Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANG


PENYIARAN

PERAN TIM CASTING DALAM PRODUKSI FILM “AKAD” DI E MOTION


ENTERTAINMENT
Jalan Blora No.5, RT.2/RW.6, Dukuh Atas, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat

Disusun Oleh :
Fadiel Muhamad
0441 15 245

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2019
i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunianya


sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dengan sebaik-baiknya.
PKL adalah sebuah mata kuliah yang wajib harus diikuti oleh mahasiswa
Ilmu Komunikasi kosentrasi penyiaran Universitas Pakuan Bogor sebagai salah
satu syarat untuk dapat melanjutkan ketahap penyusunan skripsi untuk
mendapatkan gelar sarjana.
Terhitung pelaksaan PKL dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2019 sampai
dengan 7 Agustus 2019. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kepada kedua orang tua yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada
penulis.
2. Dr. Agnes Setyowati H., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Budaya.
3. Muslim, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Budaya.
4. Dini Valdiani, M.Si selaku dosen wali kosentrasi penyiaran yang telah
memberi masukan dan saran kepada penulis selama PKL.
5. Mariana R.A.Siregar, M.I.Kom selaku dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan.
6. E Motion Entertainment yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melaksanakan PKL.
7. Tim Casting Film Akad, Syaiful, Fahrizal yang sudah membantu banyak
dalam proses pembuatan laporan PKL.
8. Seluruh tim Casting E motion yang telah memberikan kesempatan untuk
PKL.
9. Syaiful, Fahrizal selaku pembimbing lapangan dalam pelaksanaan PKL.
10. Ucapan terimakasih banyak kepada sahabat dan teman penulis, Fahrizal, Ari,
Indra, Alma, Reza telah membantu mendukung penulis dalam menyelesaikan
laporan PKL.

iii
11. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang
terkait yang telah membantu penulis baik untuk pelaksaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) maupun dalam menyelesaikan laporan praktik lapangan
(PKL).
Semoga PKL ini memberikan manfaat yang baik bagi mahasiswa/i ilmu
komunikasi khususnya konsentrasi penyiaran, mohon maaf apabila masih banyak
kekurangan dalam pembuatan Laporan Praktik kerja Lapangan ini. Saran dan
kritik dalam laporan ini sangat dibutuhkan penulis agar laporan ini lebih baik lagi
kedepannya.

Bogor, 9 September 2019

Fadiel Muhamad

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan ................................ 1
2.1 Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan................................ 2
3.1 Tujuan Praktik Kerja Lapangan ............................................. 3
1.3.1 Tujuan Umum Praktik Kerja Lapangan ..................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus Praktik Kerja Lapangan .................... 3
4.1 Manfaat Praktik Kerja Lapangan ........................................... 3
1.4.1 Manfaat Untuk Mahasiswa......................................... 3
1.4.2 Manfaat Untuk Universitas ........................................ 4
1.4.3 Manfaat Bagi Instansi E Motion ............................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi ............................................................................ 5
2.2 Komunikasi Massa ................................................................. 5
2.3 Media Massa .......................................................................... 6
2.4 Fungsi Komunikasi Massa ..................................................... 6
2.5 Televisi ................................................................................... 7
2.6 Film ........................................................................................ 8
2.7 Program Televisi .................................................................... 9
2.8 Proses Produksi Program Televisi dan Film .......................... 10
2.9 Profesi Dalam Organisasi Produksi Program Acara Televisi
dan Film ................................................................................. 13
2.10 Tim Casting............................................................................ 16

v
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Logo E Motion ....................................................................... 17
3.2 Sejarah E motion .................................................................... 18
3.2.1 Visi dan Misi E Motion .............................................. 18
3.2.2 Struktur Organisasi E Motion .................................... 19
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
4.1 Bentuk Kegiatan Praktik Kerja Lapangan.............................. 21
4.2 Prosedur Kerja Praktik Kerja Lapangan ................................ 22
4.3 Kendala Kerja dan Penyelesaiannya ...................................... 23
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Peran Tim Casting dalam Produksi Film Akad Di E Motion 24
5.2 Gambar Naskah Film Akad .................................................... 25
5.3 Hambatan dan Cara Penyelesaian Tim Casting Pada
Produksi film Akad ................................................................ 29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................ 30
6.2 Saran ....................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 32


LAMPIRAN .................................................................................................... 33

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo E Motion ............................................................................. 17


Gambar 3.2 Struktur Organisasi E Motion ..................................................... 19
Gambar 5.1 Naskah Film Akad ........................................................................ 26
Gambar 5.2 Naskah Film Akad ........................................................................ 27
Gambar 5.3 Naskah Film Akad ........................................................................ 28

vii
LAMPIRAN

Lampiran 1 Proses Casting Diruang Casting ................................................... 33


Lampiran 2 Proses Casting Diruang Casting ................................................... 33
Lampiran 3 Proses Casting Diruang Casting ................................................... 33
Lampiran 4 Proses Casting Diruang Casting ................................................... 33
Lampiran 5 Contoh Breakdown Script Oleh Penulis ....................................... 34
Lampiran 6 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang ........................................ 35

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan


Media penyiaran televisi merupakan salah satu media komunikasi massa di
samping media cetak dan media tatap muka. Dalam penyelenggaraannya, media
penyiaran televisi diselenggarakan dengan satu manajemen karena harus
melibatkan banyak Sumber Daya Manusia (SDM), pengelolaan keuangan, serta
diselenggarakan dengan misi dan visi tertentu. Keterlibatan teknologi juga tidak
terhindarkan dalam penyelenggaraan penyiaran.
Masa era globalisasi saat ini, media penyiaran televisi merupakan salah
satu unsur peranan penting dalam hal penyebaran infomasi. Tidak hanya dalam
hal penyebaran informasi, televisi juga merupakan salah satu media penyiaran
yang menyajikan banyak hiburan untuk masyarakat luas. Sehubungan dengan hal
itu, televisi berlomba-lomba untuk menghadirkan sebuah program terbaik di layar
kaca yang dapat menghibur masyarakat luas.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) salah satu mata kuliah yang wajib di
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Pakuan, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Budaya, dan merupakan syarat bagi mahasiswa untuk menyelesaikan
kegiatan belajar demi mencapai gelar sarjana. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
merupakan sebuah proses pembelajaran mahasiswa/i untuk mengembangkan pola
pikir secara luas dalam dunia pekerjaan, karena didalam dunia pekerjaan
mahasiswa/i akan menemukan berbagai macam masalah yang akan dihadapi dan
mahasiswa/i dituntut untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan baik dan
benar sesuai dengan ilmu yang telah didapatkan. Selain itu, Praktik Kerja
Lapangan (PKL) sebagai pelatihan bagi para mahasiswa/i agar dapat merasakan
dunia kerja sesungguhnya. Penulis diberi kesempatan untuk memilih instansi
atau lembaga perusahaan yang akan dijadikan tempat Praktik Kerja Lapagan
(PKL). Penulis tertarik untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
Instansi PT. E Motion Entertainment di Jalan Blora No.5, RT.2/RW.6, Dukuh
Atas, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta. Penulis memilih E Motion Entertainment sebagai tempat Praktik Kerja

1
2

Lapangan (PKL), karena E Motion merupakan salah satu rumah produksi swasta
yang sudah berpengalaman dalam memproduksi film dan video musik, dan saya
tertarik untuk mengetahui bagaimana proses film itu dibuat.
Penulis berkesempatan bergabung di Divisi tim casting dalam produksi
film yang berjudul “AKAD”. Akad ini adalah sebuah film drama roman komedi,
yang ditulis oleh Reka Wijaya, film ini bercerita tentang seorang ayah yang
mencarikan jodoh untuk anaknya.
Alasan penulis memilih judul “PERAN TIM CASTING DALAM PRODUKSI
FILM AKAD DI E MOTION ENTERTAINMENT” sebagai bahan laporan karena
penulis tertarik dengan segala sesuatu yang dilakukan oleh Peran tim casting.
Alasan penulis memilih divisi tim casting sebagai pelaksanaan PKL karena
berhubungan dengan jurusan kuliah penulis yaitu penyiaran, dan tim casting
merupakan divisi yang penting dalam sebuah produksi, dimana semua calon
pemeran dalam film diseleksi dan dipilih oleh tim casting, berhasil atau tidaknya
film ini salah satunya ditentukan oleh pemilihan para pemerannya.

1.2 Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan


Ruang lingkup dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini yang
dilakukan penulis di Instansi PT. E Motion Entertainment di Jalan Blora No.5,
RT.2/RW.6, Dukuh Atas, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Pelaksaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dimulai dari
tanggal 18 Juni 2019 - 7 Agustus 2019, waktu pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) yaitu dari hari Senin-Jum’at Pukul 09.00-18.00 WIB dan penulis
ditempatkan pada tim casting dalam produksi film Akad.
3

1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


1.3.1 Tujuan Umum Praktik Kerja Lapangan
Tujuan Umum Praktik Kerja Lapangan di E Motion Entertainment, yaitu:
1. Sebagai salah satu syarat untuk melengkapi dan menyelesaikan mata
kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada program studi Ilmu
Komunikasi, Universitas Pakuan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Budaya.
2. Sebagai pelatihan bagi para mahasiswa/i untuk mempraktikkan ilmu
yang telah diperoleh selama perkuliahan, dan agar dapat merasakan
dunia kerja sesungguhnya.
3. Mempelajari dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai proses kerja
di bidang pertelevisian.
4. Dapat memperoleh wawasan tentang dunia kerja dan membandingkan
dengan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan dan praktik di
lapangan.

1.3.2 Tujuan Khusus Praktik Kerja Lapangan


Tujuan Khusus Praktik Kerja Lapangan di E Motion Entertainment, yaitu:
1. Untuk mengetahui peran tim casting dalam produksi film
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dialami Peran
Tim casting dan cara penyelesaiannya pada produksi.

1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan


1.4.1 Manfaat Untuk Mahasiswa
1. Penulis mendapat pengalaman kerja yang nyata khususnya dalam
bidang pertelevisian (penyiaran).
2. Penulis mendapat tambahan ilmu yang tidak didapatkan pada saat
perkuliahan.
3. Penulis dapat mempraktikkan teori dan ilmu yang sudah di dapat
selama perkuliahan.
4

1.4.2 Manfaat Untuk Universitas


1. Menjalin hubungan kerjasama yang baik antara Universitas dengan
Instansi tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan.
2. Dapat mempromosikan serta memperkenalkan keberadaan Program
Studi Ilmu Komunikasi di Universitas Pakuan Bogor kepada Instansi
tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan.

1.4.3 Manfaat Bagi Instansi (E Motion Entertainment)


1. Dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik antara Instansi dengan
Universitas.
2. Instansi mendapat tambahan tenaga kerja yang bisa membantu dalam
produksi sebuah program acara atau suatu produksi .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan keterampilan manusia untuk menyampaikan
keinginannya dan mengetahui hasrat orang lain secara otomatis melalui lambang-
lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemampuan untuk memberi arti setiap
lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal. (Cangara, Hafied. 2006)
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya. (Effendy, Onong
Uchjana. 2006)
Terdapat tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi,
yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima informasi
(audience). Sumber informasi adalah seseorang atau instusi yang memiliki bahan
informasi untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Saluran adalah media yang
digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, berupa media
interpersonal yang diguanakan khalayak umum. Sedangkan penerima informasi
adalah orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau
yang menerima informasi. (Bungin, 2006: 57-58)

2.2 Komunikasi Massa


Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi massa. Sejalan dengan
perkembangan teknologi saat ini media komunikasi massa sudah semakin maju
dan modern sehingga memungkinan khalayak di seluruh dunia dapat saling
berkomunikasi. Menurut Hafied Cangara (2011:137), komunikasi massa dapat
didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya
dikirimdari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal
melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan
film. Selain itu, sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu
cepat, serempak dan luas. Kemudian mampu mengatasi jarak dan waktu serta
tahan lama untuk didokumentasikan dari segi ekonomi, biaya produksi

5
6

komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja relatif
banyak untuk mengelolanya.

2.3 Media Massa


Menurut Leksikon Komunikasi, media massa adalah "sarana untuk
menyampaikan pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas
misalnya radio, televisi, dan surat kabar. Menurut Cangara, media adalah alat atau
sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat
komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televisi. (Cangara, 2006:119)
Media massa adalah suatu alat untuk melakukan atau menyebarkan
informasi kepada komunikan yang luas, berjumlah banyak dan bersifat heterogen.
Media massa adalah alat yang sangat efektif dalam melakukan komunikasi massa
karena dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku komunikannya. Keuntungan
komunikasi dengan menggunkan media massa adalah bahwa media massa
menimbulkan keserempakan yaitu suatu pesan dapat diterima oleh komunikan
yang berjumlah relatif banyak.
Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisasi untuk
berkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang dalam
jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat semata-mata,
melainkan juga institusionalisasi dalam masyarakat melalui kekuasaan yang ada
maupun melalui kesepakatan-kesepakatan lain. (Nurani: 2010)

2.4 Fungsi Komunikasi Massa


Menurut (Elvinaro, 2007:14-17). Fungsi media massa bisa dibagi menjadi
berikut :
1. Pengawasan (Surveillance)
Sebagai alat bantu khalayak masyarakat guna mendapatkan peringatan dari
media massa yang menginformasikan tentang ancaman.
2. Penafsiran (Interpretation)
Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa
tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran atau
7

tanggapan sementara terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri


media memilih dan memutuskan peristiwaperistiwa yang dimuat atau
ditayangkan.
3. Pertalian (Linkage)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga
membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama
tentang sesuatu.
4. Penyebaran Nilai-Nilai (Transmission of Values)
Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan
apa yang mereka harapkan. Dengan kata 11 lain, media mewakili kita dengan
model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.
5. Hiburan (Entertainment)
Fungsi media massa sebagai fungsi meghibur tiada lain tujuannya adalah
untuk mengurangi ketengangan pikiran khalayak.

2.5 Televisi
Menurut Romli (2016:87) definisi televisi secara harfiah, televisi adalah
melihat jauh. Karena televisi adalah sebuah alat penangkap siaran yang bergambar
dan bersuara yang dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik maka televisi
merupakan alat media gelombang elektromagnetik yang merupakan media massa
yang tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh oleh khalayak. Menurut Mabruri
(2013:13) televisi memiliki karakteristik yang unik antara lain : pesan yang
disampaikan untuk khalayak luas, heterogen dan tidak mengenal batas geografis
ataupun kultural, bersifat umum, tidak ditujukan untuk pribadi, cepat, selintas,
berjalan satu arah, terorganisasi periodik dan terarah serta mencakup berbagai
aspek kehidupan. Dibanding dengan media lain seperti radio, surat kabar, majalah,
buku dan lain sebagainya, televisi memiliki sifat istimewa, dimana televisi
menggabungkan antara media suara (audio), dan gambar (visual), selain itu
televisi bisa bersifat informatif (information), menghibur (entertainment),
mendidik (education), politis (propaganda) atau bahkan gabungan keempatnya.
8

2.6 Film
Menurut Dr. Phil. Astrid S. Susanto, esensi film adalah gerakan atau lebih
tepat lagi gambar yang bergerak. Dalam bahasa Indonesia, dahulu dikenal istilah
gambar hidup, dan memang gerakan itulah yang merupakan unsur pemberi
“hidup” kepada suatugambar (1982:58).
Hafied Cangara mendefinisikan dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar
lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang
disiarkan ditelevisi. Di Indonesia, pengertian film dapat dirujuk dari pendefinisian
untuk tujuan hukum, sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No. 8 tahun
1992 tentang Perfilman.
1. Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media
komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas
sinematografi dengandirekam pada pita seluloid, pita video, piringan
video, dan atau atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala
bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau
proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan atau
ditayangkan dengan system Proyeksi mekanik, elektronik atau lainnya.
2. Perfilman adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan,
jasa, teknik, pengeksporan, pengimporan, pengedaran, pertunjukan, atau
penayangan film. (UU no 8 tahun 1992 tentang Perfilman, pasal 1) Untuk
meningkatkan kesan dan dampak dari film, suatu film diiringi dengan
suara yang dapat berupa dialog atau musik.
Disamping itu, warna juga mempertingkat nilai “kenyataan” pada film,
sehingga unsur “sungguh-sungguh terjadi” dan “sedang dialami
oleh khalayak” pada saat film diputar, makin terpenuhi (Susanto,
1982:58). Atmosfer yang kuat ini dapat mempengaruhi isi kesadaran
penonton sedemikian rupa, sehingga batas realitas film dan realitas hidup
tidak lagi jelas (Van Zoest, 1993:112).
Selain itu, karakteristik film yang dianggap memiliki jangkauan, realisme,
pengaruh emosional, dan popularitas yang hebat, menjadikan film sebagai
medium yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan.
9

2.7 Program Televisi


Stasiun televisi menayangkan berbagai jenis program yang jumlahnya
sangat banyak dengan jenis yang beragam setiap harinya. Dan pengelola stasiun
televisi dituntut untuk kreatif untuk dapat menghasilkan program yang menarik
dan dapat disukai oleh banyak audience.
Masing-masing program televisi menempati slot waktu tertentu dengan
durasi tertentu yang biasanya tergantung dari jenis programnya. Slot waktu
masing-masing program dirancang sesuai dengan tema program, sehingga
menjadi satu jadwal setiap harinya. (Djamal dan Fachruruddin: 2011)
Berdasarkan jenisnya, program televisi dapat dikelompokkan kedalam dua
bagian besar yaitu:
1. Program Informasi
Program informasi adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk memberi
tambahan pengetahuan kepada audience. Program informasi dapat dibagi
dalam dua bagian besar, yaitu:
a. Berita Keras (Hard News)
Segala informasi yang penting dan menarik yang harus segera disiarkan
oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui oleh
khalayak. Media televisi biasanya menyajikan berita keras secara regular
yang ditayangkan dalam suatu program berita.
b. Berita Lunak (Soft News)
Segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara
mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Brbagai istilah
atau nama digunakan stasiun televisi untuk menayangkan berita lunak,
misalnya: air magazine, current affair dan lain-lainnya. Berita lunak ini
dapat juga berbentuk laporan-laporan khusus seperti perkembangan trend
dan gaya hidup serta berbentuk perbincangan atau talk show.

2. Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur
audience dalam bentuk musik, lagu, permainan dan cerita. Program yang
termasuk dalam kategori hiburan adalah:
10

a. Drama
Program drama adalah pertunjukkan yang menyajikan cerita mengenai
kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang diperankan
oleh pemain yang melibatkan emosi dan konflik.
b. Musik
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu video klip dan
konser. Program musik di televisi sangat ditentukan oleh kemampuan artis
untuk menarik audience.
c. Permainan
Program permainan merupakan suatu bentuk program yang melibatkan
sejumlah orang baik secara individual maupun kelompok yang saling
bersaing mendapatkan sesuatu.
d. Pertunjukan
Program pertunjukan adalah siaran yang menampilkan satu atau banyak
pemain yang berada di atas panggung yang menunjukkan kemampuannya
kepada sejumlah orang atau hanya kepada audience televisi.

2.8 Proses Produksi Program Televisi dan Film


Menurut Djamal dan Fachruddin (2011:11), suatu program acara televisi
dan memerlukan perencanaan dan pertimbangan yang matang untuk dapat
diproduksi. Mulai dari materi yang menarik, tersedianya sarana dan biaya, serta
organisasi pelaksana. Ada beberapa tahapan dalam proses produksi pogram
televisi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut Standart Operation
Procedure (SOP), yaitu:
1. Pra-produksi (Perencanaan dan Persiapan)
Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:
a. Penemuan ide
Tahap ini dimulai ketika sorang produser menemukan ide, membuat riset
dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan
gagasan menjadi naskah sesudah riset.
b. Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),
penyempurnaan naskah, pemilihan artis, alokasi, dan crew. Selain estimasi
11

biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu
dibuat secara hati-hati dan teliti.
c. Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontak, perijinan, dan surat-
suratnya. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti, dan
melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik
diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah
ditetapkan.
2. Produksi (pelaksanaan)
Sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi dimulai.
Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa
yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi
gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Selain sutradara, penata
cahaya dan suara juga mengatur dan bekerja agar gambar dan suara bisa
tayang dengan baik.
3. Pasca-produksi
Pada pasca produksi memiliki lima langkah utama, yaitu:
a. Sunting Offline dengan Teknik Analog
Setelah shooting selesai, penulis script melakukan logging yaitu mencatat
kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar.
Di dalam logging time code (nomor kode yang berupa digit frame, detik,
menit dan jam dimunculkan dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap
52 shoot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan, sutradara akan membuat
suntingan kasar yang disebut sunting offline sesuai dengan gagasan yang
ada dalam sinopsis dan treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih
dan disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah sunting kasar, hasilnya
dilihat dalam screening. Setelah hasil sunting offline dirasa cukup, maka
dibuat sunting script. Didalam naskah sunting, gambar dan nomor kode
waktu tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan suntingor. Kemudian
hasil shooting asli dan naskah suntingan diserahkan kepada penyunting
untuk dibuat sunting online.
12

b. Sunting Online dengan Teknik Analog


Berdasarkan naskah sunting, penyunting menyunting hasil shooting asli.
Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat
berdasarkan catatan time-code dalam naskah sunting. Selain itu, untuk
sound asli pun dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna.
Setelah sunting online sudah siap, proses berlanjut dengan mixing.
c. Mixing (Percampuran Gambar dengan Suara)
Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam,
dimasukkan ke dalam pita hasil sunting online sesuai dengan petunjuk atau
ketentuan yang tertulis dalam naskah sunting. Keseimbangan antara sound
effect, suara asli, 53 suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses
mixing dan secara menyeluruh produksi juga selesai, biasanya diadakan
preview.
d. Sunting Offline dengan Teknik digital atau non-Linier
Merupakan suntingan yang menggunakan computer dengan peralatan
khusus untuk sunting. Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah
memasukkan seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam catatan atau
logging memperoleh ok, kedalam hardisk. Proses ini disebut capturing
atau digitizing, yaitu mengubah hasil gambar ke pita menjadi file.
Proses sunting offline dengan sistem digital ini, penyusunan tidak harus
mengikuti urutan adegan seperti dalam sistem analog. Sesudah tersusun
baik maka diurutkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot yang sudah
disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini disebut render. Proses
render telah selesai, dapat dilakukan screening. Setelah semuanya dirasa
memuaskan, boleh dikatakan sunting offline selesai. Bahan offline dalam
komputer langsung dibuat online.
e. Sunting Online dengan Teknik Digital
Sunting online dengan teknik digital sebenarnya tinggal penyempurnaan
hasil sunting offline dalam computer, sekaligus 54 mixing dengan musik
ilustrasi atau efek gambar dan suara (sound effect atau narasi) yang harus
dimasukkan. Sesudah semua sempurna, hasil online kemudian dimasukkan
13

kembali dari file menjadi gambar pada pita betacam SP atau pita dengan
kualitas broadcast standart. Setelah program dimasukkan pita, boleh
dikatakan pekerjaan selesai. Selanjutnya adalah bagian pekerjaan di
stasiun televisi.

2.9 Profesi dalam Organisasi Produksi Program Acara Televisi Dan Film
Proses pembuatan suatu program televisi dibutuhkan banyak sekali
Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memproduksi sebuah program
televisi. Antara satu dengan yang lain memiliki sebuah koneksi yang tidak
dapat terpisahkan. Bila salah satu ada yang tidak beres maka program
acara tersebut bisa dipastikan tidak akan maksimal dari segi hasilnya.
Menurut Djamal dan Fachrudin (2011:94) dalam penyelenggaraan
siaran terlibat beberapa profesi, baik dalam proses produksi di studio
maupun siaran luar dan langsung.
Adapun masing-masing personel yang terlibat dalam proses
produksi serta profesinya dalam organisasi produksi sebagai berikut:
1. Eksekutif Produser: Bertanggung jawab terhadap pengembangan dan
pembuatan ide baik program yang bersifat regular dan program-program
tertent yang bersifat special atau khusus.
2. Produser: Seorang yang mendisain sebuah produksi program acara sekaligus
bertanggung jawab terhadap teknis eksekusi produksi program tersebut dan
bertugas untuk mengintegrasikan unsur-unsur pendukung produksi dalam
sebuah produksi program acara televisi dan bertanggung jawab terhadap
aspek teknis maupun estetis serta mampu menterjemahkan sebuah gagasan,
naskah ataupun rundown sebuah program acara ke dalam pelaksanaan
produksi program siaran. Permulaan ide dari sebuah proyek seringkali datang
dari produser dan mereka mengawasi proyek dari perencanaan sampai selesai.
Mereka terlibat dalam proses marketing dan distribusi seperti mereka
memantau shooting.
3. Asisten Produser: yang bertanggung jawab membantu produser dalam
menyiapkan pra produksi hingga pasca produksi.
4. Pengarah Acara atau Sutradara: Seorang yang ditunjuk untuk bertanggung
jawab secara teknis pelaksanaan produksi satu mata acara siaran,
14

menyutradarai program acara televisi baik untuk drama ataupun non drama
dalam produksi single atau multi camera.
5. Asisten Produksi: Asisten produksi mempunyai peran sebagai kunci dalam
menjalankan proses produksi secara baik, membantu produser dalam
mengatur proses produksi agar sesuai dengan jadwal serta budget. Unit
produksi menjalankan proses administrasi terhadap produser dan director dan
masuk ke dalam semua proses produksi dari pra produksi hingga pasca
produksi.
6. Penulis Naskah: Melakukan survei dan riset awal suatu cerita, menulis sebuah
naskah yang akan diproduksi, melakukan brain-storming naskah dengan
produser dan sutradara serta melakukan revisi naskah sesuai dengan
hasil brain-storming.
7. Tim Kreatif: sebuah tim yang mengembangkan ide-ide kreatif dan membuat
naskah untuk diproduksi menjadi program acara televisi tentunya dengan
arahan dari produser.
8. Asisten Admisistrasi: petugas yang mempersiapkan seluruh keuangan
produksi. Pengertiannya sama dengan bendahara, yang mengatur penggunaan
dana bukan atas inisiatifnya, semua atas perintah dan persetujuan dari
Produser.
9. Pengarah Lapangan: Bertugas sebagai penghubung dalam menyampaikan
pesan- pesan pengarah acara kepada kerabat kerja dan para artis pendukung
dalam produksi suatu acara dengan bahasa tubuh terutama tangan, PA
berkommunikasi dengan FD.
10. Penata Kamera: dapat mengoperasionalkan kamera dalam setiap kondisi,
menghasilkan sebuah gambar sesuai dengan permintaan director dengan
menggabungkan antara skill yang dimiliki dengan teknologi. Seorang
kamerawan, dibawah komando seorang dop (director of photograph) harus
dapat mengasilkan shot terbaiknya.
11. Penata Cahaya: Bertugas sebagai seseorang yang bertanggung jawab terhadap
keberhasilan penataan cahaya baik secara artistik maupun yang mampu
menyentuh perasaan yang sesuai dengan tuntutan naskahnya.
15

12. Penata Suara: petugas yang mengatur perimbangan suara dari berbagai
sumber, antara lain melakukan set up microphone, musik atau backsound dan
lain sebagainya.
13. Penata Rias: orang yang selalu dicari oleh pengisi acara, khususnya artis atau
talent, karena dengan sentuhan-sentuhan, tampilan wajah akan berubah sesuai
dengan konsep dari program yang akan diproduksi.
14. Penata Busana: petugas yang menyediakan busana atau kostum untuk pengisi
acara atau talent.
15. Unit Officer: disebut juga unit manager. Tugasnya menyediakan dan
melayani kebutuhan fasilitas pengisi acara atau talent, kerabat kerja dan
mengkoordinasikan unit-unit kerja produski. Utamanya urusan logistik dan
mengontrol penyediaan dana di lapangan.
16. Penata Artistik: seorang yang bertugas menata, mendesain lokasi
pengambilan gambar, baik di studio maupun di luar studio sesuai dengan
karakteristik program yang akan diproduksi.
17. Penyunting Gambar: Orang yang bertanggung jawab pada tahapan pasca
produksi dengan cara melakukan suntingan atau pemotongan gambar atau
suara hingga menjadi program acara televisi yang layak tayang.
18. Desain Grafis: orang yang ahli di bidang pembuatan grafik, menciptakan
dengan ilustrasi yang bermakna atau identitas suatu program siaran.
16

2.10 Tim Casting


Casting adalah proses seleksi atau pencarian calon pemeran untuk
memerankan suatu tokoh dalam film. Tim Casting adalah orang yang menemukan
talent dan aktor, menemukan talent melalui audisi, dan melakukan negosiasi untuk
jasa aktor dan klien. Posisi seorang casting director memang sangat menentukan
dalam pemilihan pemeran, pemain yang dianggap pas yang bisa menyampaikan
isi dari cerita film dan pesan moral kepada penonton, ketika seorang aktor atau
aktris dianggap pas dan sukses membawakan karakternya, maka disitulah
kepuasan tim casting. Pengarah peran biasanya dipekerjakan oleh produser film
untuk merekomendasikan aktor atau aktris yang sesuai dalam tokoh film tersebut,
lalu mengaudisinya, sebelum tahapan itu, mereka harus membaca skenario dan
berdiskusi dengan sutradara mengenai aktor yang diharapkan, setelah itu barulah
membuat daftar calon pemeran, lalu mengaudisinya, proses casting ini ada dalam
tahapan pra produksi, yaitu tahap awal dalam produsksi film. (Sumber: Casting
director film Akad tahun 2019).
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Logo E MOTION


Logo E Motion sendiri mempunyai arti dan makna sendiri terhadap
perusahaan, yaitu perusahaan yang terus bergerak dan terus berkembang
dibidang Entertainment. Sedangkan arti E dalam E Motion sendiri
mempunyai makna yaitu, limitless, terus berputar, tidak ada sudut dan
terus berputar, sehingga terus berkembang. Sednangkan arti merah dalam
bundaran itu, yaitu agar terlihat oleh masyarakat, karena merah warna
yang mencolok, sehingga terlihat oleh semua orang dan perusahaan lain.
Arti I yang berwarna merah, serta huruf M terbalik, hanya agar berbeda
dari yang lain.

Gambar 3.1 Logo E-motion


Sumber: Website E-Motion tahun 2019
(http://new.e-motion.co.id/)

17
18

3.2 Sejarah E-MOTION ENTERTAINMENT


E Motion Entertainment adalah label musik, manajemen artis dan
perusahaan penyedia layanan jasa content provider yang menyediakan
musik, musik digital melalui handphone dan stasiun pengunduh serta
produk – produk fisik seperti CD, kaset dan vcd musik. E Motion adalah
perusahaan indonesia pertama yang mengintegrasikan musik dan content
provider sebagai satu kesatuan. E Motion yang dimulai pada tahun 2004 ini
berada di Jalan Blora No.5, RT.2/RW.6, Dukuh Atas, Menteng, Kec.
Menteng, Kota Jakarta Pusat, dibawah kepemimpinan seorang pria
bertalenta bernama Arnold Limasnax, perusahaan ini memiliki beberapa
sektor dalam industri mereka. Diantaranya yaitu sektor musik, sektor
hiburan, sektor film dan sektor iklan.
E Motion Entertainment terdiri dari E Motion Musik, E Motion
Mobile, E Motion Retail dan Lifestyle, UpBeat Publishing, RPM dan MCP.
Masing - masing perusahaan ini bersinergi satu sama lain menghasilkan
yang terbaik bagi pendengar, partner dan pelanggan kami.

3.2.1 Visi dan Misi E Motion


Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi yang ingin dicapai.
Begitu pula dengan dengan E Motion:
1. Visi E Motion
Berlandaskan masa depan yang baik, serta memiliki kedalaman pemahaman
terhadap industri hiburan, distribusi dan media yang membawa musik kami
keseluruh pendengar di Indonesia.
2. Misi E Motion
Menciptakan album-album yang berkualitas dan memiliki talenta unik untuk
menemukan aktor-aktor masa depan.
19

3.2.2 Struktur Organisasi E Motion Entertainment


Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-
unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi menunjukan bahwa
adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda
yang dikoordinasikan. Dan selain itu struktur organisasi juga menunjukkan
mengenai spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan, saluran perintah maupun
penyampaian laporan.
Struktur di dalam organisasi dibuat untuk menjalankan perusahaan sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing jabatan. Struktur organisasi secara
jelas mampu memisahkan tanggung jawab dan wewenang anggotanya.
Jika dalam suatu bisnis atau perusahaan tidak memiliki komponen penting
dalam struktur organisasi tersebut bisa jadi akan mengalami gangguan
kedepannya, salah satunya dalam hal alur manajemen dan pengelolaan.
Berikut struktur organisasi di PT. E Motion Entertainment:

Gambar 3.2 Struktur organisasi E Motion


Sumber: Staff admin E Motion tahun 2019
20

Berikut penjelasan tugas dari struktur organisasi perusahaan di dalam


E-motion Entertainment
1. Komisaris Bertanggung jawab atas perusahaan tersebut dan menjadikepala di
dalam organisasi - organisasi serta apapun yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut.
2. Managing Director Mengatur berbagai divisi yang ada dibawahnya serta
mengontrol bagian – bagian yang telah di atur di dalam perusahaan tersebut.
3. Vice President Music and Artist Management Bertanggung jawab terhadap
divisi musik dan mengatur jadwal – jadwal manggung, mengisi event dan
sebagainya dari artis – artis yang dinaungi oleh perusahaan tersebut.
4. Marketing and Promo Manager Mengurus segala kegiatan marketing dan
promosi termasuk memerintahkan, menugaskan, dan mengevaluasi promotion
officer untuk melakukan segala macam kegiatan marketing dan promotion
5. Promotion Officer Membuat rencana promo setiap rilis artis, dilanjutkan
dengan eksekusi dan report.
6. Head of Production and Publisher Mengomandoi proses produksi seluruh
produk – produk E-motion, serta pengaturan eksploitasi semua katalog yang
ada di publishing E-motion.
7. A&R ( Artist and Repertoar ) Semacam koki di restoran, membuat
racikan/konsep produk (talent) yang akan dirilis.
8. Staff A&R membantu pekerjaan A&R dan bagaimana A&Rnya ditugaskan
mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

4.1 Bentuk Kegiatan Praktik Kerja Lapangan


Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) penulis di tempatkan di bagian
Divisi tim casting. Pada hari pertama masuk Praktik kerja Lapangan (PKL)
penulis menemui Pak Syaiful sebagai chief di divisi tim casting, lalu penulis
dibimbing oleh mas fahrizal selaku asisten pak syaiful, setelah itu saya dikenalkan
kepada anggota tim yang lain, lalu mengisi surat kontrak dalam menjalani Praktik
Kerja Lapangan (PKL) dirumah produksi E-Motion Entertainment, Lalu penulis
ditempatkan di divisi tim casting. Setelah penulis ditempatkan di divisi tim
casting, penulis diajarkan dan diberitahu bagaimana proses casting, penulis
menjadi juru kamera saat casting sedang berlangsung, di lain waktu penulis juga
menjadi yang membuat data untuk kepentingan produksi, seperti breakdown
script (membuat daftar susunan adegan untuk pemeran), breakdown budget
(membuat rincian biaya) dan membuat data profil talent (membuat profil
pemeran).
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu dari hari Senin – Jum’at
pukul 11.00 – 18.00 WIB, namun jadwalnya tidak tentu, bisa datang lebih pagi,
bisa juga lebih siang, bisa juga selesai lebih malam sampai sekitar pukul 20.00,
kadang jika tidak ada kegiataan, atau tidak ada casting, diliburkan.

21
22

4.2 Prosedur Kerja Praktik Kerja Lapangan


Kreatif melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama
kurang 1 bulan lebih 7 hari yaitu mulai dari tanggal 18 Juni – 7
Agustus2019.
Jadwal masuk normal bagi penulis pukul 11.00 – 18.00.
Beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh tim casting dan para peserta
Praktik Kerja Lapangan (PKL) lainnya, yaitu:
1. Tata Tertib Pakaian
Dimulai dari hari Senin – Kamis semua anggota tim produksi maupun
Praktik Kerja Lapangan (PKL) menggunakan pakaian yang bebas dan
sopan.
2. Mengisi Absensi Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Penulis setiap harinya harus mengisi absensi magang dengan tanda tangan
di absen tersebut. Setelah satu bulan atau setiap pergantian bulan, penulis
harus memberikan absensi kepada chief (kepala) divisi casting.

Kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan penulis selama Praktik Kerja


Lapangan (PKL) berbagai macam setiap harinya, untuk melakukan pekerjaan apa
saja sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh pembimbing lapangan. Selain itu,
penulis mengerjakan dan mempelajari banyak hal saat melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
Pada minggu pertama perkenalan karyawan tim casting produksi dan
mempelajari membuat naskah setelah itu mempersiapkan alat untuk casting
seperti kamera, tripod, lampu, dan setelah siap langsung melaksanakan casting,
satu persatu kandidat calon pemeran masuk keruangan untuk casting, penulis
menjadi juru kamera yang merekam pada saat casting berlangsung, berbarengan
dengan pembimbing PKL disana yang membacakan naskah kepada pemeran. Lalu
penulis ditugaskan untuk membuat laporan produksi, seperti breakdown budget,
breakdown script.
Pada minggu kedua sama seperti minggu pertama mempersiapkan alat di
ruangan untuk casting, lalu penulis menjadi juru kamera selama casting, penulis
23

ditugaskan untuk sunting video hasil casting menggunakan software Adobe


Premiere, lalu sunting foto para calon pemeran menggunakan Adobe Photoshop.
Pada minggu ketiga penulis menjadi juru kamera pada saat casting
berlangsung, lalu membuat data hasil casting, sunting foto dan sunting video hasil
casting, untuk diberikan kepada produser.
Pada minggu keempat penulis mempersiapkan alat-alat untuk casting,
menjadi juru kamera saat casting, sunting foto dan video hasil casting, lalu
diberikan kepada produser
Pada minggu kelima penulis menjadi juru kamera pada saat casting
berlangsung, lalu membuat data hasil casting, breakdown script, breakdown
budget, sunting foto dan sunting video hasil casting, untuk diberikan kepada
produser.
Pada minggu keenam penulis menjadi juru kamera pada saat casting
berlangsung, lalu membuat data hasil casting, breakdown script, breakdown
budget, sunting foto dan sunting video hasil casting.
Pada minggu ketujuh penulis membaca naskah, membuat data breakdown
script, breakdown budget, menjadi juru kamera saat casting, sunting foto dan
video hasil casting.

4.3 Kendala Kerja dan Penyelesaiannya


Dalam menjalankan Praktik Kerja Lapangan (PKL) tim casting
mengalami beberapa kendala dalam pelaksanaannya, yaitu:
1. Pada saat membuat data casting awalnya penulis tidak mengerti dan bingung
bagaimana, lalu penulis meminta bantuan kepada pembimbing PKL disana.
2. Pada saat tim casting sudah memilih calon pemeran, lalu ketika sudah
dihubungi untuk casting, ternyata jadwal tidak cocok, penyelesaiannya adalah
dengan mengganti dengan calon pemeran yang lain.
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Peran Tim Casting dalam Produksi Film Akad Di E Motion


Entertainment
Divisi tim casting memiliki peranan yang cukup besar pada proses
pembuatan film, tanpa adanya tim casting, film yang dibuat tidak akan bisa
membuat penonton merasakan adegan dalam film tersebut, ini karena peran
tim casting yang sangat vital dalam menentukan orang-orang yang pas untuk
memainkan peran tertentu, tentu saja bila peran itu dimainkan oleh orang-
orang yang pas, maka akan menghasilkan film yang berkelas, dan penonton
juga akan ikut merasakan setiap adegan dalam film. Sebelum proses syuting
dimulai, tim casting sudah mulai terlebih dahulu bekerja, tugas utama divisi
ini adalah menemukan atau menyeleksi para pemain untuk memerankan suatu
adegan, tentu tidak mudah, karena proses ini membutuhkan waktu yang lama
sebelum bisa melakukan proses syuting, puluhan calon-calon pemeran, satu
persatu diseleksi dengan cara mereka memainkan suatu peran yang
diperintahkan oleh pengarah casting atau casting director. Tugas tim casting
juga bukan hanya menyeleksi calon pemain, ada tugas lain bagi anggota
divisi casting, yaitu, membuat data hasil casting, seperti sunting foto dan
video hasil casting, lalu membuat data budget talent, breakdown script dan
negosiasi kepada aktor, aktris atau talent yang terpilih, untuk setelah itu
menyesuaikan jadwal dan tanda tangan kontrak, dan setelah itu hasil dari
semua itu dilaporkan kepada produser.

Film AKAD adalah film yang beraliran drama roman komedi yang
ditulis oleh Reka Wijaya berdasarkan ide cerita dari Adi Sumarjono yang
terinspirasi dari video musik yang berjudul Akad dari Payung Teduh. Film ini
menceritakan tentang seorang ayah yang ingin mencarikan jodoh untuk anak
gadisnya lewat penumpang yang menggunakan jasa taksi online nya.

Dalam proses produksi film Akad ada banyak divisi yang membantu
berjalannya produksi, salah satunya adalah divisi casting, divisi casting ini adalah
salah satu divisi penting dalam pembuatan sebuah film, karena peran tim casting
24
25

bisa menentukan bagusnya suatu film. Tim Casting adalah orang yang
menemukan talent dan aktor, menemukan talent melalui audisi, dan melakukan
negosiasi untuk jasa aktor dan klien. Posisi seorang casting director memang
sangat menentukan dalam pemilihan pemeran, pemain yang dianggap pas yang
bisa menyampaikan isi dari cerita film dan pesan moral kepada penonton, ketika
seorang aktor atau aktris dianggap pas dan sukses membawakan karakternya,
maka disitulah kepuasan tim casting. Pengarah peran atau tim casting biasanya
dipekerjakan oleh produser film untuk merekomendasikan aktor atau aktris yang
sesuai dalam tokoh film tersebut, lalu mengaudisinya, sebelum tahapan itu,
mereka harus membaca skenario dan berdiskusi dengan sutradara mengenai aktor
yang diharapkan, setelah itu barulah membuat daftar calon pemeran, lalu
mengaudisinya.

Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab tim casting adalah
melakukan atau menyeleksi calon pemeran untuk memerankan suatu peran dalam
sebuah film. Tugas tim casting adalah sebagai berikut:
1. Pada pra produksi tim casting melakukan rapat untuk menentukan para
calon pemeran, menentukan lokasi syuting dan menentukan jadwal untuk
proses casting.
2. Menyeleksi para calon pemeran untuk suatu peran dalam film, aktor atau
aktris akan diminta untuk memerankan suatu adegan yang ada dalam
skenario film tersebut, direkam kemudian hasilnya akan diberikan kepada
produser.
3. Membuat data hasil casting seperti, sunting video hasil casting dan sunting
foto hasil casting, membuat data budget pemain, jadwal syuting dan
breakdown script.
4. Melakukan diskusi untuk menyesuaikan jadwal dan kontrak kerja dengan
aktor dan aktris yang terpilih.

Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang ini hanya sampai pada tahap
casting saja yaitu pada tahapan pra produksi, karena waktu syuting ditunda,
syuting itu sendiri ada pada tahapan produksi.
26

5.2 Gambar Naskah Film Akad


Berikut gambar sebagian naskah film Akad yang ditulis oleh Reka Wijaya:

Gambar 5.1 Naskah film akad

Sumber: Casting director tahun 2019


27

Gambar 5.2 Naskah film Akad

Sumber: Casting director tahun 2019


28

Gambar 5.3 Naskah film Akad


Sumber: Casting director tahun 2019
29

Dari pembahasan di atas menjelaskan bahwa peran tim casting adalah


untuk membuat pesan dalam film itu bisa tersampaikan dengan baik, dengan cara
memilih aktor atau aktris yang bisa memerankan suatu peran dengan baik
melewati tahapan seleksi.

5.3 Hambatan dan Cara Penyelesaian Tim Casting pada produksi film
Akad
1. Dalam saat proses casting terkadang aktor atau aktris mendadak tidak
hadir padahal sudah dibuat jadwalnya. Penyelesaiannya dengan
membuat jadwal baru untuk casting.
2. Ketika tim casting sudah memilih aktor atau aktrisnya, kadang produser
meminta ganti. Penyelesaiannya kami tim casting mengganti calon
tersebut sesuai keinginan produser.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dengan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah
dilaksanakan dimulai dari tanggal 18 Juni – 7 Agustus 2019 berlangsung selama
satu bulan lebih 7 hari masa magang di Instansi PT. E Motion Entertainment di
Jalan Blora No.5, RT.2/RW.6, Dukuh Atas, Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penulis mendapatkan pengalaman dalam
menyelesaikan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL). Berikut beberapa
kesimpulan dari hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) tersebut:
1. Film AKAD adalah film yang beraliran drama roman komedi yang ditulis
oleh Reka Wijaya berdasarkan ide cerita dari Adi Sumarjono yang terinspirasi
dari video musik yang berjudul Akad dari Payung Teduh. Film ini
menceritakan tentang seorang ayah yang ingin mencarikan jodoh untuk anak
gadisnya lewat penumpang yang menggunakan jasa taksi online nya.
2. Dalam proses produksi film Akad ada banyak divisi yang membantu
berjalannya produksi, salah satunya adalah divisi casting, divisi casting ini
adalah salah satu divisi penting dalam pembuatan sebuah film, karena dari
sinilah bisa menentukan bagusnya suatu film. Tim Casting adalah Orang yang
menemukan talent dan aktor, menemukan talent melalui audisi, dan
melakukan negosiasi untuk jasa aktor dan klien. Posisi seorang casting
director memang sangat menentukan dalam pemilihan pemeran, pemain yang
dianggap pas yang bisa menyampaikan isi dari cerita film dan pesan moral
kepada penonton, ketika seorang aktor atau aktris dianggap pas dan sukses
membawakan karakternya, maka disitulah kepuasan tim casting. Pengarah
peran biasanya dipekerjakan oleh produser film untuk merekomendasikan
aktor atau aktris yang sesuai dalam tokoh film tersebut, lalu mengaudisinya,
sebelum tahapan itu, mereka harus membaca skenario dan berdiskusi dengan
sutradara mengenai aktor yang diharapkan, setelah itu barulah membuat
daftar calon pemeran, lalu mengaudisinya.

30
31

6.2 Saran
Selama praktik kerja Lapangan (PKL) berlangsung penulis memberikan
beberapa masukan untuk divisi casting dalam produksi film Akad, yaitu:
1. Divisi casting harus lebih teliti dalam melakukan pekerjaan agar tidak terjadi
kesalahan dalam produksi program acara yang terkait.
2. Divisi casting harus lebih sering berkomunikasi dengan anggota tim lainnya,
lebih bersosialisasi lagi antar sesama anggota tim agar semakin kompak dan
bisa saling bertukar ide dan gagasan.

Secara keseluruhan tidak terlalu banyak kendala yang dihadapi oleh


penulis selama melakukan praktik kerja lapangan (PKL) di PT. E Motion
Entertainment khususnya dalam produksi film Akad.
32

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. (2007). Komunikasi Massa suatu pengantar. Bandung.

Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja.

Djamal, Hidajanto dan Fachruddin Andi. 2011. Dasar-Dasar Peyiaran (Sejarah,


Organisasi, Operasional, dan Regulasi). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Effendy, Onong Uchjana. (2006). Ilmu komunikasi Teori dan Praktik. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Latief, Rusman dan Yusiatie Utud. (2017). Kreatif siaran televisi Hard news, soft
news, drama, nondrama dan Iklan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Morissan.(2010). Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Penada Media


Group.

Romli, K. (2017), Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo

Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus


Teknologi Komunikasi di masyarakat, Jakarta : Kencana pernada MediaGroup

Astrid Susanto,. 1982. Komunikasi Massa I. Bandung: Bina Cipta.

Sumber Lain :
http://new.e-motion.co.id/
http://komunikasi.uinsgd.ac.id/pengertian-media-massa/
https://www.coursehero.com/file/p7h2fti/Pengertian-komunikasi-menurut-Onong-
Uchjana-Effendy-adalah-11-Teknik-dan-proses/Widarmanto,
33

LAMPIRAN
FOTO DOKUMENTASI SAAT MELAKSANAKAN PKL
34

Lampiran 5 Contoh Breakdown script yang dibuat oleh penulis


35

Sumber: Penulis tahun 2019


Lampiran 6 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
No. Hari, Tanggal Uraian Pekerjaan Waktu
1. Selasa, 18 Juni 2019 - Perkenalan dengan 14.00 – 22.00 WIB
anggota tim casting
- Menjadi juru kamera
saat casting
- Perkenalan dengan
pembimbing Praktik
Kerja Lapangan (PKL)
2. Rabu, 19 Juni 2019 - Mempersiapkan alat 11.00 – 18.00 WIB
untuk casting
diruangan casting
- Melaksanakan casting
- Menjadi juru kamera
saat casting
3. Kamis, 20 Juni 2019 - Membuat data casting 09.00 – 15.00 WIB
- Menjadi juru kamera
saat casting
- Sunting video dan foto
- Melaksanakan casting
4. Jumat, 21 Juni 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 17.00 WIB
saat casting
- Sunting foto dan video
- Membuat data
breakdown talent,
breakdown budget
5. Sabtu, 22 Juni 2019 - Menjadi juru kamera 13.00 – 17.00 WIB
saat casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
6. Senin, 24 Juni 2019 - Menjadi juru kamera 10.00 – 17.00 WIB
36

saat casting
- Membuat power point
kandidat pemeran
- Melaksanakan casting
- Sunting video hasil
casting
7. Selasa, 25 Juni 2019 - Menjadi juru kamera 10.00 – 17.00
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting video hasil
casting
- Membuat data
breakdown talent
8. Rabu, 26 Juni 2018 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting video hasil
casting
9. Kamis, 27 Juni 2019 - Menjadi juru kamera 08.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting video hasil
casting
10. Jum’at, 28 Juni 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
11. Senin, 1 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 09.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
37

hasil casting
12. Selasa, 2 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 10.00 – 17.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
13. Rabu, 3 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 16.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
14. Kamis, 4 Juli 2019 - Libur
15. Jumat, 5 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 10.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
16. Senin, 8 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
17. Selasa, 9 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
18. Rabu, 10 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 17.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
38

19. Kamis, 11 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 13.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
20. Jumat, 12 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 14.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
21. Senin, 15 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
22. Selasa, 16 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
23. Rabu, 17 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 09.00 – 16.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
24. Kamis, 18 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 13.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
25. Jumat, 19 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 14.00 – 18.00 WIB
saat casting
39

- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
26. Senin, 22 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
27. Selasa, 23 juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 19.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
28. Rabu, 24 Juli 2019 - Libur
29. Kamis, 25 Juli 2019 - Libur

30. Jumat, 26 Juli 2019 - Libur


31. Senin, 29 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
32. Selasa, 30 Juli 2019 - Libur
33. Rabu, 31 Juli 2019 - Menjadi juru kamera 13.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Breakdown Talent,
breakdown script
34. Kamis, 1 Agustus 2019 - Menjadi juru kamera 09.00 – 17.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
35. Jumat, 2 Agustus 2019 - Menjadi juru kamera 14.00 – 18.00 WIB
40

saat casting
- Melaksanakan casting
36. Senin, 5 Agustus 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
37. Selasa, 6 Agustus 2019 - Menjadi juru kamera 13.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting
38. Rabu, 7 Agustus 2019 - Menjadi juru kamera 11.00 – 18.00 WIB
saat casting
- Melaksanakan casting
- Sunting foto dan video
hasil casting

Sumber: Penulis tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai