Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERTANIAN DAN PANGAN

Disusun Oleh :

CANDRALIZA

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirahim
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT , atas rahmat dan karunia-
Nya yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul pertanian dan Pangan.
Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada sang idola kita nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini
penulis memohon maaf , dan meminta kritik, saran serta masukan yang bisa
membuat makalah ini menjadi lebih baik .
Terima kasih
Wassalamualikum Wr.Wb

Pasir Pengaraian, Oktober 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB. 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. RumusanMasalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan .................................................................................... 1
BAB. 2 PEMBAHASAN
A. Kemandirian Pangan ................................................................................ 3
B. Pembangunan Pertanian ........................................................ 3
BAB. 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB. 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perekonomian nasional.Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik
secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan
pembangunan perekonomian nasional.

B. RumusanMasalah
Pada Makalah kami kali ini, kami akan membahas tentang :
a. Kemandirian Pangan
b. Pembanguan Pertanian
c. Masalah dan Solusi Kemandirian Pangan dan Pembangunan Pertanian

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan Masalah Makalah yang kami tulis, maka tujuan
penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi Pengartian tentang Kemandirian Pangan dan Pembangunan
Pertanian
2. Memberi contoh masalah yang terdapat dalam Kemandirian Pangan dan
Pembangunan Pertanian
3. Memberi Solusi dari Masalah Tersebut

D. Manfaat Penulisan
Dengan Makalah ini kami berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi petani dalam mengusahakan
usahataninya
2. untuk memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara optimal sehingga
nantinya mampu meningkatkan pendapatan.

1
3. Sebagai informasi dalam pengambilan kebijakan bagi para eksekutif,
mengenai optimalisasi sistem usahatani dalam upaya memaksimalkan
pendapatan usahatani.

2
BAB. 2
PEMBAHASAN

A. Kemandirian Pangan
Kemandirian Pangan adalah kemampuan produksi pangan dalam negeri
yang didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin
pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup ditingkat rumahtangga, baik dalam
jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang didukung oleh
sumber-sumber pangan yang beragam sesuai dengan keragaman lokal. (Pasal 1
Angka 9 UU Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan).

B. Pembangunan Pertanian
Pembangunan Pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses peruba-
han social, Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan
kesejahteraan petani semata,tetapi sekaligus juga dimaksudkan
untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia baik secara ekonomi, sosial,
politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan (improvement ),
pertumbuhan (growth) dan perubahan (change) (Iqbal Dan Sudaryanto,2008).

C. Masalah Pembangunan Pertanian


Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai
macam masalah yang dihadapi.
Pertanian merupakan jantung pertahanan bagi ketahanan pangan Indonesia
saat ini. Selain itu juga, pertanian adalah sektor utama penyedia bahan pangan,
baik bagi manusiamaupun pakan bagi ternak/hewan dan ikan yang merupakan
bagian dari siklus pertanian itu sendiri. Meninggalkan sektor pertanian dalam
pembangunan nasional, terutama dalam ketahanan panganakan membawa bangsa
ini kepada krisis. Namun, membangun pertanian Indonesia tanpa komitmen untuk

3
meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan akan membawa bangsa
ini kepada krisis keadilan juga.
Dari gambaran krisis ini, terdapat kaitan yang sangat erat antara ketahanan
pangan dan pertanian yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa pertanian yang maju,
ketahanan pangan tidak akan sukses, dan tanpa ketahanan pangan yang baik,
bangsa ini akan mengalami suatu masalah yang sangat serius yaitu kelaparan dan
kemiskinan. Tetapi masalah itu dapat kita selesaikan dengan menjadikan pertanian
Indonesia yang menjadi solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan di negara
kita.
Mendorong pembangunan pertanian yang menjanjikan merupakan salah satu
usaha untuk mensejahterakan rakyatIndonesia khususnya.Tentu pemikiran ini
adalah sebuah langkah untuk menaggapi permasalahan kemiskinan dan kelaparan
di Indonesia. Usaha memajukan pertanian ini akan terus disempurnakan sehingga
sampai pada langkah-langkah operasional yang diperlukan pemangku
kepentingandalam pemberdayaan pertanian ini.
Berbagai bentuk krisis pangantelah terjadi selama ini yang merupakan bukti
bahwa lemahnyasektor pertanian dalam pemenuhan pangan di Indonesia,
sehingga mengakibatkan banyak terdapat keluarga petani Indonesia yang
ketahanan pangannya rendah yang mengakibatkan kemiskinan bahkan
menimbulkan penyakit kekurangan gizi pada anak-anak dan penyakit busung
lapar. Sehingga solusi terhadap persoalan pangan iniakan selalu terkait
denganmasalah kemiskinan dan kelaparan.
Kesejahteraanpetaniyang relatif rendahsaat iniakan sangat menentukan
prospek ketahanan pangandi Indonesia ke depannya. Kesejahteraan tersebut
diakibatkan oleh berbagai faktor yang timbul dan keterbatasan petani,
diantaranya yangpalingutama adalah :
a. Sebagian petani miskin karena memang tidak memiliki faktor
produktif yang mendukung pekerjaan mereka,kecuali tenaga kerjanya
b. Luas lahan pertanian yang sempit dan mendapat tekanan untuk terus
terkonversi

4
c. Terbatasnya akses terhadap dukungan layanan pembiayaandan penyuluhan
pertanian
d. Tidak adanya atau terbatasnya akses terhadap informasi dan teknologi
yang lebih memadai untuk mereka terapkan
e. Infrastruktur produksi (air, listrik, jalan, telekomunikasi) yang tidak
memadai
f. Struktur pasar yang tidak adil dan eksploitatif akibat posisi rebut-
tawar yang sangat lemah
g. Ketidak-mampuan, kelemahan, atau ketidak-tahuan petaniitusendiri.

Estimasi kebutuhan pangan yang ideal harus disediakan dan dikonsumsi


masyarakat untuk mencapai gizi seimbang yang dapat diproyeksikan dengan
pendekatan interpolasi linier untuk mencapai Skor PPH 100 pada tahun
2020.Penetepan angka 2020 ini merupakan kesepakatan yang diambil dan
didasarkan atas pertimbangan bahwa setelah mencapai MDGs (Millenium
Development Goals) tahun 2015 (menurunkan kelaparan sampai
setengahnya).Adapun Proyeksi Konsumsi dan Penyediaan Pangan di Indonesia
dengan mengacu PPH pada tahun 2020 disajikan pada tabel berikut ini.

No Kelompok/Jenis Pangan Konsumsi Penyediaan


1 Padi-padian - -
Beras 21.728 23.901
Jagung 307 337
Terigu 1.961 2.158
Subtotal Padi-padian 23.987 26.386
2 Umbi-umbian - -
Ubi Kayu 5.242 5.767
Ubi Jalar 1.233 1.357
Sagu 222 245
Kentang 768 845
Umbi Lainnya 384 423

5
Subtotal Umbi-umbian 7.850 8.635
3 Pangan Hewani - -
Ikan 7.512 8.263
Daging Ruminansia 671 738
Daging Unggas 1.103 1.214
Telur 2.291 2.520
Susu 658 724
Subtotal Pangan Hewani 12.212 13.433
4 Sayur dan Buah - -
Sayur 14.277 15.705
Buah 5.785 6.363
Subtotal Sayur dan Buah 20.062 22.068
5 Minyak dan Lemak
Minyak Kelapa 906 996
Minyak Sawit 1.233 1.356
Minyak Lain 42 47
Subtotal Minyak dan Lemak 2.181 2.399
6 Kacang-kacangan

Pada tabel di atas terlihat, bahwa sepanjang terdapat konvergensi dari


jaminan interpolasi linear ini maka ketahanan pangan nasional tidak akan
berkurang. Namun, masalahnya sekarang adalah masih adanya kekurangan dalam
tatanan distribusi, akses, dan konsumsi dari bahan pangan tersebut. Pada
kenyataannya hal ini sangat sulit untuk diatasi, sehingga menyebabkan kenaikan
harga pangan di pasar sangat pesat dibanding tahun 2007 yang mungkin
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal juga.

Adapun faktor eksternal adalah :

1. adanya kenaikan harga pangan di pasar dunia,

6
2. menurunnya produksipangan dunia karena perubahan iklim terutama
masalah kekeringan di negara produsen serta menurunnya luas areal
panen,
3. pengaruh kenaikan harga minyak bumi yang menyebabkan ongkos
produksi naik, 4) adanya perubahan iklim global dan konversi komoditas
pangan ke bahan bakar nabati
4. adanya penguasaan perdagangan biji-bijian oleh beberapa korporasi
multinasional, dan
5. masuknya investor di bursa komoditas.

Penyebab faktor internalnya adalah:

1. adanya konversi lahan sawah untuk pemukiman dan industri,


2. 2)luas areal panen hanya mengalami peningkatan yang sangat kecil
(sekitar 1,4 % pada tahun 2008),
3. produktivitas relatif tetap,
4. margin yang diterima petani untuk tanaman pangan sangat rendah
dibandingkan komoditas hortikultura, dan
5. harga komoditas tanaman pangan yang relatif rendah.

Pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin pesat juga dapat


mempengaruhi ketahanan pangan suatu negara. Penduduk Indonesia pada tahun
2035 diperkirakan akan bertambah menjadi 2 kali lipat dan jumlahnya sekarang,
menjadi ± 400 juta jiwa. Dengan meningkatnya pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat, terjadi pula peningkatan konsumsi/kapita untuk berbagai pangan.
Akibatnya, dalam waktu 35 tahun yang akan datang Indonesia memerlukan
tambahan ketersediaan pangan yang lebih dari 2 kali jumlah kebutuhan saat ini.

Penduduk Indonesia 1900 – 2035


Tahun Jumlah
1900 40 juta
1930 60 juta

7
1960 95 juta

1990 180 juta

2000 210 juta

2035 400 juta

Diawal abad ke 20, selama 30 tahun penduduk Indonesia bertambah 20 juta


jiwa, dan diawal abad 21, selama 30 tahun penduduk Indonesia bertambah hampir
200 juta jiwa. Penduduk Indonesia menjadi 5 kali lipat dalam waktu 100
tahun.Akibat pertumbuhan penduduk yang semakin pesat dan produksi bahan
pangan yang menurun di Indonesia, mengakibatkan Indonesia harus mengimpor
bahan pangan dari luar negeri. Contoh konkritnya adalah kedelai yang diimpor
pada tahun 1990-1998 hanya berkisar antara 343.000-541.000 ton, meningkat
tajam sejak tahun 1999-20007 menjadi antara 1.133.000-1.343.000 ton.

Dari permasalahan di atas, dapat kita berikan argumen bahwa pertanian


Indonesia masih memerlukan perhatian yang sangat serius dari berbagai pihak
untuk mensejahterakan petani dan untuk meningkatkan ketahanan pangan di
negara ini.Dan tidak lepas dari perhatian pemerintah sebagai penyelenggara
peraturan, pembinan dan pengawas terhadap pertanian Indonesia.Masalah-
masalah yang dihadapi negara kita inibukanlah yang pertama kali terjadi di dunia
ini. Masalah yang kita alami initelah pernah dialami oleh banyak negara lain dan
banyak yang dapat mengatasinya dengan sukses.Seharusnya negara kita belajar
dari pengalaman negara tersebut untuk mengatasi masalah yang ini. Di samping
itu juga peran masyarakat maupun pihak swasta juga sangat dibutuhkan untuk
mengatasi masalah ini serta memajukan pertanian Inndonesia yang berkelanjutan.

Agar penbangunan pertanian memiliki arah yang jelasdan berkesinambungan,


negara perlu menetapkan politik pertanianyaitu keputusan sangat mendasar
dibidang pertanian pada tingkat negara, yang menjadi arah ke depan, untuk
menjadi acuan semua pihak yang terlibat, dengan sasaran membangun
kemandirian di bidang pangan.

8
Memang, isu tentang penbangunan pertanian sudah cukup lama dibahas,
namun hingga saat ini belum terlihat langkah-langkah yang kongkret serta
efektifuntuk meningkatkan pertanian yang mandiri. Yang terjadi malah Indonesia
semakin tergantung dengan impor bahan pangan,serta kebijakan-kebijakan yang
ditempuh pemerintah justru semakin menekan pertanian Indonesia itu sendiri,
seperti membebaskan bea masuk untuk impor gandum dan kedelaiyang
menguasai pasar Indonesia.Padahal pertanian Indonesia sangat mempunyai
potensi yang besar untuk dikembangkan. Untuk itu pemerintah berperan dalam
memfasilitasi kondisi yang kondusif bagi masyarakat dan swasta untuk berkiprah
dalam pembangunan pangandalam rangka mewujudkan ketahanan pangan. Selain
pemerintah, kita juga perlu menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk
menanggulangi masalah ketahanan pangan ini. Dan inimenjadi tanggung jawab
semua pihak. Untuk itu perlu dikembangkan suatu komitmen dan kerjasama
diantara semua pihak terutama dalam bentuk kerjasama yang erat antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat (yang antara lain direpresentasikan oleh
kalangan LSM dan perguruan tinggi).Tugas pemerintah adalah menyelenggarakan
pengaturan, pembinaan, pengendalian, pengawasan terhadap ketersediaan pangan,
kecukupan , perataan pangan, baik dalam jumlah, mutu, aman, bergizi, beragam,
serta harga, distribusi, daya beli masyarakat.
Upaya untuk terciptaanyakondisi tersebut,makapemerintahmenetapkan target
pembangunan pertanian Indonesia ke depannya, yaitu peningkatan pada produksi
dan swasembada yang berkelanjutan, diversifikasi pangan,nilai tambahpada
produk pertanian Indonesia, daya saingdengan produk luar, ekspor, serta
peningkatan kesejahteraan petani, peternak dan nelayan dengan visi pertanian
Indonesia tahun 2009-2014 adalah menjadikan Pertanian Indonesia menjadi
pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk
meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor, dan kesejahteraan
petani. Oleh karena itu, perspektif baru yang harus diterapkan adalah perspektif
pembangunanpertanianyang berkedaulatan berkeadilan, , dan berkelanjutan yang
harus mewarnai pembangunan dan penataan sektor dan bidang-bidang tersebut.
Ketiga prinsip tersebut didasarkan pada akar persoalan bangsa Indonesia yang

9
masih terperangkap ke dalam ketergantungan dengan pihak asing baik dalam
pemikiran pembangunan, peraturan perundangan, formulasi dan implementasi
kebijakan, aspek-aspek kehidupan sosial, maupun birokrasi.
Prinsip-prinsip pembangunan yang berkedaulatan adalah mencakup hal-hal di
bawah ini :

1. Pemikiran pembangunan yang lebih mencerminkan kepada kedaulatan rakyat


2. Peraturan perundang-undangan yang mencerminkan kedaulatan dan
pemihakan terhadap kepentingan rakyat banyak
3. Kebijakan ekonomi-politik yang berorientasi kepada sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat
4. Berdaulat dalam pengalokasian sumber-sumber keuangan untuk kesejahteraan
rakyat
5. Rezim devisa yang lebih berdaya guna untuk pengembangan ekonomi yang
mensejahterakan rakyat
6. Kedaulatan atas pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
7. Perlindungan dan penguatan terhadap munculnya kelompok-kelompok tani,
nelayan, peternak, perkebunan yang berdaulat dalam mengatur dan
mengembangkan sumberdaya.

Prinsip-prinsip pembangunan yang berkeadilan adalah sebagai berikut :

a. Pemikiran pembangunan yang lebih menjamin keadilan bagi seluruh


masyarakat
b. Kesetaraan akses, pemanfaatan, dan kontrol bagi rakyat atas sumber-sumber
ekonomi
c. Kebijakan ekonomi-politik yang lebih berkeadilan bagi rakyat banyak
d. Keadilan dalam alokasi sumber-sumber keuangan untuk mengoreksi
ketimpangan sosial ekonomi
e. Penegakan hukum untuk menjamin keadilan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber sumber ekonomi bagi rakyat banyak

10
Adapun prinsip-prinsip berkelanjutan adalah sebagai berikut :

a. Integrasi prinsip-prinsip yang berkelanjutan dalam formulasi


kebijakan, rencana, dan program pembangunan
b. Pemulihan kualitas lingkungan dan stok sumberdaya alam untuk
mencegah ancaman terhadap ketidakberlanjutan pembangunan

Perspektif baru pembangunan pertanian ini mengajukan sumberdaya alam


domestik untuk dikelola dengan berbasis IPTEK yang tepat guna, memadai, dan
mempunyai daya dukung lingkungan. Sehingga perspektif pembangunan
pertanian ini membutuhkan peran negara dan pasar secara proporsional, tepat
guna, dan bijak.Dalam kaitan tersebut, terdapat peluang untuk menciptakan
kebijakan fiskal progresif yang membangun infrastruktur pertanian dalam arti luas
dan perdesaan yang ditopang oleh kebijakan moneter yang tepat serta pergeseran
dari kebijakan sistem perbankan berbasis cabang kepada sistem perbankan yang
berbasis unit dimana pengembangan kebutuhan kredit diidentifikasikan
berdasarkan stimulus lokal.Dengan perspektif baru tersebut maka diperlukan
pengarahan kembali (redirecting) strategi dan kebijakan pembangunan yang
diharapkan mencapai bangsa mandiri yang didukung pertanian dan pedesaan yang
tangguh untuk meningkatkan ketahanan pangan.Berdasarkan analisis terhadap
krisis-krisis bangsa khususnya pangan, maka reorientasi kebijakan dasar yang
diperlukan adalah perubahan strategi pembangunan dan penataan ruang
berimbang yang berkelanjutan, penanggulangan kemiskinan, reforma agraria,
percepatan pembangunan pedesaan.Pengarahan kembali strategi dan kebijakan ini
dilakukan berdasarkan isu-isu krisis bangsa yang sekarang ini terjadi. Perspektif
baru pembangunan merupakan kerangka memandang strategi dan kebijakan di
bidang ekonomi, pangan, ekologi, dan pertanian.©

Sumber :
Penulis : Karta Jaya H Tambuna

11
BAB. 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa beberapa penjelasan diatas mengenai masalah kemandirian
pangan dan pembangunan pertanian kiranya para pembaca dapat memahami dan
mengerti serta ikut berpartisipasi dalam mengatasi masalah tersebut, bukan hanya
pemerintah saja yang bekerja. Jika pemerintah menjalankan Fungsinya dan
memberikan kebijakan-kebijakan namaun masyarakat tidak ikut berperan aktif
maka akan percuma usaha dan kebijakan-kebijakan tersebut tidak akan berjalan
dengan baik.
Selain memberi dukungan pada pemerintah untuk menjalankan segala
kebijakan, kita harus mengikuti langkah-langkah yang diambil pemerintah
(selama hal tersebut bersifat membangun dan tidak merugikan kita).
Dari uraian di atas, dapat kita berikan argumen bahwa pertanian Indonesia
masih memerlukan perhatian yang sangat serius dari berbagai pihak untuk
mensejahterakan petani dan untuk meningkatkan ketahanan pangan di negara
ini.Dan tidak lepas dari perhatian pemerintah sebagai penyelenggara peraturan,
pembinan dan pengawas terhadap pertanian Indonesia.

Masalah-masalah yang dihadapi negara kita ini bukanlah yang pertama kali
terjadi di dunia ini. Masalah yang kita alami ini telah pernah dialami oleh banyak
negara lain dan banyak yang dapat mengatasinya dengan sukses. Seharusnya
negara kita belajar dari pengalaman negara tersebut untuk mengatasi masalah
yang ini. Di samping itu juga peran masyarakat maupun pihak swasta juga sangat
dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini serta memajukan pertanian Inndonesia
yang berkelanjutan.

B. Saran
Agar penbangunan pertanian memiliki arah yang jelasdan berkesinambungan,
negara perlu menetapkan politik atau menganmbil sebuah kebijakan (Keputusan)

12
pertanian yaitu keputusan sangat mendasar dibidang pertanian pada tingkat
negara, yang menjadi arah ke depan, untuk menjadi acuan semua pihak yang
terlibat, dengan sasaran membangun kemandirian di bidang pangan.
Pemerintah harus menargetkan peningkatan pada produksi dan swasembada
yang berkelanjutan, berdaya saing dengan produk luar, ekspor, serta peningkatan
kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan.Sehingga, petani Indonesia menjadi
petani Industrial yang unggul dan sejahtera.

13
DAFTAR PUSTAKA
(Iqbal Dan Sudaryanto,2008).
Sumber : Martianto dkk (2006)

Sumber :
Penulis : Karta Jaya H Tambuna

14

Anda mungkin juga menyukai