Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH PERTANIAN, KONSEP, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

TERKAIT SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN

(Tugas Mata Kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan)

Oleh

Diva Fitria Davinna


2014131080

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
ISI

I. Sejarah
Era Newtonian, terjadi konflik antara alam dan masyarakat : terjadi dikotomi, secara
progress akan berlanjut ke etika konsumen.
Era Industrialisasi, terjadi konflik antara gaya hidup perkotaan dan industrialisme dimana
masyarakat sudah lebih individual dan sudah terjadi revolusi hijau.

1.1 Sejarah Pertanian Berkelanjutan


1. Tahun 1924-an : Biodynamic Agriculture. Pertanian masih memanfaatkan apa
yang ada disekitarnya. Dijalankan prinsip-prinsip diversifikasi, recycling,
menghindari bahan-bahan kimia, desentralisasai produksi dan distribusinya.
2. Tahun 1930-an : Sudah mulai mengenal konsep pertanian organik.
Memanfaatkan humus berupa kotoran hewan. Berkembang teknik-teknik
pengomposan dan puncaknya di tahun 1950-an.
3. Tahun 1940-an : Pertanian organik yang sudah berusaha menggunakan
alamiah. Tidak menggunakan pupuk kimia. Mengintegrasikan desentralisasi
dan pertanian bebas bahan kimia karena pengaruhnya terhadap degradasi
lahan.
4. Tahun 1960-an : Revolusi Hijau. Mulai menggunakan bahan-bahan kimia.
Input-input pertanian dan bahan-bahan pertanian dikembangkan. Petani-petani
diberikan insentif/subsidi untuk meningkatkan produksinya.
5. Tahun 1970-an : Intensifikasi Monokultur.Lebih banyak menggunakan
pestisida dan pupuk. Varietas-varietas tanaman diusahakan menggunakan
varietas yang bagus. Perubahan iklim, hama, dan pennyakit mulai muncul dan
berdampak kepada produksi.
6. Tahun 1980-an : Pertanian berkelanjutan dimulai. Meningkatkan produksi
secara efisien. Yang utama ialah proses biologis. Mempertimbangkan jangka
panjang secara ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Di Indonesia, petani sudah memulai pertanian berkelanjutan dari dahulu kala.

II. Definisi
2.1 Sistem Pertanian
Sistem pertanian menjelaskan tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara
efisien dan adanya keseimbangan antara lingkungan dan penggunaannya terhadap
manusia dan makhluk hidup lainnya.

2.2 Sistem Pertanian Berkelanjutan


Sistem pertanian berkelanjutan merupakan pendekatan secara menyeluruh untuk
menyediakan pangan, pakan, dan serat yang mempertimbangkan keseimbangan
lingkungan, sosial, dan ekonomi di antara seluruh sektor secara internasional dan
intergenerasional.

2.3 Pengelolaan Sistem Pertanian Berkelanjutan


Pengelolaan sistem pertanian berkelanjutan merupakan cara mengelola pertanian
berkelanjutan untuk tujuan ekonomi, lingkungan, dan sosial tanpa mengurangi dan
mengganggu sumber daya alam.

III. Tujuan Pertanian Berkelanjutan


1. Menguntungkan secara ekonomi yang dapat mendukung kehidupan keluarga dan
komunitas lainnya.
2. Menjaga dan menyelamatkan lingkungan serta SDA yang ada di sekitarnya.
3. Dapat meningkatkan kualitas hidup baik secara fisik, spiritual, budaya, dan
ekonomi.

IV. Pilar Sustainability


1. Profit yang merupakan keuntungan jangka panjang.
2. Stewardship merupakan bagaimana pengelolaan lahan pertanian, udara, dan air
yang baik bagi lingkungan.
3. Quality yang merupakan kualitas hidup bagi petani dan komunitas.

V. Peran dan Prinsip Pertanian Berkelanjutan


Inovasi dan percobaan terbaik yang berkaitan dengan pertanian berkelanjutan, antara
lain:
1. Marketing (pemasaran) : Diversity, processing on farm, value added, brand
identity, penelitian pasar.
2. Community vitality : Bagaima dukungan komunitas terhadap pertanian
berkelanjutan.
3. Ecologygal insect and weed management : Bagaimana pengelolaan hama dan
penyakit, bagaimana menghindari hal-hal yang berbahaya untuk tanaman dan
menghasilkan habitat yang menguntungkan.
4. Grazing : Bagaimana memberikan kualitas yang tinggi untuk pakan dan
mengurangi biaya pakan, distribusi kotoran ternak ke lahan.
5. Conservation tilage : Dilakukan dengan mempertimbangkan kontur tanah,
mengurangi olah tanah, mengembalikan gulma ke lahan untuk mencegah erosi,
dan mencegah kepadatan tanah, serta konservasi air dan untuk menyimpan karbon
sehingga bisa mengurangi emisi gas.
6. Cover crops : Penerapannya dapat memberikan manfaat yaitu gulma yang tidak
tumbuh, hama dan serangga tidak menyerang, dan dapat mengurangi erosi.
7. Crop, livestock, landscape diversity : Bagaimana menumbuh kembangkan
baerbagi varietas tanaman dan ternak agar menghasilkan tanaman dan ternak yang
tahan terhadap penyakit dan kekeringan.
8. Nutrient management : Bagaimana hara dalam tanah dikelola secara baik dan
menggunakan sisa di lingkungan sekitar.
9. On farm energy conservation and production : Bagaimana menggunakan limbah
untuk dimanfaatkan menjadi biogas yang dapat mengurangi kebutuhan terhadap
energi dan mengurangi emisi rumah kaca.
10. Whole Farm Approach : Mengkombinasikan antara inovatif dan praktis.
Bagaimana mengintergrasikan sistem pengelolaaanya yang dapat dilakukan di
alam. Contohnya mengurangi olah tanah, menggunakan bahan kimia secara hati-
hati, meningkatkan pendapatan dengan penggunaan yang lebih efisien dari sumber
daya pertanian.

VI. Peran Kebijakan Pemerintah


1. Planning : pemerintah harus merencanakan pembangunan Indonesia jangka
panjang.
2. Regulasi : pemerintah membuat kebijakan seperti meningkatkan konservasi tanah
dan air agar tiak terjadi degradasi lahan. Contoh lainnya, agar tidak terjadi alih
fungsi lahan sehingga dibuat kebijakan bahwa lahan pemerintah tidak dapat dijual
atau dialih fungsikan menjadi lahan lainnya.
3. Monitoring : memantau kebijakan yang sedang berjalan di lapangan, setelahnya
melakukan evaluasi mengenai kebijakan yang sudah berjalan.
4. Fasilitas : digunakan dan diperlukan dalam tahap monitoring dan evaluasi
pemerintah.

Kesejahteraan rakyat dibagi menjaadi tiga, yaitu : human development, social development,
dan enviormental development. Unsur-unsur yang dibutuhkan antara lain : kesehatan,
pendeidikan, lingkungan, masyarakat, energi, nutrisi, perumahan, pemerintah, hak manusia,
gender, komunikasi, stabilitas iklim, air, dan stabilitas populasi.

VII. Rencana penggunaan lahan pertanian :


1. Mengevaluasi sumber daya lahan dengan menginventaris sumberdaya lahan,
mempertahankan sumberdaya lahan dan menyiapkan database sumber daya lahan.
2. Identifikasi kerusakan sumber daya lahan
3. Implementasi untuk peningkatan seperti strategi meningkatkan harga pertanian,
membuat input pertanian mudah dan selalu tersedia, reformasi sistem tenure, dan
relokasi penggunaan lahan-lahan.

Undang-Undang yang sesuai :


1. UU No.29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman
2. UU No. 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan
3. PP-RI No.22 tahun 1982 Tentang Tata Pengaturan Air Sanitasi

Fasilitas yang diberikan pemerintah :


1. Infrastruktur : jalan desa di perbaiki, irigasi agar disediakan lebih banyak, dan
menyediakan pasar serta menyediakan informasi sistem pertanian.
2. Agricultural Education : menyediakan tempat pertemuan
3. Financial Funding : bantuan kredit modal
4. Providing Agricultural : input fasilitas seperti memberikan input fasilitas
pertanian (pupuk, benih, alat, pestisida yang aman).

Kebijakan pemerintah untuk pertanian berkelanjutan seperti sustainable land use


planning, sustainable regional development, incentive dan disincentive.

Anda mungkin juga menyukai