Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN EVALUASI PENYELENGGARAAN

PENYULUHAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH HASIL


PERTANIAN (UBIKAYU) BAGI PETANI MILENIAL

Oleh
Bambang Haryanto, SP. M.Si

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA MANUSIA
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN LAMPUNG
TAHUN
2023
KATA PENGANTA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Hasil Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Peningkatan Nilai
Tambah Hasil Pertanian (Ubikayu) bagi Petani Milenial yang dilaksanakan
dari tanggal 25 Januari 2023 sampai dengan 30 Januari 2023 selama 5 hari
efektif.

Laporan ini dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggara


terhadap kegiatan Penyuluhan. Penyuluhan ini merupakan kegiatan Rutin
Balai Penyuluhan Pertanian Lampung dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap petani kakao.

Tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung penyelesaian laporan ini. Akhirnya saya harapkan semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Mengetahui Bandar Lampung,


Kepala Balai Penyusun

Dr. Abdul Roni Angkat, S.T.P., M.Si Bambang Haryanto, SP. M.Si
NIP. 197807272005011001 NIP. 196209121986031011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL..................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR............................................................................... iv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah...................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................................ 2

1.3 Kegunaan................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3

II.1 Pengertian.................................................................................. 3

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN........................................

3.1 Metode Penelitian....................................................................... 17

3.2 Sasaran Penelitian....................................................................... 17

3.3 Teknik Pengumpulan Data......................................................... 17

3.4 Teknik Analisis Data.................................................................. 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 22

A. Kepuasan Peserta Aspek Pembelajaran....................................... 22

B. Kepuasan Peserta Aspek Pelayanan............................................ 22

1. Aspek Pelayanan Administrasi................................................ 23

2. Aspek Pelayanan Fasilitas....................................................... 24


3. Pelayanan Widyaiswara.......................................................... 26

C. Hasil Pembelajaran ..................................................................... 25

1. Aspek...................................................................................... 26

2. Evaluasi Sikap Peserta .......................................................... 23

3. Hasil Pre Test dan Post Test................................................... 34

V. PENUTUP........................................................................................

5.1 Kesimpulan................................................................................. 27

5.2 Saran........................................................................................... 27

LAMPIRAN............................................................................................ 28

1. Data Responden .......................................................................... 28

2. Instrumen Evaluasi....................................................................... 29
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG DAN MASALAH

Pembangunan sektor pertanian memiliki peran yang sangat strategis dalam


memulihkan kembali kondisi perekonomian nasional yang saat ini masih terpuruk.
Peran strategis sektor pertanian bagi pertumbuhan ekonomi ditunjukan oleh
kedudukan sektor pertanian yang memberikan kontribusi nyata terhadap
penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, penyediaan lapangan kerja,
sumber devisa negara, peningkatan kesejahteraan dan pendapatan petani.

Sumber daya manusia pertanian memegang peran penting dan strategis dalam
menggerakkan pembangunan pertanian di seluruh pelosok Indonesia. Elemen
sumber daya manusia pertanian yang terdiri dari aparatur dan non aparatur
pertanian menjadi asset esensial dalam menggerakkan masyarakat pertanian di
pedesaan untuk mewujudkan capaian sasaran produksi komoditas pertanian
strategis nasional yang menjadi fokus utama dalam pembangunan pertanian untuk
lima tahun kedepan.

Dalam rangka menuju kemandirian pangan yang kuat, Kementerian Pertanian telah
menetapkan Sebelas Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian tahun 2015–2019,
salah satunya adalah peningkatan ketahanan pangan melalui pengembangan produk
singkong menjadi produk jadi dan setengah jadi.

Untuk suksesnya pengembangan produk tersebut, Badan Penyuluhan dan


Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, sesuai dengan fungsinya,
menyiapkan sumberdaya manusia pertanian melalui peningkatan efektifitas
penyelenggaraan Penyuluhan dan penyuluhan pertanian melalui program aksi
pengawalan dan pendampingan penyuluh pertanian di sentra produksi delapan
komoditas tersebut.
Di era otonomi daerah yang esensinya mengedepankan pelayanan, pemberdayaan,
partisipasi masyarakat dan kemandirian, memungkinkan pemerintah daerah lebih
cermat dan lebih tajam dalam mengidentifikasi permasalahan, potensi, keinginan,
kebutuhan dan harapan petani, sehingga mendorong pemerintah daerah untuk
merumuskan rencana pembangunan yang dapat memecahkan masalah dan
meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk itu diperlukan sumberdaya manusia
pertanian yang berkualitas.

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian menjadi tanggung jawab


bersama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat
berperan sebagai regulator, fasilitator dan dinamisator, pemerintah daerah berperan
sebagai pelaksana pembangunan pertanian yang lebih demokratis dan transparan.

Salah satu usaha dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani
penerima bantuan berupa benih tanaman adalah dengan melaksanakan kegiatan
Penyuluhan tematik kakao bagi non aparatur

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lampung adalah salah satu Unit Pelaksana
Teknis (UPT) di bidang Penyuluhan pertanian bagi aparatur dan non aparatur
pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian
Pertanian. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
109/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 09 Oktober 2013 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Penyuluhan Pertanian Lampung, BPP Lampung mempunyai tugas
melaksanakan Penyuluhan fungsional bagi aparatur, Penyuluhan teknis dan
profesi di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur pertanian.

Balai Penyuluhan Pertanian Lampung sebagai lembaga pendidikan dan Penyuluhan


memiliki posisi yang sangat strategis karena berperan sebagai institusi yang
berfungsi meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian baik aparatur
negara maupun pelaku utama dan pelaku usaha.
Pelaksanaan suatu proses peningkatan kompetensi melalui pendidikan dan
Penyuluhan (Penyuluhan) memerlukan evaluasi untuk menunjukkan apakah tujuan
telah tercapai. Secara khusus Kirkpatrick mengemukan alasan mengapa suatu
Penyuluhan perlu dievaluasi.

Pertama, evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah Penyuluhan dapat


memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi atau tidak. Tidak
hanya itu, Penyuluhan juga perlu dievaluasi untuk memutuskan apakah program
Penyuluhan tersebut perlu dilanjutkan atau tidak. Yang terakhir adalah evaluasi
Penyuluhan dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai bagaimana
meningkatkan dan mengembangkan program Penyuluhan yang akan datang.

Menurut evaluasi 4 tahap dari Kirkpatrick, pada evaluasi tahap 1 (reaction) dan 2
(learning) akan menghasilkan informasi bagi lembaga Penyuluhan tentang
penyelenggaraan Penyuluhan. Sedangkan evaluasi tahap 3 (behavior) dan 4 (result)
menghasilkan informasi yang berpusat pada dampak Penyuluhan bagi lembaga
Penyuluhan yang merupakan kondisi pasca Penyuluhan. Pada penelitian ini hanya
dilakukan untuk evaluasi pada level 1 yaitu reaksi (reaction).

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, peneliti merasa tertarik untuk


mengkaji secara empirik dengan mengangkat judul Evaluasi Penyelenggaraan
Penyuluhan Panen dan Pasca Panen Kakao Bagi Non Aparatur di Balai
Penyuluhan Pertanian Lampung.

Penelitian ini merupakan salah satu bentuk evaluasi terhadap penyelenggaraan


Penyuluhan sehingga dapat dijadikan bahan referensi dalam penyelenggaraan
Penyuluhan yang lebih baik. Dari deskripsi yang ada latar belakang, dapat
diformulasikan pokok permasalahannya yaitu: “Bagaimana Hasil Evaluasi
Penyelenggaraan Penyuluhan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian (Ubikayu)
bagi petani milenial di Balai Penyuluhan Pertanian Lampung ?”
B. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Penelitian ini adalah

1. Menentukan kepuasan peserta Penyuluhan (Reaction) terhadap aspek


edukatif penyelenggaraan Penyuluhan Peningkatan Nilai Tambah Hasil
Pertanian (Ubikayu) di Balai Penyuluhan Pertanian Lampung
2. Menentukan kepuasan peserta Penyuluhan (Reaction) terhadap aspek
fasilitas penyelenggaraan Penyuluhan Peningkatan Nilai Tambah Hasil
Pertanian (Ubikayu) di Balai Penyuluhan Pertanian Lampung.
3. Menentukan kepuasan peserta Penyuluhan (Reaction) terhadap aspek
pelayanan penyelenggaraan Penyuluhan Peningkatan Nilai Tambah Hasil
Pertanian (Ubikayu) di Balai Penyuluhan Pertanian Lampung.
4. Menentukan hasil belajar peserta Penyuluhan (Learning) pada
penyelenggaraan Penyuluhan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian
(Ubikayu) di Balai Penyuluhan Pertanian Lampung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan


sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari
tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat
keputusan, membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman
terhadap fenomena. Menurut rumusan tersebut, inti dari evaluasi adalah penyediaan
informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan (Stufflebeam dan Shinkfield ,1985: 159). Komite Studi Nasional tentang
Evaluasi (National Study Committee on Evaluation) dari UCLA (Stark & Thomas,
1994: 12), menyatakan bahwa evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan
pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.
Selanjutnya, Griffin & Nix (1991:3) menyatakan “Measurement, assessment and
evaluation are hierarchial. The comparison of observation with the criteria is a
measurement, the interpretation and description of the evidence is an
assessment and the judgement of the value or implication of the behavior is an
evaluation”. Yang dapat kita artikan pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat
hirarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment), sedangkan penilaian
didahului dengan pengukuran. Pengukuran diartikan sebagai kegiatan
membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, penilaian (assessment)
merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan hasil sedangkan evaluasi
merupakan penetapan nilai atau implikasi perilaku.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan


proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,
mengintepretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar
membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.
Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan
objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan
program, dampak/ hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi
yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan
apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga dipergunakan untuk
kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang
terkait dengan program.

Model Kirkpatrick merupakan model evaluasi Penyuluhan yang memiliki kelebihan


karena sifatnya yang menyeluruh, sederhana, dan dapat diterapkan dalam berbagai
situasi Penyuluhan. Menyeluruh dalam arti model evaluasi ini mampu
menjangkau semua sisi dari suatu program Penyuluhan. Dikatakan sederhana
karena model ini memiliki alur logika yang sederhana dan mudah dipahami serta
kategorisasi yang jelas dan tidak berbelit-belit. Sementara dari sisi penggunaan,
model ini bisa digunakan untuk mengevaluasi berbagai macam jenis Penyuluhan
dengan berbagai macam situasi. Dalam model Kirkpatrick, evaluasi dilakukan
melalui empat level,yaitu:

1) Level 1 reaction (reaksi)

Evaluasi di level 1 bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan


peserta Penyuluhan terhadap penyelenggaraan Penyuluhan. Kualitas
proses atau pelaksanaan suatu Penyuluhan dapat diukur melalui tingkat
kepuasan pesertanya. Kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan atau
proses suatu Penyuluhan akan berimplikasi langsung terhadap motivasi
dan semangat belajar peserta dalam pelaksanaan Penyuluhan.Pada penelitian
ini, reaksi peserta Penyuluhan yang dievaluasi adalah dari aspek
edukatif, aspek fasilitas dan aspek pelayanan panitia terhadap peserta
Penyuluhan.

2) Level 2 learning (belajar) Evaluasi dilevel 2 bertujuan unt mengukur


tingkat pemahaman peserta terhadap materi Penyuluhan atau sejauh mana
daya serap peserta program Penyuluhan pada materi Penyuluhan yang telah
diberikan. Program Penyuluhan dikatakan berhasil ketika aspek tersebut
mengalami perbaikan dengan membandingkan hasil evaluasi sebelum dan
sesudah Penyuluhan.

3) Level 3 behaviour (perilaku kerja)

Evaluasi di level 3 bertujuan untuk mengukur perubahan perilaku kerja peserta


Penyuluhan setelah mereka kembali ke dalam lingkungan kerjanya. Perilaku
yang dimaksud di sini adalah perilaku kerja yang ada hubungannya
langsung dengan materi yang disampaikan pada saat Penyuluhan. Evaluasi
perilaku ini dapat dilakukan melalui observasi langsung ke dalam lingkungan
kerja peserta atau kuesioner. Di samping itu bisa juga melalui wawancara
dengan atasan maupun rekan kerja peserta.

4) Level 4 impact (dampak) Evaluasi di level 4 bertujuan untuk mengetahui


dampak perubahan perilaku kerja peserta Penyuluhan terhadap
tingkat produktifitas perusahaan.Aspek yang bisa menjadi acuan dalam
evaluasi ini meliputi kenaikan produksi, peningkatan kualitas produk,
penurunan biaya, penurunan angka kecelakaan kerja baik kualitas
maupun kuantitas,penurunan turn over,maupun kenaikan tingkat keuntungan.

Pada penelitian ini peneliti hanya melakukan evaluasi penyelenggaraan Penyuluhan


pada level 1 dan level 2 yang datanya dapat diambil selama peserta berada di
kampus Balai Penyuluhan Keagamaan Semarang pada tanggal 15 sampai dengan 24
Agustus 2016. Menurut Kirkpatrick’s, Level of Evaluation pendapat peserta
Penyuluhan pada evaluasi tahap 1 atau tahap reaksi lebih merupakan umpan balik
bagi narasumber/widyaiswara/ fasilitator dan organisasi penyelenggaran
Penyuluhan. Dalam The Cadanian Journal of Program Evaluation dijelaskan
bahwa level 1 “reaction” dari evaluasi Kirkpatrick sering disebut sebagai “happy
face evaluation” yang mengukur reaksi peserta dan kepuasan mengikuti Penyuluhan
dan proses pembelajaran. Reaction level mengevaluasi terhadap reaksi peserta
Penyuluhan berarti mengukur kepuasan peserta (customer satisfaction). Program
Penyuluhan dianggap efektif apabila proses training dirasa menyenangkan dan
memuaskan bagi peserta Penyuluhan sehingga mereka tertarik dan termotivasi
untuk belajar dan berlatih. Dari hasil penelitian Sopacua dan Budijanto dijelaskan
bahwa peserta akan termotivasi apabila proses Penyuluhan berjalan memuaskan
bagi peserta yang pada akhirnya akan memunculkan reaksi dari peserta yang
menyenangkan. Sebaliknya, apabila peserta tidak merasa puas terhadap proses
Penyuluhan yang diikutinya maka mereka tidak akan termotivasi untuk mengikuti
kegiatan Penyuluhan lebih lanjut. Untuk evaluasi level 3 dan 4 tidak
diteliti untuk karena disebabkan alasan waktu pengambilan data
haruslah setelah peserta Penyuluhan selesai melaksanakan Penyuluhan dan kembali
ke unit kerjanya masing-masing. Namun, Balai Penyuluhan Pertanian
Lampung sudah berusaha untuk melakuka evaluasi pada level 3 dan level 4
dengan melakukan kegiatan evaluasi pasca Penyuluhan untuk melihat
perubahan perilaku kerja alumni Penyuluhan dan dampaknya terhadap unit
kerja masing-masing alumni.
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitan deskriptif kuantitatif dengan metode survai.


Kerlinger dalam Sugiono (2001: 79) mengemukakan bahwa penelitian survei
adalah penelitian yang dilakukan pada populasi yang besar maupun kecil, tetapi
yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,
sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel.

2. Sasaran Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lampung


khususnya pada kegiatan Penyuluhan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian
(Ubikayu) bagi petani milenial yang dilaksanakan selama 5 hari. Peserta
Penyuluhan adalah Petani milenial wilayah pengembangan ubikayu di Wilayah
Kerja Balai Penyuluhan Pertanian Lampung yaitu Provinsi Lampung, Sumatera
Selatan, Bengkulu dan Bangka Belitung. Jumlah peserta Penyuluhan sebanyak 30
orang petani milenial yang mendeskripsikan tingkat kepuasan peserta terhadap
aspek pembelajaran, kurikulum dan pelayanan panitia pada Penyuluhan
Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian (Ubikayu) dengan cara menyebarkan
quesioner berupa angket. Untuk mengetahui hasil belajar peserta Penyuluhan
menggunakan tes tertulis berupa pre dan post test, penilaian sikap menggunakan
lembar pengamatan dan ketrampilan menggunakan unjuk kerja.

3. Teknik Pengumpulan Data


Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh data yang sesuai dengan objek pembahasan yang dikemukakan adalah
dengan menggunakan angket dengan jawaban tertutup. Dalam upaya meI
ngumpulkan data sebagai dasar analisis untuk menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan sebelumnya, dilakukan dengan teknik:
a. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab secara tertulis pula. Jumlah item angket untuk kepuasan peserta
aspek pembelajaran sebanyak 4 item pertanyaan, aspek fasilitas 9 item dan
aspek pelayanan 5 item yang kemudian dinilai dengan menggunakan interval
dengan rumus sebagai berikut :

Skt - Skr
i = -------------
K

KETERANGAN
i = Interval atau rentang
Skt = Skor tertinggi
Skr = Skor terendah
K = Kriteria Pengukuran

Observasi data dilakukan untuk mengumpulkan data-data pendukung untuk


mengetahui sikap peserta Penyuluhan selama kegiatan Penyuluhan berlangsung.

b. Tes tertulis, dilakukan untuk mengumpulkan data terkait dengan hasil


peserta Penyuluhan berupa pengetahuan yang dilaksanakan sebelum
penyelenggaraan Penyuluhan (pretest) dan setelah penyelenggaran
Penyuluhan (post test).
c. Kinerja dilakukan untuk mengumpulkan data terkait hasil peserta
Penyuluhan yang berupa keterampilan peserta Penyuluhan.
d. Dokumentasi, dilakukan untuk mengumpulkan data-data tertulis seperti
dokumen penyelenggaraan Penyuluhan seperti data peserta Penyuluhan,
data widyaiswara, panitia, laporan persiapan dan pembukaan Penyuluhan
dan kelengkapan berkas lainnya.

Dalam evaluasi program Penyuluhan diperlukan standar penilaian sesuai kategori


seperti yang tecantum pada Surat Keputusan Kepala Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian Tahun 2014 tentang Standar KePenyuluhanan
Teknis Kementerian Pertanian menyatakan bahwa peserta Penyuluhan dapat
dinyatakan:
a. Sangat baik jika nilai > 81,
b. Baik jika nilai 71 – 80,
c. Cukup jika nilai 61 – 70,
d. Kurang jika nilai 51 – 60,
e. Kurang sekali jika nilai < 50
Peserta Penyuluhan dinyatakan lulus jika rata-rata minimal 61 dengan kategori
baik. Peserta Penyuluhan yang nilainya dibawah 61 akan mendapat surat
keterangan telah mengikuti Penyuluhan (Penyuluhan, 2012).

4. Teknik analisis data

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian ini, maka teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Analisis ini
digunakan untuk mendeskripsikan tingkat kepuasan peserta Penyuluhan terhadap
penyelenggaraan Penyuluhan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian
(Ubikayu)yang meliputi aspek pengajaran, fasilitas dan pelayanan panitia.

Analisis kuantitatif juga digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta


Penyuluhan baik dari aspek sikap, pengetahuan ataupun keterampilan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KEPUASAN PESERTA PENYULUHAN TERHADAP PENGAJARAN


DALAM PENYULUHAN.

Tabel 1. Kepuasan Peserta Penyuluhan Terhadap Pelaksanaan aspek


pengajaran

No Uraian Persentase
1 Kurikulum Penyuluhan 95,28
2 Waktu Penyuluhan 98,90
3 Urutan materi pembelajaran 100,00
4 Manfaat materi pembelajaran 100,00
Rata-rata 98,55

Hasil kepuasan peserta Penyuluhan terhadap aspek pengajaran dapat dilihat dari
hasil yang telah disajikan dalam tabel 1. Aspek pengajaran dalam Penyuluhan
merupakan aspek penyelenggaraan Penyuluhan yang terdiri dari unsur kurikulum
Penyuluhan, waktu Penyuluhan, urutan materi pembelajaran dan manfaat materi
terhadap kebutuhan peserta Penyuluhan. Dari hasil angket yang diedarkan ke
peserta Penyuluhan terhadap aspek kurikulum Penyuluhan kepuasan peserta adalah
95,28 %, aspek waktu Penyuluhan sebesar 98,90, urutan materi Penyuluhan 100 %
dan manfaat materi Penyuluhan sebesar 100 % sehingga semua komponen yang
dievaluasi. Secara rata-rata dapat kita ketahui kepuasan peserta Penyuluhan
terhadap aspek pengajaran dalam kategori sangat baik dengan nilai 98,55 %,
sehingga dapat dikatakan bahwa Penyuluhan ini dinyatakan dalam kondisi sangat
baik dalam aspek pembelajaran.

Pada aspek kurikulum pada tabel 1 adalah sebesar 95,28 % hal ini dapat dikatakan
bahwa kurikulum Penyuluhan sudah sesuai dengan kebutuhan peserta Penyuluhan
dimana peserta sangat membutuhkan materi-materi yang disampaikan dalam
pembelajaran.

Pada aspek waktu Penyuluhan peserta Penyuluhan memberikan skor rata-rata 98,90
% menunjukkan bahwa waktu Penyuluhan selama 5 hari yang dimulai dari tanggal
25 Januari 2023 s/d 30 Januari 2023 cukup dan mampu memberi pengetahuan dan
keterampilan kepada peserta Penyuluhan, Materi pembelajaran inti terdiri dari 6
(enam) mata Penyuluhan, yaitu (1) Bahan Tambahan Pangan (2) Good
Manufacturing Practices, (3) Pembuatan Tepung Mokaf, (4) Pembuatan Cookies
Mokaf, (5) Membuat olahan Aci, (6) Analisa Pengolahan.

Pada aspek urutan materi pembelajaran menunjukkan nilai 100 % (sangat baik)
menunjukkan bahwa materi Penyuluhan ini disusun harus berdasarkan sekuen, dan
bila diacak maka urutan pembelajaran tidak akan sampai ke tujuan pembelajaran.

Pada aspek manfaat materi pembelajaran menunjukkan nilai 100 % (sangat


bermanfaat) hal ini diduga materi Penyuluhan yang diberikan kepada peserta
Penyuluhan sangat dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari dilapangan yang dimulai
dari pengertian bahan tambahan pangan, Good Manufacturing Practices, Pembuatan
Tepung Mokaf, Pembuatan Cookies Mokaf, Membuat olahan Aci, Analisa
Pengolahan.

B. KEPUASAN PESERTA PENYULUHAN TERHADAP ASPEK


PELAYANAN
1. KEPUASAN PESERTA PENYULUHAN TERHADAP ASPEK
PELAYANAN ADMINITRASI

Tabel 2. Aspek Pelayanan Administrasi

Cukup Kurang
Puas
No Kegiatan Puas Puas
% % %
1 Registrasi/pendaftaran peserta 100 0 0
Penyuluhan cepat dan mudah
2 Bahan serahan (tas, buku, 100 0 0
pulpen, Pensil dll) yang
berkualitas
3 Penyelesaian pembayaran uang 100 0 0
saku dan transportasi yang
mudah dan cepat
Rata-Rata 100 0 0

Hasil analisis terhadap kepuasan peserta Penyuluhan pada aspek pelayanan


administrasi pembelajaran dapat dilihat pada tabel 2. Aspek pelayanan administrasi
pembelajaran meliputi kemudahan melakukan registrasi atau pendaftaran peserta
adalah sebesar 100 %, aspek bahan serahan (tas, buku, pulpen, pensil dll) yang
berkualitas sebesar 100 %, penyelesaian pembayaran uang saku dan transportasi
yang mudah dan cepat sebesar 100 %. Hasil rata-rata aspek pelayanan administrasi
adalah sebesar 100 %.

Pada aspek kemudahan dalam melakukan registrasi peserta Penyuluhan


memberikan skor 100 % atau sangat baik, hal ini dimungkinkan karena peserta
Penyuluhan pada waktu datang ke Balai Penyuluhan Pertanian Lampung langsung
diterima oleh bagian keamanan, kemudian diantarkan ke bagian registrasi. Setelah
sampai pada bagian registrasi disambut dengan ramah oleh petugas dan kemudian
diberikan blanko pendaftaran sehingga dalam waktu singkat calon peserta sudah
terlayani dengan baik oleh petugas.

Pada aspek bahan serahan (tas, buku, pulpen, pensil dll) yang berkualitas diberi
skor 100 % atau sangat baik, hal ini dimungkinkan karena setelah peserta hadir dan
melakukan registrasi langsung diberikan bahan serahan berupa tas, buku, pulpen,
dan pensil dan bahan ini sangat bermanfaat bagi calon peserta dan langsung dapat
digunakan.

Pada aspek penyelesaian pembayaran uang saku dan transportasi yang mudah dan
cepat diberi skor 100 % atau sangat baik hal ini dimungkinkan karena setelah
peserta Penyuluhan selesai dan penutupan Penyuluhan berakhir kegiatan
penyelesaian pembayaran uang saku dan transportasi diberikan langsung oleh
petugas tanpa ditunda. Selain itu petugas yang menyerahkan pembayaran uang
saku dan transportasi sangat siap dan transparan.

2. KEPUASAN PESERTA TERHADAP ASPEK PELAYANAN FASILITAS


PENYULUHAN

Tabel 3. Aspek Pelayanan Fasilitas

Puas Cukup Kurang


No Kegiatan Puas Puas
% % %
1 Kebersihan dan kenyamanan asrama, ruang 100 0 0
kelas dan ruang makan
2 Keramahan dan kerapihan petugas 100 0 0
Asrama/penginapan
3 Variasi menu makanan yang disajikan 100 0 0
4 Kelengkapan fasilitas praktek 100 0 0
(lab/lahan/alat dan mesin pertanian)
5 Ketersediaan alat bantu pengajaran (LCD, 100 0 0
Laptop, OHP, Layar screen)
Rata-Rata 100 0 0

Hasil analisis terhadap kepuasan peserta Penyuluhan pada aspek pelayanan Fasilitas
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3. Aspek pelayanan fasilitas pembelajaran
meliputi kebersihan dan kenyamanan asrama, ruang kelas dan ruang makan,
keramahan dan kerapihan petugas Asrama/penginapan, variasi menu makanan yang
disajikan, kelengkapan fasilitas praktek (lab/lahan/alat dan mesin pertanian),
ketersediaan alat bantu pengajaran (LCD, Laptop, OHP, Layar screen). Hasil rata-
rata aspek pelayanan fasilitas adalah sebesar 100 %.

Pada aspek kebersihan dan kenyamanan asrama, ruang kelas dan ruang makan
mendapat skor 100 (sangat baik), hasil ini menunjukkan bahwa peserta merasa
nyaman selama mengikuti Penyuluhan. Kenyamanan peserta dapat terjadi karena
adanya kondisi yang bersih pada tempat-tempat peserta melakukan kegiatan
diantaranya adalah asrama sebagai tempat menginap peserta Penyuluhan, ruang
kelas sebagai tempat tatap muka dan ruang makan sebagai tempat makan baik
makan pagi, siang dan malam.

Pada aspek keramahan dan kerapihan petugas Asrama/penginapan menadapatkan


skor 100 (sangat baik) hal ini menunjukkan bahwa peserta merasa seperti dirumah
sendiri karena petugas melayani para peserta Penyuluhan dengan ramah, dan
asrama dalam kondisi yang selalu rapi. Kerapian dan keramahan memberikan
dampak yang paling penting terhadap keberlangsungan kegiatan Penyuluhan.

Pada aspek variasi menu makanan yang disajikan mendapatkan penilaian 100
(sangat baik) hasil ini menunjukkan bahwa variasi makanan pada saat mengikuti
Penyuluhan sangat sesuai dengan selera peserta, selain variasi makanan yang tidak
kalah penting adalah jumlahnya cukup baik cukup jumlahnya, cukup rasanya dan
cukup gizinya. Makanan dalam kegiatan Penyuluhan ini diberikan selama 3 kali
yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam. Selain makan peserta
Penyuluhan juga diberikan snack yang disediakan pagi hari pukul 10.00 dan pada
sore hari pukul 15.30.

Pada aspek kelengkapan fasilitas praktek (lab/lahan/alat dan mesin pertanian)


mendapatkan skor 100 (sangat baik) hasil ini diduga bahwa peserta Penyuluhan
panen dan pasca panen merasa senang dengan kegiatan Penyuluhan ini. Pada saat
kegiatan Penyuluhan dilakukan praktek panen buah kakao, praktek fermentasi biji
kakao, praktek pengemasan dan penyimpanan, praktek penentuan standar mutu biji
kakao, praktek pengolahan biji kakao, dan praktek analisis usaha pengolahan
kakao. Praktek tersebut dilakukan di kebun Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Lampung, dan Ruang kelas dan Laboratorium pengolahan hasil pertanian. Pada
waktu pengolahan biji kakao dimulai dari belajar roasting biji kakao, pemisahan
kulit dan Nib nya, melakukan pemasta kasar, pembuatan permen coklat, dan coklat
dark.
Dengan adanya praktek-praktek tersebut maka peserta merasa senang dan banyak
hal baru yang bisa diterapkan di lokasi usaha dan bisa menjadi peluang usaha
pengolahan kakao.

Pada aspek ketersediaan alat bantu pengajaran (LCD, Laptop, OHP, Layar screnen)
mendapatkan skor 100 (sangat baik) hasil ini menunjukkan bahwa fasilitas dan
ketersediaan alat bantu pengajaran di kelas cukup representatif. Kondisi kelas yang
representatif ini disebabkan karena dikelas ada audio yang bisa digunakan
bernyanyi pada saat istiraha, ruang kelas ber AC, terdapat juga LCD yang dapat
digunakan untuk menampilkan materi Penyuluhan.

Secara keseluruhan responden yang seluruhnya adalah peserta Penyuluhan


menyatakan bahwa pelayanan terhadap peserta dalam Penyuluhan panen dan pasca
panen sangat baik yaitu 100 % daripeserta Penyuluhan.

3. KEPUASAN PESERTA TERHADAP WIDYAISWARA

Tabel 4. Aspek Pelayanan Widyaiswara

No. ASPEK Nilai


1. Penguasan Materi (Pengetahuan,
4,35
Keterampilan, Sikap)
2. Penguasaan Metoda (Kemampuan
Penyajian, (Berkomunikasi, Kemampuan 4,34
Menjawab, Nada & Suara, Kerjasama)
3. Kemampuan Menggunakan Alat Bantu
4,25
(Penggunaan Sarana)
4. Penegakan Disiplin (Kehadiran, Kerapihan
4,28
Berpakaian, Sikap & Perilaku)
5. Tujuan Pembelajaran (Relevansi Materi
Dengan TIK, Pencapaian Tujuan 4,26
Pembelajaran)
Rata-Rata 4,29

Hasil analisis terhadap kepuasan peserta terhadap pelayanan widyaiswara dalam


pengajaran menunjukkan bahwa 4,35 (sangat baik) hal ini dapat dilihat pada tabel
4. Aspek pelayanan widyaiswara terhadap peserta Penyuluhan meliputi aspek
Penguasan Materi (Pengetahuan, Keterampilan, Sikap), Penguasaan Metoda
(Kemampuan Penyajian, (Berkomunikasi, Kemampuan Menjawab, Nada & Suara,
Kerjasama), Kemampuan Menggunakan Alat Bantu (Penggunaan Sarana),
Penegakan Disiplin (Kehadiran, Kerapihan Berpakaian, Sikap & Perilaku), Tujuan
Pembelajaran (Relevansi Materi Dengan TIK, Pencapaian Tujuan Pembelajaran).

Pada aspek penguasan materi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) mendapatkan


rata-rata skor sebesar 4,35 (sangat baik) hasil ini menunjukkan bahwa widyaiswara
atau fasilitator yang mengampu materi dalam Penyuluhan panen dan pasca panen
mempunyai kompetensi yang baik dengan penguasaan materi yang sangat baik ini
maka kepuasan peserta terhadap widyaiswara sangat baik.

Pada aspek penguasaan metoda (Kemampuan penyajian, berkomunikasi,


kemampuan menjawab, Nada & Suara, Kerjasama) mendapatkan rata-rata skor
sebesar 4,34 (sangat baik) hasil ini menunjukkan bahwa widyaiswara atau
fasilitator menguasai metode dalam pengajaran dimulai dari kemampuan
menyajikan sesuai dengan urutannya, kemampuan berkomunikasi dengan peserta
Penyuluhan, kemampuan menjawab pertanyaan, nada dan suara yang cukup lantang
sehingga mudah didengar dan jelas serta kerjasama antara widyaiswara atau
fasilitator dengan peserta yang cukup baik.

Pada aspek kemampuan menggunakan alat bantu (penggunaan sarana)


mendapatkan rata-rata sebesar 4,25 (sangat baik) hasil ini menunjukkan bahwa
widyaiswara atau fasilitator mampu menggunakan alat bantu berupa LCD, Laptop
dan layar screen, dengan penguasaan alat bantu yang baik akan mempengaruhi hasil
pembelajaran berupa film, maupun power point sehingga memudahkan peserta
untuk memahami materi pembelajaran.

Pada aspek Penegakan Disiplin (Kehadiran, Kerapihan Berpakaian, Sikap &


Perilaku) mendapatkan rata-rata skor 4,28 (sangat baik) hasil ini menunjukkan
bahwa widyaiswara atau mampu membuat suasana pembelajaran yang kondusif
dan dalam pembelajaran ini mampu menegakkan disiplin hal ini dibuktikan dengan
kehadiran peserta Penyuluhan sesuai dengan waktu yang dijadwalkan, kerapihan
berpakaian rapi dan sikap dan perilaku yang baik.

Pada aspek tujuan pembelajaran (relevansi materi dengan tik, pencapaian tujuan
pembelajaran) mendapatkan rata-rata sebesar 4,26 (sangat baik) hal ini
menunjukkan bahwa peserta puas dengan tujuan pembelajaran dan peserta mampu
menguasai materi yang diberikan dan ini dapat dibuktikan dengan hasil pre test dan
post test.

4. HASIL PEMBELAJARAN PESERTA PENYULUHAN

Hasil pembelajaran dalam evaluasi penyelenggaraan Penyuluhan terdiri dari


kegiatan evaluasi terhadap pemahaman peserta Penyuluhan, evaluasi sikap peserta
dan evaluasi pengetahuan berupa pre test dan post test.

4..1. Hasil Evaluasi Terhadap Pemahaman Peserta Penyuluhan.

Hasil belajar dipandang sebagai dua sisi, yaitu sisi peserta Penyuluhan dan sisi
widyaiswra.

Tabel 4. Hasil Evaluasi Terhadap Pemahaman Peserta Penyuluhan

Sangat Menguasai Cukup Kurang Tidak


No Mata Penyuluhan Menguasai Menguas menguasai Menguasai
ai
% % % % %
1 Bahan Tambahan 50,00 50,00 0 0
Pangan
2 Good Manufacturing 46,67 50,00 3,33
Practices
3 Pembuatan PIRT 26,67 66,67 6,67
3 Pembuatan Mokaf 23,33 70,00 6,67
4 Pembuatan Cookies 33,33 46,67 20,00
Mokaf
5 Pembuatan Mie dari 56,67 40,00 3,33
Mokaf
6 Pengoalah bahan Aci 30,00 66,67 3,33
7 Analiasa Hasil 13,33 60,00 26,67
Pengolahan
Jumlah 280,00 450,01 70,00
Rata-Rata 35,00 56,25 8,75

Hasil evaluasi terhadap tingkat penguasaan materi peserta pada tabel 4


memdapatkan rata-rata adalah 35,00 % (sangat menguasai), dan 56,25 %
(Menguasai) dan 8,75 % (Cukup menguasai) dari materi Bahan tambahan pangan,
Good Manufacturing Practices, Perizinan PIRT, Pembuatan Tepung Mokaf,
Pembuatan Cookies Mokaf, Pembuatan Mie Mokaf, Pengolahan Aci, dan Analisa
Usaha Pengolahan.

Pada materi Bahan Tambahan Pangan hasil evaluasi terhadap penguasaan materi
peserta rata-rata mendapatkan hasil sebesar 50,00 % (sangat menguasai) dan
50,00% (menguasai). Hasil ini menunjukkan bahwa peserta Penyuluhan mampu
menjelaskan kembali pengertian, tujuan dan menggunakan bahan tambahan pangan
yang sering mereka gunakan selama ini.

Pada materi Good Manufacturing Practices hasil evaluasi terhadap penguasaan


materi peserta memberikan hasil rata-rata sebesar 46,67 (sangat menguasai) dan
50,00 % (menguasai) serta 3,33 % (cukup menguasai) hal ini menunjukkan bahwa
materi Good Manufacturing Practices sudah dipahami karena materi ini sangat
menentukan berhubungan dengan legalitas usaha.
Pada materi Perizinan PIRT hasil evaluasi terhadap penguasaan materi peserta
memberikan hasil rata-rata sebesar 26,67 % (sangat menguasai) dan 66,67 %
(menguasai) serta 6,67 % (cukup menguasai) hasil ini diduga nara sumber
memberikkan materi sangat detail dan diberikan contoh-contoh yang sesuai dengan
kebutuhan peserta sehingga peserta sangat antusias dan materi ini sangat
dibutuhkan oleh peserta Penyuluhan.

Pada meteri pembuatan tepung mokaf hasil evaluasi terhadap penguasaan materi
peserta memberikan hasil rata-rata sebesar 23,33 % (sangat menguasai ) dan
70,00 % (menguasai) serta 6,67 % (cukup menguasai) hasil ini menunjukkan bahwa
peserta Penyuluhan menguasai materi pembuatan mokaf. Hasil ini diduga dengan
penguasaan materi ini sangat bermanfaat dalam peningkatan nilai tambah apabila
terjadi harga singkong rendah dan mereka mendapatkan alternatif pengolahan yang
dapat mengawetkan bahan pangan.

Pada materi Pembuatan cookies mokaf hasil evaluasi terhadap penguasaan peserta
memberikan hasil rata-rata sebesar 33,33 % (sangat menguasai) dan 46,67 %
( Menguasai) dan 20,00 % (cukup menguasai) hasil ini menunjukkan bahwa
pembuatan cookies mokaf ini sangat mudah membuatnya dan dapat dijadikan
sebagai peluang usaha sehingga peserta mudah menyerap materi tersebut dan juga
sebagai alternatif pengolahan hasil pangan yang sehat.

Pada materi Pembuatan Mie mokaf hasil evaluasi terhadap penguasaan materi
peserta memberikan hasil rata-rata sebesar 56,67 % (sangat menguasai) dan 40,00
% ( Menguasai), serta 3,33 % (cukup menguasai) hasil ini menunjukkan
bahwa pembuatan mie mokaf ini sangat mudah membuatnya dan dapat dijadikan
sebagai peluang usaha sehingga peserta mudah menyerap materi tersebut dan juga
sebagai alternatif pengolahan hasil pangan yang sehat.

Pada materi analisis pengolahan hasil evaluasi terhadap penguasaan materi


memberikan hasil rata-rata 13,33 % (sangat menguasai) dan 60 % (menguasai) serta
26,67 % (cukup menguasai) terhadap materi analisa usaha pengolahan hasil ini.
Materi ini sangat diperlukan karena ini merupakan keterampilan baru bagi peserta
sehingga mereka bersungguh-sungguh sehingga tingkat pemahamannya menjadi
sangat tinggi.

4.2. HASIL BELAJAR ASPEK SIKAP

Tabel 5. Aspek Sikap Peserta Penyuluhan

Aspek Penilaian
No Jml
Kepemimpina Prakars
Nama Peserta Disiplin Motivasi n Kerjasma a
1 Chandra Ari Prasetya 85 85 85 85 85 85,00
2 Herlambang Dewanto 85 85 85 85 85 85,00
3 Derri Satria 85 85 85 85 85 85,00
4 Sujianto 85 85 85 85 85 85,00
5 Wahyono 90 90 95 90 95 91,25
6 Andri Hidayat 85 85 85 85 85 85,00
7 Hafiz Alkautsar 85 85 85 85 85 85,00
8 Sutrisno 85 85 85 85 85 85,00
9 Deni Nurcahyo 85 85 85 85 85 85,00
10 Usman Asri 85 85 85 85 85 85,00
11 Saefudin 85 85 85 85 85 85,00
12 Basir Amir Zuliman 85 85 85 85 85 85,00
13 Feriansyah Alridho 85 85 85 85 85 85,00
14 Sadri 85 85 85 85 85 85,00
15 Agus Dwi Saputra 85 85 85 85 85 85,00
16 Apriyadi 90 85 90 85 85 87,75
17 Roni Haryanto 85 95 90 90 85 88,50
18 Muhamad Fajar Sidik 85 85 85 85 85 85,00
19 Saefudin Hidayatullah 85 85 85 85,00 85 85,00
20 Heri Kurniawan 75 85 90 90 95 83,50
21 Surantono 85 85 85 85 85 85,00
22 Muntholib 85 85 85 85 85 85,00
23 Habizar Deby Kusuma 85 85 85 85 85 85,00
24 Ahmad Robangi 90 90 90 90 90 90,00
25 M Abdul Bumkul D 85 85 85 85 85 85,00
26 Amir Syamsuddin 85 85 85 85 85 85,00
27 Iwan Mahmiludin 85 85 85 85 85 85,00
28 Alvin Nurcholik 85 85 85 85 85 85,00
29 Imam Fajar Muhroni 85 85 85 85 85 85,00
30 Kustini 85 85 85 85 85 85,00
TOTAL 2.555 2.570 2.580 2.570 2.575 2.566
RATA-RATA 85,17 85,67 86,00 85,67 85,83 85,53

Hasil observasi aspek sikap dalam evaluasi ini dapat dilihat hasilnya pada tabel 5.
Aspek sikap peserta Penyuluhan yang diamati dengan menggunakan teknik
observasi adalah sikap kerjasama, disiplin, tanggung jawab dan keaktifan peserta
selama mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Proses observasi dilakukan oleh
widyaiswara dan para panitia pendamping yang mendampingi saat proses belajar
mengajar berlangsung. Dalam proses pelaksanaan dilakukan penilaian sikap
peserta didik setiap mata Penyuluhan. Widayaiswara melakukan penilaian sikap
kerjasama, disiplin, tanggung jawab dan keaktifan selama kegiatan dilakukan baik
secara idividu maupun kelompok. Dari 4 indikator sikap yang paling menonjol
adalah tanggungjawab dengan nilai rata-rata 89. Hal ini menunjukkan rasa
antuasias peserta Penyuluhan dalam mengikuti pembelajaran. Sikap disiplin
ditunjukkan dengan kehadiran peserta Penyuluhan yang tepat waktu, sikap
kerjasama ditunjukkan dengan adanya pembimbingan dengan rekan sejawat.
Langkah yang dilakukan oleh widyaiswara adalah mengidentifikasi kemampuan
awal peserta Penyuluhan dalam penguasaan materi Penyuluhan peningkatan nilai
tambah hasil yang sudah menguasi dan yang belum menguasai.

4.3 Hasil Pre Test dan Post Test

Tabel 6. Hasil Pre Test dan Post Test

PERSENTASE
NILAI
N NILAI PRE HASIL
NAMA PESERTA POST KETERANGAN
O TEST KEMAJUAN
TEST
BERLATIH
1 Chandra Ari Prasetya 40,00 80,00 100,00 MEMUASKAN

2 Herlambang Dewanto 30,00 60,00 100,00 MEMUASKAN

3 Derri Satria 60,00 100,00 66,67 MEMUASKAN

4 Sujianto 40,00 80,00 100,00 MEMUASKAN

5 Wahyono 50,00 80,00 60,00 MEMUASKAN

6 Andri Hidayat 50,00 80,00 60,00 MEMUASKAN

7 Hafiz Alkautsar 50,00 90,00 80,00 MEMUASKAN


8 Sutrisno 30,00 50,00 66,67 MEMUASKAN

9 Deni Nurcahyo 40,00 70,00 75,00 MEMUASKAN

10 Usman Asri 40,00 80,00 100,00 MEMUASKAN

11 Saefudin 50,00 90,00 80,00 MEMUASKAN

12 Basir Amir Zuliman 60,00 100,00 66,67 MEMUASKAN

13 Feriansyah Alridho 50,00 90,00 80,00 MEMUASKAN

14 Sadri 60,00 100,00 66,67 MEMUASKAN

15 Agus Dwi Saputra 30,00 60,00 100,00 MEMUASKAN

16 Apriyadi 50,00 90,00 80,00 MEMUASKAN

17 Roni Haryanto 50,00 90,00 80,00 MEMUASKAN

18 Muhamad Fajar Sidik 50,00 80,00 60,00 MEMUASKAN

19 Saefudin Hidayatullah 30,00 60,00 100,00 MEMUASKAN

20 Heri Kurniawan 60,00 100,00 66,67 MEMUASKAN

21 Surantono 50,00 90,00 80,00 MEMUASKAN

22 Muntholib 40,00 70,00 75,00 MEMUASKAN

23 Habizar Deby Kusuma 60,00 100,00 66,67 MEMUASKAN

24 Ahmad Robangi 50,00 80,00 60,00 MEMUASKAN

25 M Abdul Bumkul D 40,00 80,00 100,00 MEMUASKAN

26 Amir Syamsuddin 50,00 80,00 60,00 MEMUASKAN

27 Iwan Mahmiludin 40,00 80,00 100,00 MEMUASKAN

28 Alvin Nurcholik 60,00 100,00 66,67 MEMUASKAN

29 Imam Fajar Muhroni 40,00 80,00 100,00 MEMUASKAN

30 Kustini 50,00 90,00 80,00 MEMUASKAN

Rata-rata 46,67 82,67 79,22 MEMUASKAN

Hasil pembelajaran aspek pengetahuan dalam penelitian ini dapat dilihat hasilnya
pada tabel 6 dalam hasil penelitian di atas, sebelum pembelajaran dimulai dilakukan
pre test sebagai tes awal, dan pada akhir pembelajaran dilakukan post test. Dari
hasil tersebut terdapat peningkatan hasil dari tes awal yang semula rata-ratanya
hanya 46,67 pada pelaksanaan post test meningkat dengan menjadi 82,67 dalam
kategori sangat baik. Peningkatan rata-rata hasil pre test dan post test adalah
sebesar 36,00. Dengan demikian hasil belajar peserta Penyuluhan dalam aspek
pengetahuan mengalami kenaikan yang signifiikan. Seluruh peserta Penyuluhan
dinyatakan lulus dari Penyuluhan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian
(ubikayu).

Hal ini disebabkan karena hasil belajar peserta Penyuluhan melalui pembelajaran
yang merupakan aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan rata-rata lebih dari 76.
Dari sisi peserta Penyuluhan dapat dilihat dari hasil Kemajuan Berlatih belajar
merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada
saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-
jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan dari sisi widyaiswara,
hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran (Hamalik, 2006).
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Dijelaskan bahwa Horward Kingsley membagi
tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan
dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.

Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam
kurikulum. Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan baik
tujuan kurikulum maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah, yaitu ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotorik. (Sudjana, 2005).

Pada penelitian ini, Hasil belajar peserta Penyuluhan (learning) tidak hanya diukur
dari aspek kognitif atau pengetahuan saja, namun juga mengukur proses belajar
peserta Penyuluhan pada saat pelaksanaan kegiatan Penyuluhan berlangsung, yaitu
hasil belajar peserta Penyuluhan dari aspek sikap yaitu kerjasama, disiplin,
tanggung jawab dan keaktifan serta hasil belajar peserta Penyuluhan dari aspek
ketrampilan yang dapat diukur dari tugas individu dan tugas kelompok.
BAB V
PENUTUP

1. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan didapatkan hasil sebagai berikut.


a. Kepuasan peserta Penyuluhan terhadap aspek pembelajaran Penyuluhan
Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian (ubikayu) bagi petani milenial dalam
kategori baik dengan nilai 98,55 %.
b. Kepuasan peserta Penyuluhan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian
(ubikayu) bagi petani milenial terhadap aspek pelayanan administrasi dalam
kategori baik dengan nilai 100 %
c. Kepuasan peserta Penyuluhan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian
(ubikayu) bagi petani milenial terhadap aspek pelayanan fasilitas dalam kategori
baik dengan nilai rata-rata 100 %
d. Kepuasan peserta Penyuluhan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian
(ubikayu) bagi petani milenial terhadap aspek pelayanan widyaiswara dalam
kategori baik dengan nilai rata-rata 4,29 (sangat baik)
e. Hasil pembelajaran peserta terhadap penguasaan materi pembelajaran pada
Penyuluhan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian (ubikayu) bagi petani
milenial rata-rata dengan nilai 35 % (sangat menguasai), sebanyak 56,53 %
( menguasai) dan 8,75 % (Cukup Menguasai).
f. Hasil belajar peserta Penyuluhan Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian
(ubikayu) bagi petani milenial pada aspek sikap dalam kategori sangat baik
dengan rata-rata 85,53
g. Hasil pembelajaran dari pre test dan post test dalam kategori baik dengan rata-
rata 46,67 menjadi 82,67 pada hasil post test sehingga terjadi kenaikan
sebesar 30

Anda mungkin juga menyukai