Anda di halaman 1dari 72

KELAS AGRIBISNIS A

KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(Studi Kasus Konsep Pemberdayaan Masyarakat di Badan Penyuluhan


Pertanian Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon)

LAPORAN KAJIAN LAPANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Praktikum


Mata Kuliah Pemberdayaan Masyarakat

Oleh:
SALMAN ALFARISI FAUZI
117120020

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan kajian lapangan dengan judul Konsep Pemberdayaan Masyarakat di
Balai Penuluhan Pertanian Kecamatan Gegesik. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada nabi kita yaitu nabi Muhammad Solallahu‘alaihi wa Salam.

Tugas kajian lapangan ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata
kuliah Pemberdayaan Masyarakat, Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Unversitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

Dalam penyusunan tugas kajian lapangan ini, penulis banyak


mendapatkan bantuan, bimbingan dan arahan dari semua pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Achmad Faqih, SP., MM sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah


Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung
Jati Cirebon.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan kajian lapangan ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik untuk perbaikan penyusunan selanjutnya. Semoga tugas penyusunan kajian
lapangan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis pribadi dan umumnya bagi
pembaca.

Cirebon, Maret 2020

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................ii

DAFTAR TABEL........................................................................................iii

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang........................................................................1
I.2 Rumusan Masalah...................................................................2
I.3 Kegunaan Kajian Lapangan....................................................2
II. PERMASALAHAN
II.1 Permasalahan Umum..............................................................4
II.2 Permasalahan Khusus.............................................................4
III. METODE PEMBAHASAN
III.1 Lokasi dan Waktu Kajian Lapangan.......................................5
III.2 Teknik Penarikan Sampel.......................................................5
III.3 Teknik pengumpulan Data......................................................5
III.4 Metode Analisis Data.............................................................6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Kajian Lapangan...........................................................7
IV.1.1 Profil Objek Kajian Lapangan..........................................7
4.1.1.1 Administrasi Wilayah...........................................7
4.1.1.2 Data Penduduk .....................................................8
4.1.1.3 Keadaan Fisik.......................................................8
4.1.1.4 Data Usahatani....................................................10
4.1.1.5 Keadaan Pola Tanam..........................................13
4.1.1.6 Pasca Panen........................................................14
4.1.1.7 Tingkat Penerapan Unsur Teknologi..................14
4.1.1.8 Fasilitas Produksi................................................15
4.1.1.9 Kelembagaan Petani...........................................16
4.1.1.10 Sosial Ekonomi.................................................16
4.1.1.11 Wilayah Kerja...................................................21
4.1.1.12 Wilayah Binaan................................................22

ii
4.1.1.13 Tugas Pokok.....................................................28
4.1.1.14 Susunan Kelembagaan......................................29
4.1.1.15 Program dan Kegiatan......................................33
4.1.1.16 Sarana dan Prasarana Penunjang......................35
IV.1.2 Data Hasil Analisis Lapangan........................................37
IV.2 Pembahasan..........................................................................44
4.2.1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat di BPP Gegesik....... 44

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................................................62

5.2. Saran ..........................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................63

LAMPIRAN ...............................................................................................65

iii
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Jumlah Penduduk di BPP Gegesik Tahun 2019.......................................8

2. Data Curah Hujan di Kecamatan Gegesik ...............................................9

3. Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan Jumlah Produksi..........................10

4. Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan Jumlah Produksi..........................13

5. Bagan Pola Tanam di Wilayah BPP Gegesik.........................................13

6. Tingkat Penerapan Pasca Panen.............................................................14


7. Penerapan Unsur Teknologi Pertanian...................................................14
8. Data Fasilitas Produksi Tahun 2019.......................................................15
9. Data Kelembagaan Petani Tahun 2019...................................................16
10. Tingkat Kemampuan Kelompok Tani....................................................17
11. Tingkat Kemampuan Kelompok Tani Bidang Ekonomi........................18
12. Proyeksi Areal dan Produksi Intensifikasi Padi......................................19
13. Wilayah Kerja BPP di Kecamatan Gegesik............................................21
14. Penyuluh Swadaya dan Posluhdes Tahun 2020......................................23
15. Data Sebaran Kelompok Tani.................................................................25
16. Data Pegawai BPP Pegawai....................................................................30
17. Data Nama Pegawai di BPP Gegesik.....................................................31
18. Program PUAP Tahun 2018-2019..........................................................34
19. Rekap Laporan Tanam, Panen, Produktivitas Produksi.........................35
20. Rekap Laporan Tanam, Panen, Produktivitas Produksi.........................36
21. Tingkat Kemampuan Kelompok Tani....................................................42
22. Tingkat Kemampuan Kelompok Tani Bidang Ekonomi........................43
23. Penyuluh Swadaya Tahun 2020..............................................................46
24. Proyeksi Areal dan Produksi..................................................................52
25. Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian...............................................53
26. Pendapatan Per Kapita Petani Padi Wilbin BPP Gegesik......................56

iv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan nasional
Pembangunan Pertanian
Pembangunan SDM
Pentingnya Penyuluhan
Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan mengandung arti
bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari
proses mencari solusi dan meraih suatu hasil pembangunan, dengan demikian
maka masyarakat harus mampu lagi meningkatkan kualitas kemandirian
mengatasi masalah yang dihadapi upaya-upaya pemberdayaan masyarakat
seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
terutama dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat guna untuk
mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas lagi.
Pembentukan dan juga perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi
sektoral yakni dalam seluruh aspek atau sektor-sektor kehidupan manusia dimensi
kemasyarakatan yang meliputi jangkauan kesejahteraan dari materiil hingga non
materiil, dimensi waktu dan kualitas yakni jangka pendek hingga jangka panjang
dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi
sasaran yakni dapat menjangkau dari seluruh strata masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat tidak lain adalah untuk memberikan motivasi dan dorongan kepada
masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan bertindak memperbaiki
kualitas hidupnya, melalui cara antara lain dengan pendidikan untuk penyadaran
dan pemampuan diri mereka.
Salah satu sektor yang membutuhkan adanya pemberdayaan
masyarakat adalah sektor pertanian. Mengingat bahwa sebagian besar
masyarakat Indonesia menggantungkan kebutuhan hidupnya di sekotr
pertanian. Maka diperlukan upaya-upaya untuk memberdayakan
masyarakat pertanian agar mereka mandiri dan bisa menyejahterakan
kehidupan mereka sendiri serta meningkatkan kualitas produk pertanian di
Indonesia. Merupakan tugas seorang penyuluh pertanian untuk membantu

1
memberdayakan petani supaya subsistem pertanian dapat berjalan dengan
baik dan para petani mampu mengikuti perkembangan teknologi pertanian
guna memperoleh ouput yang maksimal.
Peranan penyuluh pertanian sebagai unjung tombak pembangunan
pertanian perlu dimantapkan baik sistem maupun metodenya upaya-upaya
pemantapan sistem dan metode penyuluhan pertanian disesuaikan dengan
pembangunan pertanian yang berorientasi agribisnis sesuai dengan
kebutuhan dan pengembangan petani di wilayah tersebut. Materi
penyuluhan tidak hanya ditekankan pada aspek produksi, tetapi harus
mencakup seluruh aspek agribisnis, termasuk manajemen usahatani dan
fasilitas aksebilitas petani pada pasar, permodalan, informasi, serta sarana
dan prasarana. Selain itu perlu dimantapkan koordinasi program
penyuluhan tingkat kabupaten dengan programa penyuluhan di masing-
masing BPP.
Programa Penyuluhan Pertanian BPP Gegesik disusun sebagai
rencana penyuluhan pertanian yang memadukan aspirasi petani dan
masyarakat pertanian (stake holder) dengan potensi wilayah yang ada dan
program pembangunan pertanian yang menggambarkan keadaan sekarang,
tujuan yang ingin dicapai, masalah-masalah dan alternatif pemecahannya,
serta cara mencapai tujuan yang disusun secara partisipatif, sistematis dan
tertulis setiap tahunnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini antara lain:
1. Apakah Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Gegesik sudah
memiliki konsep yang baik dalam memberdayakan masyarakatnya?
1.3 Kegunaan Kajian Lapangan
Dari hasil kajian lapangan ini maka diharapkan hasil kajian lapangan ini
agar beguna untuk beberapa pihak antara lain :
1) Bagi Dosen
 Membantu dosen dalam merumuskan kajian tentang
Konsep Pemberdayaan Masayarakat

2
 Menambah wawasan dalam pengaplikasian dosen di meja
pembelajaran dalam perkuliahan
2) Bagi Mahasiswa dan Pembaca
 Dalam melakukan praktik studi kasus di lapangan tentang
konsep pemberdayaan masyarakat, diharapkan mahasiswa
mampu memahami dan menjadi acuan semangat dalam
kajian dan pembelajaran.
3) Bagi BPP objek penelitian
 Diharapkan hasil kajian lapangan tersebut, mampu di
jadikan sebagai acuan dalam mengambil kebijakan baik
dalam menentukan konsep pemberdayaan masyarakat

Selain hal-hal yang disebutkan di atas, penelitian ini pun berguna untuk
mengetahui hal-hal yang lebih merinci sebagai berikut:

 Mengetahui penerapan konsep pemberdayaan masyarakat


di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Gegesik

3
II. PERMASALAHAN

2.1 Permasalahan Umum


1. Macam-macam kendala yang dihadapi oleh Balai Penyuluhan
Pertanian Kecamatan Gegesik
2.2 Permasalahan Khusus
1. Konsep pemberdayaan masyarakat di Balai Penyuluhan Pertanian
Kecamatan Gegesik belum sesuai harapan

4
III. METODE PEMBAHASAN

3.1 Lokasi dan Waktu Kajian Lapangan


Kajian lapangan dilakukan di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan
Gegesik Kabupaten Cirebon. Alasan penulis melakukan kajian lapangan di Balai
Penyuluhan Pertanian karena lokasi Balai Penyuluhan Pertanian yang sangat
dekat dengan alamat penulis, serta penulis merasa bahwa BPP merupakan tempat
yang cocok dijadikan kajian lapangan mengenai pemberdayaan masyarakat,
terutama di bidang pertanian. Melihat bahwa para penyuluh sudah banyak
memberikan kontribusi untuk memberdayakan para petani di Kecamatan Gegesik.
Alasan lainnya yaitu Balai Penyuluhan pastilah memiliki data yang lengkap untuk
menunjang penulis dalam menyusun laporan praktikum.
Kegiatan kajian lapangan ini dilakukan penulis pada tanggal 16
Maret 2020 dengan objek kajian lapangan yaitu Balai Penyuluhan Pertanian
Kecamatan Gegesik (para penyuluh).
3.2 Teknik Penarikan Sampel
Adapun teknik penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis
adalah bertanya langsung dengan para penyuluh di Balai Penyuluhan
Pertanian Kecamatan Gegesik.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang diperlukan terdiri atas data primer dan
data sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari para penyuluh di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Gegesik
melalui wawancara dan observasi.
Sedangkan data sekunder adalah data pendukung, yaitu data yang
diperoleh dari perpustakaan atau sumber sumber tertulis yang diarsipkan
terkait masalah yang sedang diteliti yang disajikan oleh Balai Penyuluhan
Pertanian Kecamatan Gegesik.

3.4 Metode Analisis Data

5
Data yang diamati dalam penelitian ini adalah mengenai Konsep
Pemberdayaan Masyarakat yang dimiliki Balai Penyuluhan Pertanian
Kecamatan Gegesik yang dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dengan
cara melihat dan memberi gambaran kepada pembaca mengenai konsep
pemberdayaan masyarakat di Balai Penyuluhan Pertanian tersebut. Yang
mana data hasil wawancara ini kemudian dijabarkan atau dideskripsikan
oleh penulis secara sistematis berdasarkan bagian-bagiannya dan
kemudian disajikan secara aktual kepada pembaca.

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kajian Lapangan


4.1.1 Profil Objek Kajian Lapangan
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Gegesik adalah salah satu dari 16 BPP
yang ada di kabupaten Cirebon, BPP Gegesik Terletak di Desa Gegesik Kidul
Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, di bawah naungan Dinas Pertanian
Kabupaten Cirebon wilayah kerjanya meliputi Kecamatan Gegesik dan
Kecamatan Kaliwedi. Jumlah desa binaan di Kecamatan Gegesik 14 Desa dan di
kecamatan Kaliwedi 9 Desa.
4.1.1.1 Administratif Wilayah
Wilayah BPP Gegesik berada pada ketinggian rata-rata ± 6 m dpl dengan
tingkat kemiringan 2 - 8% (datar), suhu udara berkisar antara 28ºC - 33ºC.
Kelembaban berkisar antara 10 – 60 %. Jenis tanah umumnya Aluvial.
Keberadaan kantor BPP Gegesik berada di Jalan Ki Gesang Desa Gegesik Kidul
Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat.
Batas wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Gegesik
yang merupakan batas wilayah administrasi yaitu :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kertasmaya Kab.

Indramayu,

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Arjawinangun,

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Susukan,

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Panguragan.

4.1.1.2 Data Penduduk


Jumlah penduduk di BPP Gegesik tahun 2019 terdiri dari :
- Laki-laki = 66.690 Orang
- Perempuan = 67.747 Orang
Jumlah 128.099 Orang
Kecamatan Gegesik

7
- Laki-laki = 42.054 Orang
- Perempuan = 40.569 Orang
Jumlah 82.623 Orang
Kecamatan Kaliwedi
- Laki-laki = 24.636 Orang
- Perempuan = 27.178 Orang
Jumlah 51.814 Orang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1. dibawah ini
Tabel 1. Jumlah Penduduk di BPP Gegesik tahun 2019
BPP Jumlah Penduduk (org) Jumlah
Jumlah
No Kecamatan Laki- Perempua KK
Jml KK
laki n Tani
Gegesik Gegesik 82.62
1
42.054 40.569 3 27.920 16.196
Kaliwedi 51.81
2
24.636 27.178 4 16.793 9,826
Jumlah 66.690 67.747 134.437 44.713 26.022
Sumber : Data Penduduk BPP Gegesik Tahun 2019

4.1.1.3 Keadaan Fisik


Sumber Daya Alam
1. Topografi daerah di Wilayah Kerja BPP Gegesik termasuk daerah
dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut 5 mdpl,
sehingga sangat cocok untuk usahatani tanaman pangan.
2. Jenis tanah di Wilayah Kerja BPP Gegesik Aluvial kelabu dan
podsolik merah kuning
3. Kondisi Iklim berdasarkan Klasifikasi Oldemen termasuk tipe
iklim C1, dengan rata-rata bulan basah 6 bulan dan bulan kering 5
bulan. Sedangkan data curah hujan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 2. Data curah hujan di BPP Gegesik tahun 2018 dan rata-rata 10 tahun
terakhir.

No Bulan Tahun 2018 Rata-rata 10 Tahun

8
Hari
Mm Hari Hujan Mm
Hujan

1 2 3 4 5 6

1 Januari 17 363 16,9 283,4

2 Pebruari 9 265 15,09 273,2

3 Maret 19 261 13,08 198,5

4 April 13 84 12,66 183,3

5 Mei 7 95 8,69 118,9

6 Juni 10 91 3,6 69

7 Juli 1 1 3,92 30,1

8 Agustus 0 0 2,13 8,4

9 September 4 16 2,33 18,2

10 Oktober 7 33 5,06 59,6

11 Nopember 18 444 10,6 129,3

12 Desember 15 166 15,5 284,9

Jumlah 120 1810 109,56 1656,8

Sumber data : UPT PAPRJJ Wilayah I Kumpul Kwista

4.1.1.4 Data Usahatani


Usaha peningkatan produksi tanaman pangan dalam 1 (satu) tahun
 Usahatani Padi sawah

9
Perkembangan areal intensifikasi di Wilayah Kerja BPP
Gegesik dapat di lihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3. Luas panen, rata-rata produksi dan jumlah produksi komoditi padi
sawah MT 2018/2019 dan MT 2019 di Wilayah BPP Gegesik

Luas Tanam Produktivitas


(Ha) Luas Panen (Ha) (ton GKP) Jumlah
N Produk
Kec / Desa MH MH MH MG
o si (ton
2018/2 MG I 2018/2 MG I 2018/2 I GKP)
019 2019 019 2019 019 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Bayalangu 528 52 52 52 6.5


7.6 7444.8
Kidul ,0 8,0 8,0 8,0

Bayalangu 477 4 47 47 6.2


8.6 6534.9
Lor ,0 77,0 7,0 7,0

Gegesik 444 4 44 44 7.1


7.5 6482.4
Kidul ,0 44,0 4,0 4,0

Gegesik 231 2 23 23 7.2


7.2 3326.4
Wetan ,0 31,0 1,0 1,0

Gegesik 302 3 30 30 7.3


7.0 3231.4
Kulon ,0 02,0 2,0 2,0

210 2 21 21 7.2
Gegesik Lor 7.6 3108.0
,0 10,0 0,0 0,0

192 1 19 19 7.1
Panunggul 7.6 2822.4
,0 92,0 2,0 2,0

Kedungdale 268 2 26 26 6.4


6.8 3537.6
m ,0 68,0 8,0 8,0

10
426 4 42 42 6.6
Sibubut 6.6 5623.2
,0 26,0 6,0 6,0

Jagapura 498 4 49 49 6.5


5.8 6125.4
Wetan ,0 98,0 8,0 8,0

Jagapura 371 3 37 37 6.3


6.7 4121.0
Kidul ,0 71,0 1,0 1,0

Jagapura 470 4 47 47 6.5


6.0 6298.0
Lor ,0 70,0 0,0 0,0

Jagapura 448 4 44 44 6.5


6.9 6003.2
Kulon ,0 48,0 8,0 8,0

358 3 35 35 6.3
Slendra 6.5 4582.4
,0 58,0 8,0 8,0

Jumlah Kec. 5.223 5.22 5.223, 5.223, 69241.


Gegesik ,0 3,0 0 0 1

 Kaliwedi 13 13 1
8.9 2152.8
Kidul 8,0 138,0 8,0 38,0 6.7

 Kaliwedi 8 8
8.6 1208
Lor 0,0 80,0 0,0 80,0 6.5

Prajawinang 8 8
7.5 1176
un Kulon 0,0 80,0 0,0 80,0 7.2

Prajawinang 110 1 11 11
7.0 1540
un Wetan ,0 10,0 0,0 0,0 7.0

42 42 3
6.5 5298.2
Ujungsemi 6,0 376,0 6,0 76,0 6.7

 Kalideres 217,0 21 217, 213, 6.7 6.6 2859.7

11
3,0 0 0

Wargabinan 27 27 2
7.7 4017.6
gun 9,0 279,0 9,0 79,0 6.7

 Guwa 43 43 4
6.7 5715.6
Kidul 3,0 433,0 3,0 33,0 6.5

46 46 4
7.9 6847.4
Guwa Lor 9,0 469,0 9,0 69,0 6.7

Jumlah Kec. 30815.


2.232 2.178 2.232 2.232
Kaliwedi 3

Jumlah 7.401 7.455 7.455


7.455
Total

Sumber : Data Usahatani BPP Gegesik 2019

 Usahatani Sayuran
Usahatani hortikultura yang diusahakan di Wilayah Kerja
BPP Gegesik, dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Luas panen dan rata-rata produksi tanaman hortikultura tahun 2019
di Wilayah BPP Gegesik.

Luas Rata-rata
Jumlah
No Komoditi Panen Produksi
Produksi (Ton)
(Ha) (Ton/Ha)

1 Cabe merah 36 30 1080

Sumber: Data BPP Gegesik

4.1.1.5 Keadaan Pola Tanam

12
Pola tanam yang telah dilaksanakan oleh petani tanaman pangan di
BPP Gegesik pada tahun 2019 sebagai berikut :
a. Di tanah sawah pengairan teknis
- Padi – Padi – Bera = 7.455 Ha
- Padi – Padi – Sayuran = 18 Ha
b. Di tanah sawah tadah hujan
- Padi – Padi – Bera = 18 Ha
- Padi – Padi – Sayuran = 0 Ha

Tabel 5. Bagan Pola Tanam di Wilayah BPP Gegesik tahun 2019

Sumber : Data Pola Tanam BPP Gegesik Tahun 2019

4.1.1.6 Pasca Panen


Tingkat penerapan teknologi pasca panen dari beberapa komoditas
pertanian yang diusahakan oleh petani di Wilayah Kerja BPP Gegesik
tahun 2019 sebagai berikut :
Tabel 6 : Tingkat penerapan pasca panen di Wilayah BPP Gegesik tahun
2019

13
No Komodit Pasc Pero Pe Peng Peng Penge Penga Penyi
as a ntok mb ering olaha masan ngkut mpan
Pane an ersi an n an an
n han

1 Padi C C C C B C C B

2 Cabe C C C C C C C C
Merah

Ket. B : Baik C : Cukup K : Kurang

4.1.1.7 Tingkat Penerapan 10 Unsur Teknologi Pertanian


Untuk mengetahui berapa besar prosentase tingkat penerapan 10 unsur
teknologi pertanian di Wilayah Kerja BPP Gegesik dapat dilihat pada tabel
7.
Tabel 7. Penerapan 10 unsur teknologi pertanian di Wilayah BPP Gegesik
tahun 2019

No Unsur Teknologi TTPU (%) Keterangan

1 2 3 4

1 Pola Tanam 25

2 Pengolahan Tanah 55

3 Penggunaan Benih Unggul 40

4 Pegiliran Varietas 45

5 Populasi Tanaman 60

6 Pemupukan berimbang 33

7 Penggunaan PPC/ZPT 30

8 Pengendalian Hama Terpadu 35

14
9 Tata Guna Air (TGATUT) 55

10 Panen dan pasca Panen 40

Sumber : Data BPP Gegesik Tahun 2019

4.1.1.8 Fasilitas Produksi/Usahatani

Data fasilitas produksi usahatani di Wilayah Kerja BPP Gegesik dapat


dilihat pada tabel 8.

Tabel 8 : Data fasilitas produksi / usahatani di Wilayah BPP Gegesik tahun


2019

No Fasilitas Jumlah Keterangan

1 2 3 4

1 Kantor BPP 1

2 BRI Unit 1

3 Kios Saprodi 40

4 Pasar Umum 1

5 Huller 91

6 Hand Traktor 291

7 Hand Sprayer 1479

8 Pompa Air 1213

9 Sabit gerigi 198

10 Emposan 209

11 Cangkul 7073

12 Power Tresher 88

15
13 Pedal tresher 11

14 Combine Harvester 0

15 Mini Combine 0

16 Mesin Tanam 2

Sumber : Data Fasilitas Usahatani BPP Gegesik Tahun 2019

4.1.1.9 Kelembagaan Petani


Data kelembagaan petani di Wilayah Kerja BPP Gegesik dapat
dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Data kelembagaan petani di Wilayah BPP Gegesik tahun 2019

Kelompok Kelompok Kelomp

Tani Tani ok KW Tarun Gapo


No BPP Domisili Horti Jml
Hamparan T a Tani ktan
an Ternak

1 Gegesik 161 9 2 9 0 23 204

Sumber : Data Kelembagaan Petani BPP Gegesik Tahun 2019

4.1.1.10 Sosial Ekonomi


a. Sosial
1. Tingkat kemampuan kelompok tani di Wilayah Kerja BPP Gegesik
baru mencapai 62,5 %
2. Kerjasama antar anggota kelompok tani di Wilayah Kerja BPP Gegesik
baru mencapai 47,2 %.
Tabel 10. Tingkat kemampuan kelompok tani di Wilayah Kerja BPP
Gegesik tahun 2019

Nilai
No Tolak ukur/Jurus Kamampuan Kelompok
Bobot

1 2 3

16
1 Kemampuan memecahkan kegiatan untuk 61
meningkatkan produktivitas usahatani melalui
para anggotanya dengan penerapan rekomendasi
yang tepat dan memanfaatkan sumber daya secara
optimal (0 – 200)

2 Kemampuan melaksanakan dan mentaati 42


perjanjian dengan pihak lain (0 – 200)

3 Kemampuan pengumpulan modal dan 41


pemanfaatan pendapatan secara rasional (0 – 150)

4 Kemampuan meningkatkan hubungan yang 55


melembaga antara kelompok tani dengan koperasi
(0 – 250)

5 Kemampuan menerapkan teknologi dan informasi 60


secara kerjasama kelompok yang dicerminkan
oleh tingkat produktivitas dari usahatani para
anggota kelompok (0 – 200)

Jumlah 274

Sumber : Data BPP Gegesik Tahun 2019

b. Ekonomi

Tabel 11. Tingkat kemampuan kelompoktani dalam bidang ekonomi di


wilayah BPP Gegesik tahun 2019

No Unsur Kemampuan Sub Unsur % tase

17
1 Modal Usahatani Sumber modal 20

2 Ketenagakerjaan Penyediaan tenaga kerja 30

3 Saprodi Pengadaan kebutuhan saprodi 26

4 Penjualan hasil Cara mendapatkan informasi 25


pasar

5 Harga jual Penentuan harga jual 23

6 Pelaksanaan Cara pelaksanaan penjualan 21


penjualan

Sumber : Data BPP Gegesik Tahun 2019

Untuk mempertahankan swasembada beras dalam rangka


mensukseskan P2BN, serta meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
petani, Pemerintah melalui dinas terkait sudah merealisasikan berbagai
program anatara lain : PUAP, LDPM, LPM, UEP, JITUT, JUT, Kaji Terap,
Demplot.

a. Padi Sawah
Untuk mempertahankan swasembada pangan di Wilayah Kerja BPP
Gegesik dilaksanakan pola intensifikasi untuk musim tanam 2019/2020 dan
musim tanam 2020. proyeksi padi sawah 14.960 Ha dan proyeksi produksi
per 108.011,2 ton (GKP) dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Poyeksi areal dan produksi intensifikasi padi sawah tahun 2019 di
Wilayah Kerja BPP Gegesik.

N Kec./Desa Proyeksi Jumlah


o Produksi
Luas Areal (Ha) Rata-rata Produksi
(Kw

18
(Kw/Ha, GKP)

MT MT
MT MT
2018/201 2018/201 GKP)
2019 2019
9 9

1 2 3 4 5 6 7

Gegesik

Bayalangu
528 528
1 Kidul 7,6 6,84 7624,32

2 Bayalangu Lor 477 477 7,6 6,84 6887,88

3 Gegesik Kidul 444 444 7,6 6,84 6411,36

Gegesik
231 231
4 Wetan 7,6 6,84 3335,64

5 Gegesik Kulon 302 302 7,6 6,84 4433,08

6 Gegesik Lor 210 210 7,6 6,84 3133,48

7 Panunggul 192 192 7,6 6,84 2772,48

8 Kedungdalem 268 268 7,6 6,84 3869,92

9 Sibubut 426 426 7,6 6,84 6151,44

Jagapura
498 498
10 Wetan 7,6 6,84 7191,12

11 Jagapura Kidul 371 371 7,6 6,84 5357,24

12 Jagapura Lor 470 470 7,6 6,84 6974,52

Jagapura
448 448
13 Kulon 7,6 6,84 6469,12

19
14 Slendra 358 358 7,6 6,84 5169,52

75781,1
5.223 5.223
Jumlah     2

Kaliwedi

 Kaliwedi
138 138
15 Kidul 7,6 6,84 1992.72

16  Kaliwedi Lor 80 80 7,6 6,84 1155.2

17 Praja. Kulon 80 80 7,6 6,84 1155.2

18 Praja. Wetan 110 110 7,6 6,84 1588.4

19 Ujungsemi 217 217 7,6 6,84 3133.48

20 Kalideres 426 426 7,6 6,84 6151.44

Wargabinangu
279 279
21 n 7,6 6,84 4028.76

22 Guwa Kidul 433 433 7,6 6,84 6252.52

23 Guwa Lor 469 469 7,6 6,84 6772.36

32230.0
2232 2232
Jumlah     8

108011,
7480 7480
Jumlah     2

Sumber : Data BPP Gegesik Tahun 2019


b. Sosial Ekonomi
1. Sosial
a. Mengembangkan berbagai bentuk kerja sama antara anggota kelompok,
kelompok tani dengan kelompok tani dan antara kelompok tani dengan
lembaga lainnya yang berkaitan dengan pertanian.

20
b. Meningkatkan peranan dan fungsi kelompok tani dalam kegiatan
penyuluhan pertanian melalui pembenahan kelompok.
c. Meningkatkan Sumber Daya Manusia petani melalui Kursus Tani dan
temu teknologi.
2. Ekonomi
a. Meningkatkan dan mengembangkan pemupukan modal kelompok
tani/gapoktan melalui program PUAP, UEP, LPM, LDPM dan PUPM.
b. Meningkatkan kerja sama antara kelompok tani dengan lembaga
perekonomian dalam pengadaan fasilitas kerja sama sarana produksi
pertanian.
4.1.1.11 Wilayah Kerja
Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Gegesik meliputi :
Tabel 13. Wilayah Kerja BPP Gegesik di Kecamatan Gegesik
1. Kecamatan Gegesik
No Nama Desa Luas Baku Sawah (Ha)

1 Bayalangu Kidul 528

2 Bayalangu Lor 477

3 Gegesik Kidul 444

4 Gegesik Wetan 231

5 Gegesik Kulon 302

6 Gegesik Lor 210

7 Panunggul 192

8 Kedungdalem 268

9 Sibubut 426

10 Jagapura Kidul 371

11 Jagapura Wetan 498

21
12 Jagapura Lor 470

13 Jagapura Kulon 448

14 Slendra 358

Jumlah 5223

Sumber : Data Profil BPP Gegesik


4.1.1.12 Wilayah Binaan
Dalam kegiatan penyuluhan dibagi kedalam 19 (Sembilan belas)
Wilayah Binaan (Wilbin).

 Kecamatan Gegesik 12 (dua belas) Wilayah Binaan (Wilbin) yaitu :

 Wilbin Bayalangu Kidul, Desa Bayalangu Kidul dengan Penyuluh


Pertanian : SORI
 Wilbin Bayalangu Lor, Desa Bayalangu Lor dengan Penyuluh Pertanian
: PEPEN PRAMONO, AMd.
 Wilbin Gegesik Kidul, Desa Gegesik Kidul dengan Penyuluh
Pertanian : WARTONO, SP.
 Wilbin Gegesik Kulon, Desa Gegesik Kulon dengan Penyuluh
Pertanian : AGUNG PURNOMO, SP.
 Wilbin Gegesik Wetan, Desa Gegesik Wetan, dengan Penyuluh
Pertanian RADEN ANDRI SUGIHARTO, SP.
 Wilbin Gegesik Lor meliputi Desa Gegesik Lor dan Desa Panunggul,
dengan Penyuluh Pertanian Ir. HENDRAYANTO.
 Wilbin Kedungdalem, Desa Kedungdalem, dengan Penyuluh Pertanian
ROKMAN, SP.
 Wilbin Sibubut, Desa Sibubut, dengan Penyuluh Pertanian SOLIHIN,
SP.
 Wilbin Jagapura Kidul, Desa Jagapura Kidul, dengan Penyuluh
Pertanian : SAFRONI.

22
 Wilbin Jagapura Wetan, meliputi Desa Jagapura Wetan dan
Jagapura Lor , dengan Penyuluh Pertanian : DIDIN
BAHARUDIN, AMd.
 Wilbin Jagapura Kulon, Desa Jagapura Kulon, dengan Penyuluh
Pertanian : RULLY ARIA PAMUNGKAS.
 Wilbin Slendra, Desa Slendra, dengan Penyuluh Pertanian KAMAN.
 Kecamatan Kaliwedi 7 (Tujuh) Wilayah Binaan (Wilbin) yaitu :

 Wilbin Prajawinangun meliputi Desa Prajawinangun Kulon dan


Kalideres, dengan Penyuluh Pertanian : UDIN NURHAYADIN.
 Wilbin Kaliwedi meliputi Desa Kaliwedi Lor dan Desa Kaliwedi Kidul,
dengan Penyuluh Pertanian : JULY HAFNY SAMOSIR
 Wilbin Ujungsemi, Desa Ujungsemi dan Prajawinangun Wetan, dengan
Penyuluh Pertanian : AMINAH, SP.
 Wilbin Wargabinangun, Desa Wargabinangun, dengan Penyuluh
Pertanian : OOM KOMARA, SPt.
 Wilbin Guwa Kidul, Desa Guwa Kidul, dengan Penyuluh Pertanian :
FANILIA NURKHASANAH, SP.
 Wilbin Guwa Lor, Desa Guwa Lor, dengan Penyuluh Pertanian :
SAEPUDIN.
Tabel 14 Penyuluh Swadaya dan POSLUHDES (Pos Penyuluhan Desa) tahun
2020

No Desa Nama Ketua Penyuluh


Posluhdes Posluhdes Swadaya

A. Kecamatan Gegesik

1 Bayalangu Kidul Sri Rejeki Danusi Cuhandi

2 Bayalangu Lor Kramat Jaya Jabari Rasumo

3 Gegesik Kidul Sri Sedana Karyina Supriyana

4 Gegesik Wetan Harum Sari Carsila Carsila

23
5 Gegesik Kulon Perintis H. Sawija H. Omadi

6 Gegesik Lor Subur Kosim Sunedi


Makmur

7 Panunggul Unggul Adis Darsono


Sejahtera

8 Kedungdalem Sri Mulya H. Sutarjo Mulyani

9 Sibubut Sri Unggul Abidin Sunarto


Jaya

10 Jagapura Kidul Barokah Rokmat Kolili

11 Jagapura Wetan Mekar Tani Paridi Tarpin

12 Jagapura Lor Tunas Jaya Jawahir Jawahir

13 Jagapura Kulon Citra Mandiri Rakimah Rakimah

14 Slendra Mitra Usaha Udin Rasiman


Tani

Kecamatan Kaliwedi

1 Kalideres Sukses Abadi

2 Prajawinangun Ki Suro Kusmadi H. Musa


Wetan

3 Prajawinangun Ki Legung Abdul Jalal Moh. Basri


Kulon

4 Kaliwedi Kidul Pandan Sari Tauhid Fidyani

5 Kaliwedi Lor Sri Tanjung Uji Sunaeiji Sawadi

24
Anom

6 Ujungsemi Patisemi Sukatma Solihun

7 Wargabinangun Al Hikmah Munawir Syukron

8 Guwa Kidul Madun Jaya Askami Supriyono

9 Guwa Lor Al Barokah Madnuri Wanda Andika

Sumber : Data Profil BPP Gegesik

Tabel 15. Data Sebaran Kelompok tani di Wilayah Binaan Balai


Penyuluhan Pertanian (BPP) Gegesik Tahun 2020

Jumlah Kelompok Gapoktan

No (Gabunga
Wilbin Tarun
. Tanaman Terna n
Horti KWT a Jmlh
Pangan k Kelompok
Tani
Tani)
 A Kec. Gegesik

Bayalangu 1
1 7 2 - - - 9
Kidul

2 Bayalangu Lor 9 - 1 - - 10 1

3 Gegesik Kidul 8 - - - - 8 1

4 Gegesik Kulon 5 - - 1 - 6 1

5 Gegesik Wetan 5 - 1 - - 6 1

6 Gegeik Lor

Gegesik Lor 6 - - - - 6 1

Panunggul 4 - - - - 4 1

7 Kedungdalem 9 - 1 - - 10 1

25
8 Sibubut 10 - - 1 - 11 1

9 Jagapura Kidul 7 - - - - 7 1

Jagapura
10
Wetan

Jagapura Wetan 9 - - - - 9 1

Jagapura Lor 9 - 1 - - 10 1

Jagapura 1
11 8 - - - - 8
Kulon

12 Slendra 7 - 1 1 - 9 1

Jumlah 102 2 5 3 - 112 14

Sumber : Data Profil BPP Gegesik

Gapoktan

No Wilbin Tanaman Taruna (Gabungan


Horti. Ternak KWT Jml
Pangan Tani Kelompok
Tani)
B Kec. Kaliwedi

1 Kalideres 5 - - - - 5 1

2 Prajawinangun

Prajawinangun 1
4 - 1 1 - 6
Wetan

Prajawinangun 1
3 - 1 - - 5
Kulon

3 Kaliwedi

26
Kaliwedi Lor 3 - 1 1 - 5 1

Kaliwedi Kidul 4 - 1 2 - 4 1

4 Ujungsemi 10 - 1 1 - 12 1

5 Wargabinangun 9 - - - - 9 1

6 Guwa Kidul 9 - 1 1 - 11 1

7 Guwa Lor 12 - - - - 11 1

  Jumlah 59 - 6 6 - 71 9

  Total 161 2 11 9 - 183 23

Sumber : Data Profil BPP Gegesik


2. Kecamatan Kaliwedi
No Nama Desa Luas Baku Sawah (Ha)

1 Kalideres 426

2 Prajawinangun Wetan 110

3 Prajawinangun Kulon 80

4 Kaliwedi Kidul 138

5 Kaliwedi Lor 80

6 Ujungsemi 217

7 Wargabinangun 279

8 Guwa Kidul 433

9 Guwa Lor 469

Jumlah 2232

Sumber : Data Profil BPP Gegesik

27
4.1.1.13 Tugas Pokok
Tugas pokok dari BPP Gegesik adalah :

 Menyelenggarakan urusan ketatausahaan Balai Penyuluhan


Pertanian
 Penyusunan programa penyuluhan pertanian dan rencana kerja
penyuluh pertanian.
 Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian.
 Pembinaan penyuluhan pertanian, pelaksanaan percontohan,
pengelolausaha pertanian.
 Pelaksanaan pengkajian, pengembangan dan penerapan teknologi
spesifik lokalita.
 Pelaksanaan sentra informasi usaha tani.
 Pembinaan dan pengembangan keseimbangan petani.
 Penyelenggaraan pertemuan dua mingguan bagi penyuluh
pertanian
 Penyelenggaraan pelatihan bagi petani dalam berusahatani.

28
4.1.1.14 Susunan Kelembagaan
Struktur Organisasi BPP Gegesik Terdiri dari:

KEPALA DINAS PERTANIAN


Dr. Ir. ALI EFENDI, MM

KEPALA BIDANG PENYULUHAN


MASRUKHIN, S.STP.

KORDINATOR BPP
YUNAENI ,SP

BAGIAN SDM & KELEMBAGAAN BAGIAN SUPERVISI


R. ANDRI SUGIHARTO, SP YUNAENI ,SP

KEC.GEGESIK Admin
1. SORI ...................
2. PEPEN PRAMONO, AMd
3. WARTONO, SP KEC.KALIWEDI
4. AGUNG PURNOMO, SP 1. JULY HAFNI SAMOSIR
PENYULUH
5. DIDIN BAHARUDIN, AMd 2. UDIN NURHAYADIN
WKPP
6. Ir. HENDRAYANTO 3. AMINAH, SP
7. ROKMAN, SP 4. OOM KOMARA, SPt.
8. SOLIHIN, SP. 5. FANILIA NURKHASANAH, SP
9. SAFRONI 6. SAEFUDIN
10. PRAKAS
11. RULY ARYA PAMUNGKAS
12. KAMAN

29
BPP Gegesik memiliki 21 orang penyuluh terdiri 6 PNS, 9 THL-TBPP dan
6 THL TBPPD.
Tabel 16. Data pegawai BPP Gegesik

Tingkat Status Ket


No Nama Alamat Pendidi
kan

PNS Koordinator
1 Yunaeni, SP. Cengkuang S1
BPP

2 R. Andri Sugiharto, SP. Arjawinangun S1 PNS PPT SDM

3 Solihin Gintung Lor S1 PNS PPL

4 Aminah, SP. Susukan S1 PNS PPL

Prajawinangun PNS PPL


5 Kaman SMKP
Kulon

6 Prakas Ujungsemi SMKP PNS PPL

7 Pepen Pramono, AMd. Cipanas D3 THL-TBPP PPL

8 Sori Gegesik Kidul SPMA THL-TBPP PPL

9 Ir. Hendrayanto Bringin S1 THL-TBPP PPL

10 Wartono, SP. Guwa Lor S1 THL-TBPP PPL

11 Safroni Arjawinangun SPMA THL-TBPP PPL

12 July Hafni Samosir Gintung Lor SPMA THL-TBPP PPL

13 Oom Komara, SPt. Bringin S1 THL-TBPP PPL

14 Didin Baharudin, AMd. Bojong Wetan D3 THL-TBPP PPL

30
THL- PPL
15 Agung Purnomo, SP. Gegesik Kidul S1
TBPPD

THL- PPL
16 Saepudin Ujungsemi SMKP
TBPPD

Fanilia Nurkhasanah, THL- PPL


17 Wargabinangun S1
SP TBPPD

THL- PPL
18 Rokman Bayalangu Lor S1
TBPPD

SMKP THL- PPL


19 Udin Nurhayadin Guwa Kidul
TBPPD

SMKP THL- PPL


20 Ruly Aria Pamungkas Ujungsemi
TBPPD

Sumber : Data Profil BPP Gegesik


Tabel 17. Data Nama Pegawai di BPP Gegesik Tahun 2019

Jumlah
Kecamatan/ Luas
No Nama Penyuluh Jabatan Jumlah
Wilbin Desa Areal
Poktan
(Ha)

1 2 3 4 5 6 7

Yunaeni, SP. Koordiant


1
or

R. Andri Sugiharto, Urusan


2
SP. SDM

Kecamatan Gegesik

3 Rokman P. Kedungdale Kedungdalem 268 9

31
Pertanian m

Ir. Hendrayanto P. Gegesik Lor 210 6


4 Pertanian Gegesik Lor
Panunggul 192 4

Wartono, S.P. P. Gegesik 444


5 Gegesik Kidul 9
Pertanian Kidul

Pepen Pramono, P. Bayalangu 477


6 Bayalangu Lor 9
Amd Pertanian Lor

Didin Baharudin, P. Gegesik 231


7 Gegesik Wetan 6
Amd Pertanian Wetan

Agung Purnomo, SP P. Gegesik 302


8 Gegesik Kulon 6
Pertanian Kulon

Sori P. Bayalangu Bayalangu 546


9 9
Pertanian Kidul Kidul

Safroni P. Jagapura 317


10 Jagapura Kidul 7
Pertanian Kidul

Prakas P. Jagapura Lor 470 10


11 Pertanian Jagapura Lor Jagapura 498
9
Wetan

Solihin P. 426
12 Sibubut Sibubut 12
Pertanian

Ruly Aria P. Jagapura Jagapura 448


13 8
Pamungkas Pertanian Kulon Kulon

Kaman P. 358
14 Slendra Slendra 10
Pertanian

Kecamatan Kaliwedi

P. Guwa Lor Guwa Lor


15 Saepudin 469 12
Pertanian

Fanilia P. Guwa Kidul Guwa Kidul


16 433 10
Nurhasanah,SP. Pertanian

32
Kaliwedi
P. 138 7
17 Tarmin Kaliwedi Kidul
Pertanian
Kaliwedi Lor 80 5

Aminah, SP. P. Ujungsemi Ujungsemi


18 426 12
Pertanian

Prajawinangun
110 6
P. Prajawinangu Wetan
19 Udin Nurhayadin
Pertanian n Prajainangun
80 4
Kulon

1 2 3 4 5 6 7

Oom Komara, SPt. P. Wargabinang Wargabinangu


20 279 10
Pertanian un n

July Hafny Samosir P. Kalideres Kalideres


21 217 5
Pertanian

22 Nono Penjaga

Sumber : Data Profil BPP Gegesik


4.1.1.15 Program dan Kegiatan
Kegiatan atau program yang telah dilakukan di BPP Gegesik
meliputi penguatan kapasitas kelembagaan dalam bentuk pertemuan rutin
dua mingguan sekali di aula BPP Gegesik yang dihadiri oleh para
penyuluh, KTNA, POPT, UPT dan pihak terkait lainnya.
Program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) dari
Tahun 2008 sampai 2012 yaitu :
Tabel 18. Program PUAP Tahun 2008-2012

No Nama Desa Nama Gapoktan Tahun Perolehan


Program PUAP
(Gabungan Kelompok Tani)

A Kecamatan Gegesik

1 Bayalangu Kidul Sri Rejeki 2008

33
2 Bayalangu Lor Kramat Jaya 2009

3 Gegesik Kidul Sri Sedana 2012

4 Gegesik Wetan Harum Sari 2011

5 Gegesik Kulon Perintis 2014

6 Gegesik Lor Subur Makmur 2010

7 Kedungdelem Sri Mulya 2009

8 Sibubut Sri Unggul Jaya 2008

9 Jagapura Kidul Barokah 2011

10 Jagapura Wetan Mekar Tani 2008

11 Jagapura Lor Tunas Jaya 2008

12 Jagapura Kulon Citra Mandiri 2008

13 Slendra Mitra Usaha Tani 2008

B Kecamatan Kaliwedi

1 Kalideres Sukses Abadi 2008

2 Prajawinangun Wetan Ki Suro 2010

3 Prajawinangun Kulon Ki Legung 2008

4 Kaliwedi Lor Sri Tanjung Anom 2014

5 Ujungsemi Patisemi 2008

6 Wargabinangun Al Hikmah 2008

7 Guwa Kidul Madun Jaya 2007

8 Guwa Lor Al Barokah 2008

34
Sumber : Data Profil BPP Gegesik

Program yang telah dilaksanakan yaitu PUAP (Pengembangan


Usaha Agribisnis Pedesaan), LPM (Lumbung Pangan Masyarakat), LDPM
(Lumbung Desa Pangan Mandiri), PUPM , Pelatihan agribisnis bagi
petani, Demarea, Demplot, Demfarm, Konsultasi Pertanian,
Fungsi BPP yang awalnya sebagai tempat pertemuan para
penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha dalam penyelenggaraan
penyuluhan diharapkan dapat meningkatkan fungsi penyebarluasan
informasi dan teknologi pertanian secara cepat, efektif dan efisien, untuk
dapat memfasilitasi dan mengakses petani terhadap sumber – sumber
permodalan, pasar dan teknologi pertanian.
Sedangkan kegiatan pemberdayaan masyarakat tani dilakukan
sejalan dengan program pemerintah maupun secara swadaya yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para
petani agar mau dan mampu mengadopsi suatu teknologi baru yang dapat
meningkatkan usahatani sesuai dengan programa tahun berjalan.
4.1.1.16 Sarana dan Prasarana Penunjang
Dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi BPP Gegesik
dilengkapi dengan fasilitas gedung / kantor, aula pertemuan, lahan sebagai
tempat percobaan / pembelajaran, perlengkapan administrasi, alat / media
penyuluhan dan perlengkapan perkebunan pekaranagan dan lain - lain
dalam kegiatan ini sarana dan prasarana masih belum memadai.

Tabel 19. REKAP LAPORAN TANAM, PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI


MUSUM TANAM RENDENG TAHUN 2018 – 2019
BPP GEGESIK

Luas
Luas
Tana Rata-Rata Produksi
N Panen Puso
Nama Desa m Varietas
o (Ha) (Ha) (Ha) Produktivitas (Ton)
    (Ton/Ha)  
1 2 3 4 5 6 7 8

35
A. Kecamatan Gegesik            
1 Bayalangu Kidul 528 528 0 6,5 3.432,0 Muncul C
2 Bayalangu Lor 477 477 0 6,2 2.957,4 Muncul C
3 Gegesik Kidul 444 444 0 7,1 3.152,4 Muncul C
4 Gegesik Wetan 231 231 0 7,2 1.663,2 Muncul C
5 Gegesik Kulon 302 302 0 7,3 2.204,6 Muncul C
6 Gegesik Lor 210 210 0 7,2 1.512,0 Muncul C
7 Panunggul 192 192 0 7,1 1.363,2 Muncul C
8 Kedungdalem 268 268 0 6,4 1.715,2 Muncul C
9 Sibubut 426 426 0 6,6 2.811,6 Muncul C
10 Jagapura Wetan 498 498 0 6,5 3.237,0 Muncul C
11 Jagapura Kidul 371 371 0 6,3 2.337,3 Muncul C
12 Jagapura Lor 470 470 0 6,5 3.055,0 Muncul C
13 Jagapura Kulon 448 448 0 6,5 2.912,0 Muncul C
14 Slendra 358 358 0 6,3 2.255,4 Muncul C
Rata-rata
  Kecamatan Gegesik 5223 5223 0 6,69 34.608,3  
               
Kecamatan
B. Kaliwedi            
1 Kalideres 217 213 0 6,7 1.427,1 Muncul C
Prajawinangun
2 Wetan 110 110 0 7,0 770,0 Muncul C
Prajawinangun
3 Kulon 80 80 0 7,2 576,0 Muncul C
4 Ujungsemi 426 376 0 6,7 2.519,2 Muncul C
5 Wargabinangun 279 279 0 6,7 1.869,3 Muncul C
6 Kaliwedi Lor 80 80 0 6,5 520,0 Muncul C
7 Kaliwedi Kidul 138 138 0 6,7 924,6 Muncul C
8 Guwa Kidul 433 433 0 6,5 2.814,5 Muncul C
9 Guwa Lor 469 469 0 6,9 3.236,1 Muncul C
Rata-rata
Kecamatan
  Kaliwedi 2232 2178 0 6,77 14.656,8  
Sumber : Data Programa BPP Gegesik Tahun 2019

Tabel 20. REKAP LAPORAN TANAM, PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI


MUSUM TANAM GADU I TAHUN 2019
BPP GEGESIK

Luas Luas Produks


Rata-Rata
Tanam Panen Pus i
No Nama Desa o Produktivita Varietas
(Ha) (Ha) (Ton)
(Ha) s
    (Ton/Ha)  

36
1 2 3 4 5 6 7 8
A. Kecamatan Gegesik            
1 Bayalangu Kidul 526 526 0 7,6 3.997,6 Ciherang
2 Bayalangu Lor 477 477 0 8,6 4.102,2 Ciherang
3 Gegesik Kidul 443 443 0 7,5 3.322,5 Ciherang
4 Gegesik Wetan 231 231 0 7,2 1.663,2 Ciherang
5 Gegesik Kulon 302 302 0 7,0 2.114,0 Ciherang
6 Gegesik Lor 210 210 0 7,6 1.596,0 Ciherang
7 Panunggul 192 192 0 7,6 1.459,2 Ciherang
8 Kedungdalem 268 268 0 6,8 1.822,4 Ciherang
9 Sibubut 426 426 0 6,6 2.811,6 Ciherang
10 Jagapura Wetan 491 491 0 5,8 2.847,8 Ciherang
11 Jagapura Kidul 356 356 0 6,7 2.385,2 Ciherang
12 Jagapura Lor 446 446 0 6,0 2.676,0 Ciherang
13 Jagapura Kulon 418 418 0 6,9 2.884,2 Ciherang
14 Slendra 358 358 0 6,5 2.327,0 Ciherang
Rata-rata Kecamatan
  Gegesik 5144 5144 0 7,03 36.008,9  
               
B. Kecamatan Kaliwedi            
1 Kalideres 213 213 0 6,6 1.406 Ciherang
2 Prajawinangun Wetan 110 110 0 7,0 770,0 Ciherang
3 Prajawinangun Kulon 80 80 0 7,5 600,0 Ciherang
4 Ujungsemi 376 376 0 6,5 2.444 Ciherang
5 Wargabinangun 279 279 0 7,7 2.148 Ciherang
6 Kaliwedi Lor 80 80 0 8,6 688,0 Ciherang
7 Kaliwedi Kidul 138 138 0 8,9 1.228 Ciherang
8 Guwa Kidul 433 433 0 6,7 2.901 Ciherang
9 Guwa Lor 469 469 0 7,9 3.705 Ciherang
Rata-rata Kecamatan
  Kaliwedi 2178 2178 0 7,49 15.890,5  
Sumber : Data Programa BPP Gegesik Tahun 2019

4.1.2 Data Hasil Analisis Lapangan


Data hasil kajian lapangan berdasarkan hasil wawancara, hasil
pengamatan dan dokumen-dokumen dari BPP Gegesik sebagai berikut:
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui beberapa kegiatan antara
lain peningkatan prakarsa dan swadaya masyarakat, pengembangan usaha
ekonomi, serta kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam menaikkan hasil produksinya. Pemberdayaan

37
masyarakat sama pentingnya dengan peningkatan pengetahuan, perluasan
wawasan, dan peningkatan aparatur (birokrat) bagi pelaksanaan program
yang sesuai dengan fungsi dan profesi masing-masing. Dengan adanya
pemberdayaan masyarakat tersebut adalah mampu memberikan
kesempatan kesempatan kepada masyarakatnya untuk menunjukkan ciri
sebagai masyarakat yang membangun.
Pemberdayaan masyarakat di BPP Gegesik menjadikan petani
sebagai objek yang diberdayakan, maka konsep pemberdayaan
masyarakatnya adalah dengan cara penyuluhan pertanian, para penyuluh
diharapkan dapat memberikan sumber informasi terupdate untuk para
petani. Namun terdapat peran-peran yang lebih spesifik dari seorang
penyuluh yaitu sebagai berikut:
a. Peran Penyuluh Sebagai Motivator
Peran penyuluh sebagai motivator adalah penyuluh berperan dalam
mendorong petani dalam mengusahakan usahanya, yaitu petani yang
menyatakan berperan karena menurut petani:
 Penyuluh sudah memberikan masukan dalam meningkatkan
usahatani kelompok
 Penyuluh melakukan pembinaan rutin dalam menumbuh
kembangkan kemampuan manejerial kelompok tani.
 Penyuluh membantu memberikan masukan dalam meningkatkan
hasil produksi yang diusahakan, dalam memberikan masukan
penyuluh juga selalu memberikan semangat kepada petani, dan
 Dalam pengolahan usahatani penyuluh mengingatkan agar para
petani mengolahnya sesuai dengan yang sudah dipraktikkan
 Penyuluh berperan dalam mendorong petani menggunakan
kemudahan teknologi dalam berusaha tani. Alasan petani setuju
penyuluh berperan dalam menyampaikan teknologi yang tepat
guna yaitu, penyuluh menyampaikan teknologi yang tepat yang
digunakan untuk meningkatkan hasil produksi padi, contohnya
jarak tanaman anjuran yang dilakukan dengan praktek langsung
dan dibantu dengan brosur yang dibagikan.

38
 Penyuluh telah membantu petani dalam mengembangkan
usahatani padi dengan cara memberikan informasi-informasi
harga pasar dan memberikan semangat agar lebih giat dalam
menjalankan usahanya. Pengukuran peran penyuluh pertanian
dalam pengembangan kelompok tani dimaksudkan untuk
mengukur bagaimana peran penyuluh sebagai motivator dalam
kelompok tani.
b. Peran Penyuluh Sebagai Edukator
Peran penyuluh sebagai edukator petani, Penyuluh sebagai
edukator harus bertindak antara lain adalah:
 Meningkatkan pengetahuan petani terhadap ide baru dan
melatih keterampilan petani terhadap ide baru. Petani
menyatakan penyuluh berperan dalam meningkatkan
pengetahuan petani terhadap ide baru untuk pengembangan
usaha kelompok tani Materi yang disampaikan penyuluh dapat
diterima dan di mengerti oleh petani,
 Penyuluh menguasai materi yang akan disampaikan, salah satu
contoh penyuluh berperan dalam meningkatkan pengetahuan
petani yaitu dengan menyampaikan bagaimana cara
mengurangi terjadinya lossis pada saat panen dengan
menggunakan alas pada onggokan saat panen.
c. Peran Penyuluh Sebagai Katalisator
Petani responden yang menyatakan penyuluh berperan dalam
menyampaikan aspirasi petani, Hasil penelitian menunjukan bahwa
penyuluh sebagai penghubung cenderung kurang berperan, hal
tersebut menunujukan penyuluh sebagai katalisator belum dapat
menyampaikan aspirasi petani kepada Pemerintah, penyuluh
kurang berperan sebagai penyampai kebijakan-kebijakan dan tidak
ada bantuan dari pemerintah, sebagai katalisator penyuluh
diharapkan mampu menghubungkan petani dengan sumber
teknologi. Petani menyatakan penyuluh kurang berperan dalam
menyampaikan kebijakan dan peraturan di bidang pertanian.

39
Alasannya petani menilai penyuluh belum ada menyampaikan
kebijakan dan peraturan dibidang pertanian, petani tidak ada
mendapatkan informasi dari penyuluh. Petani menyatakan
penyuluh kurang berperan dalam penghubung antara petani dengan
lembaga dan pemerintah. Tetapi petani menyatakan penyuluh
berperan bagi kelompok karena adanya bantuan yang diterima oleh
Gabungan kelompok tani yang nantinya akan digunakan untuk
kebutuhan petani yang mengalami kesulitan dalam perawatan
tanamannya. Penyuluh hanya sebagai pemberi materi penyuluhan.
Pengukuran peran penyuluh pertanian dalam pengembangan
kelompok tani dimaksudkan untuk mengukur bagaimana peran
penyuluh sebagai katalisator dalam kelompok tani. Penyuluh
berperan dalam menjalankan tugasnya sebagai penghubung.
d. Peran Penyuluh Sebagai Organisator
Petani menyatakan penyuluh berperan dalam mengembangkan
kelompok tani agar mampu berfungsi sebagai kelas belajar
mengajar. Alasan petani setuju penyuluh berperan yaitu penyuluh
berdiskusi bersama dengan petani dalam menetukan jadwal
pertemuan dengan anggota kelompok tani, serta memberikan
kesempatan kepada kelompok tani untuk bertanya satu sama
lainnya dalam hal yang berhubungan dengan usaha tanaman padi.
Adanya praktek yang dilakukan dilakukan dilapangan sehingga
anggota kelompok tani berkumpul dan saling mengajarkan satu
sama lain. Peran penyuluh sebagai Organisator petani, penyuluh
jaga melakukan temu lapang diharapkan agar petani dapat
mengetahui serta memahami tentang cara/tehnik budidaya padi
serta manfaat penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB). Temu
Lapang dilaksanakan dua kali pada awal kegiatan dan pada saat
mau panen.
e. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Komunikator
peran penyuluh sebagai komunikator adalah:

40
 penyuluh berperan membantu percepatan arus informasi.
Petani menyatakan penyuluh berperan dalam membantu
percepatan arus informasi yaitu penyuluh menyampaikan
informasi dengan cara mensosialisasikannya kepada anggota
kelompok tani, serta memperlihatkan bukti- bukti keberhasilan
dalam mengusahakan tanaman padi kelompok.
 Petani menyatakan penyuluh berperan dalam membantu petani
dalam proses pengambilan keputusan.
 Petani menyatakan penyuluh berperan yaitu, karena sewaktu
pemberian materi penyuluh menanyakan apakah anggota
kelompok sudah menguasai dan paham terhadap teknologi
tersebut sehingga petani mengetahui cara mana yang akan
dipilih/dilakukan nanti.
 Petani menyatakan penyuluh berperan dalam berkomunikasi
yang baik antara penyuluh dan petani.
 Petani menyatakan penyuluh berperan karena penyuluh
menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami, penyuluh
mampu berdiskusi dengan baik kepada anggota kelompok
sehingga petani tidak merasa tegang dan mampu untuk
beradaptasi dengan lingkungan.
 Pengukuran peran penyuluh pertanian dalam pengembangan
kelompok tani dimaksudkan untuk mengukur bagaimana peran
penyuluh sebagai komunikator dalam kelompok tani.
f. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Konsultan
Penyuluh sebagai katalisator adalah penyuluh berperan dalam
membantu petani dalam mencari pilihan usahataninya. Pilihan
usahatani yang ditentukan oleh semua anggota kelompok tani,
penyuluh berperan sebagai memecahkan masalah dan menjelaskan
keuntungan dan keunggulan dari usahatani yang dilakukan. Petani
menyatakan penyuluh berperan dalam membantu petani dalam
pemecahan usahataninya. Penyuluh menyampaikan informasi
tentang perawatan tanaman yang petani taman, dalam identifikasi

41
masalah yang dihadapi kelompok tani penyuluh mampu untuk
menyelesaikan beberapa masalah yang berkaitan dengan produksi
usaha tani mulai dari bibit, tanah, hama, penyakit, panen dan
pemasaran, maupun masalah-masalah yang berhubungan dengan
administrasi kelompok. Petani menyatakan penyuluh berperan
dalam menjelaskan kepada petani yang akan menjadi keuntungan
dan keunggulan pada usahataninya, Petani mengatakan penyuluh
memberikan materi yang sudah dijadwalkan, penyuluh
memberikan solusi kegiatan usaha tani disesuaikan dengan
musimnya.
Kegiatan-Kegiatan yang dilakukan oleh pelaku-pelaku
pemberdayaan masyarakat khususnya petani:

a. Temu Lapang
 Temu lapang diharapkan agar petani dapat mengetahui serta
memahami tentang cara/tehnik budidaya padi serta manfaat
penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB).Temu Lapang dilaksanakan
dua kali pada awal kegiatan dan pada saat mau panen. Temu lapang
juga dimanfaatkan penyuluh sebagai sarana pemberian informasi
tentang teknologi baru yang dapat meningkatkan hasil
produktifitasnya, serta member informasi terhadap bangaimana cara
merawat tanamannya agar tidak terkena serangan hama sehingga
menakibatkan terjadinya kegagalan pada saat masa panen sehingga
petani mengalami kerugian.
b. Penyuluhan tentang OPT
 Penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh pengamat OPT adalah agar
petani tahu cara tentang hama serta jenis hama atau penyakit apa saja
yang menyerang tanamannya sehingga petani dapat meminimalisir
terjadinya serangan hama yang sangat merugikan petani dan
memberitahu bagaimana cara penanggulangannya.
Terdapat juga evaluasi untuk kegiatan penyuluhan pertanian
a. Sosial

42
1. Tingkat kemampuan kelompok tani di Wilayah Kerja BPP Gegesik
baru mencapai 62,5 %
2. Kerjasama antar anggota kelompok tani di Wilayah Kerja BPP
Gegesik baru mencapai 47,2 %.
Tabel 21. Tingkat kemampuan kelompok tani di Wilayah Kerja BPP Gegesik tahun 2019
Nilai
No Tolak ukur/Jurus Kamampuan Kelompok
Bobot
1 Kemampuan memecahkan kegiatan untuk 61
meningkatkan produktivitas usahatani melalui
para anggotanya dengan penerapan rekomendasi
yang tepat dan memanfaatkan sumber daya
secara optimal (0 – 200)

2 Kemampuan melaksanakan dan mentaati 42


perjanjian dengan pihak lain (0 – 200)

Kemampuan pengumpulan modal dan 41


pemanfaatan pendapatan secara rasional (0 –
150)
Kemampuan meningkatkan hubungan yang 55
melembaga antara kelompok tani dengan
koperasi (0 – 250)
Kemampuan menerapkan teknologi dan 60
informasi secara kerjasama kelompok yang
dicerminkan oleh tingkat produktivitas dari
usahatani para anggota kelompok (0 – 200)
Jumlah 274
Sumber : Data Programa BPP Gegesik
b. Ekonomi
Tabel 22. Tingkat kemampuan kelompoktani dalam bidang ekonomi di
wilayah BPP Gegesik tahun 2019
No Unsur Kemampuan Sub Unsur % tase

43
1 Modal Usahatani Sumber modal 20
2 Ketenagakerjaan Penyediaan tenaga kerja 30
3 Saprodi Pengadaan kebutuhan saprodi 26
4 Penjualan hasil Cara mendapatkan informasi 25
pasar
5 Harga jual Penentuan harga jual 23
6 Pelaksanaan Cara pelaksanaan penjualan 21
penjualan
Sumber : Data Programa BPP Gegesik

4.2 Pembahasan
4.2.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat di Balai Penyuluhan
Pertanian Kecamatan Gegesik
Kegiatan pemberdayaan petani dalam pembangunan pertanian
berperan sebagai jembatan yang menghubungkan antara praktik dan
pengetahuan yang diperoleh oleh petani. Agar petani dapat
melakukan praktik-praktik yang mendukung usahatani maka petani
membutuhkan informasi maupun inovasi dalam bidang pertanian.
Informasi tersebut dapat diperoleh petani antara lain dari Balai
Penyuluhan Pertanian melalui penyelenggara kegiatan penyuluhan
pertanian. Pada umumnya, petani hanya bekerja sendiri dalam
mengelola lahan pertaniannya. Petani juga merupakan seorang yang
mempunyai hak dan kewajiban untuk dapat meningkatkan kualitas
dan pengelolaan pertanian. Banyak petani yang sering mengalami
berbagai masalah dalam pengelolaan lahan, hasil dan pendapatan
mereka. Mereka membutuhkan sebuah adanya informasi, pendidikan,
pelatihan dan bimbingan. Hal ini diperlukan karena mereka juga
butuh untuk menjadi petani yang lebih baik dan terus meningkatkan
produksi pertanian.
Balai penyuluhan pertanian merupakan unit pelaksana teknis
(UPT) di bidang pelatihan pertanian yang berada di bawah

44
Kementrian Pertanian Indonesia. Kegiatan pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan adalah penyuluhan pertanian karena objek yang
diberdayakannya adalah petani, sehingga BPP mengonsep kegiatan
pemberdayaan masyarakat tani dilakukan sejalan dengan program
pemerintah maupun secara swadaya yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para petani agar
mau dan mampu mengadopsi suatu teknologi baru yang dapat
meningkatkan usahatani sesuai dengan programa tahun berjalan.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa konsep pemberdayaan
masyarakat BPP Gegesik adalah menjadikan para penyuluh di BPP
Gegesik menjadi sumber informasi untuk petani dan dapat mengubah
sikap atau perilaku dan keterampilan petani, di mana petani mau dan
mampu menerapkan inovasi-inovasi terbaru dan terupdate saat ini,
dengan cara penyuluhan pertanian yang meliputi demplot dan
demarea.
Setiap 1 orang penyuluh membawahi 1 desa atau wilayah binaan.
Dalam kegiatan penyuluhan dibagi kedalam 19 (Sembilan belas)
Wilayah Binaan (Wilbin).
Kecamatan Gegesik 12 (dua belas) Wilayah Binaan (Wilbin)
yaitu:

 Wilbin Bayalangu Kidul, Desa Bayalangu Kidul dengan Penyuluh


Pertanian : SORI
 Wilbin Bayalangu Lor, Desa Bayalangu Lor dengan Penyuluh Pertanian
: PEPEN PRAMONO, AMd.
 Wilbin Gegesik Kidul, Desa Gegesik Kidul dengan Penyuluh
Pertanian : WARTONO, SP.
 Wilbin Gegesik Kulon, Desa Gegesik Kulon dengan Penyuluh
Pertanian : AGUNG PURNOMO, SP.
 Wilbin Gegesik Wetan, Desa Gegesik Wetan, dengan Penyuluh
Pertanian RADEN ANDRI SUGIHARTO, SP.

45
 Wilbin Gegesik Lor meliputi Desa Gegesik Lor dan Desa Panunggul,
dengan Penyuluh Pertanian Ir. HENDRAYANTO.
 Wilbin Kedungdalem, Desa Kedungdalem, dengan Penyuluh Pertanian
ROKMAN, SP.
 Wilbin Sibubut, Desa Sibubut, dengan Penyuluh Pertanian SOLIHIN,
SP.
 Wilbin Jagapura Kidul, Desa Jagapura Kidul, dengan Penyuluh
Pertanian : SAFRONI.
 Wilbin Jagapura Wetan, meliputi Desa Jagapura Wetan dan
Jagapura Lor , dengan Penyuluh Pertanian : DIDIN
BAHARUDIN, AMd.
 Wilbin Jagapura Kulon, Desa Jagapura Kulon, dengan Penyuluh
Pertanian : RULLY ARIA PAMUNGKAS.
 Wilbin Slendra, Desa Slendra, dengan Penyuluh Pertanian KAMAN.
 Kecamatan Kaliwedi 7 (Tujuh) Wilayah Binaan (Wilbin) yaitu :

 Wilbin Prajawinangun meliputi Desa Prajawinangun Kulon dan


Kalideres, dengan Penyuluh Pertanian : UDIN NURHAYADIN.
 Wilbin Kaliwedi meliputi Desa Kaliwedi Lor dan Desa Kaliwedi Kidul,
dengan Penyuluh Pertanian : JULY HAFNY SAMOSIR
 Wilbin Ujungsemi, Desa Ujungsemi dan Prajawinangun Wetan, dengan
Penyuluh Pertanian : AMINAH, SP.
 Wilbin Wargabinangun, Desa Wargabinangun, dengan Penyuluh
Pertanian : OOM KOMARA, SPt.
 Wilbin Guwa Kidul, Desa Guwa Kidul, dengan Penyuluh Pertanian :
FANILIA NURKHASANAH, SP.
 Wilbin Guwa Lor, Desa Guwa Lor, dengan Penyuluh Pertanian :
SAEPUDIN.
Tabel 23. Penyuluh Swadaya dan POSLUHDES (Pos Penyuluhan Desa)
tahun 2020

No Desa Nama Ketua Penyuluh

46
Posluhdes Posluhdes Swadaya

A. Kecamatan Gegesik

1 Bayalangu Kidul Sri Rejeki Danusi Cuhandi

2 Bayalangu Lor Kramat Jaya Jabari Rasumo

3 Gegesik Kidul Sri Sedana Karyina Supriyana

4 Gegesik Wetan Harum Sari Carsila Carsila

5 Gegesik Kulon Perintis H. Sawija H. Omadi

6 Gegesik Lor Subur Kosim Sunedi

Makmur

7 Panunggul Unggul Adis Darsono

Sejahtera

8 Kedungdalem Sri Mulya H. Sutarjo Mulyani

9 Sibubut Sri Unggul Abidin Sunarto

Jaya

10 Jagapura Kidul Barokah Rokmat Kolili

11 Jagapura Wetan Mekar Tani Paridi Tarpin

12 Jagapura Lor Tunas Jaya Jawahir Jawahir

13 Jagapura Kulon Citra Mandiri Rakimah Rakimah

14 Slendra Mitra Usaha Udin Rasiman

47
Tani

Kecamatan Kaliwedi

1 Kalideres Sukses Abadi

2 Prajawinangun Ki Suro Kusmadi H. Musa

Wetan

3 Prajawinangun Ki Legung Abdul Jalal Moh. Basri

Kulon

4 Kaliwedi Kidul Pandan Sari Tauhid Fidyani

5 Kaliwedi Lor Sri Tanjung Uji Sunaeiji Sawadi

Anom

6 Ujungsemi Patisemi Sukatma Solihun

7 Wargabinangun Al Hikmah Munawir Syukron

8 Guwa Kidul Madun Jaya Askami Supriyono

9 Guwa Lor Al Barokah Madnuri Wanda Andika

Sumber : Data Profil BPP Gegesik


Adapun program pemberdayaan masyarakat tani yang dilakukan penyuluh
BPP Gegesik antara lain:
Kegiatan atau program yang telah dilakukan di BPP Gegesik meliputi
penguatan kapasitas kelembagaan dalam bentuk pertemuan rutin dua mingguan
sekali di aula BPP Gegesik yang dihadiri oleh para penyuluh, KTNA, POPT, UPT
dan pihak terkait lainnya.

48
Program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) dari Tahun
2008 sampai 2012 yaitu :
No Nama Desa Nama Gapoktan Tahun Perolehan
Program PUAP
(Gabungan Kelompok Tani)

A Kecamatan Gegesik

1 Bayalangu Kidul Sri Rejeki 2008

2 Bayalangu Lor Kramat Jaya 2009

3 Gegesik Kidul Sri Sedana 2012

4 Gegesik Wetan Harum Sari 2011

5 Gegesik Kulon Perintis 2014

6 Gegesik Lor Subur Makmur 2010

7 Kedungdelem Sri Mulya 2009

8 Sibubut Sri Unggul Jaya 2008

9 Jagapura Kidul Barokah 2011

10 Jagapura Wetan Mekar Tani 2008

11 Jagapura Lor Tunas Jaya 2008

12 Jagapura Kulon Citra Mandiri 2008

13 Slendra Mitra Usaha Tani 2008

B Kecamatan Kaliwedi

1 Kalideres Sukses Abadi 2008

49
2 Prajawinangun Wetan Ki Suro 2010

3 Prajawinangun Kulon Ki Legung 2008

4 Kaliwedi Lor Sri Tanjung Anom 2014

5 Ujungsemi Patisemi 2008

6 Wargabinangun Al Hikmah 2008

7 Guwa Kidul Madun Jaya 2007

8 Guwa Lor Al Barokah 2008

Program yang telah dilaksanakan yaitu PUAP (Pengembangan

Usaha Agribisnis Pedesaan), LPM (Lumbung Pangan Masyarakat), LDPM

(Lumbung Desa Pangan Mandiri), PUPM , Pelatihan agribisnis bagi

petani, Demarea, Demplot, Demfarm, Konsultasi Pertanian.

 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

Program Kementrian Pertanian bagi petani di perdesaan dalam

rangka meningkatkan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraan

dengan memberikan fasilitas bantuan modal usaha untuk petani

pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani

yang salah satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses

pembiayaan kepada petani anggota Gapoktan.

 Lumbung pangan masyarakat merupakan kegiatan dalam rangka

meningkatkan kemampuan (Poktan) kelompok tani di wilayah sentra

produksi padi. Kegiatan Lumbung Pangan Masyarakat dilakukan

dengan:

50
1. Memperkuat kemampuan kelompok tani khususnya pada

unit usaha distribusi/pemasaran/memasarkan/mengolah

hasil produksi pangannya di saat menghadapi panen raya

2. Unit pengelola cadangan pangan agar mampu menyediakan

cadangan pangan bagi kebutuhan anggotanya di saat

menghadapi paceklik. Pada umumnya di saat panen raya

datang bersamaan dengan datangnya musim hujan, sehingga

petani selalu mengalami kesulitan mengeringkan gabah.

Tujuan dari kegiatan LPM adalah untuk meningkatkan

cadangan pangan yang dikelola masyarakat melalui

pemberdayaan kelembagaan Lumbung Pangan Masyarakat

secara berkelanjutan.

 Dem Area merupakan singkatan dari demonstrasi area, yaitu

demonstrasi untuk memperkenalkan teknologi baru dalam tehnik

berproduksi dan penggelolaan usaha tani dengan luas unit tertentu

25-50 hektar untuk memperkenalkan teknologi baru dalam bidang

tehnik perproduksi dan pengolahan membina gabungan kelompok

tani.

 Demplot adalah salah satu bagian dari metode penyuluhan pertanian

yang menjadi cara bagi penyuluh dalam menyampaikan materi

penyuluhan pertanian kepada petani dan keluarganya. Harapan

penggunaan metode ini adalah agar apa yang disuluhkannya

dimengerti, diterima dan mau diterapkan oleh sasaran. Sehingga

penyuluh harus menggunakan metode yang tepat dalam

51
penyampaian materi penyuluhan kepada sasaran. Demonstrasi

penyuluhan sebenarnya ada beberapa tergantung luasan area yang

digunakan serta banyaknya petani atau kelompok yang dilibatkan,

yaitu:

 Demonstrasi Plot (Demplot), luas lahan yang digunakan 0,1 ha.


 Demonstrasi Farming (Demfarm), luas lahan yang digunakan 1 – 5
ha.
 Demonstrasi Area (Dem-area), luas lahan yang digunakan 25 – 100
ha.
 Demonstrasi Unit (Dem-Unit), gabungan kelompok tani dalam satu
hamparan.

Untuk mempertahankan swasembada beras dalam rangka

mensukseskan P2BN, serta meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)

petani, Pemerintah melalui dinas terkait sudah merealisasikan berbagai

program anatara lain : PUAP, LDPM, LPM, UEP, JITUT, JUT, Kaji

Terap, Demplot.

b. Padi Sawah
Untuk mempertahankan swasembada pangan di Wilayah Kerja BPP
Gegesik dilaksanakan pola intensifikasi untuk musim tanam 2019/2020 dan
musim tanam 2020. proyeksi padi sawah 14.960 Ha dan proyeksi produksi
per 108.011,2 ton (GKP) dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 24. Poyeksi areal dan produksi intensifikasi padi sawah tahun 2019 di
Wilayah Kerja BPP Gegesik.
Proyeksi
Rata-rata Produksi Jumlah
Luas Areal (Ha)
N (Kw/Ha, GKP) Produksi
Kec./Desa
o MT MT (Kw
MT MT
2018/201 2018/201 GKP)
2019 2019
9 9
1 2 3 4 5 6 7

52
Gegesik
Bayalangu
528 528
1 Kidul 7,6 6,84 7624,32
2 Bayalangu Lor 477 477 7,6 6,84 6887,88
3 Gegesik Kidul 444 444 7,6 6,84 6411,36
Gegesik
231 231
4 Wetan 7,6 6,84 3335,64
5 Gegesik Kulon 302 302 7,6 6,84 4433,08
6 Gegesik Lor 210 210 7,6 6,84 3133,48
7 Panunggul 192 192 7,6 6,84 2772,48
8 Kedungdalem 268 268 7,6 6,84 3869,92
9 Sibubut 426 426 7,6 6,84 6151,44
Jagapura
498 498
10 Wetan 7,6 6,84 7191,12
11 Jagapura Kidul 371 371 7,6 6,84 5357,24
12 Jagapura Lor 470 470 7,6 6,84 6974,52
Jagapura
448 448
13 Kulon 7,6 6,84 6469,12
14 Slendra 358 358 7,6 6,84 5169,52
75781,1
5.223 5.223
Jumlah     2
Kaliwedi
 Kaliwedi
138 138
15 Kidul 7,6 6,84 1992.72
16  Kaliwedi Lor 80 80 7,6 6,84 1155.2
17 Praja. Kulon 80 80 7,6 6,84 1155.2
18 Praja. Wetan 110 110 7,6 6,84 1588.4
19 Ujungsemi 217 217 7,6 6,84 3133.48
20 Kalideres 426 426 7,6 6,84 6151.44
Wargabinangu
279 279
21 n 7,6 6,84 4028.76
22 Guwa Kidul 433 433 7,6 6,84 6252.52
23 Guwa Lor 469 469 7,6 6,84 6772.36
32230.0
2232 2232
Jumlah     8
108011,
7480 7480
Jumlah     2
Sumber : Data Programa BPP Gegesik

b. Sosial Ekonomi

53
1. Sosial
a. Mengembangkan berbagai bentuk kerja sama antara anggota kelompok,
kelompok tani dengan kelompok tani dan antara kelompok tani dengan
lembaga lainnya yang berkaitan dengan pertanian.
b. Meningkatkan peranan dan fungsi kelompok tani dalam kegiatan
penyuluhan pertanian melalui pembenahan kelompok.
c. Meningkatkan Sumber Daya Manusia petani melalui Kursus Tani dan
temu teknologi.
2. Ekonomi
a. Meningkatkan dan mengembangkan pemupukan modal kelompok
tani/gapoktan melalui program PUAP, UEP, LPM, LDPM dan PUPM.
b. Meningkatkan kerja sama antara kelompok tani dengan lembaga
perekonomian dalam pengadaan fasilitas kerja sama sarana produksi
pertanian.
Tabel 25. Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian BPP Gegesik Tahun
2020

No Keadaan Tujuan Masalah

1 2 3 4
I Teknis    
1 TANAMAN PANGAN  
A. PADI SAWAH    
1 Sebagian besar Meningkatkan Baru 19,18 %
  petani belum Pengetahuan petani yang
  memahami asal asal kompos memahami
  kompos yang dari 19,18 % asal kompos
  Digunakan menjadi 22 % yang digunakan
2 Sebagian besar Meningkatkan Baru 29,23 %
  petani belum Pelaksanaan petani
  Melaksanakan pengamatan OPT pelaksanaan
  pengamatan dari 29,23 % pengamatan OPT
  OPT sesuai menjadi 32%  
  Anjuran    
3 Sebagian besar Meningkatkan Baru 32,14%
  petani belum Penerapan petani yang
  Menerapkan model jarak tanam menerapkan
  model jarak dari 32,14 % model jarak tanam

54
tanam
    menjadi 35 % sesuai anjuran
       
4. Sebagian Meningkatkan Baru 34,65 %
  petani masih pemakaian dosis/ petani yang
  Mengabaikan takaran kompos menggunakan
  Dosis/takaran dari 34,65 % kompos sesuai
  kompos yang menjadi 38 % dengan dosis/
  Digunakan   takaran
SOSIAL
II
EKONOMI    
A. SOSIAL    
1 Belum seluruh- Memfasilitasi Baru 26,17 %
  nya poktan Kelompoktani poktan yang
  membuat RDK dalam penyusunan membuat RDK
    RDK dari 26,17 %  
    menjadi 32%  
       
2. Melibatkan memotivasi kelom- Baru 28,27%
  poktan belum poktani untuk Poktan yang
  Melibatkan mengambil keputusan mengikutsertakan
  anggota dalam dari 28,27 % anggota dalam
  Mengambil menjadi 34 % mengambil
  Keputusan   keputusan
3. Sebagian besar Memotivasi anggota Baru 29,31 %
  anggota poktan poktan untuk selalu anggota poktan
  belum mengikuti belum mengikuti mengikuti
  kegiatan belajar kegiatan belajar kegiatan belajar
  mengajar di luar mengajar di luar mengajar di luar
  kunjungan PPL kunjungan PPL dari kunjungan PPL
    29,31 % menjadi 34%  
4. sebagian besar memotivasi anggota Baru 35,62%
  anggota poktan poktan untuk selalu anggota poktan
  belum mau menyampaikan yang mau
  menyampaikan ide untuk kemajuan menyampaikan
ide untuk
 
kemajuan kelompok dari 35,62% ide untuk kemajuan
  Kelompok menjadi 39 % kelompok
B. EKONOMI    
1. Sebagian Memfasilitasi Baru 16,19 %
  poktan belum poktan untuk poktan yang
menentukan
 
harga penetuan harja menentukan harga
  jual sendiri jual dari 16,19 % jual sendiri
    menjadi 19 %  
       
       
2. Sebagian poktan Memotivasi Baru 17,71%

55
  belum poktan untuka poktan yang sudah
  melaksanakan melaksanakan melaksanakan
  penjualan hasil penjualan hasil penjualan hasil
  secara kolektip secara kolektip secara kolektip
    dari 17,71 %  
    menjadi 22 %  
3. Sebagian poktan Memfasilitasi Baru 18,70 %
belum
 
menentukan poktan untuk poktan menentukan
  tempat penjualan menentukan tempat tempat penjualan
  hasil panen penjualan hasil hasil panen
    dari 18,70 %  
    menjadi 22 %  
       
4. Sebagian poktan memfasilitasi poktan Baru 27,26%
  belum secara untuk melakukan poktan dalam
  kolektip dalam pengadaan pestisida penjualan hasil
  pembelian secara kolektip Secara
  pengadaan dari 32,90 % Kolektip
  Pestisida menjadi 35%  
       

Ikhtiar/Kegiatan Yang
No Tujuan Masalah
dilakukan
1 2 3 4
1 Membantu Keterlambatan Koordinasi dengan UPT
memfasilitasi pendistribusian Pertanian, Distributor dan
poktan/gapoktan pupuk terutama pada kios
agar pupuk saat dibutuhkan
tersedia secara
tepat waktu
2 Membantu Ketersediaan air Koordinasi dengan UPT
memfasilitasi pada musim gadu PSDAP dan UPT Pertanian
poktan/gapoktan selalu kurang
agar penyediaan
air irigasi stabil
3 Memfasilitasi petani kesulitan Koordinasi dengan UPBS dan
petani untuk untuk memperoleh UPT Pertanian
mendapatkan benih unggul
benih unggul bermutu
4 Membantu Petani kesulitan Koordinasi dengan Bulog,
memfasilitasi untuk mencari mitra UPT Pertanian
petani dalam hal usaha
mencari kemitraan
5 Membantu Poktan kesulitan Koordinasi dengan Bulog,
memfasilitasi untuk mencari UPT Pertanian
Poktan dalam hal informasi harga pada

56
mencari informasi saat panen raya tiba
pasar
Sumber : Data Programa BPP Gegesik Tahun 2020

Tujuan dari adanya konsep pemberdayaan masyarakat adalah


peningkatan pendapatan petani, di mana pendapatan petani menjadi indikator
kesejahteraan petani di Gegesik. Pendapatan petani per kapita dihitung
berdasarkan pendapatan kotor petani selama setahun kemudian dibagi 12 bulan
kemudian dibagi lagi berdasarkan rata-rata jumlah anggota keluarga petani.
Berikut adalah data pendapatan per kapita petani di wilayah binaan BPP
Gegesik.
Tabel 26. Pendapatan Perkapita Petani Padi Wilbin BPP Gegesik Tahun 2017-
2019

Pendapatan
No. Kecamatan/Desa
2017 2018 2019

Gegesik

1. Bayalangu Kidul 524.490 527.650 529.600

2. Bayalangu Kidul 583.513 583.400 580.450

3. Gegesik Kidul 497.868 496.980 510.430

4. Gegesik Wetan 989.250 980.750 985.438

5. Gegesik Kulon 531.941 534.435 535.549

6. Gegesik Lor 319.375 320.300 323.760

7. Panunggul 410.425 410.546 415.780

8. Kedungdalem 460.778 471.873 465.987

9. Sibubut 574.779 567.980 575.768

10. Jagapura Wetan 415.345 420.598 419.456

11. Jagapura Kidul 410.869 410.790 412.760

12. Jagapura Lor 565.654 564.700 579.735

13. Jagapura Kulon 316.918 310.800 318.965

57
14. Slendra 477.658 479.800 496.800

Kaliwedi

15. Kaliwedi Kidul 240.987 250.750 251.860

16. Kaliwedi Lor 919.536 765.900 834.768

17. Praja Kulon 446.176 440.200 445.450

18. Praja Wetan 521.987 530.980 528.760

19. Ujungsemi 240.987 251.620 260.760

20. Kalideres 765.986 760.329 755.788

21. Wargabinangun 328.987 320.535 331.765

22. Guwa Kidul 765.987 760.650 763.650

23. Guwa Lor 678.760 875.800 798.590

521.228 523.363 527.037


Rata-Rata

Sumber : Data Programa BPP Gegesik Tahun 2020


 Permasalahan Umum
1. Masalah Prilaku
Tanaman Pangan - Padi
a. Belum semua petani (baru 19,18%) yang mencari informasi tentang
asal usul kompos yang akan diaplikasikan.
b. Belum semua petani (baru 29,23 %) yang melaksanakan pengamatan
OPT sesuai dengan anjuran.
c. Belum semua petani (baru 32,14 %) yang menerapkan model jarak
tanam sesuai anjuran
d. Belum semua petani (baru 34,65%) yang mengaplikasikan kompos
sesuai takaran/dosis anjuran
Sosial Ekonomi
1. Sosial
a. Belum semua poktan (baru 26,17 %) yang sudah membuat RDK.

58
b. Belum semua poktan (baru 28,27 %) yang selalu melibatkan anggota
dalam pengambilan keputusan
c. Belum semua poktan (baru 29,31 %) yang melaksanakan Kegiatan
belajar mengajar secara berkelompok diluar acara kunjungan PPL
d. Belum semua poktan (baru 35,62 %), Jumlah anggota yang biasa
menyampaikan gagasan/saran guna kemajuan kelompok
2. Ekonomi
a. Belum semua poktan (baru 16,19 %) yang melaksanakan penentuan
harga jual..
b. Belum semua poktan (baru 17,70 %) yang melaksanakan Cara
pelaksanaan penjualan hasil.
c. Belum semua poktan (baru 18,70 %) yang memfasilitasi Tempat
penjualan hasil
d. Belum semua poktan (baru 32,90 %) yang melaksanakan Pembelian
atau pengadaan kebutuhan pestisida.
2. Masalah Non Prilaku
Tanaman Pangan
a. Sebagian besar anggota kelompoktani masih enggan untuk membuat
pupuk kompos sendiri.
b. Sebagian besar petani berpendapat bahwa dengan menggunakan tandur
jajar legowo membuang lahan
c. Sebagian besar petani belum memperhitungkan jumlah benih.
d. Sebagian besar petani belum melaksanakan pengamatan OPT secara
rutin
Sosial ekonomi
1. Sosial
 Dukungan terhadap upaya-upaya kegiatan yang sesuai dengan
perencanaan masih rendah.
 Kerjasama dalam kemitraan usaha masih belum terjalin dengan baik
antara perusahaan pembimbing/bapak angkat, dengan kelompok tani.
 Kegiatan usahatani terganggu dengan kegitan usaha lain yang mudah
dan cepat mendapatkan hasil.

59
2. Ekonomi
 Lembaga usaha ekonomi belum terjalin kerjasama dalam penyiapan
modal untuk usahatani.
 Lembaga usaha ekonomi belummampu untuk menangani pemasaran
hasil produksi pertanian.
 Kepemilikan modal untuk berusahatani masih rendah.
 Penentuan harga produksi masih ditentukan oleh para tengkulak/
pengusaha besar.
 Permasalahan Khusus
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan Konsep Pemberdayaan
Masyarakat di BPP Gegesik, terdapat permasalahan khusus yaitu :
 Konsep pemberdayaan masyarakat di BPP Gegesik dalam
pelaksanaannya belum sesuai dengan harapan
 Solusi yang ditawarkan
Solusi untuk permasalahan konsep pemberdayaan masyarakat di BPP
Gegesik yaitu penyuluh melakukan kegiatan anjangsono (sering main) ke
petani yang disuluhnya, dengan terus mengunjungi petani penyuluh dapat
memantau perkembangan informasi yang diserap oleh petani dengan
diselingi oleh pembicaraan di luar topik pertanian, dengan begitu petani
lebih mudah menerima informasi dari penyuluh.

 Dukungan Teori

Beberapa hasil penelitian terkait pentingnya konsep pemberdayaan


masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Oman Sukmana tahun 2010 dalam penelitiannya yang berjudul


“Konsep Pemberdayaan Masyarakat Melalui Komunitas Berbasis
Potensi Lokal” (Studi Kasus Desa Wisata Bunga Sidomulyo, Kota Batu
Jawa Timur) menyatakan bahwa pengembangan kawasan binaan desa
wisata bunga di daerah wisata Kota Batu, Malang adalah model konsep
pemberdayaan masyarakat (komunitas) berbasis potensi dan kearifan

60
lokal, program ini juga mampu meningkatkan daya tarik daerah tujuan
wisata dalam mendukung program pengembangan Kota Batu sebagai
kota pariwisata.
Jika dibandingkan dengan hasil kajian lapangan saya, penelitian Oman
Sukmana sama-sama memberdayakan masyarakat, namun objek yang
diberdayakannya berbeda, sehingga dalam penentuan konsep
pemberdayaan masyarakatnya pun berbeda, kemudian dalam hal
bidangnya pun berbeda, hasil kajuan lapangan saya tentang pertanian
dan hasil penelitian Oman Sukmana tentang pariwisata. Namun dari
kedua penelitian ini kita bisa mengetahui jika konsep pemberdayaan
masyarakat sangat penting untuk masyarakat yang diberdayakan dan
pelaku pemberdayaan masyarakat.
2. Ary Munandar tahun 2016 dalam penelitiannya yang berjudul “ Peran
Penyuluh Pertanian terhadap Kelompok Tani dalam Pengembangan
Usahatani Padi Sawah” (Studi Kasus Desa Pasar Rawah Kecamatan
Gebang Kabupaten Langkat) menyatakan bahwa peran penyuluh
pertanian dalam kelompok tani dalam pengembangan usaha padi sawah
di Desa Pasar Rawah adalah baik; Motivasi petani dalam mengikuti
program penyuluhan pertanian termasuk kategori tinggi di Desa Pasar
Rawah; dengan mengikuti program penyuluhan para petani lebih
mudah dalam melakukan kegiatan usahataninya.
Jika dibandingkan, antara hasil kajian lapangan saya dan penelitian Ary
Munandar sama-sama melakukan konsep pemberdayaan masyarakat
pertanian yaitu kegiatan penyuluhan, di mana penelitian tersebut hanya
mencakup satu desa terhadap kelompok tani, sedangkan hasil kajian
lapangan saya mencakup dua kecamatan. Namun dalam hasil kajian
lapangan saya, masyarakat petani kurang bisa menyerap sumber
informasi dari petani berbeda dengan penelitian Ary Munandar yang
sudah meningkatkan motoviasi petani untuk mengikuti kegiatan
penyuluhan pertanian.
3. Kamaruzzaman tahun 2016 dalam penelitiannya yang berjudul
“Penerapan Metode Komunikasi oleh Penyuluh Pertanian pada

61
Kelompok Tani Gemah Ripah I Desa Jamur Labu Kecamatan Rantau
Aceh Tamiang yang menyatakan bahwa penerapan metode kemunikasi
oleh penyuluh pertanian dominan dengan cara membuat pertemuan
rutin. Metode komunikasi penyuluhan pertanian dengan cara pertemuan
dianggap lebih efektif karena karakteristik kelompokt ani dengan
kekompakan sangat tinggi dan mudah berkumpuul.
Baik penelitian Kamaruzzaman dengan hasil penelitian saya sama-sama
menggunakan metode pertemuan yaitu dengan temu lapang, demplot,
demfarm dan demarea. Hal ini dianggap lebih efektif untuk
menyampaikan informasi ke petani. Namun hasil kajian lapangan saya
juga terdapat metode demonstrasi yang memperagakan atau
mencontohkan cara-cara penggunaan teknologi baru atau budidaya

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil kajian lapangan adalah sebagai
berikut :
1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat di BPP Gegesik dalam
pelaksanaannya masih ditemui kendala

V.2 Saran

62
Saran yang bisa disampaikan dari hasil kajian lapangan adalah :
1. Hendaknya BPP Gegesik sering memantau dan mencari informasi
perkembangan petani supaya antara konsep pemberdayaan yang dibuat
dengan output yang dihasilkan sesuai dengan harapan

DAFTAR PUSTAKA

Soedjadi. 2000. Defiisi Konsep Menurut Para Ahli.


https;//laodesyamri.net/2015/01/02/definisi-konsep-menurut-para-ahli/. Diakses
pada tanggal 29 Maret 2020

Slamet.2003. Teori Tentang Pemberdayaan Masyarakat.


https://www.bastamanography.id/teori-pemberdayaan-masyarakat/. Diakses pada
tanggal 29 Maret 2020

63
Koentjaraningrat, 1994. Definisi Masyarakat. https://definisimu.blogspot,com.
Diakses pada tanggal 29 Maret 2020

Badan SDM, 2003. Sistem Penyuluhan Pertanian di Indonesia.


https:/sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/buletin/53/sistem-
penyuluh-pertanian-di-Indonesia. Diakses pada tanggal 29 Maret 2020

Badan Litbang Pertanian, 2001. Sistem Penyuluhan Pertanian di Indonesia.


https:/sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/buletin/53/sistem-
penyuluh-pertanian-di-Indonesia. Diakses pada tanggal 29 Maret 2020

Kamaruzzaman. 2016. Penerapan Metode Komunikasi oleh Penyuluh Pertanian


pada Kelompok Tani Gemah Ripah I Desa Jamur Labu Kecamatan Rantau Aceh
Tamiang dalam Jurnal Simbolika/Volume/2/Nomor 2/Oktober 2016

Munandar, Ary. 2016. Peran Penyuluh Pertanian terhadap Kelompok Tani dalam
Pengembangan Usahatani Padi Sawah dalam Jurnal Aplikasi Manajemen Volume
2 No. 1

Firdaus, Adhy. 2013. Penyimpangan Etika Bisnis Usaha Mikro dalam Perspektif
Fenomenologi Sechler dan Weber dalam Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 2
No. 1

Gandara, Gagan. 2018. Kajian Etika Bisnis Pada Industri E-Commerce di


Indonesia. https://gagangandara.blogspot.com/2018/09/kajian-etika-bisnis-
Industri-E-commerce.html/?=1. Diakses pada tanggal 4 Januari 2020

Setyo Pambudi, Bambang. 2018. Penerapan Etika Bisnis pada Usaha Kecil dan
Menengah Melalui Pemanfaatan Computer Mediated Communication/Media
Social dalam Seminar Nasional

Sukmana, Oman. 2010. Konsep Pemberdayaan Masyarakat Melalui Komunitas


Berbasis Potensi Lokal dalam Jurnal Humanity, Volume 6, Nomor 1, September
2010:59-64

64
LAMPIRAN

 Kegiatan SL UPSUS PAJALE

65
 Kegiatan Dem Area

66
3. Panen Dem Area

4. Rapat penyusunan programa BPP Gegesik

67

Anda mungkin juga menyukai