Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

HUBUNGAN MASYARAKAT
PERAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA BOGOR
DALAM MELAYANI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM
PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP
Jalan Ahmad Yani No.4 Tanah Sareal Kota Bogor

Disusun Oleh:

Nama : Rizkia Akmaliah


NPM : 044116095

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PAKUAN
2019
ii
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT
yang telah meilmpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan serta menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan yang berjudul “Peran Badan Pertanahan Nasional Dalam Melayani
Masyarakat Melalui Sosialisasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap”
Laporan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan
kurang lebih satu bulan di Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor. Selesainya
laporan PKL tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan
berbagai macam wujud dukungan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Orang tua dan keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dalam
bentuk apapun terutama doanya yang tidak pernah berhenti.
2. Dr. Agnes Setyowati, M.Hum. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Budaya.
3. Muslim, M.Si. sebagai ketua Program Studi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Budaya.
4. Dr. Dwi Rini S. Firdaus, SP., M.Comn. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan kepada
penulis dalam menyusun laporan Praktik Kerja Lapangan.
5. Erna Riana S.H, M.H selaku kepala sub seksi Pemeliharaan Data Hak Tanah
dan Pembinaan PPAT Badan Pertanahan Kota Bogor yang turut membimbing
penulis pada saat kegiatan Praktik Kerja Lapangan berlangsung.
6. Yunianti, SSIT selaku pembimbing lapangan yang memberikan ilmu dan
pengalamannya kepada penulis selama Praktik Kerja Lapangan.
7. Dini Valdiani, M.Si. selaku koordinator Praktik Kerja Lapangan.
8. Karyawan Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor yang telah bekerjasama,
memberikan kesempatan dan pembelajaran dengan baik selama penulis
mengukuti Praktik Kerja Lapangan.
9. Damas Hermansyah yang telah membantu dan memberikan semangat kepada
penulis dalam pengerjaan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

iii
10. Trisha Kartika, Nur Rahmasari, Annisa Febrianti dan seluruh teman-teman
yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis.
11. Galuh Andini, Sintia Siti Rahmah, Jovica Annisa, Lisda Gustiani, dan An
Nisa Fiqrieyah yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
Penulis akui penulis tidaklah sempurna, apabila terdapat kekeliruan dalam
penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini penulis sangat mengharapkan kritik
dan sarannya. Akhir kata semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat
memberikan banyak manfaat bagi kita semua.

Bogor, 05 Oktober 2019

Rizkia Akmaliah

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang PKL ............................................................... 1
1.2 Ruang Lingkup PKL............................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................. 3
1.4 Manfaat PKL .......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 4
2.1 Komunikasi............................................................................. 4
2.1.1 Fungsi Komunikasi ........................................................ 4
2.1.2 Tujuan Komunikasi ....................................................... 5
2.2 Komunikasi Interpersonal ...................................................... 5
2.3 Hubungan Masyarakat ............................................................ 6
2.4 Pelayanan ................................................................................ 7
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................... 8
3.1 Sejarah Badan Pertanahan Nasional (BPN) ........................... 8
3.2 Kegiatan Operasional ........................................................... 10
3.3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas ............................. 11
3.4 Logo Perusahaan .................................................................. 17
3.4 Visi dan Misi Perusahaan ..................................................... 10
BAB IV PELAKSANAAN PKL ............................................................... 8
4.1 Bentuk Kegiatan PKL........................................................... 20
4.2 Prosedur Kerja PKL ............................................................. 24

v
4.3 Kendala Kerja dan Penyelesaiannya .................................... 24
4.3.1 Kendala Kerja pada saat PKL ..................................... 24
4.3.2 Cara Penyelesaian ....................................................... 25
BAB V PEMBAHASAN ......................................................................... 26
5.1 Peran BPN dalam melayani masyarakat
melalui program Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) ....................................... 26
5.2 Hambatan BPN dalam dalam melayani
Masyarakat melalui program Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) ....................................... 29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 30
6.1 Kesimpulan ........................................................................... 30
6.2 Saran ..................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 32
LAMPIRAN ................................................................................................ 33

vi
DAFTAR TABEL

3.1 Tabel makna logo Badan Pertanahan Nasional .................................... 17

vii
DAFTAR GAMBAR

3.1 Struktur organisasi Badan Pertanahan Nasional ................................... 11


3.2 Logo Badan Pertanahan Nasional ......................................................... 17
4.1 Keterangan/caption yang dibuat penulis untuk
akun instagram BPN ............................................................................. 21
4.2 Aplikasi komputerisasi kegiatan pertanahan BPN ................................ 22
4.3 Proses saat pembuatan video profil BPN untuk
Mall Pelayanan Publik Kota Bogor ...................................................... 23
4.4 Foto saat penulis melakukan kegiatan LARASITA .............................. 24

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Foto suasana ruang kerja penulis .............................................. 34


Lampiran 2 Foto suasana ruang untuk mencetak informasi berkas ............. 34
Lampiran 3 Surat keterangan penerimaan PKL ........................................... 35
Lampiran 4 Surat keterangan selesai PKL ................................................... 36
Lampiran 5 Foto penulis bersama pembimbing lapangan saat PKL............ 37

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PKL


Sistem belajar mengajar tidak cukup jika hanya mengandalkan teori saja,
akan tetapi juga memerlukan praktek. Untuk mendapatkan sumber daya manusia
yang kompeten dan berkualitas pendidikan formal yang didapatkan di universitas
tidaklah cukup. Maka dari itu dibutuhkan program Praktik Kerja Lapangan (PKL)
untuk melatih para mahasiswa sebagai calon pekerja mengaplikasikan
pengetahuan yang sudah di didapatkan dari pendidikan formal ke dalam sebuah
praktik kerja yang sesungguhnya. Setelah terjun langsung ke lapangan mahasiswa
bisa paham dan lebih memahami dengan baik apa yang telah diajarkan di
universitas karena adanya praktik langsung.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga merupakan pembentukan karakter dan
mental terhadap mahasiswa secara tidak langsung, karena mahasiswa dituntut
untuk bisa berhadapan dengan sistem kerja dan berhubungan dengan orang baru di
dunia kerja. Akan timbul timbal balik antara mahasiswa dengan
Institusi/Perusahaan tempat PKL. Bagi pihak Institusi/Perusahaan dengan adanya
mahasiwa PKL dapat membantu pekerjaan di tempat tersebut, selain itu laporan
PKL yang dibuat oleh mahasiswa dapat dijadikan acuan bagi Institusi/Perusahaan
untuk bahan evaluasi bagi peningkatan kerja.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) saat ini sudah menjadi mata kuliah wajib yang
harus diikuti di berbagai universitas di Indonesia, salah satu nya adalah Program
Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan
yang mewajibkan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yang bertujuan untuk melahirkan calon-calon tenaga kerja yang
kompeten dan berkualitas dibidangnya.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan kita sehar-
hari termasuk juga dalam suatu perusahaan besar yang harus berkomunikasi
dengan orang banyak. Suatu perusahaan harus bisa menyampaikan suatu pesan
kepada masyarakat secara baik dan benar agar bisa memahami pesan tersebut. Hal
ini juga yang dilakukan oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor.

1
2

Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor saat ini sedang menjalankan


Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) merupakan suatu program yang
bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum atas hak
tanah yang dimiliki masyarakat Kota Bogor. karena di Kota Bogor sendiri masih
banyak tanah yang belum bersertipikat atau tidak memiliki sertifikat tanah. Oleh
karena itu Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor saat ini banyak melakukan
kegiatan untuk mengajak seluruh masyarakat Kota Bogor agar membuat sertifikat
tanahnya dan dapat memenuhi target menuju Kota Bogor lengkap.

1.2 Ruang Lingkup PKL


Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) penulis mendapat
kesempatan PKL di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor yang
berlokasi di Jl. Ahmad Yani No.4 Tanah Sareal, Kota Bogor. Selama 1 bulan
mulai dari tanggal 2 Juli 2019 sampai dengan 2 Agustus 2019. Penulis
ditempatkan di Seksi Pemeliharaan Data Hak Tanah dan Pembinaan PPAT.
Tugas utama bagian ini adalah pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi
pelayanan pertanahan, pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak, pembebanan
hak atas tanah dan pembinaan PPAT.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1) Menambah wawasan dan pengalaman bagi mahasiswa untuk
mengetahui dunia kerja yang sesungguhnya dan dapat meyesuaikan
diri dengan lingkungan sekitar pekerjaan.
2) Membangun link antara Institusi/Perusahaan dan Universitas yang
terkait.
3) Menerapkan ilmu ilmu berupa teori maupun praktek lalu diterapkan
di lapangan.
4) Memenuhi salah satu mata kuliah sebagai syarat strata-1 Ilmu
Komunikasi Universitas Pakuan.
3

1.3.2 Tujuan Khusus


1) Penulis ingin mengetahui peran BPN dalam melayani masyarakat
Kota Bogor melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(PTSL).
2) Penulis ingin mengetahui hambatan BPN dalam dalam melayani
masyarakat Kota Bogor melalui program Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap (PTSL).

1.4 Manfaat PKL


1) Bagi Mahasiswa
a. Adanya kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat menjadikan
mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang sudah di
dapat di universitas dalam dunia kerja nyata.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa untuk lebih
mengetahui dan memahami bidang pekerjaan yang dijalani selama PKL.
c. Mengetahui perbandingan ilmu yang telah didapat di tempat perkuliahan
dengan dunia kerja.

2) Bagi Instansi
a. Laporan PKL mahasiswa dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pihak
perusahaan.
b. Menjalin kerjasama yang baik antara pihak instansi dengan universitas.
c. Sarana untuk mengenalkan program-program instansi kepada publik.

3) Bagi Universitas
a. Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan penghubung
kerjasama antara universitas dengan pihak instansi yang terkait.
b. Nama universitas dapat dikenal luas oleh seluruh komponen masyarakat
baik di dalam institusi maupun di luar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi
Ngalimun (2017:19) Kata atau istilah komuniaksi (dari bahasa Inggris
“communication”), secara estimologis atau menurut asal katanya adalah dari
bahasa Latin communicates, dan perkataan ini bersumber pada kata communis
sini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha
yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dimengerti dati satu pihak ke pihak yang lain. Komunikasi verbal adalah
komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun tulisan.
Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui
kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau
maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya,
saling bertengkar.
Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting. Komunikasi
nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal,
tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak
dipakai daripada komunikasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara
otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal
bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan
hal yang mau diungkapkan karena spontan.
Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi
ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu:
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)

4
5

5. Efek (dengan dampak/efek apa?)


Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses
komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan
menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang
menimbulkan efek tertentu.

2.1.1 Fungsi Komunikasi


Ngalimun (2017:33) Adapun fungsi dari komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan
b. Sebagai modal dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar
c. Untuk meminta pertolongan dan bantuan kepada orang lain
d. Untuk membujuk orang lain agar mengikuti apa yang diharapkan dan
memberikan pengarahan atau mengarahkan orang lain kepada perilaku dan
sikap yang harus diikuti.

2.1.2 Tujuan Komunikasi


Dalam berkomunikasi, komunikator pasti memiliki suatu tujuan tertentu.
Tujuan dari komunikasi di bagi menjadi empat yaitu:
a. Mengubah sikap (to change the attitude)
b. Mengubah opini/pendapat (to change the opinion)
c. Mengubah perilaku (to change the behavior)
d. Mengubah masyarakat (to change the society)

2.2 Komunikasi Interpersonal


Aw (2011:5) Komunikasi personal pada hakikatnya adalah suatu proses. Kata
lain dari proses, ada yang menyebut sebagai sebuah transaksi dan interaksi.
Transaksi mengenai gagasan, ide, pesan, simbol, informasi, atau pesan.
Sedangkan istilah interaksi mengesankan adanya suatu tindakan yang berbalasan.
Dengan kata lain suatu proses hubungan yang saling pengaruh mempengaruhi.
Jadi interaksi sosial adalah suatu proses berhubungan yang dinamis dan saling
mempengaruhi antar manusia. Di dalam kata “proses” terdapat pula makna adanya
6

aktivitas, ialah aktivitas menciptakan, mengirimkan, menerima, dan


menginterpretasi pesan.
Pesan tersebut tidak ada dengan sendirinya, melainkan diciptakan dan
dikirimkan oleh seorang komunikator, atau sumber informasi. Komunikator ini
mengirimkan pesan kepada komunikan atau penerima informasi. Dalam
komunikasi interpersonal, komunikator dan komunikan biasanya adalah individu,
sehingga proses komunikasi yang terjadi melibatkan sekurangnya dua individu.

Proses Komunikasi Interpersonal


Proses komunikasi ialah langkah-langkah yang menggambarkan terjadinya
kegiatan komunikasi. Memang dalam kenyataannya, kita tidak pernah berpikir
terlalu detail mengenai proses komunikasi. Hal ini disebabkan, kegiatan
komunikasi sudah terjadi secara rutin setiap hari, sehingga kita tidak lagi merasa
perlu menyusun langkah-langkah tertentu secara sengaja ketikaakan
berkomunikasi. Secara sederhana proses komunikasi digambarkan sebagai proses
yang menghubungkan pengirim dengen penerima pesan. Proses tersebut terdiri
dari enam langkah sebagai berikut:
1. Keinginan berkomunikasi. Seorang komunikator mempunyai keinginan untuk
berbagi gagasan dengan orang lain.
2. Encoding oleh komunikator. Encoding merupakan tindakan mem-formulasikan
isi pikirian atau gagasan ke dalam simbol-simbol, kata-kata, dan sebagainya
sehingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang disusun dan cara
penyampaiannya.
3. Pengiriman pesan. Untuk mengirim pesan yang dikehendaki, komunikator
memilih saluran komunikasi seperti telepon, SMS, e-mail, surat, maupun
secara tatap muka. Pilihan atas saluran yang akan digunakan tersebut
bergantung pada karakteristik pesan, lokasi penerima, media yang tersedia,
kebutuhan tentang kecepatan penyampaian pesan, karakteristik komunikan.
4. Penerimaan pesan. Pesan yang dikirim oleh komunikator telah diterima oleh
komunikan
5. Decoding oleh komunikan. Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri
penerima. Melalui indera, penerima mendapatkan macam-macam data dalam
7

bentuk “mentah”, berupa kata-kata dan simbol-simbol yang harus diubah


kedalam pengalaman-pengalaman yang mengandung makna. Dengan
demikikan, decoding adalah proses memahami pesan. Apabila semua berjalan
lancar, komunikan tersebut menterjemahkan pesan yang diterima dari
komunikator dengan benar, member arti yang sama pada simbol-simbol
sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator.
6. Umpan balik. Setelah menerima pesan dan memahaminya, komunikan
memberikan respon atau umpan balik. Dengan umpan balik ini, seorang
komunikator dapat mengevaluasi efektivitas komunikasi. Umpan balik ini
biasanya juga merupakan awal dimulainya suatu siklus proses komunikasi
baru, sehingga proses komunikasi berlangsung secara berkelanjutan.

2.3 Hubungan Masyarakat


Cutlip et al (2011:6) Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen yang
membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara
orang organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau gagasan
organisasi tersebut.
Fungsi Hubungan Masyarakat
Menurut Bernay dalam Ruslan, (2010:18-19), terdapat 3 fungsi utama humas,
yaitu:
1. Memberikan penerangan/penjelasan kepada masyarakat.
2. Melakukan persusasi untuk mengubah sikap perbuatan masyarakat secara
langsung.
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan atau
lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.

2.4 Pelayanan
Menurut Sampara dalam Sinambela, (2011:5) Pelayanan adalah suatu
kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar
seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan
pelanggan.
8

Hasibuan (2011:152) Pelayanan adalah kegiatan pemberian jasa dari satu pihak
kepada pihak lainnya, pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan
secara ramah tamah, adil, cepat, tepat dan dengan etika yang baik sehingga
memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi yang menerima.

Pelayanan Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


PTSL atau Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap ialah kegiatan pendaftaran
tanah untuk pertama kalinya. Kegiatan PTSL dilakukan serentak di seluruh
Indonesia bagi semua obyek pendaftaran tanah yang belum pernah terdaftar dalam
suatu wilayah desa/kelurahan atau yang setingkat dengan itu. Program yang telah
bergulir sejak awal 2018 ini direncanakan akan berlangsung hingga tahun 2025.
Segala hal yang berkaitan dengan PTSL sendiri telah dituangkan dalam Inpres No.
2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di
Seluruh Wilayah Republik Indonesia
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Badan Pertanahan Nasional (BPN)


Badan Pertanahan Nasional (disingkat BPN) adalah lembaga pemerintah
nonkementerian di Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang Pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. BPN dahulu dikenal dengan sebutan Kantor Agraria. BPN diatur
melalui Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015.
Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo fungsi dan tugas dari
organisasi Badan Pertanahan Nasional dan Direktorat Jenderal Tata Ruang
Kementerian Pekerjaan Umum digabung dalam satu lembaga kementerian yang
bernama Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Atas perubahan ini sejak 27 Juli
2016 Jabatan Kepala BPN dijabat oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang yaitu
Sofyan Djalil.
Pada era 1960 sejak berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA), Badan
Pertanahan Nasional mengalami beberapa kali pergantian penguasaan dalam hal
ini kelembagaan. tentunya masalah tersebut berpengaruh pada proses pengambilan
kebijakan. ketika dalam naungan kementerian agraria sebuah kebijakan diproses
dan ditindaklanjuti dari struktur Pimpinan Pusat sampai pada tingkat Kantah,
namun ketika dalam naungan Departemen Dalam Negeri hanya melalui Dirjen
Agraria sampai ketingkat Kantah. disamping itu secara kelembagaan Badan
Pertanahan Nasional mengalami peubahan struktur kelembagaan yang rentan
waktunya sangat pendek.
1. Periode 1960-1970
Tahun 1960
Pada awal berlakunya UUPA, semua bentuk peraturan tentang pertanahan
termasuk Peraturan Pemerintah masih dikeluarkan oleh Presiden dan Menteri
Muda Kehakiman. kebijakan itu ditempuh oleh pemerintah karena pada saat itu
Indonesia masih mengalami masa transisi.

9
10

Tahun 1965
Pada tahun 1965 agraria dipisah dan dijadikan sebagai lembaga yang terpisah
dari naungan menteri pertanian dan pada saat itu menteri agraria dipimpin oleh
R.Hermanses, S.H.
Tahun 1968
Pada tahun 1968 secara kelembagaan mengalami perubahan.pada saat itu
dimasukan dalam bagian departemen dalam negeri dengan nama direktorat
jenderal agraria. selama periode 1968 – 1990 tetap bertahan tanpa ada
perubahan secara kelembagaan begitupula dengan peraturan yang diterbitkan.
2. Periode 1988-1990
Pada periode ini kembali mengalami perubahan. Lembaga yang menangani
urusan agraria dipisah dari departemen dalam negeri dan dibentuk menjadi
lembaga non departemen dengan nama badan pertanahan nasional yang
kemudian dipimpin oleh Ir. Soni Harsono dengan catur tertib pertanahannya.
Pada saat itu terjadi perubahan yang signifikan karena merupakan awal
terbentuknya badan pertanahan nasional.
3. Periode 1990-sekarang
Tahun 1990
Pada periode ini kembali mengalami perubahan menjadi Menteri Negara
Agraria/Badan Pertanahan Nasional yang masih dipimpin oleh Ir. Soni
Harsono. Pada saat itu penambahan kewenangan dan tanggung jawab yang
harus diemban oleh badan pertanahan nasional.
Tahun 1998
Pada tahun ini masih menggunakan format yang sama dengan nama Menteri
Negara Agraria/Badan Pertanahan Nasional. Perubahan yang terjadi hanya
pada puncuk pimpinan saja yakni Ir. Soni Harsono diganti dengan Hasan Basri
Durin.
Tahun 2002-2006
Tahun 2002 kemudian mengalami perubahan yang sangat penting. Pada saat
itu Badan Pertanahan Nasional dijadikan sebagai lembaga negara.
Kedudukannya sejajar dengan kementerian. Pada awal terbentuknya BPN RI
dipimpin oleh Prof. Lutfi I. Nasoetion, MSc.,Ph.D.
11

Tahun 2006-2012
Pada tahun 2006 sampai 2012 BPN RI dipimpin oleh Joyo Winoto, Ph.D.
dengan 11 agenda kebijakannya dalam kurun waktu lima tahun tidak terjadi
perubahan kelembagaan sehingga tetap pada format yang sebelumnya.
2012-2014
Pada tanggal 14 Juni 2012 Hendarman Supandji dilantik sebagai Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) menggantikan Joyo
Winoto.
2014-sekarang
Pada pemerintahan Presiden Joko Widodo dibuat Kementerian baru
bernama Kementerian Agraria dan Tata Ruang Indonesia, sehingga sejak 27
Oktober 2014, Badan Pertahanan Nasional berada di bawah naungan Menteri
Agraria dan Tata Ruang. Jabatan Kepala BPN dijabat oleh Menteri Agraria dan
Tata Ruang yang dijabat oleh Sofyan Djalil
sumber: https://www.atrbpn.go.id/

3.2 Kegiatan Operasional


Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Badan Pertanahan Nasional, BPN mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dalam melaksanakan tugasnya, BPN menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan.
2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran, dan
pemetaan.
3. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak tanah,
pendaftaran tanah, dan pemberdayaan masyarakat.
4. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan
pengendalian kebijakan pertanahan.
5. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah.
6. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan penanganan
sengketa dan perkara pertanahan.
7. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN.
12

8. Pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan


administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN.
9. Pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan
dan informasi di bidang pertanahan.
10. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan.
11. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan.

3.3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Badan Pertanahan Nasional


Sumber: https://www.atrbpn.go.id/

1) Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional


Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor memiliki tanggung
jawab langsung kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi.
13

2) Sub Bagian Tata Usaha


Sub bagian tata usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif
kepada semua satuan organisasi Kantor Pertanahan, serta menyiapkan bahan
evaluasi kegiatan, penyusunan program, dan peraturan perundangundangan,
fungsinya:
1. Pengolahan data dan informasi.
2. Penyusunan rencana program, dan anggaran serta laporan akuntabilitas
kinerja pemerintah.
3. Pelaksanaan urusan kepegawaian.
4. Pelaksanaan urusan keuangan.
5. Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan prasarana.
6. Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program.
7. Koordinasi pelayanan pertanahan.
Sub Bagian Tata Usaha terdiri dari:
a. Urusan Perencanaan dan Keuangan
Urusan perencanaan dan keuangan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan
rencana, program dana anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah,
keuangan dan penyiapan bahan evaluasi.
b. Urusan Umum dan Kepegawaian
Urusan umum dan kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat
menyurat, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, sarana dan prasarana,
koordinasi pelayanan pertanahan serta pengelolaan data dan informasi.

3) Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan


Seksi survei, pengukuran dan pemetaan mempunyai tugas melakukan survei,
pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan. Fungsinya:
1. Pelaksanaan kegiatan teknis survei, pengukuran dan pemetaan sebidang
tanah, pengukuran batas wilayah, dan survei potensi tanah, pembinaan
surveyor berlisensi.
2. Pelaksanaan dan pengukuran batas wilayah/kawasan.
3. Pelaksanaan pengukuran, pemetaan dan pembukuan bidang tanah.
14

4. Pelaksanaan, pengolahan, pemeliharaan, pengembangan peralatan teknik


dan komputerisasi.
5. Pelaksanaan bimbingan teknik, surveyor berlisensi dan pejabat penilaian
tanah.
Seksi survei pengukuran dan pemetaan terdiri dari:
a. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan
Menyiapkan perapatan kerangka dasar orde 4, pemetaan batas bidang tanah
dan pengukuran bidang tanah batas kawasan/wilayah, kerjasama teknis,
surveyor berlisensi, pembinaan surveyor berlisensi dan memelihara peta
pendaftaran, daftar tanah, peta bidang tanah, surat ukur, dan daftar lainnnya
dibidang pengukuran.
b. Subseksi Tematik dan Potensi Tanah
Menyiapkan survei, pemetaan, pemeliharaan, pengembangan pemetaan
tematik, survei potensi tanah, pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi dan
pembinaan pejabat penilai tanah.

4) Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah


Menyiapkan bahan dan melakukan penetapan hak dalam rangka pemberian,
perpanjangan dan pembaruan hak tanah, pengadaan tanah, perijinan, pendataan
dan penertiban bekas tanah hak; pendaftaran, peralihan, pembebanan hak atas
tanah serta pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), fungsinya:
1. Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah.
2. Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga tukar-menukar, saran
dan pertimbangan serta, melakukan kegiatan perijinan, saran dan
pertimbangan usulan penetapan hak pengolahan.
3. Penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekomendasi perpanjangan
jangka waktu pembayaran uang pemasukan atau pendaftaran hak.
4. Mengadministrasikan atas tanah yang dikuasai atau milik Negara, daerah
bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pertanahan.
5. Pendataan dan penertiban tanah bekas hak.
6. Pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan pertanahan.
7. Pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak.
15

8. Pelaksanaan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT.


Seksi Hak dan Pendaftaran Tanah terdiri dari:
a. Subseksi Penetapan Hak Tanah
Menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai
penetapan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai, perpanjang jangka
waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah.
b. Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah
Menyiapkan pelaksanaan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan
mengenai penetapan hak milik, hak guna bangunan dan hak pakai, hak
pengolahan bagi instansi pemerintah, badan hukum pemerintahan,
perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas
tanah.
c. Subseksi Pendaftaran Hak
Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah; pengakuan dan
penegasan konversi hak-hak lain, hak milik atas satuan rumah susun serta
memelihara daftar buku tanah serta daftar lainnya di bidang pendaftaran tanah.
d. Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan PPAT
Menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan, pembebanan hak atas tanah,
pembebanan hak tanggungan, dam bimbingan PPAT serta sarana daftar isian
dibidang pendaftaran tanah.

5) Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan


Menyiapkam bahan dan melakuka penatagunaan tanah, landreform,
konsolidasi tanah, penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil
perbatasan dan wilayah tertentu lainnya, fungsi:
1. Penyusunan daerah bekas konflik, peruntukan, penggunaan dan
pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah.
2. Pemeliharaan basis data penatagunaan tanah.
3. Pengusulan penetapan/penegasan tanah menjadi objek landreform.
4. Penyediaan tanah untuk pembangunan.
5. Pengolahan sumbangan untuk pembangunan.
6. Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan dokumentasi data landreform.
16

Seksi Pengaturan dan Penataan Tanah terdiri tadi:


a. Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu
Menyiapkan bahan penyusunan rencana persediaan, peruntukan, pemeliharaan
dan penggunaan tanah rencana penataan, kawasan, pelaksanaan koordinasi,
monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan
pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan penertiban penimbangan teknis,
penangguhan tanah, penertiban ijin perubahan penggunaan penetapan dan
pemanfaatan tanah serta melaksanakan pengumpulan data pengolahan data
pemeliharaan data tekstual.
b. Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah
Menyiapkan bahan usul penetapan/penegasan tanah menjadi obyek landreform,
ijin peralihan atas tanah dan ijin redistribusi tanah luasan tertentu, usulan
penerbitan surat keputusan restribusi tanah dan pengeluaran tanah, penyediaan
tanah dan pengelola sumbangan tanah untuk pembangunan teknik dan metode,
promo dan sosialisasi, pengorganisasian dan pembimbingan masyarakat, kerja
sama fasilitas, pengolahan basis data dan informasi monitoring dan evaluasi
serta koordinasi dan pelaksanaan konsolidasi tanah.

6) Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan


Menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertanahan,
pengolahan tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan
masyarakat, fungsi:
1. Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan
rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi, program pertanahan dan
sektor dalam pengolahan tanah Negara, penanganan tanah terlantar dan
kritis.
2. Peningkatan partisipasi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan
kelompok masyarakat, fasilitas dan peningkatan akses ke sumber produktif.
3. Pemanfaatan tanah terlantar dan tanah krisis untuk pembangunan
4. Pengolahan basis data dan hak atas tanah, tanah Negara, tanah terlantar, dan
tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat.
17

5. Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan hukum


atas tanah terlantar.
Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari:
a. Subseksi Pengendalian Pertanahan
Menyiapkan pengolahan basis data, melakukan inventarisasi dan identifikasi,
penyusunan saran tindak dan langkah penanganan serta menyiapkan bahan
koordinasi usulan penertiban dan pendayagunaan dalam rangka penegakan dan
program pertanahan dan sektor dalam pengolahan tanah Negara.
b. Subseksi Pemberdayaan Masyarakat
Menyiapkan bahan inventarisasi, asistensi, fasilitas dalam rangka penguatan
penguasaan dan pelaksanaan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga
masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengolahan pertanahan, serta melakukan
kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah.

7) Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara


Menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa, konflik dan
perkara pertanahan, fungsinya:
1. Pengkajian masalah, sengketa dan konflik pertanahan.
2. Penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan serta
hukum dan non hukum, pelaksanaan alternatif, penyelesaian melalui
mediasi, fasilitas dan penghentian hubungan hukum antar orang dan badan
hukum dengan tanah.
3. Pengkordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan.
4. Pelaporan penanganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara
pertanahan.
Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara terdiri dari:
a. Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan
Menyiapkan pengkajian hukum, sosial, budaya, ekonomi dan politik terhadap
sengketa dan konflik pertanahan, usulan rekomendasi pembatalan dan
penghentian hubungan hukum antara orang dan badan hukum dengan tanah.
18

b. Subseksi Perkara Pertanahan


Menyiapkan penanganan dan penyelesaian perkara, koordinasi penanganan
perkara, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian antar orang dan
badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan.

3.4 Logo Perusahaan

Gambar 3.2 Logo Badan Pertanahan Nasional


Sumber: https://www.atrbpn.go.id/

Tabel 3.1 Makna logo Badan Pertanahan Nasional


 Melambangkan kemakmuran dan
kesejahteraan.
 Memaknai atau melambangkan 4
4 (empat) (empat) tujuan Penataan Pertanahan
Butir Padi yang akan dan telah dilakukan
Kementerian ATR/BPN yaitu:
Kemakmuran, Keadilan, Keberlanjutan
dan Harmoni Sosial.
19

 Melambangkan sumber penghidupan


manusia.
 Memaknai atau melambangkan wadah
Lingkaran Bumi atau untuk berkarya bagi Kementerian
ATR/BPN yang berhubungan langsung
dengan unsur-unsur yang ada di dalam
bumi yang meliputi tanah dan udara.
 Hijau melambangkan lingkungan yang
terjaga.
Gelombang  Biru melambangkan warna air.
Hijau dan Biru  Memaknai tugas Kementerian ATR/BPN
yang berhubungan langsung dengan
pemanfaatan ruang, tanah dan air.
 Melambangkan poros keseimbangan
3 garis lintang dan 3 garis bujur.
 Memaknai atau melambangkan Pasal 33
Sumbu ayat 3 UUD 1945 mendasari lahirnya
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria.
 Sebagai simbol kekuatan, tekad yang
bulat, keberlanjutan, dan sinergitas
 Memaknai pelaksanaan secara konsisten
dalam menangani, menyelesaikan dan
Bangunan
mengutamakan hak serta menuntaskan
Gedung dan
kewajiban dengan penuh konsistensi,
Pohon
tertib, disiplin sesuai kebijakan yang
berlaku. Lambang ini juga bermakna
penggunaan dan pemanfaatan tanah yang
selaras sesuai dengan tata ruang.
20

3.5 Visi dan Misi Perusahaan


Visi:
Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk
sebesar-kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.
Misi:
Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk:
1. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru
kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan,
serta pemantapan ketahanan pangan.
2. peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan
bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah (P4T).
3. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi
berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan
penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak
melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari.
4. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia
dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang
terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat. Menguatkan
lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang
tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.
BAB IV
PELAKSANAAN PKL

4.1 Bentuk Kegiatan PKL


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan oleh penulis
dilaksanakan di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang beralamatkan di
Jl. Ahmad Yani No.4 Tanah Sareal, Kota Bogor. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dilakukan selama 32 hari dan dimulai pada tanggal 02 Juli sampai dengan 02
Agustus 2019. Surat penerimaan serta selesai PKL terdapat dilampiran 3 dan 4.
Saat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini penulis ditempatkan di
Subseksi Pemeliharaan Data Hak Tanah dan Pembinaan PPAT. Didalam subseksi
ini memiliki tugas melakukan pengecekan dan pengisian data-data hak tanah dan
juga pembinaan untuk calon PPAT. Foto suasana ruang kerja penulis terdapat di
lampiran 1.
Selain itu penulis juga membantu tim 5 mempersiapkan sertifikat tanah untuk
program yang sedang dijalani BPN yaitu Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(PTSL). Dan juga penulis berkesempatan bergabung dengan tim sosial media
BPN. Berikut ini beberapa kegiatan yang dikerjakan penulis pada Praktik Kerja
Lapangan diantaranya:
1. Mengisi Data Pemohon Hak Tanggungan.
Penulis diberi tugas untuk mengisi data pemohon hak tanggungan, data ini
berisi informasi pemohan yang berisi:
a. Tanggal
b. Nama lengkap pemohon
c. Tempat dan tanggal lahir pemohon
d. Nama Notaris dan alamat kantor PPAT yang bersangkutan
e. Nomor berkas pemberian hak tanggungan
f. Peringkat tanggungan
g. Luas tanah dan lokasi tanah (kecamatan dan kelurahan)
h. Tanggal surat ukur
i. Nilai tanggungan

21
22

Setelah mengisi data pemohon tersebut, penulis langsung menginput


menggunakan Ms. excel setelah itu dicetak dan langsung dikirimkan berkas
data tersebut kebagian arsip.
2. Membuat keterangan/caption untuk foto dan video Instagram BPN.
Tim sosial media memberi tugas penulis untuk membuat keterangann/caption
untuk di akun Instagram @bpnkotabogor video yang berisi tentang fasilitas
yang ada di kantor BPN Kota Bogor agar masyarakat mengetahui apa saja
fasilitas yang ada di kantor Badan Pertanahan Kota Bogor. Setelah itu penulis
membuat caption dan langsung mengirimkan ke tim media sosial.

Gambar 4.1 Keterangan/caption yang dibuat oleh penulis


untuk akun Instagram BPN
Sumber: Instagram @bpnkotabogor

3. Mencetak informasi berkas untuk PTSL.


Untuk mencetak informasi berkas ini menggunakan aplikasi khusus untuk
pegawai BPN di http://kkp.bpn.go.id/ dan memasukan username dan
23

password. Setelah itu memilih informasi berkas dan memasukan nomor induk
berkas dan tahun pembuatan, setelah itu langsung dicetak dan dimasukan
kedalam map agar berkas-berkas nya tidak tertukar. Foto suasana ruang untuk
mencetak informasi berkas terdapat di lampiran 2.

Gambar 4.2 Aplikasi Komputerisasi Kegiatan Pertanahan BPN


Sumber: Dokumentasi Penulis

4. Membuat Video Profil BPN untuk Mall Pelayanan Publik.


Penulis diberi tugas untuk membuat video singkat berdurasi 30 detik yang
berisikan tentang pelayanan apa saja yang ada di BPN. Video ini dibuat untuk
ditayangkan dalam acara launching Mall Pelayanan Publik di Lippo Plaza
Keboen Raya Bogor sebagai pengenalan BPN. Penulis membuat video ini
menggunakan Adobe After Effects. Pertama-tama video ini memperlihat kan
logo BPN setelah itu muncul logo Mall Pelayanan Publik Kota Bogor lalu
menjelaskan bahwa BPN ada di Mall Pelayanan Publik Kota Bogor yang
memberikan empat pelayanan, diantaranya adalah:
a. Pengecekan sertifikat
b. Perubahan hak atas tanah
c. Penghapusan hak tanggungan/roya
d. Peralihan hak atas tanah/balik nama
24

Dan setelah itu muncul keterangan bahwa pembayaran pendaftaran dapat


melalui Bank BJB, akhir video tersebut kembali menampilkan logo BPN dan
ucapan terima kasih serta info kontak yang dapat dihubungi melalui whatsapp
dan sosial media BPN seperti instagram, faceboook, dan twitter.

Gambar 4.3 Foto proses saat pembuatan video Profil BPN


untuk Mall Pelayanan Publik Kota Bogor
Sumber: Dokumentasi Penulis

5. Mengikuti kegiatan Layanan Rakyat Untuk Sertifikasi Tanah (LARASITA).


Penulis mengikuti kegiatan LARASITA di kelurahan Tanah Baru kecamatan
Bogor utara. Kegiatan ini dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan
pukul 14.00 WIB. LARASITA menjalankan tugas pelayanan sertifikasi tanah
dimanapun target kegiatan berada ( Kantor Pertanahan Bergerak / mobile
office ). Jadi setiap minggu nya, LARASITA akan mengunjungi kelurahan-
kelurahan yang ada di Kota Bogor. Kantor Bergerak tersebut akan
memberikan ruang interaksi antara BPN dengan masyarakat sampai tingkat
Kecamatan, Desa / Kelurahan, RT / RW diseluruh wilayah kerja, terutama
pada wilayah yang jauh dari Kantor Pertanahan.
25

Gambar 4.4 Foto saat penulis melakukan kegiatan LARASITA


Sumber: Dokumentasi Penulis

4.2 Prosedur Kerja PKL


Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor terletak di Jl. Ahmad Yani
No.4 Tanah Sareal, Kota Bogor ini memiliki beberapa aturan untuk mahasiswa
yang melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai berikut:
a. Jam Kerja : 08.30-16.30 WIB
b. Istirahat : 12.00-13.00 WIB
c. Hari Kerja : Senin-Jumat
d. Pakaian Kerja : Memakai pakaian kemeja yang rapih dan sopan, serta
memakai almamater. Foto pakaian kerja penulis terdapat di
lampiran 5.

4.3 Kendala Kerja dan Penyelesaiannya


4.3.1 Kendala Kerja pada saat PKL
Saat pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja lapangan penulis menemui
beberapa kendala yang dialami selama masa kerja berlangsung, kendala-
kendala yang dialami oleh penulis adalah kendala teknis, seperti:
1) Mesin print yang tiba-tiba rusak
26

Peralatan kerja seperti computer, mesin print dan yang lainnya merupakan
hal yang penting bagi kelancaran aktivitas perusahaan, salah satu kendala
yang penulis temui adalah mesin printer yang tiba-tiba macet dan tidak
bisa digunakan sehingga menghambat proses pencetakan informasi berkas
dan surat tanda terima dokumen.
2) Kesulitan mencari data resmi.
Pada saat proses pembuatan video profil BPN, penulis mendapatkan
kesulitan untuk mencari data resmi mengenai pelayanan yang tersedia di
Kantor BPN. Hal tersebut membuat terlambatnya proses pembuatan video
profil BPN.

4.3.2 Cara Penyelesaian pada saat PKL


Adapun cara yang dilakukan oleh penulis untuk menangani kendala-
kendala atau cara penyelesaian yang dilakukan oleh penulis adalah:
1) Penyelesaian yang dilakukan oleh penulis pada saat kerusakan printer,
penulis menghubungi bagian yang ahli dalam memperbaiki mesin, dan
penulispun menggunakan mesin print yang lain agar pencetakan informasi
berkas dan surat tanda terima dokumen selesai.
2) Data resmi mengenai pelayanan apa saja yang ada di Kantor BPN
membuat penulis merasa kesulitan dalam mencari data resmi tersebut,
penyelesaian yang dilakukan oleh penulis adalah meminta bantuan kepada
karyawan BPN untuk meminta sumber website BPN dan berbagai sumber
yang dapat dipercaya sehingga data tersebut didapatkan oleh penulis.
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Peran BPN dalam melayani masyarakat Kota Bogor melalui program
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
Penulis telah melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama satu bulan di
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bogor. Salah satu program yang sedang
dijalani oleh BPN adalah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
merupakan proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, yang dilakukan secara
serentak dan meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftarkan di
dalam suatu wilayah desa atau kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan
itu. Melalui program ini, pemerintah memberikan jaminan kepastian hukum atau
hak atas tanah yang dimiliki masyarakat. Untuk itu PTSL sangat penting bagi
masyarakat yang belum ada hak atas tanahnya.
Melalui program PTSL ini BPN mengajak seluruh masyarakat Kota Bogor
untuk segera membuat sertipikat untuk hak tanah mereka. Hal ini sesuai dengan
pernyataan yang disampaikan Aw (2011:5) Komunikasi interpersonal hakikatnya
adalah suatu proses. Kata lain dari proses, ada yang menyebut sebagai sebuah
transaksi dan interaksi. Transaksi mengenai gagasan, ide, pesan, simbol,
informasi, atau pesan. Sedangkan istilah interaksi mengesankan adanya suatu
tindakan yang berbalasan. Dengan kata lain suatu proses hubungan yang saling
pengaruh mempengaruhi. Jadi interaksi sosial adalah suatu proses berhubungan
yang dinamis dan saling mempengaruhi antar manusia.
Komunikasi pada hakekatnya meliputi lima unsur sebagai jawaban dari
pertanyaan yang diajukan, yaitu:
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) yaitu Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kota Bogor.
2. Pesan (mengatakan apa?) pesan yang disampaikan Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kota Bogor tentang PTSL itu sendiri, baik tentang pentingnya bagi
masyarakat mengurus sertipikat tanah dan informasi mengenai prosedur
program tersebut.

27
28

3. Media (melalui saluran/channel/media apa?) pesan disampaikan melalui


sosialisasi dan tatap muka langsung dengan masyarakat.
4. Komunikan (kepada siapa?) pesan disampaikan kepada masyarakat Kota Bogor
sebagai target BPN dalam menjalani program PTSL ini.
5. Efek (dengan dampak/efek apa?) dengan dampak masyarakat Kota Bogor bisa
membuat sertipikat tanah di BPN melalui program PTSL ini.
Badan Pertanahan Nasional mempunyai peran penting dalam proses melayani
masyarakat Kota Bogor untuk program PTSL ini. Menurut Suranto (2011:9)
mengemukakan tentang proses komunikasi interpersonal antara komunikator dan
komunikan, antara lain:
1. Keinginan berkomunikasi. Untuk memberikan informasi tentang PTSL ini
kepada masyarakat, BPN akan mengadakan penyuluhan di wilayah desa atau
kelurahan.
2. Encoding oleh komunikator. BPN menjelaskan bagaimana sistem kerja
program PTSL ini dan bagaimana prosedur pendaftaran dan syarat membuat
sertipikat tanah. Mulai dari pendataan, pengukuran tanah, pengumuman
pengesahan dan penerbitan sertifikat. Lalu pentingnya PTSL ini bagi
masyarakat maupun bagi Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor.
3. Pengiriman pesan. Semua dijelaskan oleh BPN secara langsung agar
masyarakat mengerti dan bisa mengikuti program PTSL ini melalui
penyuluhan yang dilakukan.
4. Penerimaan pesan.
Pesan yang disampaikan oleh BPN terkait prosedur program PTSL ini di
terima oleh masyarakat Kota Bogor.
5. Decoding oleh komunikan. Dalam proses ini masyarakat pun menjadi tahu
tentang program yang dijalankan oleh BPN yaitu PTSL. Dan masyarakat pun
mulai menanyakan tentang informasi lainnya dan siap untuk didata oleh pihak
BPN.
6. Umpan balik. Setelah menerima pesan dan memahaminya para masyarakat pun
langsung mengurus data-data yang harus diberikan kepada BPN dan
dilanjutkan dengan mengukur tanah pemohon oleh tim dari BPN. Setelah itu
sertipikat pun diproses di kantor BPN.
29

Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor harus menjalin hubungan baik


dengan masyarakat Kota Bogor agar semua target BPN terpenuhi untuk membuat
sertipikat tanah bagi tanah yang ada di Kota Bogor dan belum bersertipikat. Dan
juga masyarakat Kota Bogor semuanya dapat mempunyai hak atas tanah nya
dengan membuat sertipikat melalui PTSL ini. Hal ini sama dengan yang dikatakan
Cutlip et al(2011:6) Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen yang
membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara
orang organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau gagasan
organisasi tersebut.
Menurut Bernay dalam Ruslan, (2010:18-19), terdapat 3 fungsi utama humas,
yaitu:
1. Memberikan penerangan/penjelasan kepada masyarakat. Badan Pertanahan
Nasional Kota Bogor memiliki peran yang sangat penting dalam
menginformasikan mengenai PTSL untuk masyrakat Kota Bogor.
2. Melakukan persusasi untuk mengubah sikap perbuatan masyarakat secara
langsung. Dengan begitu masyarakat Kota Bogor merasa mendapatkan
informasi dan dapat mengubah sikap masyarakat untuk mengikuti program
PTSL ini.
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan atau
lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
Sebagai perusahaan yang langsung berhubungan dengan publik, BPN harus
menyatukan apa yang diinginkan oleh publik dengan BPN itu sendiri agar
terciptanya hubungan yang baik antara perusahaan dan publik
Karena pada dasarnya apabila pelayanan yang di berikan oleh Badan
Pertanahan ini baik dan dapat diterima oleh masyarakat itu akan menjadikan citra
perusahaan menjadi baik, dan publik pun merasakan puas dengan pelayanan yang
sudah BPN berikan. Sama seperti menurut Hasibuan (2011:152) Pelayanan
adalah kegiatan pemberian jasa dari satu pihak kepada pihak lainnya, pelayanan
yang baik adalah pelayanan yang dilakukan secara ramah tamah, adil cepat, tepat
dan dengan etika yang baik sehingga memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi
yang menerima.
30

5.2 Hambatan BPN dalam dalam melayani masyarakat Kota Bogor melalui
program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
Hambatan yang ditemukan oleh Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor
dalam melayani masyarakat melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL) diantaranya:
1) Saat melakukan penyuluhan program PTSL ini adalah sulitnya memberikan
pemberitahuan kepada orang tua/lansia yang belum memiliki atas hak
tanah/sertipikat tanah, karena mereka belum sepenuhnya mengetahui tentang
pentingnya memiliki hak tanah/sertipikat tanah. Mereka akan tidak peduli
dengan program ini karena kurangnya kesadaran betapa pentingnya masyarakat
mempunyai sertipikat tanah. Oleh karena itu, pihak BPN lebih memperhatikan
orang tua/lansia dengan melakukan penyuluhan secara perlahan agar lebih
mudah dimengerti dan menjelaskan menggunakan bahasa yang lebih mudah
untuk dimengerti oleh orang tua/lansia.
2) Adanya dugaan pungutan liar oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab dengan meminta sejumlah biaya di luar ketentuan yang sudah diberikan.
Adanya laporan dari salah satu warga yang diminta biaya untuk materai, biaya
saksi, dan untuk makan petugas BPN yang sedang melakukan pengukuran
tanah. Padahal semua anggaran untuk program PTSL ini sudah ada ketentuan
nya masing-masing. Karena dugaan tersebut pun membuat masyarakat tidak
mau mendaftarkan tanahnya di program PTSL karena takut ditambah biaya
diluar ketentuan. Oleh karena itu, pihak BPN member penjelasan tentang
dugaan tersebut yaitu karena adanya masyarakat yang tidak mempunyai
dokumen lengkap dan beberapa yang harus disempurnakan sehingga
memerlukan biaya tambahan untuk mengurus dan semua belum masuk dalam
program ataupun biaya PTSL.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Praktik Kerja Lapangan merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh
mahasiswa Universitas Pakuan sebagai syarat kelulusan, selama penulis
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor
penulis mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman yang baik. Selama 30 hari
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, penulis mendapati sejumlah kesimpulan
antara lain:
1. Penulis dapat mengetahui peran Badan Pertanahan Nasional dalam melayani
masyarakat Kota Bogor melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL) seperti cara bagaimana Badan Pertanahan Nasional menjalin
hubungan dengan masyarakat dengan menginformasikan mengenai kebijakan
yang telah dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional. Agar masyarakat
menjadi lebih peduli betapa pentingnya mempunyai sertipikat tanah. Dan
penulis juga dapat mengetahui bagaimana proses Komunikasi Interpersonal
antara Badan Pertanahan Nasional dengan masyarakat, bagimana komunikasi
tu bisa terjadi dan akhirnya mendapatkan timbak balik dari masyarakat.
Karena apabila pelayanan yang diberikan oleh Badan Pertanahan Nasional
melalui program PTSL ini berhasil dan dapat diterima oleh masyarakat itu
akan menjadi sebuah kesuksesan suatu perusahaan dan akan menghasilkan
citra postif bagi Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor.
2. Penulis dapat mengetahui hambatan yang terjadi saat Badan Pertanahan
Nasional melakukan pelayanan dengan masyarakat melalui program PTSL
ini, diantaranya kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya
memiliki sertipikat tanah, sulitnya menjelaskan kepada orangtua/lansia
tentang kegiatan PTSL. Dan juga adanya kegiatan pungutan liar oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

31
32

6.2 Saran
Saran penulis setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Badan
Pertanahan Nasional Kota Bogor, yaitu:
1. Badan Pertanahan Nasional Kota Bogor harus terus meningkatkan kegiatan
PTSL, agar masyarakat lebih paham tentang pentingnya miliki sertipikat
tanah agar terhindar dari sengketa ataupun konflik tanah. Dan juga lebih
menertibkan petugas khusus untuk PTSL agar tidak terjadi hal-hal yang dapat
merugikan masyarakat dan Badan Pertanahan Nasional itu sendiri.
2. Perusahaan dapat memberikan informasi terlebih dahulu kepada mahasiswa
yang akan melaksankan Praktik Kerja Lapangan di Badan Pertanahan
Nasional Kota Bogor agar mahasiswa yang akan melakukan Praktik Kerja
Lapangan tidak kebingungan.
DAFTAR PUSTAKA

Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Cutlip M. Scott, Center H. Allen dan BroomGlen. 2011. Effective Public


Relations. Jakarta: PT Rajawali Pers

Ngalimun. 2017. Ilmu Komunikasi Sebagai Sebuah Pengantar Praktis.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Ruslan, Rosady. 2010. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi


Konsep dan Aplikasinya (Edisi Revisi). Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sinambela, LJ. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksara

https://www.atrbpn.go.id/ diakses pada 10 Agustus 2019

33
34

LAMPIRAN
35

LAMPIRAN 1

Foto suasana ruang kerja penulis

LAMPIRAN 2

Foto suasana ruang untuk mencetak informasi berkas


36

LAMPIRAN 3

Surat keterangan penerimaan PKL


37

LAMPIRAN 4

Surat keterangan selesai PKL


38

LAMPIRAN 5

Foto penulis bersama permbimbing PKL

Foto penulis bersama pembimbing lapangan saat PKL

Anda mungkin juga menyukai