Disusun Oleh :
Fadiel Muhamad
0441 15 245
iii
11. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang
terkait yang telah membantu penulis baik untuk pelaksaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) maupun dalam menyelesaikan laporan praktik lapangan
(PKL).
Semoga PKL ini memberikan manfaat yang baik bagi mahasiswa/i ilmu
komunikasi khususnya konsentrasi penyiaran, mohon maaf apabila masih banyak
kekurangan dalam pembuatan Laporan Praktik kerja Lapangan ini. Saran dan
kritik dalam laporan ini sangat dibutuhkan penulis agar laporan ini lebih baik lagi
kedepannya.
Fadiel Muhamad
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan ................................ 1
2.1 Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan................................ 2
3.1 Tujuan Praktik Kerja Lapangan ............................................. 3
1.3.1 Tujuan Umum Praktik Kerja Lapangan ..................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus Praktik Kerja Lapangan .................... 3
4.1 Manfaat Praktik Kerja Lapangan ........................................... 3
1.4.1 Manfaat Untuk Mahasiswa......................................... 3
1.4.2 Manfaat Untuk Universitas ........................................ 4
1.4.3 Manfaat Bagi Instansi E Motion ............................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi ............................................................................ 5
2.2 Komunikasi Massa ................................................................. 5
2.3 Media Massa .......................................................................... 6
2.4 Fungsi Komunikasi Massa ..................................................... 6
2.5 Televisi ................................................................................... 7
2.6 Film ........................................................................................ 8
2.7 Program Televisi .................................................................... 9
2.8 Proses Produksi Program Televisi dan Film .......................... 10
2.9 Profesi Dalam Organisasi Produksi Program Acara Televisi
dan Film ................................................................................. 13
2.10 Tim Casting............................................................................ 16
v
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Logo E Motion ....................................................................... 17
3.2 Sejarah E motion .................................................................... 18
3.2.1 Visi dan Misi E Motion .............................................. 18
3.2.2 Struktur Organisasi E Motion .................................... 19
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
4.1 Bentuk Kegiatan Praktik Kerja Lapangan.............................. 21
4.2 Prosedur Kerja Praktik Kerja Lapangan ................................ 22
4.3 Kendala Kerja dan Penyelesaiannya ...................................... 23
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Peran Tim Casting dalam Produksi Film Akad Di E Motion 24
5.2 Gambar Naskah Film Akad .................................................... 25
5.3 Hambatan dan Cara Penyelesaian Tim Casting Pada
Produksi film Akad ................................................................ 29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................ 30
6.2 Saran ....................................................................................... 31
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Lapangan (PKL), karena E Motion merupakan salah satu rumah produksi swasta
yang sudah berpengalaman dalam memproduksi film dan video musik, dan saya
tertarik untuk mengetahui bagaimana proses film itu dibuat.
Penulis berkesempatan bergabung di Divisi tim casting dalam produksi
film yang berjudul “AKAD”. Akad ini adalah sebuah film drama roman komedi,
yang ditulis oleh Reka Wijaya, film ini bercerita tentang seorang ayah yang
mencarikan jodoh untuk anaknya.
Alasan penulis memilih judul “PERAN TIM CASTING DALAM PRODUKSI
FILM AKAD DI E MOTION ENTERTAINMENT” sebagai bahan laporan karena
penulis tertarik dengan segala sesuatu yang dilakukan oleh Peran tim casting.
Alasan penulis memilih divisi tim casting sebagai pelaksanaan PKL karena
berhubungan dengan jurusan kuliah penulis yaitu penyiaran, dan tim casting
merupakan divisi yang penting dalam sebuah produksi, dimana semua calon
pemeran dalam film diseleksi dan dipilih oleh tim casting, berhasil atau tidaknya
film ini salah satunya ditentukan oleh pemilihan para pemerannya.
2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan keterampilan manusia untuk menyampaikan
keinginannya dan mengetahui hasrat orang lain secara otomatis melalui lambang-
lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemampuan untuk memberi arti setiap
lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal. (Cangara, Hafied. 2006)
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya. (Effendy, Onong
Uchjana. 2006)
Terdapat tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi,
yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima informasi
(audience). Sumber informasi adalah seseorang atau instusi yang memiliki bahan
informasi untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Saluran adalah media yang
digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, berupa media
interpersonal yang diguanakan khalayak umum. Sedangkan penerima informasi
adalah orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau
yang menerima informasi. (Bungin, 2006: 57-58)
5
6
komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja relatif
banyak untuk mengelolanya.
2.5 Televisi
Menurut Romli (2016:87) definisi televisi secara harfiah, televisi adalah
melihat jauh. Karena televisi adalah sebuah alat penangkap siaran yang bergambar
dan bersuara yang dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik maka televisi
merupakan alat media gelombang elektromagnetik yang merupakan media massa
yang tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh oleh khalayak. Menurut Mabruri
(2013:13) televisi memiliki karakteristik yang unik antara lain : pesan yang
disampaikan untuk khalayak luas, heterogen dan tidak mengenal batas geografis
ataupun kultural, bersifat umum, tidak ditujukan untuk pribadi, cepat, selintas,
berjalan satu arah, terorganisasi periodik dan terarah serta mencakup berbagai
aspek kehidupan. Dibanding dengan media lain seperti radio, surat kabar, majalah,
buku dan lain sebagainya, televisi memiliki sifat istimewa, dimana televisi
menggabungkan antara media suara (audio), dan gambar (visual), selain itu
televisi bisa bersifat informatif (information), menghibur (entertainment),
mendidik (education), politis (propaganda) atau bahkan gabungan keempatnya.
8
2.6 Film
Menurut Dr. Phil. Astrid S. Susanto, esensi film adalah gerakan atau lebih
tepat lagi gambar yang bergerak. Dalam bahasa Indonesia, dahulu dikenal istilah
gambar hidup, dan memang gerakan itulah yang merupakan unsur pemberi
“hidup” kepada suatugambar (1982:58).
Hafied Cangara mendefinisikan dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar
lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang
disiarkan ditelevisi. Di Indonesia, pengertian film dapat dirujuk dari pendefinisian
untuk tujuan hukum, sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No. 8 tahun
1992 tentang Perfilman.
1. Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media
komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas
sinematografi dengandirekam pada pita seluloid, pita video, piringan
video, dan atau atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala
bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau
proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan atau
ditayangkan dengan system Proyeksi mekanik, elektronik atau lainnya.
2. Perfilman adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan,
jasa, teknik, pengeksporan, pengimporan, pengedaran, pertunjukan, atau
penayangan film. (UU no 8 tahun 1992 tentang Perfilman, pasal 1) Untuk
meningkatkan kesan dan dampak dari film, suatu film diiringi dengan
suara yang dapat berupa dialog atau musik.
Disamping itu, warna juga mempertingkat nilai “kenyataan” pada film,
sehingga unsur “sungguh-sungguh terjadi” dan “sedang dialami
oleh khalayak” pada saat film diputar, makin terpenuhi (Susanto,
1982:58). Atmosfer yang kuat ini dapat mempengaruhi isi kesadaran
penonton sedemikian rupa, sehingga batas realitas film dan realitas hidup
tidak lagi jelas (Van Zoest, 1993:112).
Selain itu, karakteristik film yang dianggap memiliki jangkauan, realisme,
pengaruh emosional, dan popularitas yang hebat, menjadikan film sebagai
medium yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan.
9
2. Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur
audience dalam bentuk musik, lagu, permainan dan cerita. Program yang
termasuk dalam kategori hiburan adalah:
10
a. Drama
Program drama adalah pertunjukkan yang menyajikan cerita mengenai
kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang diperankan
oleh pemain yang melibatkan emosi dan konflik.
b. Musik
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu video klip dan
konser. Program musik di televisi sangat ditentukan oleh kemampuan artis
untuk menarik audience.
c. Permainan
Program permainan merupakan suatu bentuk program yang melibatkan
sejumlah orang baik secara individual maupun kelompok yang saling
bersaing mendapatkan sesuatu.
d. Pertunjukan
Program pertunjukan adalah siaran yang menampilkan satu atau banyak
pemain yang berada di atas panggung yang menunjukkan kemampuannya
kepada sejumlah orang atau hanya kepada audience televisi.
biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu
dibuat secara hati-hati dan teliti.
c. Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontak, perijinan, dan surat-
suratnya. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti, dan
melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik
diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah
ditetapkan.
2. Produksi (pelaksanaan)
Sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi dimulai.
Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa
yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi
gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Selain sutradara, penata
cahaya dan suara juga mengatur dan bekerja agar gambar dan suara bisa
tayang dengan baik.
3. Pasca-produksi
Pada pasca produksi memiliki lima langkah utama, yaitu:
a. Sunting Offline dengan Teknik Analog
Setelah shooting selesai, penulis script melakukan logging yaitu mencatat
kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar.
Di dalam logging time code (nomor kode yang berupa digit frame, detik,
menit dan jam dimunculkan dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap
52 shoot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan, sutradara akan membuat
suntingan kasar yang disebut sunting offline sesuai dengan gagasan yang
ada dalam sinopsis dan treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih
dan disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah sunting kasar, hasilnya
dilihat dalam screening. Setelah hasil sunting offline dirasa cukup, maka
dibuat sunting script. Didalam naskah sunting, gambar dan nomor kode
waktu tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan suntingor. Kemudian
hasil shooting asli dan naskah suntingan diserahkan kepada penyunting
untuk dibuat sunting online.
12
kembali dari file menjadi gambar pada pita betacam SP atau pita dengan
kualitas broadcast standart. Setelah program dimasukkan pita, boleh
dikatakan pekerjaan selesai. Selanjutnya adalah bagian pekerjaan di
stasiun televisi.
2.9 Profesi dalam Organisasi Produksi Program Acara Televisi Dan Film
Proses pembuatan suatu program televisi dibutuhkan banyak sekali
Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memproduksi sebuah program
televisi. Antara satu dengan yang lain memiliki sebuah koneksi yang tidak
dapat terpisahkan. Bila salah satu ada yang tidak beres maka program
acara tersebut bisa dipastikan tidak akan maksimal dari segi hasilnya.
Menurut Djamal dan Fachrudin (2011:94) dalam penyelenggaraan
siaran terlibat beberapa profesi, baik dalam proses produksi di studio
maupun siaran luar dan langsung.
Adapun masing-masing personel yang terlibat dalam proses
produksi serta profesinya dalam organisasi produksi sebagai berikut:
1. Eksekutif Produser: Bertanggung jawab terhadap pengembangan dan
pembuatan ide baik program yang bersifat regular dan program-program
tertent yang bersifat special atau khusus.
2. Produser: Seorang yang mendisain sebuah produksi program acara sekaligus
bertanggung jawab terhadap teknis eksekusi produksi program tersebut dan
bertugas untuk mengintegrasikan unsur-unsur pendukung produksi dalam
sebuah produksi program acara televisi dan bertanggung jawab terhadap
aspek teknis maupun estetis serta mampu menterjemahkan sebuah gagasan,
naskah ataupun rundown sebuah program acara ke dalam pelaksanaan
produksi program siaran. Permulaan ide dari sebuah proyek seringkali datang
dari produser dan mereka mengawasi proyek dari perencanaan sampai selesai.
Mereka terlibat dalam proses marketing dan distribusi seperti mereka
memantau shooting.
3. Asisten Produser: yang bertanggung jawab membantu produser dalam
menyiapkan pra produksi hingga pasca produksi.
4. Pengarah Acara atau Sutradara: Seorang yang ditunjuk untuk bertanggung
jawab secara teknis pelaksanaan produksi satu mata acara siaran,
14
menyutradarai program acara televisi baik untuk drama ataupun non drama
dalam produksi single atau multi camera.
5. Asisten Produksi: Asisten produksi mempunyai peran sebagai kunci dalam
menjalankan proses produksi secara baik, membantu produser dalam
mengatur proses produksi agar sesuai dengan jadwal serta budget. Unit
produksi menjalankan proses administrasi terhadap produser dan director dan
masuk ke dalam semua proses produksi dari pra produksi hingga pasca
produksi.
6. Penulis Naskah: Melakukan survei dan riset awal suatu cerita, menulis sebuah
naskah yang akan diproduksi, melakukan brain-storming naskah dengan
produser dan sutradara serta melakukan revisi naskah sesuai dengan
hasil brain-storming.
7. Tim Kreatif: sebuah tim yang mengembangkan ide-ide kreatif dan membuat
naskah untuk diproduksi menjadi program acara televisi tentunya dengan
arahan dari produser.
8. Asisten Admisistrasi: petugas yang mempersiapkan seluruh keuangan
produksi. Pengertiannya sama dengan bendahara, yang mengatur penggunaan
dana bukan atas inisiatifnya, semua atas perintah dan persetujuan dari
Produser.
9. Pengarah Lapangan: Bertugas sebagai penghubung dalam menyampaikan
pesan- pesan pengarah acara kepada kerabat kerja dan para artis pendukung
dalam produksi suatu acara dengan bahasa tubuh terutama tangan, PA
berkommunikasi dengan FD.
10. Penata Kamera: dapat mengoperasionalkan kamera dalam setiap kondisi,
menghasilkan sebuah gambar sesuai dengan permintaan director dengan
menggabungkan antara skill yang dimiliki dengan teknologi. Seorang
kamerawan, dibawah komando seorang dop (director of photograph) harus
dapat mengasilkan shot terbaiknya.
11. Penata Cahaya: Bertugas sebagai seseorang yang bertanggung jawab terhadap
keberhasilan penataan cahaya baik secara artistik maupun yang mampu
menyentuh perasaan yang sesuai dengan tuntutan naskahnya.
15
12. Penata Suara: petugas yang mengatur perimbangan suara dari berbagai
sumber, antara lain melakukan set up microphone, musik atau backsound dan
lain sebagainya.
13. Penata Rias: orang yang selalu dicari oleh pengisi acara, khususnya artis atau
talent, karena dengan sentuhan-sentuhan, tampilan wajah akan berubah sesuai
dengan konsep dari program yang akan diproduksi.
14. Penata Busana: petugas yang menyediakan busana atau kostum untuk pengisi
acara atau talent.
15. Unit Officer: disebut juga unit manager. Tugasnya menyediakan dan
melayani kebutuhan fasilitas pengisi acara atau talent, kerabat kerja dan
mengkoordinasikan unit-unit kerja produski. Utamanya urusan logistik dan
mengontrol penyediaan dana di lapangan.
16. Penata Artistik: seorang yang bertugas menata, mendesain lokasi
pengambilan gambar, baik di studio maupun di luar studio sesuai dengan
karakteristik program yang akan diproduksi.
17. Penyunting Gambar: Orang yang bertanggung jawab pada tahapan pasca
produksi dengan cara melakukan suntingan atau pemotongan gambar atau
suara hingga menjadi program acara televisi yang layak tayang.
18. Desain Grafis: orang yang ahli di bidang pembuatan grafik, menciptakan
dengan ilustrasi yang bermakna atau identitas suatu program siaran.
16
17
18
21
22
Film AKAD adalah film yang beraliran drama roman komedi yang
ditulis oleh Reka Wijaya berdasarkan ide cerita dari Adi Sumarjono yang
terinspirasi dari video musik yang berjudul Akad dari Payung Teduh. Film ini
menceritakan tentang seorang ayah yang ingin mencarikan jodoh untuk anak
gadisnya lewat penumpang yang menggunakan jasa taksi online nya.
Dalam proses produksi film Akad ada banyak divisi yang membantu
berjalannya produksi, salah satunya adalah divisi casting, divisi casting ini adalah
salah satu divisi penting dalam pembuatan sebuah film, karena peran tim casting
24
25
bisa menentukan bagusnya suatu film. Tim Casting adalah orang yang
menemukan talent dan aktor, menemukan talent melalui audisi, dan melakukan
negosiasi untuk jasa aktor dan klien. Posisi seorang casting director memang
sangat menentukan dalam pemilihan pemeran, pemain yang dianggap pas yang
bisa menyampaikan isi dari cerita film dan pesan moral kepada penonton, ketika
seorang aktor atau aktris dianggap pas dan sukses membawakan karakternya,
maka disitulah kepuasan tim casting. Pengarah peran atau tim casting biasanya
dipekerjakan oleh produser film untuk merekomendasikan aktor atau aktris yang
sesuai dalam tokoh film tersebut, lalu mengaudisinya, sebelum tahapan itu,
mereka harus membaca skenario dan berdiskusi dengan sutradara mengenai aktor
yang diharapkan, setelah itu barulah membuat daftar calon pemeran, lalu
mengaudisinya.
Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab tim casting adalah
melakukan atau menyeleksi calon pemeran untuk memerankan suatu peran dalam
sebuah film. Tugas tim casting adalah sebagai berikut:
1. Pada pra produksi tim casting melakukan rapat untuk menentukan para
calon pemeran, menentukan lokasi syuting dan menentukan jadwal untuk
proses casting.
2. Menyeleksi para calon pemeran untuk suatu peran dalam film, aktor atau
aktris akan diminta untuk memerankan suatu adegan yang ada dalam
skenario film tersebut, direkam kemudian hasilnya akan diberikan kepada
produser.
3. Membuat data hasil casting seperti, sunting video hasil casting dan sunting
foto hasil casting, membuat data budget pemain, jadwal syuting dan
breakdown script.
4. Melakukan diskusi untuk menyesuaikan jadwal dan kontrak kerja dengan
aktor dan aktris yang terpilih.
Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang ini hanya sampai pada tahap
casting saja yaitu pada tahapan pra produksi, karena waktu syuting ditunda,
syuting itu sendiri ada pada tahapan produksi.
26
5.3 Hambatan dan Cara Penyelesaian Tim Casting pada produksi film
Akad
1. Dalam saat proses casting terkadang aktor atau aktris mendadak tidak
hadir padahal sudah dibuat jadwalnya. Penyelesaiannya dengan
membuat jadwal baru untuk casting.
2. Ketika tim casting sudah memilih aktor atau aktrisnya, kadang produser
meminta ganti. Penyelesaiannya kami tim casting mengganti calon
tersebut sesuai keinginan produser.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dengan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah
dilaksanakan dimulai dari tanggal 18 Juni – 7 Agustus 2019 berlangsung selama
satu bulan lebih 7 hari masa magang di Instansi PT. E Motion Entertainment di
Jalan Blora No.5, RT.2/RW.6, Dukuh Atas, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penulis mendapatkan pengalaman dalam
menyelesaikan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL). Berikut beberapa
kesimpulan dari hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) tersebut:
1. Film AKAD adalah film yang beraliran drama roman komedi yang ditulis
oleh Reka Wijaya berdasarkan ide cerita dari Adi Sumarjono yang terinspirasi
dari video musik yang berjudul Akad dari Payung Teduh. Film ini
menceritakan tentang seorang ayah yang ingin mencarikan jodoh untuk anak
gadisnya lewat penumpang yang menggunakan jasa taksi online nya.
2. Dalam proses produksi film Akad ada banyak divisi yang membantu
berjalannya produksi, salah satunya adalah divisi casting, divisi casting ini
adalah salah satu divisi penting dalam pembuatan sebuah film, karena dari
sinilah bisa menentukan bagusnya suatu film. Tim Casting adalah Orang yang
menemukan talent dan aktor, menemukan talent melalui audisi, dan
melakukan negosiasi untuk jasa aktor dan klien. Posisi seorang casting
director memang sangat menentukan dalam pemilihan pemeran, pemain yang
dianggap pas yang bisa menyampaikan isi dari cerita film dan pesan moral
kepada penonton, ketika seorang aktor atau aktris dianggap pas dan sukses
membawakan karakternya, maka disitulah kepuasan tim casting. Pengarah
peran biasanya dipekerjakan oleh produser film untuk merekomendasikan
aktor atau aktris yang sesuai dalam tokoh film tersebut, lalu mengaudisinya,
sebelum tahapan itu, mereka harus membaca skenario dan berdiskusi dengan
sutradara mengenai aktor yang diharapkan, setelah itu barulah membuat
daftar calon pemeran, lalu mengaudisinya.
30
31
6.2 Saran
Selama praktik kerja Lapangan (PKL) berlangsung penulis memberikan
beberapa masukan untuk divisi casting dalam produksi film Akad, yaitu:
1. Divisi casting harus lebih teliti dalam melakukan pekerjaan agar tidak terjadi
kesalahan dalam produksi program acara yang terkait.
2. Divisi casting harus lebih sering berkomunikasi dengan anggota tim lainnya,
lebih bersosialisasi lagi antar sesama anggota tim agar semakin kompak dan
bisa saling bertukar ide dan gagasan.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. (2006). Ilmu komunikasi Teori dan Praktik. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Latief, Rusman dan Yusiatie Utud. (2017). Kreatif siaran televisi Hard news, soft
news, drama, nondrama dan Iklan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sumber Lain :
http://new.e-motion.co.id/
http://komunikasi.uinsgd.ac.id/pengertian-media-massa/
https://www.coursehero.com/file/p7h2fti/Pengertian-komunikasi-menurut-Onong-
Uchjana-Effendy-adalah-11-Teknik-dan-proses/Widarmanto,
33
LAMPIRAN
FOTO DOKUMENTASI SAAT MELAKSANAKAN PKL
34
saat casting
- Membuat power point
kandidat pemeran
- Melaksanakan casting
- Sunting video hasil
casting
7. Selasa, 25 Juni 2019 - Menjadi juru kamera 10.00 – 17.00
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting video hasil
casting
- Membuat data
breakdown talent
8. Rabu, 26 Juni 2018 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting video hasil
casting
9. Kamis, 27 Juni 2019 - Menjadi juru kamera 08.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting video hasil
casting
10. Jum’at, 28 Juni 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
11. Senin, 1 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 09.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
37
hasil casting
12. Selasa, 2 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 10.00 – 17.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
13. Rabu, 3 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 16.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
14. Kamis, 4 Juli 2019 - Libur
15. Jumat, 5 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 10.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
16. Senin, 8 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
17. Selasa, 9 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
18. Rabu, 10 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 17.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
38
19. Kamis, 11 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 13.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
20. Jumat, 12 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 14.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
21. Senin, 15 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
22. Selasa, 16 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
23. Rabu, 17 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 09.00 – 16.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
24. Kamis, 18 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 13.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
25. Jumat, 19 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 14.00 – 18.00 WIB
saat casting
39
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
26. Senin, 22 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
27. Selasa, 23 juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 19.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
28. Rabu, 24 Juli 2019 - Libur
29. Kamis, 25 Juli 2019 - Libur
saat casting
- Melaksanakan casting
36. Senin, 5 Agustus 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
37. Selasa, 6 Agustus 2019 - Menjadi juru kamera 13.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
38. Rabu, 7 Agustus 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting