Anda di halaman 1dari 5

Nama : Syifa Amalia

NPM : 150510210140
Kelas : Sistem Pertanian Berkelanjutan C
TUGAS RESUME MODUL 1 DAN 2
Modul 1
1. Jelaskan faktor pendorong berkembangnya sistem pertanian berkelanjutan.
Faktor yang mendorong berkembangnya sistem pertanian berkelanjutan karena adanya
penerapan revolusi hijau yang banyak menyebabkan dampak negatif pada kehidupan
masyarakat, baik dalam lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi. Hal tersebut
diakibatkan karena adanya revolusi hijau seperti lahan sawah mengalami degradasi,
hilangnya varietas padi unggul lokal, pendangkalan danau oleh gulma akibat pencucian
hara sawah, dsb.

2. Berdasarkan informasi yang ada pada modul 1, buatlah skema/mindmap tentang sejarah
berkembangnya revolusi hijau di dunia dan di Indonesia.
3. Jelaskan secara singkat berkembangnya revolusi hijau lestari di dunia dan di Indonesia.
Revolusi hijau lestari di dunia
Setelah revolusi hijau pertama masih terdapat satu miliar orang yang masih lapar dan
penggunaan berlebihan pupuk kimia anorganik dan pestisida yang mengakibatkan
malapetaka lingkungan hingga banyak orang yang menderita kanker. Revolusi hijau
lestari ialah arus balik dari revolusi hijau dengan menerapkan high external input
agriculture (HEIA) menjadi pertanian dengan input rendah low external input
sustainable agriculuture (LEISA). Revolusi hijau lestari meningkatkan produktivitas
tanpa membahayakan lingkungan. Pada tahun 1990, Swaminathan sebagai penerima
Worls Food Price mengenalkan istilah evergreen revolution atau dikenal dengan
revolusi hijau lestari untuk meningkatkan produktivitas secara kekal tanpa
membahayakan lingkungan. RHL mendukung green agriculture dengan prinsip
budidaya berbasis pengendalian hama terpadu, penyediaan hara terpadu, pengelolaan
sumber daya terpadu, dan budidaya dengan menggunakan varietas yang paling efisien,
baik yang dimuliakan dengan menggunakan hukum Mendel maupun molecular
breeding (Swaminathan, 1999).

Revolusi hijau lestari di Indonesia


Konsep awal revolusi hijau lestari di Indonesia dimulai sejak tahun 2004, dengan
penekanan pada produksi padi sehingga pendekatannya berbeda dengan pendekatan
revolusi hijau. Revolusi hijau lestari di Indonesia difokuskan pada daerah suboptimal
tertinggal, yaitu lahan rawa, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering tanpa
mengurangi perhatian pada lahan sawah. Varietas padi yang dikembangkan ialah
varietas unggul baru (VUB) dengan menerapkan teknologi tinggi yang bersifat adaptif
dan ramah lingkungan dalam pengelolaan LATO (lahan, air, tanah, dan organisme
pengganggu tanaman). Di Indonesia, para pemuliaan merakit new high yielding
varieties (varietas unggul tipe baru/VUTB). Selain itu, di Indonesia sumber karbohidrat
hanya tanaman padi. Perakitan varietas padi bersifat spesifik lokal, sehingga kelestarian
lingkungan dan keragaman padi lokal dapat dipertahankan. Selain itu, pada RHL juga
dirakit varietas padi dengan zat besi (Fe) yang tinggi dan karoten yang tinggi (golden
rice). Sehingga hal tersebut itu sangat baik untuk gizi masyarakat.

4. Jelaskan perbedaan prinsip / fokus dan paradigma antara revolusi hijau dan revolusi
hijau lestari.
Perbedaan paradigma revolusi hijau dengan revolusi hijau lestari yaitu pada revolusi
hijau fokus pada peningkatan produktivitas komoditas dengan mengubah arsitektur
tanaman, meningkatkan indeks panen, dan mengubah ritme fisiologis tanaman menjadi
tidak sensifitd pada panjang hari, sedangkan paradigma revolusi hijau lestari memiliki
tujuan untuk meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan tanpa membahayakan
lingkungan dengan tindakan agronomi berbasis farming systems. Perbedaan prinsip
atau fokus antara revolusi hijau dan revolusi hijau lestari, yaitu dimana pada revolusi
hijau lebih difokuskan pada lahan sawah irigasi, sedangkan revolusi hijau lestari
difokuskan pada lahan tadah hujan, lahan rawa, lahan kering dengan memperhatikan
potensi lahan sawah irigasi. Pada revolusi hijau dimana kearifan lokal, teknologi lokal,
dan pemupukan organik diabaikan, sedangkan pada revolusi hijau lestari kearifan lokal
dan teknologi lokalnya diperhatikan dan diintegrasikan dengan teknologi tinggi, lalu
pemupukkan organik pun sebanding dengan anorganik. Perbedaan sifat penyuluhan
pada keduanya yaitu revolusi hijau menggunakan siste, yang bersifat delivery,
sedangkan revolusi hijau lestari menggunakan penyuluhan bersifat delivery dan
acqquisition dengan pendekatan partisipatif. Kemudian, pada revolusi hijau
menggunakan anjuran teknologi bersifat umum dan monokultur padi menjadi dasar dari
intensifikasi, sedangkan pada revolusi hijau lestari anjuran teknologinya bersifat
agroekosistem dan lokasi, lalu diversifikasi komoditas menjadi dasar intensifikasi
usaha tani.
5. Jelaskan kekurangan dari revolusi hijau lestari?
Kekurangan dari revolusi hijau lestari yaitu gagal dalam upaya memandirikan para
petani dalam penyediaan benih yang unggul sehingga menyebakan terjadi
ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Dimana
revolusi hijau lestari menciptakan varietas – varietas unggul yang tahan terhadap hama
dengan tujuan mengurangi penggunaan pestisida kimiawi. Ketergantungan pada bibit
unggul hasil rekayasa genetika oleh perusahaan multinasional menyebakan hilangnya
kemandirian petani.

Modul 2
1. Buatlah bagan/mindmap tentang aspek fundamental dalam mencapai keberlanjutan
2. Buatlah mindmap tentang permasalahan penerapan pertanian berkelanjutan di
Indonesia dan kemungkinan solusinya

Anda mungkin juga menyukai