Murni Park
Pendahuluan
Dunia akan mengalami krisis pangan, jika produksi pangan tidak mampu
dapat menjadi awal timbulnya krisis pangan yang merupakan ancaman bagi
ketidakstabilan, tidak hanya di sektor ekonomi, namun juga politik (Dewi &
Ginting, 2012).
Setiap negara harus bisa mengontrol kesediaan pangan yang dimiliki agar
negaranya terhindar dari ancaman kelaparan. Selain itu, untuk memperoleh hasil
beberapa hasil penelitian mengatakan bahwa lahan yang ada mengalami degradasi
lahan sehingga menurunkan produktifitas pangan. Hal ini secara perlahan akan
Ketika pangan menjadi langka pastilah berefek kepada kenaikan harga. Jika
harga dipasar meningkat drastis tentunya akan sangat terasa bagi masyarakat
menutup kemungkinan aksi berjalan secara anarkis dan brutal apabila kesenjangan
terasa semakin jauh. Beberapa hal yang menjadi penyebab ketidak stabilan harga
1. Jumlah Penduduk
semakin berkurang, yang berarti lahan untuk produksi pangan pun akan semakin
berkurang.
Akibat semakin majunya suatu negara, lahan yang ada akan beralih fungsi
3. Stabilitas Harga
4. Bencana
Berubahnya suhu permukaan bumi dan lautan sehingga menjadi bencana besar
dimuka bumi dengan cuaca ekstrem yang tidak menentu (Mudrieq, 2014).
memiliki satu tujuan yaitu memaksimalkan potensi dan sumber daya yang ada dan
dipadu dengan teknologi yang lebih modern sehingga dapat menghasilkan barang
Norman Borlaug, 1940, seorang pakar agronomi atau yang lebih dikenal
sebagai bapak dari Revolusi Hijau, berhasil menciptakan varietas baru benih
penggunaan pupuk kimia dan sistem irigasi modern. Penelitian yang digabung
penggunaan alat pertanian dengan teknologi modern. Benih yang digunakan pun
diubah dengan benih yang lebih unggul dan berkualitas. Penggunaan pupuk dan
pestisida baru dikenal petani setelah adanya program Bimas (Muamaroh, 2017).
pada masa itu memberikan penyuluhan tentang berbagai teknologi kepada petani
meningkatkan penghasilan mereka, tetapi disisi lain, para pekerja yang biasanya
digunakan jadi tersisihkan karena tenaga mereka tidak dibutuhkan lagi (Yulia,
2019). Ditambah lagi penggunaan bibit yang lebih unggul, yang didapat melalui
proses rekayasa jaringan. Hasil yang diperoleh atas penggunaan bibit ini tentu
lebih menggembirakan, karena lebih banyak dan memuaskan, tetapi modal yang
dikeluarkan untuk bibit ini pun lebih besar karena para petani tidak dapat
membudidayakan bibit ini secara mandiri sehingga harus membeli bibit yang baru
produksi padi hampir 3 kali lipat selama 30 tahun (Las, 2009) dan menjadikan
Hal ini didukung juga karena letak Indonesia yang stategis, sehingga memiliki
didalam pertanian tidak cukup dengan adanya bibit unggul saja (Folger. 2013).
Pemerintah dan juga masyarakat harus sama-sama bekerja sama agar gerakan ini
salah satu sisi positif yang timbul dari gerakan ini, disamping itu ada beberapa sisi
1. Swasembada Beras
2. Kredit pemerintah
mudah dan murah kepada para petani agar para petani dapat segera
menerapkannya.
Dengan adanya teknologi, lahan yang luas akan dapat diolah lebih cepat.
Seperti penggunaan traktor, dimana pada masa lalu digunakan tenaga kerbau
atau sapi.
itu untuk dapat melaksanakan revolusi hijau dalam bidang pertanian ini
diperlukan bantuan kredit (Rinardi, et.all., 2019). Dana ini diperlukan untuk
modal membeli alat dengan teknologi modern, bibit yang unggul, anti hama
perubahan petani dalam mengelolah tanah dan lambat laun hal ini juga merubah
pola kehidupan masyarakat. Sistem pertanian yang telah berubah menjadi lebih
ataupun masyarakat.
Tidak bisa dipungkiri dengan semua aspek pertanian yang meningkat, pastilah
membutuhkan modal usaha yang lebih besar. Terlebih lagi jika aspek tersebut
2. Kapitalisasi pertanian
Dibutuhkannya modal yang lebih besar, maka hanya petani yang memiliki
modal besar lah yang sanggup untuk memulai usaha. Begitu juga dengan
kredit yang diberikan pemerintah, hanya akan diberikan bagi petani yang
memiliki jaminan.
3. Buruh Tani
Bagi petani yang tidak memiliki lahan dan modal sendiri, pada umumnya
canggih, maka penggunaan tenaga mereka akan jauh berkurang bahkan tidak
diperlukan lagi. Akibatnya upah yang mereka terima turun jauh berbeda dari
2019).
Penggunaan dana kredit yang tidak sesuai dengan pengajuannya, sering kali
membuat petani tidak mampu untuk membayar kembali kredit yang telah
diberikan. begitu juga dengan adanya gagal panen, bagi petani kecil hal ini
kini tidak berpengaruh lagi sehingga para petani secara tidak sadar melakukan
beberapa uji coba dengan mencampur obat-obatan dengan harapan hama akan
mati, yang tidak mereka sadari bahwa hal ini membuat hama semakin kebal
terhadap pestisida.
air karena tidak semuanya dapat larut dan diserap tanaman (Notohadiprawiro.
2006).
Didalam komunitas petani, kebiasaan gotong royong dan aktifitas lain yang
mengundang banyak orang tapi bersifat sosial sangat erat dan terjalin dengan
Kesimpulan
Revolusi hijau, sebuah terobosan yang sangat luar biasa dalam bidang pertanian.
Disebalik begitu banyaknya hal positif terdapat hal negatif yang tidak dapat
ditutupi. Perubahan harus ada demi kemajuan zaman dan kehidupan yang lebih
baik. Sebagai manusia diharapkan kita semua dapat dengan bijak menggunakan
segala sumber yang ada sehingga dapat meminimalisir efek negatif yang timbul.
Sumber daya manusia harus ditingkatkan agar kita tidak tersisihkan ketika
teknologi berkembang.
Abisono, F.G. (2002). Dinamika Kebijakan Pangan Orde Baru: Otonomi Negara
Vs. Pasar Global. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 5(3), 271-294.
Dewi, G.P., & Ginting, A.M. (2012). Antisipasi Krisis Pangan Melalui Kebijakan
Diversifikasi Pangan. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, 3(1), 65-78.
Mudrieq, H.S. (2014). Problematika Krisis Pangan Dunia Dan Dampaknya Bagi
Indonesia. Jurnal Academia Fisip Untad, 6(2), 1287-1302.
Tahir, et.all. (2019). Dampak Modernisasi Pertanian Terhadap Petani kecil Dan
Perempuan Di Sulawesi Selatan. Agrokompleks, 19(2), 35-44.
Novitri, Siti Aisyah. 2021. Sejarah Revolusi Hijau dan Dampaknya Hingga Saat
Ini. (https://greeneration.org/publication/green-info/sejarah-revolusi-hijau-
dan-dampaknya-hingga-saat-ini/, diakses 12 Oktober 2022)
Rahmah, Afifah. 2022. Revolusi Hijau: Awal Mula Hingga Dampaknya Pada
Pertanian Di Indonesia. (https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5998317/revolusi-hijau-awal-mula-hingga-dampaknya-pada-pertanian-di-
indonesia, Diakses 12 Oktober 2022).
10 | D a m p a k R e v o l u s i H i j a u B a g i I n d o n e s i a - M u r n i P a r k