor Teknis
a) Berkurangnya lahan pertanian karena alih lahan pertanian ke non
pertanian.
b) Teknologi produksi yang belum efektif dan efisien.

3
c) Produktifitas pertanian yang relatif rendah dan bahkan tidak
meningkat.
d) Tingginya proporsi kehilangan hasil pada penanganan pasca panen.
e) Infrastruktur pertanian yang tidak bertambah dan kemampuannya
semakin menurun.
f) Kegagalan produksi karena faktor iklim yang sangat berdampak
pada musim kering dan banjir.
b. Faktor sosial-ekonomi
a) Tidak adanya jaminan dan pengaturan harga produk pangan
yang wajar dari pemerintah kecuali beras.
b) Penyedia sarana produksi yang belum sepenuhnya terjamin oleh
pemerintah.
c) Tata niaga produk pangan yang belum pro petani termasuk
kebijakan tarif impor yang melindungi kepentingan petani.
d) Sulitnya mencapai tingkat efisien yang tinggi dalam produksi
pangan karena besarnya jumlah petani dibandingan dengan
lahan produksi yang lebih sempit dan terfragmentasi.
e) Terbatasnya devisa untuk impor pangan.
2. Distribusi Pangan
Kegiatan menyalurkan bahan pangan dari petani produsen (point of
production) kepada konsumen akhir (point of consumption). Tidak hanya
menyangkut distribusi pangan dalam negeri namun juga menyangkut
perdagangan internasional dalam suatu sistem harga yang terintegrasi secara
tepat (Soetrisno, 2005). Permasalahan dalam distribusi pangan (Nainggolan,
2006) :
1) Prasarana distribusi darat dan antar pulau yang diperlukan untuk
menjangkau seluruh wilayah belum memadai, sehingga wilayah
terpencil masih mengalami keterbatasan pemasokan pangan pada
waktu tertentu.
2) Bervariasinya kemampuan produksi antar wilayah dan antar musim
menuntut kecermatan dalam proses mengelola sistem distribusi

4
pangan, agar pangan selalu tersedia sepanjang waktu dan diseluruh
wilayah konsumen.
3) Kelembagaan pemasaran belum mampu berperan baik sebagai
penyangga kestabilan distribusi maupun harga pangan. Ketika masa
panen, pasokan pangan berlimpah ke pasar sehingga menekan harga
produk pertanian dan mengurangi keuntungan usaha tani.
4) Keamanan jalur distribusi dan pungutan sepanjang jalur distribusi
dan pemasaran, mengakibatkan biaya distribusi yang sangat tinggi
pada sebagian produk pangan.
3. Konsumsi Pangan
Permasalahannya yaitu belum terpenuhinya kebutuhan akan pangan, karena
belum tercukupinya konsumsi energi. Konsumsi energi ini di Indonesia
masih lebih rendah dari yang direkomendasikan WKNPG VIII. Selanjutnya
adalah mengenai konsumsi energi yang sebagian besar di dapat dari padi-
padian.

2.2. Pentingnya Mengembangkan Program Ketahanan Pangan Sekolah


“Generasi muda harus di didik soal nasionalisme dan kedaulatan pangan
melalui kurikulum sekolah taman kanak-kanak” (Achmad Subagio, 2012).
Menurutnya, sektor pendidikan harus dilibatkan sebagai bagian dari strategi karena
masyarakat harus mengubah kebiasaan pangan (food habit) akibat kebijakan
pangan pada orde baru. Masyarakat selama ini hanya bertumpu pada beras,
gandum, dan terigu.
Beragamnya bahan pangan peganti beras salah satunya yaitu jangung, jagung
dapat dimodfikasi menjadi pangan utama bagi anak. Beragamnya produk olahan
berbasis jagung dari yang muda dapat di olah menjadi berbagai bentuk makanan
tradisional dan dapat diubah sesuai keinginan konsumen seperti puding jagung,
perkedel jagung, dan barongko jagung. Jagung masak susu dapat diolah menjadi
jus jagung, susu jagung, es krim jagung, dan lainnya (Suarni, 2009).
Pemanfaatan jagung juga dapat dijadikan dalam bentuk tepung, tepung jagung
varietas lokal yang beramilosa sedang sesuai dengan produk olahan stik, produk
modifikasi ini sangat digemari oleh anak-anak dan bahkan remaja (Suarni, 2010).

5
Dampak yang diharapkan dari pengembangan dan komersialisasi produk pangan
berbahan jagung yaitu tumbuhnya industry pangan berbasis jagung, baik dari segi
produk setengah jadi bahkan produk olahan siap konsumsi. Hal ini diharapkan
berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja, terutama di sentra pengembangan
jagung di Indonesia.
Kelebihan jagung sebagai bahan pangan yaitu dapat diolah dari jagung panen
muda hingga pipilan kering. Perbaikan suatu teknologi pengolahan, pengemasan
produk, dan keamanan pangan diharapkan akan lebih diminati oleh anak. Untuk
mendukung penyediaan jagung diperlukan varietas yang berproduktivitas dan
bernutrisi tinggi, kini telah tersedia varientas unggul jagung khususpangan hasil
penelitian Badan Litbang Pertanian.

6
BAB 3
PROFIL PROGRAM

3.1. Filosofi Program


Program ketahanan pangan untuk anak usia dini. Filosofi ketahanan pangan,
Dari perspektif sejarah, istilah ketahanan pangan (food security) mulai mengemuka
saat terjadi krisis pangan dan kelaparan yang menimpa dunia pada 1971. Sebagai
kebijakan pangan dunia, istilah ketahanan pertama kali digunakan oleh PBB untuk
membebaskan dunia, terutama negara-negara sedang berkembang dari krisis
produksi dan suplai makanan pokok. Fokus ketahanan pangan pada masa itu, sesuai
dengan definisi PBB adalah menitik beratkan pada pemenuhan kebutuhan pokok
dan membebaskan dunia dari krisis pangan. Definisi tersebut kemudian
disempurnakan pada International Conference of Nutrition pada 1992 yang
disepakati oleh pimpinan negara anggota PBB, yakni tersedianya pangan yang
memenuhi kebutuhan setiap orang, baik dalam jumlah maupun mutu pada setiap
individu untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Dalam filosofi program ketahanan
pangan untuk anak usia dini ini pun mengarah pada maknanya yaitu tiap orang, tiap
anak setiap saat memiliki akses secara fisik dan ekonomi terhadap pangan yang
cukup agar hidup sehat dan produktif.
World Food Summit pada tahun 1996 mendefinisikan ketahanan pangan terjadi
apabila semua orang secara terus menerus, baik secara fisik, sosial, dan ekonomi
mempunyai akses untuk pangan yang memadai/cukup, bergizi dan aman, yang
memenuhi kebutuhan pangan mereka dan pilihan makanan untuk hidup aktif dan
sehat, terutama untuk anak usia dini, kesehatan dari muai pola makanan yang sehat
dan bergizi harus benar-benar di perhatikan untuk kedepan menjadi generasi sehat,
kuat dan berakal.

3.2. Visi Dan Misi Program


Visi Program ketahanan pangan yaitu Terwujudnya Ketahanan Pangan yang
berlandaskan Kedaulatan dan Kemandirian Pangan. Adapun visi program
ketahanan pangan untuk anak usia dini yaitu mewujudkan ketahanan pangan yang
bersih dan sehat serta aman untuk anak usia dini.

7
Pokok-pokok visi ketahanan pangan yaitu Kondisi terpenuhinya pangan bagi
negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Misi program ketahanan pangan yaitu Ketahanan Pangan harus berperan
sebagai “lead institution” dalam mengoordinasikan perumusan kebijakan
ketahanan pangan yang meliputi aspek ketersediaan pangan, keterjangkauan
pangan, dan pemanfaatan pangan. Dalam rangka memainkan peran tersebut agar
dapat mencapai visi yang telah ditetapkan, maka Badan Ketahanan Pangan
mengemban misi sebagai berikut:

1. Memantapkan ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan.


2. Meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap pangan.
3. Mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat berbasis
sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal.
4. Mewujudkan pangan segar yang aman dan bermutu.

3.3. Tujuan Dan Manfaat Program


Pelaksanaan program ketahanan pangan ini bertujuan untuk mewujudkan
pemantapan ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat perseorangan secara
berkelanjutan, dengan cara:
1. Memperkuat penyediaan pangan yang beragam berbasis sumber daya lokal.
2. Menurunkan jumlah penduduk rawan pangan.
3. Memperkuat sistem distribusi pangan.
4. Meningkatkan konsumsi pangan masyarakat untuk memenuhi kecukupan
gizi yang bersumber dari pangan lokal.
5. Meningkatkan penanganan keamanan dan mutu pangan segar.
Manfaat program ketahanan pangan yaitu lebih menstabilkan ketahanan
pangan, terpenuhi pangan yang cukup, terpenuhinya mutu pangan, aman, merata
dan terjangkau. Ketahanan pangan lebih terprogram, teratur dan terarah dengan

8
baik, meningkatkan perekonomian masyarakat dan mensejahtrakan kehidupan
masyarakat.

3.4. Sasaran Program


Dalam pelaksanaan program ini, Kami memiliki sasaran utama yakni para
orang tua anak usia dini. Program ini dibantu beberapa Sekolah PAUD yang bekerja
sama dengan distributor jasa pangan dalam mengadakan sosialisasi dan market day
bertemakan ‘pangan lokal menjadi pangan utama’.

3.5. Strategi Program


Untuk strategi program, Kami berencana untuk menggandeng beberapa
Sekolah PAUD dengan mengadakan market day disertai pengenalan serta
penerapan pangan lokal. Kami menginformasikan kepada para partisipan untuk
mempromosikan produk hasil olahan pangan utama dari pangan lokal buatan
mereka kepada para orang tua anak usia dini melalui sosialisasi tentang pangan
(makanan) lokal yang memiliki kualitas, banyak variasi, aman, sehat, bergizi serta
terjangkau, sama dengan pangan utama yang biasa di konsumsi sehari – hari.

3.6. Kebaruan Program Dibanding Dengan Program Yang Sudah Ada


Kebaruan program kami dibandingkan program yang lain yaitu Makanan
hasil olahan pangan lokal terbuat dari bahan yang terjamin mutunya. Tak hanya itu,
Makanan olahan ini juga memiliki berbagai macam bentuk dan rasa, menggunakan
kemasan daur ulang, aman, sehat, dan bergizi untuk dikonsumsi dengan harga yang
terjangkau. Dari market day, Anak bisa mendapatkan kegiatan stimulasi yang
membantu perkembangan anak secara tidak langsung. Untuk sosialisasi, Para orang
tua mendapatkan ilmu baru terkait pemenuhan gizi dan pangan lokal yang bisa
diolah menjadi makanan olahan utama bagi anak. Untuk para distributor jasa
pangan, Bisa membuka gerai ‘sementara’ di Sekolah PAUD dengan menjajakan
produk olahan pangan lokal mereka.

9
BAB 4
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Makanan olahan pangan lokal merupakan makanan yang mengandung gizi
dan sehat untuk dikonsumsi dengan harga yang terjangkau. Berbagai varian rasa
dan bentuk diaplikasikan ke dalam produk agar konsumen tidak mudah bosan saat
mengonsumsinya. Dengan mengikuti program serta mengonsumsi makanan olahan
pangan lokal, Konsumen bisa berkontribusi dalam mendongkrak perekonomian
warga sekitar sekaligus memandirikan ketahanan pangan mereka, serta
menyehatkan diri konsumen dengan mengonsumsi makanan sehat ini dan bisa
mengenalkan anak ketahanan pangan kepada anak usia dini.

4.2. Saran
Dengan diadakannya program pengenalan pangan lokal ini, Kami memiliki
harapan bagi para orang tua, anak usia dini dan guru untuk mulai mengonsumsi
makanan olahan pangan lokal. Dari hal tersebut, Kita bisa menaikkan
perekonomian masyarakat lokal juga membiasakan anak/keluarga mereka
mengonsumsi makanan olahan pangan lokal agar kebutuhan gizi bisa tercukupi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kompas Klasika. 2019. Semarak Rangkaian “Open House” Sekolah Madania.


https://adv.kompas.id/baca/semarak-rangkaian-open-house-sekolah-madania/,
Diakses pada Hari Jum’at, 25 Juni 2021 Pukul 16.53 WIB.

Purwaningsih Yunastiti,dkk. 2008. Universitas Sebelas Maret. Ketahanan


Pangan:Situasi, Permasalahan, Kebijakan, dan Pemberdayaan Masyarakat.

Suarni, 2012. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Pengembangan Pangan


Tradisional Berbasis Jagung mendukung Diversifikasi Pangan. BKP 2021 Badan
Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian.

11

Anda mungkin juga menyukai