HUBUNGAN MASYARAKAT
PERAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA BOGOR
DALAM MELAYANI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM
PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP
Jalan Ahmad Yani No.4 Tanah Sareal Kota Bogor
Disusun Oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT
yang telah meilmpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan serta menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan yang berjudul “Peran Badan Pertanahan Nasional Dalam Melayani
Masyarakat Melalui Sosialisasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap”
Laporan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan
kurang lebih satu bulan di Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor. Selesainya
laporan PKL tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan
berbagai macam wujud dukungan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Orang tua dan keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dalam
bentuk apapun terutama doanya yang tidak pernah berhenti.
2. Dr. Agnes Setyowati, M.Hum. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Budaya.
3. Muslim, M.Si. sebagai ketua Program Studi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Budaya.
4. Dr. Dwi Rini S. Firdaus, SP., M.Comn. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan kepada
penulis dalam menyusun laporan Praktik Kerja Lapangan.
5. Erna Riana S.H, M.H selaku kepala sub seksi Pemeliharaan Data Hak Tanah
dan Pembinaan PPAT Badan Pertanahan Kota Bogor yang turut membimbing
penulis pada saat kegiatan Praktik Kerja Lapangan berlangsung.
6. Yunianti, SSIT selaku pembimbing lapangan yang memberikan ilmu dan
pengalamannya kepada penulis selama Praktik Kerja Lapangan.
7. Dini Valdiani, M.Si. selaku koordinator Praktik Kerja Lapangan.
8. Karyawan Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor yang telah bekerjasama,
memberikan kesempatan dan pembelajaran dengan baik selama penulis
mengukuti Praktik Kerja Lapangan.
9. Damas Hermansyah yang telah membantu dan memberikan semangat kepada
penulis dalam pengerjaan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
iii
10. Trisha Kartika, Nur Rahmasari, Annisa Febrianti dan seluruh teman-teman
yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis.
11. Galuh Andini, Sintia Siti Rahmah, Jovica Annisa, Lisda Gustiani, dan An
Nisa Fiqrieyah yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
Penulis akui penulis tidaklah sempurna, apabila terdapat kekeliruan dalam
penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini penulis sangat mengharapkan kritik
dan sarannya. Akhir kata semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat
memberikan banyak manfaat bagi kita semua.
Rizkia Akmaliah
iv
DAFTAR ISI
v
4.3 Kendala Kerja dan Penyelesaiannya .................................... 24
4.3.1 Kendala Kerja pada saat PKL ..................................... 24
4.3.2 Cara Penyelesaian ....................................................... 25
BAB V PEMBAHASAN ......................................................................... 26
5.1 Peran BPN dalam melayani masyarakat
melalui program Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) ....................................... 26
5.2 Hambatan BPN dalam dalam melayani
Masyarakat melalui program Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) ....................................... 29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 30
6.1 Kesimpulan ........................................................................... 30
6.2 Saran ..................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 32
LAMPIRAN ................................................................................................ 33
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1) Menambah wawasan dan pengalaman bagi mahasiswa untuk
mengetahui dunia kerja yang sesungguhnya dan dapat meyesuaikan
diri dengan lingkungan sekitar pekerjaan.
2) Membangun link antara Institusi/Perusahaan dan Universitas yang
terkait.
3) Menerapkan ilmu ilmu berupa teori maupun praktek lalu diterapkan
di lapangan.
4) Memenuhi salah satu mata kuliah sebagai syarat strata-1 Ilmu
Komunikasi Universitas Pakuan.
3
2) Bagi Instansi
a. Laporan PKL mahasiswa dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pihak
perusahaan.
b. Menjalin kerjasama yang baik antara pihak instansi dengan universitas.
c. Sarana untuk mengenalkan program-program instansi kepada publik.
3) Bagi Universitas
a. Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan penghubung
kerjasama antara universitas dengan pihak instansi yang terkait.
b. Nama universitas dapat dikenal luas oleh seluruh komponen masyarakat
baik di dalam institusi maupun di luar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Ngalimun (2017:19) Kata atau istilah komuniaksi (dari bahasa Inggris
“communication”), secara estimologis atau menurut asal katanya adalah dari
bahasa Latin communicates, dan perkataan ini bersumber pada kata communis
sini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha
yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dimengerti dati satu pihak ke pihak yang lain. Komunikasi verbal adalah
komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan.
Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui
kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau
maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya,
saling bertengkar.
Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting. Komunikasi
nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal,
tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak
dipakai daripada komunikasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara
otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal
bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan
hal yang mau diungkapkan karena spontan.
Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi
ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu:
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)
4
5
2.4 Pelayanan
Menurut Sampara dalam Sinambela, (2011:5) Pelayanan adalah suatu
kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar
seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan
pelanggan.
8
Hasibuan (2011:152) Pelayanan adalah kegiatan pemberian jasa dari satu pihak
kepada pihak lainnya, pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan
secara ramah tamah, adil, cepat, tepat dan dengan etika yang baik sehingga
memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi yang menerima.
9
10
Tahun 1965
Pada tahun 1965 agraria dipisah dan dijadikan sebagai lembaga yang terpisah
dari naungan menteri pertanian dan pada saat itu menteri agraria dipimpin oleh
R.Hermanses, S.H.
Tahun 1968
Pada tahun 1968 secara kelembagaan mengalami perubahan.pada saat itu
dimasukan dalam bagian departemen dalam negeri dengan nama direktorat
jenderal agraria. selama periode 1968 – 1990 tetap bertahan tanpa ada
perubahan secara kelembagaan begitupula dengan peraturan yang diterbitkan.
2. Periode 1988-1990
Pada periode ini kembali mengalami perubahan. Lembaga yang menangani
urusan agraria dipisah dari departemen dalam negeri dan dibentuk menjadi
lembaga non departemen dengan nama badan pertanahan nasional yang
kemudian dipimpin oleh Ir. Soni Harsono dengan catur tertib pertanahannya.
Pada saat itu terjadi perubahan yang signifikan karena merupakan awal
terbentuknya badan pertanahan nasional.
3. Periode 1990-sekarang
Tahun 1990
Pada periode ini kembali mengalami perubahan menjadi Menteri Negara
Agraria/Badan Pertanahan Nasional yang masih dipimpin oleh Ir. Soni
Harsono. Pada saat itu penambahan kewenangan dan tanggung jawab yang
harus diemban oleh badan pertanahan nasional.
Tahun 1998
Pada tahun ini masih menggunakan format yang sama dengan nama Menteri
Negara Agraria/Badan Pertanahan Nasional. Perubahan yang terjadi hanya
pada puncuk pimpinan saja yakni Ir. Soni Harsono diganti dengan Hasan Basri
Durin.
Tahun 2002-2006
Tahun 2002 kemudian mengalami perubahan yang sangat penting. Pada saat
itu Badan Pertanahan Nasional dijadikan sebagai lembaga negara.
Kedudukannya sejajar dengan kementerian. Pada awal terbentuknya BPN RI
dipimpin oleh Prof. Lutfi I. Nasoetion, MSc.,Ph.D.
11
Tahun 2006-2012
Pada tahun 2006 sampai 2012 BPN RI dipimpin oleh Joyo Winoto, Ph.D.
dengan 11 agenda kebijakannya dalam kurun waktu lima tahun tidak terjadi
perubahan kelembagaan sehingga tetap pada format yang sebelumnya.
2012-2014
Pada tanggal 14 Juni 2012 Hendarman Supandji dilantik sebagai Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) menggantikan Joyo
Winoto.
2014-sekarang
Pada pemerintahan Presiden Joko Widodo dibuat Kementerian baru
bernama Kementerian Agraria dan Tata Ruang Indonesia, sehingga sejak 27
Oktober 2014, Badan Pertahanan Nasional berada di bawah naungan Menteri
Agraria dan Tata Ruang. Jabatan Kepala BPN dijabat oleh Menteri Agraria dan
Tata Ruang yang dijabat oleh Sofyan Djalil
sumber: https://www.atrbpn.go.id/
21
22
password. Setelah itu memilih informasi berkas dan memasukan nomor induk
berkas dan tahun pembuatan, setelah itu langsung dicetak dan dimasukan
kedalam map agar berkas-berkas nya tidak tertukar. Foto suasana ruang untuk
mencetak informasi berkas terdapat di lampiran 2.
Peralatan kerja seperti computer, mesin print dan yang lainnya merupakan
hal yang penting bagi kelancaran aktivitas perusahaan, salah satu kendala
yang penulis temui adalah mesin printer yang tiba-tiba macet dan tidak
bisa digunakan sehingga menghambat proses pencetakan informasi berkas
dan surat tanda terima dokumen.
2) Kesulitan mencari data resmi.
Pada saat proses pembuatan video profil BPN, penulis mendapatkan
kesulitan untuk mencari data resmi mengenai pelayanan yang tersedia di
Kantor BPN. Hal tersebut membuat terlambatnya proses pembuatan video
profil BPN.
5.1 Peran BPN dalam melayani masyarakat Kota Bogor melalui program
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
Penulis telah melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama satu bulan di
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bogor. Salah satu program yang sedang
dijalani oleh BPN adalah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
merupakan proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, yang dilakukan secara
serentak dan meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftarkan di
dalam suatu wilayah desa atau kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan
itu. Melalui program ini, pemerintah memberikan jaminan kepastian hukum atau
hak atas tanah yang dimiliki masyarakat. Untuk itu PTSL sangat penting bagi
masyarakat yang belum ada hak atas tanahnya.
Melalui program PTSL ini BPN mengajak seluruh masyarakat Kota Bogor
untuk segera membuat sertipikat untuk hak tanah mereka. Hal ini sesuai dengan
pernyataan yang disampaikan Aw (2011:5) Komunikasi interpersonal hakikatnya
adalah suatu proses. Kata lain dari proses, ada yang menyebut sebagai sebuah
transaksi dan interaksi. Transaksi mengenai gagasan, ide, pesan, simbol,
informasi, atau pesan. Sedangkan istilah interaksi mengesankan adanya suatu
tindakan yang berbalasan. Dengan kata lain suatu proses hubungan yang saling
pengaruh mempengaruhi. Jadi interaksi sosial adalah suatu proses berhubungan
yang dinamis dan saling mempengaruhi antar manusia.
Komunikasi pada hakekatnya meliputi lima unsur sebagai jawaban dari
pertanyaan yang diajukan, yaitu:
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) yaitu Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kota Bogor.
2. Pesan (mengatakan apa?) pesan yang disampaikan Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kota Bogor tentang PTSL itu sendiri, baik tentang pentingnya bagi
masyarakat mengurus sertipikat tanah dan informasi mengenai prosedur
program tersebut.
27
28
5.2 Hambatan BPN dalam dalam melayani masyarakat Kota Bogor melalui
program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
Hambatan yang ditemukan oleh Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor
dalam melayani masyarakat melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL) diantaranya:
1) Saat melakukan penyuluhan program PTSL ini adalah sulitnya memberikan
pemberitahuan kepada orang tua/lansia yang belum memiliki atas hak
tanah/sertipikat tanah, karena mereka belum sepenuhnya mengetahui tentang
pentingnya memiliki hak tanah/sertipikat tanah. Mereka akan tidak peduli
dengan program ini karena kurangnya kesadaran betapa pentingnya masyarakat
mempunyai sertipikat tanah. Oleh karena itu, pihak BPN lebih memperhatikan
orang tua/lansia dengan melakukan penyuluhan secara perlahan agar lebih
mudah dimengerti dan menjelaskan menggunakan bahasa yang lebih mudah
untuk dimengerti oleh orang tua/lansia.
2) Adanya dugaan pungutan liar oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab dengan meminta sejumlah biaya di luar ketentuan yang sudah diberikan.
Adanya laporan dari salah satu warga yang diminta biaya untuk materai, biaya
saksi, dan untuk makan petugas BPN yang sedang melakukan pengukuran
tanah. Padahal semua anggaran untuk program PTSL ini sudah ada ketentuan
nya masing-masing. Karena dugaan tersebut pun membuat masyarakat tidak
mau mendaftarkan tanahnya di program PTSL karena takut ditambah biaya
diluar ketentuan. Oleh karena itu, pihak BPN member penjelasan tentang
dugaan tersebut yaitu karena adanya masyarakat yang tidak mempunyai
dokumen lengkap dan beberapa yang harus disempurnakan sehingga
memerlukan biaya tambahan untuk mengurus dan semua belum masuk dalam
program ataupun biaya PTSL.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Praktik Kerja Lapangan merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh
mahasiswa Universitas Pakuan sebagai syarat kelulusan, selama penulis
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor
penulis mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman yang baik. Selama 30 hari
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, penulis mendapati sejumlah kesimpulan
antara lain:
1. Penulis dapat mengetahui peran Badan Pertanahan Nasional dalam melayani
masyarakat Kota Bogor melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL) seperti cara bagaimana Badan Pertanahan Nasional menjalin
hubungan dengan masyarakat dengan menginformasikan mengenai kebijakan
yang telah dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional. Agar masyarakat
menjadi lebih peduli betapa pentingnya mempunyai sertipikat tanah. Dan
penulis juga dapat mengetahui bagaimana proses Komunikasi Interpersonal
antara Badan Pertanahan Nasional dengan masyarakat, bagimana komunikasi
tu bisa terjadi dan akhirnya mendapatkan timbak balik dari masyarakat.
Karena apabila pelayanan yang diberikan oleh Badan Pertanahan Nasional
melalui program PTSL ini berhasil dan dapat diterima oleh masyarakat itu
akan menjadi sebuah kesuksesan suatu perusahaan dan akan menghasilkan
citra postif bagi Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor.
2. Penulis dapat mengetahui hambatan yang terjadi saat Badan Pertanahan
Nasional melakukan pelayanan dengan masyarakat melalui program PTSL
ini, diantaranya kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya
memiliki sertipikat tanah, sulitnya menjelaskan kepada orangtua/lansia
tentang kegiatan PTSL. Dan juga adanya kegiatan pungutan liar oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
31
32
6.2 Saran
Saran penulis setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Badan
Pertanahan Nasional Kota Bogor, yaitu:
1. Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor harus terus meningkatkan kegiatan
PTSL, agar masyarakat lebih paham tentang pentingnya miliki sertipikat
tanah agar terhindar dari sengketa ataupun konflik tanah. Dan juga lebih
menertibkan petugas khusus untuk PTSL agar tidak terjadi hal-hal yang dapat
merugikan masyarakat dan Badan Pertanahan Nasional itu sendiri.
2. Perusahaan dapat memberikan informasi terlebih dahulu kepada mahasiswa
yang akan melaksankan Praktik Kerja Lapangan di Badan Pertanahan
Nasional Kota Bogor agar mahasiswa yang akan melakukan Praktik Kerja
Lapangan tidak kebingungan.
DAFTAR PUSTAKA
Sinambela, LJ. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
33
34
LAMPIRAN
35
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5