Anda di halaman 1dari 5

METODE PENELITIAN SOSIAL EKONOMI

Disusun oleh:
Fernanda Aditya Putra Utama
205040107111012
Kelas A

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
1.1 Latar Belakang
Penyebab permasalahan pangan di dunia disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu fakto
yang menjadi penyebab permasalahan pangan yaitu laju kecepatan kenaikan produksi pangan
tidak dapat mengimbangi laju kecepatan kenaikan penduduk. Hal ini disebabkan oleh
aktivitas alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan, pabrik, dan jalan sehingga areal
pertanian semakin menyempit. Kondisi ini akan mengancam ketersediaan pangan untuk
beberapa tahun ke depan.
Kondisi alam yang tidak menentu juga dapat menjadi ancaman bagi produksi
pertanian dan ketahanan pangan. Peningkatan jumlah banjir, kekeringan, hujan lebat, suhu,
dan siklon tropis adalah bentuk ancaman serius terhadap produksi pertanian. Perubahan iklim
adalah hal tidak bisa diatur oleh petani. Tentu saja dampak dari perubahan iklim akan
menimbulkan efek negatif terhadap produksi pertanian. Perubahan iklim akan menyebabkan
meningkatnya banjir dan genangan air jangka panjang di lahan subur, yang secara signifikan
dan berdampak negatif pada produksi pangan.
Peningkatan penduduk setiap tahunnya juga mendorong peningkatan produksi
komoditas kedelai setiap tahunnya. Peningkatan produksi merupakan respon dari
pertumbuhan penduduk. Dalam menjawab kondisi pertumbuhan penduduk dan areal
pertanian yang semakin sempit, salah satunya yaitu dengan melakukan peningkatan pada
kegiatan pemupukan. Meskipun demikian, pemupukan yang diharapkan dapat menghasilkan
kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan produksi kedelai nyatanya hasil yang
diperoleh masih tidak memuaskan. Kebutuhan pupuk P dalam kedelai menjadi masalah bagi
petani karena harganya yang mahal (Manurung et al., 2018).
Dalam mengatasi permasalahan pada peningkatan produksi kedelai, diperlukan
beberapa tindakan alternatif yang solutif. Inovasi ramah lingkungan berupa adopsi pertanian
cerdas iklim menjadi solusi alternatif dalam menghadapi persoalan tersebut (K.H. Kabir et
al., 2022). Selain itu pemanfaatan lahan rawa lebak juga memiliki prospek yang cukup besar
untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif (Djamhari, 2009). Dengan
mengadopsi alternatif-alternatif tersebut, diharapkan mampu mengatasi masalah produksi
pertanian akibat perubahan iklim dan penyempitan lahan pertanian serta masalah pemupukan.
Di sinlah peran dari para penyuluh pertanian sangat dibutuhkan. Para penyuluh
pertanian berperan penting dalam memotivasi petani dalam mengadopsi solusi-solusi
alternatif di atas. Sumber daya penyuluh pertanian yang unggul dapat mendukung program
pemerintah di bidang pertanian serta mampu mendorong dan membantu petani agar merubah
kehidupan petani menjadi sejahtera. Penyuluhan pertanian tidak hanya berkaitan dengan
masalah teknis di lapangan, tetapi memiliki peran dalam mendukung kehidupan sosial
masyarakat yang adil dan sejahtera (Vintarno et al., 2019)
Berdasarkan persoalan yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk
peran penyuluh pertanian dalam memotivasi petani dalam mengadopsi pertanian cerdas iklim.
Hal ini bisa dilihat dari seberapa jauh para petani dapat mengimplementasikan pertanian iklim
cerdas tersebut. Selain itu, penelitian ini juga akan menjelaskan seberapa efektif pertanian
cerdas iklim dalam mengatasi masalah pada produksi pertanian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara penyuluh pertanian dengan pertanian cerdas iklim?
2. Seberapa penting peran penyuluh pertanian dalam memotivasi petani dalam
mengadopsi pertanian cerdas iklim?
3. Bagaimana pengaruh pertanian cerdas iklim terhadap produksi pertanian?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui hubungan antara penyuluh pertanian dengan pertanian cerdas iklim
2. Mengetahui seberapa penting peran penyuluh pertanian dalam memotivasi petani
dalam mengadopsi pertanian cerdas iklim
3. Mengetahui mengetahui pengaruh pertanian cerdas iklim terhadap produksi pertanian
KUISIONER/INSTRUMEN PENELITIAN
Bagian 1
1. Apakah Anda mengetahui apa itu pertanian cerdas iklim?
a. Ya
b. Tidak

2. Menurut Anda, seberapa sulit penerapan pertanian cerdas iklim di lahan yang Anda
miliki?
a. Sangat sulit
b. Sulit
c. Mudah
d. Sangat mudah
Bagian 2
1. Apakah pernah terdapat kegiatan penyuluhan tentang pertanian cerdas iklim dari para
penyuluh?
a. Pernah
b. Tidak

2. Seberapa sering frekuensi penyuluhan pertanian dilakukan?


a. 1 kali dalam sebulan
b. 2 kali dalam sebulan
c. Lain-lain (………………………………………)

3. Seberapa penting menurut Anda kegiatan penyuluhan pertanian?


a. Sangat penting
b. Penting
c. Kurang penting
d. Tidak penting sama sekali

4. Apakah kegiatan penyuluhan memotivasi Anda dalam penerapan pertanian cerdas


iklim?
a. Ya
b. Tidak
DAFTAR PUSTAKA
K.H. Kabir et al. (2022). Furthering climate-smart farming with the introduction of floating
agriculture in Bangladeshi wetlands: Successes and limitations of an innovation
transfer. Journal of Environmental Management 323, 1-14.
Djamhari, S. (2009). Peningkatan Produksi Padi di Lahan Lebak Sebagai Alternatif dalam
Pengembangan Lahan Pertanian Ke Luar Pulau Jawa. Jurnal Sains dan Teknologi
Indonesia, 11(1), 64-69.
Manurung et al. (2018). Growth Response and Production of Soybean (Glyicinemax (L.) on
Application of Phosphorous Fertilizer and Rhizobium Inoculation . Indonesian
Journal of Agricultural Research, 1(3), 289-294.
Vintarno. (2019). Perkembangan Penyuluhan Pertanian dalam Mendukung Pertumbuhan
Pertanian di Indonesia. Responsive, 1(3), 90-96.

Anda mungkin juga menyukai