Anda di halaman 1dari 29

Pelaksanaan Diversifikasi Pangan Dalam Program Pemberdayaan

Masyarakat Hasil Pertanian Berbasis Potensi Lokal


(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Program Penmas)

Dosen Pengampu : Dr. Wiwin Herwina, M.Pd.

Disusun oleh :

Nadya Amalia Yuliani 202103019

Ghina Farah Suangga 202103021

Wahyu Hidayat 202103036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
“Pelaksanaan Diversifikasi Pangan Dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Hasil Pertanian
Berbasis Potensi Lokal “
Dalam proposal ini dijelaskan tentang perancangan perencanaan program pelaksanaan
Diversifikasi Pangan yaitu penyuluhan Dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Hasil Pertanian
Berbasis Potensi Lokal di Desa Cisayong, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.
Dari awal pembuatan sampai terselesaikanya proposal ini begitu banyak pihak yang telah
membantu penulis, baik bantuan moril maupun bantuan material. Maka dari itu pada kesempatan
ini dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih utamanya kepada
dosen, rekan dan semua pihak yang telah membantu penyusunan proposal ini.

Tasikmalaya, Maret 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4

C. Tujuan..................................................................................................................................5

D. Manfaat................................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.............................................................................................................................6

A. Pengertian Diversifikasi Pangan dan Pengolahan Hasil Pertanian...............................6

B. Langkah – Langkah Diversifikasi pangan........................................................................8

C. Cara pengolahan Hasil Pertanian.....................................................................................9

D. Aspek-aspek Pemberdayaan Masyarakat......................................................................13

E. 10 Patokan Penmas...........................................................................................................16

F. Metode................................................................................................................................19

G. Sasaran...............................................................................................................................19

H. Fasilitator...........................................................................................................................19

I. Sarana dan Prasarana belajar.........................................................................................20

J. Waktu dan Tempat...........................................................................................................20

K. Langkah Kegiatan.............................................................................................................20

L. Biaya...................................................................................................................................21
4

BAB III..........................................................................................................................................23

PENUTUP.....................................................................................................................................23

A. Kesimpulan........................................................................................................................23

B. Saran..................................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................24
5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam mengelola hasil pertanian yang telah
ada. Agar potensi pembangunan masyrakat dapat dikelola dengan baik, dengan meningkatkan
wawasan pembangunan dan keterampilan hidup. Saat ini Kementerian Pertanian (Kementan)
sedang aktif mendorong dan membuka peluang ekspor dengan beberapa negara di Asia, Eropadan
Amerika. Upaya ini bahkan sudah membuahkan hasil, yakni saat komoditas Indonesia masuk ke
negara dengan pasar besar seperti Vietnam, Malaysia, Arab Saudi, Amerika Serikat, Rusia, dan
Argentina.

Melihat besarnya peluang dan potensi bisnis dunia pertanian, tentu perlu didukung oleh
lahirnya sumberdaya manusia yang unggul dan handal. Banyaknya petani yang telah berusia
lanjut dan kurang menguasai perkembangan teknologi saat ini perlu diatasi dengan regenerasi
petani. Oleh karena itu, program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat terkhusus untuk
meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam mengelola hasil pertanian yang ada. Agar potensi
pembangunan masyrakat dapat dikelola dengan baik, dengan meningkatkan wawasan
pembangunan dan keterampilan.

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia. Termasuk di dalam pengertian pangan adalah bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan, dan bahan-bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau
pembuatan makanan dan minuman.

Pengolahan hasil pertanian adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai
bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Proses
yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimia,
penyimpanan dan distribusi. Beberapa langkah yang digunakan untuk mengolah hasil pertanian
diantaranya; dicuci bersih, dikeringkan, dan diawetkan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pelaksanaan program ini adalah :
6

1. Apa yang dimaksud dengan diversifikasi pangan dan pengolahan hasil pertanian?
2. Bagaimana cara pengolahan hasil pertanian di Desa Cisayong?
3. Bagaimana langkah-langkah diversifikasi pangan hasil pertanian?

C. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat dengan Tema Pelaksanaan
Diversifikasi Pangan Dalam Pengolahan Hasil Pertanian Berbasis Potensi Lokal adalah :

(a) Meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat mengenai diversifikasi pangan pengolahan


hasil pertanian yang berbasis potensi lokal.

(b) Meningkatkan keterampilan mengenai diversifikasi pangan pengolahan hasil pertanian yang
berbasis potensi lokal.

(c) Meningkatkan motivasi, partisipasi, dan aktivitas masyarakat dalam diversifikasi pangan
pengolahan hasil pertanian yang berbasis potensi lokal.

D. Manfaat
Manfaat yang bisa diterima dari pelaksanaan program ini di antaranya :

1) Bagi kelompok
i) sasaran dapat meningkatkan pengetahuan
ii) keterampilan diversifikasi pangan pengolahan hasil pertanian yang berbasis potensi
lokal.
2) Bagi pelaksana kegiatan
i) tim pengabdi dapat meningkatkan peran,
ii) dalam program kursus dan pemberdyaan dengan mentransfer ilmu pengetahuan.
3) Bagi mahasiswa

a) Mengimplementasikan Mata Kuliah yang sudah didapat di bangku kuliah.

b) Berinteraksi secara langsung dengan masyarakat di Desa Cisayong

c) Meningkatkan kreativitas.

4) Bagi Pemerintah
7

a) Meningkatkan tingkat perekonomian desa dan menciptakan peluang kerja bagi masyarakat.

b) Membantu pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


8

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diversifikasi Pangan dan Pengolahan Hasil Pertanian


1. Pengertian Pangan

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia. Termasuk di dalam pengertian pangan adalah bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan, dan bahan-bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau
pembuatan makanan dan minuman. Pengertian pangan di atas merupakan definisi pangan yang
dikeluarkan oleh badan dunia untuk urusan pangan, yaitu Food and Agricultural Organization
(FAO).

2. Pengertian Diversifikasi Pangan

Diversifikasi atau penganekaragaman adalah suatu cara untuk mengadakan lebih darisatu
jenis barang/komoditi yang dikonsumsi. Di bidang pangan, diversifikasi memiliki dua makna,
yaitu diversifikasi tanaman pangan dan diversifikasi konsumsi pangan. Keduabentuk diversifikasi
tersebut masih berkaitan dengan upaya untuk mencapai ketahanan pangan. Apabila diversifikasi
tanaman pangan berkaitan dengan teknis pengaturan pola bercocok tanam, maka diversifikasi
konsumsi pangan akan mengatur atau mengelola pola konsumsi masyarakat dalam rangka
mencukupi kebutuhan pangan.

Menurut Riyadi (2003), diversifikasi pangan merupakan suatu proses pemilihan pangan
yang tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan, akan tetapi memiliki beragampilihan
(alternatif) terhadap berbagai bahan pangan. Pertimbangan rumah tangga untuk memilih bahan
makanan pokok keluarga di dasarkan pada aspek produksi, aspek pengolahan, dan aspek konsumsi
pangan. Penganekaragaman pangan ditujukan tidak hanya untuk mengurangi ketergantungan akan
jenis pangan tertentu, akan tetapi dimaksudkan pula untuk mencapai keberagaman komposisi gizi
sehingga mampu menjamin peningkatan kualitas gizi masyarakat.

Konsep diversifikasi pangan bukan suatu hal baru dalam peristilahan kebijakan
pembangunan pertanian di Indonesia karena konsep tersebut telah banyak dirumuskan dan
9

diinterprestasikan oleh para pakar. Kasryno, et al (1993) memandang diversifikasi pangan sebagai
upaya yang sangat erat kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia,
pembangunan pertanian di bidang pangan dan perbaikan gizi masyarakat, yang mencakup aspek
produksi, konsumsi, pemasaran, dan distribusi.

Pakpahan dan Suhartini (1989) menyebutkan bahwa pada dasarnya diversifikasi pangan
mencakup tiga lingkup pengertian yang saling berkaitan, yaitu diversifikasi konsumsi pangan,
diversifikasi ketersediaan pangan, dan diversifikasi produksi pangan. Kedua penulis tersebut
menterjemahkan konsep diversifikasi dalam arti luas, tidak hanya aspek konsumsi pangan tetapi
juga aspek produksi pangan. Pakpahan dan Suhartini (1989) menetapkan konsep diversifikasi
hanya terbatas pangan pokok, sehingga diversifikasi konsumsi pangan diartikan sebagai
pengurangan konsumsi beras yangdikompensasi oleh penambahan konsumsi bahan pangan non-
beras.

3. Pengolahan Hasil Pertanian

Pengolahan hasil pertanian adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil


pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk
kegiatan tersebut. Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui
perlakuan fisik atau kimia, penyimpanan dan distribusi. Produk pengolahan hasil pertanian ini
dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri
lainnya.

Produk pertanian bersifat mudah rusak dan lebih cepat mengalami penurunan mutu,
sehingga harga jual di pasaran cenderung menjadi rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu
dilakukan penerapan teknologi pengolahan hasil pertanian. Dalam perkembangannya, teknologi
pengolahan hasil pertanian di samping digunakan untuk mengurangi kerusakan juga untuk
memperkaya zat gizi dan juga untuk merubah sifat bahan pangan sehingga sesuai dengan selera
konsumen.

Kemampuan mengolah produk hasil pertanian masyarakat di Indonesia umumnya masih


rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sebagian besar komoditas pertanian yang diekspor merupakan
bahan mentah dengan indeks retensi pengolahan sebesar 71-75%. Angka tersebut menunjukkan
bahwa hanya 25-29% produk pertanian Indonesia yang diekspor dalam bentuk olahan. Kondisi ini
tentu saja memperkecil nilai tambah yang diperoleh dari ekspor produk pertanian, sehingga
10

pengolahan lebih lanjut menjadi tuntutan bagi perkembangan agroindustri di era global ini.

Seiring majunya dunia teknologi menambah kemudahan dalam kehidupan diantaranya


dalam hal pengolahan bahan pangan. Bukan hanya bahan yang setengah jadi saja yang dapat
diolah namun bahan-bahan segar dapat diolah menjadi panganan yang lebih awet dan lebih praktis
untuk disajikan misalnya tepung, aneka kue, sirup, manisan, permen danmasih banyak produk
hasil olahan lainya. Untuk mempertahankan keawetan dan kemudahan dalam menyimpan serta
praktis saat disajikan, tentunya diperlukan teknologi tepat guna untuk mengolah bahan pangan
agar memiliki nilai tambah. Dalam memilih teknologi tepat guna yang digunakan dalam
pengolahan hasil pertanian, maka perlu memperhatikan faktor-faktor di bawah ini:
a. Sesuai dengan bahan baku yang tersedia
b. Produk hasil olahan mempunyai prospek pasar yang baik/besar
c. Pengoperasian alat tidak sulit
d. Mudah merawat dan memperbaiki alat
e. Spesifikasi alat
f. Peralatan pengolahan sebaiknya multi fungsi
g. Tidak memerlukan biaya yang tinggi

B. Langkah – Langkah Diversifikasi pangan


Langkah langkah diversifikasi pangan diantaranya adalah:

1. Pemberian motivasi yang dilakukan oleh lembaga kepada masyarakat

Pada hal ini, pemberian motivasi ditujukan untuk memberikan perhatian lebih dari
masyarakat terhadap pelaksanaan inovasi yang akan dilaksanakan seperti hal apa yang banyak di
produksi di suatu tempat atau di suatu daerah sehingga hal tersebut bisa menjadikan kekuatan dari
daerah tersebut. Pemberian motivasi ini dilakukan untuk mengajak masyarakat untuk bisa
berpartisipasi dalam melaksanakan inovasi seperti adanya pelaksanaan pemberdayaan untuk
meningkatkan harga jual dari suatu bahan bakuseperti contoh sederhana dan yang paling banyak
dilakukan adalah dari kentang yang dimana harga kentang utuh sebelum di produksi sekitar Rp.
4000 per kilo sedangkan dengan adanya pengolahan produk baru yang berbahan dasar kentang
maka bisa menaikan harga pasar yang dari awalnya Rp. 4000 menjadi Rp. 15000 – Rp. 30000 per
kilo dalam hal ini lembaga bisa menarik perhatian dan bisa memberikan dorongan bahwa
11

masyarakat tertarik akan hal itu.

2. Perekrutan

Setelah adanya pemberian motivasi yang diberikan oleh lembaga dan mendapatkan respon
positif dan banyak yang tertarik akan hal itu, maka langkah selanjutnya dilaksanakan perekrutan
bagi siapa saja warga masyarakat yang ingin bergabung untuk mengikuti pemberdayaan ini.
Perekrutan dilakukan untuk menjadikan warga masyarakat sebagai warga belajar yang akan
mendapatkan pelmberdayaan dalam pengolahan hasil pertanian tersebut.

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan pemberdayaan dilaksanakan menggunakan berbagai cara dalam pelaksanaan


pembelajaran seperti didalam kelas, pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan cara tutor atau
fasilitator memberikan berbagai macam materi yang berkaitan dengan pengolahan inovasi dari
hasil pertanian tersebut yang dimuat dalam modul yang isinya merupakan teori-teori yang akan
dipelajari dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Lalu, setelah selesai di kelas,
pembelajaran d i l a k u k a n d e n g a n m e m b e r i k a n p e n y u l u h a n dimana tutor atau
fasilitator memberikan contoh dalam pembuatan produk yang dimana itu merupakan sebuah
inovasi dalam sebuah bahan baku sehingga bisa diamati langsung oleh warga belajar dari mulai
perencanaan pembuatan, persiapan hal apa yang harus dikerjakan sampai kepada tahap
pengemasan dan bahkan bisa sampaipada tahap pemasaran.

4. Evaluasi

Setelah seluruh kegiatan sudah dilaksanakan, maka akan adanya evaluasi yang dimana ini
merupakan acuan sejauh mana warga belajar mengerti serta sejauh mana warga belajarpaham akan
materi yang sudah diberikan. Hal ini, bisa dilakukan dengan melaksanakan uji kompetensi
langsung secara teori sehingga dengan begitu, kemampuan warga belajar bisa terus ditingkatkan
serta bisa memberikan inovasi-inovasiyang lain terhadap bahan yang sudah diolah.

C. Cara pengolahan Hasil Pertanian

Teknologi pengolahan hasil pertanian adalah kegiatan yang memanfaatkan hasilpertanian


sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.
Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimia,
penyimpanan dan distribusi. Produk pengolahan hasilpertanian ini dapat merupakan produk akhir
12

yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya.

Produk pertanian bersifat mudah rusak dan lebih cepat mengalami penurunan mutu,
sehingga harga jual di pasaran cenderung menjadi rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu
dilakukan penerapan teknologi pengolahan hasil pertanian. Dalam perkembangannya, teknologi
pengolahan hasil pertanian di samping digunakan untuk mengurangi kerusakan juga untuk
memperkaya zat gizi dan juga untuk merubah sifat bahan pangan sehingga sesuai dengan selera
konsumen.

Pemberian materi yaitu salah satunya cara mengelolan hasil pertanian dengan cara
pengawetan, dengan langkah sebagai berikut:

1. Dibersihkan terlebih dahulu

2. Setelah itu dikeringkan secara alami atau bisa dengan menggunakan teknologi

3. Diawetkan dan diberi bahan kimia atau pengawet agar dapat tahan lama.

Teknologi yang digolongkan sebagai teknologi pengolahan hasil pertanian antara lain ;
fermentasi, oksidasi, ekstraksi buah, ekstraksi rempah, destilasi, dan sebagainya. Sedangkan tahap
pengolahan lebih lanjut yaitu penerapan pengubahan (kimiawi, biokimiawi, fisik) pada hasil
pertanian menjadi produk dengan nilai ekonomi yang lebihtinggi. Produk-produk yang dihasilkan
ada yang dapat digunakan secara langsung dari sejak tahap awal, seperti rempah rempah, sari
buah dan lainnya, serta ada pula yang menjadi bahan baku untuk industry lainnya, seperti industri
makanan, kimia dan farmasi.

1. Pra Rencana
a. Pengumpulan dan Pengolaan Data
Secara geograpis Desa Cisayong terletak di sebelah Barat Kecamatan Cisayong, dengan
jarak membentang Utara Selatan sepanjang 1,5 km dan arah Barat Timur 2 km. Luas keseluruhan
sebesar 243,05 Ha. Desa Cisayong merupakan salah satu dari 13 Desa di Wilayah Kecamatan
Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Kantor Desa Cisayong berjarak 2000 m dari Kantor Kecamatan,
20 km dari ibu kota kabupaten dan 200 km dari ibu kota provinsi. Batas- Batas Desa Cisayong
meliputi :
13

Sebelah Utara : Desa Sukasetia dan Desa Cikadu

Sebelah Timur : Desa Sukajadi

Sebelah Selatan: Desa Indrajaya, Kecamatan Sukaratu

Sebelah Barat: Desa Santanamekar

b. Diagnosis dan Prognosis Keadaan

Diagnosis : Kurangnya pemanfaatan bahan hasil pertanian oleh masyarakat sekitar.


Kurangnya pemanfaatan lahan kosong disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya;

1. Kurang adanya kesadaran masyarakat untuk mengelola hasil pertanian menjadibahan pangan
dengan melakukan Diversifikasi Pangan agar membantu pertumbuhan ekonomi baik dalam
keluarga maupun desa tersebut.

2. Tidak adanya pihak yang membantu memberikan arahan kepada masyarakat dalam
pengolahan hasil pertanian tersebut

3. Tidak adanya modal atau dana untuk membeli kebutuhan dalam mengelola hasil pertanian
menjadi bahan pangan tersebut.

Prognosis : Diharapkan dengan adanya program ini bisa membantu masyarakat dalam
memanfaatkan hasil pertanian yang ada disekitarnya. Dengan program ini juga masyarakat akan
lebih mengetahui cara dengan diberikan arahan terlebih dahulu tentang langkah langkah
Diversifikasi Pangan dalam mengelola hasil pertanian. Dengan program ini juga masyarakat akan
lebih bisa meningkatkan taraf perekonomian baik dalam lingkup keluarganya maupun desa
tersebut.

c. Perumusan Kebijakan

Kebijakan Pemerintah tentang pemberdayaan masyarakat secara tegas tertuang dalam


GBHN Tahun 1999 dan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam GBHN
tahun 1999, khususnya didalam “Arah Kebijakan Pembangunan Daerah” antara lain dinyatakan
“mengembangkan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab dalam rangka
pemberdayaan masyarakat, lembaga ekonomi, lembaga politik, lembaga hukum, lembaga
14

keagamaan, lembaga adat dan lembaga swadaya masyarakat serta seluruh potensi masyarakat
dalam wadah NKRI”.

d. Memilih sasaran

Alasan memilih warga sekitar yaitu :

1. Agar warga sekitar desa Cisayong mempunyai pendapatan atau penghasilan untuk membantu
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

2. Memilih warga sekitar tanpa memandang gender, namun sangat disarankan yang berusia
sesuai dengan usia kerja, dan memiliki minat khusus terhadap pengolahanpertanian

2. Merumuskan Rencana

Ada beberapa rencana yang akan dilaksanakan;

1. Pemberdayaan dilaksanakan 4 hari dalam seminggu dilaksanakan selama 2 bulan


2. Pemberdayaan berfokus pada keterampilan dalam bidang pertanian dan pengolahanbahan
pangan
3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat
4. Perencanaan kegiatan

3. Perician Rencana

a. Pemberdayaan dilaksanakan satu kali

Kegiatan pemberdayaan pengolahan hasil tani dilaksanakan satu pertemuan dengan


pemberian materi. Diharapkan dengan diadakan pertemuan ini masyarakat lebih mudah untuk
menyerap materi yang diberikan oleh tutor.

b. Pemberdayaan berfokus pada keterampilan dalam bidang pertanian dan pengolahan


bahan pangan

Penduduk Desa Giri Mukti mayoritas bekerja sebagai petani, dan wilayahnya juga bagus
untuk mengembangkan pertanian. Namun masyarakat yang mengerti akan ilmu pertanian sedikit,
an dapat mengelola hasil taninya hanya sedikit yang lainnya hanya mengikuti. Untuk itu, desa
tersebut memerlukan tutor yang mengerti akan ilmu pertanian dan pengolahan bahan pangan agar
15

masyarakat bisa menggali poteni sumber daya dengan maksimalkan hasil tani yang ada.

c. Meningkatkan taraf hidup masyarakat

Masa panen padi hanya 2 kali dalam satu tahun. Dalam masa menungu panen tersebut
banyak masyarakat yang menganggur. Tidak jarang juga masyarakat di desa tersebut yang
berpendidikan rendah, dan keterampilan yang kurang maka dari itu pihak desa membantu agar
pengetahuan masyarakat bertambah dengan melalui pembedayaan dan keterampilan ini.
Diharapkan masyarakat umum dapat menerima dengan baik adanya program pemberdayaan ini.

4. Evaluasi Rencana

Setelah perencanaan telah diimplementasikan, maka diperlukan evaluasi program agar


ketika ada kekurangan didalam program dapat dibenahi kembali dan bisa berjalan kembali secara
optimal dan dapat mencapai tujuannya. Program telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan,
tetapi memiliki beberapa hambatan yang terjadi dan bisa dibenahi dengan berbagai tambahan
bahan ataupun dengan pengolahan kembali produk yang akan dibuat. Permasalahan terjadi karena
adanya kekeliruan dalam memberikan takaran bahan serta kurangnya dalam proses pengadonan
sehingga kurang maksimalnya produk yang sudah diolah. Dalam proses evaluasi ini, dilakukan
dengan cara melakukan sebuah uji kompetensi yang dilakukan kepada semua warga belajar
sehingga bisa mengukur sepaham apakah mereka dengan hasil yang telah dibuat dan telah
dipelajari setelah 2 bulan lamanya dan diharapkan bisa menjadi sebuah peluang usaha di daerah
tempat tinggal mereka serta bisa menginovasikan kembali bahan pokok yang ada.
5. Perevisi dan Perencanaan Kembali

Pengolahan bahan ini bertujuan untuk memanfaatkan hasil tani yang ada, serta untuk
meningkatkan harga jual agar mendapatkan keuntungan yang tinggi. Masyarakat juga harus lebih
memperhatikan langkah langkah untuk dilakukannya Diversifikasi Pangan. Masyarakat juga harus
bisa bersosialisasi karena perbedaan umur dan gender serta angka dalam usia kerja di Desa Giri
Mukti. Yang mengikuti kegiatan pemberdayaan ini hanya sedikit, 25 orang saja. Semakin banyak
anggota pemberdayaan pasti akan semakin maju pula desanya, dan akan meningkatkan taraf hidup
keluarga.

D. Aspek-aspek Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat sebagaimana telah tersirat dalam definisi yang diberikan,
ditinjau dari lingkup dan obyek pemberdayaan mencakup beberapa aspek, yaitu:
16

1) Peningkatan kepemilikan aset (sumberdaya fisik dan finansial) serta kemampuan (secara
individual dan kelompok) untuk memanfaatkan aset tersebut demi perbaikan kehidupan mereka.

2) Hubungan antar individu dan kelompoknya, kaitannya dengan pemilikan aset dan kemampuan
memanfaatkannya.

3) Pemberdayaan dan reformasi kelembagaan.

4) Pengembangan jejaring dan kemitraan-kerja, baik di tingkat lokal, regional, maupun global.

A. Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat Upaya pemberdayaan masyarakat perlu


memperhatikan sedikitnya 4 (empat) unsur pokok, yaitu:

1) Aksesibilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan baru kaitannya dengan:


peluang, layanan, penegakan hukum, efektivitas negosiasi dan akuntabilitas.

2) Keterlibatan atau partisipasi yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan bagaimana
mereka terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan.

3) Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan yang


dilakukan dengan mengatas-namakan rakyat.

4) Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerjasama, mengorganisir


warga masyarakat, serta mobilisasi sumberdaya untuk memecahkan masalah-masalah yang
mereka hadapi.

B. Syarat Tercapainya Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Untuk mencapai tujuan-tujuan


pemberdayaan masyarakat terdapat tiga jalur kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu:

1) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk


berkembang. Titik tolaknya adalah, pengenalan bahwa setiap manusia dan masyarakatnya
memiliki potensi (daya) yang dapat dikembangkan.

2) Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mandorong, memberikan
motivasi dan mebangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya, serta berupaya untuk
engembangkannya.

3) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering).


17

C. Penguatan Kapasitas Masyarakat

Penguatan kapasitas adalah proses peningkatan kemampuan individu, kelompok, organisasi dan
kelembagaan yang lain untuk memahami dan melaksanakan pembangunan dalam arti luas secara
berkelanjutan. Dalam pengertian tersebut, terkandung pemahaman bahwa:

1. Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan (individu, kelompok, organisasi dan
kelembagaan yang lain) untuk menunjukkan/memerankan fungsinya secara efektif, efesien
dan berkelanjutan.

2. Kapasitas bukanlah sesuatu yang pasif, melainkan proses yang berkelanjutan.

3. Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia merupakan pusat pengembangan kapasitas.

4. Yang dimaksud dengan kelembagaan, tidak terbatas dalam arti sempit (kelompok,
perkumpulan atau organisasi), tetapi juga dalam arti luas, menyangkut perilaku, nilai-nilai dll.

Penguatan kapasitas untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat tersebut, mencakup


penguatan kapasitas setiap individu (warga masyarakat), kapasitas kelembagaan (organisasi dan
nilai-nilai perilaku), dan kapasitas jejaring (networking) dengan lembaga lain dan interaksi
dengan sistem yang lebih luas.

Sejalan dengan pemahaman tentang pentingnya pemberdayaan masyarakat, strategi


pembangunan yang memberikan perhatian lebih banyak (dengan mempersiapkan) lapisan
masyarakat yang masih tertinggal dan hidup di luar atau di pinggiran jalur kehidupan modern.
Strategi ini perlu lebih dikembangkan yang intinya adalah bagaimana rakyat lapisan bawah
(grassroots) harus dibantu agar lebih berdaya, sehingga tidak hanya dapat meningkatkan kapasitas
produksi dan kemampuan masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki, tetapi juga
sekaligus meningkatkan kemampuan ekonomi nasional.

Upaya pemberdayaan masyarakat perlu mengikutsertakan semua potensi yang ada pada
masyarakat. Dalam hubungan ini, pemerintah daerah harus mengambil peranan lebih besar
karena mereka yang paling mengetahui mengenai kondisi, potensi, dan kebutuhan
masyarakatnya.

D. Obyek Pemberdayaan Masyarakat

Obyek atau target sasaran pemberdayaan dapat diarahkan pada manusia (human) dan
18

wilayah/kawasan tertentu. Pemberdayaan yang diarahkan pada manusia dimaksudkan untuk


19

menaikkan martabatnya sebagai makhluk sosial yang berbudaya dan meningkatkan derajat
kesehatannya agar mereka dapat hidup secara lebih produktif. Upaya ini dilakukan melalui
serangkaian program penguatan kapasitas.

Dalam kerangka perencanaan, penentuan kelompok sasaran pemberdayaan masyarakat


dapat dilakukan dengan pendekatan umum (universal) dan pendekatan khusus (ideal). Dalam
pendekatan universal, pemberdayaan diberikan kepada semua masyarakat. Keuntungan dari
pendekatan ini mudah untuk diterapkan, namun kejelekan pendekatan ini adalah adanya
disparitas atau kesenjangan pemahaman yang cukup tinggi. Sedangkan pendekatan ideal,
menekankan bahwa pola pemberdayaan yang sesuai dengan klasifikasi strata masyarakat.

Syarat yang harus dipenuhi adalah kelengkapan indikator dan kejelasan mengenai kriteria
materi pemberdayaan.

E. Indikator Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat

Indikator keberhasilan yang diakai untuk mengukur pelaksanaan program-program pemberdayaan


masyarakat mencakup:

1) Jumlah warga yang secara nyata tertarik untuk hadir dalam tiap kegiatan yang dilaksanakan.

2) Frekuensi kehadiran tiap-tiap warga pada pelaksanaan tiap jenis kegiatan.

3) Tingkat kemudahan penyelenggaraan program untuk memperoleh pertimbangan atau


persetujuan warga atas ide baru yang dikemukakan.

4) Jumlah dan jenis ide yang dikemukakan oleh masyarakat yang ditujukan untuk kelancaran
pelaksanaan program.

5) Jumlah dana yang dapat digali dari masyarakat untuk menunjang pelaksanaan program
kegiatan.

6) Intensitas kegiatan petugas dalam pengendalian masalah.

7) Meningkatkan kapasitas skala partisipasi masyarakat.

8) Berkurangnya masyarakat yang menderita.


20

9) Meningkatnya kepedulian dan respon terhadap perlunya peningkatan mutu hidup.

10) Meningkatkan kemandirian masyarakat.

F. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Strategi pemberdayaan pada dasarnya mempunyai tiga arah. Pertama. pemihakan dan
pemberdayaan masyarakat. Kedua, pemantapan otonomi dan pendelegasian wewenang dalam
pengelolaan pembangunan yang mengembangkan peran serta masyarakat. Ketiga, modernisasi
melalui penajaman arah perubahan struktur sosial ekonomi, budaya dan politik yang bersumber
pada partisipasi masyarakat.

E. 10 Patokan Penmas
10 patokan dikmas yaitu :

1. Warga belajar

Warga belajar merupakan anggota masyarakat yang ikutdalam satu kegiatan pembelajaran.
Mengapa tidak digunakan istilah peserta didik, murid,siswa ? hal ini dikarenakan pendidikan
masyarakat memiliki konotasi bahwa anggota masyarakat tersebut sebatas penerima tidak jadi
pemilik atau penetu, kurang terlihataspek keterlibatan, sedang dalam kegiatan PLS warga belajar
turut aktif dalam menentukan apa yang diinginkannya untuk dipelajari. Istilah warga merupakan
bahwa anggota masyarakat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran. Pada
program ini warga belajarnya adalah ibu rumah tangga, yang dominan tidak memiliki kegiatan
dalam sehari-hari.

2. Sumber belajar

Sumber belajar merupakan warga masyarakat yang memiliki kelebihan baik dibidang
pengetahuan atau keterampilan, sikap dan mampu serta mau mengalihkan apa yang dimilikinya
pada warga belajar melalui proses pembelajaran. Sumber belajar adalah orang yang merasa
memiliki tanggungjawab untuk meningkatkan kemampuan manusia yang ada dilingkungannya.
Sumber belajar bukan hanya mereka yang memiliki ijazah pada tingkat pendidikan tertentu, tetapi
mereka yang tidak sekolah sekalipun, tetapi memiliki keunggulan tersebut pada orang lain dapat
21

menjadi sumber belajar. Sumber belajar dalam KWT mengambil dari salah satu narasumber dari
lembaga pertanian di setiap daerah.

3. Pamong belajar

Pamong belajar merupakan warga masyarakat yang membina, membimbing, mengarahkan


dan mengorganisir program pemberdayaan masyarakat disekitarnya. Pamong belajar yang akan
menjamin terjadinya proses pembelajaran bagi warga belajar yang telah memutuskan untuk
mengikuti program tertentu. Pamong belajar adalah mereka yang bertempat tinggaldisekitar warga
belajarsehingga warga belajar sehingga mereka mudah berkomunikasi dan saling mendukung;
pamong belajar bukan petugas structural pemerintahan, tetapi petugas yang diterima oleh warga
belajar sebagai pembimbing mereka.

4. Sarana belajar

Sarana belajar adalah bahan dan alat yang ada di lingkungan masyarakat yang dapat
digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Sarana belajar dalam wujudnya dapat
berbentuk buku, bangunan, kekayaan alam, hewan, tumbuhan, dan apasaja yang apabila dipelajari
dapat menambah dan meningkatkan wawasan dan pengetahuan warga belajar.

Terdapat sarana belajar yaitu penyiangan, paralon, pupuk organic, pupuk kandang, obat
pengendali hama, pestisida, insektisida.

5. Tempat belajar

Tempat belajar yaitu suatu tempat yang memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat
berlangsungnya proses pembelajaran. Tempat belajar pendidikan masyarakat tidak harus terpaku
diruangan namun bisa dimana saja yang dianggap layak dijadikan sebagai tempat pembelajaran,
contohnya seperti di alam, rumah, kelas maupun di masjid. Karena ini berhubungan dengan
pemanfaatan lahan kosong, jadi tempat belajarnya di lahan kosong, atau lahan khusus untuk
budidaya sayuran.

6. Dana belajar

Dana belajar yaitu uang atau materi lainnya yangdapat digunakan untuk membeli
peralatan, sarana prasarana dan kebutuhan lainnya demi menunjang kegiatan pembelajaran
22

sehingga dapat
23

berjalan dengan baik dan dibantu fasilitas yang layak. Dana bisa didapat dari pemerintahan, tokoh
masyarakat, pengusaha di lingkungan dimana warga belajar tinggal maupun bersumber dari warga
belajar itu sendiri. Dana belajar pada program ini berasal dari dana desa dan kas setiap pertemuan,
ditambah dengan penghasilan setiap panennya.

7. Ragi belajar

Rangsangan yang diberikan kepada warga belajar berupa motivasi, inspirasi dan
pengetahuan serta keterampilan untuk membangkitkan semangat warga belajar sehingga proses
pembelajaran terjadi tanpa paksaan atau gertakan tetapi terjadi karena inisiatif sendiri. Ragi
belajarnya; dapat membantu perekonomian keluarga dan meningkatkan tarafmasyarakat.

8. Kelompok belajar

Sejumlah warga belajar yang terdiri dari 5-10 orang yang berkumpul dalam satu kelompok,
memiliki tujuan dan kebutuhan yang sama, dan bersepakat untuk saling membelajarkan.
Kelompok inilah bersama sumber belajar dan pamong belajar untuk menentukan tempat dan
waktu berlangsungnya proses pembelajaran.

9. Program belajar

Serangkaian kegiatan yang mencerminkan tujuan, isi pembelajaran, cara pembelajaran,


waktu pembelajaran atau sering disebut dengan garis besar kegiatan belajar. Program disusun
berdasarkan kebutuhan warga belajar, sehingga arga belajar menjadi pemilik dari program
tersebut. Program pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan warga belajar akan
menyebabkan kejenuhan dan meninggalkan program. Program belajar tidak diatur, dipaksakan
oleh orang lain, tetapi tumbuh dari keinginan dan kebutuhan warga belajar. Utnuk menjamin mutu
setiap program disusun acuan terendah yang harus dicapai setelah menyelesaikan program.
Program belajarnya berupa pemberdayaan kelompok wanita tani.

10. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan serangkaian pengetahuan, keterampilan da sikap yang dikuasai


warga belajarsetelah proses pembelajaran dilalui dalam kurun waktu tertentu.Kebermaknaan hasil
belajar bagi peningkatan mutu hidup dan kehidupan warga belajar menjadi patokan keberhasilan.
24

Hasil belajar yang dapat memperbaiki kehidupan

F. Metode
1. Metode ceramah untuk memberikan pemahaman- pemhaman secara langsung kepada
warga belajar terhadap materi pemberdayaan atau penyuluhan yang diberikan.
2. Metode diskusi metode ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana ide-ide atau
inovasi dari warga belajar menggunakan bahan baku yang akan digunakan dalam
pengolahan pangan

G. Sasaran
Sasaran atau peserta
Peserta : Warga masyarakat sekitar
Jumlah : 10 Orang
Kriteria :
- Wanita dan pria
- Usia kerja
- Memiliki minat khusus terhadap pengolahan pertanian

H. Fasilitator
Fasilitator dalam suatau pemberdayaan sebaiknya dalam suatu tim yang terkoordinasi.
Beberepa persyaratan kualifikasi fasilitator :

1) Menguasai materi
2) Terampil menggunakan metodelogi
3) Kemampuan menegendalikan peserta dan waktu

Maka dari itu seseorang yang cocok menjadi fasilitator adalah; lulusan tata boga atau
lulusan yang mumpuni.

I. Sarana dan Prasarana belajar


1. Sarana belajar/media belajar antara lain
a. Bahan belajar (modul)
b. Alat tulis
c. Laptop
25

d. Infocus dan Proyektor


2. Fasilitas/prasarana belajar, antara lain:
a. Meja
b. Tempat belajar
c. Kursi

J. Waktu dan Tempat


Waktu: 1 hari penyuluhan (Senin, 14 Maret 2022
pukul 09.00-12.00)
Tempat: Di desa Cisayong, Kecamatan Cisayong,
Kabupaten Tasikmalaya
K. Langkah Kegiatan
Langkah-langkah kegiatan tersebut terbagi dalam tahap-tahap berikut ini:

1. Tahap persiapan
a. Penyusunan desain kegiatan
Program kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan masyarakat mengenai diversifikasi pangan dalam
program kursus dan keterampilan pengolah dan hasil pertanian berbasis potensi lokal.

b. Rekruitemen peserta dan fasilitator

Recruitment peserta dan fasilitator diawali dari melaksanakan pendaftaran dan


menyeleksi para peserta dan fasilitator yang sesuai dengan kriteria

c. Konsolidasi penyelenggara dan fasilitator

Melakukan konsolidasi pada penyelenggara dan fasilitator agar pelaksananprogram bisa


terlaksana dengan baik dan sesuai harapan.

d. Penyiapan sarana dan prasarana

Menyiapkan segala kebutuhan saran dan prasarana untuk program ini.


26

e. Pengorganisasian kegiatan
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan materi pada peserta penyuluhan dan pemberdayaan
3. Tahap evaluasi
Setalah melakukan kegiatan lalu ada evaluasi pasca kegiatan yang dimana para warga
belajar dievaluasi melalui uji kompetensi.

L. Biaya
No. Keterangan Satuan Jumlah Harga ( Rp) Nilai )Rp)

I Bahan Habis Pakai

Air Mineral Dus 5 20.000 100.000

Konsumsi Sosialisasi Paket 5 30.000 150.000

Konsumsi Rapat Tim Paket 5 45.000 225.000

ATK Paket 1 100.00 100.000

Jumlah Sub Total I 575.000

II Peralatan Penunjang

Blender Buah 3 150.000 450.000

Oven Listrik Buah 2 6.000 1.200.000

Wajan Buah 3 80.000 160.000

Loyang Buah 15 40.000 600.000

Meja Buah 8 150.000 1.200.000

Saringan Buah 3 10.000 30.000

Etalase Buah 1 1.200.000 1.200.000


27

Sarung tangan Buah 4 25.000 100.000

Kursi Buah 25 55.000 1.375.000

Jumlah Sub Total II 6.315.000


28

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan pelaksanaan diversifikasi pangan dalam pemberdayaan masyarakat pengolahan
hasil pertanian berbasis potensi lokal ini dilaksanakan di Desa Cisayong pada hari Senin, 14 Maret
2022. Diversifikasi pangan adalah suatu cara untuk mengadakan lebih dari satu jenis
barang/komoditi yang dikonsumsi. Di bidang pangan, diversifikasi memiliki dua makna, yaitu
diversifikasi tanaman pangan dan diversifikasi konsumsi pangan. Kedua bentuk diversifikasi
tersebut masih berkaitan dengan upaya untuk mencapai ketahanan pangan. Tujuan dari kegiatan
ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat mengenai
diversifikasi pangan pengolahan hasil pertanian yang berbasis potensi lokal. Selain itu untuk
meningkatkan motivasi, partisipasi, dan aktivitas masyarakat dalam diversifikasi pangan
pengolahan hasil pertanian yang berbasis potensi lokal.

B. Saran
Kami menyadari betul proposal yang membahas Pelaksanaan Diversifikasi Pangan Dalam
Program PemberdayaanMasyarakat Hasil Pertanian Berbasis Potensi Lokal. Namun, pelaksanaan
diversifikasi pangan dalam program kursus dan keterampilan pengolahan hasil pertanian berbasis
potensi lokal” ini masih belum sepenuhnya telah dibahas dengan rinci. Adanya program
pemberdayaan ini diharapkan bisa masyarakat bisa lebih memahami bagaimana diversifikasi
pangan pengolahan hasil pertanian yang berbasis potensi lokal serta menambah keterampilan dan
pengetahuan mengenai hal tersebut. Maka kami membutuhkan saran dan kritik agar program yang
akan kami jalankan bisa berjalan lancar dan sesuai dengan harapan.
29

DAFTAR PUSTAKA

Bengkulu, B. (2016, April 18). Berita Prospek Pengolahan Hasil Produk Pertanian. Retrieved
from Prospek Pengolahan Pertanian:
https://bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita/844-pengolahan-hasil-
pertanian

Rahayu, N. S. (n.d.). UPAYA PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PANGAN LOKAL


BERBASIS MASYARAKAT MENUJU PANGAN UNGGULAN DAERAH DI
KABUPATEN KLATEN. pp. 103-117.

Anda mungkin juga menyukai