Anda di halaman 1dari 7

Fakultas Pertanian

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

Nama : Siti Salma Hafizhah


NIM : 4103 5003 17 1006

Ujian Tengah Semester Genap 2019/2020


Matakuliah : Pertanian Berkelanjutan
Tanggal : 8 April 2020
Dosen : Dr. Ir. M. Ibrahim Danuwikarsa, M.S.
Sifat : Online, jawaban via e-mail ke: iim.danuwikarsa@gmail.com

Keterangan:
 Semoga wabah Covid 19, segera berakhir. Karena kondisi belum
kondusif, UTS kali ini jawabannya dikirim melalui email tersebut di atas.
 Jawab soal di bawah ini selengkap lengkapnya dengan bersumber bahan
bacaan dari manapun yang berkaitan dengan pertanian berkelanjutan.

1. Menurut pendapat saudara apakah “pertanian berkelanjutan” itu ?


Jelaskan pula apa yang melatarbelakangi munculnya istilah pertanian
berkelanjutan.

Saya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan pertanian berkelanjutan


adalah sumber daya alam yang dikelola secara efektif dan efisien oleh sumber
daya manusia yang unggul pun terampil sesuai bidangnya. Namun tetap pada
prinsip melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan secara ekologis.
Hal tersebut ditujukan untuk meminimalisasikan kerugian yang dapat
disebabkan oleh dampak pengelolaan lahan bagi lingkungan dalam jangka
panjang.

Sejarah munculnya istilah pertanian berkelanjutan ialah sebagai berikut :


Pada tahun 1600- an: pengintegrasian pengelolaan kesuburan tanah dengan
sistem ekologi telah dilaksanakan di Cina, Jepang, Korea. Lalu jauh
setelahnya yaitu pada tahun 1920- an: tumbuh kesadaran untuk
mempertimbangkan aspek biologis dan ekologis dalam industri pertanian,
yang berarti tidak hanya mempertimbangkan terkait hasil produksinya saja.
Namun juga melibatkan proses yang berlangsung dalam melakukan
pengelolaan sumber daya alam yang ada. Tahun berikutnya pada 1930- an: di
AS muncul konsep eco agriculture lalu disusul pada tahun 1940- an: terdapat
konsep biological control for pest and disease atau pengendalian hama dan
penyakit tumbuhan. Terkait hal tersebut maka pada tahun setelahnya yaitu
sekitar 1950-1970 justru penggunaan bahan kimia buatan dan rekayasa
teknologi meningkat pesat. Maka pada 1980- an: pakar FAO memberikan
terminologi pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) untuk padanan
agroekosistem. Lantas pada tahun 1992: Konferensi Dunia di Rio de Janeiro –
Agenda 21- mempromosikan program Sustainable Agriculture and Rural
Development.
Sistem pertanian berkelanjutan berisi suatu ajakan moral untuk berbuat
kebajikan pada lingkungan sumber daya alam dengan mempertimbangkan 3
aspek :
1. Kesadaran lingkungan. Sistem budidaya pertanian tidak boleh
menyimpang dari sistem ekologis. Keseimbangan adalah indikator adanya
harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismenya dikendalikan oleh
hukum alam.
2. Bernilai ekonomis. Sistem budidaya pertanian harus mengacu kepada
pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri atau orang lain, untuk
jangka pendek dan jangka panjang serta bagi organisme dalam sistem
ekologi maupun di luar sistem ekologi.
3. Berwatak sosial atau kemasyarakatan. Sistem pertanian harus selaras
dengan norma-norma sosial dan budaya yg dianut dan dijunjung tinggi
masyarakat di sekitarnya.

2. Apa penyebab Pertanian Tidak Berkelanjutan, dan jelaskan pula


pendapat Conway (1987) mengenai indikator pertanian berkelanjutan

Beberapa penyebab pertanian tidak berkelanjutan diantaranya :


(a) Pertumbuhan Penduduk dan Kemiskinan: seperti yang disebutkan pada
teori Maltus, dimana apabila semakin bertambahnya jumlah penduduk di
suatu daerah maka berpengaruh terhadap tingginya angka kemiskinan
yang disebabkan oleh kelangkaan sumber daya yang tersedia, terutama
dalam ketersediaan pangan.
(b) Kebijakan Pemerintah : top down. Yaitu hukum yang tumpul ke atas tajam
ke bawah, munculnya ketidakadilan terkait kebijakan pemerintah terhadap
sektor pertanian di Indonesia. Beberapa hal terkait pertanian kurang
diperhatikan, maka dari itu perkembangan pertanian di Indonesia masih
belum optimal seperti di negara lainnya.
(c) Kegagalan Pasar : monopoli. Sulitnya berinteraksi dengan pasar dan
sistem ekonomi yang adil. Petani kecil akan menghadapi risiko tersisihkan
akibat posisi tawar menawar yang lemah dan terisolasi dari akses
informasi dan pasar.
(d) Hak Kepemilikan Lahan : pemilik besar yg menguasai lahan dan
teknologi, sementara pemilik lahan kecil kurang mampu untuk mengelola
lahannya sesuai dengan fasilitas yang ada secara sederhana.
(e) Marjinalisasi Praktek dan Pengetahuan Lokal (indegenous Knowledge):
hilangnya benih lokal, pestisida nabati, pranata mangsa, ekploitasi hutan
indikator pertanian berkelanjutan.

Indikator pertanian berkelanjutan menurut Conway (1987) :


1. Produktivitas: merupakan upaya peningkatan produksi per satuan waktu.
Produktivitas hasil panen diperoleh dengan cara menambah biaya input
atau adopsi teknologi baru, misalnya program intensifikasi atau
mekanisme pertania.
2. Stabilitas : menggambarkan fluktuasi produksi hasil panen setiap waktu
yang disebabkan oleh perubahan agroekosistem atau serangan hama dan
penyakit. Pada waktu agroekosistem cukup baik dan tidak ada serangan
hama dan penyakit pada umumnya produksi lebih tinggi.
3. Sustainabilitas: merupakan gambaran ketahanan sistem budidaya pertanian
terhadap perubahan lingkugan atau ekonomi. Perubahan itu dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu perubahan yang bersifat menekan (stress) dan
perubahan yang bersifat mengejutkan (shock).
4. Ekuitabilitas: menggambarkan bahwa produksi pertanian dapat
memberikan keuntungan yang merata atau tinggi, atau sebaliknya, tidak
merata atau rendah. Ekuitabilitas usaha tani tinggi berarti sebagian besar
orang dapat menikmati sejumlah hasil panen atau keuntungan dari produk
pertanian.
Dengan memperhatikan sistem properti ini, menurutnya, pengelolaan
agroekosistem dapat terkontrol sedemikian rupa sehingga bisa memberikan
kontribusi optimal pada sistem sosial tanpa harus menghancurkan ekosistem
alam.

3. Apa kendala pertanian berkelanjutan dan bagaimana seharusnya ?,


jelaskan secara lengkap.
Kendala pertanian berkelanjutan saat ini diantaranya sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia atau petani itu sendiri yang dinilai masih kurang
dalam segi pendidikan, kesehatan, produktivitas serta motivasi rendah.
2. Sumber daya alam berkaitan dengan kuantitas dan kualitas air, kesuburan
tanah, agroklimat ekstrim sehingga tanaman tidak mempu menghasilkan
produk panen secara optimal.
3. Penggunaan aplikasi teknologi yang tidak berpihak pada lingkungan, lebih
memberi dampak negatif seperti terjadinya pencemaran lingkungan dari
hasil penggunaan teknologi tersebut.

Seharusnya upaya yang dilakukan ialah mengubah pola pikir, yaitu lahan yang
hanya sebagai unit produksi diubah menjadi sebuah ekosistem dengan proses
ekologis yg rumit agar petani dapat fokus mendalami maksud dari pertanian
berkelanjutan. Kemudian pahami proses ekologis dengan menjaga interaksi
harmonis antara lingkungan dengan pengelolaan sumber daya alam. Hal
tersebut dapat dilakukan melalui evaluasi SDA setempat dengan
mengidentifikasi jasad-jasad berguna untuk dimanfaatkan dalam proses
produksi. Selain itu juga bangun kesuburan atau produktivitas tanah secara
fisik (WHC, pertukaran udara), kimia (pasokan hara), biologi (biota tanah,
decomposer, musuh alami) dan Iklim. Selanjutnya dengan pengendalian alami
hama-penyakit yaitu musuh alami (ular, katak, burung), parasitoid, patogen
(Bacillus thuringiensis, Beauveria bassiana, danTrichoderma) dan yang paling
penting pengelolaan tanaman dengan menempatkan pada lokasi yang sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

4. Tuliskan contoh dua (2) masalah akibat pertanian


industrial/konvensional yang ada di lingkungan tempat tinggal saudara
atau tempat asal saudara atau tempat yang saudara ketahui (tuliskan
nama tempatnya), kemudian bahas jalan keluarnya menurut pendapat
saudara sendiri sesuai dengan topik pertanian berkelanjutan.
1. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan mengakibatkan
kegagalan hasil panen di Karawang.
Sebetulnya masalah ini sudah umum dijumpai di Indonesia hingga saat ini,
alasannya selalu sama terkait dengan minimnya ilmu pengetahuan yang
dimiliki oleh petani setempat. Titik permasalahannya berawal dari
sebagian besar petani yang belum mampu mengukur pH tanah dan
mengerti jenis obat – obatan apa saja yang dapat digunakan, disusul
dengan ketidakmampuan petani dalam memilih bibit unggul. Pemerintah
tentu khawatir karena akan banyak dampak yang ditimbulkan dari kasus
tersebut. Salah satunya sisi produktivitas lahan mulai mengalami
penurunan. Selama ini kita hanya memperhatikan sifat fisika dan kimia,
sementara aspek biologi jarang dipikirkan. pada saat intensif
menggunakan pupuk justru laju produksi akan menurun sehingga terjadi
gagal panen.

Menurut saya jalan keluarnya yaitu petani harus mampu bekerja sama
dengan pemerintah, semua pihak harus memiliki pikiran terbuka untuk
memajukan usaha di bidang pertanian ini. Apabila ada yang terasa janggal
maka petani baik pemerintah harus mampu bermusyawarah demi
tercapainya tujuan pasti terkait masalah yang dihadapi. Disini pemerintah
perlu secara serius melaksanakan perbaikan lahan tanam secepatnya
melalui program pembugaran tanah dengan memperbaiki sifat dari biologi
tanah. Selanjutnya dapat diimbangi dengan upaya petani dalam
pengelolaan lahan tersebut hingga panen.

2. Alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bandung Selatan.


Alih fungsi sawah menjadi permasalahan yang masih terjadi hingga saat
ini. Hal tersebut menyebabkan investasi infrastruktur menjadi mubazir.
Semua pihak perlu memahami bahwa sawah yang beralih fungsi saat ini
sebagian besar merupakan lahan subur yang dilengkapi infrastruktur
irigasi. Dengan adanya alih fungsi sawah maka investasi yang telah
dikeluarkan oleh pemerintah untuk membangun irigasi akan hilang dan
tidak mampu memberikan dampak peningkatan ekonomi masyarakat.
pemerintah juga akan semakin terbebani karena diharuskan terus
melakukan cetak sawah baru untuk memastikan produksi pangan terus
meningkat sementara alih fungsi sawah terus terjadi.

Maka jalan keluar dari permasalahan alih fungsi lahan tersebut perlu
dipahami faktor penyebabnya, baik ditingkat makro pun mikro. Pada
faktor mikro ialah rendahnya pendapatan usaha tani tanaman pangan. Nilai
tukar petani pada sektor tanaman pangan selalu tipis beberapa tahun
terakhir ini. Sehingga pemerintah perlu mendesain agar usaha tani lebih
efisien dan mampu memberikan kepastian harga. Upayanya tidak hanya
berupa penyuluhan atau penyediaan varietas unggul dan alsintan, namun
mampu juga dalam menyediakan skala lahan yang layak.

5. Silahkan buka powerpoint kuliah 3 (LEISA), perhatikan gambar pada


slide nomor 13 (crop rotation), 14 & 15 (inter cropping), 16 (cover
cropping). Jelaskan makna dari gambar-gambar tersebut dikaitkan
dengan tema pertanian berkelanjutan
(a) Crop rotation / Rotasi Tanaman
Rotasi tanaman ini merupakan metode yang diterapkan untuk mencegah
penyebaran hama dan penyakit di lahan tersebut. Selain itu metode ini
dapat menjaga kesuburan tanah dengan menyediakan unsur hara dan sifat
fisik bagi tanah pun dapat mengurangi erosi lahan. Bentuk praktik yang
dilakukan yaitu dengan penanaman berbagai jenis tanaman secara bergilir
dalam suatu musim tertentu pada sebidang lahan.
Maknanya terhadap pertanian berkelanjutan dimana sistem pergiliran
tanaman ini dapat memberikan dampak positif pada tanah di lahan tersebut
dan lingkungan sekitarnya. Rotasi tanaman dapat meningkatkan kualitas
struktur tanah dan mempertahankan kesuburan dengan melakukan
pergantian antara tanaman berakar dalam dengan tanaman berakar
dangkal.
(b) Inter cropping / Tumpang sari
Pola pertanaman tumpang sari dapat memaksimalkan fungsi lahan
dibandingkan pola monokultur karena, hasil panen pada lahan tidak luas
bisa beberapa kali dengan usia panen dan jenis tanaman berbeda.
Kemudian petani mendapat hasil jual yang saling menguntungkan atau
menggantikan dari tiap jenis tanaman berbeda dan risiko kerugian dapat
ditekan karena terbagi pada setiap tanaman. Hal tersebut sejalan dengan
indikator pertanian berkelanjutan, terkait produktivitas, stabilitas,
sustainabilitas dan ekuitabilitas.
(c) Cover cropping / Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah berperan dalam menahan atau mengurangi daya
perusak butir – butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan
tanah. Selain itu menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting
dan daun mati yang jatuh dan melakukan transpirasi yang mengurangi
kandungan air tanah. Kaitannya dengan pertanian berkelanjutan ialah
tanaman penutup tanah dapat mengurangi erosi, memiliki fungsi
pengendalian air, gulma serta hama dan penyakit pada tanaman tersebut.

---------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai