Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERTANIAN UMUM

TEKNOLOGI DALAM BIDANG PERTANIAN (INTENSIFIKASI


PERTANIAN)

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. A.G. Wirabumi (2022C1B001)


2. M. Fauzi (2022C1B028)
3. Ifan Setiawan (2022C1B013)
4. Irwandi (2022C1B018)
5. Awan Dermawan (2022C1B006)
6. Muhammad Basri (2022C1B027)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2022
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI·························································································1

BAB I PENDAHULUAN··········································································2

LATAR BELAKANG·············································································2

RUMUSAN MASALAH··········································································2

TUJUAN······························································································2

BAB II PEMBAHASAN··········································································3

PENGERTIAN INTENSIFIKASI PERTANIAN············································3

PERANAN PETANI DALAM INTENSIFIKASI PERTANIAN·························5

KELEMAHAN DAN KEUNTUNGAN INTENSIFIKASI PERTANIAN··············5

BAB II PENUTUP··················································································7

KESIMPULAN·····················································································7

DAFTAR PUSTAKA··············································································8

1
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Intensifikasi pertanian Pada awal program intensifikasi pertanian dari tahun 1970
sampai 1980, untuk mengatasi masalah hama pada tanaman padi para petani
menggunakan berbagai jenis dan formulasi pestisida dengan aneka bahan aktifnya.
Pada saat itu pestisida diprogramkan untuk memberantas bukan untuk mengendalikan,
bahkan juga untuk mencegah agar hama tidak timbul kembali. Kegiatan
pemberantasan ini sudah terjadwal dengan rapi, misalnya setiap sekali dalam
seminggu tanpa memperhatikan ada tidaknya serangan dan ekosistem.
Ekstensifikasi pertanian sendiri merupakan perluasan wilayah pertanian yang
sebelumnya digunakan sebagai wilayah yang dimanfaatkan oleh manusia. biasanya,
sasaran yang dituju dalam melakukan langkah ekstensifikasi pertanian ini adalah
ladang, hutan, pdang rumput, lahan gambut, dan lahan-lahn yang terpinggirkan.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, perluasan wilayah pertanian ini semata-mata
untuk meningkatkan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Jika
kebuthan masyarakat sudah terpenuhi maka tindakan perluasan lahan pertanian ini
tidak dianjurkan untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan, tindakan perluasan lahan
pertanian memiliki resiko merusak ekosistem asli dari alam dan juga terdesaknya
penduduk asli karena banyaknya pendatang baru pada wilayah ekstensifikasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
A. Apa itu intensifikasi pertanian ?
B. Apa peranan petani dalam intensifikasi pertanian ?
C. Apa keuntungan dan kelemahan intensifikasi pertanian ?
C. Tujuan
A. Memahami intensifikasi pertanian.
B. Mengetahui peranan petani dalam intensifikasi pertanian.
C. Mengetahui keuntungan dan kelemahan intensifikasi pertanian.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Intensifikasi Pertanian


Intensifikasi pertanian merupakan usaha yang dilakukan petani untuk meningkatkan
hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia.
Intensifikasi dianjurkan untuk menghasilkan produk pertanian yang tahan penyakit,
menghasilkan buah,sayur dan makanan pokok yang berkualitas tinggi dan unggul. Dalam
pelaksanaan intensifikasi pertanian adakalanya para petani memperhatikan masalah
pengelolaan tanah, pengadaan bibit unggul, penanaman, pemupukkan, pemberantasan
hama serta penyakit pada tanaman, pemanenan dan kegiatan selama pasca panen.

Program Intensifikasi pertanian di Indonesia dilatarbelakangi oleh keinginan


pemerintah dan rakyat untuk memperoleh hasil panen yang layak, cukup untuk
memenuhi kebutuhan di dalam negeri, serta mampu untuk program intensifikasi
pertanian diharapkan mampu untuk mengurangi dan mengendalikan hama tanaman yang
sangat merugikan bagi petani, terutama hama jenis wereng, kutu busuk, kutu buah, ulat
daun, serta tikus yang merupakan hewan pengerat dan sering menurunkan produksi
tanaman padi. Program intensifikasi pertanian terutama untuk meningkatkan produksi
padi dibentuk sejak tahun 1960 melalui program BIMAS (Bimbingan Massal).
Dalam proses perkembangannya, ternyata masyarakat Indonesia sangat dikeluhkan
dengan adanya program intensifikasi pertanian terutama untuk padi. Sebab, para petani
dirugikan dengan adanya berbagai hama pengganggu tanaman sehingga pada tahun
1961, 1962 hingga 1969 produksi padi para petani Indonesia banyak yang mengalami
serangan hama, serta tak heran jika banyak yang gagal panen. Akibat peristiwa tersebut,
pemerintah mulai berupaya untuk mencarikan solusi atas permasalahan tersebut,
sehingga pada tahun 1970 hingga 1980, pemerintah membuka ruang kepada rakyat untuk
mengatasi masalah hama pada tanaman padi yakni dengan menggunakan berbagai jenis
dan formulasi pestisida dengan beranekaragam bahan aktifnya. Pada saat itu, penggunaan
pestisida dilakukan untuk memberantas hama penggangu tanaman, namun bukan untuk
mencegah atau mengendalikan agar hama tanaman tidak timbul kembali dan merusak
tanaman.
Pada tahun 1970, 1971, hingga 1979, penggunan pestisida di kalangan petani sangat
meningkat tajam, sehingga pada saat itupula produksi bahan makanan, seperti hasil
pertanian kentang, ubi, padi, dan berbagai macam buah lainnya mencapai 34%, dan
penggunaan pestisida pada saat itu terbukti mampu mematikan hama tanaman. Namun,
dengan penggunaan pestisida yang berlebihan di kalangan para petani Indonesia ternyata
memberikan efek sangat buruk bagi lingkungan dan manusia itu sendiri. Sehingga pada
tahun 1990 ke atas, penggunaan pestisida mulai dikurangi bahkan dilarang dengan alasan
bahwa pestisida mampu mempercepat laju pencemaran udara dan pencemaran tanah,
menimbulkan berbagai penyakit yang diderita oleh manusi jika terpapar oleh senyawa
pestisida terutama bagi para petani maka akibatnya adalah kulit mengalami iritasi, mata
merah dan berair, keracunan makanan akibat senyawa pestisida yang bercampur. Dan
efek buruk lainnya dari penggunaan pestisida yakni dapat meracuni buah dan sayur. Jika
pestisida masuk dan terakumulasi di dalam daging buah dan dikonsumsi manusia, maka

3
kemungkinan besar yang mengonsumsi makanan yang tercemar pestisida tersebut akan
mengalami penyakit kanker, jika pada laki-laki menyebabkan prilakunya menjadi
kewanita- wanitaan, dan lain sebagainya.
Ada beberapa langkah penting untuk melaksanakan intensifikasi pertanian secara
menyeluruh yakni dengan program "Panca Usaha Tani" atau "Lima Usaha Tani". Panca
usaha tani ini berkembang pesat pada era pemerintahan presiden Soeharto yang
merupakan bagian dari REPELITA pembangunan pertanian sangat digalakkan pada saat
itu. Berikut ini panca usaha tani yang dapat dilakukan diantaranya:

1. Pemilihan dan Penggunaan Bibit Unggul


Sebelum memanfaatkan lahan pertanian secara baik, maka para petani
sebaiknya menggunakan bibit unggul baik yang dihasilkan dari hasil panen bibit
sebelumnya atau ketika dibeli di pasaran. Bibit unggul menjadi kunci penting untuk
menghasilkan tanaman yang berkualitas, tanaman subur, sehat, tinggi, berbuah bagus,
akarnya kokoh, serta tahan terhadap berbagai macam serangan hama dan penyakit.
Bibit unggul yakni jenis bibit yang disiapkan dan memiliki keunggulan dibandingkan
varietas lainnya seperti bibit yang tahan terhadap penyakit dan jamur, bibit yang
memiliki produktivitas tinggi, daya vigor tinggi, peka terhadap rangsangan pupuk,
fase juvenile yang singkat, serta mempunyai keberanekaragaman bentuk, ukuran, dan
warna. Contoh bibit unggul seperti pada padi IR 64, PB 4, pada bibit padi rajalele,
dan jagung tongkol (untuk produksi bahan makanan pokok).
2. Pengelolaan Lahan dan Tanah Pertanian Secara Tepat dan Terencana
Setelah memperoleh bibit unggul, langkah selanjutnya yakni mengelola tanah
untuk dipakai dalam penyemaian bibit dan media tumbuh kembang bibit hingga
proses pemanenan. Untuk mengelola lahan pertanian dapat ditempuh melalui cara
modern dan konvensional (tradisional/manual). Cara modern dapat ditempuh dengan
menggunakan cara mekanik yakni menggunakan traktor yang sudah modern,
sedangkan cara
manual/konvensional dapat dilakukan dengan menggunakan alat seperti
cangkul. Metode tradisonal menggunakan cangkul memiliki kelemahan yakni sangat
tidak efisien dan membutuhkan waktu cukup lama untuk menggarap lahan pertanian.
3. Pengaturan Irigasi atau Saluran Air
Pengaturan pasokan air yang dialirkan ke lahan- lahan pertanian sangat penting
untuk membuat struktur dan komponen tanah menjadi lembab dan berair sehingga
akan memberikan nutrisi dan menjaga tanaman agar tetap sehat, tidak layu, dan
kelangsungan hidupnya terjaga dengan baik. Sebaiknya gunakan air secukupnya dan
berdasarkan kebutuhan untuk dialiri di lahan pertanian. Umumnya pemberian air
tidak boleh melebih titik layu lahan. Dan pasokan air yang cukup di atas lahan sangat
penting untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta
meningkatkan produktivitas panen nantinya.

4. Pemberian Pupuk Pada Dosis Yang Tepat


Tanpa pemberian pupuk buatan, sebenarnya tanah sendiri sudah memiliki unsur
hara esensial bagi tanaman. Pemberian pupuk tambahan dilakukan dengan melihat

4
usia tanaman serta menempatkan pupuk pada jarak tertentu. Terkadang para petani
jika memberikan pupuk terlalu dekat dengan akar tanaman, maka tak menutup
kemungkinan tanaman tersebut akan layu dan berujung pada kematian tanaman, oleh
karena itu memberi jarak yang cukup saat pemupukan tanaman sangat penting.
Pemberian pupuk pada tanaman dapat dengan menggunakan pupuk dari kotoran
hewan ternak, seperti pupuk kandang yang memiliki komposisi dari feses
kambing,ayam,unta,sapi dan lainnya. Pupuk kompos dan NPK buatan yang berasal
dari sisa-sisa dedaunan juga penting sebagai tambahan nutrisi bagi tumbuhan.
Pemberian pupuk perlu melihat usia tanaman yang akan diberi pupuk, dosis, serta
cara dan jenis pupuk yang hendak ditambahkan pada tumbuhan. Sehingga jika
pemberian pupuk tidak tepat akan berefek pada pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
5. Pemberantasan Organisme Penggangu Tanaman
Pemberantasan organisme pengganggu tanaman bertujuan sebagai pemeliharaan
tanaman. Sebab, masalah yang umum dihadapi oleh para petani yakni hama dan
penyakit pada tanaman. Hama tanaman yang sangat mengganggu terutama ulat dan
wereng yang merusak struktur daun, serta gulma yang menggangu pada taanaman
untuk tumbuh dan berkembang. Terkadang penggunaan pestisida kimia tidak semata-
mata untuk memberantas hama, dapat juga menggunakan pestisida alami, misalnya
dengan menggunakan predator alami (misalnya: Ular untuk memutus mata rantai
perkembangan tikus di sawah agar produktivitas panen padi meningkat), sehingga
keseimbangan eksositem terus terjaga dengan baik.
B. Peranan Petani Dalam Intensifikasi Pertanian
Petani memiliki peran yang sangat penting dalam intensifikasi pertanian, namun
terkadang para petani kurang diperhatikan oleh pemerintah. Kebijakan pemerintah kerap
tidak berpihak pada petani misalnya saja harga bibit dan pupuk yang tinggi namun
pendapatan petani masih tetap rendah sehingga pendapatannya tidak sebanding dengan
apa yang telah mereka keluarkan. Peranan petani dalam intensifikasi pertanian sangat
kuat tercermin pada pembuatan benih padi yang dibuat secara swadaya melalui bantuan
penyuluhan. Pembuatan benih padi dilakukan karena tingginya harga benih yang
diedarkan oleh Departemen Pertanian setempat. Dari kemampuan pembuatan benih yang
mereka miliki petani lokal mampu membuat benih yang unggul sehingga mereka dapat
meningkatkan pendapatan dari padi yang mereka kelola. Uang yang didapat dari hasil
panen petani membelanjakan uangnya untuk membeli pupuk yang sangat mahal, hal
tersebut menunjukkan bahwa petani berperan besar terhadap kecukupan di Indonesia.
C. Keuntungan Dan Kelemahan Intensifikasi Pertanian
Adanya intensifikasi pertanian tentunya memiliki dampak nyata di dunia pertanian.
Tentunya intensifikasi pertanian memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak
positif dengan adanya intensifikasi pertanian yakni produksi panen menjadi meningkat
akibat pemilihan benih bibit yang berkualitas, ekosistem di lahan pertanian menjadi
stabil, hasil panen rata-rata meningkat seperti yang pernah terjadi 1960-1970 sehingga
produksi makanan pernah meningkat hingga 34%, dan mampu memenuhi kebutuhan
pangan nasional. Sementara itu dampak negatif dari adanya intensifikasi pertanian
seperti;

5
1. Dampak pengelolaan tanah yang kurang diperhatikan dapat merusak struktur tanah
dan ekosistem di dalamnya dan ini banyak terjadi pada saat penggunaan alat berat
seperti traktor.
2. Dampak buruk pemupukan secara terus-menerus dan tidak terkendali secara baik
dapat menyebabkan tanah menjadi asam sehingga pH tanah menjadi menurun,
sehingga hasil pertanian tidak produktif. Termasuk unsur hara Nitrogen yang
terkandung di dalam pupuk dapat menyebabkan terbentuknya larutan nitrit di
dalam tanah yang dapat meresap di sumur warga sekitar daerah pertanian.
3. Dampak dari penggunaan pestisida berlebih dapat menyebabkan dapat
menyebabkan mudah berkembangnya hama dan gulma menjadi resisten (kebal
terhadap senyawa obat/pestisida), terjadinya resurgensi (hama timbul kembali),
terjadinya ledakan populasi hama terutama yang umum adalah hama ulat dan
wereng, keracuanan serta iritasi kulit pada manusia, terjadinya pencemaran udara,
air, dan tanah, serta berefek buruk bagi daging buah/sayur yang terpapar senyawa
kimia pestisida (dapat meracuni hasil panen;buah,sayur,dan sebagainya).

6
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Intensifikasi pertanian merupakan usaha yang dilakukan petani untuk meningkatkan
hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia.
Intensifikasi dianjurkan untuk menghasilkan produk pertanian yang tahan penyakit,
menghasilkan buah,sayur dan makanan pokok yang berkualitas tinggi dan unggul.
Program Intensifikasi pertanian di Indonesia dilatarbelakangi oleh keinginan
pemerintah dan rakyat untuk memperoleh hasil panen yang layak, cukup untuk
memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
Ada beberapa langkah penting untuk melaksanakan intensifikasi pertanian secara
menyeluruh yakni dengan program "Panca Usaha Tani" atau "Lima Usaha
Tani".sebagai berikut: Pemilihan dan Penggunaan Bibit Unggul, Pengelolaan Lahan
dan Tanah Pertanian Secara Tepat dan Terencana, Pengaturan Irigasi atau Saluran
Air, Pemberian Pupuk Pada Dosis Yang Tepat, Pemberantasan Organisme
Penggangu Tanaman
Dampak positif dengan adanya intensifikasi pertanian yakni produksi panen menjadi
meningkat akibat pemilihan benih bibit yang berkualitas, ekosistem di lahan
pertanian menjadi stabil, hasil panen rata-rata meningkat. Sementara itu dampak
negatif dari adanya intensifikasi pertanian seperti; Dampak pengelolaan tanah yang
kurang diperhatikan dapat merusak struktur tanah dan ekosistem di dalamnya, tanah
menjadi asam sehingga pH tanah menjadi menurun, mudah berkembangnya hama
dan gulma menjadi resisten (kebal terhadap senyawa obat/pestisida), terjadinya
resurgensi (hama timbul kembali).

7
DAFTAR PUSTAKA

Wahid Priyono, S,Pd, 2017, Berita Online Tipspetani.Com:


Https://Tipspetani.Com/Mengenal-Intensifikasi-Ekstensifikasi-Diversifikasi-
Pertanian-Modern/

Berita online, detik.edu dapat di telusuri di https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-


5723216/arti-intensifikasi-dalam-dunia-pertanian-beserta-contohnya

Skola, berita online, detik.com dapat di telusuri di


https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/16/135104369/intensifikasi-pertanian-
pengertian-dan-contohnya

Anda mungkin juga menyukai