Oleh:
SALMAN ALFARISI FAUZI
117120020
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan kajian lapangan dengan judul Konsep Pemberdayaan Masyarakat di
Balai Penuluhan Pertanian Kecamatan Gegesik. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada nabi kita yaitu nabi Muhammad Solallahu‘alaihi wa Salam.
Tugas kajian lapangan ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata
kuliah Pemberdayaan Masyarakat, Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Unversitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL........................................................................................iii
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang........................................................................1
I.2 Rumusan Masalah...................................................................2
I.3 Kegunaan Kajian Lapangan....................................................2
II. PERMASALAHAN
II.1 Permasalahan Umum..............................................................4
II.2 Permasalahan Khusus.............................................................4
III. METODE PEMBAHASAN
III.1 Lokasi dan Waktu Kajian Lapangan.......................................5
III.2 Teknik Penarikan Sampel.......................................................5
III.3 Teknik pengumpulan Data......................................................5
III.4 Metode Analisis Data.............................................................6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Kajian Lapangan...........................................................7
IV.1.1 Profil Objek Kajian Lapangan..........................................7
4.1.1.1 Administrasi Wilayah...........................................7
4.1.1.2 Data Penduduk .....................................................8
4.1.1.3 Keadaan Fisik.......................................................8
4.1.1.4 Data Usahatani....................................................10
4.1.1.5 Keadaan Pola Tanam..........................................13
4.1.1.6 Pasca Panen........................................................14
4.1.1.7 Tingkat Penerapan Unsur Teknologi..................14
4.1.1.8 Fasilitas Produksi................................................15
4.1.1.9 Kelembagaan Petani...........................................16
4.1.1.10 Sosial Ekonomi.................................................16
4.1.1.11 Wilayah Kerja...................................................21
4.1.1.12 Wilayah Binaan................................................22
ii
4.1.1.13 Tugas Pokok.....................................................28
4.1.1.14 Susunan Kelembagaan......................................29
4.1.1.15 Program dan Kegiatan......................................33
4.1.1.16 Sarana dan Prasarana Penunjang......................35
IV.1.2 Data Hasil Analisis Lapangan........................................37
IV.2 Pembahasan..........................................................................44
4.2.1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat di BPP Gegesik....... 44
LAMPIRAN ...............................................................................................65
iii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
iv
I. PENDAHULUAN
1
memberdayakan petani supaya subsistem pertanian dapat berjalan dengan
baik dan para petani mampu mengikuti perkembangan teknologi pertanian
guna memperoleh ouput yang maksimal.
Peranan penyuluh pertanian sebagai unjung tombak pembangunan
pertanian perlu dimantapkan baik sistem maupun metodenya upaya-upaya
pemantapan sistem dan metode penyuluhan pertanian disesuaikan dengan
pembangunan pertanian yang berorientasi agribisnis sesuai dengan
kebutuhan dan pengembangan petani di wilayah tersebut. Materi
penyuluhan tidak hanya ditekankan pada aspek produksi, tetapi harus
mencakup seluruh aspek agribisnis, termasuk manajemen usahatani dan
fasilitas aksebilitas petani pada pasar, permodalan, informasi, serta sarana
dan prasarana. Selain itu perlu dimantapkan koordinasi program
penyuluhan tingkat kabupaten dengan programa penyuluhan di masing-
masing BPP.
Programa Penyuluhan Pertanian BPP Gegesik disusun sebagai
rencana penyuluhan pertanian yang memadukan aspirasi petani dan
masyarakat pertanian (stake holder) dengan potensi wilayah yang ada dan
program pembangunan pertanian yang menggambarkan keadaan sekarang,
tujuan yang ingin dicapai, masalah-masalah dan alternatif pemecahannya,
serta cara mencapai tujuan yang disusun secara partisipatif, sistematis dan
tertulis setiap tahunnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini antara lain:
1. Apakah Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Gegesik sudah
memiliki konsep yang baik dalam memberdayakan masyarakatnya?
1.3 Kegunaan Kajian Lapangan
Dari hasil kajian lapangan ini maka diharapkan hasil kajian lapangan ini
agar beguna untuk beberapa pihak antara lain :
1) Bagi Dosen
Membantu dosen dalam merumuskan kajian tentang
Konsep Pemberdayaan Masayarakat
2
Menambah wawasan dalam pengaplikasian dosen di meja
pembelajaran dalam perkuliahan
2) Bagi Mahasiswa dan Pembaca
Dalam melakukan praktik studi kasus di lapangan tentang
konsep pemberdayaan masyarakat, diharapkan mahasiswa
mampu memahami dan menjadi acuan semangat dalam
kajian dan pembelajaran.
3) Bagi BPP objek penelitian
Diharapkan hasil kajian lapangan tersebut, mampu di
jadikan sebagai acuan dalam mengambil kebijakan baik
dalam menentukan konsep pemberdayaan masyarakat
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, penelitian ini pun berguna untuk
mengetahui hal-hal yang lebih merinci sebagai berikut:
3
II. PERMASALAHAN
4
III. METODE PEMBAHASAN
5
Data yang diamati dalam penelitian ini adalah mengenai Konsep
Pemberdayaan Masyarakat yang dimiliki Balai Penyuluhan Pertanian
Kecamatan Gegesik yang dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dengan
cara melihat dan memberi gambaran kepada pembaca mengenai konsep
pemberdayaan masyarakat di Balai Penyuluhan Pertanian tersebut. Yang
mana data hasil wawancara ini kemudian dijabarkan atau dideskripsikan
oleh penulis secara sistematis berdasarkan bagian-bagiannya dan
kemudian disajikan secara aktual kepada pembaca.
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Indramayu,
7
- Laki-laki = 42.054 Orang
- Perempuan = 40.569 Orang
Jumlah 82.623 Orang
Kecamatan Kaliwedi
- Laki-laki = 24.636 Orang
- Perempuan = 27.178 Orang
Jumlah 51.814 Orang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1. dibawah ini
Tabel 1. Jumlah Penduduk di BPP Gegesik tahun 2019
BPP Jumlah Penduduk (org) Jumlah
Jumlah
No Kecamatan Laki- Perempua KK
Jml KK
laki n Tani
Gegesik Gegesik 82.62
1
42.054 40.569 3 27.920 16.196
Kaliwedi 51.81
2
24.636 27.178 4 16.793 9,826
Jumlah 66.690 67.747 134.437 44.713 26.022
Sumber : Data Penduduk BPP Gegesik Tahun 2019
8
Hari
Mm Hari Hujan Mm
Hujan
1 2 3 4 5 6
6 Juni 10 91 3,6 69
9
Perkembangan areal intensifikasi di Wilayah Kerja BPP
Gegesik dapat di lihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3. Luas panen, rata-rata produksi dan jumlah produksi komoditi padi
sawah MT 2018/2019 dan MT 2019 di Wilayah BPP Gegesik
1 2 3 4 5 6 7 8 9
210 2 21 21 7.2
Gegesik Lor 7.6 3108.0
,0 10,0 0,0 0,0
192 1 19 19 7.1
Panunggul 7.6 2822.4
,0 92,0 2,0 2,0
10
426 4 42 42 6.6
Sibubut 6.6 5623.2
,0 26,0 6,0 6,0
358 3 35 35 6.3
Slendra 6.5 4582.4
,0 58,0 8,0 8,0
Kaliwedi 13 13 1
8.9 2152.8
Kidul 8,0 138,0 8,0 38,0 6.7
Kaliwedi 8 8
8.6 1208
Lor 0,0 80,0 0,0 80,0 6.5
Prajawinang 8 8
7.5 1176
un Kulon 0,0 80,0 0,0 80,0 7.2
Prajawinang 110 1 11 11
7.0 1540
un Wetan ,0 10,0 0,0 0,0 7.0
42 42 3
6.5 5298.2
Ujungsemi 6,0 376,0 6,0 76,0 6.7
11
3,0 0 0
Wargabinan 27 27 2
7.7 4017.6
gun 9,0 279,0 9,0 79,0 6.7
Guwa 43 43 4
6.7 5715.6
Kidul 3,0 433,0 3,0 33,0 6.5
46 46 4
7.9 6847.4
Guwa Lor 9,0 469,0 9,0 69,0 6.7
Usahatani Sayuran
Usahatani hortikultura yang diusahakan di Wilayah Kerja
BPP Gegesik, dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Luas panen dan rata-rata produksi tanaman hortikultura tahun 2019
di Wilayah BPP Gegesik.
Luas Rata-rata
Jumlah
No Komoditi Panen Produksi
Produksi (Ton)
(Ha) (Ton/Ha)
12
Pola tanam yang telah dilaksanakan oleh petani tanaman pangan di
BPP Gegesik pada tahun 2019 sebagai berikut :
a. Di tanah sawah pengairan teknis
- Padi – Padi – Bera = 7.455 Ha
- Padi – Padi – Sayuran = 18 Ha
b. Di tanah sawah tadah hujan
- Padi – Padi – Bera = 18 Ha
- Padi – Padi – Sayuran = 0 Ha
13
No Komodit Pasc Pero Pe Peng Peng Penge Penga Penyi
as a ntok mb ering olaha masan ngkut mpan
Pane an ersi an n an an
n han
1 Padi C C C C B C C B
2 Cabe C C C C C C C C
Merah
1 2 3 4
1 Pola Tanam 25
2 Pengolahan Tanah 55
4 Pegiliran Varietas 45
5 Populasi Tanaman 60
6 Pemupukan berimbang 33
7 Penggunaan PPC/ZPT 30
14
9 Tata Guna Air (TGATUT) 55
1 2 3 4
1 Kantor BPP 1
2 BRI Unit 1
3 Kios Saprodi 40
4 Pasar Umum 1
5 Huller 91
10 Emposan 209
11 Cangkul 7073
12 Power Tresher 88
15
13 Pedal tresher 11
14 Combine Harvester 0
15 Mini Combine 0
16 Mesin Tanam 2
Nilai
No Tolak ukur/Jurus Kamampuan Kelompok
Bobot
1 2 3
16
1 Kemampuan memecahkan kegiatan untuk 61
meningkatkan produktivitas usahatani melalui
para anggotanya dengan penerapan rekomendasi
yang tepat dan memanfaatkan sumber daya secara
optimal (0 – 200)
Jumlah 274
b. Ekonomi
17
1 Modal Usahatani Sumber modal 20
a. Padi Sawah
Untuk mempertahankan swasembada pangan di Wilayah Kerja BPP
Gegesik dilaksanakan pola intensifikasi untuk musim tanam 2019/2020 dan
musim tanam 2020. proyeksi padi sawah 14.960 Ha dan proyeksi produksi
per 108.011,2 ton (GKP) dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Poyeksi areal dan produksi intensifikasi padi sawah tahun 2019 di
Wilayah Kerja BPP Gegesik.
18
(Kw/Ha, GKP)
MT MT
MT MT
2018/201 2018/201 GKP)
2019 2019
9 9
1 2 3 4 5 6 7
Gegesik
Bayalangu
528 528
1 Kidul 7,6 6,84 7624,32
Gegesik
231 231
4 Wetan 7,6 6,84 3335,64
Jagapura
498 498
10 Wetan 7,6 6,84 7191,12
Jagapura
448 448
13 Kulon 7,6 6,84 6469,12
19
14 Slendra 358 358 7,6 6,84 5169,52
75781,1
5.223 5.223
Jumlah 2
Kaliwedi
Kaliwedi
138 138
15 Kidul 7,6 6,84 1992.72
Wargabinangu
279 279
21 n 7,6 6,84 4028.76
32230.0
2232 2232
Jumlah 8
108011,
7480 7480
Jumlah 2
20
b. Meningkatkan peranan dan fungsi kelompok tani dalam kegiatan
penyuluhan pertanian melalui pembenahan kelompok.
c. Meningkatkan Sumber Daya Manusia petani melalui Kursus Tani dan
temu teknologi.
2. Ekonomi
a. Meningkatkan dan mengembangkan pemupukan modal kelompok
tani/gapoktan melalui program PUAP, UEP, LPM, LDPM dan PUPM.
b. Meningkatkan kerja sama antara kelompok tani dengan lembaga
perekonomian dalam pengadaan fasilitas kerja sama sarana produksi
pertanian.
4.1.1.11 Wilayah Kerja
Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Gegesik meliputi :
Tabel 13. Wilayah Kerja BPP Gegesik di Kecamatan Gegesik
1. Kecamatan Gegesik
No Nama Desa Luas Baku Sawah (Ha)
7 Panunggul 192
8 Kedungdalem 268
9 Sibubut 426
21
12 Jagapura Lor 470
14 Slendra 358
Jumlah 5223
22
Wilbin Jagapura Wetan, meliputi Desa Jagapura Wetan dan
Jagapura Lor , dengan Penyuluh Pertanian : DIDIN
BAHARUDIN, AMd.
Wilbin Jagapura Kulon, Desa Jagapura Kulon, dengan Penyuluh
Pertanian : RULLY ARIA PAMUNGKAS.
Wilbin Slendra, Desa Slendra, dengan Penyuluh Pertanian KAMAN.
Kecamatan Kaliwedi 7 (Tujuh) Wilayah Binaan (Wilbin) yaitu :
A. Kecamatan Gegesik
23
5 Gegesik Kulon Perintis H. Sawija H. Omadi
Kecamatan Kaliwedi
24
Anom
No (Gabunga
Wilbin Tarun
. Tanaman Terna n
Horti KWT a Jmlh
Pangan k Kelompok
Tani
Tani)
A Kec. Gegesik
Bayalangu 1
1 7 2 - - - 9
Kidul
2 Bayalangu Lor 9 - 1 - - 10 1
3 Gegesik Kidul 8 - - - - 8 1
4 Gegesik Kulon 5 - - 1 - 6 1
5 Gegesik Wetan 5 - 1 - - 6 1
6 Gegeik Lor
Gegesik Lor 6 - - - - 6 1
Panunggul 4 - - - - 4 1
7 Kedungdalem 9 - 1 - - 10 1
25
8 Sibubut 10 - - 1 - 11 1
9 Jagapura Kidul 7 - - - - 7 1
Jagapura
10
Wetan
Jagapura Wetan 9 - - - - 9 1
Jagapura Lor 9 - 1 - - 10 1
Jagapura 1
11 8 - - - - 8
Kulon
12 Slendra 7 - 1 1 - 9 1
Gapoktan
1 Kalideres 5 - - - - 5 1
2 Prajawinangun
Prajawinangun 1
4 - 1 1 - 6
Wetan
Prajawinangun 1
3 - 1 - - 5
Kulon
3 Kaliwedi
26
Kaliwedi Lor 3 - 1 1 - 5 1
Kaliwedi Kidul 4 - 1 2 - 4 1
4 Ujungsemi 10 - 1 1 - 12 1
5 Wargabinangun 9 - - - - 9 1
6 Guwa Kidul 9 - 1 1 - 11 1
7 Guwa Lor 12 - - - - 11 1
Jumlah 59 - 6 6 - 71 9
1 Kalideres 426
3 Prajawinangun Kulon 80
5 Kaliwedi Lor 80
6 Ujungsemi 217
7 Wargabinangun 279
Jumlah 2232
27
4.1.1.13 Tugas Pokok
Tugas pokok dari BPP Gegesik adalah :
28
4.1.1.14 Susunan Kelembagaan
Struktur Organisasi BPP Gegesik Terdiri dari:
KORDINATOR BPP
YUNAENI ,SP
KEC.GEGESIK Admin
1. SORI ...................
2. PEPEN PRAMONO, AMd
3. WARTONO, SP KEC.KALIWEDI
4. AGUNG PURNOMO, SP 1. JULY HAFNI SAMOSIR
PENYULUH
5. DIDIN BAHARUDIN, AMd 2. UDIN NURHAYADIN
WKPP
6. Ir. HENDRAYANTO 3. AMINAH, SP
7. ROKMAN, SP 4. OOM KOMARA, SPt.
8. SOLIHIN, SP. 5. FANILIA NURKHASANAH, SP
9. SAFRONI 6. SAEFUDIN
10. PRAKAS
11. RULY ARYA PAMUNGKAS
12. KAMAN
29
BPP Gegesik memiliki 21 orang penyuluh terdiri 6 PNS, 9 THL-TBPP dan
6 THL TBPPD.
Tabel 16. Data pegawai BPP Gegesik
PNS Koordinator
1 Yunaeni, SP. Cengkuang S1
BPP
30
THL- PPL
15 Agung Purnomo, SP. Gegesik Kidul S1
TBPPD
THL- PPL
16 Saepudin Ujungsemi SMKP
TBPPD
THL- PPL
18 Rokman Bayalangu Lor S1
TBPPD
Jumlah
Kecamatan/ Luas
No Nama Penyuluh Jabatan Jumlah
Wilbin Desa Areal
Poktan
(Ha)
1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan Gegesik
31
Pertanian m
Solihin P. 426
12 Sibubut Sibubut 12
Pertanian
Kaman P. 358
14 Slendra Slendra 10
Pertanian
Kecamatan Kaliwedi
32
Kaliwedi
P. 138 7
17 Tarmin Kaliwedi Kidul
Pertanian
Kaliwedi Lor 80 5
Prajawinangun
110 6
P. Prajawinangu Wetan
19 Udin Nurhayadin
Pertanian n Prajainangun
80 4
Kulon
1 2 3 4 5 6 7
22 Nono Penjaga
A Kecamatan Gegesik
33
2 Bayalangu Lor Kramat Jaya 2009
B Kecamatan Kaliwedi
34
Sumber : Data Profil BPP Gegesik
Luas
Luas
Tana Rata-Rata Produksi
N Panen Puso
Nama Desa m Varietas
o (Ha) (Ha) (Ha) Produktivitas (Ton)
(Ton/Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8
35
A. Kecamatan Gegesik
1 Bayalangu Kidul 528 528 0 6,5 3.432,0 Muncul C
2 Bayalangu Lor 477 477 0 6,2 2.957,4 Muncul C
3 Gegesik Kidul 444 444 0 7,1 3.152,4 Muncul C
4 Gegesik Wetan 231 231 0 7,2 1.663,2 Muncul C
5 Gegesik Kulon 302 302 0 7,3 2.204,6 Muncul C
6 Gegesik Lor 210 210 0 7,2 1.512,0 Muncul C
7 Panunggul 192 192 0 7,1 1.363,2 Muncul C
8 Kedungdalem 268 268 0 6,4 1.715,2 Muncul C
9 Sibubut 426 426 0 6,6 2.811,6 Muncul C
10 Jagapura Wetan 498 498 0 6,5 3.237,0 Muncul C
11 Jagapura Kidul 371 371 0 6,3 2.337,3 Muncul C
12 Jagapura Lor 470 470 0 6,5 3.055,0 Muncul C
13 Jagapura Kulon 448 448 0 6,5 2.912,0 Muncul C
14 Slendra 358 358 0 6,3 2.255,4 Muncul C
Rata-rata
Kecamatan Gegesik 5223 5223 0 6,69 34.608,3
Kecamatan
B. Kaliwedi
1 Kalideres 217 213 0 6,7 1.427,1 Muncul C
Prajawinangun
2 Wetan 110 110 0 7,0 770,0 Muncul C
Prajawinangun
3 Kulon 80 80 0 7,2 576,0 Muncul C
4 Ujungsemi 426 376 0 6,7 2.519,2 Muncul C
5 Wargabinangun 279 279 0 6,7 1.869,3 Muncul C
6 Kaliwedi Lor 80 80 0 6,5 520,0 Muncul C
7 Kaliwedi Kidul 138 138 0 6,7 924,6 Muncul C
8 Guwa Kidul 433 433 0 6,5 2.814,5 Muncul C
9 Guwa Lor 469 469 0 6,9 3.236,1 Muncul C
Rata-rata
Kecamatan
Kaliwedi 2232 2178 0 6,77 14.656,8
Sumber : Data Programa BPP Gegesik Tahun 2019
36
1 2 3 4 5 6 7 8
A. Kecamatan Gegesik
1 Bayalangu Kidul 526 526 0 7,6 3.997,6 Ciherang
2 Bayalangu Lor 477 477 0 8,6 4.102,2 Ciherang
3 Gegesik Kidul 443 443 0 7,5 3.322,5 Ciherang
4 Gegesik Wetan 231 231 0 7,2 1.663,2 Ciherang
5 Gegesik Kulon 302 302 0 7,0 2.114,0 Ciherang
6 Gegesik Lor 210 210 0 7,6 1.596,0 Ciherang
7 Panunggul 192 192 0 7,6 1.459,2 Ciherang
8 Kedungdalem 268 268 0 6,8 1.822,4 Ciherang
9 Sibubut 426 426 0 6,6 2.811,6 Ciherang
10 Jagapura Wetan 491 491 0 5,8 2.847,8 Ciherang
11 Jagapura Kidul 356 356 0 6,7 2.385,2 Ciherang
12 Jagapura Lor 446 446 0 6,0 2.676,0 Ciherang
13 Jagapura Kulon 418 418 0 6,9 2.884,2 Ciherang
14 Slendra 358 358 0 6,5 2.327,0 Ciherang
Rata-rata Kecamatan
Gegesik 5144 5144 0 7,03 36.008,9
B. Kecamatan Kaliwedi
1 Kalideres 213 213 0 6,6 1.406 Ciherang
2 Prajawinangun Wetan 110 110 0 7,0 770,0 Ciherang
3 Prajawinangun Kulon 80 80 0 7,5 600,0 Ciherang
4 Ujungsemi 376 376 0 6,5 2.444 Ciherang
5 Wargabinangun 279 279 0 7,7 2.148 Ciherang
6 Kaliwedi Lor 80 80 0 8,6 688,0 Ciherang
7 Kaliwedi Kidul 138 138 0 8,9 1.228 Ciherang
8 Guwa Kidul 433 433 0 6,7 2.901 Ciherang
9 Guwa Lor 469 469 0 7,9 3.705 Ciherang
Rata-rata Kecamatan
Kaliwedi 2178 2178 0 7,49 15.890,5
Sumber : Data Programa BPP Gegesik Tahun 2019
37
masyarakat sama pentingnya dengan peningkatan pengetahuan, perluasan
wawasan, dan peningkatan aparatur (birokrat) bagi pelaksanaan program
yang sesuai dengan fungsi dan profesi masing-masing. Dengan adanya
pemberdayaan masyarakat tersebut adalah mampu memberikan
kesempatan kesempatan kepada masyarakatnya untuk menunjukkan ciri
sebagai masyarakat yang membangun.
Pemberdayaan masyarakat di BPP Gegesik menjadikan petani
sebagai objek yang diberdayakan, maka konsep pemberdayaan
masyarakatnya adalah dengan cara penyuluhan pertanian, para penyuluh
diharapkan dapat memberikan sumber informasi terupdate untuk para
petani. Namun terdapat peran-peran yang lebih spesifik dari seorang
penyuluh yaitu sebagai berikut:
a. Peran Penyuluh Sebagai Motivator
Peran penyuluh sebagai motivator adalah penyuluh berperan dalam
mendorong petani dalam mengusahakan usahanya, yaitu petani yang
menyatakan berperan karena menurut petani:
Penyuluh sudah memberikan masukan dalam meningkatkan
usahatani kelompok
Penyuluh melakukan pembinaan rutin dalam menumbuh
kembangkan kemampuan manejerial kelompok tani.
Penyuluh membantu memberikan masukan dalam meningkatkan
hasil produksi yang diusahakan, dalam memberikan masukan
penyuluh juga selalu memberikan semangat kepada petani, dan
Dalam pengolahan usahatani penyuluh mengingatkan agar para
petani mengolahnya sesuai dengan yang sudah dipraktikkan
Penyuluh berperan dalam mendorong petani menggunakan
kemudahan teknologi dalam berusaha tani. Alasan petani setuju
penyuluh berperan dalam menyampaikan teknologi yang tepat
guna yaitu, penyuluh menyampaikan teknologi yang tepat yang
digunakan untuk meningkatkan hasil produksi padi, contohnya
jarak tanaman anjuran yang dilakukan dengan praktek langsung
dan dibantu dengan brosur yang dibagikan.
38
Penyuluh telah membantu petani dalam mengembangkan
usahatani padi dengan cara memberikan informasi-informasi
harga pasar dan memberikan semangat agar lebih giat dalam
menjalankan usahanya. Pengukuran peran penyuluh pertanian
dalam pengembangan kelompok tani dimaksudkan untuk
mengukur bagaimana peran penyuluh sebagai motivator dalam
kelompok tani.
b. Peran Penyuluh Sebagai Edukator
Peran penyuluh sebagai edukator petani, Penyuluh sebagai
edukator harus bertindak antara lain adalah:
Meningkatkan pengetahuan petani terhadap ide baru dan
melatih keterampilan petani terhadap ide baru. Petani
menyatakan penyuluh berperan dalam meningkatkan
pengetahuan petani terhadap ide baru untuk pengembangan
usaha kelompok tani Materi yang disampaikan penyuluh dapat
diterima dan di mengerti oleh petani,
Penyuluh menguasai materi yang akan disampaikan, salah satu
contoh penyuluh berperan dalam meningkatkan pengetahuan
petani yaitu dengan menyampaikan bagaimana cara
mengurangi terjadinya lossis pada saat panen dengan
menggunakan alas pada onggokan saat panen.
c. Peran Penyuluh Sebagai Katalisator
Petani responden yang menyatakan penyuluh berperan dalam
menyampaikan aspirasi petani, Hasil penelitian menunjukan bahwa
penyuluh sebagai penghubung cenderung kurang berperan, hal
tersebut menunujukan penyuluh sebagai katalisator belum dapat
menyampaikan aspirasi petani kepada Pemerintah, penyuluh
kurang berperan sebagai penyampai kebijakan-kebijakan dan tidak
ada bantuan dari pemerintah, sebagai katalisator penyuluh
diharapkan mampu menghubungkan petani dengan sumber
teknologi. Petani menyatakan penyuluh kurang berperan dalam
menyampaikan kebijakan dan peraturan di bidang pertanian.
39
Alasannya petani menilai penyuluh belum ada menyampaikan
kebijakan dan peraturan dibidang pertanian, petani tidak ada
mendapatkan informasi dari penyuluh. Petani menyatakan
penyuluh kurang berperan dalam penghubung antara petani dengan
lembaga dan pemerintah. Tetapi petani menyatakan penyuluh
berperan bagi kelompok karena adanya bantuan yang diterima oleh
Gabungan kelompok tani yang nantinya akan digunakan untuk
kebutuhan petani yang mengalami kesulitan dalam perawatan
tanamannya. Penyuluh hanya sebagai pemberi materi penyuluhan.
Pengukuran peran penyuluh pertanian dalam pengembangan
kelompok tani dimaksudkan untuk mengukur bagaimana peran
penyuluh sebagai katalisator dalam kelompok tani. Penyuluh
berperan dalam menjalankan tugasnya sebagai penghubung.
d. Peran Penyuluh Sebagai Organisator
Petani menyatakan penyuluh berperan dalam mengembangkan
kelompok tani agar mampu berfungsi sebagai kelas belajar
mengajar. Alasan petani setuju penyuluh berperan yaitu penyuluh
berdiskusi bersama dengan petani dalam menetukan jadwal
pertemuan dengan anggota kelompok tani, serta memberikan
kesempatan kepada kelompok tani untuk bertanya satu sama
lainnya dalam hal yang berhubungan dengan usaha tanaman padi.
Adanya praktek yang dilakukan dilakukan dilapangan sehingga
anggota kelompok tani berkumpul dan saling mengajarkan satu
sama lain. Peran penyuluh sebagai Organisator petani, penyuluh
jaga melakukan temu lapang diharapkan agar petani dapat
mengetahui serta memahami tentang cara/tehnik budidaya padi
serta manfaat penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB). Temu
Lapang dilaksanakan dua kali pada awal kegiatan dan pada saat
mau panen.
e. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Komunikator
peran penyuluh sebagai komunikator adalah:
40
penyuluh berperan membantu percepatan arus informasi.
Petani menyatakan penyuluh berperan dalam membantu
percepatan arus informasi yaitu penyuluh menyampaikan
informasi dengan cara mensosialisasikannya kepada anggota
kelompok tani, serta memperlihatkan bukti- bukti keberhasilan
dalam mengusahakan tanaman padi kelompok.
Petani menyatakan penyuluh berperan dalam membantu petani
dalam proses pengambilan keputusan.
Petani menyatakan penyuluh berperan yaitu, karena sewaktu
pemberian materi penyuluh menanyakan apakah anggota
kelompok sudah menguasai dan paham terhadap teknologi
tersebut sehingga petani mengetahui cara mana yang akan
dipilih/dilakukan nanti.
Petani menyatakan penyuluh berperan dalam berkomunikasi
yang baik antara penyuluh dan petani.
Petani menyatakan penyuluh berperan karena penyuluh
menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami, penyuluh
mampu berdiskusi dengan baik kepada anggota kelompok
sehingga petani tidak merasa tegang dan mampu untuk
beradaptasi dengan lingkungan.
Pengukuran peran penyuluh pertanian dalam pengembangan
kelompok tani dimaksudkan untuk mengukur bagaimana peran
penyuluh sebagai komunikator dalam kelompok tani.
f. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Konsultan
Penyuluh sebagai katalisator adalah penyuluh berperan dalam
membantu petani dalam mencari pilihan usahataninya. Pilihan
usahatani yang ditentukan oleh semua anggota kelompok tani,
penyuluh berperan sebagai memecahkan masalah dan menjelaskan
keuntungan dan keunggulan dari usahatani yang dilakukan. Petani
menyatakan penyuluh berperan dalam membantu petani dalam
pemecahan usahataninya. Penyuluh menyampaikan informasi
tentang perawatan tanaman yang petani taman, dalam identifikasi
41
masalah yang dihadapi kelompok tani penyuluh mampu untuk
menyelesaikan beberapa masalah yang berkaitan dengan produksi
usaha tani mulai dari bibit, tanah, hama, penyakit, panen dan
pemasaran, maupun masalah-masalah yang berhubungan dengan
administrasi kelompok. Petani menyatakan penyuluh berperan
dalam menjelaskan kepada petani yang akan menjadi keuntungan
dan keunggulan pada usahataninya, Petani mengatakan penyuluh
memberikan materi yang sudah dijadwalkan, penyuluh
memberikan solusi kegiatan usaha tani disesuaikan dengan
musimnya.
Kegiatan-Kegiatan yang dilakukan oleh pelaku-pelaku
pemberdayaan masyarakat khususnya petani:
a. Temu Lapang
Temu lapang diharapkan agar petani dapat mengetahui serta
memahami tentang cara/tehnik budidaya padi serta manfaat
penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB).Temu Lapang dilaksanakan
dua kali pada awal kegiatan dan pada saat mau panen. Temu lapang
juga dimanfaatkan penyuluh sebagai sarana pemberian informasi
tentang teknologi baru yang dapat meningkatkan hasil
produktifitasnya, serta member informasi terhadap bangaimana cara
merawat tanamannya agar tidak terkena serangan hama sehingga
menakibatkan terjadinya kegagalan pada saat masa panen sehingga
petani mengalami kerugian.
b. Penyuluhan tentang OPT
Penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh pengamat OPT adalah agar
petani tahu cara tentang hama serta jenis hama atau penyakit apa saja
yang menyerang tanamannya sehingga petani dapat meminimalisir
terjadinya serangan hama yang sangat merugikan petani dan
memberitahu bagaimana cara penanggulangannya.
Terdapat juga evaluasi untuk kegiatan penyuluhan pertanian
a. Sosial
42
1. Tingkat kemampuan kelompok tani di Wilayah Kerja BPP Gegesik
baru mencapai 62,5 %
2. Kerjasama antar anggota kelompok tani di Wilayah Kerja BPP
Gegesik baru mencapai 47,2 %.
Tabel 21. Tingkat kemampuan kelompok tani di Wilayah Kerja BPP Gegesik tahun 2019
Nilai
No Tolak ukur/Jurus Kamampuan Kelompok
Bobot
1 Kemampuan memecahkan kegiatan untuk 61
meningkatkan produktivitas usahatani melalui
para anggotanya dengan penerapan rekomendasi
yang tepat dan memanfaatkan sumber daya
secara optimal (0 – 200)
43
1 Modal Usahatani Sumber modal 20
2 Ketenagakerjaan Penyediaan tenaga kerja 30
3 Saprodi Pengadaan kebutuhan saprodi 26
4 Penjualan hasil Cara mendapatkan informasi 25
pasar
5 Harga jual Penentuan harga jual 23
6 Pelaksanaan Cara pelaksanaan penjualan 21
penjualan
Sumber : Data Programa BPP Gegesik
4.2 Pembahasan
4.2.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat di Balai Penyuluhan
Pertanian Kecamatan Gegesik
Kegiatan pemberdayaan petani dalam pembangunan pertanian
berperan sebagai jembatan yang menghubungkan antara praktik dan
pengetahuan yang diperoleh oleh petani. Agar petani dapat
melakukan praktik-praktik yang mendukung usahatani maka petani
membutuhkan informasi maupun inovasi dalam bidang pertanian.
Informasi tersebut dapat diperoleh petani antara lain dari Balai
Penyuluhan Pertanian melalui penyelenggara kegiatan penyuluhan
pertanian. Pada umumnya, petani hanya bekerja sendiri dalam
mengelola lahan pertaniannya. Petani juga merupakan seorang yang
mempunyai hak dan kewajiban untuk dapat meningkatkan kualitas
dan pengelolaan pertanian. Banyak petani yang sering mengalami
berbagai masalah dalam pengelolaan lahan, hasil dan pendapatan
mereka. Mereka membutuhkan sebuah adanya informasi, pendidikan,
pelatihan dan bimbingan. Hal ini diperlukan karena mereka juga
butuh untuk menjadi petani yang lebih baik dan terus meningkatkan
produksi pertanian.
Balai penyuluhan pertanian merupakan unit pelaksana teknis
(UPT) di bidang pelatihan pertanian yang berada di bawah
44
Kementrian Pertanian Indonesia. Kegiatan pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan adalah penyuluhan pertanian karena objek yang
diberdayakannya adalah petani, sehingga BPP mengonsep kegiatan
pemberdayaan masyarakat tani dilakukan sejalan dengan program
pemerintah maupun secara swadaya yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para petani agar
mau dan mampu mengadopsi suatu teknologi baru yang dapat
meningkatkan usahatani sesuai dengan programa tahun berjalan.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa konsep pemberdayaan
masyarakat BPP Gegesik adalah menjadikan para penyuluh di BPP
Gegesik menjadi sumber informasi untuk petani dan dapat mengubah
sikap atau perilaku dan keterampilan petani, di mana petani mau dan
mampu menerapkan inovasi-inovasi terbaru dan terupdate saat ini,
dengan cara penyuluhan pertanian yang meliputi demplot dan
demarea.
Setiap 1 orang penyuluh membawahi 1 desa atau wilayah binaan.
Dalam kegiatan penyuluhan dibagi kedalam 19 (Sembilan belas)
Wilayah Binaan (Wilbin).
Kecamatan Gegesik 12 (dua belas) Wilayah Binaan (Wilbin)
yaitu:
45
Wilbin Gegesik Lor meliputi Desa Gegesik Lor dan Desa Panunggul,
dengan Penyuluh Pertanian Ir. HENDRAYANTO.
Wilbin Kedungdalem, Desa Kedungdalem, dengan Penyuluh Pertanian
ROKMAN, SP.
Wilbin Sibubut, Desa Sibubut, dengan Penyuluh Pertanian SOLIHIN,
SP.
Wilbin Jagapura Kidul, Desa Jagapura Kidul, dengan Penyuluh
Pertanian : SAFRONI.
Wilbin Jagapura Wetan, meliputi Desa Jagapura Wetan dan
Jagapura Lor , dengan Penyuluh Pertanian : DIDIN
BAHARUDIN, AMd.
Wilbin Jagapura Kulon, Desa Jagapura Kulon, dengan Penyuluh
Pertanian : RULLY ARIA PAMUNGKAS.
Wilbin Slendra, Desa Slendra, dengan Penyuluh Pertanian KAMAN.
Kecamatan Kaliwedi 7 (Tujuh) Wilayah Binaan (Wilbin) yaitu :
46
Posluhdes Posluhdes Swadaya
A. Kecamatan Gegesik
Makmur
Sejahtera
Jaya
47
Tani
Kecamatan Kaliwedi
Wetan
Kulon
Anom
48
Program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) dari Tahun
2008 sampai 2012 yaitu :
No Nama Desa Nama Gapoktan Tahun Perolehan
Program PUAP
(Gabungan Kelompok Tani)
A Kecamatan Gegesik
B Kecamatan Kaliwedi
49
2 Prajawinangun Wetan Ki Suro 2010
dengan:
50
1. Memperkuat kemampuan kelompok tani khususnya pada
secara berkelanjutan.
tani.
51
penyampaian materi penyuluhan kepada sasaran. Demonstrasi
yaitu:
program anatara lain : PUAP, LDPM, LPM, UEP, JITUT, JUT, Kaji
Terap, Demplot.
b. Padi Sawah
Untuk mempertahankan swasembada pangan di Wilayah Kerja BPP
Gegesik dilaksanakan pola intensifikasi untuk musim tanam 2019/2020 dan
musim tanam 2020. proyeksi padi sawah 14.960 Ha dan proyeksi produksi
per 108.011,2 ton (GKP) dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 24. Poyeksi areal dan produksi intensifikasi padi sawah tahun 2019 di
Wilayah Kerja BPP Gegesik.
Proyeksi
Rata-rata Produksi Jumlah
Luas Areal (Ha)
N (Kw/Ha, GKP) Produksi
Kec./Desa
o MT MT (Kw
MT MT
2018/201 2018/201 GKP)
2019 2019
9 9
1 2 3 4 5 6 7
52
Gegesik
Bayalangu
528 528
1 Kidul 7,6 6,84 7624,32
2 Bayalangu Lor 477 477 7,6 6,84 6887,88
3 Gegesik Kidul 444 444 7,6 6,84 6411,36
Gegesik
231 231
4 Wetan 7,6 6,84 3335,64
5 Gegesik Kulon 302 302 7,6 6,84 4433,08
6 Gegesik Lor 210 210 7,6 6,84 3133,48
7 Panunggul 192 192 7,6 6,84 2772,48
8 Kedungdalem 268 268 7,6 6,84 3869,92
9 Sibubut 426 426 7,6 6,84 6151,44
Jagapura
498 498
10 Wetan 7,6 6,84 7191,12
11 Jagapura Kidul 371 371 7,6 6,84 5357,24
12 Jagapura Lor 470 470 7,6 6,84 6974,52
Jagapura
448 448
13 Kulon 7,6 6,84 6469,12
14 Slendra 358 358 7,6 6,84 5169,52
75781,1
5.223 5.223
Jumlah 2
Kaliwedi
Kaliwedi
138 138
15 Kidul 7,6 6,84 1992.72
16 Kaliwedi Lor 80 80 7,6 6,84 1155.2
17 Praja. Kulon 80 80 7,6 6,84 1155.2
18 Praja. Wetan 110 110 7,6 6,84 1588.4
19 Ujungsemi 217 217 7,6 6,84 3133.48
20 Kalideres 426 426 7,6 6,84 6151.44
Wargabinangu
279 279
21 n 7,6 6,84 4028.76
22 Guwa Kidul 433 433 7,6 6,84 6252.52
23 Guwa Lor 469 469 7,6 6,84 6772.36
32230.0
2232 2232
Jumlah 8
108011,
7480 7480
Jumlah 2
Sumber : Data Programa BPP Gegesik
b. Sosial Ekonomi
53
1. Sosial
a. Mengembangkan berbagai bentuk kerja sama antara anggota kelompok,
kelompok tani dengan kelompok tani dan antara kelompok tani dengan
lembaga lainnya yang berkaitan dengan pertanian.
b. Meningkatkan peranan dan fungsi kelompok tani dalam kegiatan
penyuluhan pertanian melalui pembenahan kelompok.
c. Meningkatkan Sumber Daya Manusia petani melalui Kursus Tani dan
temu teknologi.
2. Ekonomi
a. Meningkatkan dan mengembangkan pemupukan modal kelompok
tani/gapoktan melalui program PUAP, UEP, LPM, LDPM dan PUPM.
b. Meningkatkan kerja sama antara kelompok tani dengan lembaga
perekonomian dalam pengadaan fasilitas kerja sama sarana produksi
pertanian.
Tabel 25. Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian BPP Gegesik Tahun
2020
1 2 3 4
I Teknis
1 TANAMAN PANGAN
A. PADI SAWAH
1 Sebagian besar Meningkatkan Baru 19,18 %
petani belum Pengetahuan petani yang
memahami asal asal kompos memahami
kompos yang dari 19,18 % asal kompos
Digunakan menjadi 22 % yang digunakan
2 Sebagian besar Meningkatkan Baru 29,23 %
petani belum Pelaksanaan petani
Melaksanakan pengamatan OPT pelaksanaan
pengamatan dari 29,23 % pengamatan OPT
OPT sesuai menjadi 32%
Anjuran
3 Sebagian besar Meningkatkan Baru 32,14%
petani belum Penerapan petani yang
Menerapkan model jarak tanam menerapkan
model jarak dari 32,14 % model jarak tanam
54
tanam
menjadi 35 % sesuai anjuran
4. Sebagian Meningkatkan Baru 34,65 %
petani masih pemakaian dosis/ petani yang
Mengabaikan takaran kompos menggunakan
Dosis/takaran dari 34,65 % kompos sesuai
kompos yang menjadi 38 % dengan dosis/
Digunakan takaran
SOSIAL
II
EKONOMI
A. SOSIAL
1 Belum seluruh- Memfasilitasi Baru 26,17 %
nya poktan Kelompoktani poktan yang
membuat RDK dalam penyusunan membuat RDK
RDK dari 26,17 %
menjadi 32%
2. Melibatkan memotivasi kelom- Baru 28,27%
poktan belum poktani untuk Poktan yang
Melibatkan mengambil keputusan mengikutsertakan
anggota dalam dari 28,27 % anggota dalam
Mengambil menjadi 34 % mengambil
Keputusan keputusan
3. Sebagian besar Memotivasi anggota Baru 29,31 %
anggota poktan poktan untuk selalu anggota poktan
belum mengikuti belum mengikuti mengikuti
kegiatan belajar kegiatan belajar kegiatan belajar
mengajar di luar mengajar di luar mengajar di luar
kunjungan PPL kunjungan PPL dari kunjungan PPL
29,31 % menjadi 34%
4. sebagian besar memotivasi anggota Baru 35,62%
anggota poktan poktan untuk selalu anggota poktan
belum mau menyampaikan yang mau
menyampaikan ide untuk kemajuan menyampaikan
ide untuk
kemajuan kelompok dari 35,62% ide untuk kemajuan
Kelompok menjadi 39 % kelompok
B. EKONOMI
1. Sebagian Memfasilitasi Baru 16,19 %
poktan belum poktan untuk poktan yang
menentukan
harga penetuan harja menentukan harga
jual sendiri jual dari 16,19 % jual sendiri
menjadi 19 %
2. Sebagian poktan Memotivasi Baru 17,71%
55
belum poktan untuka poktan yang sudah
melaksanakan melaksanakan melaksanakan
penjualan hasil penjualan hasil penjualan hasil
secara kolektip secara kolektip secara kolektip
dari 17,71 %
menjadi 22 %
3. Sebagian poktan Memfasilitasi Baru 18,70 %
belum
menentukan poktan untuk poktan menentukan
tempat penjualan menentukan tempat tempat penjualan
hasil panen penjualan hasil hasil panen
dari 18,70 %
menjadi 22 %
4. Sebagian poktan memfasilitasi poktan Baru 27,26%
belum secara untuk melakukan poktan dalam
kolektip dalam pengadaan pestisida penjualan hasil
pembelian secara kolektip Secara
pengadaan dari 32,90 % Kolektip
Pestisida menjadi 35%
Ikhtiar/Kegiatan Yang
No Tujuan Masalah
dilakukan
1 2 3 4
1 Membantu Keterlambatan Koordinasi dengan UPT
memfasilitasi pendistribusian Pertanian, Distributor dan
poktan/gapoktan pupuk terutama pada kios
agar pupuk saat dibutuhkan
tersedia secara
tepat waktu
2 Membantu Ketersediaan air Koordinasi dengan UPT
memfasilitasi pada musim gadu PSDAP dan UPT Pertanian
poktan/gapoktan selalu kurang
agar penyediaan
air irigasi stabil
3 Memfasilitasi petani kesulitan Koordinasi dengan UPBS dan
petani untuk untuk memperoleh UPT Pertanian
mendapatkan benih unggul
benih unggul bermutu
4 Membantu Petani kesulitan Koordinasi dengan Bulog,
memfasilitasi untuk mencari mitra UPT Pertanian
petani dalam hal usaha
mencari kemitraan
5 Membantu Poktan kesulitan Koordinasi dengan Bulog,
memfasilitasi untuk mencari UPT Pertanian
Poktan dalam hal informasi harga pada
56
mencari informasi saat panen raya tiba
pasar
Sumber : Data Programa BPP Gegesik Tahun 2020
Pendapatan
No. Kecamatan/Desa
2017 2018 2019
Gegesik
57
14. Slendra 477.658 479.800 496.800
Kaliwedi
58
b. Belum semua poktan (baru 28,27 %) yang selalu melibatkan anggota
dalam pengambilan keputusan
c. Belum semua poktan (baru 29,31 %) yang melaksanakan Kegiatan
belajar mengajar secara berkelompok diluar acara kunjungan PPL
d. Belum semua poktan (baru 35,62 %), Jumlah anggota yang biasa
menyampaikan gagasan/saran guna kemajuan kelompok
2. Ekonomi
a. Belum semua poktan (baru 16,19 %) yang melaksanakan penentuan
harga jual..
b. Belum semua poktan (baru 17,70 %) yang melaksanakan Cara
pelaksanaan penjualan hasil.
c. Belum semua poktan (baru 18,70 %) yang memfasilitasi Tempat
penjualan hasil
d. Belum semua poktan (baru 32,90 %) yang melaksanakan Pembelian
atau pengadaan kebutuhan pestisida.
2. Masalah Non Prilaku
Tanaman Pangan
a. Sebagian besar anggota kelompoktani masih enggan untuk membuat
pupuk kompos sendiri.
b. Sebagian besar petani berpendapat bahwa dengan menggunakan tandur
jajar legowo membuang lahan
c. Sebagian besar petani belum memperhitungkan jumlah benih.
d. Sebagian besar petani belum melaksanakan pengamatan OPT secara
rutin
Sosial ekonomi
1. Sosial
Dukungan terhadap upaya-upaya kegiatan yang sesuai dengan
perencanaan masih rendah.
Kerjasama dalam kemitraan usaha masih belum terjalin dengan baik
antara perusahaan pembimbing/bapak angkat, dengan kelompok tani.
Kegiatan usahatani terganggu dengan kegitan usaha lain yang mudah
dan cepat mendapatkan hasil.
59
2. Ekonomi
Lembaga usaha ekonomi belum terjalin kerjasama dalam penyiapan
modal untuk usahatani.
Lembaga usaha ekonomi belummampu untuk menangani pemasaran
hasil produksi pertanian.
Kepemilikan modal untuk berusahatani masih rendah.
Penentuan harga produksi masih ditentukan oleh para tengkulak/
pengusaha besar.
Permasalahan Khusus
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan Konsep Pemberdayaan
Masyarakat di BPP Gegesik, terdapat permasalahan khusus yaitu :
Konsep pemberdayaan masyarakat di BPP Gegesik dalam
pelaksanaannya belum sesuai dengan harapan
Solusi yang ditawarkan
Solusi untuk permasalahan konsep pemberdayaan masyarakat di BPP
Gegesik yaitu penyuluh melakukan kegiatan anjangsono (sering main) ke
petani yang disuluhnya, dengan terus mengunjungi petani penyuluh dapat
memantau perkembangan informasi yang diserap oleh petani dengan
diselingi oleh pembicaraan di luar topik pertanian, dengan begitu petani
lebih mudah menerima informasi dari penyuluh.
Dukungan Teori
60
lokal, program ini juga mampu meningkatkan daya tarik daerah tujuan
wisata dalam mendukung program pengembangan Kota Batu sebagai
kota pariwisata.
Jika dibandingkan dengan hasil kajian lapangan saya, penelitian Oman
Sukmana sama-sama memberdayakan masyarakat, namun objek yang
diberdayakannya berbeda, sehingga dalam penentuan konsep
pemberdayaan masyarakatnya pun berbeda, kemudian dalam hal
bidangnya pun berbeda, hasil kajuan lapangan saya tentang pertanian
dan hasil penelitian Oman Sukmana tentang pariwisata. Namun dari
kedua penelitian ini kita bisa mengetahui jika konsep pemberdayaan
masyarakat sangat penting untuk masyarakat yang diberdayakan dan
pelaku pemberdayaan masyarakat.
2. Ary Munandar tahun 2016 dalam penelitiannya yang berjudul “ Peran
Penyuluh Pertanian terhadap Kelompok Tani dalam Pengembangan
Usahatani Padi Sawah” (Studi Kasus Desa Pasar Rawah Kecamatan
Gebang Kabupaten Langkat) menyatakan bahwa peran penyuluh
pertanian dalam kelompok tani dalam pengembangan usaha padi sawah
di Desa Pasar Rawah adalah baik; Motivasi petani dalam mengikuti
program penyuluhan pertanian termasuk kategori tinggi di Desa Pasar
Rawah; dengan mengikuti program penyuluhan para petani lebih
mudah dalam melakukan kegiatan usahataninya.
Jika dibandingkan, antara hasil kajian lapangan saya dan penelitian Ary
Munandar sama-sama melakukan konsep pemberdayaan masyarakat
pertanian yaitu kegiatan penyuluhan, di mana penelitian tersebut hanya
mencakup satu desa terhadap kelompok tani, sedangkan hasil kajian
lapangan saya mencakup dua kecamatan. Namun dalam hasil kajian
lapangan saya, masyarakat petani kurang bisa menyerap sumber
informasi dari petani berbeda dengan penelitian Ary Munandar yang
sudah meningkatkan motoviasi petani untuk mengikuti kegiatan
penyuluhan pertanian.
3. Kamaruzzaman tahun 2016 dalam penelitiannya yang berjudul
“Penerapan Metode Komunikasi oleh Penyuluh Pertanian pada
61
Kelompok Tani Gemah Ripah I Desa Jamur Labu Kecamatan Rantau
Aceh Tamiang yang menyatakan bahwa penerapan metode kemunikasi
oleh penyuluh pertanian dominan dengan cara membuat pertemuan
rutin. Metode komunikasi penyuluhan pertanian dengan cara pertemuan
dianggap lebih efektif karena karakteristik kelompokt ani dengan
kekompakan sangat tinggi dan mudah berkumpuul.
Baik penelitian Kamaruzzaman dengan hasil penelitian saya sama-sama
menggunakan metode pertemuan yaitu dengan temu lapang, demplot,
demfarm dan demarea. Hal ini dianggap lebih efektif untuk
menyampaikan informasi ke petani. Namun hasil kajian lapangan saya
juga terdapat metode demonstrasi yang memperagakan atau
mencontohkan cara-cara penggunaan teknologi baru atau budidaya
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil kajian lapangan adalah sebagai
berikut :
1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat di BPP Gegesik dalam
pelaksanaannya masih ditemui kendala
V.2 Saran
62
Saran yang bisa disampaikan dari hasil kajian lapangan adalah :
1. Hendaknya BPP Gegesik sering memantau dan mencari informasi
perkembangan petani supaya antara konsep pemberdayaan yang dibuat
dengan output yang dihasilkan sesuai dengan harapan
DAFTAR PUSTAKA
63
Koentjaraningrat, 1994. Definisi Masyarakat. https://definisimu.blogspot,com.
Diakses pada tanggal 29 Maret 2020
Munandar, Ary. 2016. Peran Penyuluh Pertanian terhadap Kelompok Tani dalam
Pengembangan Usahatani Padi Sawah dalam Jurnal Aplikasi Manajemen Volume
2 No. 1
Firdaus, Adhy. 2013. Penyimpangan Etika Bisnis Usaha Mikro dalam Perspektif
Fenomenologi Sechler dan Weber dalam Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 2
No. 1
Setyo Pambudi, Bambang. 2018. Penerapan Etika Bisnis pada Usaha Kecil dan
Menengah Melalui Pemanfaatan Computer Mediated Communication/Media
Social dalam Seminar Nasional
64
LAMPIRAN
65
Kegiatan Dem Area
66
3. Panen Dem Area
67