Anda di halaman 1dari 23

NAMA : SITI SALMA HAFIZHAH

NIM : 41035003171006
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

Ujian Akhir Semester Genap 2019/2020


Matakuliah : Pertanian Berkelanjutan
Dosen : Dr. Ir. Ibrahim Danuwikarsa, M.S.
Teknis pengumpulan lembar jawaban : Tulis jawaban dengan menggunakan huruf Arial
ukuran 12, kumpulkan paling lambat tanggal 14 Juli 2020 pukul 10.30 melalui email ke
alamat: iim.danuwikarsa@gmail.com
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kerjakan soal di bawah ini dengan memberikan jawaban yang selengkap
lengkapnya. Manfaatkan kesempatan waktu yang diberikan sangat leluasa ini,
dan untuk itu tidak ada ujian remedial.

1. Tuliskan contoh dua (2) masalah akibat pertanian industrial/konvensional yang ada
di lingkungan tempat tinggal saudara atau tempat asal saudara atau tempat yang
saudara ketahui (tuliskan nama tempatnya), kemudian bahas jalan keluarnya
menurut pendapat saudara sendiri sesuai dengan topik pertanian berkelanjutan.
Jawab :
a. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan mengakibatkan kegagalan
hasil panen di Karawang.
Sebetulnya masalah ini sudah umum dijumpai di Indonesia hingga saat
ini, alasannya selalu sama terkait dengan minimnya ilmu pengetahuan yang
dimiliki oleh petani setempat. Titik permasalahannya berawal dari sebagian
besar petani yang belum mampu mengukur pH tanah dan mengerti jenis obat –
obatan apa saja yang dapat digunakan, disusul dengan ketidakmampuan petani
dalam memilih bibit unggul. Pemerintah tentu khawatir karena akan banyak
dampak yang ditimbulkan dari kasus tersebut. Salah satunya sisi produktivitas
lahan mulai mengalami penurunan. Selama ini kita hanya memperhatikan sifat
fisika dan kimia, sementara aspek biologi jarang dipikirkan. pada saat intensif
menggunakan pupuk justru laju produksi akan menurun sehingga terjadi gagal
panen.
Menurut saya, jalan keluarnya yaitu petani harus mampu bekerja sama
dengan pemerintah setempat baik dengan adanya sarana dan fasilitas yang
diberikan, semua pihak harus memiliki pikiran terbuka untuk memajukan usaha
di bidang pertanian ini. Apabila ada yang terasa janggal maka petani baik
pemerintah harus mampu bermusyawarah demi tercapainya tujuan pasti terkait
masalah yang dihadapi. Disini pemerintah perlu secara serius melaksanakan
perbaikan lahan tanam secepatnya melalui program pembugaran tanah dengan
memperbaiki sifat dari biologi tanah. Selanjutnya dapat diimbangi dengan upaya
petani dalam pengelolaan lahan tersebut hingga panen.

b. Alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bandung Selatan.


Alih fungsi sawah menjadi permasalahan yang masih terjadi hingga saat
ini. Hal tersebut menyebabkan investasi infrastruktur menjadi mubazir. Semua
pihak perlu memahami bahwa sawah yang beralih fungsi saat ini sebagian besar
merupakan lahan subur yang dilengkapi infrastruktur irigasi. Dengan adanya alih
fungsi sawah maka investasi yang telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk
membangun irigasi akan hilang dan tidak mampu memberikan dampak
peningkatan ekonomi masyarakat. pemerintah juga akan semakin terbebani
karena diharuskan terus melakukan cetak sawah baru untuk memastikan
produksi pangan terus meningkat sementara alih fungsi sawah terus terjadi.
Maka jalan keluar dari permasalahan alih fungsi lahan tersebut perlu
dipahami faktor penyebabnya, baik ditingkat makro pun mikro. Pada faktor mikro
ialah rendahnya pendapatan usaha tani tanaman pangan. Nilai tukar petani pada
sektor tanaman pangan selalu tipis beberapa tahun terakhir ini. Sehingga
pemerintah perlu mendesain agar usaha tani lebih efisien dan mampu
memberikan kepastian harga. Upayanya tidak hanya berupa penyuluhan atau
penyediaan varietas unggul dan alsintan, namun mampu juga dalam
menyediakan skala lahan yang layak.
2. Apa yang saudara ketahui tentang pertanian organik, jelaskan !. Jelaskan pula
hambatan yang terjadi saat penerapan pertanian organik di masyarakat tani kita
saat ini.
Jawab :
Menurut sumber yang saya ketahui, pengertian pertanian organik merupakan
sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, yang mengoptimalkan
kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu
menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Maka
dari itu pertanian organik terkait dengan kualitas hasil produksi yang optimal namun
tetap mengedepankan agro-ekosistem secara berkelanjutan.
Beberapa hambatan dari beberapa sumber terkait dengan masyarakat tani
kita saat ini diantaranya :
 Petani ingin mendapatkan hasil yang instan
Salah satu kendala bagi pengembangan pertanian organik karena para petani
konvensional sudah terbiasa menggunakan pupuk dan pestisida kimia bahkan
sampai beranggapan tanpa ke dua hal tersebut usaha pertanian yang sedang
dijalankan tidak akan berhasil dengan baik. Revolusi hijau memberikan banyak
kemudahan semu salah satunya pupuk kimia mudah diaplikasikan di lapangan
dan tidak banyak membutuhkan tenaga. Petani tidak mau repot lagi dalam
menjalankan usaha pertanian mereka. Petani menginginkan sesuatu yang
mudah dan cepat.
 Keterampilan petani yang masih terbatas
Para petani konvensional sering kali mengalami kekhawatiran akan mengalami
kesulitan dalam memperoleh pupuk organik ketika akan memulai pertanian
organik. Sumber pupuk yang digunakan dalam pertanian organik dapat berupa
limbah pertanian misalnya jerami, limbah peternakan maupun dari berbagai
serasah tumbuhan dan pepohonan. Berbagai materi tersebut dapat digunakan
menjadi pupuk baik yang melalui proses perlakuan tertentu maupun yang
langsung digunakan. Untuk membuat kotoran hewan atau bahan – bahan
organik lainnya menjadi pupuk yang siap pakai membutuhkan perlakuan khusus
dengan menambahkan beberapa materi lain dan membutuhkan kurun waktu
tertentu.
 Persepsi petani yang berbeda mengenai hasil
Sebagian besar petani masih menyakini bahwa hasil pertanian diukur dari jumlah
produksi /tonase yang diperoleh. Semakin banyak hasil panen yang diperoleh
diyakini oleh sebagian besar petani akan memberikan hasil atau keuntungan
yang lebih besar pula. Para petani belum melihat selisih nilai jual dari produk
yang mereka hasilkan.
 Petani mengalami saat kritis
Waktu tanam yang pertama sampai dengan waktu tanam yang ketiga oleh para
petani organik sering dirasakan sebagai saat kritis dan berat. Pada panenan
pertama sampai ketiga dengan diterapkannya budidaya secara organik akan
mengakibatkan turunnya produksi. Pernurunan produksi berbanding lurus
dengan pola penggunaan pupuk kimia sebelumnya. Semakin banyak pupuk
kimia digunakan maka akan semakin besar pula penurunan hasil panen. Hal ini
sering dirasakan sebagai masa yang sangat berat khususnya oleh petani
penggarap. Hal ini pula yang merupakan pertimbangan pemilik lahan untuk
memperbolehkan atau tidak sawahnya dikelola secara organik.
 Lahan pertanian organik belum terlindungi
Penerapan pertanian organik secara ideal berada pada suatu lokasi yang bebas
dari cemaran. Dalam kondisi sekarang hal itu sulit diwujudkan karena air yang
digunakan adalah irigasi bersama. Asupan zat-zat kimia yang diberikan pada
lahan sawah yang dekat dengan irigasi akan terbawa kemana air akan mengalir.
Sehingga meskipun seorang petani tidak menggunakan pupuk dan obat kimia
maka akan memperoleh cemaran dari petak lain yang menggunakan zat-zat
tersebut. Saat ini banyak lahan pertanian yang disewa oleh petani pebisnis
maupun pemodal asing untuk kegiatan hortikultura. Sistem pertanian yang
dikembangkan sangat banyak menggunakan pupuk dan obat kimia. Sekalipun
lahan hortikultura tersebut pada lokasi yang terisolasi apabila ada hujan maka
zat-zat kimia tersebut akan terbawa kemana-mana dan mencemari lingkungan.
 Pembangunan pertanian belum terintegrasi dengan pembangunan peternakan.
Kebanyakan petani tidak lagi memelihara ternak. Kondisi yang demikian
membuat khawatir para petani konvensional bahwa mereka akan mengalami
kesulitan apabila akan melaksanakan pertanian organik karena masih harus juga
membeli pupuk. Disisi yang lain berbagai bantuan ternak dari pemerintah belum
diintegrasikan dengan potensi pertanian sehingga belum optimal dalam
mendukung pembangunan pertanian.

3. Apa yang saudara ketahui mengenai LEISA ?. Apa tujuannya?. Mengacu kepada
apa saja LEISA ? Jelaskan
Jawab :
LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture) yang merupakan
penyangga dari konsep pertanian terpadu dan pertanian yang berkelanjutan.
Konsep ini mengedepankan pemanfaatan sumber daya lokal sebagai bahan baku
pola pertanian terpadu, sehingga nantinya akan menjaga kelestarian usaha
pertanian agar tetap eksis dan memiliki nilai efektifitas, efisiensi serta produktifitas
yang tinggi. Tujuannya ialah menghasilkan tingkat produksi stabil dan memadai
dalam jangka panjang.

LEISA mengacu pada konsep yang mengedepankan dua hal : yang pertama adalah
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal seperti memanfaatkan limbah
pertanian terutama sisa budidaya menjadi pakan ternak dan yang kedua adalah
pemanfaatan input luar hanya bila diperlukan, seperti mengubah limbah peternakan
menjadi pupuk organik yang dapat dimanfaatkan kembali dalam proses budidaya
tanaman. Konsep LEISA merupakan penggabungan dua prinsip yaitu agro-ekologi
serta pengetahuan dan praktek pertanian masyarakat setempat/tradisional.

4. Jelaskan satu persatu peranan “a. rotasi tanaman, b. tumpang sari, c. tanaman
penutup tanah (cover crop), d. mulsa, dan e. kompos” dalam kaitannya dengan
Pertanian Berkelanjutan.
Jawab :
(a) Rotasi Tanaman
Rotasi tanaman ini merupakan metode yang diterapkan untuk mencegah
penyebaran hama dan penyakit di lahan tersebut. Selain itu metode ini dapat
menjaga kesuburan tanah dengan menyediakan unsur hara dan sifat fisik bagi tanah
pun dapat mengurangi erosi lahan. Bentuk praktik yang dilakukan yaitu dengan
penanaman berbagai jenis tanaman secara bergilir dalam suatu musim tertentu
pada sebidang lahan.
Maknanya terhadap pertanian berkelanjutan dimana sistem pergiliran tanaman ini
dapat memberikan dampak positif pada tanah di lahan tersebut dan lingkungan
sekitarnya. Rotasi tanaman dapat meningkatkan kualitas struktur tanah dan
mempertahankan kesuburan dengan melakukan pergantian antara tanaman berakar
dalam dengan tanaman berakar dangkal.
(b) Tumpang sari
Pola pertanaman tumpang sari dapat memaksimalkan fungsi lahan dibandingkan
pola monokultur karena, hasil panen pada lahan tidak luas bisa beberapa kali
dengan usia panen dan jenis tanaman berbeda. Kemudian petani mendapat hasil
jual yang saling menguntungkan atau menggantikan dari tiap jenis tanaman berbeda
dan risiko kerugian dapat ditekan karena terbagi pada setiap tanaman. Hal tersebut
sejalan dengan indikator pertanian berkelanjutan, terkait produktivitas, stabilitas,
sustainabilitas dan ekuitabilitas.
(c) Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah berperan dalam menahan atau mengurangi daya perusak
butir – butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah. Selain itu
menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh
dan melakukan transpirasi yang mengurangi kandungan air tanah. Kaitannya
dengan pertanian berkelanjutan ialah tanaman penutup tanah dapat mengurangi
erosi, memiliki fungsi pengendalian air, gulma serta hama dan penyakit pada
tanaman tersebut.
(d) Mulsa
Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk
menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit
sehingga membuat tanaman tumbuh dengan baik. Mulsa dapat bersifat permanen
seperti serpihan kayu, atau sementara seperti mulsa plastik. Mulsa dapat
diaplikasikan sebelum penanaman dimulai maupun setelah tanaman muncu. Mulsa
organik akan secara alami menyatu dengan tanah dikarenakan proses alami yang
melibatkan organisme tanah dan pelapukan non-biologis. Mulsa digunakan pada
berbagai aktivitas pertanian, mulai dari pertanian subsisten, berkebun, hingga
pertanian industri.
Mulsa dibedakan menjadi dua macam dilihat dari bahan asalnya, yaitu mulsa
organik dan anorganik. Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang mudah
terurai seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami dan alang-alang. Mulsa organik
diberikan setelah tanaman /bibit ditanam. Keuntungan mulsa organik adalah dan
lebih ekonomis (murah), mudah didapatkan, dan dapat terurai sehingga menambah
kandungan bahan organik dalam tanah. Contoh mulsa organik adalah alang-alang/
jerami, ataupun cacahan batang dan daun dari tanaman jenis rumput-rumputan
lainnya. Maka dari itu secara berkelanjutan pertanian organik memanfaatkan proses
alami di dalam lingkungan untuk mendukung produktivitas pertanian.
(e) Kompos
Pupuk hijau / kompos dalam bidang pertanian merupakan pupuk yang berasal dari
tumbuhan atau tanaman. Pupuk ini dalam penggunaanya yaitu untuk menambah
unsur hara tanah, terutama nitrogen karena pupuk hijau banyak mengandung unsur
tersebut.Tanaman yang dapat dijadikan pupuk hijau biasanya yaitu tanaman yang
tergolong dalam keluarga Leguminosae (polong-polongan) karena tanaman dari
kelurga Leguminosae mempunyai akar yang ditempeli oleh bakteri Rhizobium yang
dapat mengikat nitrogen dari udara. Ada beberapa tanaman yang dapat dijadikan
pupuk hijau seperti tanaman yang memiliki ciri-ciri yaitu sistem perakaran dangkal
dan memiliki akar serabut, daun lebat tetapi batang tidak terlalu keras, bagian daun
lunak sehingga mudah terurai oleh mikro organisme. Sumber pupuk hijau yang
biasanya digunakan petani yaitu tanaman pagar atau tanaman sela, gulma atau
tumbuhan liar, dan tanaman penutup tanah atau yang lebih dikenal dengan legume
cover crop (LCC). Pupuk hijau selain menambah unsur nitrogen dalam tanah juga
bermanfaat untuk menambah bahan organik dalam tanah, mengembalikan unsur
hara yang hilang serta mendukung kehidupan jasad renik di dalam tanah.Secara
berkelanjutan penggunaan pupuk kompos ini dengan mudah didapatkan di alam
sehingga prosesnya pun tidak akan mencemari lingkungan namun tetap dapat
memenuhi kebutuhan tanaman.

5. Jelaskan dengan selengkap-lengkapnya yang saudara ketahui tentang kompos dan


pengomposan.
Jawab :
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan
organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau
anaerobik. Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah
mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih
cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air
yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.

Manfaat kompos ialah memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan


kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikrob tanah yang bermanfaat bagi
tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini
membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah
juga d iketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.Tanaman
yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada
tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti menjadikan hasil panen lebih
tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah di antaranya merangsang granulasi,
memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan air. Peran
bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas
mikroorganisme yang berperan pada fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu
seperti N, P, dan S. Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah
meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga memengaruhi serapan hara oleh
tanaman (Gaur, 1980). Secara umum strategi untuk mempercepat proses
pengomposan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
 Menanipulasi kondisi/faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengomposan.
 Menambahkan Organisme yang dapat mempercepat proses pengomposan:
mikrob pendegradasi bahan organik dan vermikompos (cacing).
 Menggabungkan strategi pertama dan kedua.

6. Jelaskan apa yang saudara ketahui mengenai SRI (System of Rice Intensification)
dan bagaimana kaitannya dengan Pertanian Berkelanjutan.
Jawab :
Usaha tani padi dengan sistem SRI (System of Rice Intensification) merupakan
usahatani yang dapat menghemat penggunaan input seperti benih, penggunaan air,
pupuk kimia dan pestisida kimia melalui pemberdayaan petani dan kearifan lokal.
Terdapat beberapa daerah di Indonesia yang telah menerapkan sistem usahatani
SRI. Khususnya di daerah Jawa Barat salah satunya adalah Kabupaten Cianjur.
Pengembangan pertanian organik khususnya padi yang dikembangkan pula di
berbagai daerah kecamatan.
SRI pertama kali dikembangkan pada awal tahun 1980 oleh French priest dan Fr.
Henri de Laulanie, S.J di Madagascar. SRI mulai dikenal oleh beberapa negara di
dunia termasuk di Indonesia pada tahun 1997 yang diperkenalkan oleh seorang
yang ahli yaitu Norman Uphoff (Direktur dari Cornell International Institute for Food,
Agricultural and Development) dan pada tahun 1999 dilakukan percobaan SRI untuk
pertama kalinya di luar Madagascar.

Pada dasarnya teknologi SRI memperlakukan tanaman padi tidak seperti tanaman
air yang membutuhkan air yang cukup banyak, karena jika penggenangan air yang
cukup banyak maka akan berdampak tidak baik yaitu akan hancurnya bahkan
matinya jaringan kompleks (cortex, xylem dan phloem) pada akar tanaman padi, hal
ini akan berpengaruh kepada aktivitas akar dalam mengambil nutrisi di dalam tanah
lebih sedikit, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan terhambat
dan mengakibatkan kemampuan kapasitas produksi akan lebih rendah.
Akibat yang ditimbulkan dari penggenangan air tersebut maka budidaya padi SRI
dapat diartikan sebagai upaya budidaya tanaman padi yang memperhatikan semua
komponen yang ada di ekosistem baik itu tanah, tanaman, mikro organisme, makro
organisme, udara, sinar matahari dan air sehingga memberikan produktivitas yang
tinggi serta menghindari berbagai pengaruh negatif bagi kehidupan komponen
tersebut dan memperkuat dukungan untuk terjadinya aliran energi dan siklus nutrisi
secara alami.

Prinsip-prinsip dasar penerapan metode SRI :


 Aspek Kesehatan Tanah
Menjaga kestabilan dan kesehatan tanah baik itu menjaga sifat-sifat tanah dan
produktivitas dari tanah itu sendiri dapat dilakukan dengan menambahkan bahan
organik, bahan organik tersebut selain jerami membutuhkan sebanyak 5-7 ton/ha.
Bahan organik ini dapat berupa sampah dari sisa-sisa tanaman, limbah dapur,
kotoran hewan, hijauan, kompos, limbah organik dan bahan lainnya yang bisa
terdekomposisi. Bahan-bahan organik dapat dibuat sendiri oleh petani dengan cara
mengumpulkan bahan organik tersebut, dikarenakan jumlah yang dibutuhkan
banyak maka petani dapat mengumpulkannya dengan cara sedikit demi sedikit atau
di cicil agar masalah persedian bahan organik dapat dipecahkan, selain membuat
lingkungan menjadi bersih, ketergantungan terhadap pihak luar dapat dikurangi.
Fungsi dan peranan bahan organik selain memperbaiki sifat fisik tanah yaitu mampu
mengikat air, mempertahankan air di dalam tanah, memperlancar aerasi tanah,
memudahkan air meresap dari permukaan tanah, tanah dapat menyerap mineral
yang ada di dalam tanah serta mendukung kehidupan mikro dan makro organisme
di dalam tanah, dengan adanya bahan organik maka aliran energi atau siklus nutrisi
lebih lancar sehingga nutrisi bagi tanaman akan selalu tersedia. Bahan organik
tersebut diberikan pada pengolahan tanah dan dikondisikan aliran air, maka biarkan
tanah dalam kondisi lembab (tidak tergenang) selama 7-10 hari sambil menunggu
persemaian siap ditanam.
 Aspek Pemilihan Benih
Benih yang digunakan untuk penanaman padi dengan sistem SRI dapat
menggunakan benih jenis dan varietas apa pun, dengan syarat benih yang akan di
semaikan diharapkan dapat tumbuh semuanya, selain dinantikan selama empat
bulan bisa menghasilkan dan juga mengurangi resiko penyulaman jika benih
tersebut tidak dapat tumbuh. Oleh karena itu benih yang akan dipilih harus
merupakan benih padi unggul dan bersertifikat yang sudah terjamin mutu dan
kualitasnya karena telah melalui serangkaian proses pemeriksaan dan pengujian
dari pihak terkait yang berwenang.
Pengujian secara sederhana yang dapat dilakukan oleh petani juga dapat dilakukan
dengan memasukan benih padi ke dalam larutan garam, maka benih yang terapung
ialah benih yang hampa sedangkan benih yang digunakan untuk persemaian ialah
benih yang tenggelam. Cara tersebut merupakan cara yang mudah dan dapat
dilakukan oleh petani.
 Aspek Kebutuhan Benih dan Menyemai Benih
Benih yang dibutuhkan dengan sistem SRI ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan
konvensional, benih yang diperlukan dengan SRI sebanyak 5-7 kg/ha sedangkan
konvensional memerlukan benih sebanyak 30-40 kg/ha.
Benih padi pada media tanah yang gembur, baik tekstur dan strukturnya agar
proses perakaran lebih kondusif. Persemaian dilakukan dengan cara menanam
benih padi pada media tanah yang dicampur dengan kompos dengan komposisi
masing-masing 1:1, benih sebelum disemai dapat direndam terlebih dahulu selama
semalam untuk merangsangkecambah atau dapat langsung di sebar pada media
semai, pemeliharaan persemaian dilakukan dengan menyiram agar tetap lembab,
benih yang ditanam berumur tujuh hari atau di bawah 12 hari, dihitung tumbuh dari
kecambah. Benih muda yang ditanam diharapkan dapat tumbuh tunas lebih awal
dan akan tumbuh banyak tunas primer sebagai tunas yang produktif, selain itu
pembentukannya akan lebih cepat.

Manfaat Metode Tanam SRI


Secara umum manfaat dari budidaya metode SRI adalah sebagai berikut:
 Hemat air (tidak digenang), Kebutuhan air hanya 20-30 persen dari kebutuhan
air untuk cara konvensional.
 Memulihkan kesehatan dan kesuburan tanah, serta mewujudkan keseimbangan
ekologi tanah.
 Membentuk petani mandiri yang mampu meneliti dan menjadi ahli di lahannya
sendiri. Tidak tergantung pada pupuk dan pestisida kimia buatan pabrik yang
semakin mahal dan terkadang langka.
 Membuka lapangan kerja di pedesaan, mengurangi pengangguran dan
meningkatkan pendapatan keluarga petani.
 Menghasilkan produksi beras yang sehat rendemen tinggi, serta tidak
mengandung residu kimia.
 Mewariskan tanah yang sehat untuk generasi mendatang.

7. Andaikata saudara seorang Ketua Kelompok Tani yang beranggotakan para petani
yang sangat kompak pada lahan satu hamparan luas di lereng bukit yang tanahnya
subur dan gembur, namun agak curam. Uraikan rencana saudara bersama para
petani anggota kelompok dalam mengelola lahan pertanian tersebut sehingga
terlaksananya Pertanian Berkelanjutan.
Jawab :
Mengenai hal tersebut apabila saya diberi tanggung jawab sebagai ketua kelompok
tani, maka langkah pertama yang akan saya lakukan ialah mencari metode
pemanfaatan lahan yang cocok atau sesuai untuk lahan miring di lereng bukit.
Kemudian saya menemukan salah satu metode yaitu metode Sloping Agriculture
Land Technology (SALT) yang mana merupakan salah satu teknik untuk menata
lahan miring yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian. Selama ini pemanfaatan
lahan miring dalam bentuk kebun dan sawah berundak diketahui memiliki resiko
erosi dan tanah longsor yang tinggi. Sehingga banyak petani enggan memanfaatkan
lahan miring untuk tanaman pangan, mereka hanya memanfaatkannya untuk
tanaman keras. Di sisi lain, kebutuhan bahan pangan semakin tinggi, mengingat
jumlah populasi penduduk yang terus meningkat saban harinya. Oleh karena itu
ekstensifikasi lahan pertanian pangan menjadi salah satu pilihan yang tak bisa
dihindari. Sehingga pemanfaatan lahan miring untuk kegiatan pertanian menjadi
salah satu pilihan yang realistis ditengah keterbatasan lahan yang ada.

Pada tahun 1971, di Filipina diperkenalkan sebuah metode untuk menata lahan
miring oleh Mindanao Baptist Rural Life Center (MBRLC). Dikemudian hari, teknik
yang populer dengan nama SALT tersebut diakui sebagai salah satu metode terbaik
dalam menata lahan miring. Teknik SALT diyakini mampu meminimalkan erosi,
membantu mengembalikan struktur dan kesuburan tanah, meningkatkan produksi
tanaman, mudah dipraktekkan karena menggunakan alat sederhana, membutuhkan
tenaga yang rendah sehingga cocok untuk petani berlahan sempit, dan tidak
membutuhkan modal besar. Setidaknya, ada 10 langkah untuk menerapkan teknik
menata lahan miring dengan metode SALT, berikut langkah-langkahnya :
Langkah 1. Membuat alat kerja
Hal pertama yang harus dilakukan untuk menata lahan miring adalah membuat alat
kerja yang dinamakan Frame A. Sebuah alat yang berbentuk menyerupai huruf A,
terbuat dari kayu ataupun bambu. Alat ini bisa dibuat sendiri dengan mudah.
Caranya, pilih tongkat kayu atau bambu yang kuat tetapi jangan terlalu besar.
Potonglah tongkat tersebut dengan panjang 1,5 meter sebanyak 2 buah, yang
nantinya akan berfungsi sebagai kaki penopang. Kemudian buat lagi potongan
tongkat lain dengan panjang ½ meter, yang akan dipakai untuk bagian palang.
Satukan salah satu ujung dari kedua tongkat yang berfungsi sebagai kaki penopang,
bisa dengan cara diikat ataupun dipaku. Kemudian ujung lainnya letakkan ditanah
yang datar, beri jarak sejauh 1 meter antar ujung tersebut sehingga membentuk
segitiga. Pasang dan ikatkan, tongkat yang ketiga pada segitiga tersebut sehingga
membentuk huruf A. Paku atau ikat dengan kuat. Frame A ini akan digunakan untuk
membuat garis lintasan.

Langkah 2. Membuat garis lintasan


Menemukan titik-titik lintasan
Tahap selanjutnya dalam menata lahan miring adalah menentukan titik-titik lintasan.
Sebaiknya untuk menentukan titik-titik lintasan ini diikerjakan oleh 2 orang, satu
memegang alat Frame A, satu lagi menancapkan patok pada setiap titik yang
ditandai. Pertama-tama potonglah tongkat kayu atau bambu sepanjang 30 cm untuk
patok atau tiang pancang. Banyaknya patok disesuaikan dengan kebutuhan
berdasarkan luas lahan yang akan kita tata. Bersihkan lahan dari semua rintangan
dan semak belukar untuk memudahkan menentukan titik lintasan dan memberi
tanda. Pilih sembarang titik dimana garis lintasan akan dibentuk. Mulailah bekerja
pada areal yang paling tinggi.
Menentukan garis lintasan
Gerakkan Frame A terus menerus ke arah depan dengan cara seperti diatas.
Berilah tanda dengan patok pada setiap titik yang didapatkan. Lakukan terus
langkah tersebut hingga tiba pada titik terakhir dari areal lahan kita. Kemudian tarik
garis yang menyambungkan titik yang telah dibuat. Sekarang kita sudah
menemukan garis lintasan.
Jarak Antar Garis Lintasan
Lakukan langkah membuat garis lintasan seperti di atas untuk membuat lintasan-
lintasan dibawahnya. Cobalah membuat beberapa garis lintasan yang mungkin.
Ingatlah, semakin dekat batas garis antar lintasan maka peluang untuk erosi
berkurang. Juga peluang untuk memproduksi unsur hara dalam bentuk biomassa
semakin besar dan memungkinkan tanamanan tumbuh dengan baik.

Langkah 3. Menyiapkan garis lintasan


Setelah garis-garis lintasan dibuat, selanjutnya lakukan pengolahan tanah atau
pembajakan diantara garis-garis tersebut, bisa dengan bajak ataupun cangkul.
Pengolahan tanah dilakukan memanjang mengikuti alur garis hingga ke ujung lahan.
Lebar setiap areal pembajakan usahakan sebesar 1 meter. Patok atau pancang
akan memandu kita ketika pembajakan. Tidak usah dipaksakan untuk membajak
semua areal diantara garis lintasan. Sisa-sisa yang tidak terbajak akan berguna
sebagai penahan erosi, karena akan diperuntukan bagi tanaman penyeling.

Garis-garis lintasan yang telah dibuat akan membentuk pola bedengan atau
terasering yang mengikuti kontur permukaan lereng gunung atau lahan miring.
Dengan mengikuti bentuk kontur asli, erosi dan resiko tanah longsor akibat
pengolahan tanah bisa ditekan minimal.

Langkah 4. Menanam tanaman sumber nitrogen


Pada setiap garis lintasan dibuat 2 buah alur pada jarak ½ meter, sehingga
membentuk lintasan yang kita sebut gang. Tanamlah tanaman sumber nitrogen
pada setiap alur gang kemudian tutup dengan tanah. Salah satu tanaman sumber
nitrogen adalah tanaman pagar leguminosa. Tanaman leguminosa mempunyai
kemampuan untuk tumbuh di areal tandus dan kering. Hal tersebut membuat
tanaman ini sangat baik untuk mengembalikan kesuburan tanah pada perbatasan
aliran sungai, areal yang miring dan areal lain yang sudah gundul. Melalui daun-
daun yang jatuh akan memperkaya dan membuat tanah menjadi subur. Sebagai
tambahan, tanaman leguminosa mampu bersaing dengan rumput-rumput keras,
dimana umumnya tanah-tanah tersebut sudah kehabisan unsur hara karena sistem
pertanian konvensional.

Langkah 5. Mengolah lahan alternatif gang


Jika kita ingin menanami gang sebelum tumbuhan pelengkap nitrogen tumbuh
dengan baik, olahlah pada gang berselang seling, misalnya gang ke 2,4,6,8, dan
seterusnya. Pengolahan alternatif ini akan mencegah terjadinya erosi karena gang
yang tidak perlu di bajak akan menahan tanah yang dibajak. Jika tanaman
pelengkap nitrogen telah tumbuh dengan baik maka kita sudah bisa menanami
tanaman pada setiap gang.

Langkah 6. Menanam tanam tanaman permanen


Tanamlah tanaman permanen pada setiap gang ke-3. Tanaman permanen ini bisa
ditanami bersamaan waktunya dengan tanaman campuran nitrogen. Hanya pada
titik-titik yang kosong yang ditanami dan digali, kemudian setelah tumbuhan
campuran nitrogen berumur 8 bulan atau tinggi 1 meter, maka lahan sudah dapat
diolah secara maksimal. Adapun contoh dari tanaman permanen adalah durian,
rambutan, manggis, duku, pisang, kopi atau tanaman lain yang memiliki tinggi yang
sama. Tanaman yang pohonnya tinggi sebaiknya ditanaman pada lereng yang
paling bawah sedangkan tanaman yang tidak begitu tinggi ditanam pada lereng
yang paling atas.

Langkah 7. Menanam tanaman berumur pendek dan sedang


Dalam menata lahan miring tanamlah tanaman yang umurnya relatif pendek atau
sedang diantara gang atau antara tanaman permanen. Tanaman-tanaman ini
menjadi sumber makanan sehari-hari atau bisa juga menjadi sumber pendapatan
rutin menunggu tanaman permanen menghasilkan buah. Adapun contoh tanaman
yang umurnya pendek atau sedang adalah nenas, jahe, kunyit, kacang kedelai,
kacang tanah, melon, semangka, jagung, padi, dan lain-lain. Untuk menghindari
tajuk, tanaman yang pendek harus jauh dari tanaman yang tinggi.

Langkah 8. Merapikan secara rutin tanaman sumber nitrogen


Pangkaslah tanaman campuran nitrogen secara teratur sekali dalam sebulan
dengan tinggi 1 atau 1,5 meter dari tanah. Biarkan potongan-potongan daun dan
tangkai di atas permukaan tanaman produksi. Hal ini sangat penting untuk
mencegah air hujan yang jatuh. Potongan-potongan tanaman campuran nitrogen
yang sudah dipangkas ini juga akan sangat bagus sebagai pupuk organik untuk
tanaman permamen maupun tanaman yang berumur pendek. Dengan jalan ini maka
secara otomatis kebutuhan pupuk komersial bisa dikurangi.

Langkah 9. Menerapkan rotasi tanaman


Jalan yang paling baik untuk melakukan rotasi tanaman adalah menanam tanaman
serealia (gandum-ganduman) seperti jagung dan padi. Setelah itu tanaman akar
seperti ubi, ubi rambat, kentang, wortel, dan lain-lain. Setelah itu tanaman kacang-
kacangan seperti kacang panjang, buncis, kacang tanah, kacang kedelai, dan lain-
lain. Setelah itu tanaman buah seperti cabai, melon, semangka, timun, terung, dan
lain-lain. Dengan jalan ini pula, kesuburan tanah terpelihara dengan baik dan mata
rantai hama juga bisa terputus.
Langkah 10. Membangun teras hijauan
Langkah terakhir dalam menata lahan miring yaitu mencegah erosi. Hal yang perlu
dilakukan adalah merawat tanaman pagar agar tetap tumbuh lebat dan sehat.
Adalah hal yang umum bila kita melihat jerami, tangkai-tangkai kayu, ranting-ranting,
dahan-dahan, daun-daun, batu-batuan disekitar tumbuhan pelengkap nitrogen pada
pertanian dengan sistem SALT. Jika kita merawatnya dengan baik, maka semakin
lama tumbuhan pelengkap nitrogen bekerja dengan baik. Areal juga akan kelihatan
hijau dan indah. Perpaduan seni, keindahan, alam yang lestari serta panen yang
berlimpah akan terwujud dengan teknik SALT ini.
Kurang lebih seperti itu uraian rencana yang dapat saya lakukan dibantu oleh para
petani agar tercapainya lahan pertanian yang dapat dikelola secara berkelanjutan.

8. Apa yang disebut dengan pupuk hayati (biofertilizers) dan biofertilisasi. Jelaskan
pula keuntungan dan kelemahan penggunaan pupuk hayati dalam budidaya
pertanian.
Jawab :
Pupuk hayati (biofertilizers) adalah inokulan berbahan aktif organisme hidup yang
berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam
tanah bagi tanaman.
Biofertilisasi adalah pemanfaatan pupuk hayati (biofertilizers) untuk meningkatkan
ketersediaan hara, meningkatkan produktivitas tanaman dan kesehatan tanah (soil
quality and soils health).
Keuntungan menggunakan biofertilizers :
 Meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman (hingga sekitar 25%)
 Mensubstitusi pupuk anorganik (Terutama N hingga 50 % dan P hingga sekitar
25%)
 Meningkatkan produksi dan mengurangi biaya pemupukan
 Pupuk anorganik semakin mahal dan berdampak negatif terhadap lingkungan
dan tanah (Pemborosan energi fosil dan Penurunan kualitas dan kesehatan
tanah)
 Restorasi kesuburan tanah secara alami dan menekan patogen tanah
 Dapat diperbaharui (renewable) dan relatif murah
 Menerapkan pertanian ramah lingkungan
Kelemahan biofertilizers :
 Populasi mikroba dalam inokulan kurang dari standar
 Inokulan tidak mampu berkompetisi dengan mikroba indigenous
 Inokulan sudah tidak efektif
- Populasi rendah dan viabiltas rendah
- Banyak kontaminan
- Penyimpanan dan kemasan tidak baik
 Kondisi lingkungan tidak sesuai dengan inokulan
- pH , Salinitas
- Bahan organik sangat rendah

9. Jelaskan yang saudara ketahui peranan mikroba dalam ketersediaan unsur hara
Nitrogen dan Phosphat dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman.
Jawab :
Mikroba berperan langsung didasarkan atas kemampuannya menyediakan dan
memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah serta mensintesis dan
mengubah konsentrasi fitohormon umtuk memacu pertumbuhan. Kemudian secara
tidak langsung yaitu berkaitan dengan kemampuan menekan aktivitas patogen
dengan menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit seperti antibiotik.
Mikroorganisme mempunyai peran yang sangat penting dalam siklus hara karena:
- Ukurannya yang kecil sehingga mempunyai rasio permukaan:volume yang
sangat besar memungkinkan pertukaran material (hara) dari sel ke
lingkungannya dengan sangat cepat.
- Reproduksi yang sangat cepat (dalam hitungan menit)
- Distribusi keberadaan yang sangat luas.
Mikroba berguna sebagai komponen habitat alam mempunyai peran dan fungsi
penting dalam mendukung terlaksananya pertanian ramah lingkungan melalui
berbagai proses, seperti dekomposisi bahan organik, mineralisasi senyawa organik,
fiksasi hara, pelarut hara, nitrifikasi dan denitrifikasi. Dalam aliran .pertanian input
organik., mikroba diposisikan sebagai produsen hara, tanah dianggap sebagai
media biosintesis, dan hasil kerja mikroba dianggap sebagai pensuplai utama
kebutuhan hara bagi tanaman.

10. Jelaskan yang saudara ketahui mengenai Plant Growth Promoting Rhizobacteria
(PGPR), dan apa peranannya bagi budidaya tanaman dan proteksi tanaman.
Jawab :
PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) adalah sejenis bakteri yang hidup di
sekitar perakaran (rhzosfer) tanaman. Bakteri itu hidupnya secara berkoloni
menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman keberadaan bakteri ini akan sangat baik.
Bakteri akan memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan
pertumbuhannya. Rhizobakteria adalah kelompok bakteri yang menguntungkan
yang agresif mengkolonisasi rizosfer. PGPR dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman dengan cara melepaskan metabolit sekunder dan memfasilitasi
ketersediaan dan serapan nutrisi tertentu dari lingkungan akar.

Peranan PGPR dalam budidaya pertanian ialah sebagai pupuk biologis (biofertilizer)
Biofertilizer fungsinya antara lain membantu penyediaan hara pada tanaman,
mempermudah penyediaan hara bagi tanaman membantu dekomposisi bahan
organik, meyediakan lingkungn rhizosfer sehingga pada akhirnya akan mendukung
pertumbuhan dan produksi peningkatan tanaman. Contoh : Rhizobium,
Pseudomonas sp. Bacillus sp. Azaosprillium, dapat dimanfaatkan sebagai
biofertilizer pada pertanian organik.

Peranan PGPR dalam proteksi tanaman ialah sebagai agen biokontrol


Kemampuannya bersaing untuk mendapatkan zat makanan, atau karena hasil-hasil
metabolit seperti siderofor, hidrogen sianida, antibiotik, atau enzim ekstraselluler
yang bersifat antagonis melawan patogen. Contoh : Pseudomonas sp. dapat
menghasilkan siderofor daat menekan serangan penyakit yang disebabkan
Fusarium oxysporum dan penyakit akar yang disebabkan Gaeumannomyces
graminis. Mekanisme kerja PGPR diketahui sebagai senyawa yang berfungsi
sebagai pemasok zat makanan, bersifat antibiosis, atau sebagai hormon
pertumbuhan, atau penggabungan dari berbagai cara tersebut.

11. Jelaskan dengan lengkap yang saudara ketahui mengenai peranan mikroorganisme
pada pengelolaan masalah lingkungan (bioremediasi).
Bioremediasi merupakan strategi atau proses yang menggunakan mikroorganisme,
tanaman maupun enzim dari mikroba maupun tanaman untuk menetralkan sifat
beracun dari kontaminan di dalam tanah maupun lingkungan lainnya.
Masing – masing mikroorganisme berperan aktif dalam proses penanganan limbah
secara hayati sebagai berikut :
 Bakteri: aerob dan anaerob
 Jamur benang: aktif dalam pengomposan
 Ganggang atau algae
 Protozoa: berperan dalam penjernihan effluen.

Strategi bioremediasi :
Berdasarkan tempat dimana bioremediasi ini dijalankan maka bioremediasi dapat
dibagi atas 2 teknik yaitu teknik In situ dan Ex situ. Teknik insitu merupakan teknik
yang diaplikasikan pada tanah maupun air bawah tanah di tempat dengan sedikit
gangguan.Teknik Ex situ merupakan teknik yang diaplikasikan dengan terlebih
dahulu memindahkan tanah (ekskavasi) maupun air (pompa) ke tempat lainnya
(gangguan besar).
Strategi bioremediasi secara teknik Insitu :
1. Bioventing
Dilakukan penambahan udara dan hara melalui sumur ke dalam tanah yang
terkontaminasi tujuannya untuk menstimulasi bakteri alami tempatan
(indigeneous). Bioventing memberikan udara pada kecepatan aliran yang rendah
dan hanya diperlukan oksigen dalam jumlah sedikit untuk biodegradasi
sementara volatilisasi diminimumkan dan melepaskan kontaminan ke atmosfer.
2. Biosparging
Injeksi udara ke air dalam tanah yang tujuannya untuk meningkatkan konsentrasi
oksigen dan mempercepat laju degradasi kontaminan oleh mikroba/bakteri alami.
Melalui biosparging akan meningkat kontak tanah dengan air dalam tanah. Cara
yang paling murah dan mudah melaksanakan biosparging adalah dengan
membuat instalasi pipa berdiameter kecil tempat menginjeksikan gas.
3. Biostimulasi
Penambahan hara seperti nitrogen dan fosfor bahkan adakalanya penambahan
elemen mikro atau pemberian bahan untuk meningkatkan/menurunkan pH yang
kesemuanya bertujuan menstimulasi populasi dan aktivitas mikroorganisme
tanah setempat.
Strategi bioremediasi secara teknik Exsitu :
1. Landfarming
Aplikasi dan pencampuran kontaminan atau limbah ke permukaan tanah yang
tidak terkontaminan. Daerah yang dipilih memiliki ciri tanah yang memiliki
lapisan liat yang dapat menghalangi pencucian yang dapat menyebabkan
pencemaran air minum/air dalam tanah. Tanah tersebut dilakukan plowing dan
disking yang bertujuan untuk memecahkan bongkahan dan mencampur supaya
seragam sehingga kondisi kelembaban dan aerasi menjadi baik. Selain itu
pengolahan tanah (plowing dan disking) dapat mengakibatkan konsentrasi
kontaminan menjadi lebih rendah.
2. Composting
Composting merupakan teknik dengan menggabungkan tanah terkontaminasi
dengan bahan organik yang tidak berbahaya seperti kotoran hewan atau limbah
pertanian. Kehadiran bahan organik ini akan mendukung perkembangan dari
mikroorganisme dan menaikkan temperatur.
3. Biopiles
Merupakan hybrid dari landfarming dan composting. Piles tempat melaksanakan
bioremediasi didesain untuk melakukan pengomposan aerob. Biasanya biopiles
digunakan untuk mengatasi kontaminasi permukaan akibat hidrokarbon
petroleum dan merupakan versi landfarming yang lebih modern yang bertujuan
untuk mengontrol pencucian dan volatilisasi dari limbah. Biopiles menyediakan
lingkungan yang sesuai untuk mikroorganisme aerobik dan anaerobik dan
indigenous.

12. Andaikata saudara diangkat menjadi Menteri Pertanian Republik Indonesia, apakah
yang akan saudara rencanakan berkaitan dengan Pertanian Berkelanjutan yang
berhubungan dengan Pembangunan Berkelanjutan.
Jawab :
Sesuai dengan apa yang telah saya pelajari pada mata kuliah pertanian
berkelanjutan disertai evaluasi lahan dan perencanaan wilayah, maka langkah
pertama yang akan saya coba terapkan ialah mengacu pada Program
Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Yang mana pengertian kota hijau secara umum
ialah kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan secara efektif dan efisien
sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menjamin kesehatan lingkungan,
mensinergikan lingkungan alami dan buatan, berdasarkan perencanaan dan
perancangan yang berpihak pada prinsip – prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kota hijau memiliki 8 atribut kota yang diantaranya :
1. Green planning and design
Indikatornya meliputi perencanaan kota, perancangan kota, penetapan RTR dan
rancang kota.
2. Green openspace
Indikatornya meliputi kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau (RTH) dan
perlindungan dan restorasi habitat dan cagar alam.
3. Green waste
Indikatornya meliputi pengurangan dan pendaurulangan limbah serta
peningkatan nilai tambah limbah.
4. Green transportation
Indikatornya meliputi transportasi umum dan kendaraan bebas polusi
5. Green water
Indikatornya meliputi kualitas, kuantitas dan kontlunitas air.
6. Green energy
Indikatornya meliputi efisiensi energi, energi terbarukan.
7. Green building
Indikatornya meliputi bangunan hemat energi dan air, material bangunan.
8. Green community
Indikatornya meliputi kepekaan komunitas, inisiatif komunitas dan kemitraan.

Dari ke-8 atribut kota hijau tersebut dapat dibentuk rencana aksi yang masing – masing
tertuju pada pembangunan kota dan pertanian secara berkelanjutan. Seperti salah satu
contohnya pada atribut green open space dimana untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas ruang terbuka hijau maka perlu seimbang antara ruang dalam kebutuhan
masyarakat berupa segi bangunan dengan ruang terbuka hijau alami dan buatan
seperti sawah, kebun, danau, hutan, dll, dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (sumber
sandang, pangan, papan).
Maka secara garis besarnya kota hijau adalah kota dimana semua konstruksi buatan
manusia seperti jalan dan bangunan berpadu dalam harmoni yang seimbang dengan
lingkungan, masyarakat dan perekonomian, dan kesemuanya itu dikelola oleh
pemerintahan yang bertanggung jawab, terbuka kepada rakyatnya serta bekerja sama
dengan masyarakat melalui proses partisipatif.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai