Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) II

DI DESA DRIEN KIPAH KECAMATAN TANGAN TANGAN


KABUPATEN ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH

OLEH:

AMELIA PUTRI AZIZAH


NIRM. 01.01.20.171

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) II yang merupakan program kurikuler yang wajib dilaksanakan
mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Medan. Laporan
PKL II ini penulis buat sebagai bahan acuan pelaksanaan PKL II yang akan
dilaksanakan di Desa Drien Kipah Kecamatan Tangan Tangan Kabupaten Aceh
Barat Daya Provinsi Aceh.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya ditujukan kepada:
1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian
Medan.
2. Tience Elizabeth Pakpahan, SP., M.Si selaku ketua Jurusan Pertanian
3. Yusra Muharami Lestari, M.SP selaku Dosen Pembimbing Internal.
4. Alkausar SP. selaku Kepala Koordinator BPP Tangan Tangan sekaligus
Pembimbing Eksternal.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Namun penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena iu, penulis mengharapkan kritik, saran dan solusi yang
membangun sehingga laporan ini dapat lebih baik dan berguna kedepannya.
Demikian penyusunan laporan ini dibuat, kiranya dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Aceh Barat Daya, Juli 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan ........................................................................................................2
1.3 Manfaat ......................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................4
2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian ..............................................................4
2.2 Perencanaan Penyuluhan Pertanian ...........................................................4
2.3 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian ...........................................................9
2.4 Evaluasi Penyuluhan Pertanian ...............................................................13
III. METODE PELAKSANAAN .....................................................................17
3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................................17
3.2 Materi Kegiatan .......................................................................................17
3.3 Prosedur Pelaksanaan ..............................................................................22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................24
4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL II ............................................................24
4.2 Perencanaan Penyuluhan Pertanian .........................................................28
4.3 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian..........................................................30
4.4 Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian...........................................32
V. PENUTUP ...................................................................................................41
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................41
5.2 Saran ........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................43

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal


1. Perkembangan Kependudukan Desa Drien Kipah 2016 - 2022 .... 25
2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Drien Kipah Tahun 2022 .. 25
3. Jenis Mata Pencaharian Penduduk di Desa Drien Kipah 2022 ..... 26
4. Data Kelompok Tani Desa Drien Kipah 2022............................... 26
5. Rekapitulasi Nilai Rata – Rata Pre Test Pengetahuan Petani ........ 34
6. Rekapitulasi Nilai Rata – Rata Post Test Pengetahuan Petani ...... 34
7. Data Rekapitulasi Nilai PreTest dan Post Test Pengetahuan ......... 35
8. Data Rekapitulasi Responden........................................................ 37
9. Data Presentase Keterampilan Petani ............................................ 37
10. Rekapitulasi Data Responden........................................................ 38
11. Rekapitulasi Jawaban Respondend ............................................... 39

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal


1. Garis Kontinum Tingkat Pengetahuan Petani ...................... 19
2. Garis Kontinum Tingkat Penerapan Petani .......................... 21
3. Peta Desa Drien Kipah ......................................................... 24
4. Garis Kontinum Tingkat Pengetahuan Petani ...................... 36
5. Garis Kontinum Aspek Sikap ............................................... 40

iv
v
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyuluhan Pertanian merupakan suatu sistem pendidikan diluar sekolah
dan keluarganya dengan tujuan agar mereka mengetahui, mampu, dan mau, serta
berswadaya meningkatkan usahatani, untuk mengarah kepada kependapatan dan
kesejahteraan petani. (Rusdy dan Sunartomo.2020). Tugas pokok dari penyuluh
pertanian ialah menyuluh, kegiatan dalam menyuluh adalah menyiapkan,
melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi dan melaporkan kegaiatan
penyuluhan (dpkp.jambikota.go.id.2022), untuk meningkatkan kompetensi dan
kemampuan masyarakat pertanian sebaiknya dilaksankan pembangunan pertanian
yang membangun sumber daya manusia pertanian yang meliputi petani, nelayan
dan pengusaha pertanian, dikarenakan mereka adalah pelaku utama dan pelaku
usaha dalam kegiatan pertanian.
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan adalah salah satu
lembaga pendidikan penyuluhan pertanian untuk menciptakan penyuluh pertanian
yang handal dan profesional serta meningkatkan sumber daya manusia pertanian
dalam membangun pembangunan pertanian. Peran tersebut ditunjukkan melalui
berbagai kegiatan pendidikan dan pengajaran yang diarahkan pada empat sukses
pertanian. Salah satu kegiatan tersebut ialah pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) II. Praktik ini berorientasi pada kegiatan lapangan, pelatihan dan uji
kompetensi bagi mahasiswa yang bertindak sebagau fasilitator, motivator, dan
pelaksana dalam menyiapkan materi penyuluhan.
PKL II ini dirancang untuk menghasilkan tenaga penyuluh pertanian yang
berkompetensi sebagai penyuluh pertanian ahli, dan diharapkan dapat mengasah
kompetensi mahasiswa melalui kondisi nyata dilapangan sehingga mampu
menghasilkan penyuluh pertanian yang professional yang mendukung dalam
pembangunan pertanian. Pembangunan pertanian sebaiknya diikuti dengan
pembangunan sumber daya manusia yang meliputi petani-nelayan, pengusaha
pertanian, dan pedagang pertanian, hal ini perlu dilaksanakan agar kemampuan dan
kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat meningkat, karena mereka adalah
pelaku langsung kegiatan usaha pertanian. Sistem Penyuluhan Pertanian adalah

1
seluruh rangkaian pengembangan kemampuan pengetahuan, keterampilan, serta
sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan.
Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup (Permentan.2018). Tingkat keberhasilan penyuluhan dapat
diketahui dengan mengevaluasi hasil penyuluhan pertanian.
Identifikasi Potensi Wilayah disusun untuk acuan penyuluh melaksanakan
penyuluhan, dengan kelompok usaha, kelompok tani dan lainnya. Programa disusun
sebagai rencana pelaksanaan penyuluhan pertanian dengan menyatukan pendapat-
pendapat petani-nelayan dan masyarakat pertanian dengan program pembangunan
dan potensi wilayah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, masalah-masalah
serta cara pemecahannya yang disusun setiap tahunnya. Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh (RKTP) disusun untuk menjadi dasar pelaksanaan penyuluhan yang yang
disusun setiap tahunnya.
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting, dimana evaluasi
penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan kegiatan/
program penyuluhan, kinerja penyuluhan, mempertanggungjawabkan kegiatan
yang dilaksanakan, dan membandingkan antara kegiatan yang dicapai dengan
tujuan yang telah ditetapkan, dalam evaluasi ini akan di ukur sejauh mana tingkat
perubahan prilaku petani secara kognitif yang mencakup pengetahuan, pengertian,
penerapan, analisis, dan sintesis.

1.2 Tujuan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II bertujuan untuk memberikan
bekal kepada mahasiswa agar memiliki kompetensi penyuluh pertanian yang
profesional, meliputi aspek:
1. Pengetahuan yaitu, dengan menganalisis permasalahan pada kelompok
tani/gabungan kelompok tani, dan meningkatkan kemampuan dalam
merencanakan kegiatan penyuluhan.

2
2. Keterampilan yaitu, dengan merencanakan dan melaksanakan kegiatan
penyuluhan secara penyuluhan.
3. Sikap yaitu, dengan menumbuhkan jiwa penyuluh pertanian yang profesional.

1.3 Manfaat
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II diharapkan memberi manfaat
berupa:
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan menetapkan prioritas
permasalahan pada kelompok tani/gabungan kelompok tani.
2. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam merencanakan dan pelaku
usaha, serta menyusun instrumen penyuluhan.
3. Mewujudkan jiwa penyuluh pertanian yang profesional

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian


Istilah penyuluhan dalam Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “Suluh”
yang berarti pemberi terang di tengah kegelapan. Menurut Mardikanto (1993)
penyuluhan dapat diartikan sebagai proses penyebarluasan informasi yang
berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara berusahatani demi tercapainya
peningkatan pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarganya. Pengertian
penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan
proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan
yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan
dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa.
Menurut buku A.W. van den Ban dkk. (1999) menulis bahwa penyuluhan
merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara
sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa
membuat keputusan yang benar.
Menurut UU No.16 Tahun 2006 Tahun 2006 pengetian penyuluhan
pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar
mereka mengetahui, mampu dan mau menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, permodalan, teknologi dan sumberdaya lainnya,
untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan, kesejahteraan, dan efisiensi usaha
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup
(Mardikanto 2009). Proses belajar bersama untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi, tetapi untuk mengembangkan dan lebih mengembangkan semangat
belajar secara berkelanjutan dan mandiri.

2.2 Perencanaan Penyuluhan Pertanian


Perencanaan penyuluhan pertanian merupakan proses merinci dan
mengorganisasi program penyuluhan pertanian agar sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan yang hendak dicapai. Perencanaan penyuluhan pertanian merupakan
langkah kunci dalam membantu petani dan pelaku pertanian lainnya untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, sehingga mereka dapat

4
mengoptimalkan hasil pertanian mereka, sebelum dilaksanakannya kegiatan
penyuluhan pertanian perlu dilakukan beberapa perencanaan kegiatan penyuluhan
yaitu, kegaiatan identifikasi potensi daerah (IPW), pembuatan programa
penyuluhan pertanian, dan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP).
2.2.1 Identifikasi Potensi Wilayah
Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) dilaksanakan untuk mengetahui kondisi
permasalahan dan kebutuhan inovasi kelompok sasaran. Identifikasi Potensi
Wilayah (IPW) dilaksanakan untuk memperoleh data keadaan wilayah dan
agroekosistem dengan mengumpulkan data primer maupun data sekunder
(Herawati, dkk, 2019). Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) dan agroekosistem
dilaksanakan untuk memperoleh data keadaan wilayah serta ekosisitem dengan
menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh di lapangan
dari petani terkait, dengan menggunakan pendekatan PRA dan wawancara.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari monografi desa/ kecamatan/ BPP dan atau
dari sumber-sumber lain yang relevan.
Instrumen PRA yang digunakan terdiri dari:
1) Peta Potensi Desa
Peta potensi desa memuat seluruh potensi yang dimiliki; baik potensi SDA,
SDM, dan potensi lainnya. Peta ini harus mewakili keadaan sesungguhnya dan
mewakili kondisi permasalahan yang dihadapi.
2) Bagan Transek
Merupakan gambar peta penampang daerah tersebut yang dibuat secara
visual untuk menggambarkan kondisis topografi, vegetasi, dan kontur daerah yang
bersangkutan. Bagan transek menceritakan keadaan lingkungan fisik mulai dataran
yang tertinggi sampai dengan daerah terlandai.
3) Kalender Musim
Menggambarkan aktivitas musim tanam yang sering dilaksanakan di suatu
daerah/desa yang memuat jadwal tanam per tahun dari berbagai komoditas
pertanian yang ada di daerah tersebut.
4) Kalender Harian
Menggambarkan aktivitas harian dari seluruh petani yang ada di daerah
tersebut. Dibuat selengkap mungkin dengan memuat seluruh jenis aktivitas, dan

5
urutan waktu yang dilaksanakan secara harian. Kalender ini dibuat dengan diagram
lingkaran.
5) Diagram Venn
Menggambarkan hubungan intensitas dari berbagai lembaga yang ada di
daerah tersebut dengan keberadaan petani. Diagram ini akan tergambarkan
frekuensi hubungan dan tingkat intensitas yang dilaksanakan oleh petani secara
umum di daerah tersebut. Jika terdapat suatu irisan antara petani dengan suatu
lembaga tertentu, maka dapat dipastikan petani mempunyai hubungan yang kuat
dengan lembaga tersebut.
6) Pola Usaha tani
Menggambarkan kondisi atau kedaaan sistem usaha tani yang dilaksanakan
di daerah tersebut. Informasi yang dimuat dalam katagori ini harus bisa
mengidentifikasi keragaan sistem atau pola tanam, teknis budidaya yang dijalankan
dan adopsi teknologi yang digunakan. pelaku yang terlibat, juga dijelaskan lokasi
tujuan pemasaran dari komoditi tersebut.
7) Mata Pencarian
Menjelaskan jenis dan komposisi penduduk yang mempunyai jenis
pekerjaan tertentu.
8) Bagan Kecendrungan dan perubahan
Menjelaskan kecendrungan pola berusaha baik usaha tani maupun usaha
yang lainnya dari penduduk daerah tersebut selama kurun waktu 5 tahun terakhir.
Informasi yang digali apakah ada perubahan atau peralihan sektor lapangan kerja
selama kurun waktu tersebut. Bagan kecendrungan ini dibuat secara tabulasi
(Sujono, Mukhlis, 2017).
2.2.2 Programa Penyuluhan Pertanian
Programa penyuluhan pertanian merupakan rencana kegiatan
penyelenggaraan penyuluhan pada suatu wilayah kerja penyuluhan, dalam
penyusunan programa penyuluhan pertanian ini harus memperhatikan identifikasi
potensi wilayah (IPW), serta aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha, serta
pemangku kepentingan lainnya. Mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No.
03/Permentan/SM.200/1/2018 tentang pedoman penyelanggaraan penyuluhan,
programa penyuluhan pertanian merupakan arah, pedoman, dan alat pengendali

6
pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Secara lebih rinci
Peraturan Menteri Pertanian No. 47/Permentan/SM.010/9/2016 tentang pedoman
penyusunan programa penyuluhan pertanian membagi antara programa penyuluhan
pertanian Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dengan Programa penyuluhan
pertanian Kecamatan dan Desa/Kelurahan (Fauzan, 2019).
Penyusunan programa penyuluhan pertanian disebutkan bahwa programa
penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk
memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan
penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian tingkat desa atau kecamatan
merupakan salah satu wujud perencanaan partisipasi masyarakat.
Inti programa adalah rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang disusun
melalui sebuah lokal karya partisipatif berdasarkan potensi wilayah dan
masalah/kebutuhan petani serta dukungan instansi/pihak terkait. Isi dari programa
ini adalah kegiatan utama dalam penyuluhan pertanian yang akan dilaksanakan di
wilayah kerja penyuluhan pertanian selama satu tahun (Fauzan, 2019).
Programa penyuluhan pertanian nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
ialah program penyelenggaraan penyuluhan pertanian pemerintah, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota yang disusun secara sitematis, dengan
memperhatikan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha, serta pemangku
kepentingan lainnya sebagai arah dan pengendali dalam pencapaian
penyelenggaraan penyuluhan pertanian, sedangkan programa penyuluhan pertanian
kecamatan dan desa/kelurahan adalah perpaduan antara rencana kerja pemerintah
dengan aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha, serta pemangku kepentingan
lainnya yang disusun secara sistematis, sebagai alat pengendali pencapaian tujuan
penyuluhan.
Secara lebih spesifik programa penyuluhan pertanian kecamatan dan
desa/kelurahan memuat rencana kegiatan untuk perubahan perilaku yang berkaitan
dengan tingkat penerapan inovasi teknologi yang direkomendasikan dan rencana
kegiatan pendukung yang mempengaruhi keberhasilan usahatani (Kementerian
Pertanian, 2018).
Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian berdasarkan pada Undang-
undang Nomor 47/Permentan/SM.010/9/2016 yaitu bahwa programa penyuluhan

7
terdiri atas programa penyuluhan desa/kalurahan, atau unit kerja lapangan,
programa penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa
penyuluhan provinsi dan programa penyuluhan nasional. Unsur-unsur programa
penyuluhan pertanian meliputi data keadaan wilayah, tujuan, permasalahan dan
rencana kerja penyuluhan. Data keadaan wilayah mencakup potensi usaha petani,
produktivitas usahatani, lingkungan usahatani serta perilaku dan kebutuhan petani
dianalisis sesuai dengan RDK/RDKK.
Permasalahan mencakup masalah perilaku yang dituang dalam matriks
programa penyuluhan pertanian dan masalah non prilaku yang dituangkan dalam
matrik mengikhtiarkan kemudahan. Rumusan Tujuan mengacu pada prinsip
SMART (Specific, Measurable, Additionary, Realistis, Time Frame) dan
memperhatikan ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree).
Programa penyuluhan pertanian bertujuan untuk:
1) Sebagai arah, pedoman, dan tujuan yang kondusif dalam penyelenggaraan
penyuluhan.
2) Membangun kesediaan dan kesiapan para penyuluh pelaku utama dalam
penyelenggaraan penyuluhan.
3) Mengatur pendayagunaan tenaga, peralatan, sarana, dana, serta sumber- sumber
potensi yang ada.
4) Penyelenggaraan penyuluhan dapat dilaksanakan lebih efisien dan efektif.
5) Menjadi acuan dasar bagi para penyuluh untuk menyusun rencana kerja
penyuluhan.
6) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan biaya.
7) Melakukan perbaikan jika terjadi kekeliruan dalam perencanaan.
8) Menjaga kontinuitas pelaksanaan jika terjadi pergantian pelaksana.
9) Sebagai bahan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.
10) Untuk mempermudah penilaian hasil kegiatan.
2.2.3 Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP)
Rencana kerja penyuluhan pertanian adalah jadwal kegiatan yang disusun
oleh penyuluh pertanian berdasarkan programa penyuluhan pertanian setempat
yang mencantumkan hal-hal yang perlu disiapkan dalam berinteraksi dengan pelaku
utama dan pelaku usaha pertanian (Pujiana, 2018). Rencana Kerja Tahunan

8
Penyuluh Pertanian merupakan landasan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pada
tahun sedang berjalan atau tahun yang bersangkutan, juga dapat dipakai sebagai alat
kendali pelaksanaan evaluasi pencapaian kinerja PPL. Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh disusun oleh setiap PPL pada akhir tahun dan dilaksanakan di tahun
berikutnya (Pujiana, 2018), dalam menyusun RKTP penyuluh pertanian harus
melalui tahapan-tahapan yang bener.
Adapun tahapan penyusunan RKTP adalah:
1) Penyuluh pertanian harus menguasai programa penyuluh pertanian yang ada di
desa binaannya.
2) Dimana programa ini telah disusun melalui tahapan identifikasi potensi wilayah,
penyusunan RDK dan RDKK dan perumusan Programa oleh semua stake holder
(petani, penyuluh pertemuan, dan aparat desa).
3) Berdasarkan programa penyuluh pertanian menentukan rencana kerjanya selama
satu tahun. Rencana kerja ini merupakan langkah teknis dari programa dan
merupakan uraian kegiatan penyuluh yang lebih detail.
4) Kemudian penyuluh menyusun RKTP-nya dan mendiskusikan hasil penyusunan
RKTP-nya kepada petani tempat binaannya dan kemudian disahkan oleh kepala
BPP.
Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan (RKTP) tersebut dituangkan dalam
bentuk matriks yang berisi tujuan, masalah, sasaran, kegiatan/metoda, materi,
volume, lokasi, waktu, sumber biaya, pelaksana dan penanggung jawab.
1) Jadwal kegiatan terdiri dari waktu pelaksanaan, lokasi dan volume kegiatan.
2) Jenis kegiatan didasarkan pada tugas pokok dan bidang kegiatan penyuluhan,
programa penyuluhan setempat, indikator kinerja dari setiap kegiatan, indikator
kinerja kegiatan digunakan sebagai standar penilaian keberhasilan penyuluhan
bagi pelaku utama dan pelaku usaha dan penggunaan anggarannya, bahan –
bahan lain yang perlu dipersiapkan dalam rangka memfasilitasi dengan pelaku
utama dan pelaku usaha.

2.3 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian


Peraturan Menteri Pertanian 47/Permentan/SM.010/9/2016 Penyuluhan
Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar

9
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
2.3.1 Materi Penyuluhan
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah
penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya materi
penyuluhan pertanian. Materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang akan
disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Menurut UU Nomor 16
Tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, materi
penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai bahan penyuluhan yang akan
disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam
berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen,
ekonomi, hukumdan kelestarian lingkungan.
Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan
pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian. Verifikasi materi penyuluhan
pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial
ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Segala informasi pertanian
yang mencakup:
1) Pengalaman praktik para petani yang “lebih” berhasil baik dari wilayah yang
bersangkutan maupun dari luar wilayahnya yang mempunyai kondisi agroklimat
yang (hampir) serupa
2) Hasil-hasil pengujian, terutama dari pengujian lokal (local verification trials)
3) Saran rekomendasi yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang
keterangan pasar seperti, catatan harga hasil-hasil pertanian, penawaran dan atau
permintaan akan sarana produksi dan hasil pertanian dan lain-lain.
4) Berbagai kebijaksanaan dan atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah pusat dan daerah setempat yang berkaitan dengan sektor pertanian
seperti kebijaksanaan harga-dasar, peraturan tentang permohonan dan
pengembalian kredit dan lain-lain.

10
2.3.2 Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan pertanian merupakan cara penyampaian materi
penyuluhan pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka
mengetahui, mau dan mampu mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam melestarikan fungsi
lingkungan hidup (Imran.2019). Penentuan pendekatan metode penyuluhan yang
sesuai oleh penyuluh pertanian dapat mempengaruhi daya serap petani untuk
mengikuti program- program pemerintah (Memah, 2019).
Penggolongan metode penyuluhan pertanian berdasarkan pendekatan
kepada sasaran sebagai berikut.
1) Metode berdasarkan pendekatan perorangan
Metode ini, penyuluh berhubungan secara perorangan. Metode perorangan
atau personal approach sangat efektif digunakan dalam penyuluhan karena sasaran
dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari
penyuluh. Adapun jika dilihat dari segi jumlahnya sasaran yang ingin di capai,
metode ini kurang efektif karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk
menginjungi dan membimbing sasaran secara individu.
2) Metode Berdasarkan Pendekatan Kelompok
Metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan sasaran
penyuluhan secara kelompok. Metode pendekatan kelompok atau group approach
cukup efektif, dikarenakan petani atau peternak dibimbing dan diarahkan secara
kelompok untuk melakukan sesuatu kegiatan yang lebih proaktif atas dasar
kerjasama. Metode ini lebih menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan
balik, dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman
maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya.
Ciri khusus metode kelompok adalah menjangkau lebih banyak sasaran,
penyatuan pengalaman petani, memperkuat pembentukan sikap petani, pertemuan
dapat di ulang, dalam hal ini penyuluh berhubungan dengan kelompok sasaran,
contohnya sebagai berikut:
a. Pertemuan (di rumah, di saung, di balai desa, dan lain-lain)

11
b. Perlombaan
c. Demontrasi plot
d. Kursus tani
e. Musyawarah/diskusi kelompok/temu karya (Memah, 2019).
3) Metode Berdasarkan Pendekatan Massal
Metode pendekatan massal atau mass approach, sesuai dengan namanya,
metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak.
Dipandang dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, namun
terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran dan keingintahuan semata. Termasuk
dalam metode pendekatan massal antara lain adalah rapat umum, siaran radio,
kampanye, pemutaran film, penyebaran leaflet, folder atau poster, surat kabar dan
lain sebagainya, dalam hal ini penyuluh menyampaikan pesannya secara langsung
maupun tidak langsung kepada sasaran dengan jumlah banyak secara sekaligus
seperti:
a. Rapat (pertemuan umum)
b. Siaran pedesaan melalui Radio/TV
c. Pemuatan film/slide
d. Penyebaran bahan tulisan: (brosur, leaflet, folder, booklet dan sebagainya).
e. Pemasangan Foster dan Spanduk
2.3.3 Media Penyuluhan
Media penyuluhan dapat digunakan untuk mengemas informasi dan
teknologi yang akan disampaikan kepada petani sebagai pengguna teknologi
seperti, media cetak, media audio, media audio visual, media berupa obyek fisik
atau benda nyata. Salah satu media audio visual yang menggabungkan teknologi
audio dan visual adalah video yang dapat dikemas dalam bentuk VCD dan DVD.
Video mampu menjadi media yang dinamis dan menarik, mudah dibawa kemana-
mana, mudah digunakan dan dapat menjangkau audiens yang luas serta menarik
untuk ditayangkan (Yulida, dkk, 2018).
Media penyuluhan sebagai sarana komunikasi dalam kegiatan penyuluhan
sangat diperlukan, hal ini dilakukan guna membantu petani untuk lebih mudah
memahami informasi yang disampaikan oleh penyuluh. Media penyuluhan yang
digunakan haruslah dikemas sedemikian rupa. Media yang digunakan dalam

12
penyuluhan sangat beraneka ragam jenisnya. Jenis media penyuluhan berdasarkan
karakteristiknya dibagi menjadi media penyuluhan berupa media cetak, media
elektronik (seperti video), serta media penyuluhan yang berupa objek fisik atau
benda nyata yang mungkin ditemukan pada saat kegiatan penyuluhan dilakukan
dilapangan (Yulida, dkk, 2018), dengan penggunaan media diharapkan petani
sebagai sasaran penyuluhan dapat menerima dan mengerti serta memahami semua
yang disampaikan sesuai dengan maksud penyuluhan. Jenis-jenis media
penyuluhan sebagai berikut:
a. Media Cetak
b. Media Elektronik
c. Media Luar Ruangan

2.4 Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Evaluasi penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk memperbaiki
perencanaan kegiatan/program penyuluhan, dan kinerja penyuluhan,
mempertanggung jawabkan kegiatan yang dilaksanakan, membandingkan antara
kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi punyuluhan
merupakan proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, dan efektivitas,
penyuluhan sesuai dengan tujuan yang akan dicapaisecara sistematik dan obyektif
(Febrianti, 2018), dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai padanan
istilah dari penilaian, yaitu suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai
sesuatu obyek, keadaan, peristiwa atau kegiatan tertentu yang sedang diamati.
Evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian merupakan penilaian suatu
kegiatan oleh evaluator melalui pengumpulan dan penganalisaan data/informasi
secara sistematis mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dana dampak untuk
menilai relevansi, efektifitas, efiensi pencapaian hasil/kegiatan.
Kegiatan evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu evaluasi
proses dan evaluasi hasil, dari kedua macam evaluasi ini, seringkali perhatiannya
hanya dipusatkan pada evaluasi hasil, sedangkan evaluasi proses baru dilaksanakan
manakala dari evaluasi hasil tidak menunjukkan hasil yang memuaskan.
Prinsip-prinsip evaluais penyuluhan pertanian adalah berdasarkan fakta,
bagian integral dari proses penyuluhn pertanian, tujuan penyuluhan pertanian yang

13
bersangkutan dengan berbagai alat, metode dan hasil kegiatan penyuluhan
pertanian, hasil-hasil kuantitas dan kualitas, dan mencakup tujuan kegitan. Kegiatan
pemantauan diarahkan untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan
untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan:
1) Apakah program yang telah dilaksanakan tersebut benar-benar telah dapat
mencapai individu-individu atau kelompok-kelompok yang menjadi sasaran
program tersebut?
2) Apakah program telah dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan sumberdaya,
memberikan pelayanan dan memperoleh manfaat seperti yang telah
direncanakan?
Hasil evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tujuan penyuluhan dapat
dicapai, untuk itu perlu dilakukan proses untuk memperoleh informasi yangrelevan
dan menginterprestasikan data/informasi untuk mengambil keputusan, dalam
kegiatan evaluasi terdapat beberapa aspek untuk mengevaluasi perilaku petani yaitu
sebagai berikut.
2.4.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang
melakukakn suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yaitu: indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
tahu, memahami, aplikasi, analisis, intesis dan evaluasi (Helhid, dkk, 2018).
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang
diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Seorang ahli pendidikan,
membuat klasifikasi (taxonomy) pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai untuk
merangsang proses berfikir pada manusia, kecakapan berfikir pada manusia dapat
dibagi dalam 6 kategori yaitu:
a. Pengetahuan (knowledge).
b. Mencakup keterampilan mengingat kembali faktor-faktor yang pernah
dipelajari.
c. Pemahaman (comprehension).
d. Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada.

14
e. Penerapan (application).
f. Mencakup keterampilan menerapkan informasi atau pengetahuan yang telah
dipelajari ke dalam situasi yang baru.
g. Analisis (analysis).
h. Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau meneliti dan
mencoba memahami struktur informasi.
i. Sintesis (synthesis).
j. Mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk
menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola yang tidak ada
sebelumnya.
k. Evaluasi (evaluation).
l. Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan kriteria
yang ada biasanya pertanyaan memakai kata: pertimbangkanlah, bagaimana
kesimpulannya.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
responden. Perolehan pengetahuan tentang inovasi dan bersifat pasif, didasari pada
pandangan bahwa orang menyadari adanya inovasi karena kebutulan dan orang
tidak akan secara aktif mencari inovasi sampai ia tahu tenteng adanya suatu inovasi.
Pengetahuan merupakan suatu penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang
dimaksudkan oleh komunikator (Roudhonah.2019).
2.4.2 Keterampilan
Keterampilan adalah hasil dari latihan berulang, yang dapat disebut
perubahan yang meningkat atau progresif oleh orang yang mempelajari
keterampilan tadi sebagai hasil dari aktivitas tertentu. Keterampilan dari kata dasar
terampil yang artinya cakap menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan sedangkan
keterampilan artinya kecakapan untuk menyelesaikan tugas, dari pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan
menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan dalam mengerjakan sesuatu secara
efektif dan efisien.
Pelatihan keterampilan merupakan aktivitas utama selama fase
implementasi suatu program kesehatan. Selama implementasi pelatihan bertujuan

15
untuk membangun dan memelihara perilaku-perilaku yang sangat penting dalam
kelangsungan program, maka pelatihan tersebut akan mengarah kepada perolehan
keterampilan. Keterampilan adalah kemampuan melaksanakan tugas atau pekerjaan
dengan menggunakan anggota badan dan peralatan kerja yang tersedia, ada tiga
jenis kemampuan dasar bersifat manusia yaitu, kemampuan mengunakan peralatan
kerja, prosedur pelaksanaan pekerjaan sesuai bidangnya dan teknik pelaksanaan
perkerjaan.
2.4.3 Sikap
Sikap dapat didefinisikan sebagai perasaan, pikiran dan kecenderungan
seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu
dalam lingkungannya. Komponen-komponen sikap adalah pengetahuan, perasaan-
perasaan dan kecenderungan untuk bertindak. Lebih mudahnya, sikap adalah
kecondongan evaluasi terhadap suatu objek atau subjek yang memiliki konsekuensi
yakni bagaimana seseorang berhadap-hadapan dengan objek sikap.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masiih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Komponen sikap adalah kognitif, afektif dan
konatif. Tingkatan sikap yaitu menerima (receiving), merespon (responding),
menghargai (valuting) dan bertanggung jawab (responsible) (Helhid, dkk, 2018).
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap meliputi:
1) Faktor Internal
Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah
pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pilihan terdapat pengaruh dari luar itu
biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap di dalam diri manusia, terutama yang
menjadi minat perhatiannya.
2) Faktor Eksternal
Faktor yang terdapat di luar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi
sosial di luar kelompok. Misalnya, interaksi antara manusia dengan hasil
kebudayaan manusia yang sampai padanya melalui alat-alat komunikasi (surat
kabar, radio, televisi, majalah dan sebagainya).

16
III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II dilaksanakan pada tanggal 11
Mei 2023 s.d tanggal 31 Agustus 2023. Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) II di Desa Drien Kipah Kecamatan Tangan Tangan Kabupaten
Aceh Barat Daya Provinsi Aceh.

3.2 Materi Kegiatan


Adapun materi kegiatan yang harus dipersiapkan, yaitu:
3.2.1 Merencanakan Penyuluhan Pertanian
Adapun kegiatan yang harus dipersiapkan dalam melakukan perencanaan
penyuluhan pertanian, yaitu:
1) Melaksanakan kegiatan identifikasi potensi wilayah dengan teknik PRA. Salah
satu kegiatan yang dapat dilakukan dalam mengidentifikasi potensi wilayah
yaitu dengan melakuakan pengkajian desa. Pengkajian desa dapat menggunakan
3 – 4 alat/ teknik PRA, yaitu sketsa desa, kalender musim, diagram venn, dan
transek.
2) Penyusunan programa penyuluhan pertanian dilaksanakan dengan cara
mengumpulan programa penyuluhan desa dan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
(RKTP).
3) Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dilaksankan melalui
data skunder yaitu mengumpulkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP).
3.2.2 Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan
Adapun kegiatan yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dalam kegiatan
penyuluhan pertanian, yaitu:
1) Materi penyuluhan pertanian memiliki peran penting dalam keberhasilan
penyuluhan sehingga menjadi perhatian khusus. Hal-hal yang harus
dipertimbangkan adalah tingkat kesulitan, keuntungan, kerumitan, kepraktisan,
kesesuaian, kesinambungan, kemudahan mendapatkan alat dan bahan, dan
sebagainya. Materi penyuluhan yang terasa sulit, penyuluh bertugas agar
menjadi mudah diterima petani. Terdapat materi yang penyajiannya harus

17
dengan praktek, namun terdapat pula materi yang penyajiannya dalam bentuk
teori. Kedua bentuk penyajian tersebut harus diupayakan agar dapat diterima
dengan mudah oleh petani. Materi yang telah dipilih untuk disampaikan kepada
sasaran selanjutnya disusun dalam Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) dan
sinopsis.
2) Metode penyuluhan pertanian dibuat untuk mempermudah penyuluh dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan beberapa metode yang digunakan.
3) Media Penyuluhan Pertanian dibuat untuk memperlancar kegiatan penyuluhan
pertanian, dengan adanya media petani dapat melihat atau pun membaca langkah
dan cara kerja sesuai materi yang disuluhkan.
3.2.3 Evaluasi Penyuluhan Pertanian
Pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian dilaksanakan untuk mencapai
keberhasilan berhasil dan mencapai tujuan dari penyuluhan, maka perlu adanya
evaluasi terhadap tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dari hasil
penyuluhan yang telah dilakukan. Proses ini meliputi tahapan-tahapan sebagai
berikut, merumuskan tujuan, mengidentifikasi kriteria yang cocok untuk mengukur
keberhasilan dan untuk menentukan dan menjelaskan tingkat keberhasilan.
a. Pengetahuan
Pelaksanaan evaluasi hasil penyuluhan pertanian, untuk mengetahui
pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk organik cair daun gamal yang telah
dilaksanakan petani. Pelaksanaan evaluasi di desa Drien Kipah Kecamatan Tangan
Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya menggunakan indikator, alat pengukur dan
analisa data.
1) Penetapan indikator saat mengevaluasi pengetahuan petani dalam pembuatan
pupuk organik cair adalah penguasaan pengetahuan dalam pembuatan pupuk
organik cair daun gamal.
2) Menetapkan alat pengukur, dengan cara menetapkan standar dan kriteria dalam
melakukan evaluasi pengetahuan petani, yaitu mengukur penguasaan
pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk organic cair daun gamal dengan
menetapkan standar yaitu, pengtahuan petani dalam pembuatan pupuk organik
cair pada kategori baik dengan nilai 61-80%, dan dengan menerapkan kriteria
sebagai berikut: (Ridwan, 2015).

18
Sangat Tidak Baik :0 – 20 %.
Tidak Baik : 21 – 40 %.
Cukup Baik : 41 – 60 %.
Baik : 61 – 80 %.
Sangat Baik : 81 – 100 %.
3) Analisis data dalam mengevaluasi pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk
organik cair adalah dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan dalam bentuk
Test Obyektif berbentuk pilahan ganda disini penulis menggunakan pilihan
benar atau salah, dalam pelaksanaan evaluasi dilakukan dua kali pemberian test
pertanyaan yang berupa pre test (sebelum dilaksakan penyuluhan) dan post test
(setelah dilaksanakan penyuluhan) ini diberikan kepada 10 responden petani
cabai merah dengan jumlah pertanyaan yang telah disediakan penulis berjumlah
10 pertanyaan. Bertujuan untuk mengetahui persentase pengetahuan petani
dalam pembuatan pupuk organic cair daun gamal di desa Drien Kipah
Kecamatan Tangan Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya. Untuk mengetahui
nilai rata-rata pengetahuan petani digunakan rumus:
Jumlah Nilai Responden
Nilai Rata − rata Pengetahuan Petani =
Jumlah Petani Responden

Adapun cara untuk mengetahui persentase peningkatan pengetahuan petani


digunakan rumus:
Selisih nilai responden
% Pengetahuan Petani = x 100%
Nilai pretest responden
4) Setelah diketahui persenan dari peningkatan jumlah pengetahuan petani, maka
akan didapatkan standar kriteria yang sudah ditetapkan yaitu: pengtahuan petani
dalam pembuatan pupuk organik cair pada kategori baik dengan nilai 61-80%,
dengan demikian kita dapat mengukur peningkatan presentasi petani dengan
menggunakan garis kontinium sebagai berikut:
0 20 40 60 80 100

Sgt Tdk Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Gambar 1. Garis Kontinum Tingkat Pengetahuan Petani

19
b. Sikap
Pelaksanaan evaluasi sikap dengan tujuan mengetahui jumlah petani yang
menerapkan pembuatan pupuk organik cair daun gamal dan untuk mengetahui
presentase penerapan dalam pembuatan pupuk organic cair daun gamal di Desa
Drien Kipah Kecamatan Tangan Tangan dengan menggunakan indikator, alat
pengukur dan analisa data. Indikator, alat pengukur dan analisa data yang
digunakan saat mengevaluasi sikap petani dalam pembuatan pupuk organik cair
daun gamal adalah sebagai berikut:
1) Penetapan indikator dalam melakukan analisis sikap saat mengevauasi sikap
petani dalam pembuatan pupuk organik cair adalah menerapkan/menerima.
2) Menetapkan alat pengukur saat melakukan analisis, dengan cara menetapkan
standar dan kriteria dalam melakukan evaluasi sikap petani. Alat pengukur yang
digunakan untuk mengukur dengan menetapkan standar yaitu, petani
menerapkan/menerima dengan kategori menerapkan dengan nilai 61-80%, dan
dengan menerapkan kriteria sebagai berikut: (Ridwan, 2015)
Sangat Tidak Menerapkan :0 – 20 %.
Tidak Menerapkan : 21 – 40 %.
Ragu-ragu : 41 – 60 %.
Menerapkan : 61 – 80 %.
Sangat Menerapkan : 81 – 100 %.
3) Analisis data, dalam mengevaluasi sikap petani menggunakan Skala Likert
dengan memberikan beberapa item pertanyaan yaitu: Sangat Menerapkan (SM),
Menerapkan (M), Ragu-ragu (R), Tidak Menerapkan (TM) dan Sangat Tidak
Menerapkan (STM) kepada petani melalui kuisioner. Pelaksanaan evaluasi
untuk mengetahui persentase petani menggunakan rumus, untuk menghitung
skor:
Jumlah Responden x Jumlah Skor =…
Jumlah Responden x Jumlah Skor Tertinggi =…
Jumlah Responden x Jumlah Skor Terendah =…

20
Maka untuk mengetahui persentase petani yang mau menerapkan terhadap
layanan penyuluh adalah:
Petani yang mau menerapkan = jumlah skor petani respondend x 100 %
Skor per respondend
dan untuk mengetahui tingkat penerapan petani maka digunakan rumus:
Tingkat penerapan petani = total nilai skor yang diperoleh x 100%
Nilai ideal
4) Setelah diketahui persenan dari peningkatan jumlah penerapan petani, dengan
demikian kita dapat mengukur peningkatan presentasi petani dengan
menggunakan garis kontinium sebagai berikut:
0 20 40 60 80 100

Sgt Tidak Menerapkan Tidak Menerapkan Ragu- Ragu Menerapkan Sangat Menerapkan

Gambar 2. Garis Kontinum Tingkat Penerapan Petani


c. Keterampilan
Pelaksanaan evaluasi keterampilan dengan tujuan untuk mengetahui
persentase petani yang terampil dalam pembuatan pupuk organik cair daun gamal
di Desa Drien Kipah Kecamatan Tangan Tangan dengan menggunakan indikator,
alat pengukur dan analisa data yang digunakan saat mengevaluasi keterampilan
petani dalam pembuatan pupuk organik cair daun gamal adalah sebagai berikut:
1) Penetapan indikator dalam melakukan analisis keterampilan saat mengevauasi
keterampilan petani dalam pembuatan pupuk organik cair adalah ketepatan.
2) Menetapkan alat pengukur saat melakukan analisis, dengan cara menetapkan
standar dan kriteria dalam melakukan evaluasi keterampilan petani. Alat
pengukur yang digunakan untuk mengukur dengan menetapkan standar yaitu,
tepat dosis akan bahan – bahan pupuk organik cair dan tepat cara pembuatan
pupuk organik cair dan tepat dosis bahan yaitu daun gamal sebanyak 2
genggaman tangan dewasa, 1kg kubis,1kg tomat, Em4 300 mL dan air bersih
5L, serta menetapkan kriteria yaitu:
Terampil : Tepat dosis akan bahan – bahan pupuk organik cair
dan tepat cara pembuatan pupuk organik cair.

21
Keterampilan sedang : Tidak tepat dosis akan bahan – bahan pupuk organic
cair dan tepat cara pembuatan pupuk organik cair.
Tidak terampil : Tidak tepat dosis akan bahan – bahan pupuk organik
cair dan tidak tepat cara pembuatan pupuk organik
cair.
3) Analisis data terhadap evaluasi keterampilan menggunakan Ranting Scale, untuk
mengetahui tingkat keterampilan berupa kecepatan dan ketepatan. Untuk
mengetahui nilai persentase keterampilan petani menggunakan rumus:
% keterampilan petani = jumlah petani terampil x 100%
Jumlah petani responden

3.3 Prosedur Pelaksanaan


Metode pelaksanaan PKL II akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan oleh panitia yaitu pada bulan Mei 2023. Pelaksanaan Kegiatan
PKL II berdasarkan kurikulum dan memperhatikan kompetensi penyuluh pelaksana
pemula.
Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
1) Mengumpulkan data identifikasi potensi wilayah dan mengisi form identifikasi
dengan metode PRA melalui data sekunder yang diperoleh dari monografi
desa/BPP/kecamatan dan dari sumber yang relevan.
2) Penyusunan Programa Pertanian dan RKTP Desa. Programa penyuluhan
pertanian disusun untuk memadukan aspirasi petani dan menghimpunnya
sehingga dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan usahatani petani. Sedangkan
penyusunan rencana kerja tahunan penyuluh (RKTP) bertujuan agar penyuluh
memiliki rencana tahunan dalam bentuk tertulis dan menjadi alat kendali dalam
pelaksanaan evaluasi pencapaian kinerja penyuluh pertanian yang bersangkutan.
3) Pembuatan LPM
4) Menentuan Media yang digunakan, hal ini bertujuan untuk memudahkan sasaran
dalam menerima isi materi penyuluhan yang disampaikan.
5) Menentukan metode yang digunakan, hal ini bertujuan untuk membangkitkan
motivasi dan kemauan petani untuk meningkatkan kondisi social serta
kepercayaan diri dalam perbaikan usaha taninya.

22
6) Pembuatan Sinopsis, bertujuan untuk memberi ringkasan terhadap materi yang
akan disampaikan kepada petani sehingga memudahkan dalam melakukan
penyuluhan.
7) Melakukan Evaluasi Penyuluhan. Mengukur tingkat perubahan perilaku petani
secata kognitif. Kognitif merupakan kemampuan mengembangkan intelegensia
(pengetahuan, pengertian, penerapan, analisis, sintetis). Indikator- indikator
untuk mengukur kemajuan yang dicapai meliputi: penguasaan pengetahuan
(knowledge), penguasaan pengertian (comprehension), kemampuan menerapkan
(application), kemampuan analisis (analyis) dan kemampuan sintetis.

23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL II


Desa Drien Kipah merupakan salah satu Desa diwilayah Kecamatan
Tangan-Tangan dan termasuk daerah dataran rendah dengan suhu kurang lebih 24
derajat celcius, dengan curah hujan rata-rata 3.785 mm/tahun, luas desa ±: 700
hektar dengan batas sebagai berikut:
• Sebelah Utara berbatas dengan Desa Bineh Krueng
• Sebelah Selatan Berbatas dengan Desa Suak Nibong
• Sebelah Timur berbatas dengan Desa Pusu Ingin Jaya
• Sebelah Barat berbatas dengan Desa Bineh Krueng
Posisi letak Desa Drien Kipah berada di dataran rendah dengan jarak ke
Kecamatan sekitar 5,6 Km dan ke Ibukota Kabupaten sekitar 17 Km. Wilayah Desa
Drien Kipah memiliki luas wilayah 700 hektar ,54,26% merupakan wilayah
pesawahan, dan 36,74% merupakan wilayah daratan. Wilayah persawahan yang
dimiliki sebagian besar merupakan lahan sawah irigasi pedesaan, dan berada
dengan ciri topografi daratan yang relatif datar atau landai.
Gambar berikut ini adalah peta Desa Drien Kipah Kecamatan Tangan
Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya yang dirilis oleh Pusat Pemetaan Batas
Wilayah (PPBW) BIG Tahun 2022.

Gambar 3. Peta Desa Drien Kipah

24
Berdasarkan sumber daya manusia di Desa Drien Kipah jumlah penduduk
di Desa Drien Kipah sebanyak 530 jiwa yang tersebar di 3 Dusun. Dari jumlah
tersebut, terdiri dari laki-laki 268 jiwa dan perempuan 262 jiwa. Tingkat
pertumbuhan rata-rata selama 6 (enam) tahun terakhir sebesar 9%, dengan tingkat
kepadatan sebesar 76,4 jiwa/km2. Perkembangan jumlah penduduk di Desa Drien
Kipah dalam 6 (enam) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Perkembangan Kependudukan Desa Drien Kipah Tahun 2016 – 2022
Mata Pencaharian Volume (Orang) Presentasi (%)
Petani 227 56.32
Pekebun 96 23.82
Peternak 3 0.74
Kehutanan 17 4.21
Penyedia Jasa 24 5.95
Pedagang 21 5.21
Perkantoran 15 3.72
Total 403 100 %
Sumber: Kantor Keuchik (2023)
Peran serta dan daya dukung sumber daya manusia menjadi bagian
terpenting untuk suksesnya pelaksanaan pembangunan, untuk itu sumber daya
manusia pada tingkat pendidikan di Desa Drien Kipah dapat dilihat pada tabel:
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Drien Kipah Tahun 2022
Tingkat Pendidikan Jumlah Presentasi (%)
Sarjana 13 2.36
Diploma 7 1.27
SLTA 108 19.63
SLTP 106 19.27
SD 172 31.27
TK/PAUD 21 3.81
Tidak Sekolah 123 23.36
Total 550 100 %
Sumber: Kantor Keuchik (2023)

25
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa jumlah tertinggi
berdasarkan tingkat pendidikan adalah penduduk yang berpendidikan SD/ sederajat
yaitu 31,27%, yang di ikuti tidak sekolah 23,36 %, SLTA/sederajat 19,63 %, SLTP
19,27 %, TK / PAUD 3, 81 %, sarjana 2,36 %, dan yang paling kecil tamatan
diploma 1,27 %. Sumber daya manusia berdasarkan jenis pekerjaan di Desa Drien
Kipah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Jenis Mata Pencaharian Penduduk di Desa Drien Kipah Tahun 2022
Mata Pencaharian Volume (Orang) Presentasi (%)
Petani 227 56.32
Pekebun 96 23.82
Peternak 3 0.74
Kehutanan 17 4.21
Penyedia Jasa 24 5.95
Pedagang 21 5.21
Perkantoran 15 3.72
Total 403 100 %
Sumber: Kantor Keuchik (2023)
Data di atas dapat dilihat bahwa mata pencaharian terbanyak di Desa Drien
Kipah berada disektor pertanian dan perkebunan, dan yang paling minim atau
sedikit pada sektor peternakan, sehingga dengan mendukung kegiatan bertani maka
dibuat kelembagaan petani yaitu kelompok tani. Adapun kelompok tani yang
berada di Desa Drien Kipah sebagai berikut:
Tabel 4. Data Kelompok Tani Desa Drien Kipah 2022
Luas Pengurus Poktan
Nama Tahun
Lahan
Poktan Ketua Sekretaris Bendahara Berdiri
(Ha)
Purnama
24,00 Jasniwar Zulkifli Zakaria 1996
Raya
Mekar
10,00 Busri Ibrahim Hendri 2010
Setaman

26
Lanjutan Tabel 4.
Luas Pengurus Poktan
Nama Tahun
Lahan
Poktan Ketua Sekretaris Bendahara Berdiri
(Ha)
Ingin
10,00 Ramli. A Ali Umar Hausaini 2010
Membina
Bina Usaha 13,00 Saifuddin Suhardiman M. Ali 2010
Bina
12,00 Mualem Kamaruddin Aniswanda 2010
Makmur
Bunggong
5,00 Daswati Anidar Yusamnita 2017
Hijau
Alue Bak Rot 30,00 Ramli. J Darman Samsuardi 2017
Udep
Usman.
Beusaree 20,00 Aniswanda M. Ali 2010
Khs
Lagi
Peurnama
25,00 Jasniwar Zakaria Zulkifli 2019
Raya
Usaha Baru Abd.
20,00 Jasniwar Ramli 2014
Rahim
Fajar Pagi 15,00 Suhardiman Ramli. S Aniswanda 2016
Sumber: Programa BPP Tangan Tangan (2022)
Kelompok tani adalah suatu wadah pelaku utama dan pelaku usaha yang
terbentuk atas sukarela masyarakat tani guna untuk mencapai suatu tujuan bersama
dan bermanfaat untuk memudahkan pembinaan para pelaku utama dan pelaku
usaha agar dapat digerakkan secara optimal dan normal dalam hal menerima
informasi teknologi pertanian yang baru serta menguntungkan.
Desa Drien Kipah Kecamatan Tangan Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya
Aceh belum terdapat kelembagaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Kelembagaan P3A di Desa Drien Kipah Kecamatan Tangan Tangan Kabupaten
Aceh Barat Daya belum terdapat kelembagaan P3A. Alat dan mesin pertanian di
Desa Drien Kipah Kecamatan Tangan Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya. Alat
dan mesin pertaniannya diperoleh dari pemerintah. Pemerintah berkontribusi

27
ataupun mensubsidikan secara langsung kepada petani atau kelompok tani dalam
penyediaan alat dan mesin pertanian. Kelembagaan Ekonomi Petani di Desa Drien
Kipah Kecamatan Tangan Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya belum terdapat
Kelembagaan Ekonomi Petani.

4.2 Perencanaan Penyuluhan Pertanian


Adapun kegiatan yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dalam
melakukan perencanaan penyuluhan pertanian, yaitu:
4.2.1. Identifikasi Potensi Wilayah (IPW)
Dalam melakukan identifikasi potensi wilayah dan agrosistem dalam PKL
II diharapkan dengan menggunakan data primer menggunakan pendekatan
Participactory Rular Apprasial (PRA) dan wawancara semi terstruktur yaitu
wawancara perorangan pilihan yaitu orang tertentu yang dapat dianggap mewakili
kelompok masyarakat tertentu. Berdasarkan hasil identifikasi potensi wilayah
dengan menggunakan data primer dan data sekunder, maka dapat diperoleh potensi
dan masalah pada wilayah tesebut.
Instrumen PRA disusun dengan cara wawancara kepada perorangan petani
yang tergabung dalam poktan Desa Drien Kipah. Hasil yang diperoleh dari
wawancara semi terstruktur yaitu sketsa kebun, kalender musiman, jadwal harian,
bagan transek, bagan peringkat, diagram ven, dan bagan perubahan. Identifikasi
data sekunder diperoleh dari profil Desa Drien Kipah yang digunakan untuk
pembuatan peta sumberdaya, data kependudukan, potensi desa / kelurahan dan data
mata pencaharian penduduk setempat.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari setiap instrument/ teknik yang telah
dikumpulkan maka dilakukan rekapitulasi masalah-masalah yang ada di Desa
menyangkut sumber daya manusia, sumber daya alam, kelembagaan sistem dan
usaha agribisnis, serta sarana dan prasarana sistem dan usaha agribisnis
permasalahan yang ada pada Desa Drien Kipah Kecamatan Tangan Tangan
Kabupaten Aceh Barat Daya, sehingga dalam penentuan masalah di Desa Drien
Kipah terdapat 3 aspek yaitu masalah sumber daya manusia (SDM), sarana dan
prasarana dan kelembagaan. Permasalahan tersebut dijabarkan dalam rekapitulasi
masalah. Hasil dari identifikasi potensi wilayah dapat dilihat jelas pada lampiran 1.

28
4.2.2. Programa Penyuluhan
Setelah melaksanakan Identifikasi Potensi Wilayah (IPW), selanjutnya
mahasiswa melakukan penyusunan programa penyuluhan pertanian yang
merupakan bagian kedua dalam perencanaan penyuluhan di Desa Drien Kipah
Kecamatan Tangan Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya Provinsi Aceh, dalam
kegiatan menyusun programa Desa Drien Kipah ini terlebih dahulu mahasiswa
melakukan koordinasi kepada penyuluh pertanian di Desa Drien Kipah untuk
mengetahui kondisi/keadaan programa yang telah disusun oleh penyuluh,
kemudian diidentifikasi kesesuaiannya dengan Permentan No. 47 tahun 2016.
Berdasarkan koordinasi yang dilakukan kepada penyuluh di Desa Drien Kipah
maka dapat diketahui bahwa programa Desa Drien Kipah ini belum disusun sesuai
dengan tahapan penyusunan programa sesuai Permentan No. 47 tahun 2016.
Pentingnya validitas data yang ada di programa juga menjadi alasan
penyusun untuk melakukan penyesuaian ulang terhadap programa yang ada.
Perubahan data yang terjadi setiap tahun harusnya menjadikan PPL untuk terus
memperbaharui informasi dan teknologi sehingga data yang disajikan benar-benar
valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Penyusunan programa ini juga dapat
menjadi acuan bagi PPL setempat dalam memahami poin pembaharuan yang ada
didalamnya.
Penyusunan programa dilakukan oleh mahasiswa yang bertugas di Desa
Drien Kipah melibatkan penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha setempat
dengan mengacu pada prinsip SMART dan ABCD, dimana yang sebelumnya
belum semua disusun sesuai prinsip tersebut, kemudian untuk penetapan masalah
belum dilakukan secara spesifik disertai dengan pembagian masalah baik perilaku
dan non perilaku yang kemudian diuraikan melalui matriks kegiatan penyuluhan
dan matriks mengupayakan kemudahan, dalam kesempatan ini, keberadaan
mahasiswa memiliki peran yang cukup penting dalam memberikan evaluasi serta
revisi pada programa yang ada sehingga penyuluh memiliki acuan yang lebih baik
dengan evaluasi dan revisi yang diberikan, dalam kegiatan penyusunan program
penyuluhan ini dipertimbangkan keadaan-keadaan yang menjadi masalah bagi
petani dan untuk hasil penyusunan programa Desa Drien Kipah yang lebih rinci
sesuai dengan Permentan no. 47 tahun 2016 dapat dilihat pada Lampiran 2.

29
4.2.3. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) merupakan rencana kegiatan
penyuluh dalam kurun waktu setahun yang dijabarkan dari programa penyuluhan.
RKTP juga pernyataan tertulis dari serangkaian kegiatan yang terukur, terealistis,
bermanfaat dan dapat dilaksanakan oleh seorang penyuluh di wilayah kerja masing-
masing pada tahun yang berjalan.
Tujuan penyusunan RKTP juga disesuaikan dengan unsur ABCD yang
mana A yaitu Audiens (khalayak sasaran), B yaitu Behaviour (perilaku yang mau
diubah), C yaitu Condition (kondisi yang akan dicapai) dan D yaitu Degree (derajat
kondisi yang mau dicapai), dan tidak sesuai dengan prinsip SMART yang mana S
yaitu Spesifik (khusus/jelas), M yaitu Measurable (dapat di ukur), A yaitu
Achievable (dapat di capai)), R yaitu Realistis (nyata) dan T yaitu Time Frame
(mempunyai batasan waktu).
Berdasarkan kondisi yang ditemui mahasiswa dilapangan, maka pada
pelaksanaan PKL II ini mahasiswa ikut serta untuk membantu penyuluh di Desa
Drien Kipah untuk menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh sesuai dengan
matriks pada permentan no 47 tahun 2016. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh Desa Drien Kipah yang disusun oleh penyuluh belum sesuai dengan
format penyusunan RKTP yang sebenarnya. Penyuluh hanya membuat Matriks
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian sedangkan format dari pendahuluan,
keadaan umum, tujuan, masalah, cara mencapai tujuan serta penutup tidak
sepenuhnya disertakan.
Penyusunan RKTP desa, penyusun terlebih dahulu mempelajari tentang
RKTP dari referensi pustaka dan menggali pengalaman dari penyuluh pertanian
dilokasi PKL. Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Desa Drien Kipah Kecamatan
Tangan Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya Provinsi Aceh ini disajikan pada
Lampiran 3.

4.3 Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian


4.3.1 Materi Penyuluhan Pertanian
Dalam menentukan materi penyuluhan harus sejalan dengan apa yang
menjadi kebutuhan petani yang ada dalam skala prioritas yang diutamakan. Hal ini

30
dapat dilihat dari identifikasi masalah yang terdapat pada programa dan RKTP yang
telah disusun. Selain itu, untuk lebih tepatnya kita dapat melakukan anjangsana
langsung kepada sasaran tentang apa permasalahan yang perlu difasilitasi oleh
penyuluh dalam hal pemecahan masalah yang ada.
PPL Desa Drien Kipah setiap melakukan penyuluhan belum pernah
menyusun LPM dan Sinopsis. Penyuluh langsung melakukan penyuluhan tanpa
mempersiapkan bahan penyuluhan terlebih dahulu. Tentunya ini dapat menjadi
salah satu kendala yang dapat menyulitkan penyuluh dalam melaksanakan
penyuluhan, untuk itu mahasiswa PKL II bersama penyuluh secara bersama-sama
membuat LPM dan sinopsis tentang materi yang saat itu dibutuhkan oleh petani di
Desa Drien Kipah. Materi penyuluhan pertanian yang disusun dalam bentuk LPM
dan sinopsis yaitu pembuatan pupuk organik cair daun gamal.
Materi ini diambil sehubungan dengan permasalahan yang paling utama
sekali pada setiap kelompok tani di Desa Drien Kipah serta hasil rekomendasi dari
PPL dan keuchik di Desa Drien Kipah. Materi tersebut disampaikan kepada sasaran
dengan memperhatikan kemampuan sasaran dalam memperoleh ataupun
memahami isi materi yang akan disampaikan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh petani. LPM dan sinopsis dapat dilihat pada lampiran 4.
4.3.2 Metode Penyuluhan Pertanian
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah
metode ceramah, diskusi dan demonstrasi cara, karena metode ini sesuai dengan
materi yang akan disampaikan pada pelaksanaan penyuluhan yaitu mengenai
pembuatan pupuk organik cair daun gamal.
Tujuan dari pelaksanaan penyuluhan adalah agar petani mampu membuat
pupuk organik cair daun gamal sesuai anjuran dari 3 orang (10%) menjadi 7 orang
(25%). Setelah dilakukan identifiksi wilayah banyak petani belum mampu
membuat pupuk organik cair daun gamal tersebut dan bahkan petani belum
mengetahui manfaat dari penggunaan pupuk organik cair daun gamal tersebut,
sehingga untuk tahap awal untuk mengubah pengetahuan, ketrampilan dan sikap
petani dari yang belum tau menjadi tahu, yang belum mau menjadi mau dan yang
belum melakukan menjadi mau melakukan.

31
Oleh karena itu digunakan metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi cara
karena dengan metode ini penyuluh menyampaikan atau mengenalkan materi
dengan langsung tatap muka untuk menjelaskan kepada petani dengan metode
pendekatan kelompok. Penyuluhan dilakukan di satu lingkup kelompok tani, dan
selanjutnya setelah dijelaskan penyuluh dan petani melakukan praktek secara
langsung, kemudian dilanjutkan dengan diskusi guna membahas hal-hal yang
mungkin petani kurang memahami penjelasan sebelumnya, sehingga diharapkan
dengan demikian petani dapat mengetahui dengan jelas materi yang telah di
sampaikan dan dapat mengundang minat petani untuk mencoba inovasi tersebut
dalam usaha tani mereka.
4.3.3 Media Penyuluhan Pertanian
Untuk meningkatkan tingkat keefektifitasan penyampaian materi
penyuluhan, maka perlu membuat media penyuluhan pertanian. Untuk itu
mahasiswa seperti yang ditugaskan panitia PKL II diberi tugas untuk belajar
membuat dan menggunakan Media Penyuluhan Pertanian di lapangan dengan
berkoordinasi bersama Pembimbing Eksternal untuk menentukan media yang
sesuai dengan kebutuhan petani. Media yang digunakan mahasiswa dalam
melaksanakan PKL II yaitu dalam bentuk media terproyeksi.
Media penyuluhan pertanian yang diterapkan di Desa Drien Kipah
disesuaikan dari tingkatan umur petani dan pendidikan petani. Hal ini diperlukan
untuk mempermudah tahapan adopsi yang diserap oleh petani sehingga dapat
diterapkan ditanaman masing-masing. Media dapat dilihat pada lampiran 4.

4.4 Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Salah satu masalah prioritas yang terdapat di Desa Drien Kipah adalah
petani belum mampu membuat pupuk organik cair daun gamal, dan bahkan petani
belum mengetahui manfaat dari penggunaan pupuk organik cair daun gamal atau
bisa dikatakan manfaat akan kandungan daun gamal.
Evaluasi penyuluhan pertanian perilaku petani dalam pembuatan pupuk
organik cair daun gamal yang dilaksanakan di Desa Drien Kipah Kecamatan Tangan
Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya, dilakukan pada kelompok tani Bina Usaha

32
dengan jumlah responden sebanyak 10 orang. Instrumen yang digunakan yaitu
pembagian kuisioner yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap petani.
Karakteristik petani yang akan dievaluasi dibagi dalam aspek sikap yang
terdiri dari umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Untuk mengetahui nilai
rata-rata pengetahuan, keterampilan serta sikap petani maka digunakan kuisioner
yang dibagikan kepada responden. Kuisioner yang telah dijawab oleh responden
selanjutnya direkapitulasi.
4.4.1 Aspek Pengetahuan
Pada pelaksanaan evaluasi penyuluhan pertanian tingkat perubahan
pengetahuan petani mengenai pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik cair
daun gamal di Desa Drien Kipah menggunakan instrumen berupa kuisioner atau
pertanyaan pilihan benar dan salah dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Evaluasi yang dilakukan pretest (sebelum penyuluhan) dan posttest (setelah
penyuluhan).
b. Jumlah pernyataan 10 item.
c. Kategori pengetahuan baik dari skor 61-80.
d. Meningkatkan presentasi pengetahuan petani dari 0 % menjadi 25 %.
e. Pemberian skor dengan jawaban benar hanya dilakukan satu kali dalam
pretest dan posttest.
Penyuluhan pertanian yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa tentang
pembuatan pupuk organik cair daun gamal. Tujuan penyuluhan tersebut adalah agar
petani mengetahui pembuatan pupuk organik cair daun gamal sesui anjuran dari 3
orang (10%) menjadi 7 orang (25%), untuk mengetahui nilai rata-rata pengetahuan
petani maka digunakan kuisioner yang dibagikan kepada responden.
Kuisioner yang telah dijawab oleh responden selanjutnya direkapitulasi.
Rekapitulasi jawaban tersebut disajikan pada tabel 5 berikut ini:

33
Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Rata – Rata Pre Test Pengetahuan Petani
Nama Jawaban
Nilai Responden
Responden Benar Salah
Saifuddin 7 3 70
SuhardimaN 5 5 50
M. Nur 3 7 30
Sufliadi 5 5 50
Zainal 7 3 70
Rahmi Syarita 6 4 60
Diana 4 6 40
Jasni 7 3 70
Warnita 3 7 30
Murniati 6 4 60
Jumlah 530
Sumber: Analisis Data Primer (2023)
Nilai rata – rata pengetahuan = Jumlah nilai responden = 530 = 53
Jumlah Responden 10
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Rata – Rata Post Test Pengetahuan Petani
Jawaban
Nama Responden Nilai Responden
Benar Salah
Saifuddin 10 0 100
Suhardiman 10 0 100
M. Nur 6 4 60
Sufliadi 9 1 90
Zainal 8 2 80
Rahmi Syarita 8 2 80
Diana 10 0 100
Jasni 10 0 100
Warnita 10 0 100
Murniati 10 0 100
Jumlah 910
Sumber: Analisis Data Primer (2023)

34
Nilai rata – rata pengetahuan petani akan pembuatan pupuk organik cair
daun gamal, setelah melakukan penyuluhan adalah:
Nilai rata – rata pengetahuan = Jumlah nilai responden = 910 = 91
Jumlah Responden 10
Jadi nilai rata – rata dari pengetahuan petani di Desa Drien Kipah adalah 91
dengan kriteria sangat baik, maka kriteria yang kurang baik memiliki tujuan
penyuluhan yang terdapat di RKTP yaitu meningkatkan pengetahuan petani akan
pembuatan pupuk organik cair dari 10 % menjadi 25 %. Telah tercapai karena
nilainya melebihi tujuan yaitu 91.
Untuk mengetahui persenan peningkatan pengetahuan petani maka kita
menggunakan rumus: 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖 = × 100%
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛
Tabel 7. Data Rekapitulasi Nilai Pretest dan Post Test Pengetahuan Petani
Nama Responden Nilai Pre Test Nilai Post Test
Saifuddin 70 100
Suhardiman 50 100
M. Nur 30 60
Sufliadi 50 90
Zainal 70 80
Rahmi Syarita 60 80
Diana 40 100
Jasni 70 100
Warnita 30 100
Murniati 60 100
Jumlah 530 910
Nilai Rata- Rata Pre Test 530: 10 = 53
Nilai Rata – Rata Post Test 910: 10 = 91
Selisih Nilai Peningkatan 91 – 53 = 38
Sumber: Analisis Data Primer (2023)
Jumlah skor pretest yang diperoleh dari 10 orang responden adalah 530 dan

35
skor post test sebesar 910. Hal ini dikarenakan pretest menguji awal pengetahuan
petani setelah mengetahui nilai awal pengetahuan petani maka dilakukan
penyuluhan kedua yang dimana untuk mengetahui nilai evaluasi pengetahuan
petani pos test. Jika nilai pos test lebih kecil maka penyuluhan pada desa gagal.
Persentase peningkatan pengetahuan petani tentang pembuatan pupuk
organik cair daun gamal di Desa Drien Kipah Kecamatan Tangan Tangan, adalah
sebagai berikut:
% Peningkatan Pengetahuan Petani = Selisih nilai responden X 100 %
Nilai Pre Test responden
% Peningkatan Pengetahuan Petani = 38 X 100 % = 71, 69 % = 72 %
53
Persentase peningkatan pengetahuan petani tentang pembuatan pupuk organik cair
daun gamal di Desa Drien Kipah adalah 72 %. Jika dilihat melalui garis kontinum
tingkat pengetahuan petani terhadap pembuatan poc dari daun gamal, yaitu:
0 20 40 60 72 80 100

Sgt Tdk Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Gambar 4. Garis Kontinum Tingkat Pengetahuan Petani
Garis kontinum menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan petani Desa Drien
Kipah Kecamatan Tangan Tangan tentang pembuatan pupuk organik cair dari daun
gamal tergolong tinggi dan rasa ingin tahunya tinggi akan ilmu.
4.4.2 Aspek Keterampilan
Evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian telah dilaksanakan di Desa
Drien Kipah. Tujuan evaluasi penyuluhan pertanian adalah untuk mengetahui
persentase petani yang terampil dalam pembuatan pupuk organik cair daun gamal
di Desa Drien Kipah Kecamatan Tangan Tangan. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan dari pelaksanaan penyuluhan pertanian.
Pelaksanaan evaluasi tersebut dengan mengamati langsung praktik yang
dilakukan petani dalam demonstrasi cara yang disuluhkan dalam pembuatan pupuk
organik cair daun gamal. Dari kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian yang
dilakukan, diperoleh data tingkat keterampilan petani dalam pembuatan pupuk
organik cair daun gamal. Kemudian dilakukan rekapitulasi data untuk memudahkan

36
dalam mengetahui persentase tingkat keterampilan petani. Adapun data rekapitulasi
tersebut disajikan pada tabel berikut :
Tabel 8. Data Rekapitulasi Responden
Nama Responden Tingkat Keterampilan
Saifuddin Sedang Terampil
Suhadirman Terampil
M. Nur Sedang Terampil
Zainal Terampil
Sufliadi Terampil
Warnita Terampil
Diana Terampil
Murniati Tidak Terampil
Jasni Terampil
Rahmi Syarita Terampil
Sumber: Analisis Data Primer (2023)
Berdasarkan tabel diatas, jumlah petani yang terampil yaitu 8 orang, petani
yang memiliki keterampilan sedang yaitu 2 orang, dan petani yang tidak terampil
tidak ada di Desa Drien Kipah. Presentase keterampilan di Desa Drien Kipah dapat
disajikan pada table sebagai berikut:
Tabel 9. Data Presentase Keterampilan Petani
Tingkat Keterampilan Jumlah (Orang) Presentase (%)
Terampil 7 70
Keterampilan Sedang 2 20
Tidak Terampil 1 10
Sumber: Analisis Data Primer (2023)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase petani yang
terampil yaitu 70%, petani dengan keterampilan Sedang yaitu 20%, dan petani yang
tidak terampil yaitu 10%, dalam penerapan pembuatan pupuk organik cair daun
gamal, petani yang terampil sebesar 70%, yang berarti bahwa tujuan penyuluhan
pertanian yaitu agar petani dapat meningkatkan produktivitas tanaman cabai merah
melalui pembuatan pupuk organik cair daun gamal tercapai.

37
4.4.3 Aspek Sikap
Menurut Mueller dalam Wibisono (2011), mengukur sikap seseorang adalah
mencoba untuk menempatkan posisinya pada suatu kontinum afektif berkisar dari
tidak pernah hingga sangat sering terhadap suatu objek sikap. Tujuan penyuluhan
agar petani mau melakukan pembuatan pupuk organik cair daun gamal sesuai
anjuran dari 3 orang (10%) menjadi 7 orang (25%), sedangkan tujuan dari
dilaksanakan evaluasi penyuluhan pertanian adalah untuk mengetahui jumlah
petani yang menerapkan pembuatan pupuk organik cair daun gamal dan untuk
mengetahui presentase penerapan dalam pembuatan pupuk organic cair daun gamal
di Desa Drien Kipah Kecamatan Tangan Tangan. Disebarkan kuisoner kepada 10
orang petani responden dengan beberapa pernyataan.
Tabel 10. Rekapitulasi Data Responden
Nama
Penyataan / Skor Jumlah
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Saifuddin 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5

Suhadirman 4 4 2 2 2 4 2 2 4 2

M. Nur 4 2 4 1 4 2 4 2 2 4

Sufliadi 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4

Zainal 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4

Rahmi 4 4 2 4 2 2 4 2 4 2
Syarita

Diana 4 4 5 4 4 5 4 4 1 4

Jasni 4 1 2 2 2 5 1 4 4 4

Warnita 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5

Murniati 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5

Jumlah Skor = 362

Sumber: Analisis Data Primer (2023)

38
Skor ideal per respondend = Nilai tertinggi x jumlah respondend x jumlah
pertanyaan
= 5 x 1x10
= 50
Skor nilai ideal = Nilai tertinggi x jumlah responden x jumlah
pertanyaan
= 5 x 10 x 10
= 500
Petani yang mau menerapkan = jumlah skor petani respondend x 100 %
Skor per respondend
Tabel 11. Rekapitulasi Jawaban Respondend
Nama Responden Nilai Keterangan

Saifuddin 90 SM

Suhadirman 56 RR

M. Nur 58 RR

Sufliadi 72 M

Zainal 70 M

Rahmi Syarita 60 RR

Diana 78 M

Jasni 58 RR

Warnita 90 SM

Murniati 92 SM

Sumber: Analisis Data Primer (2023)


Jadi jumlah petani yang sangat menerapkan pembuatan pupuk organik cair
daun gamal sebanyak 3 orang, dan yang mau menerapkan sebanyak 3 orang.
Sedangkan presentase penerapan dalam pembuatan pupuk organic cair daun gamal
adalah sebagai berikut:

39
Presentasi = Total skor seluruhnya x 100 %
Nilai ideal
= 362 x 100 %
500
= 72 ,4 %
= 72 %
Alat pengukur yang digunakan untuk mengukur tingkat penerapan petani
pada pembuatan pupuk organik cair daun gamal pada tanaman cabai merah, dengan
standar kriteria, sebagai berikut: (Ridwan, 2015)
Sangat Tidak Menerapkan : 0 – 20 %
Tidak Menerapkan : 21 – 40 %
Ragu - Ragu : 41 – 60 %
Menerapkan : 61 – 80 %
Sangat Menerapkan : 81 – 100 %
Tabel yang diperoleh dan berdasarkan standar kriteria diatas, menunjukkan
bahwa sikap yang diambil petani memenuhi syarat untuk mereka menerapkan
pembuatan pupuk organik cair daun gamal. Hal ini berarti tujuan penyuluhan
pertanian agar petani mampu membuat pupuk organik cair daun gamal sesuai
anjuran dari 3 orang (10 %) menjadi 7 orang (25 %) tercapai. Jika dilihat melalui
garis kontinum sebagai berikut:
20% 40% 60% 80% 100%
72 %

Sangat Tidak Menerapkan Tidak Menerapkan Ragu – Ragu Menerapkan Sangat Menerapkan

Gambar 5. Garis Kontinum Aspek Sikap


Berdasarkan garis kontinum tersebut dapat dilihat bahwa petani responden
di Desa Drien Kipah memiliki sikap menerapkan pembuatan pupuk organik cair
daun gamal pada tanaman cabai merah telah disampaikan oleh penyuluh kepada
petani.

40
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang II yang dilaksanakan oleh mahasiswa
semester VI dimulai dari 11 Mei s/d 31 Agustus 2023 yang berlokasi di Desa Drien
Kipah Kecamatan Tangan Tangan Kabupaten Aceh Barat Daya Provinsi Aceh, dari
hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapang II tersebut maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Dalam melakukan identifikasi potensi wilayah harus menggunakan metode
Participatory Rural Appraisal (PRA) yang melibatkan partisipasi masyarakat
dari banyak elemen untuk mendapatkan hasil sesuai dengan data yang nyata.
Komponen dalam pembuatan IPW antara lain:
a. Data sekunder yang terdiri dari data yang dapat diambil selain dari profil desa
juga terdapat pada programa.
b. Data primer terdiri dari peta sumber daya, bagan transek, kalender musim
tanam, bagan kecenduranga dan perubahan, serta diagram venn, dan
rekapitulasi masalah yang ada.
2. Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa disusun setiap tahun dan memuat
rencana penyuluhan pertanian tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus
anggaran pada masing-masing tingkatan serta mencakup pengorganisasian dan
pengelolaan sumberdaya sebagai dasar penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
3. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) merupakan rencana kegiatan
penyuluh dalam kurun waktu setahun yang dijabarkan dari programa penyuluh.
4. Pelaksanaan penyuluhan diambil berdasarkan permasalahan yang ada di
programa. Adapun permasalahan tersebut yaitu petani belum mampu membuat
pupuk organik cair daun gamal pada tanaman cabai merah sesuai anjuran
sebanyak 90 %.
5. Materi penyuluhan yang diberikan kepada petani di Desa Drien Kipah yaitu
pembuatan pupuk organik cair daun gamal. Materi yang diberikan layak dari
segi teknis, ekonomis dan sosial budaya. Media yang digunakan adalah leaflet.
Dan metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan demontsrari cara.

41
6. Evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner kepada 10 orang responden, dengan hasil evalusi,
sebagai berikut:
a. Tujuan penyuluhan ini agar petani mengetahui cara pembuatan pupuk organik
cair daun gamal dari 10% menjadi 25% sudah tercapai, karena persentase
kenaikan yang didapat sudah mencapai persentase tujuan yaitu 72 %, dimana
target penyuluhan telah tercapai dengan baik.
b. Nilai rata-rata keterampilan responden tentang pembuatan pupuk organik cair
daun gamal yaitu 70 % yang menunjukkan sangat memuaskan, hal ini
menunjukkan bahwa tujuan penyuluhan petani mengetahui cara pembuatan
pupuk organik cair daun gamal dapat tercapai.
c. Nilai presentasi sikap responden dalam pembuatan pupuk organik cair
sebesar 72 %, yang dalam arti standar kriteria menurut Ridwan.2015 sudah
mencapai kriteria tinggi. Jadi tujuan penyuluhan dalam petani mampu
membuat pupuk organik cair daun gamal sesuai anjuran dari 3 orang (10%)
menjadi 7 orang (25 %) telah tercapai.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari penyusunan laporan PKL II adalah:
1. Penyuluh pertanian dalam menyiapkan penyuluhan terlebih dahulu melakukan
identifikasi, dalam membuat programa dan RKTP juga melakukan identifikasi
potensi wilayah terlebih dahulu.
2. Pelaksanaan penyuluhan sebaiknya dimulai dari mengidentifikasi potensi
wilayah dan menyesuaikan dengan yang ada diprograma agar permasalahan
yang sering terjadi di lingkungan petani tidak terjadi kembali.
3. Penyuluh sebaiknya menyusun materi dalam bentuk Sinopsis dan metode
penyuluhan dalam bentuk LPM sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan.
4. Programa Penyuluhan Pertanian yang telah sesuai dengan permentan nomor 47
tahun 2016 diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan penyuluh sehingga
dalam penyusunan RKTP penyuluh dapat berpedoman dari Programa
desa/kelurahan yang telah dibuat.

42
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000. Penyuluhan Pertanian.: Yayasan Pengembangan Sinar Tani.


Jakarta.

Anonim, 2009.Modul Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Terampil. Badan Daerah.


Jakarta.

Anonim. 2000. Modul Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Terampil. Badan Daerah.
Pengembangan SDM Departemen Pertanian Jakarta.

Departemen Pertanian. 2002. Penyuluhan Pertanian di Era Otonomi Daerah.


Jakarta.

Mardikanto, T. 2003. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS PRESS.


Surakarta. Pengembangan SDM Departemen Pertanian Jakarta.

Mardikant, dkk.2009. Sistem penyuluhan pertannian. Universitas Sebelas Maret.

Permentan, 2009. Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. Nomor:


25/ Permentan/OT.140/5/2009, Jakarta.

Permentan, 2016.PedomanPenyusunan Programa Penyuluhan Pertanian. Nomor:


47/Permentan/SM.010/9/2016. Jakarta.

Pranata, F. 1999. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta.

Salim, F. 2005. Dasar-dasar Peyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian.


Pengembangan SDM Departemen Pertanian Jakarta.

Sugarda TD, Sudarmanto, dan Sumintaredja. 2001. Penyuluhan Pertanian.


Yayasan Pengembangan Sinartani. Jakarta. University Press. Surakarta.
Surakarta. 467 hal. Pengembangan SDM Departemen Pertanian Jakarta.

Yunanda.M. 2009. Evaluasi Pendidikan, Balai Pustaka. Jakarta Anonim, 2004.


Modul Diklat Dasar Penyuluh Pertanian Terampil. Jakarta.

43

Anda mungkin juga menyukai