Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


MANAJEMEN KOMUNIKASI

KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM DIVISI


SEKRETARIAT DI BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA
BOGOR
Jl. Pemuda No. 31 – Kota Bogor 16162

Disusun Oleh:

Santhi Kartika
0441 16 081

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2019
i
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat diberi kesempatan untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas
akhir dalam bentuk laporan Praktek Kerja Lapangan yang merupakan syarat bagi
penulis untuk membuat skripsi, dimana skripsi merupakan syarat untuk mendapatkan
gelar S1.

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun berdasarkan apa yang dikerjakan
oleh penulis pada saat melakukan kegiatan PKL di Badan Pendapatan Daerah Kota
Bogor yang dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2019 sampai 30 Agustus 2019.

Penulis menyadari bahwa laporan PKL ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan yang membutuhkan saran masukan yang dapat membuat laporan ini
lebih sempurna lagi. Untuk itu penulis tidak lupa untuk mengucapkan banyak Terima
Kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan do’a, dukungan, dan semangat yang tiada
henti untuk penulis selama melaksanakan kegiatan PKL.
2. Dr. Agnes Setyowati H, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Budaya Universitas Pakuan.
3. Muslim, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan.
4. Dini Valdiani M.Si., dosen koordinator Praktik Kerja Lapangan Ilmu Komunikasi di
Universitas Pakuan Bogor yang telah memberikan arahan dan nasihat untuk Praktik
Kerja Lapngan sehingga penulis dapat melaksanakan PKL dengan baik.
5. Diana Amaliasari, M.Si., selaku Wali Dosen konsentrasi Manajemen Komunikasi.
6. Intan Trikusumaningtias, M. Ikom., selaku dosen pembimbing yang sangat baik dan
sabar dalam membimbing penulis pada saat bimbingan dan memberikan banyak
masukan untuk penulis.
7. Dr. Dwi Rini S. Firdaus, SP. M. Comn., selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak masukan yang membangun untuk penulis.

iii
8. Bapak R. An’an Andri Hikmat, SR.AP., MM, Plt Kepala dinas Badan Pendapatan
Daerah Kota Bogor yang sudah menerima dan mengizinkan saya untuk dapat
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor .
9. Bapak Zulkifli Darusalam, yang bekerja pada divisi sekretariat yang telah menerima
dan mengizinkan saya melaksanakan kegiatan PKL di bagiannya yaitu tata usaha dan
memberikan pengarahan maupun pembelajaran selama saya PKL dibagiannya. Serta
memberikan pelajaran sehari-hari selama PKL sehingga saya dapat melakukan PKL
dengan baik.
10. Mochamad Yoga, kekasih hati yang selalu mau membantu menyelesaikan kesulitan
dalam membuat laporan PKL.
11. Anggi, Devi, dan Elsa, Nabil, Eka selaku teman-teman PKL yang menemani saya
selama melakukan kegiatan PKL di BAPENDA Kota Bogor.
12. Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil selama penulis menjalankan kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang
tidak bisa disebutkan satu per satu.

Atas segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis selama
ini, semoga Allah SWT memberikan balasan amal yang berlipat. Penulis menyadari
bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam laporan PKL ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun menyempurnakan
laporan ini. Penulis juga berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Bogor, 30 Agustus 2019

Santhi Kartika

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang................................................................................................ 1


1.2. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan (PKL) ............................................. 4
1.3. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) .......................................................... 4

1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 4


1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................... 5
1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) ........................................................ 5
1.4.1 Bagi Mahasiswa .................................................................................... 5
1.4.2 Bagi Universitas Pakuan ....................................................................... 6
1.4.3 Bagi Instansi/Perusahaan....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Komunikasi .................................................................................. 7
2.2 Manajemen Komunikasi ................................................................................. 9
2.3 Pengertian Organisasi ...................................................................................... 10
2.4 Komunikasi Organisasi ................................................................................... 10
2.5 Fungsi Komunikasi Organisasi ....................................................................... 11

v
2.6 Aliran Komunikasi Dalam Sebuah Organisasi................................................ 12
BAB III GAMBARAN UMUM BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA
BOGOR
3.1. Sejarah Perusahaan dan Visi & Misi Badan Pendapatan Daerah ................... 15
3.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ........................................................... 16
3.3.Sumber Daya Manusia .................................................................................... 21
3.4. Sarana dan Prasarana ...................................................................................... 21
3.5. Logo Lembaga Pemerintahan Kota Bogor ..................................................... 22
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
4.1. Bentuk Kegiatan PKL .................................................................................... 24
4.2. Prosedur Kerja PKL ....................................................................................... 26
4.3. Kendala dan Penyelesaian .............................................................................. 26
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Komunikasi Organisasi Dalam Divisi Sekretariat di Badan Pendapatan
Daerah Kota Bogor .......................................................................................... 28
5.2 Hambatan Komunikasi Organisasi Dalam Divisi Sekretariat di Badan
Pendapatan Daerah Kota Bogor ....................................................................... 30
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan...................................................................................................... 31
6.2 Saran ............................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 33
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 34

vi
DAFTAR GAMBAR

3.1 Struktur Organisasi ..................................................................................................... 17


3.2 Logo Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor ............................................................. 22

vii
DAFTAR TABEL

3.1 Data Pegawai Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor ................................................ 21

viii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Agenda Harian Praktik Kerja Lapangan ................................................ 35


LAMPIRAN 2 : Pekerjaan penulis dalam membuat surat disposisi ................................. 38
LAMPIRAN 3 : Surat keputusan NPWPD ....................................................................... 39
LAMPIRAN 4 : Foto di Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor .................................... 40
LAMPIRAN 5 : Menuliskan nomer pada surat keluar ..................................................... 41
LAMPIRAN 6 : Foto bersama staf sekretariat umum ...................................................... 42
LAMPIRAN 7 : Foto bersama teman Praktik Kerja Lapangan ........................................ 43
LAMPIRAN 8 : Ruang sekretariat .................................................................................... 44

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PKL

Perkembangan zaman terus menerus mengalami peningkatan secara


pesat dalam berbagai bidang seperti pengetahuan dan teknologi. Persaingan
dalam dunia kerja pun juga kini semakin besar. Peran pendidikan pun sangat
mendukung segala aspek yang diperlukan untuk menghadapi persaingan
dalam dunia kerja. Namun hal ini dapat diperoleh apabila setiap orang mau
terus belajar untuk terus mengembangkan bakatnya.

Perguruan tinggi merupakan salah satu sebagai institusi pendidikan


yang memiliki peran sangat besar dalam upaya pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM) dan peningkatan daya saing bangsa. Setiap sekolah atau
perguruan tinggi diharapkan akan dapat menghasilkan lulusan yang mampu
bersaing dan bertahan dalam dunia kerja.

Sumber daya manusia merupakan model utama dalam suatu organisasi,


oleh karena itu kualitas tenaga kerja harus dikembangkan dengan baik. Jadi,
perusahaan atau instansi diharapkan bisa memberikan kesempatan pada
mahasiswa untuk dapat lebih mengenal dunia kerja secara langsung dengan
cara menerima mahasiswa yang ingin melakukan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan. Hal ini berarti, setiap lulusan harus memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap profesional yang baik. Dengan adanya Praktik Kerja
Lapangan, mahasiswa akan mengetahui keterampilan dan pengetahuan yang
perlu dikembangkan dan perlu dipertahankan. Praktik Kerja Lapangan
merupakan sarana penting bagi pengembangan diri dalam dunia kerja yang
nyata. Jadi kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dapat memberikan kontribusi
yang berarti bagi perkembangan mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebaik-
baiknya sebelum memasuki dunia kerja.

1
2

Praktik Kerja Lapangan bagi perusahaan adalah seorang mahasiswa


dapat belajar lebih dalam arti dari suatu pekerjaan dan menguasai teori-teori
yang ada pada perusahaan. Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan pada akhir
semester VI (enam) dan setelah itu mahasiswa diwajibkan untuk membuat
laporan terkait dengan bagaimana kegiatan mahasiswa di tempat PKL tersebut.

Kegiatan selama PKL diharapkan dapat dijalankan dengan baik sesuai


kemampuan mahasiswa selama mengikuti perkuliahan di Universitas Pakuan
Bogor. Salah satunya mata kuliah yang mempelajari tentang interaksi sosial.
Komunikasi berhubungan dengan ilmu sosial yang meliputi komunikasi
intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi
masa, komunikasi publik, komunikaasi organisasi, komunikasi antarbudaya.
Seseorang dapat melihat, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Kegiatan
komunikasi sangat diperlukan dalam bekerja agar dapat mengetahui maksud,
tujuan, permasalahan–permasalahan, serta dapat memberikan solusi yang
tepat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam suatu perusahaan.

Mahasiswa diberi kebebasan oleh fakultas untuk memilih sendiri


perusahaannya dalam melaksanakan kegiatan PKL. Waktu pelaksanaan dan
lamanya PKL merupakan kebijakan dari perusahaan yang dipilih oleh
mahasiswa. Oleh karena itu penulis memilih Badan Pendapatan Daerah Kota
Bogor sebagai tempat pelaksanaan PKL, dan penulis ditempatkan di pada
bagian sekretariat yang bertugas dalam melayani tamu dan menangani surat
masuk untuk diberikan kepada pimpinan & surat keluar untuk diberikan ke
instansi lain di Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor. Pada divisi ini peran
komunikasi organisasi sangat dibutuhkan, karena divisi ini adalah satu bagian
tempat dimana pengelolaan infomasi dan komunikasi yang terjadi antara
komunikator dan komunikan berinteraksi antara sesama pegawai dan
membangun relasi yang baik sebagai salah satu bentuk komunikasi organisasi.

Badan Pendapatan Daerah merupakan suatu instansi atau organisasi


yang bernaung dibawah Pemerintahan Kota Bogor yang melayani masyarakat
3

dalam hal perpajakan. Dalam pelaksanaan tugasnya Badan Pendapatan Daerah


menyelenggarakan fungsi dengan melayani masyarakat dalam penyusunan
program kegiatan untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

Penulis tertarik untuk mengetahui komunikasi organisasi yang ada di


dalam Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor. Badan Pendapatan Daerah Kota
Bogor mempunyai beberapa divisi yang memiliki tanggung jawab pada setiap
tugasnya. Setiap divisi harus memiliki komunikasi organisasi untuk
melaksanakan tugasnya. Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi
merupakan hubungan antara individu-individu organisasi yaitu hubungan
antara semua orang yang ada dalam organisasi baik atasan maupun bawahan.
Komunikasi tersebut bisa terjadi secara horizontal (antara sesama karyawan)
dan komunikasi secara vertikal (antara atasan dengan bawahan). Namun disini
penulis hanya akan fokus pada pembahasan komunikasi vertikal, yaitu
bawahah ke atasan dan atasan ke bawahan. Dalam organisasi, para karyawan
terbagi menjadi beberapa tingkatan manajemen yang didalamnya terjadi
komunikasi dari atasan kepada bawahan, dari bawahan kepada atasan, dan
antara semua karyawan baik yang satu divisi maupun berbeda divisi.
Diantaranya orang tersebut saling terjadi pertukaran pesan atau informasi
melalui jaringan komunikasi informal maupun komunikasi formal.

Sesuai uraian diatas penulis tertarik untuk melaksanakan PKL yang


merupakan salah satu kurikulum yang ditempuh oleh mahasiswa dan
merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program studi
ilmu komunikasi di Universitas Pakuan Bogor. Penulis melakukan Praktik
Kerja Lapagan di Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor yang beralamat di
jalan Pemuda no. 31 Kota Bogor 16162. Oleh karena itu, berdasarkan uraian
di atas, maka penulis mengambil judul laporan tentang “Komunikasi
Organisasi Dalam Divisi Sekretariat Di Badan Pendapatan Daerah Kota
Bogor.”
4

1.2. Ruang Lingkup PKL

Penulis berkesempatan melaksanakan PKL di Badan Pendapatan


Daerah Kota Bogor sealama 2 bulan yaitu mulai 8 Juli 2019 sampai 30
Agustus 2019. Penulis ditempatkan di divisi Sekretariat khususnya pada
bidang Tata Usaha Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor.
Penulis berkesempatan untuk mempelajari bagaimana menjadi seorang
kepengurusan kepegawaian, tugas penulis adalah melakukan kebutuhan yang
dibutuhkan karyawan di BAPENDA Kota Bogor. Contohnya seperti fotocopy
surat, melakukan cap stempel perusahaan pada setiap berkas wajib pajak,
mencatat berkas masuk dan keluar pada buku agenda dan buku ekspedisi, dan
membuat surat disposisi. Jenis kegiatan atau pekerjaan pada bagian ini yaitu
melayani tamu yang datang dan menangani surat masuk untuk dibuatkan surat
disposisi yang akan diberikan kepada pimpinan perusahaan (kepala badan).
Sesuai penjelasan di atas maka dapat dilihat secara umum bagian
Sekretariat ini bertugas untuk melayani tamu dan membuat surat disposisi
dimana kegiatan komunikasi secara langsung dan tidak langsung terjadi.

1.3 Tujuan PKL


1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum program Praktik Kerja Lapangan ini memiliki
tujuan umum yaitu, menambah wawasan, memperoleh keterampilan
dalam penguasaan pekerjaan, sehingga menambah pengalaman dalam
persiapan untuk terjun langsung ke dunia kerja, dan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar strata-1 adalah sebagai berikut:
1. Memperkenalkan kepada mahasiswa secara langsung situasi kerja
yang sebenarnya sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan
pekerjaan yang akan dihadapi.
2. Mendapatkan pengalaman dalam bekerja sehingga suatu saat nanti
terbiasa ketika masuk di dunia kerja.
5

1.3.2 Tujuan Khusus


Selain tujuan umum Praktik Kerja Lapangan juga memiliki
tujuan khusus dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Badan
Pendapatan Daerah Kota Bogor di antaranya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui komunikasi organisasi divisi Sekretariat di
Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor.
2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang terjadi pada divisi
sekretariat di Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor.

1.4 Manfaat PKL


1.4.1 Bagi Mahasiswa

Manfaat PKL bagi mahasiswa adalah sebagai berikut:


1. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna
bagi mahasiswa apabila telah menyelesaikan perkuliahannya,
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
2. Menambah pengalaman dan keterampilan mahasiswa sebagai bekal
untuk memasuki dunia kerja.

1.4.2 Bagi Universitas Pakuan Bogor

Manfaat bagi Universitas Pakuan Bogor yaitu:


1. Menjalin dan meningkatkan kerja sama antara Universitas Pakuan
dengan Instansi.
2. Memperkenalkan Universitas Pakuan di bidang Dinas
Kepemerintahan.
3. Mengetahui kemampuan mahasiswa dan menjadikannya tolak ukur
terhadap pendidikan yang telah diberikan.
6

1.4.3 Bagi Perusahaan

Manfaat bagi Instansi/Lembaga yaitu :


1. Membantu Instansi/Lembaga dalam menyelesaikan tugas sehari-
hari selama Praktik Kerja Lapangan.
2. Dapat memberikan kontribusi dan dapat membantu penyelesaian
studi kasus di lapangan sesuai dengan konsentrasi yang ditempuh.
3. Laporan PKL mahasiswa dapat dijadikan bahan audit bagi
perusahaan/instansi yang bersangkutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi


Hovland dalam Effendy (2009 : 10), Ilmu Komunikasi adalah upaya yang
sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap.
Definisi Hovland itu menunjukan bahwa yang menjadi objek studi ilmu
komunikasi bukan saja penyampaian informasi melainkan juga pembentukan
pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam
kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang sangat penting
bahkan secara khusus. Hovland mengartikan komunikasi itu sendiri adalah proses
mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modly the behavior of
other individuals). Akan tetapi hal tersebut hanya dapat terjadi apabila komunikasi
yang dilakukan bersifat komunikatif. Untuk lebih jelasnya, paradigma yang
dikemukakan Laswell dalam Effendy (2009:10), komunikasi harus meliputi
Komunikator, Pesan, Media, Komunikan, Efek. Kelima unsur tersebut sebenarnya
didasari dari pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect”.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain, jadi dalam pengertian ini yang
terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Lasswell mengatakan bahwa cara yang
baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai
berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigm
Lasswell tersebut menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai
jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/media apa?)

7
8

4. Komunikan (kepada siapa?)


5. Efek (dengan dampak/efek apa? Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut,
secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk
pesan dan menyampaikan melalui suatu saluran tertentu kepada pihak
penerima yang menimbulkan efek tertentu.
Shannon dan Weaver dalam Cangara (2012 : 22-23) berpendapat bahwa
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi
satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk
komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,
lukisan, seni, dan teknologi. Dari beberapa pengertian komunikasi yang telah
dikemukakan diatas, maka bisa dikatakan bahwa suatu proses komunikasi tidak akan
dapat berlangsung tanpa disukung oleh adanya pengirim (source), pesan (message),
saluran/media (channel), penerima (receiver), dan akibat/pengaruh (effect). Kelima
hal inilah yang kemudian disebut sebagai unsur-unsur komunikasi, bisa juga disebut
komponen atau elemen komunikasi.
Banyaknya pengertian komunikasi yang didefinisikan oleh banyak ahli, jika
dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada
tindakan oleh satu atau lebih orang yang mengirim dan menerima pesan yang
terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai
pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Proses komunikasi menurut Devito dalam Suprapto (2009:110) adalah setiap
langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunika.
Komunikasi adalah sebuah proses, sebuah kegiatan yang berlangsung kontinu.
Mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Hal tersebut dimaksudkan bahwa
komunikasi beraksi ada bereaksi sebagai satu ketentuan dan keseluruhan.
Dalam setiap transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan elemen
lain. Artinya, elemen-elemen komunikasi saling bergantung, tidak pernah independen,
masing-masing komponen saling mengait dengan komponen yang lain.
1. Langkah pertama, ide/gagasan diciptakan oleh sumber/komunikator.
9

2. Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian dialih bentukan


menjadi lambing-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat di
kirim.
3. Langkah ketiga, pesan yang telah diproses menjadi data selanjutnya
dikirimkan melalui saluran/media yang sesuai dengan pesan tersebut.
4. Langkah ke empat, penerima menafsirkan maksud pesan tersebut.
5. Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil diproses menjadi data,
khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator.

2.2 Manajemen Komunikasi


Manajemen komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengoordinasian, dan pengontrolan penyampaian pesan dari satu
pihak, kepada pihak lain untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien agar
terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya (Abidin, 2015:132).
Harry Irwin mendefinisikan manajemen komunikasi sebagai suatu proses
yang menggunakan manusia, keuangan, dan sumber teknik yang berfungsi
membentuk komunikasi antarperusahaan dan antara perusahaan dengan publiknya
(Soedarsono, 2014: 46). Konsep manajemen itu sendiri, diartikan sebagai suatu
proses yang menunjukkan bahwa aktivitas harus dilakukan secara terstruktur dan
sistematis. Dalam hal ini, aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas komunikasi.
Fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam manajemen, yaitu suatu proses dari
tindakan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut (Cangara, 2013:63).
1. Perencanaan (Planning) yang mana merupakan proses untuk menentukan
tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah yang harus diambil untuk
mencapainya.
2. Pengorganisasian (organizing) yang mana merupakan proses pemberian tugas,
pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinasi
kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana.
3. Penyusunan (staffing) yang mana merupakan penentuan dan persyaratan
personel yang di pekerjakan,menarik dan memilih calon karyawan,
10

menentukan job description (pembagian tugas) dan persyaratan teknis suatu


pekerjaan. Penilaian dan pelatihan termasuk pengembangan kualitas dan
kuantitas karyawan.
4. Pengarahan (leading) yang mana merupakan proses untuk menumbuhkan
semangat pada karyawan supaya bekerja giat membimbing mereka
melaksanakan rencana dalam mencapai tujuan.
5. Pengawasan (controlling) yang mana merupakan fungsi terakhir manajemen
ini mencakup persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas hasil kerja.

2.3 Pengertian Organisasi


Everett M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization,
mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian
tugas. Dari definisi sederhana ini dapat ditemukan adanya berbagai faktor yang dapat
menimbulkan organisasi, yaitu orang-orang, kerjasama, dan tujuan tertentu. Berbagai
faktor tersebut tidak dapat saling lepas berdiri sendiri, melainkan saling kait dan
merupakan suatu kebulatan. Maka dalam pengertian organisasi digunakan sebutan
sistem yang berarti kebulatan dari berbagai faktor yang terikat oleh berbagai asas
tertentu. Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari
organisai bekerja dengan semestinya dan tidak menganggu bagian lainya. Tanpa
koordinasi akan menyulitkan organisasi itu untuk berfungsi dengan baik.

2.4 Komunikasi Organisasi


Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting namun juga kompleks
dalam kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang
dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak
dikenal sama sekali (Morissan, 2013:1)
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu
communicatus yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Kata sifatnya
communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Dengan demikian komunikasi
11

menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang
bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan (Fajar, 2009:31)
Mengenai organisasi, salah satu definisi menyebutkan bahwa organisasi
merupakan satu kumpulan atau sistem individual yang melalui satu hirarki jenjang
dan pembagian kerja, berupa mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dengan landasan konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana yang
diuraikan, komunikasi organisasi menurut Gold Halber yaitu arus pesan dalam suatu
jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of
message within a network of interdependent relationship).
Pengertian komunikasi organisasi dalam buku “komunikasi organisasi strategi
meningkatkan kinerja perusahaan” adalah perilaku perorganisasian yang terjadi dan
bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna
atas apa yang sedang terjadi. (Pace & Faules, 2006:33)
Redding dan Sanborn dalam (Arni, 2009 : 67) mendefinisikan komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang
kompleks. Termasuk dengan bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan
manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward, komunikasi upward,
dan lain-lain.

2.5 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi


Bungin dalam Rosmawati (2010:101) yang mengutip pendapat Sendjaja, ada
empat fungsi komunikasi dalam organisasi, yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi Informatif
Komunikasi digunakan sebagai upaya untuk menyampaikan informasi
sebanyak mungkin kepada semua anggota organisasi, agar semua anggota
tahu dan dapat melaksanakan pekerjaannya masing-masing, dan sebagai
informasi utuk membuat suatu kebijakan dan putusan organisasi.
b. Fungsi Regulatif
Pesan-pesan regulatif lebih berfungsi sebagai upaya untuk mengatur dan
mengendalikan semua anggota organisasi, mulai dari tingkatan pimpinan
12

sampai bawahan serta sebagai upaya untuk memberikan instruksi atau


perintah maupun larangan yang semuanya berorientasi pada tugas atau
pekerjaan. oleh karena itu, pesan-pesan regulatif sangat berkaitan dengan
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan diberlakukan dalam organisasi.
c. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur, mengendalikan dan mengoperasionalkan organisasi bukan
hanya dibutuhkan jabatan dan kekuasaan atau kewenangan, juga dibutuhkna
kemampuan dalam mempersuasif, sehingga setiap anggota organisasi tidak
hanya menjadi seorang pekerja rutinitas biasa, tetapi juga akan menjadi
anggota organisasi yang memiliki “sentiment keanggotaan” dan “loyalitas”
yang tinggi. Teknik komunikasi persuasif ini bukan hanya digunakan oleh
para pimpinan organisasi, tetapi juga digunakan oleh semua anggota
organisasi, tentunya dengan latar belakang kepentingan masing-masing.

2.6 Aliran Komunikasi Dalam Sebuah Organisasi


Pace & Faules (2006: 183-184) menyatakan bahwa dalam komunikasi
organisasi berbicara tentang informasi yang pindah secara formal dari seseorang yang
otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah (komunikasi
ke bawah), informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah
kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi (komunikasi ke atas), informasi yang
bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya
(komunikasi horisontal), atau informasi yang bergerak diantara orang-orang dan
jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan yang lainnya
dan mereka menempati bagian fugsional yang berbeda (komunikasi lintas saluran).
1. Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang otoritasnya
lebih rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari
manajemen kepada pegawai; namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan
ada pada kelompok manajemen.
13

2. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih
tinggi. Semua pegawai dalam sebuah organisasi, kecuali mungkin mereka
yang menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi keatas –yaitu, setiap
bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau meminta informasi atau
member informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi daripada
dia. Suatu permohonan atau komentar yang diarahkan kepada individu yang
otoritasnya lebih besar, lebih tinggi, atau lebih luas merupakan esensi
komunikasi keatas.
3. Komunikasi Horisontal
Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian infromasi diantara rekan-
rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-
individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi
dan mempunyai atasan yang sama.
4. Komunikasi Lintas-saluran
Dalam kebanyakan organisasi, muncul keinginan pegawai untuk berbagi
informasi melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak
menduduki posisi atasan maupun bawahan mereka. Misalnya, bagianbagian
seperti teknik, penelitian, akunting, dan personalia mengumpulkan data,
laporan, rencana persiapan, kegiatan koordinasi, dan memberi nasehat kepada
manajer mengenai pekerjaan pegawai di semua bagian organisasi. Mereka
melintasi jalur fungsional dan berkomunikasi dengan orang-orang yang
diawasi dan yang mengawasi tetapi bukan atasan atau bawahan mereka.
Mereka tidak memiliki otoritas lini untuk mengarahkan orang-orang yang
berkomunikasi dengan mereka dan terutama harus mempromosikan gagasan-
gagasan mereka. Namun, mereka memiliki mobilitas tinggi dalam organisasi;
mereka dapat mengunjungi bagian lain atau meninggalkan kantor mereka
hanya untuk terlibat dalam komunikasi informal.
BAB III

GAMBARAN UMUM BAPENDA KOTA BOGOR

3.1 Sejarah Perusahaan


Pada tahun 1962 terbentuk Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor yang
pada saat itu bernama Dinas Perpajakan.Kegiatannya masih terbatas pada
Kegiatan Sub Bagian Keuangan Sekretariat Kotamadya DT.II Bogor yang
terletak di Jalan Merdeka Bogor. Pada tahun 1979 mengacu pada Peraturan
Daerah Kotamadya Bogor Nomor 2 Tahun 1979 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya DT. II Bogor terbentuk
Dinas Pendapatan dan Perpajakan yang berlokasi di Jalan Suryakencana No.
162 Bogor. Dasar kerja dinas pendapatan saat itu adalah Manual Administrasi
Pendapatan Daerah (MAPENDA) dan Manual Pendapatan Daerah
(MAPATDA).
Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 973-442
tanggal 26 Mei 1988 tentang Prosedur Perpajakan dan Retribusi Daerah
Tingkat II Bogor, Pemerintah Kotamadya DT. II Bogor menerbitkan Surat
Keputusan Walikotamadya DT. II Bogor tanggal 1 Agustus 1988 tentang
Prosedur Perpajakan dan Retribusi Daerah di Kotamadya DT. II Bogor.
Pada tahun 1990 melalui Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1990
tanggal 10 Agustus 1990 terbentuk Struktur Organisasi Dinas Pendapatan
Daerah. Pada tanggal 3 Juni 1996 kantor Dinas Pendapatan Daerah pindah ke
Jalan Kapten Muslihat No. 21. Sejak 3 Februari 2004 sampai sekarang Dinas
Pendapatan Daerah Kota Bogor berlokasi di Jalan Pemuda No. 31 Bogor.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah, Kota Bogor telah menerbitkan Peraturan Daerah Kota
Bogor Nomor 13 Tahun 2008 tanggal 26 September 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kota Bogor. Melalui Peraturan Daerah tersebut Dinas
Pendapatan Daerah Kota Bogor berubah menjadi Dinas Pendapatan,

14
15

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Bogor. Pada tahun
2011 mengacu kepada Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010
tanggal 24 Agustus 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota. Bogor
dipisah menjadi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor dan Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bogor.
Pada tahun 2017 mengacu pada Keputusan Walikota No. 7 tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor, maka
Dinas Pendapatan Daerah mengganti nama menjadi Badan Pendapatan
Daerah. Adapun pejabat yang pernah menduduki jabatan sebagai Kepala
Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor sejak tahun 1962 sampai sekarang
adalah sebagai berikut :
1. H. Soepriya (1962-1973)
2. H. Ahmad Adroi Syuti, BA (1973-1978)
3. Drs. Usman Zakaria (1978-1985)
4. H. Daslim Saibi, SH (1985-1990)
5. Drs. Tasbi Hadi (1990-1996)
6. Drs. Taman Ketaren (1996-1999)
7. Drs. H. M. Djumala (1999 - 2001)
8. H. Bambang Gunawan S., SH. MSi (2001 - 2006)
9. Dra. Hj. Fetty Qondarsyah, MSi (2006 - 2008)
10. Drs. Arif Mustofa Budiyanto, MM (2008 - 2009)
11. H. Bambang Hermanto, SH (2010 - 2011)
12. H. Denny Mulyadi, SE (2011 -2014)
13. Daud Nedo Darenoh, SE (2014 - 2018)
14. (Plt Kepala) R. An’an Andri Hikmat, SR.AP.,MM (2018)

Sejalan dengan penataan organisasi yang mengacu kepada Peraturan


Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Kota Bogor
telah menjabarkan melalui Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 4 Tahun 2014
16

tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Organisasi Perangkat Daerah.

Adapun Visi dan Misi Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor adalah sebagai
berikut :

Visi

“Menjadi Lembaga yang amanah, transparan dan professional dalam


pelayanan pajak daerah.”

Misi

1. Meningkatkan Penerimaan Daerah dari sektor Pendapatan Pajak Daerah.


2. Meningkatkan kualitas pelayanan prima dalam pelayanan pajak daerah.

3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Sejalan dengan penataan organisasi yang mengacu kepada Peraturan


Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Kota Bogor
telah menjabarkan melalui Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 tentang Organisasi
Perangkat Daerah, secara garis besar Struktur dan Organisasi Badan Pendapatan
Daerah Kota Bogor adalah sebagai berikut : (Gambar 3.1)

Sumber: Data Perusahaan BAPENDA


17

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Sumber: (https://bapenda.kotabogor.go.id/)

Peraturan Walikota Bogor Nomor 85 tahun 2016 tentang Uraian Tugas dan
Fungsi Serta Tata Kerja Jabatan Struktural di Lingkungan Badan Pendapatan Daerah,
adalah sebagai berikut:

1. Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor. Bertugas sebagai berikut :


a. Memimpin pelaksanaan tugas Badan Pendapatan Daerah yang meliputi
Sekretariat, Bidang Pendataan dan Pelayanan, Bidang Penetapan dan
Pengolahan Data, dan Penagihan dan Pengendalian;
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan;
c. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pajak
daerah;
2. Sekretaris, membawahi:
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
18

1) Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan surat-menyurat, kearsipan, dan


kerumah tanggaan antara lain urusan protokol, pengaturan penerimaan
tamu, layanan kehumasan, rapat dan perjalanan pimpinan serta akomodasi;
2) Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD),
Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (RKPBMD) dan
pengadaan barang dan/jasa lingkup Badan;
3) Melaksanakan perencanaan kebutuhan SDM melalui usulan penyediaan,
pemanfaatan, pendayagunaan, pengembangan dan peningkatan kapasitas;
4) Melaksanakan anlisis kebutuhan jabatan, analisis kebutuhan pendidikan
dan pelatihan aparatur pemungut pajak, standar kompetensi aparatur
pemungut pajak, fasilitasi pengiriman pendidikan dan pelatihan,
bimbingan teknis, tugas belajar, izin belajar, dan lainnya;
b. Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan
1) Melaksanakan pengeloaan administrasi Penerimaan Pendapatan;
2) Melaksanakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan/neraca Badan;
3) Mengelola gaji dan tunjangan pegawai;
4) Menyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP), Laporan Penyelenggara Pemerintah
Daerah (LPPD), dan laporan lainnya dilingkup Badan;
5) Melaksanakan koordinasi penyiapan bahan penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), menyusun Rencana
Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) Badan;
3. Bidang Pendataan dan Pelayanan, membawahi:
a. Sub Bidang Pelayanan dan Konsultasi
1) Melaksanakan pelayanan, konsultasi dan pengaduan pajak daerah;
2) Melaksanakan pengadministrasian dokumen dan berkas pelayanan pajak
daerah;
3) Mendistribusikan berkas pelayanan kepada bidang teknis;
b. Sub Bidang Pendataan, Penilaian PBB P2 dan BPHTB;
19

1) Melaksanakan evaluasi dan pemutakhiran data potensi PBB P2 dan


BPHTB
2) Melaksanakan fasilitasi pembinaan dan peningkatan kapasitas stake
holder yang berkaitan dengan pengelolaan PBB P2 dan BPHTB
3) Melaksanakan penilaian PBB P2;
c. Sub Bidang Pendataan Pajak Daerah Lainnya
1) Melaksanakan pendataan, penjaringan dan pemantauan potensi pajak
daerah selain PBB P2 dan BPHTB;
2) Melaksanakan pembentukan dan pemutahiran basis data Wajib Pajak
selain PBB P2 dan BPTHB;
3) Melaksanakan pengecekan lapangan untuk mengupulkan bahan, data dan
atau informasi sebagai dasar klarifikasi kepatuhan pembayaran pajak
daerah selain PBB P2 dan BPHTB;
4. Bidang Penetapan dan Pengolahan Data, membawahi:
c. Sub Bidang Penetapan dan Verifikasi
1) Melaksanakan perhitungan ketetapan pajak daerah official;
2) Melaksanakan pencetakan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT)
PBB P2, Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Tagihan Pajak
Daerah (STPD), (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar Tambahan (SKPDKBT), Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih
Bayar (SKPDLB), dan/atau Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Nihil;
3) Melaksanakan monitoring sistem informasi manajemen data transaksi
Wajib Pajak secara online;
b. Sub Bidang Analisa dan Pengembangan
1) Melaksanakan analisa kepatuhan wajib pajak;
2) Melaksanakan fasilitasi koordinasi perumusan rencana dan evaluasi
pendapatan;
3) Melaksanakan telaahan dan menyusun konsep tanggapan atas somasi,
pertanyaan, gugatan/banding pajak daerah, dan lain sejenisnya;
c. Sub Bidang Pembukuan dan Pengolahan Data
20

1) Melaksanakan perencanaan, pembuatan, pengembangan, pemeliharaan,


dan pengelolaan infrastruktur teknologi informasi daerah;
2) Melaksanakan perekaman data Wajib Pajak;

5. Bidang Penagihan dan Pengendalian, membawahi:


a. Sub Bidang Pengawasan dan Pemeriksaan
1) Melaksanakan pengawasan kepatuhan Wajib Pajak;
2) Mengindentifikasi pelanggaran perpajakan daerah;
3) Melaksanakan observasi dalam rangka pendalaman pelaksanaan
pemerinkasaan pajak daerah;
b. Sub Bidang Penyuluhan dan Keberatan
1) Melaksanakan penyuluhan dan bimbingan kepatuhan serta kebijakan
perpajakan daerah terhadap Wajib Pajak;
2) Melaksanakan bimbingan teknis peningkatan kapasitas petugas pajak
daerah;
3) Melaksanakan urusan keberatan dan pengurangan ketetapan pajak daerah;
c. Sub Bidang Penagihan dan Penegakan Sanksi
1) Melaksanakan penagihan piutang pajak daerah;
2) Melaksanakan penegakan sanksi daerah;
21

6. Kelompok Jabatan Fungsional


Tabel 3.1 Data Pegawai Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor
NO. Golongan Jabatan Jumlah
1 IV/b Kepala Badan 1 orang
2 IV/a Kepala Bidang / Kepala Bagian 3 orang
3 III/d Kepala Bidang / Kepala Bagian 5 orang
III/d Staf 1
4 III/d Kepala Bidang / Kepala Bagian 6
III/c Staf 5
5 III/b Staf 27
6 III/a Staf 11
7 II/d Staf 3
8 II/c Staf 23
9 II/b Staf 6
10 II/a Staf 3
11 I/d Staf 2
12 I/c Staf 1
13 Outsourching 36
Jumlah SDM 133 orang
Sumber: (Data Perusahaan BAPENDA)

3.3 Sumber Daya Manusia


Pada Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor mayoritas SDM sudah berstatus
sebagai Pegawai Negeri Sipil, namun ada pegawai outsourching dari pihak ketiga
yang ditempatkan di sub bagian pelayanan dan konsultasi. Berikut ini data pegawai
pada Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor : (Tabel 3.1)

3.4 Sarana dan Prasarana

Badan Pendapatan Daerah dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari


memiliki sarana dan prasarana yang membantu melakukan pekerjaan dengan efektif
dan efisien, diantaranya :
22

1. Gedung Kantor
2. Lahan Parkir
3. Lift
4. Ruang Rapat
5. Mushala
6. Mobil Dinas
7. Motor Dinas
8. Mobil keliling PBB atau untuk pembayaran pajak daerah
9. Peralatan kantor
10. Perlengkapan kantor
11. Persediaan ATK

3.5 Logo Lembaga Pemerintahan Kota Bogor

Makna logo lembaga adalah bentuk logo yang melambangkan ciri khas
yang ada di Kota Bogor.

Gambar 3.2 Logo Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor

(Sumber : http://Bapenda.kotabogor.go.id/)

Perbandingan tinggi dan lebar 5 : 4.

Terdapat warna-warna : emas, merah, biru dan hijau.


Arti tiap-tiap Lambang :
23

1. Kiri atas, Burung Garuda kuning emas merupakan Lambang Negara.


2. Kanan atas, di Kota Bogor terletak Istnana Bogor yang dinyatakan dengan
lukisan istana warna perak.
3. Kiri bawah, Kota Bogor, tak dapat dilepaskan dari bayangan Gunung Salak
dilukiskan dalam simbol gunun dengan empat buah puncaknya.
4. Kota Bogor adalah suatu pusaka dari Kerajaan Pajajaran, hal ini dilukiskan
dengan bentuk kujang. Dimana dari ke empat lambang itu menyiratkan arti
yang mendalam yaitu Peerintah Kota Bogor memegang peranan penting
dalam perjalanan Kota Bogor, dalam Pemerintahan Kota Bogor terdapat
berbagai Dinas salah satunya Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor yang
merupakan bentuk kerja yang mengatasnamakan Pemerintahan Kota Bogor.
BAB IV

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


4.1 Bentuk Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan adalah kegiatan yang diharuskan oleh


fakultas untuk pembekalan kepada mahasiswa guna menjadi penyeimbang teori dan
praktik pada perkuliahan maupun di instansi yang terkait. Pada tanggal 8 Juli 2019
sampai dengan 31 Agustus 2019, penulis melakukan praktik kerja lapangan (PKL) di
Bapenda di jalan Pemuda No. 31 – Kota Bogor 16162. (Lampiran 1 hal. 36)

Awalnya penulis mengajukan surat permohonan izin PKL selama dua bulan
dari Universitas Pakuan, kemudian penulis menyerahkan surat permohonan izin PKL
ke KESBANGPOL untuk mengajukan izin PKL di Badan Pendapatan Daerah Kota
Bogor. Kemudian penulis ke kantor Bapenda yang diterima langsung pada bagian
secretariat. Pada minggu pertama PKL penulis diberikan tugas untuk mengecek
tunggakan PBB P2. Adapun tugas-tugas yang diberikan kepada penulis selama
melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di BAPENDA Kota Bogor adalah:

1. Membuat Surat Disposisi


Penulis ditugaskan untuk membuat Surat Disposisi dari surat yang masuk
melalui aplikasi SIMARDi (Sistem Informasi Manajemen Arsip Dinamis).
Sebelum dibuat surat disposisi, penulis ditugaskan untuk scan surat masuk
yang disimpan pada folder berdasarkan tanggal. Surat yang masuk berupa
pengajuan permohonan bantuan dana, permohonan pengurangan pembayaran
PBB, Permohonan pengajuan PKL, permohonan kerjasama instansi, dan
sebagainya. Dalam membuat surat disposisi penulis ditugaskan untuk scan
surat masuk terlebih dahulu menggunakan alat scanner, setelah di scan isi
surat di input ke dalam aplikasi SIMARDi (Sistem Informasi Manajemen
Arsip Dinamis) untuk dibuatkan surat disposisi, setelah selesai, surat masuk
yang telah dibuatkan surat disposisi kemudian di print out dan digabung
menggunakan klip dengan surat asli untuk diberikan pada pimpinan. Setelah

24
25

pimpinan mengisi surat disposisi penulis ditugaskan untuk memasukan


catatan perintah yang telah diisi dari pimpinan pada aplikasi SIMARDi.
Terdapat pada lampiran berikut. (Lampiran 2 hal. 41)
2. Menuliskan nomor pada surat keluar
Penulis ditugaskan untuk menuliskan nomor surat pada surat keluar. Surat
yang keluar berupa surat perintah, surat pengantar, surat teguran, dan
sebagainya. Sebelum menuliskan nomor surat, penulis mencatat isi surat
keluar tersebut pada buku agenda surat keluar, yang dicatat pada buku agenda
yaitu nomor urut, kode pajak, perihal surat, tujuan yang akan menerima surat,
unit pengolah surat dan tanggal surat. Setelah dituliskan pada buku agenda,
penulis menuliskan nomornya pada surat keluar, yang dituliskan pada nomor
surat yaitu kode klarifikasi, nomer urut surat, tahun, dan kode klarifikasi.
Surat yang telah diberi nomor kemudian diberikan pada kepala badan untuk
ditanda tangan, setelah ditanda tangan kemudian surat diberikan cap stempel
perusahaan dan diambil satu lembar untuk arsip. (Lampiran 5 hal. 44)
3. Menuliskan nomor pada surat keputusan NPWPD
Penulis diberi tugas untuk menuliskan nomor pada surat keputusan NPWPD.
Surat keputusan NPWPD merupakan surat bagi wajib pajak yang ingin
mengukuhkan usahanya sebagai wajib pajak, seperti membuka usaha restoran,
tempat parkir, hotel, dan lainnya. Sebelum dituliskan nomor, penulis
menuliskan data wajib pajak yang ingin mengukuhkan usahanya sebagai
wajib pajak pada buku NPWPD 2019 (Nomer Pokok Wajib Pajak Daerah).
Yang dituliskan pada buku agenda NPWPD yaitu nomor urut, kode pajak,
nama usaha, alamat usaha, nama pemilik dan alamat usaha. Setelah dituliskan
pada buku, penulis menuliskan nomer urut dan kode pajak pada lembar yang
belum diberi nomor. Setelah diberi nomor surat diberrikan pada kepala badan
untuk ditanda tangan dan diberi cap stempel perusahaan. (Lampiran 3 hal. 42)
26

4.2 Prosedur Kerja PKL

Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor merupakan salah satu dinas yang
melayani masyarakat. Setiap anggotanya dituntut untuk bekerja secara professional
dan selalu mematuhi peraturan yang berlaku di dalam kedinasan tidak terkecuali
peserta Praktik Kerja Lapangan. Peserta Praktik Kerja Lapangan dihimbau untuk
tidak melakukan hal-hal yang merugikan Badan pendapatan Daerah Kota Bogor.
Selama melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan penulis dituntut dengan
prosedur kerja sebagai berikut :

1. Jam Kerja

Memiliki jam kerja selama 8 jam, mulai dari pukul 07.30 WIB sampai pukul
16.00 WIB. Peserta Praktik Kerja Lapangan diberi kesempatan untuk hadir pada
pukul 08.00 WIB dan selesai pada pukul 15.00 WIB. Jadwal penugasan yang
diberikan adalah hari kerja, yaitu hari senin hingga hari jum’at. Sedangkan untuk
hari sabtu dan minggu merupakan hari libur bagi seluruh karyawan di Badan
Pendapatan Daerah Kota Bogor.

2. Ketentuan Berpakaian
Untuk pakaian penulis diharuskan berpakaian yang rapi dan sopan. Atasan
diwajibkan memakai yang berkerah dan bawahan memakai celana bahan, untuk
sepatu penulis dibebaskan memakai sepatu apa saja yang sopan dan rapi.

4.3 Kendala Kerja dan Penyelesaian


Hari pertama masuk untuk melakukan kegiatan PKL awalnya penulis merasa
canggung dan kebingungan, karena penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan
sendiri di BAPENDA, tapi penulis mencoba untuk bisa menempatkan diri dan
menyesuaikan diri untuk dapat beradaptasi dengan baik.
Adapun kendala kerja yang dialami oleh penulis dan penyelesaiannya pada
saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor
adalah:
27

1. Pada saat pertama kali datang untuk melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan,
penulis tidak tahu harus memulai darimana, karena penulis masih belum tahu
ditempatkan dibagian apa. Untuk menyelesaikan kendala tersebut penulis
berinisiatif untuk bertanya terlebih dahulu pekerjaan apa yang dapat penulis
kerjakan dan penulis bantu.
2. Kendala yang penulis alami di Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor yaitu
jaringan yang sesekali megalami gangguan membuat pekerjaan penulis menjadi
terhambat. Penyelesaiannya yaitu Penulis melaporkan dan memberitahu pada
pembimbing lapangan mengenai lambatnya jaringan sehingga pembimbing
lapangan meminta pihak yang bertanggung jawab dalam hal jaringan dapat
memperbaikinya.
3. Penulis kurang mengetahui bagaimana sistem proses berkas masuk dan berkas
keluar. Cara penyelesaiannya Penulis bertanya pada pembimbing lapangan dan
memperhatikan semua prosesnya bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan
mulai dari berkas masuk hingga berkas keluar.
4. Penulis tidak memahami bagaimana cara menggunakan aplikasi-aplikasi untuk
membuat surat disposisi, cara penyelesaiannya penulis diberikan arahan dan
diajarkan bagaimana cara membuat surat disposisi melalui aplikasi khusus
tersebut.
5. Penulis kesusahan membaca tulisan dari pimpinan yang berisi perintah dan
arahan pada surat disposisi. Cara penyelesaian kendala tersebut sesekali penulis
menanyakan pada pembimbing lapangan apa maksud dari kata-kata tulisan yang
penulis kurang pahami yang ditulis oleh pimpinan.
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Komunikasi Organisasi Dalam Divisi Sekretariat Di Badan Pendapatan


Daerah Kota Bogor

Kemampuan berkomunikasi dalam organisasi adalah salah satu kemampuan


yang sangat penting, baik bagi seorang pimpinan maupun anggota. Hal ini terjadi
karena setiap orang memiliki peranan dalam suatu organisasi. Apakah dia seorang
pimpinan atau seorang anggota biasa, dia mempunyai informasi yang dibutuhkan
oleh orang lain agar pekerjaan dalam suatu organisasi dapat dilaksanakan harmonis.
Setiap orang yang ada dalam organisasi perlu bekerjasama dan berkoordinasi untuk
mencapai tujuan.

Komunikasi di suatu organisasi berbeda dengan komunikasi dengan anggota


keluarga di rumah. Hal ini terjadi karena kedudukan setiap orang di suatu organisasi
selalu mempersentasikan jabatan dan kedudukan. Pada tingkat hierarki jabatan
manapun, keterampilan berkomunikasi merupakan modal untuk menuju sukses.
Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi, semakin penting
keterampilan komunikasi ini.

Pada pernyataan diatas komunikasi organisasi berperan penting dalam


penyampaian pesan antara divisi organisasi melalui komunikasi organisasi, pada
komunikasi internal terdapat sebuah bentuk komunikasi yaitu komunikasi vertikal,
horizontal dan diagonal. Namun pada penulisan ini penulis hanya akan fokus pada
salah satu pembahasan dengan komunikasi vertikal karena hasil dari laporan yang
terkait pada penempatan PKL penulis berkaitan dengan komunikasi kepada atasan
dan dari atasan ke bawahan. Penulis memfokuskan pada bagian divisi Sekretariat,
dikarenakan memiliki peranan sangat penting dalam penyampaian pesan dari
bawahan ke atasan seperti member informasi dan laporan maupun atasan ke bawahan
dalam memberikan arahan atau perintah yang harus dilaksanakan.

28
29

Suranto (2018: 99) Komunikasi adalah sebuah aktivitas untuk berbagi


informasi, ataupun pendapat dari semua partisipan komunikasi guna mencapai
kesamaan makna. Aktivitas komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai konteks.
Kita dapat berkomunikasi suatu organisasi dalam suasana formal maupun nonformal.

Aliran Komunikasi Organisasi Pada Surat Disposisi Dari Bawahan Pada


Atasan dan Atasan Ke Bawahan

Komunikasi vertikal adalah arus komunikasi dengan melibatkan pihak-pihak


yang secara hierarkis memiliki jenjang strukural yang berbeda. Misalnya, komunikasi
antara manajemen dengan staf, antara pimpinan dengan bawahan, antara kepala
bagian dengan sub bagian, dan sebagainya. Komunikasi vertikal ini dapat dibedakan
menjadi dua arah arus komunikasi, yaitu:

a) Komunikasi Vertikal ke Atas (upward communication)


Komunikasi vertikal ke Atas, adalah rangkaian kegiatan penyampaian
informasi dari karyawan yang mempunyai kedudukan tertinggi dan kepada
pimpinan (kepala badan) yang memiliki kedudukan lebih rendah. Arus
komunikasi ini terjadi ketika bawahan (karyawan) mengirim pesan kepada
atasannya. Salah satu bentuknya seperti bawahan memberikan laporan
melalui surat disposisi berisi informasi dan keluhan wajib pajak, hal ini
merupakan komunikasi secara tidak langsung dari karyawan pada pimpinan
perusahaan.
b) Komunikasi Vertikal ke Bawah (downward communication)
Komunikasi Vertikal adalah arus komunikasi dengan melibatkan pihak-pihak
yang secara hierarkis memiliki jenjang kedudukan struktural yang berbeda.
Seperti komunikasi dari pimpinan pada karyawan. Laporan surat disposisi
yang sudah diterima dan dibaca oleh pimpinan kemudian diberikan perintah
dan arahan pada kolom catatan surat disposisi, kemudian surat diberikan
kepada divisi sekretariat untuk diberitahukan pada setiap karyawan sesuai
divisi dan tugasnya masing-masing agar segera dilaksanakan perintah dari
pimpinan untuk para karyawan.
30

c) Komunikasi Horisontal

Komunikasi horisontal adalah penyampaian informasi diantara rekan-rekan


sejawat dalam unit kerja yang sama. Salah satu bentuknya di BAPENDA
yaitu setelah surat disposisi dari kepala badan diberikan kepada divisi
sekretariat, kemudian surat disposisi tersebut dibagikan pada karyawan di
divisi yang sama untuk diberitahukan tugas-tugasnya sesuai dengan divisinya
masing-masing.

d) Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi rekan-rekan sejawat namun
tidak dalam unit kerja yang sama. Setelah surat disposisi diberikan pada setiap
karyawan pada divisi yang sama kemudian surat disposisi tersebut dibagikan
juga pada setiap karyawan pada divisi yang berbeda sesuai dengan tugasnya
masing-masing.

5.2 Hambatan Komunikasi Organisasi Dalam Divisi Sekretariat di Badan


Pendapatan Daerah Kota Bogor

Hambatan yang dialami divisi Sekretariat pada Badan Pendapatan Daerah


yaitu kurangnya Sumber Daya Manusia pada divisi sekretariat di Badan Pendapatan
Daerah Kota Bogor, dan pekerjaan yang datang secara musiman. Karena ketika
banyaknya surat masuk untuk di disposisikan, dan kedatangan tamu dalam waktu
yang bersamaan ini sangat menghambat pekerjaan. Hal ini mempengaruhi kelancaran
pada divisi sekretariat dalam membuat surat disposisi ketika banyaknya surat-surat
yang masuk dan SDM hanya satu, membuat pekerjaan menjadi terhambat.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai hal-hal yang penulis


amati dan penulis lakukan pada saat kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Badan
Pendapatan Daerah Kota Bogor (Jl. Pemuda No. 31), maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu:

1. Komunikasi organisasi dalam Surat Disposisi pada Divisi Sekretariat di


Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor dapat dikaitkan dengan Aliran
Komunikasi Organisasi yaitu:
a) Komunikasi Vertikal Keatas: Komunikasi vertikal keatas di
BAPENDA yaitu yang dilakukan dari karyawan dalam divisi
seketariat, yang menerima surat masuk yang kemudian dibuat surat
disposisi dan dberikan pada pimpinan, komunikasi vertikal keatas ini
merupakan komunikasi secara tertulis melalui surat disposisi.
b) Komunikasi Vertikal Kebawah: Komunikasi vertikal kebawah yaitu
surat yang telah diterima oleh pimpinan lalu dibaca kemudian diberi
catatan berisi arahan dan perintah yang ditulis pada kolom catatan
surat disposisi dari pimpinan, surat disposisi yang telah diisi lalu
dikembalikan pada divisi sekretariat untuk difotokopi berdasarkan
bidang yang dipilih oleh pimpinan perusahaan untuk melaksanakan
tugas perintah yang ada dalam surat disposisi sesuai tugasnya masing-
masing. Setelah difotokopi, surat dibagikan pada setiap bidang terpilih
yang sesuai berdasarkan perintah pimpinan perusahaan.
c) Komunikasi Horisontal: Setelah kepala badan memberikan surat
disposisi ke divisi sekretariat yang telah berisi arahan, kemudian surat

31
32

tersebut dibagikan dan diberitahukan pada setiap karyawan dalam


divisi yang sama.
d) Komunikasi Diagonal: Setelah dibagikan pada setiap karyawan pada
divisi yang sama, surat disposisi dibagikan juga pada setiap karyawan
di divisi yang berbeda agar dilaksanakan segera arahan dari kepala
badan sesuai dengan tugas dan divisinya masing-masing
2. Hambatan komunikasi organisasi yang ditemui dalam divisi sekretariat di
Badan Pendapatan Daerah khususnya komunikasi vertikal ketika membuat
surat disposisi yaitu kedatangan tamu siswa dan mahasiswa dari sekolah
dan universitas yang ingin mengajukan Praktek Kerja Lapangan maupun
tamu dari instansi lain yang ingin menyampaikan surat pada kepala badan
dan karyawan yang datang untuk meminta cap stempel BAPENDA dan
meminta nomer pada surat sehingga menghambat pekerjaan untuk
membuat surat disposisi.

6.2 Saran

Saran yang penulis sampaikan adalah Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor
dapat menambah sumber daya manusia khusus di bagian sekretariat, karena bidang
sekretariat merupakan bagian paling sibuk. Minimal membutuhkan 3 orang dalam
bidang ini, ada yang khusus untuk membuat surat disposisi, mengurus surat masuk
dan menerima tamu, ada yang khusus untuk menerima berkas masuk, dan ada yang
khusus untuk menuliskan nomer pada surat keluar dan memberi cap stempel. Agar
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sehingga pekerjaan lain bisa teratasi tanpa
menghambat suatu pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA

Arni, Muhammad. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.


Abidin, Yusuf Zainal. (2015). Metode Penelitian Komunikasi, Penelitian Kuantitatif
Teori dan Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia.
Bungin, Burhan, Prof. Dr. 2006. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan
Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta : Kencana
Prenada Group
Cangara, Hafied. 2012. Perencanaan dan strategi komunikasi. Depok: PT. Raja
Grafindo Indonesia.
Effendy, Suwondo. 2009. IlmuKomunikasi: Teori dan Praktek. Bandung:
Rajawali Pers.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori & Praktik. Yogyakarta: Graha ilmu.
Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana.
Ngalimun. 2017. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Praktis. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Pace, R. Wayne. Don F Faules. 2006. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rogers, M. Everett. 2000. Communication in Organization. Jakarta: Rineka Cipta.
Rosmawati, H P. 2010. Mengenal Ilmu Komunikasi. Jakarta : Widya Pajadjaran.
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta:
Media Pressindo.
Suranto. 2018. Komunikasi Organisasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumber lainnya:
https://bapenda.kotabogor.go.id
Data Perusahaan BAPENDA

33
LAMPIRAN

34
Lampiran 1. Agenda Harian Praktik Kerja Lapangan
No. Hari, Tanggal Kegiatan
1. Senin, 8 juli 2019 - Cek tunggakan PBB P2
2. Selasa, 9 Juli 2019 - Cek tunggakan PBB P2
3. Rabu, 10 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
4. Kamis, 11 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
5. Jum’at, 12 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
6. Senin, 15 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
7. Selasa, 16 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
8. Rabu, 17 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
9. Kamis, 18 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
10. Jumat, 19 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
11. Senin, 23 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
12. Selasa, 24 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
13. Rabu, 25 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
- Menulis nomer pada surat keluar
- Memberi cap stempel surat
14. Kamis, 26 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
- Menulis nomer pada surat keluar
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
15. Jumat, 27 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
16. Senin, 29 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
17. Selasa, 30 Juli 2019 - Membuat surat disposisi
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
18. Rabu, 31 juli 2019 - Membuat surat disposisi
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
- Menulis nomer pada surat keluar
19. Kamis, 1 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
20. Jumat, 2 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
21. Senin, 5 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
22. Selasa, 6 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada

35
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
23. Rabu, 7 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Menulis nomer surat pada surat keluar
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
24. Kamis, 8 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Menulis nomer surat pada surat keluar
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
25. Jumat, 9 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
26. Senin, 12 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
27. Selasa, 13 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Menulis nomer surat pada surat keluar
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
28. Rabu, 14 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
29. Kamis, 15 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
30. Jumat, 16 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Menulis nomer surat pada surat keluar
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
31. Senin, 19 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Menulis nomer surat pada surat keluar
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
32. Selasa, 20 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar

36
33. Rabu, 21 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Menulis nomer surat pada surat keluar
34. Kamis, 22 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
35. Jumat 23 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Mencatat berkas masuk dan berkas keluar
36. Senin, 26 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
37. Selasa, 27 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
38. Rabu, 28 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
39. Kamis, 29 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
40. Jumat, 30 Agustus 2019 - Membuat surat disposisi
- Memasukan catatan perintah kepala badan pada
surat disposisi kedalam aplikasi SIMARDi
- Menulis nomer surat pada surat keluar

37
Lampiran 2. Pekerjaan Penulis Dalam Membuat Surat Disposisi

Membuat surat disposisi

Surat Disposisi

38
Lampiran 3. Surat Keputusan NPWPD

39
Lampiran 4. Foto Di Badan Pendapatan Daerah Kota Bogor

40
Lampiran 5. Menuliskan Nomer Pada Surat Keluar

41
Lampiran 6. Foto Bersama Staf Sekretariat Umum

Bersama Bapak Zulkifli


Darussalam

42
Lampiran 7. Foto Bersama Teman Praktik Kerja Lapangan

43
Lampiran 8. Ruang Sekretariat

44

Anda mungkin juga menyukai